Oleh:
NIM. 17048
JAKARTA
2020
PENGEMBANGAN STANDART OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
PENGARUH TEKNIK KOMPRES HANGAT PADA LEHER
TERHADAP PENURUNAN NYERI
PADA PASIEN HIPERTENSI
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
Diajukan oleh:
NIRM: 17048
JAKARTA
2020
KARYA TULIS ILMIAH
Judul
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada program D-3 Keperawatan
Akademi Keperawatan PELNI Jakarta
Tanggal 21 Agustus 2020
ii
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME
Karya Tulis Ilmiah ini, saya susun tanpa tindak plagiarism sesuai peraturan yang
Yang Menyatakan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
Pengaruh Teknik Kompres Hangat Pada Leher Terhadap Penurunan Nyeri Pada
Pasien Hipertensi”. Rangkaian penyusunan ini Karya Tulis Ilmiah ini merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Ahlimadya
kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan Karya Tulis
PELNI Jakarta
4. Ucip Sucipto, Ns., M.Kep., Sp., KMB dosen dan pembimbing Keperawatan
Medikal Bedah
Medikal Bedah
6. Ricky Riyanto Iksan.,M.Kep, dosen penguji sidang hasil Karya Tulis Ilmiah
iv
7. Orang tua beserta keluarga besar yang telah memberikan dukungan moral dan
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan, masukan dan saran diharapkan dari semua pihak. Semoga Karya
v
ABSTRAK
Hipertensi merupakan tekanan darah diatas nilai normal. Tanda gejala yang
timbul adalah epistaktis, mudah marah, telinga berdengung, nyeri bagian tengkuk,
sulit tidur, dan mata berkunang-kunang. Nyeri leher yang dirasakan oleh penderita
hipertensi diakibatkan karena terjadi peningkatan tekanan pembuluh darah di
daerah leher sehingga aliran darah menjadi tidak lancar yang mengakibatkan
kekurangan oksigen dan menimbulkan peradangan. Salah satu tindakan
nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri leher yaitu kompres hangat. Kompres
hangat adalah pemberian rasa hangat pada daerah tertentu. Tujuan penulisan ini
untuk mengembangkan SOP pengaruh teknik kompres hangat pada leher terhadap
penurunan nyeri pada pasien hipertensi. Metode penulisan ini menggunakan
literature review, dengan jumlah lima literature review terkait dengan SOP
pemberian kompres hangat. Hasil yang didapatkan dari literature review yaitu
pemberian kompres hangat pada leher mampu mengatasi masalah keperawatan
nyeri. Kesimpulan dari lima literature review bahwa dengan memberikan
kompres hangat pada leher mampu mengatasi nyeri pada penderita hipertensi.
Kata Kunci: Hipertensi, Kompres hangat pada leher, Nyeri.
Sumber: 30 (2016-2019).
vi
ABSTRACT
Hypertension is blood pressure above normal values. Symptoms that arise are
epistactic, irritability, ringing in the ears, nape pain, difficulty sleeping, and
lightheadedness. Neck pain that is felt by people with hypertension is caused by
an increase in blood vessel pressure in the neck area so that blood flow is not
smooth which results in lack of oxygen and causes inflammation. One of the non-
pharmacological actions to reduce neck pain is a warm compress. Warm
compress is giving a feeling of warmth in certain areas. The purpose of this paper
is to develop SOP for the effect of warm compress techniques on the neck on
reducing pain in hypertensive patients. Writing methodology uses a literature
review, with a total of five literature reviews related to the SOP of providing
warm compress innovation. The results obtained from the literature review are
that the application of warm compresses to the neck can overcome the problem of
nursing pain. The conclusion from five literature reviews is that applying warm
compresses to the neck can overcome pain in patients with hypertension.
Keywords: Hypertension, Warm compress on the neck, Pain.
Source: 30 (2016-2019).
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................. ix
B. Rumusan Masalah..................................................................... 5
1. Bagi Masyarakat.................................................................... 6
viii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 8
A. Metodelogi .................................................................................. 37
B. PDSA .......................................................................................... 38
A. Hasil ............................................................................................ 41
B. Pembahasan .............................................................................. 49
A. Kesimpulan ................................................................................ 53
B. Saran ........................................................................................... 53
LAMPIRAN ........................................................................................... 58
ix
DAFTAR TABEL
Hal
x
DAFTAR GAMBAR
Hal
xi
DAFTAR SKEMA
Hal
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tekanan darah meningkat diatas nilai normal atau tekanan darah ≥140/90
Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia Tenggara sebesar 36%. Dari
seluruh kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) tersebut, 45% nya
disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah, yaitu 17.7 juta dari
pada usia ≥18 tahun, pada tahun 2014 terdapat di Afrika sebesar 30%. Di
1
2
umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%), umur 65-74 tahun
dan kecamatan provinsi DKI Jakarta tahun 2017 Jakarta Pusat sebanyak
semua sistem organ dan bisa memperpendek harapan hidup sebesar 10-20
organ vital. Penyebab kematian yang paling sering terjadi akibat hipertensi
adalah penyakit jantung dengan atau tanpa disertai stroke dan gagal ginjal
(Nuraini, 2015).
Adapun tanda dan gejala yang muncul seperti pusing, sakit kepala,
tengkuk terasa pegal, mudah marah, sulit bernapas, pandangan kabur, dan
muncul tanda dan gejala yaitu salah satu tengguk terasa pegal (Siti
Fadillah, 2019).
kerusakan jaringan (Samuel, 2018). Tengkuk terasa pegal atau kaku pada
pada daerah perlekatan otot dan tulang sehingga muncul rasa nyeri (Siti
Rohimah, 2015).
kompres hangat, teknik relaksasi dan distraksi (Potter & Perry, 2010).
Penggunaan kompres hangat atau panas untuk area yang tegang dan
hangat terhadap nyeri leher pada penderita hipertensi esensial. Pada saat
nyeri post test mayoritas responden mengalami nyeri ringan. Hal ini
B. Rumusan Masalah
Jakarta. Salah satu tanda dan gejala pada penderita hipertensi yaitu
darah pada dinding leher sehingga kekurangan O2 dan timbul nyeri pada
6
leher. Salah satu terapi non farmakologi adalah stimulus kutaneus yaitu
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
teknik kompres hangat pada leher terhadap penurunan nyeri pada pasien
hipertensi.
b. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
hipertensi.
3. Bagi Peneliti
A. Tinjauan Pustaka
2015).
8
9
1) Memperoleh kenyamanan
kondisi sehatnya
dengan penyakit
produktif tertingginya
1) Care giver
2) Advocat
2018).
10
3) Educator
4) Koordinator
(Erwin, 2018).
5) Kolaborasi
6) Konseling
7) Pembaharu
(Erwin, 2018).
11
(Hidayat, 2012).
2. Konsep Hipertensi
a. Definisi Hipertensi
hasil tekanan darah bagian sistolik sama atau lebih dari 140 mmHg,
b. Klasifikasi Hipertensi
dan diastolik ≤90 mmHg. Jika antara 140-160 mmHg dan diastolik
Hipertensi
dua, yaitu:
2) Hipertensi Sekunder
lebih besar.
yang beda.
2) Dapat diubah
menjadi meningkat.
hipertensi.
menjadi tinggi.
15
e. Patofisiologi Hipertensi
(Nuraini, 2015).
16
(Nuraini, 2015).
(Nuraini,2015).
17
(2015).
f. Pemeriksaan Penunjang
2) Pemeriksaan retina
g. Komplikasi Hipertensi
1) Stroke
2) Ginjal
3) Kardiovaskular
4) Retinopati
disebabkan oleh aliran darah yang tersumbat pada arteri dan vena
h. Penatalaksanaan Hipertensi
1) Penatalaksanaan Medis
angiotensi.
2) Penatalaksanaan Non-Medis
3. Konsep Nyeri
a. Definisi Nyeri
Nyeri leher adalah tengkuk terasa pegal atau kekakuan pada otot
dan kaku, nyeri otot-otot leher yang terdapat di leher, sakit kepala
b. Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri Akut
2) Nyeri Kronik
(Handayani, 2015).
c. Sifat Nyeri
menghilang.
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Kebudayaan
(introvert).
4) Makna nyeri
5) Perhatian
menurun.
6) Ansietas
7) Keletihan
berat lagi.
8) Pengalaman Sebelumnya
muncul.
9) Gaya Koping
bibir.
f. Penatalaksanaan Nyeri
1) Farmakoterapi
b) Analgesik Opioid
2) Non-Farmakoterapi
a) Tekhnik relaksasi
c) Hipnosis diri
diri dan kesan tentang perasaan yang rileks dan damai (Taylor,
2011).
d) Stimulus kutaneus
g. Penilaian Nyeri
1) Intesitas nyeri
2) Karakteristik Nyeri
predisposisi nyeri.
c) Region (R)
d) Severity (S)
e) Time (T)
hari.
et al., 2015).
tidak nyeri, kedua sedikit nyeri dan selanjutnya lebih nyeri dan
7) Meningkatkan kontraktilitas.
b) Thermometer
c) Kain pembungkus.
2) Prosedur pelaksanaan
a) Fase orientasi
dilakukan
NRS
b) Fase kerja
(4) Isi botol yang berisi air panas dengan suhu 45-50℃
(5) Tutup botol yang telah diisi air panas, kemudian keringkan
c) Fase terminasi
(2) Pendokumentasian.
B. Kerangka Konseptual
Menurut Ahmad dan Nur (2017) kerangka teori adalah garis besar
permasalahan penelitian.
36
Hipertensi 1. Pusing
Alat ukur yang
digunakan: 2. Sakit kepala
Nyeri leher 3. Tengkuk
Tengkukterasa
terasapegal
pegal
1. Numerical Rating
Scale (NRS) 4. Mudah marah
5. Sulit bernapas
6. Pandangan kabur.
Penatalaksanaan nyeri
1. Farmakoterapi
a. Analgesik Non opioid/Perifer
b. Analgesik Opioid Analgesik
Masase, Mandi Air Hangat, Stimulasi
2. Non-Farmakoterapi Saraf elektriktranskutan (TENS), dan
a. Stimulus Kutaneus Kompres Hangat atau dingin
b. Tekhnik distraksi
c. Hipnosis diri Literature Review
Pengaruh Teknik Kompres Hangat Pada
d. Tekhnik relaksasi
Leher Terhadap Penurunan Nyeri Pada
Pasien Hipertensi
A. Metodelogi
teknik kompres hangat pada leher terhadap penurunan nyeri pada pasien
hipertensi ini adalah literature review. Literature review pada penulisan ini
sumber yang didapat seperti buku, karya tulis, catatan kuliah, serta
2019).
2019) yaitu:
37
38
dibahas. Cari dan temukan sumber data yang tepat sesuai dengan yang
literature.
1. Plan
terhadap nyeri.
nyeri 0 sampai 3.
kompres hangat.
1) Kriteria Inklusi
berikut:
sampai 6
2) Kriteria Eksklusi
sampai 10
2. Do
3. Study
4. Act
SOP ini akan dijadikan sebagai acuan pemberian kompres hangat pada
A. Hasil
antara lain:
Tabel 4.1
Hasil Penelusuran Literature Review
No Judul Peneliti Metode Intervensi Hasil
1. Pengaruh Siti Penelitian Melakuka Dari 20
Kompres Fadlila ini n responden
Hangat h, menggunak observasi mengalami
skala nyeri
Terhadap 2019. an metode penurunan
NRS
Nyeri quasi sebelum nyeri sebanyak
Leher eksperiment dan 17 responden
Pada , desain sesudah (85%)
Penderita penelitian pemberian mengalami
Hipertens pre test-post kompres nyeri ringan
i Esensial test with hangat dan 3
di control Melakuka responden
Wilayah group. n kompres (15%)
Puskesma Responden hangat 3 mengalami
s Depok yang kali nyeri sedang.
selama 3
I, Sleman digunakan Pada
hari.
Yogyakar berjumlah kelompok
ta. 40 orang yang tidak
dengan diberikan
Accidental intervensi
Sampling. sebanyak 20
Instrument tidak
yang mengalami
digunakan: peruubahan
lembar dengan
observasi kategori nyeri
skala nyeri sedang dan
NRS
nyeri berat
41
42
Tabel 4.2
Pengembangan SOP Pengaruh Teknik Kompres Hangat Pada Leher
Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Hipertensi
No SOP Rasionalisasi
1. Memberi salam Tujuan komunikasi terapeutik yaitu
menggunakan agar klien belajar bersikap terbuka,
komunikasi terapeutik jujur, serta mampu merubah perilaku
klien sehingga membantu dalam
proses penyembuhan (Pieter, 2017).
2. Memperkenalkan diri Dengan memperkenalkan dirinya
berarti perawat telah bersikap
terbuka pada klien dan ini
diharapkan akan mendorong klien
untuk membuka dirinya, dan
bertujuan untuk membina hubungan
saling percaya (Priyatnanto, 2012;
Anjaswarni, 2016).
3. Menjelaskan Menyampaikan informasi mengenai
mengenai tujuan dan rencana tindakan yang akan
prosedur yang akan dilakukan berupa keuntungan dan
dilakukan kerugian yang akan di dapatkan
tanpa paksaan (Kementerian
Kesehatan RI, 2016).
4. Melakukan kontrak Melakukan kontrak merupakan
waktu bagian dari fase orientasi
(perkenalan). Tujuanya untuk
mengatur ketentuan-ketentuan yang
telah disepakati oleh kedua pihak
atau lebih selama jangka waktu
47
No SOP Rasionalisasi
tertentu (Pieter, 2017).
5. Memberikan lembar Tujuan informed consent agar
informed consent mendapat persetujuan dari subyek
untuk turut berpartisipasi dalam
tindakan, dalam bentuk tulisan yang
ditandatangani (Irwan, 2017).
6. Melakukan Melakukan wawancara bertujuan
wawancara untuk memperoleh informasi melalui
kegiatan interaksi sosial antara
peneliti dan yang diteliti (Slamet,
2011).
7. Memberikan lembar Lembar observasi NRS yaitu suatu
observasi skala nyeri lembar penilaian nyeri yang didasari
menggunakan NRS pada skala angka 1-10 dan lebih
mudah dipahami. Jika nilai nol (0)
berarti tidak nyeri, skala (1-3) nyeri
ringan, skala (4-6) nyeri sedang,
skala (7-9) nyeri hebat, dan skala
(10) nyeri sangat hebat (Yudiyanta,
Khoirunnisa & Novitasari, 2015;
Handayani 2015).
8. Menyiapkan alat dan Agar memudahkan dalam
bahan melaksanakan prosedur (Toha
Machsun, Dera Alfiyanti &
Mariyam, 2018).
9. Mencuci tangan Bertujuan untuk kebersihan serta
mencegah dari penyebaran
mikroorganisme penyebab infeksi
yang ditularkan melalui tangan
(Priyoto, 2015)
48
No SOP Rasionalisasi
10. Pasien dipersilakan Agar klien memiliki pemahaman
untuk memilih posisi tentang terapi yang diberikan dan
yang nyaman selama merasa nyaman saat diberikan terapi
intervensi, bisa tidur sehingga membuat otot menjadi
tengkurap atau duduk rileks (Mitayani, 2018).
11. Isi botol kaca yang Dengan menggunakan botol kaca
berisi air panas (suhu lebih efektif dilakukan kompres pada
45-50℃) bagian tubuh tertentu. Dengan
rentang suhu 45-50℃ agar terapi
berefek maksimal dan tidak terjadi
kemerahan pada kulit (Prihandini,
2019).
12. Tutup botol yang telah Agar air tidak tumpah dan saat
diisi air panas, diberikan intervensi pakaian pasien
kemudian keringkan tidak basah (Dian, 2016).
13. Masukkan botol ke Agar air panas tidak langsung
dalam kain menyentuh kulit, ditakutkan kulit
pembungkus melepuh (Rohimah dan Eli, 2015).
14. Tempatkan botol yang Akan melebarkan pembuluh darah
telah dibungkus oleh sehingga aliran darah dan suplai
kain di daerah yang oksigen akan lancar sehingga
akan dikompres meredakan ketegangan otot dan
nyeri berkurang (Rohimah, 2015).
15. Angkat botol setelah Agar lebih efektif, kulit klien tidak
30 menit memerah dan tidak terjadi kerusakan
jaringan. Mencegah terjadinya
kongesti jaringan, dan pembuluh
darah (Prihandini, 2019; Marantina,
2019).
16. Evaluasi setelah Untuk mengetahui respon klien
49
No SOP Rasionalisasi
tindakan diberikan terhadap pemberian tindakan
(Mitayani, 2018).
17. Pendokumentasian. Suatu cara untuk memperoleh data
dan infromasi dalam bentuk buku,
arsip, dokumen, tulisan angka dan
gambar yang berupa laporan serta
keterangan yang dapat mendukung
penelitian (Sugiyono, 2015).
B. Pembahasan
terjadinya peningkatan pada serabut saraf otot leher sehingga timbul nyeri.
Hal ini dibuktikan oleh penelitian Batin Rihana dan Satriya Pranata,
yang dilakukan oleh Chilyatiz dan Kartika (2018) dengan judul penelitian
hangat menunjukkan skala nyeri berat dan nyeri sedang. Setelah diberikan
sedang dan hampir setengahnya megalami nyeri ringan. Hal ini dapat
Luhur Surabaya.
penurunan nyeri yang efektif. Hal ini didukung hasil penelitian oleh
Penelitian yang dilakukan oleh Erna, Nurul dan Laily (2020) dengan
Pada Pasien Post Operasi TURP Di Ruang Rawat Inap RSI Siti Aisyah
Penelitian yang dilakukan oleh Rosita dan Tri (2016) dengan judul
kompres hangat mengalami nyeri berat, sedang dan ringan. Namun setelah
menjadi tidak nyeri, ringan dan sedang. Pada penelitian ini disimpulkan
dilakukan oleh Selvia, Evi dan Rahmat (2016) dengan judul “Efektivitas
kompres hangat selain dapat menurunkan skala nyeri pada leher penderita
lansia.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
hangat pada leher terhadap penurunan nyeri pada pasien hipertensi antara
lain:
nyeri sedang
B. Saran
1. Bagi masyarakat
penelitian selanjutnya
53
54
Agina, Putra & Eka, Melly. (2018). Studi Kasus: Efektivitas Kompres Hangat
Dalam Penurunan Skala Nyeri Pasien Hipertensi. Jurnal NERS Widya
Husada, 5 (2), 57-74
Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media
Anggraini, Dinny. (2015). Keperawatan Medikal Bedah. Diperoleh dari
http://dinnyanggraini.mahasiswa.unimus.ac.id
Anjaswarni, Tri. (2016). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan
Azizah, Lilik. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu
Dwiningrum, E., Wahyuni, N, & Isro’in, L. (2020). Efektivitas Kompres Hangat
Terhadap Perubahan Tingkat Nyeri Pada Post Operasi Turp Di Ruang
Rawat Inap RSI Siti Aisyah Madiun. Health Sciences Journal, 4 (1), 34-43
E.J. Corwin. Buku Saku Patofisiologi (Terjemahan) [monograph online]. Jakarta:
EGC; 2001
Endrawatingsih, S.E. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi di Puskesmas Grogol Limo Depok Jawa Barat
Enggune, Meilita. (2016). Konsep dan Perspektif Keperawatan Medikal Bedah
Fadilah, Siti. (2019). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri Leher Pada
Penderita Hipertensi Esensial Di Wilayah Puskesmas Depok 1, Sleman
Yogyakarta. Jurnal Keperawatan, 8 (1), 23-31
Fauzi, Isma. (2014). Buku Pintar Deteksi Dini Gejala dan Pengobatan Asam
Urat, Diabetes dan Hipertensi. Yogyakarta:Araska.
Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Judha, M, dkk. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Kemenkes RI. (2014). Pusat Data dan Informasi Kementrian kesehatan RI
mengenai Hipertensi. Jakarta: Infodatin
Kemenkes RI. (2018). Cara Menghilangkan Nyeri
55
56
Kozier, et al. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta :
EGC
Lestari, Indah. (2014). Terapi Kompres Jahe dan Massage Pada Osteoartritis di
Panti Werdha ST Therasia Dharma Bhakti Kasih Surakarta. Jurnal
STIKES, 6(1)
Mitayani, Tyastika. (2018). Penerapan Terapi Musik Pada Asuhan Keperawatan
Lansia Dengan Gangguan Tidur Di BPSTW Unit Budi Luhur Kasongan
Bantul. Naskah Publikasi Politeknik Kesehatan Yogyakarta
Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. (2011). Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
Nuraini, B. 2015. Risk Factors of Hypertension. Faculty of Medicine, University
of Lampung, 4(5), pp. 11
Nurhidayat, S. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi. Ponorogo:
UNMUH Ponorogo Press
Nurwahidah. (2019). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Pada Lansia Yang Mengalami Osteoarthritis. Nursing Arts, 14 (1),
23-28
Pieter, Herri. (2017). Dasar-Dasar Komunikasi Bagi Perawat. Jakarta: Kencana
Potter & Perry. (2009). Fundamental keperawatan. Edisi 7. Buku 1. Jakarta:
Salemba Medika
Potter & Perry. (2010). Fundamental keperawatan. Edisi 7. Buku 2. Jakarta:
Salemba Medika
Prihandini, Emi. (2019). Perbedaan Terapi Kompres Hangat Menggunakan Botol
Kaca dan Kompres Water Warm Zack (WWZ) Terhadap Intensitas Nyeri
Sendri Pada Lansia Di Panti Werdhawisma Asih Madiun. Skripsi STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun
Richard, S., Philiawati, E., & Prasetyo, R. (2016). Efektivitas Kompres Hangat
Meningkatkan Tingkat Kemandirian Activity Daily Living Pada Lansia
Dengan Nyeri Sendi. Jurnal Keperawatan, 2(1), 27-36
Rihana, Batin & Pranata, Satriya. (2018). Studi Kasus Pemberian Kompres
Hangat Untuk Mengatasi Nyeri Leher Pada Penderita Hipertensi Esensial
Di Wilayah Puskesmas Tanjungrejo. Program Studi DIII Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
57
LAMPIRAN
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Nama :
Alamat :
No telepon/HP :
penjelasan dan mengetahui manfaat dari penelitian yang akan dilakukan oleh
Rendra Saputra Tama, mahasiswa Akper Pelni Jakarta, yang berjudul “Analisis
pada pasien hipertensi”. Demikian pernyataan ini saya buat dengam sadar, suka
(.............................) (.............................)
Peneliti
Nomor Responden:
Petunjuk pengisian
A. Identitas Responden
a. Nama/Inisial :
b. Umur :
c. Alamat :
d. Status Pernikahan :
2. Kristen 4. Hindu
2. SD 4. Perguruan Tinggi
5. Lain-lain….
Pilihlah jawaban menggunakan tanda (x) pada a,b,c maupun skala pada
kolom yang tersedia sesuai dengan skala nyeri leher yang bapak/ibu
rasakan.
C. Pertanyaan:
1. Menurut persepsi bapak/ibu jika skala nyeri diberi rentang 0-10. Yang
Skala Keterangan
1-3 = Nyeri mulai terasa, namun masih bisa ditahan, aktivitas tidak
terganggu
berkonsentrasi belajar
7-9 = Nyeri tidak bisa ditahan dan tidak bisa melakukan aktivitas
2. Apa saja yang anda rasakan atau keluhkan dengan penyakit anda?
a. Nyeri
c. Lainya….
c. Lainnya….
4. Dimana letak nyeri yang anda rasakan?
a. Leher
b. Pinggul
c. Lainnya….
a. Minum obat
b. Dipijat
c. Lainnya….
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
Nama Responden :
DATA PRIBADI
DATA PENDIDIKAN
TK : MI NU Mathalibul Ulum 01
SD : SD 1 Gondosari
SMP : SMPN 1 Gebog
SMA : SMA 1 Gebog
Perguruan Tinggi : Akademi Keperawatan Pelni Jakarta