NIRM. 17128
JAKARTA
2020
PENGEMBANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN DISTRAKSI MUROTTAL TERHADAP
PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA
PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE
(CHF) YANG AKAN DILAKUKAN
KATETERISASI
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Diajukan Oleh :
NIRM. 17128
JAKARTA
2020
KARYA TULIS ILMIAH
Judul
Pembimbing Pendamping,
NIDN 030.405.67.03
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
19 September, 2020
i
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME
Saya yang bertanggung jawab di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa
Karya Tulis Ilmiah ini saya susun tanpa tindak plagiarisme sesuai dengan
Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya akan
ii
KATA PENGANTAR
Rangkaian penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu
syarat yang harus di penuhi untuk menyelesaikan Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah
kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan Karya Tulis
6. Para Dosen dan beserta Wadir dan Ka Prodi Akademi Keperawatan Pelni
iii
7. Tenaga Kependidikan yang selama ini telah memberikan support.
8. Kedua orang tua, adik dan keluarga saya yang telah memberikan semangat,
doa dan motivasi untuk menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Untuk Lisa, Tya, Zahra, Asrilah, Dede, Annisa, Nia, dan Vina terima kasih
selalu kasih dukungan dan motivasi untuk bisa menyelesaikan Karya Tulis
11. Dan semua temen-temen angkatan 22 Akper Pelni Jakarta yang telah
Ilmiah ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk memperbaiki
agar lebih sempurna dalam penyusunannya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
Background: Heart disease or Congestive Heart Failure (CHF) for some people
who suffer from heart disease feel that the heart is a very important vital part,
therefore many people who experience Congestive Heart Failure (CHF) sufferers
will experience levels of anxiety even more so if the patient has to. performed
catheterization. Anxiety is when someone has an unpleasant emotional
experience, which comes from within which causes anxiety and fear associated
with a threat of danger that other individuals cannot understand. These feelings
have characteristics such as components, physiology, autonomy, biochemistry,
hormonal and behavior. One of the interventions that can reduce anxiety is by
giving murottal therapy.
Purpose: Developing SOP for giving murottal therapy to reduce anxiety levels.
Methods: This study uses a literature review, with five literature reviews related
to the SOP for giving murottal therapy to reduce anxiety levels in Congestive
Heart Failure (CHF) patients who will undergo catheterization.
Results: This study shows that there is a significant difference in several journals
stating that 80% of patients after being given murottal therapy had mild anxiety,
15% of patients had no anxiety and 5% of patients had moderate anxiety.
Conclusion: Based on the five literature review, the development of SOP shows
that there are differences in the level of anxiety in patients before and after being
given murottal therapy and after being given murottal therapy in patients with
Congestive Heart Failure (CHF) who are going to undergo catheterization.
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB III METODELOGI PENELITIAN .......................................................... 30
A. Metodelogi .............................................................................................. 30
B. Plan, Do, Study, Act (PDSA) .................................................................. 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 35
A. Hasil ........................................................................................................ 35
1. Hasil Penelusuran Literature Review ................................................. 35
2. Pengembangan SOP Pemberian Terapi Murottal............................... 40
B. Pembahasan............................................................................................. 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 48
A. Kesimpulan ............................................................................................. 48
B. Saran ....................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 50
viii
DAFTAR TABEL
Hal.
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal.
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan fisik saja, melainkan kesehatan jiwa yang juga berpengaruh besar
kesehatan jiwa juga termasuk dalam sehat yang seutuhnya. Jika individu bisa
seutuhnya atau individu yang sejahtera. Tidak hanya itu kesehatan jiwa bisa
yang tidak terganggu, jiwa yang sehat, spiritiual yang kuat dan hubugan
berkisaran 450 jiwa termasuk juga penderita skizofrenia (WHO, 2017). Selain
1
2
itu, ada dimana kondisi gangguan jiwa seperti depresi yaitu suatu kondisi
gangguan kesehatan jiwa yang saat ini masih menjadi pengaruh terbesar di
penjuru dunia dan berdampak besar bagi perekonomian setiap negara. Angka
laki dan (22,3%) perempuan menjadi gejala depresi sedang sampai berat
Indonesia. Pada tahun 2018 daerah paling rendah dengan gangguan mental
emosional adalah Jambi dengan prevalensi (3.6%). Sedangkan ibu kota DKI
Jakarta yaitu dengan prevalensi (5%) pada tahun 2013, dan prevalensi
DKI Jakarta sekitar (14,9%), pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2013
menurun menjadi (5,7%). Pada tahun 2018 meningkat menjadi (10%). Maka
angka tertinggi yaitu pada tahun 2007 dan angka terendah yaitu pada Tahun
2013. Prevalensi depresi pada penduduk umur diatas 15 tahun, pada tahun
2013 di Indonesia sebesar (6,1%) dan pada tahun 2018 meningkat menjadi
Provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Tenggara (12,3%) dan pada tahun 2018
menjadi (19,8%). Prevalensi terendah pada tahun 2013 yaitu Provinsi Jambi
(1,8%) dan pada tahun 2018 meningkat menjadi (3,6%). Untuk Provinsi DKI
Jakarta pada tahun 2013 sebesar (5,8%) dan pada tahun 2018 meningkat
jantung 650 tindakan pada tahun 2006 dan 1125 tindakan pada tahun 2007.
kecemasan dan stres pada pasien. Banyak faktor yang menyebabkan pasien
lain cemas karena rasa nyeri yang akan timbul, terpisah dari keluarga dan
Prognosis dan tanda gejala yang dirasakan oleh pasien dengan penyakit
keadaan yang sangat rileks atau tenang. Stimulan terapi Al-Qur’an ini sering
memberikan efek gelombang delta di bagian frontal dan central baik sebelah
kanan dan kiri otak. Daripada itu, adapun fungsi dari bagian frontal yaitu
sebagai pusat intelektual umum dan pengontrol emosi, sedangkan fungsi dari
dan kenyamanan.
Qur’an dapat mempengaruhi perubahan kualitas tidur pada lanjut usia itu
depresi dan kemarahan yang dialami lanjut usia sehingga kualitas tidurnya
sebelum tidur untuk meningakatkan kualitas tidur lanjut usia (Suryani, 2016).
5
saya juga karena orang tua saya ada riwayat sakit congestive heart failure
(CHF) yang akan dilakukan tindakan kateterisasi dan saya merasakan betul
pada saat itu orang tua saya sangat cemas, tetapi belum ada pengembangan
B. Rumusan Masalah
penurunan tingkat kecemasan pada pasien congestif heart failure (CHF) yang
C. Tujuan Penulisan
tingkat kecemasan pada pasien congestif heart failure (CHF) yang akan
dilakukan kateterisasi.
tingkat kecemasan pada pasien congestif heart failure (CHF) yang akan
dilakukan kateterisasi.
D. Manfaat Penulisan
berkurang.
2. Bagi Penulis
kecemasan pada pasien congestif heart failure (CHF) yang akan dilakukan
kateterisasi.
4. Bagi Masyarakat
diaplikasikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
8
9
dan berkualitas pada orang dengan gangguan jiwa dalam berbagai cara.
2. Konsep Kecemasan
a. Definisi Kecemasan
yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti atau tidak jelas dan tidak
berdaya. Keadaaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik atau
tidak jelas yang disertai respon autonom (sumber yang sering kali tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu itu sendiri), perasaan takut
yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya yang ada. Hal ini
atau tidak nyaman di lingkungan sekitar seakan – akan ada sesuatu yang
b. Respon Kecemasan
1) Respon Fisiologi
2) Respon Psikologi
a) Perilaku
b) Kognitif
c) Afektif
tersinggung.
12
c. Tingkat Kecemasan
1) Ansietas Ringan
bergetar.
2) Ansietas Sedang
penting.
13
gelisah.
perhatian.
3) Ansietas Berat
menyelesaikan masalah
4) Panik
tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa
berpikir logis.
nilai level tingkat kecemasan yaitu dengan skor 0-14 (artinya tidak ada
g) Gejala somatik (motorik) seperti sakit dan nyeri pada otot, kaku,
dan cepat.
dengan hasil:
f. Psikodinamika
jika ego tidak cukup kuat untuk menyelesaikan konflik. Teori Sullivan
ego mudah pecah dan kurang percaya diri. Individu dengan gangguan
ansietas memiliki harga diri renda, takut gagal, dan mudah terancam.
a) Faktor predisposisi
mengatur ansietas.
19
diatasi.
ansietas berat.
g. Faktor Presipitasi
1) Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
sehingga ego tidak akan lagi terganggu oleh ancaman yang ada
digunakan. Terdapat 11 titik, mulai dari tidak ada rasa cemas (nilai
neuropeptide.
Andarini, 2015).
dan kiri otak. Daripada itu, adapun fungsi dari bagian frontal yaitu
2018).
d. Surah Ar-Rahman
katup, pembuluh darah besar, dan arteri koroner. Prosedur ini untuk
b. Indikasi
c. Kontra Indikasi
d. Komplikasi
B. Kerangka Konseptual
Adapun Kerangka Konseptual yang peneliti ambil pada penelitian kali ini
A. Metodelogi
kerangka berfikir yang sesuai dengan teori, temuan, maupun hasil penelitian
buat (Agusta,2014).
1. Plan
murottal
30
31
7) Gejala somatik (motorik) seperti sakit dan nyeri pada otot, kaku,
12) Gejala urogenital seperti sering buang air kecil, tidak dapat
dan cepat.
33
dengan hasil:
2. Do
3. Study
4. Act
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Intervensi
Judul Metode
No. Peneliti Pemberian terapi Hasil
penelitian penelitian
murottal Al-Qur’an
dengarkan
kepada
responden
5. Setelah
intervensi
selesai peneliti
melakukan
penilaian
tingkat
kecemasan
post-
kateterisasi.
2. Dampak Florina Dilakukan 1. Peneliti Intervensi
Pelayanan (2016) pada 32 melakukan pada
Spiritual responden wawancara penelitian
terhadap dengan total 2. Peneliti pelayanan
Tingkat sampling. menerikan spiritual
Kecemasan Instrumen Informed menururn
Pasien yang di consent yang cemas
dengan gunakan 3. Peneliti sedang 20
Tindakan kuesioner melakukan responden
Kateterisasi State Trait penilaian (90,62%)
Jantung Di Anxiety tingkat setelah
Cardio Inventory kecemasan pre- diberikan
Vaskular (STIA), kateterisasi pelayanan
And Brain ruang 4. Peneliti spiritual
Center RSUP tindakan melakukan yang
Prof. DR. R. kateterisasi pelayanan mengalami
D. Kandou jantung di spiritual baik cemas
Manado. cardio untuk pasien ringan
vaskular and sesuai dengan sebanyak 23
brain center agama yang responden
RSUP Prof. mereka anut (71,87%).
DR. R. D. jika beragama
Kandou islam akan
Manado . diberikan
pelayanan
spiritual seperti
murottal atau
dzikir, jika
beragama
nasrani akan
dilakukan
pelayanan
spiritual seperti
mendengarkan
37
musik klasik.
5. Peneliti
melakukan
penilaian
tingkat
kecemasan
post-
kateterisasi.
3. Pengaruh Lestari Penelitian ini 1. Peneliti Berdasarkan
Terapi (2015) dilakukan melakukan dari hasil
Murottal dengan wawancara penelitian
Terhadap teknik 2. Peneliti ini
Tingkat purposive melakukan didapatkan
Kecemasan sampling 16 observasi bahwa 75%
Pasien responden 3. Peneliti minilai pasien
Dengan dengan tingkat dengan
Penyakit penyakit kecemasan pada kecemasan
Jantung jantung pada pasien sedang
Koroner Di koroner di penderita menurun
Ruang ICCU ruang ICCU jantung koroner menjadi
RSUD Dr. RSUD dr. diruang ICCU 18,75%
Soedarso Soedarso 4. Peneliti pasien yang
Pontianak. Pontianak. memberikan memiliki
Instrumen intervensi kecemasan
yang dengan sedang
digunakan memutar MP3 menjadi
kuesioner player audio ringan
Zung Self murotal surat sebanyak
Ratinf Ar-Rahman 81,25% dari
Anxiety Scale selama 12 keseluruhan
(ZSRAS, menit. jumlah
MP3 player 5. Lalu setelah responden.
audio murotal pemberian
surat Ar- terapi murottal
Rahman. selesai peneliti
mengkur
kembali tingkat
kecemasan
pasien dengan
penderita
jantung koroner.
38
Dilakukan Kateterisasi.
(Florina, 2016).
5. Melakukan inform Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
consent dengan responden peneliti dengan
memberikan lembar persetujuan informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan dengan menjadi responden
(Nursalam, 2013) (Hannika, 2018) (Faradisi,
2018).
6. Menjelaskan tentang Murottal Ar-Rahman dan terjemahnya adalah
tujuan terapi Murottal bacaan surah Ar-Rahman yang dibaca oleh
surah Ar-Rahman qori’ dan dilengkapi dengan terjemahnya,
a. Pasien mampu direkam, dan digunakan sebagai terapi religi.
menikmati Murottal Pasien fokus pada terapi yang dijalankan
Ar-Rahman dan sehingga pasien dapat merasakan dan
terjemahnya yang menikmati alunan surah Ar-Rahman yang
didengar dilantukan oleh qori’. Jika pasien fokus pada
b. Pasien mampu terapi murottal surah Ar-Rahman pasien akan
mengerti terjemah mengerti apa dibalik terjemahan setiap ayat
ayat Ar-Rahman yang yang dilantunkan. Lalu pasien dapat
didengarnya menceritakan apa yang dia rasakan selama
c. Pasien mampu mendapatkan terapi murottal surah Ar-
menceritakan Rahman (Alfiyah, 2018) (Perry, 2009) dalam
perasaan setelah (Windiarto, 2013).
mendengarkan
murottalar-Rahman
dan terjemahnya
7. Memberi kesempatan Pasien mempunyai kebebasan dalam
pasien untuk bertanya mengajukan pertanyaan kepada pasien terkait
atau menyampaikan apa saja yang kurang jelas dan belum
sesuatu dimengerti. Tujuannya agar apa yang di
rasakan pasien dan disampaikan dari perawat
kepada pasien jelas dan tidak ada
kesalahpahaman (Aotama, 2018)
(Trimutiasari, 2018) (Syafei, 2018).
8. Pertahankan privasi Privasi sebagai suatu kemampuan untuk
selama tindakan mengontrol interaksi, kemampuan untuk
dilakukan memperoleh pilihan-pilihan atau kemampuan
untuk mencapai interaksi seperti yang
diinginkan (SOP RSUD Buleleng, 2019)
(Alfiyah, 2018) (Syafei, 2018).
9. Mengukur tingkat Pasien diukur tingkat kecemasannya
kecemasan pasien menggunakan skala HARS untuk mengetahui
sebelum dilakukan berapa nilai kecemsan dari pasien tersebut.
intervensi Hal ini kan menjadi acuan untuk dibandikan
tingkat kecemasan setelah di berikan
42
B. Pembahasan
sesudah terapi murottal mengalami penurunan dan tidak ada yang meningkat.
Hasil ini sesuai dengan penelitian (Alfiyah, 2018) dengan judul pengaruh
Qur’an dan terjemahnya terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operatif
anestesi. Penelitian ini juga tidak mengandung resiko yang berarti, karena
peneliti hanya memberikan fasilitas kepada pasien selama 15-20 menit untuk
dan sesudah di berikan terapi. Sebelum di berikan terapi murottal surah Ar-
mengalami kecemasan.
Penelitian ini menggunakan kuesioner HARS sebagai alat ukur dari tingkat
Dinyatakan bahwa sebelum di lakukan terapi murottal pasien yang ada yang
(ORIF) pada pasien fraktur, alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini
diberikan sebanyak dua sesi dalam dua hari. Penelitian ini menggunakan
rancangan eksperimental pre-post test. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa
setelah terapi murottal pada hari pertama dan kedua penelitian, skor posttest
kecemasan menurun secara signifikan. Tapi pada pretest hari kedua, skala
kecemasan tidak berbeda dengan pretest hari pertama. Ini berarti responden
kembali merasakan tingkat kecemasan pada tingkat yang sama dengan skala
nyeri pada pretest hari ke pertama. Kemudian, Kecemasan pada posttest hari
terdapat pengulangan ayat sebanyak 31 kali yang mengalun begitu indah dan
Kaida, 2016). Penelitian ini menggunakan alat ukur HARS sebagai untuk
Hasil dari tabel tersebut diperoleh nilai signifikasi tingkat kecemasan sebelum
dilakukan terapi murotal Al-Quran dan setelah dilakukan terapi murotal Al-
Quran diperoleh nilai signifikasi. Dari hasil tersebut maka dapat disumpulkan
berdistribusi normal.
Surah ArRahman terhadap ibu hamil trimester III didapatkan rata-rata skor
terapi murottal, hasil ini signifikan dikarenakan terapi ini ampuh untuk
A. Kesimpulan
lain:
kateterisasi.
B. Saran
berkurang.
48
49
2. Bagi Penulis
kecemasan pada pasien congestif heart failure (CHF) yang akan dilakukan
kateterisasi.
kecemasan.di masyarakat.
4. Bagi Masyarakat
diaplikasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Siti Nur NZ., Astuti, IA., Arumsari, Asri. (2015). Evaluation Of The Post-
Labioplasty Result According To The Comprehensive Assessment Performed By
Indonesian Cleft Center Team. Padjadjaran Journal Dentistry.
http://journal.unpad.ac.id/pjd/article/view/26688 Diambil pada 10 Mei 2020 pukul
12.15 WIB
Alfiyah, Nur Istianah. (2018). Pengaruh Terapi Murottal Ar-Rahman dan Terjemahnya
Terhadap Kecemasan Pre Operatif dengan Sub Arachnoid Blok (SAB) di RS PKU
Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. (Skripsi). Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,
Yogyakarta. Diambil pada 25 Agustus 2020 pukul 13.46 WIB
Aotama, Felicia F. (2018). Materi Buku Panduan Komunikasi Terapeutik. Jakarta, Indonesia :
EGC.
Azis, Wahida., Nooryanto, M., Andarini, Sri. (2015). Terapi Murotal Al-Qur'an Surat Ar-
Rahman Meningkatkan Kadar β-Endorphin dan Menurunkan Intensitas Nyeri pada Ibu
Bersalin Kala I Fase Aktif. Jurnal Kedokteran Brawijaya.
https://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/672 Diambil pada 10 Mei 2020 pukul
12.26 WIB
50
51
Blais, Kathleen K., Hayes, Janice S., Kozier, Barbara., & Erb, Glenora. (2007). Praktik
Keperawatan Profesional Konsep & Persperktif. Jakarta, Indonesia : EGC.
Breivik H., Borchgrevink P.C., Allen S cit., Hassyati. (2018). Validation of Digital Visual
Analog Scale Pain Scoring With a Traditional Paper-based Visual Analog Scale in
Adult. Journal AAOS Global Research & Riview.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6132313/ Diambil pada 10 Mei 2020
pukul 11.40 WIB
Dalami, Ermawati. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta,
Indonesia : EGC
Faridah, Nur Virgianti. (2015). Terapi Murottal (Al-Qur’an) Mampu Menurunkan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Laparatomi. Jurnal Keperawatan. Diambil pada 28
Agustus 2020 pukul 14.54WIB
Hamid Achir Yani S. (2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta, Indonesia :
EGC.
52
Hannika, Fasya., Supratman, Lucy Pujasari. (2018). Komunikasi Terapeutik Perawat Pada
Pasien Gangguan Jiwa. Jurnal Penelitian Komunikasi. Diambil pada 27 September
2020 Pukul 21.50 WIB
Haryani, S., Dahliyanti, ND. (2015). Efektifitas Support Family System Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Kateterisasi Jantung Di SMC RS Telogorejo. Jurnal
Keperawatan STIKES Telogorejo. Diambil pada 21 Januari 2020 pukul 19.54 WIB.
Huda, AM. (2016). Pengaruh Pemberian Murottal Al-Qur’an Terhadap Tingkat Kecemasan
Pasien Pre Operasi Katarak Di RSD Dr. Soebandi Jember. (Skripsi). Universitas
Jember, Jember. Diambil pada 16 April 2020 pukul 19.46 WIB
Humphris, G.M., Freeman,R., Campbell, J., Tuutti, H., D'Souza, V. (2011). Further evidence
for the reliability and validity of the Modified Dental Anxiety Scale. International
Dental Journal. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1875-
595X.2000.tb00570.x Diambil pada 10 Mei 2020 pukul 11.51 WIB
Ihdaniyati, IA., & Arifah, Siti. (2009). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme
Koping Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di RSU Pandan Arang Boyolali. Berita
Ilmu Keperawatan. Diambil pada 21 Januari 2020 pukul 19.55 WIB.
Keliat, Budi A. (2013). Manajemen Keperawatan Psikososial dan Kader Kesehatan Jiwa.
Jakarta, Indonesia : EGC.
Keliat, Budi A., Wiyono, A Kemat Pawiro., & Susanti, Herni. (2011). Manajemen Kasus
Gangguan Jiwa. Jakarta, Indonesia : EGC.
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Pusat Data dan Informasi Tentang Kesehatan Jiwa.
Jakarta, Indonesia : Kementerian Kesehatan RI.
file:///C:/Users/User/Downloads/InfoDatin-Kesehatan-Jiwa.pdf Diambil pada 21
Januari 2020 pukul 19.30 WIB
Kementrian Kesehatan RI. (2007). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 Tentang
Kesehatan Jiwa. Jakarta, Indonesia : Kementrian Kesehatan RI.
Diambil pada 21 Januari 2020 pukul 19.35 WIB
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 Tentang
Kesehatan Jiwa. Jakarta, Indonesia : Kementrian Kesehatan RI. Diambil pada 21
Januari 2020 pukul 19.35 WIB
Kementrian Kesehatan RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 Tentang
Kesehatan Jiwa. Jakarta, Indonesia : Kementrian Kesehatan RI. Diambil pada 21
Januari 2020 pukul 19.37 WIB
Kristina. (2017). Pengaruh Kegiatan Mewarnai Pola Mandala Tehadap Tingkat Kecemasan
Mahasiswa Akademi Keperawatan Dirgahayu Samarinda. Nurseline Journal. Diambil
pada 16 April 2020 pukul 19.59 WIB
LeMone, Priscilla. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta, Indonesia :
EGC.
Lestari, Dian. (2015). Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Dengan Penyakit Jantung Koroner Di Ruang ICCU RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
(Skripsi). Universitas Tanjungpura, Pontianak. Diambil pada 07 September 2020 pukul
20.02 WIB
Mayrani, D. Eva., Hartati, Elis. (2013). Intervensi Terapi Audio Dengan Murottal Surah Ar-
Rahman Terhadap Perilaku Anak Autis. Jurnal Keperawatan Soedirman. Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Diambil 07
September 2020 pukul 12.13 WIB
McCance, Kathryn L., & Huether, Sue E. (2019). Buku Ajar Patofisiologi. Sangapura :
Elsevier.
Ningsih, Santi Fitria., Darwin., Karim., Febriana., Sabrian. (2016). Efektivitas Terapi
Emotional Freedom Technique (EFT) Terhadap Kecemasan Pasien Kanker Payudara
Stadium II Dan III. Jurnal Online Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau. Diambil 10 Mei 2020 pukul 12.08 WIB
Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Jiwa. Jakarta, Indonesia : EGC.
Phutra, Hendra. (2016). Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. (Skripsi). Stikes Jenderal
Achmad Yani Yogtakarta. Diambil pada 25 September 2020 Pukul 14.45 WIB
Rattu, Florina. (2016). Dampak Pelayanan Spiritual terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
dengan Tindakan Kateterisasi Jantung Di Cardio Vaskular And Brain Center RSUP
Prof. DR. R. D. Kandou Manado. (Thesis). Universitas Katolik De La Sall, Manado.
Diambil pada 16 April 2020 Pukul 13.00 WIB
55
Saleh, Muhammad CI., Agustina, DM., & Hakim, Lukmanul. (2018). Pengaruh Murottal Al-
Qur’an Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Jantung. Jurnal Kesehatan STIKES
Suaka Insan Banjarmasin. Diambil pada 21 Januari 2020 pukul 20.40 WIB
Sholihah, Anisa Asri., Sulastri, Siti & Almujadi. (2019) Hubungan Tingkat Pengetahuan
Dengan Tingkat Kecemasan Dental Sebelum Pencabutan Gigi Di Klinik Pratama 24
Jam Firdaus. (Thesis). Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Diambil pada 10 Mei 2020
pukul 13.20 WIB
Soeparmin, Soesilo. (2010). Distraksi Sebagai Salah Satu Pendekatan Yang Dilakukan
Dalam Mencapai Keberhasilan Perawatan Gigi Anak. Dentika Dental Journal. Diambil
pada 16 April 2020 pukul 19.03 WIB
Sugianto D. (2018, Agustus 28). Menilik Prevalensi Gejala Depresi Di Indonesia. Jakarta,
Indonesia.https://www.intothelightid.org/2018/08/28/menilik-prevalensi-gejala-depresi-
di-indonesia/ Diambil pada 16 April 2020 pukul 19.14 WIB
Suryani, S. (2016). Pengaruh Terapi Audio Murottal Surah Ar-Rahman Terhadap Tingkat
Insomnia Pada Lanjut Usia Di Upt Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Yogyakarta
(Skripsi). Universitas Aisyiyah, Yogyakarta. Diambil pada 21 Januari 2020 pukul 19.40
WIB
Stuart, Gail W., Keliat, Budi A., & Pasaribu, Jesika. (2016). Prinsi Dan Praktik Keperawatan
Kesehatan Jiwa Stuart. Sangapura : Elsevier.
Struart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta, Indonesia : EGC.
Syafei, Abdul. (2018). Pengaruh Pemberian Terapi Audio Murottal Qur’an Surat Ar-
Rahman terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre-Operasi Katarak Senilis. Jurnal
Kesehatan. Diambil pada 25 September 2020 Pukul 14.00 WIB
Rahman, Arif., Marchira, Carla Raymondalexas., Rahmat, Ibrahim. (2016). Peran Dan
Motivasi Perawat Kesehatan Jiwa Dalam Program Bebas Pasung: Studi Kasus Di
Mataram. Berita Kedokteran Masyarakat UGM. Diambil pada 11 Mei 2020 pukul
11.12 WIB
56
Rahmayati, El., Handayani, Ririn Sri. (2017). Perbedaan Pengaruh Terapi Psikoreligius
dengan Terapi Musik Klasik terhadap Kecemasan Pasien Pre Operatif di RSUD dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Kesehatan. Diambil pada 07 September 2020
pukul 20.00 WIB
Townsend, Mary C. (1998). Buku Saku Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri. Jakarta,
Indonesia : EGC.
Trimutiasari, R. (2018). Pengaruh Terapi Murotal Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Kateterisasi Jantung Di Ruang Elang I RSUP Dr. Kariadi
Semarang.(Thesis).Universitas Muhammadiyah, Semarang. Diambil pada 16 April 2020
pukul 19.16 WIB
Taufan, Andy. (2017) Pengaruh Terapi Doa Terhadap Skala Kecemasan Pasien Pre Operasi
Di Ruang Instalasi Bedah Sentral Rsud Dr. M. Ashari Pemalang. (Undergraduate thesis),
Muhammadiyah University of Semarang. Diambil pada 10 Mei 2020 pukul 13.00 WIB
Yusuf, Ah., Fitriyasari Rizky, PK., Nihyati, Hanik Endang. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta, Indonesia : EGC.
57
LAMPIRAN
58
Lampiran 1
59
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI
Usia :..................................................................................
Lampiran 3
Ruangan : …………………………
Score
No. Tanda dan Gejala
0 1 2 3 4
Perasaan Cemas:
Firasat buruk
1. Takut akan kepikiran
sendiri
Mudah tersinggung
Ketegangan :
Merasa tegang
2. Gelisah
Gemetar
Mudah terganggu
Lesu
Ketakutan :
Takut terhadap gelap
3. Terhadap orang asing
Bila tinggal sendiri
Takut pada binatang
besar
Gangguan Tidur :
Sukar memulai tidur
4. Terbangun pada malam
hari
Tidur tidak pulas
Mimpi buruk
61
Gangguan Kecerdasan :
Penurunan daya ingat
5. Mudah lupa
Sulit konsentrasi
Perasaan Depresi :
Hilangnya minat
Berkurangnya
6. kesenangan pada hoby
Sedih
Perasaan tidak
menyenangkan sepanjang
hari.
Gejala Somatik:
Nyeri pada otot-otot dan
7. kaku
Gertakan gigi
Suara tidak stabil
Kedutan otot.
Gejala sensorik:
Perasaan ditusuk-tusuk
8. Penglihatan kabur
Muka merah
Pucat serta merasa
lemah.
Gejala Kardiovaskuler :
Takikardi
9. Nyeri di dada
Denyut nadi mengeras
Detak jantung hilang
sekejap
Gejala Pemapasan :
Rasa tertekan di dada
10. Perasaan tercekik
Sering menarik napas
panjang
Merasa napas pendek.
Gejala Gastrointestinal:
Sulit menelan
Obstipasi
11. Berat badan menurun
Mual dan muntah
Nyeri lambung sebelum
dan sesudah makan
Perasaan panas di perut.
Gejala Urogenital :
12. Sering kencing
Tidak dapat menahan
62
keneing
Aminorea
Ereksi lemah atau
impotensi.
Gejala Vegetatif : a)
Mulut kering
13. Mudah berkeringat
Muka merah
Bulu roma berdiri
Pusing atau sakit kepala.
Perilaku Sewaktu Wawancara:
Gelisah
Jari-jari gemetar
Mengkerutkan dahi atau
14. kening
Muka tegang
Tonus otot meningkat
Napas pendek dan cepat.
Total Score :
Cara penilaian pada tingkat kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan
kategori :
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlahkan skor 1-14 dengan hasil: