Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SISTEM INFORMASI KESEHATAN

“ KONSEP SIKDA ( SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH ) ”

Dosen pengampu : Dedik Sulistiawan, S.KM., MPH.

KELOMPOK 3

1. Teti sukmawati 1700029163


2. Jihan Srikandhia Purnama 1700029164
3. Dimas Ari Febri Pamungkas 1700029165
4. Risma Elfariyani Duwita 1700029168
5. Ayu Brigita 1700029173
6. Nasrilia Rahmadina 1700029175
7. Ramli Andani 1700029176
8. Disti Pramatiya Zaffrullah 1700029177
9. Nurul Syafrianita 1700029186
10. Nur Safani Indriani 1700029207
11. Indri Pratiwi 1700029215
12. Dwi Ratika Julian Pytri 1700029219
13. Ummi Hidayati Fachira Sangkali 1700029220
14. Aghum Dani Atmaja 1700029221
15. Nadia Nursyavidha Putrie 1700029228
16. Rosita 1700029232
17. Dewi Yulistianingsih 1700029228

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat membuat dan menyelesaikan tugas ini dalam keadaan sehat wal’afiat. Tak lupa shalawat
dan salam senantiasa kita hadiahkan kepada jujungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa umatnya dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan
mengenai Sistem Informasi Kesehatan Daerah ( SIKDA ) . Harapan kami, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Demikian makalah ini kami buat, kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kesalahan,
oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Atas perhataian
Dosen Sistem Informasi Kesehatan yaitu Dedik Sulistiawan, S.KM., MPH dan teman-teman
kami ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 06 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Sistem Kesehatan Nasional, pengelolaan kesehatan diselenggarakan oleh semua
komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pengelolaan kesehatan
diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya
kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan
masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta pengaturan
hukum kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pengelolaan kesehatan dilakukan secara berjenjang di
pusat dan daerah dengan memperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional di bidang
kesehatan.
Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu komponen penting yang
memiliki andil terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan. Sistem informai
kesehatan yang dibangun diharapkan dapat menghasilkan data dan informasi yang akurat,
tepat, dan cepat bagi perumusan kebijakan, perencanaan, dan pengambilan keputusan,
baik untuk manajemen pasien/klien, manajemen unit/organisasi kesehatan, maupun
manajemen sistem kesehatan, serta bagi kepentingan masyarakat.
Keberhasilan penyelenggaraan sistem kesehatan nasional sangat ditentukan
oleh penyelenggaraan sistem kesehatan di daerah. Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS) yang mendukung keberhasilan penyelenggaraan sistem kesehatan nasional
sangat tergantung dari keberhasilan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) yang
melekat pada sistem kesehatan daerah. Dengan demikian, keselarasan dan keterpaduan
SIKDA sangat mendukung keberhasilan SIKNAS.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari Sistem Informasi Kesehatan Daerah ( SIKDA ) ?
2. Bagaimana Visi, Misi dan Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Daerah ( SIKDA ) ?
3. Apasaja Sub Sistem dan Kompoknen Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Daerah ( SIKDA ) ?
4. Bagaimana bentuk-bentuk kegiatan Sistem Informasi Kesehatan Daerah ( SIKDA
)?
5. Bagaimana Hubungan Antara Komponen Sistem Informasi Kesehatan Daerah (
SIKDA ) ?
6. Apakah yang dimaksud dengan Aplikasi SIKDA Genetik ?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui pengertian dari Sistem Informasi Kesehatan Daerah ( SIKDA )
2. Untuk Mengetahui Visi, Misi dan Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan Daerah ( SIKDA )
3. Untuk Mengetahui Apasaja Sub Sistem dan Kompoknen Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Daerah ( SIKDA )
4. Untuk Mengetahui Bagaimana bentuk-bentuk kegiatan Sistem Informasi
Kesehatan Daerah ( SIKDA )
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan Antara Komponen Sistem Informasi
Kesehatan Daerah ( SIKDA )
6. Untuk Mengetahui Apakah yang dimaksud dengan Aplikasi SIKDA Genetik
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi SIKDA

Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) adalah mencakup subsistem informasi


yang dikembangkan di unit pelayanan kesehatan (Puskesmas, RS, Poliklinik, Praktek
Swasta, Apotek, Laboratorium), sistem informasi untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
dan sistem informasi untuk Dinas Kesehatan Propinsi. Aplikasi SIKDA Generik adalah
aplikasi sistem informasi kesehatan daerah yang berlaku secara nasional yang
menghubungkan secara online dan terintegrasi seluruh puskesmas, rumah sakit, dan sarana
kesehatan lainnya, baik itu milik pemerintah maupun swasta, dinas kesehatan
kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian Kesehatan.
Aplikasi SIKDA Generik dikembangkan dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data
dan informasi manajemen kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi.
Pemanfaatan teknologi informasi komunikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan sudah
dimulai sejak dekade delapan puluhan. Pada masa itu Departemen Kesehatan RI melalui
Pusat Data Kesehatan (PUSDAKES) memanfaatkan teknologi informasi dengan system
Electronic Data Processing (EDP) namun hal ini baru diterapkan di tingkat pusat. Komitmen
bersama antar pemimpin birokrasi bidang kesehatan untuk mendayagunakan teknologi
informasi dan komunikasi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan, baik di
kabupaten/kota, provinsi, dan pusat menemui berbagai kendala dan hambatan termasuk
kurangnya dana dan tidak adanya payung hukum (PP) membuat SIK kurang optimal dan
belum berdaya guna.
Pada era sembilan puluhan Departemen Kesehatan telah mengembangkan Sistem
Informasi Puskesmas (SP2TP), Sistem Informasi Rumah Sakit, Sistem Surveilans Penyakit
bahkan Sistem Informasi Penelitian & Pengembangan Kesehatan. Namun masing-masing
sistem tersebut belum terintegrasi dengan baik dan sempurna. Pada tahun 2002 Menteri
Kesehatan mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.511 tentang “Kebijakan &
Strategi Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS)” dan Kepmenkes No.932 tentang
Petunjuk Pelaksanaan &Strategi Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS)” dan
Kepmenkes No.932 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Daerah
(SIKDA)”.
SIKDA Generik merupakan Sistem Informasi Kesehatan Daerah yang dirancang untuk
dapat memenuhi berbagai persyaratan minimum yang dibutuhkan dalam kegiatan
pengelolaan informasi kesehatan daerah, mulai dari proses pengumpulan, pencatatan,
pengolahan, sampai dengan distribusi Informasi Kesehatan. SIKDA Generik ini dirancang
untuk menjadi standar bagi Pemerintah Daerah dalam pengelolaan informasi kesehatan di
daerah, meliputi pelaksana kesehatan yang ada didalamnya yaitu Puskesmas, Dinas
Kesehatan Kab/Kota dan Dinas Kesehatan Propinsi. Sehingga SIKDA Generik terbagi
menjadi beberapa sub system sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
2. Sistem Informasi Manajemen Dinas Kesehatan (SIM DINKES)
Sub Sistem Informasi di Puskesmas memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar
gedung
2. mengolah data
3. membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
4. memelihara BANK DATA
5. mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan
manajemen unit Puskesmas, serta
6. memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.

B. Visi, Misi dan Kebijakan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan


Daerah ( SIKDA )
a. Visi dan Misi
Cetak Biru Sistem Informasi Kesehatan Daerah disusun atas dasar visi, misi, dan
kebijakan pengembangan.
VISI :
Tersusunnya Sistem Informasi Kesehatan Daerah yang terpadu dan selaras dengan
Sistem Informasi Kesehatan Nasional.
MISI :
 Terbangunnya SIKDA agar dapat terpenuhinya kebutuhan informasi di
level Puskesmas, Kabupaten, dan Provinsi.
 Terbangunnya SIKDA agar terpenuhinya kebutuhan informasi bagi
masyarakat di level Puskesmas, Kabupaten, dan Provinsi.
 Terbangunnya SIKDA yang terintegrasi dengan SIKNAS agar dapat
terpenuhinya kebutuhan informasi di tingkat nasional
b. Kebijakan pengembangan SIKDA :
Penyelenggaraan misi untuk mendukung visi perlu memperhatikan rambu-rambu
dalam koridor kebijakan sebagai berikut :
1. Dalam rangka mendukung SIKNAS, perlu ditingkatkan penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung operasional
kegiatan diseluruh Unit Pelayanan mulai dari pencatatan, penyimpanan
dan distribusi pelaporan.
2. Sistem Informasi yang akan dikembangkan di Puskesmas dan Unit
Pelayanan lain maupun di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi
diupayakan dapat saling terhubung satu sama lain dan apabila
dimungkinkan memanfaatkan database yang sudah tersedia secara
bersama-sama, agar terhindar dari duplikasi dan redudansi data.
3. SIKDA yang dikembangkan harus dapat menyimpan data yang diperlukan
oleh daerah yang bersangkutan dalam bentuk Bank Data Kesehatan.
4. SIKDA yang dikembangkan diharapkan dapat menghasilkan dataset
standar (baik individual maupun agregat) yang dikirim ke tingkat
manajemen diatasnya.
5. SIKDA yang dikembangkan diharapkan dapat terhubung dengan sistem
pada tingkat diatasnya dengan memanfaatkan teknologi protokol
pertukaran data baik secara elektronik maupun non-elektronik (manual).
C. Sub Sistem dan Komponen SIKDA
Sistem Informasi Kesehatan Daerah yang terintegrasi terdiri dari sub sistem yang
membentuk sistem terpadu. Sub sistem yang membentuk Sistem Informasi Kesehatan
Daerah adalah sebagai berikut :
1. Sistem Informasi di Puskesmas
2. Sistem Informasi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3. Sistem Informasi di Dinas Kesehatan Provinsi.
4. Sistem Pelaporan dari Rumah Sakit dan Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya.
5. Sistem Pelaporan dari Lintas Sektor
6. Survey dan Sensus
Sedangkan komponen yang membentuk sistem informasi kesehatan daerah terdiri dari :
1. Sumber data, baik manual maupun elektronik
2. Dataset pertukaran data (agregat dan/atau individual)
3. Bank Data, berisi Database invidual dan/atau agregat
4. Sistem informasi untuk pencatatan dan pelaporan (komputerisasi atau manual)
5. Informasi (dengan media web, softcopy, hardcopy)
6. Koneksi antar sistem dan/atau sub sistem
7. Pengguna (internal dan/atau eksternal)
Gambar 1. Model Sistem Informasi Kesehatan Daerah

D. Bentuk-bentuk Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan Daerah ( SIKDA)


1. Kegiatan Siatem Informasi Kesehatan di Tingkat Puskesmas
Di unit pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas, tenaga kesehatan bertugas
melaksanakan manajemen pasien/klien agar dapat dicapai pelayanan kesehatan
kuratif dan preventifyang efektif. Oleh karena itu tugas-tugas administratif,
termasuk pencatatan data, haruslah sedemikian rupa sehingga tidak sampai
mengganggu tugas melayani pasien/klien. Mengumpulkan data yang dapat dan
harus digunakan setempat untuk menjaga dan meningkatkan pelayanan kesehatan
adalah tugas utama dari pengelola Sistem Informasi Kesehatandi unit itu.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas mempunyai tanggung jawab
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berupa:
a. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun
luar gedung
b. Mengolah data
c. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
d. Memelihara arsip/file/ bank data Puskesmas e)Mengupayakan penggunaan
data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen unit
Puskesmas
e. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.
2. Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan di Tingkat Rumah Sakit
Rumah Sakit memerlukan Sistem Informasi Kesehatan yang tugas
utamanya melayani fungsi-fungsi klinikdan administratif yang secara
langsung dapat meningkatkan mutu pelayanan. Fungsi klinik mencakup
rekam medik, hasil diagnosis, akses kepada kode diagnosis (misalnya ICD-
10) dan prosedur standar, catatan untuk informasi esensial tentang pasien, atau
peringatan bila terjadi ketidak sesuaian obat dan kontraindikasi. Sedangkan
fungsi administratif mencakup arus pasien antara registrasi dan instalasi-instalasi,
akuntansi dan penagihan, serta inventarisasi perbekalan farmasi. Sistem
Informasi Kesehatan di Rumah Sakit memantau kondisi keuangan Rumah
Sakit, mutu pelayanan, jenis dan volume pelayanan, lama perawatan, angka
kematian, dan angka kesakitan.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Rumah Sakit mempunyai tanggung jawab
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berupa :
a. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit (penerimaan
pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu, dan
lain-lain)
b. Memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery)
c. Memantau pelaksanaan sistem rujukan
d. Mengolah data
e. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota/ Provinsi/
Pusat
f. Memelihara bank data
g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien
dan manajemen unit rumah sakit
h. Memberikan pelayanan datadan informasi kepada masyarakat dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.
3. Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan di Tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan Pusat Jaringan dari Sistem
Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota. Anggota-anggota jaringannya adalah: (1)
Puskesmas, (2) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten/Kota, (3)
Institusi-institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan, (4) Gudang Perbekalan Farmasi,
(5) Unit-unit Lintas Sektor terkait (BKKBN Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten/Kota, Kantor Departemen Agama Kabupaten/
Kota,Dinas Sosial, dan lain-lain), (6) Rumah Sakit Swasta, (7) Sarana Kesehatan
Swasta lain, (7) Organisasi Profesi Kesehatan, (8) Lembaga Swadaya Masyarakat,
dan (9) Lain-lain.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berupa:
a. Ada Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber
lain Menyelenggarakan survei/penelitian bilamana diperlukan
b. Membuat Profil Kesehatan Kabupaten/Kota untuk memantau
danmengevaluasi pencapaian Kabupaten/Kota Sehat
c. Mengirim laporan berkala/Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ke
DinasKesehatan Provinsi setempat dan Pemerintah Pusat.
d. Memelihara bank data
e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien,
manajemen unit, dan manajemen Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
f. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat danpihak-
pihak berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya
g. Melakukan bimbingan dan supervisi kegiatan informasi kesehatan diunit-
unit kesehatan.
4. Kegiatan Sistem Informasi Kesehatan di TingkatDinas Kesehatan Propinsi.
Dinas Kesehatan Provinsi bertugas mengkoordinasikan, mengawasi dan
membimbing Dinas-dinas KesehatanKabupaten/Kota. Demikian juga dalam hal
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan. Informasi yang dihasilkan juga harus
dapat memenuhi kebutuhan untuk penyelenggaraan manajemen Sistem Kesehatan
Provinsi, yaitu kebutuhan dari Kepala Dinas Kesehatan, para KepalaSubdinas
Kesehatan, dan Forum Kerjasama Lintas Sektor.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Dinas Kesehatan Propinsi mempunyai
tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berupa:
a. Mengolah data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, unit-unitpelayanan
kesehatan milik Daerah Provinsi, dan sumber-sumber lain
b. Menyelenggarakan survei/penelitian bilamana diperlukan
c. Membuat Profil Kesehatan Provinsi untuk memantau dan mengevaluasi
pencapaian Provinsi Sehat
d. Mengirim laporan berkala/Profil Kesehatan Provinsi ke PemerintahPusat
e. Memelihara bank data
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen unitdan
manajemen Sistem Kesehatan Provinsi
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat danpihak-
pihak berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.
h. Melakukan bimbingan dan supervisi kegiatan informasi kesehatan diDinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dan unit-unit pelayanan kesehatanmilik
Daerah Provinsi
E. Hubungan Antara Komponen SIKDA

F. Aplikasi SIKDA Genetik


Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi sistem informasi kesehatan daerah
yang berlaku secara nasional yang menghubungkan secara online dan terintegrasi seluruh
puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik itu milik pemerintah maupun
swasta, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian
Kesehatan. Aplikasi SIKDA Generik dikembangkan dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan ketersediaan
dan kualitas data dan informasi manajemen kesehatan melalui pemanfaatan teknologi
informasi komunikasi.
Aplikasi “SIKDA Generik” merupakan penerapan standarisasi Sistem
Informasi Kesehatan, sehingga diharapkan dapat tersedia data dan informasi kesehatan
yang cepat, tepat dan akurat dengan mendayagunakan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pengambilan keputusan/kebijakan dalam bidang kesehatan.
Ketersediaan informasi kesehatan sangat diperlukan dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan yang efektif dan efisien. Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, dijelaskan mengenai tanggung jawab pemerintah dalam ketersediaan akses
terhadap informasi, edukasi & fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Informasi kesehatan ini dapat
diperoleh melalui Sistem Informasi Kesehatan atau SIK.
SIKDA Generik merupakan Sistem Informasi Kesehatan Daerah yang
dirancang untuk dapat memenuhi berbagai persyaratan minimum yang dibutuhkan dalam
pengelolaan informasi kesehatan daerah, dari proses pengumpulan, pencatatan,
pengolahan, sampai dengan diseminasi informasi kesehatan. SIKDA Generik dirancang
untuk menjadi standar bagi pemerintah daerah dalam pengelolaan informasi kesehatan di
wilayahnya. SIKDA Generik hadir melalui proses inventarisasi berbagai SIKDA
elektronik yang saat ini berjalan dan digunakan di daerah, memilih yang terbaik,
kemudian dianalisis sehingga dihasilkan satu set deskripsi kebutuhan SIKDA Generik,
yang mewakili kebutuhan seluruh komponen dalam sistem kesehatan Indonesia dan
disesuaikan dengan standar yang diatur dalam Pedoman Nasional SIK.
Langkah selanjutnya dari pengembangan SIKDA Generik ini adalah
mendistribusikan aplikasi SIKDA Generik kepada pemerintah daerah yang belum
memiliki/menggunakan. Untuk pemerintah daerah yang telah memiliki/menggunakan
SIKDA elektronik dapat tetap menggunakannya dengan beberapa penyesuaian terhadap
Pedoman Nasional SIK atau beralih ke SIKDA Generik.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, Peraturan Menkes RI No.511 tahun 2007 tentang Kebijakan dan Strategi
Pengembangan SIK Nasional (SIKNAS) 2007.

Erizal,S.2016 .”Sistem Informasi Kesehatan Daerah ( SIKDA )”.Malakah. Universitas


Repasti Yogyakarta
( https://www.academia.edu/35950065/Sistem_Informasi_Kesehatan_Daerah_SIKDA )

Isnawati, dkk., 2016. Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (Sikda)
Generik Di Upt. Puskesmas Gambut Kabupaten Banjar. Vol. 1, No. 1, April 2016.

Kemetrian Kesehatan RI. 2011. “SIKDA GENETIK”. Jakarta : Buletin Jendela Data dan
Informasi Kesehatan.

Ramadhan, Rizky. 2014. SIKDA (Sistem Informasi Kesehatan Daerah). Diakses pada
tanggal 15 April 2017. http://www.rizkyfkm.ml/2014/01/sikda-sistem-informasi-
kesehatan-daerah.html?m=1.

Setyawan,D.A. 2014.“Mata kuliah SIKDA dan SIKNAS”. Surakarta : jurusan kebidanan


Poltekkes.

Anda mungkin juga menyukai