Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN DAN PROGRAM


KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN

Dosen : Ridha Mardiyani,S.Kep.Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh

1. Ema Siti Aisa (SR18212029)


2. Jesika Febriolita (SR18212041)
3. Muhammad Fitra Dharmawan (SR18212063)

Prodi/Kelas :
S1 Keperawatan/1a

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH

PONTIANAK

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT
yang mana berkat dan rahmatnya lah makalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin,
sholawat serta salam tak pula kita hanturkan kepada jungjungan nabi besar kita Muhammad
SAW yang kita harapkan syafa`atnya di hari kiamat nanti.

Terima kasih juga kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami sehingga
bisa menyelesaikan makalah kami ini sesuai waktu yang telah ditentukan, dan terima kasih juga
kepada teman-teman yang berperan dalam pembuatan makalah kami ini.

Makalah ini kami buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pendalaman
dengan harapan agar para mahasisiwa ataupun mahasiswi bisa lebih memperdalam pengetahuan
teori Kemitraan Dalam Promosi Kesehatan dan Program Kesehatan Departemen Kesehatan.

Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kami Promosi Kesehatan
dengan keterbatasan yang ada. Penulis telah berusaha dengan segala daya dan upaya guna
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwasannya makalah ini jauh dari kata
sempurna, oleh karna itupenulis mengaharapkan saran maupun kritik yang membangun oleh para
pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

Demikian kata pengantar yang dapat kami sampaikan akhir kata saya ucapkan terima
kasih sebanyak-banyaknya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Pontiank,8 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................................ ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................................................................................. 2
BAB II ...................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ...................................................................................................................................... 3
A. Kemitraan dalam Promosi Kesehatan .............................................................................................. 3
B. Program Kesehatan Departemen Kesehatan ................................................................................... 7
BAB III................................................................................................................................................... 12
PENUTUP.............................................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ........................................................................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap
individu,masyarakat,pemerintah dan swasta.Pemerintah dalam hal ini Departemen
Kesehatan memang merupakan sektor yang paling depan dalam bertanggung
jawab(leading sector) ,namun dalam mengimplementasikan kebijakan dan
program ,intervensi harus bersama-sama dengan sektor lain ,baik pemerintah maupun
swasta.Dengan kata lain sektor kesehatan seyogyanya merupakan pemrakarsa dalam
menjalin kerjasama atau kemitraan (partnership) dengan sektor-sektor terkait.
(Notoadjmojo,2003)
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau
kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut
Notoatmodjo (2003), Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu,
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan
tertentu. Sedangkan menurut Depkes (2006) dalam promosi kesehatan Online
mengemukana bahwa Kemitraan adalah hubungan (kerjsama) antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan manfaat).
Pada Piagam Otawa (WHO 1986) menyiratkan perlunya kemitraan dalam
promosi kesehatan. Piagam tersebut merekomendasikan 9 prasyarat kesehatan, meliputi:
perdamaian, tempat tinggal, makanan, pendapatan, ekosistem, ekosistem yang stabil,
sumber daya yang berkelanjutan, pendidikan, keadilan sosial, keadilan. Implikasi
prasyarat tersebut adalah bahwa mempromosikan kesehatan memerlukan inisiatif
bersama dari berbagai aktor. Piagam tersebut menjadi acuan kemitraan dalam
mengikutsertakan sektor selain kesehatan dari 5 area tindakan: membangun kebijakan
publik yang sehat (building healthy public policy), menciptakan lingkungan pendukung
(creathing supporting environments), memperkuat aksi masyarakat (strengthening
comunity action) mengembangkan keterampilan pribadi (divelping personal skills) dan
reorintasi layanan kesehatan (reorenting health sevices).

1
Dalam membangunkan kebijakan publik yang sehat, piagam Otawa meminta agar
melakukan kemitraan dengan pembuat kebijakan di semua sektor, bukan hanya kesehatan.
Dalam menciptakan lingkungan yang mendukung, menggambarkan adanya keterkaitan
kehidupan, dan mendorong “pemeliharaan timbal balik (reciprocal maintenance)” yang
dibutuhkan dari negara, wilayah dan masyarakat untuk saling menjaga, komunitas dan
lingkungan alam. Penguatan aksi masyarakat terselanggarakan dengan melakukan
kemitraan dengan masyarat setempat. Mengembangkan keterampilan pribadi dilakukan
melalui upaya kolektiv institusi pendidikan, profesional, komersial dan kader kesehatan
serta perlu di fasilitasi di sekolah, rumah, tempat kerja dan lingkungan masyarakat.
Dalam lingkup reorentasi pelayanan kesehatan, piagam Otawa menyatakan: “tanggung
jawab untuk promosi kesehatan pada layanan kesehatan di distribusikan diantara individu,
kelompok masyarakat, profesional kesehatan, instutusi layanan kesehatan dan
pemerintahan. Mereka harus bekerja sama menuju sistem perawatan kesehtan yang
berkontribusi dalam mengejar kesehatan. “gerakan IS perlu melakukan kemitraan dalam
promosi kesehatan. Misalnya, kota sehat, sektor perencanaan kota, perumahan,
pendidikan dan pelayanan sosial. Melakukan kemitraan untuk memperbaiki kesehatan.
B. Rumusan Masalah
Apa saja kemitraan dalam promosi kesehatan dan program kesehatan departemen
kesehatan.

C. Tujuan
Mengetahui apa saja kemitraan dalam promosi kesehatan dan program kesehatan
departemen kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemitraan dalam Promosi Kesehatan


1. Pengertian Kemitraan
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau
kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut
Notoatmodjo (2003), ”kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-
individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas
atau tujuan tertentu”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata mitra adalah teman,
kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya perihal hubungan atau jalinan
kerjasama sebagai mitra.Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah
gotong royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun
kelompok.
Sedangkan menurut Depkes (2006) dalam promosi kesehatan Online
mengemukana bahwa Kemitraan adalah hubungan (kerjsama) antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan
manfaat). Ada berbagai pengertian kemitraan secara umum (Promkes Depkes RI)
meliputi:
a. kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal
antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra”
atau ”partner”.
b. Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan
yang saling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk
mencapai kepentingan bersama.
c. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama
mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran
masing-masing.

3
d. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau
organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan
serta membagi tugas, menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun
keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-masing secara teratur dan
memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan. (Ditjen P2L & PM, 2004)

2. Unsur-Unsur Kemitraan
Adapun unsur-unsur kemitraan, yaitu:
a. Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih
b. Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut
c. Adanya keterbukaan atau kepercayaan (trust relationship) antara pihak-pihak
tersebut
d. Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau memberi
manfaat.

Menurut Ansarul Fahruda, dkk (2005), untuk membangun sebuah kemitraan, harus
didasarkan pada hal-hal berikut :
a. Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan
b. Saling mempercayai dan saling menghormati
c. Tujuan yang jelas dan terukur
d. Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain.

3. Prinsip Kemitraan
Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu kemitraan oleh
masing-masing anggota kemitraan, yaitu:
a. Prinsip Kesetaraan (Equity)
Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus
merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai
tujuan yang disepakati.
b. Prinsip Keterbukaan

4
Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota serta
berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota lain.
Keterbukaan ada sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan.
Dengan saling keterbukaan ini akan menimbulkan saling melengkapi dan saling
membantu diantara golongan (mitra).
c. Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit)
Individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh
manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi masing-masing.
Kegiatan atau pekerjaan akan menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama.

Hal ini sejalan seperti di kemukakan oleh WHO (2000) untuk membangun kemitraan
kesehatan perlu diidentifikasi lima prinsip kemitraan yaitu
a. Policy-makers (pengambil kebijakan)
b. Health managers
c. Health professionals
d. Academic institutions
e. Communities institutions

4. Dasar Pemikiran Kemitraan dalam Kesehatan


Kesehatan adalah hak azasi manusia, merupakan investasi, dan sekaligus
merupakan kewajiban bagi semua pihak. Masalah kesehatan saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dengan masalah lain, seperti masalah pendidikan, ekonomi, sosial,
agama, politik, keamanan, ketenagakerjaan, pemerintahan, dll. Karenanya masalah
kesehatan tidak dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga
perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut, khususnya kalangan swasta dengan
peduli pada masalah kesehatan tersebut, berbagai pihak khususnya pihak swasta
diharapkan juga memperoleh manfaat, karena kesehatan meningkatan kualitas SDM dan
meningkatkan produktivitas. Pentingnya kemitraan (partnership) ini mulai digencarkan
oleh WHO pada konfrensi internasional promosi kesehatan yang keempat di Jakarta
pada tahun 1997.

5
5. Tujuan Kemitraan
Tujuan umum kemitraan ialah meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi upaya
kesehatan dan upaya pembangunan pada umumnya. Sedangkan tujuan khusunya, ialah:
a. Meningkatkan saling pengertian
b. Meningkatkan saling percaya
c. Meningkatkan saling memerlukan
d. Meningkatkan rasa kedekatan
e. Membuka peluang untuk saling membantu
f. Meningkatkan daya, kemampuan, dan kekuatan
g. Meningkatkan rasa saling menghargai

6. Pelaku Kemitraan
Pelaku kemitraan adalah semua pihak, semua komponen masyarakat dan unsur
pemerintah, Lembaga Perwakilan Rakyat, perguruan tinggi, media massa, penyandang
dana, dan lain-lain.
Langkah pengembangan kemitraan :
a. Penjajagan/persiapan
b. Penyamaan persepsi
c. Pengaturan peran
d. Komunikasi intensif
e. Melakukan kegiatan
f. Melakukan pemantauan & penilaian.

7. Peran Kemitraan
Beberapa contoh peranan sektor atau ormas dalam membangun kemitraan :
a. Sektor Kesehatan : sebagai penggerak, perumus standar/pedoman
b. Sektor diluar kesehatan : pengembang kebijakan lingkungan dan perilaku sehat
c. Organisasi profesi : memberi masukan, pengembangan, dukungan sumberdaya dan
peran aktif
d. Ormas dan LSM : memberi masukan, pengembangan, dukungan sumberdaya dan
peran aktif

6
e. Media masa : memberi masukan, penyebarluasan informasi
f. Swasta : memberi dukungan sumber daya dalam bentuk sarana, dana, dan tenaga

8. Contoh Kemitraan dalam Kesehatan


a. AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia)
b. Balai Keperawatan
c. Kemitraan antara bidan dengan dukun bayi
d. Paguyuban Penderita Tuberkulosis

B. Program Kesehatan Departemen Kesehatan


1. Upaya Pendidikan dalam Promosi Kesehatan (2010)
Program promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat serta terciptanya lingkungan
yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan masyarakat dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal itu ditandai dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dalam lingkungan. Karena itu kegiatan promkes harus
dilakukan secara terpadu dan berintegrasi dengan program kesehatan lainnya.
Fasilitator berasal dari pejabat struktural, baik dari Biro Perencanaan, Pusat
Promosi Kesehatan, Direktorat Gizi masyarakat, Direktur Kesehatan Ibu, Direktorat
Kesehatan Anak, dan Direktorat Epidemiologi, dan Imunisasi. Sedangkan praktek
lapangan promosi kesehatan, dilakukan di Puskesmas Kampung Bali, puskesmas yang
kegiatannya berkaitan dengan penanggulangan narkoba, Puskesmas Tebet yang
kegiatannya khusus menangani kesehatan reproduksi, ungkap dr. Lily.

2. Kartu Indonesia Sehat (KIS) (2014)


KIS yang diluncurkan tanggal 3 November 2014 merupakan wujud program
Indonesia Sehat di bawah Pemerintahan Presiden Jokowi. Program ini 1) menjamin dan
memastikan masyarakat kurang mampu untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan
seperti yang dilaksanakan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan; 2) perluasan cakupan penerima bantuan iuran

7
atau PBI termasuk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Bayi Baru
Lahir dari peserta Penerima PBI; serta 3) Memberikan tambahan Manfaat berupa
layanan preventif, promotif dan deteksi dini dilaksanakan lebih intensif dan terintegrasi.

3. Program Indonesia Sehat untuk Atasi Masalah Kesehatan (2015)


Ditegaskan, salah satu ancaman serius terhadap pembangunan kesehatan,
khususnya pada kualitas generasi mendatang, adalah stunting. Dimana rata-rata angka
stunting di Indonesia sebesar 37.2%. Menurut standar WHO, persentase ini termasuk
kategori berat.
Guna mengurangi dampak kesehatan seperti contoh di atas, Kemenkes
menyelenggarakan Program Indonesia Sehat sebagai upaya mewujudkan masyarakat
Indonesia yang berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat, serta mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.

Program Indonesia Sehat terdiri atas


a. Paradigma Sehat;
b. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer
c. Jaminan Kesehatan Nasional.
Ketiganya akan dilakukan dengan menerapkan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis risiko (health risk).

Kementerian Kesehatan akan melakukan penguatan pelayanan kesehatan untuk tahun


2015-2019. Penguatan dilakukan meliputi:
a. Kesiapan 6.000 Puskesmas di 6 regional
b. Terbentuknya 14 RS Rujukan Nasional
c. Terbentuknya 184 RS Rujukan regional.

Khusus untuk daerah terpencil dan sangat terpencil, di bangun RS kelas D Pratama
dengan kapasitas 50 Tempat Tidur untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan
rujukan. Pada regional Papua akan didirikan 13 Rumah Sakit Pratama. Sementara pada

8
Regional Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi akan didirikan 55
Rumah Sakit Pratama.

4. 4 Target Kesehatan di Tahun 2019 (2018)


Dalam evaluasi paruh waktu Rencana Pembagnuan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019 telah ditetapkan 4 target utama kesehatan yang harus dicapai pada
2019. Keempat target tersebut, yakni meningkatkan status kesehatan dan gizi
masyarakat, meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan, dan meningkatkan
perlindungan finansial, ketersediaan, penyebaran, mutu obat serta sumber daya
kesehatan.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Subandi. Mencontohkan dalam target
peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat telah ditentukan beberapa sasaran
pencapaian, yakni Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 306/100 ribu penduduk, Saat
ini baru mencapai 346/100 ribu penduduk.
Selain itu, pada target pengendalian penyakit menular dan tidak menular telah
ditentukan pula beberapa sasaran yang mencakup prevalensi tuberculosis, HIV,
eliminasi malaria, prevalensi tekanan darah tinggi, obesitas pada penduduk usia di atas
18 tahun, dan prevalensi merokok penduduk usia di bawah 18 tahun.
Pada target peningkatan pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan ditentukan
tiga sasaran, yakni jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu Puskesmas
terakreditasi sebanyak 5.600, jumlah kabupaten/kota yang memiliki minimal satu
RSUD terakreditasi nasional sebanya 481, dan persentase kabupaten kota yang
mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi sebanyak 95%.
Selanjutnya pada target peningkatan perlindungan finansial, ketersediaan,
penyebaran, dan mutu obat serta sumber daya kesehatan harus memenuhi lima sasaran
yang telah ditentukan. Lima sasaran itu adalah kepesertaan JKN minimal 95%, Jumlah
Puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600,
Persentase RSUD kabupaten/kota kelas C yang memiliki tujuh dokter spesialis
sebanyak 60%, Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 90%, dan
Persentase obat yang memenuhi syarat 94%.

9
Pemerataan pembangunan menunjukan perkembanga yang positif dan itu dicapai
salah satu nya atas pembangunan kesehatan. Subandi menjelaskan pemerataan
pembangunan dinilai dari ketimpangan menurun, tingkat kemiskinan dan pengangguran
menurun, dan indeks pembangunan manusia membaik.
''Indeks pembangunan manusia Indonesia mencapai 70,18 persen, sudah tinggi
prestasinya yang antara lain dikontribusikan dari pembangunan kesehatan,'' jelas
Subandi. Pemerintah menjadikan sektor kesehatan sebagai program prioritas
pembangunan bangsa. Pada Rencan Pembanguna Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019, kesehatan menjadi program prioritas ke dua setelah program percepatan
pengurangan kemiskinan.

5. Kemenkes Luncurkan 4 Aplikasi Bidang Kesehatan (2018)


Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meluncurkan 4 aplikasi bidang kesehatan
pada Pameran Pembangunan Kesehatan dan Produk Kesehatan Dalam Negeri, Kamis
(8/11). Keempat aplikasi itu adalah Sehat Pedia, Indonesia Health Facility Finder
(IHeFF), e-sign, dan e-post Border Alkes PKRT.
a. Aplikasi Sehat Pedia
Aplikasi sehat pedia adalah aplikasi kesehatan untuk mengakomodir dan
memfasilitasi masyarakat dalam mendapatkan informasi kesehatan yang akurat,
kredibel dan terpercaya. Aplikasi ini lebih banyak didukung oleh dokter-dokter
yang berasal dari 33 rumah sakit yang merupakan rumah sakit vertikal Ditjen
Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan yang mampu memberikan konsultasi
kesehatan kepada masyarakat.
Dalam aplikasi ini, tersedia berbagai fitur yang memberikan informasi seputar
kesehatan meliputi fitur konsultasi interaktif (live chat), artikel kesehatan, informasi
fasilitas pelayanan kesehatan, pendaftaran rawat jalan online, dan e- policy. Dalam
fitur live chat, masyarakat dapat berkonsultasi dengan dokter-dokter yang
bergabung di SehatPedia terkait keluhan penyakit, tips kesehatan, dan konsultasi
medis lainnya.

10
b. Aplikasi IheFF
Aplikasi ini berfungsi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih
efektif. Melalui aplikasi ini, siappun dapat dengan mudah menemukan fasilitas
kesehatan yang berada dalam radius 3 km dengan menggunakan GPS dari gawai.
Melalui aplikasi itu juga informasi lengkap satu fasilitas kesehatan dan tenaga
kesehatan dari Puskesmas, termasuk jumlah tempat tidur bisa didapatkan. Selain itu
melalui aplikasi ini bisa mencari apotek terdekat.

c. Aplikasi e-postBorder Alkes PKRT


Kemenkes membangun sistem pengawasan post border secara elektronik.
Aplikasi tersebut digunakan untuk meningkatkan efektifitas pengawasan alat
kesehatan (alkes), Alkes diagnostik in vitro dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT). Pengawasan tata niaga post border merupakan wujud komitmen
Kemenkes dalam melayani masyarakat terutama untuk mencari informasi Alkes,
Alkes diagnostik in Vitro dan PKRT yang aman, bermutu, dan bermanfaat.

d. Aplikasi System Digital Signature (e-Sign)


Aplikasi ini untuk memfasilitasi ekspor dan impor alat kesehatan PKRT agar lebih
efektif dan efisien. Melalui aplikasi ini Kemenkes terus berupaya meningkatkan
pelayanan publik yang efektif, efisien, dan akuntabel secara berkesinambungan
guna mewujudkan Indonesia sehat dan sejahtera.

Keempat aplikasi itu merupakan wujud inovasi kesehatan yang dilatarbelakangi


oleh perkembangan era digital. Selanjutnya demi keberhasilan dan keberlangsungan dari
aplikasi ini diharapkan kerjasama dan komitmen dari seluruh jajaran direksi, dokter,
Humas dan civitas hospitalia, serta masyarakat untuk dapat turut mempromosikan dan
menggunakan aplikasi ini dengan baik sehingga dapat menambah kemudahan akses
pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model kemitraan keperawatan komunitas dalam pengembangan
kesehatan masyarakat” merupakan paradigma perawat spesialis komunitas yang
relevan dengan situasi dan kondisi profesi perawat di Indonesia. Model ini
memiliki ideologi kewirausahaan yang memiliki dua prinsip penting, yaitu
kewirausahaan dan advokasi pada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan azas keadilan sosial dan azas pemerataan. Dalam
tulisan ini telah disajikan analisis mengenai kemanfaatan model kemitraan
keperawatan komunitas terhadap: keperawatan spesialis komunitas, sistem
pendidikan keperawatan komunitas, regulasi, sistem pelayanan kesehatan, dan
masyarakat serta implikasi model terhadap pengembangan kebijakan
keperawatan komunitas dan promosi kesehatan di Indonesia.
Dalam mensukseskan negara dengan tingkat kesehatan yang tinggi perlu
adanya peyelenggaraan aktifitas peningkatan kesehatan dari berbagai pihak.
Kemenkes atau depkes telah menggalangkan program-program kerja dalam
kesehatan dengan sangat baik guna meningkatkan derjat kesehatan masyarakat.
Perlu adanya tindak lanjut seperti projek lanjutan atau promosi projek yang
sedang di galangkan agar tingkat keberhasilan semakin tinggi.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka kami sarankan bahwa
sebaiknya para pembaca bisa lebih memfokuskan hal apa saja yang perlu di
perhatikan dalam menjalankan kemitraan kesehatan serta membantu
menyukseskan program kesehatan yang telah di selenggarakan oleh kemenkes
atau depkes.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2007. Prinsip-prinsip Kemitraan. Sebuah Pernyataan Komitmen . Global


Humanitarian Platform (online). (www.globalhumanitarianplatform.org di akses 2
Oktober 2009)

Anonym, 2009. Model Kemitraan Keperawatan Komunitas DalamPengembangan


Kesehatan Masyarakat. Dinas Kesehatan kabupaten Ngawi
(online).( http://www.dinkesngawi.net/ di akses 2 Oktober 2009).

Depkes RI, 2006, Kemitraan Dan Peran Serta, promosi kesehatan online, mailto:
webmaster@ promokes.qo.id.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,


Jakarta.

http://www.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai