S DENGAN
STROKE HEMORAGIK DI GEDUNG A LANTAI 5 ZONA A
RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA PUSAT
DIAN NURLAELA
P17120017049
Oleh :
DIAN NURLAELA
P17120017049
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing,
NIP. 197002091995031001
Laporan kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Stroke
Hemoragik Di Gedung A Lantai 5 Zona A di RSUN Ciptomangunkusumo Jakarta
Pusat” ini telah disetujui untuk diujikan pada Ujian Sidang Karya Tulis Ilmiah
dihadapan Tim Penguji.
ii
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta I:
NIM : P17120017049
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul:
Dian Nurlaela
NIM. P17120017049
LEMBAR PENGESAHAN
iii
Pembimbing, Penguji I, Penguji II,
Tarwoto, S.Kep., Ners., M.Kep Mumpuni, S.Kp., M.Biomed Uun Nurulhuda, Ns., S.Kep., M.Kep., Sp.MB
Karya Tulis Ilmiah dengan judul” Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Stroke
Hemoragik Di Gedung A Lantai 5 Zona A di RSUN Ciptomangunkusumo Jakarta Pusat” ini
telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS pada Ujian
Sidang Karya Tulis Ilmiah Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Jakarta 1.
Mengetahui,
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan
Program Studi D III Keperawatan pada Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Jakarta 1. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah sulit bagi penulis unutk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini. Oleh karena ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu drg. Ita Astit Karmawati, MARS selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Jakarta 1
2. Ibu Ii Solihah, S.Kp., MKM Selaku Kepala Prodi DIII Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 1, Koordinator Mata Kuliah Karya
Tulis Ilmiah dan Sebagai Pembimbing Akademik yang selalu memberikan
semangat dan motivasi untuk terus berusaha dan memanajemen waktu dengan
baik
3. Ibu Mumpuni, S.Kp., M. BioMed, selaku Kepala Jurusan Keperawatn Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 1
4. Bapak Ns. Diky Julianto, S.Kep selaku Koordinator Akademik Jurusan
Keperawatan Politeknik Kementerian Kesehatan Jakarta 1, Koordinator Mata
Kuliah Karya Tulis Ilmiah
5. Bapak Ns. Tarwoto, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing siding Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 1 yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
v
6. Ibu Uun Nurulhuda, S.Kep., Ners., M.Kep., Sp. Kep.MB selaku wali kelas
angkatan 16 Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Jakarta 1
7. Kepada Kedua Orangtua yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tiada
henti kepada penulis, juga adik saya Rezky Anugrah sebagai penyemangat hidup
saya.
8. Muhammad Eril Ramadhan laki laki teristimewa, yang selalu memberikan
semangat dan motivasi sehingga penulis dapat mengerjakan tugas akhir ini dengan
baik, im so lucky to having you
9. Mahmud 2020, Nadinda, lila, alma, iday, dan rara yang telah memberi warna
warni dihidup penulis sejak masa SMA, terimakasih guys
10. Temen sepergabutan dan sepermakanan penulis PABO SQUAD ada umay, oca,
winda, elia dan rena, ayo treveling lagi abis ini
11. Kakak mentor saya Kenstya Penta yang telah memberikan bantuan dan
pengetahuan kepada saya selama perkuliahan dan juga adik adik mentor saya duo
Anna yang telah memberikan motivasi kepada saya
12. Temen sepergendutan saya Miftah Nur Safanah yang telah memberikan saya
motivasi dan dukungan makanan
13. Temen yang telah mewarnai masa putih biru saya Meliana, putri, fia, dan oka,
14. Tim Neurologi 2020 Dewi, Dijeh, Ayu semoga sukses kalian
15. Kepada teman SATGAS WISMA ATLET ku tercinta yang telah berkorban
berada di garda terdepan, so proud of you guyssss
16. teman-teman sejawat WK angkatan 15 yang telah berjuang berssama-sama di
poltekkes Jakarta 1 ini.
17. Keluarga Ny.S yang telah berkenan dan berperan dalam KTI ini
18. Seluruh karyawan dan staf Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta 1
vi
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan dan sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan masyarakat serta organisasi profesi keperawatan pada umunya.
Dian Nurlaela
P17120017049
DAFTAR ISI
vii
Halaman
LEMBAR JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN.............................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan..................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Stroke Hemoragik ........................................... 18
1. Definisi Stroke Hemoragik ............................................... 18
2. Mekanisme Pendarahan di Otak........................................ 18
3. Etiologi Stroke Hemoragik ............................................... 19
4. Faktor Risiko Stroke Hemoragik ..................................... 19
5. Manifestasi Stroke Hemoragik ......................................... 20
6. Patofisiologi Stroke Hemoragik........................................ 21
7. Pathway Stroke Hemoragik............................................... 23
8. Komplikasi Stroke Hemoragik......................................... 25
9. Pemeriksaan Penunjang Stroke Hemoragik ...................... 26
10. Penatalaksanaan Stroke Hemoragik.................................. 27
B. KonsepDasarAsuhanKeperawatan
1. Pengkajian Keperawatan .................................................. 28
2. Diagnosis Keperawatan .................................................... 31
3. Perencanaan Keperawatan ................................................ 31
viii
4. Implementasi Keperawatan .............................................. 31
5. Evaluasi Keperawatan ...................................................... 34
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan......................................................... 35
B. Diagnosis Keperawatan........................................................... 37
C. Perencanaan Keperawatan....................................................... 38
D. ImplementasiKeperawatan...................................................... 40
E. Evaluasi Keperawatan............................................................. 41
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan......................................................... 46
B. Diagnosis Keperawatan........................................................... 50
C. Perencanaan Keperawatan....................................................... 52
D. Implementasi Keperawatan..................................................... 54
E. Evaluasi Keperawatan............................................................. 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 59
B. Saran ....................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 60
LAMPIRAN
Lampiran 1: Asuhan Keperawatan
Lampiran 2: Lembar Konsul
Lampiran 3: Daftar Riwayat Hidup
ix
DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN
x
Lampiran I : Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny.S dengan
Stroke Hemoragik di Gedung A Lantai 5 Zona A
RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta Pusat
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan suatu kondisi dimana terganggunya pasokan darah didalam
bagian otak diakibatkan sel sel yang telah mati akibat mengalami sumbatan
atau pecahnya pembuluh darah di otak. Stroke menjadi penyakit paling sering
penyebab kecacatan pada tubuh manusia dapat dilihat dari seberapa parah
tingkat kerusakan pada otak. (Muttaqin, 2011). Ada 2 jenis stroke yaitu Stroke
Hemoragik dan Stroke Iskemik. Stroke Iskemik yaitu terjadi akibat sumbatan
aliran darah pada otak sehingga menimbulkan kematian jaringan otak karena
kurangnya suplai darah. Sedangkan Stroke hemoragik yaitu pecahnya
pembuluh darah yang terjadi di dalam otak sehingga darah keluar di jaringan
otak pada bagian intraserebral dan subarachnoid dan menekan jaringan
disekitarnya. (Soewarno, 2017)
12
13
diatas 70% penduduk diatas usia 3 tahun sering mengkonsumsi makanan dan
minuman asin, manis, berkolesterol, dan menggunakan bahan pengawet serta
kurangnya mengkonsumsi buah dan sayur. (Kementerian Kesehatan RI, 2018)
Dilihat dari uraian diatas tingginya kasus stroke dan tingkat keparahan pada
stroke hemoragik maka diperlukan penanganan yang komprehensif dan
berkualitas untuk menangani kasus tersebut dengan itu penulis tertarik
membuat Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny. S
dengan Stroke Hemoragik di Gedung A Lt.5 Zona A RSUPN Cipto
Mangunkusumo”
B. Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah terdiri tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Dalam pembuatan tujuan umum penulis memiliki gambaran secara nyata
yang terkait dilapangan tentang Asuhan Keperawatan pada Klien Ny. S
dengan Stroke Hemoragik di Lt. 5 Gedung A Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo
15
2. Tujuan Khusus
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini memiliki tujuan khusu yaitu membahas
secara lengkap mengenai :
a. Pengkajian Keperawatan pada Ny. S dengan Stroke Hemoragik di
Gedung A Lt 5 Zona A RSUPN Cipto Mangunkusumo
b. Diagnosa Keperawatan pada Ny. S dengan Stroke Hemoragik di
Gedung A Lt 5 Zona A RSUPN Cipto Mangunkusumo
c. Perencanaan Keperawatan pada Ny. S dengan Stroke Hemoragik
di Gedung A Lt 5 Zona A RSUPN Cipto Mangunkusumo
d. Implementasi Keperawatan pada Ny. S dengan Stroke Hemoragik
di Gedung A Lt 5 Zona A RSUPN Cipto Mangunkusumo
e. Evaluasi Keperawatan pada Ny. S dengan Stroke Hemoragik di
Gedung A Lt 5 Zona A RSUPN Cipto Mangunkusumo
f. Membahas mengenai kesenjangan antara teori dengan kasus nyata
yang terjadi pada Ny. S dengan Stroke Hemoragik di Gedung A
Lt 5 Zona A RSUPN Cipto Mangunkusumo
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menjadi tambahan referensi
objektif kasus dan meningkatkan pelayanan dengan masalah stroke
hemoragik yang sekiranya dapat membantu dalam proses keperawatan.
2. Bagi Institusi
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menambah sarana informasi dan
literature perpustakaan Poltekkes Kemenkes Jakarta 1 terkait masalah
16
3. Bagi Mahasiswa
TINJAUAN PUSTAKA
Material emboli terbentuk dari jantung, arteri besar atau vena. Bekuan
darah, vegetasi atau tumor intrakardiak dapat menyebabkan kardioemboli.
17
18
Udara, benda asing, sel tumor dan lemak juga termasuk materi emboli
yang dapat mengganggu sirkulasi.
3. Etiologi
Penyebab stroke hemoragik yaitu akibat adanya perdarahan pada
subaraknoid yang terjadi karena pembuluh darah yang pecah sehingga
darah keluar dan menggumpal ke area otak. Pecahnya pembuluh darah
berasal dari aneurisma pada otak atau AVM (Malformasi Arteriovenosa)
disebabkan oleh adanya atheriosklerosis sehingga dinding pembuluh
darah melemah terjadi secara kongenital atau akibat cedera otak sehingga
merobek dan merenggangkan lapisan tengah dinding arteri atau biasa
disebut dengan perdarahan intraserebral (Terry & Weaver, 2013)
4. Faktor Risiko
Menurut Mutiasari (2019) Ada 2 jenis faktor risiko stroke hemoragik,
meliputi :
19
5. Manifestasi Klinis
Menurut WHO dalam International Statistical Classification of Disease
and Related Health Problem 10th Revision, Manifestasi klinis stroke
hemoragik berdasarkan letak terjadinya gangguan yaitu :
a. Perdarahan Intraserebral (PIS), tanda dan gejala yang muncul adalah
nyeri kepala berat, mual, muntah dan adanya darah di rongga
subarachnoid pada pemeriksaan pungsi lumbal, kesadaran menurun,
b. Perdarahan Subarakhnoid, tanda dan gejala yang muncul adalah nyeri
kepala berat, nyeri pada daerah leher dan punggung, mual, muntah,
terjadinya gangguan pada fungsi saraf otonom, demam, papil edema
Sedangkan manifestasi klinis secara umum adalah adanya kelemahan
secara mendadak pada area wajah dan pada salah satu sisi tubuh,
kehilangan fungsi motorik, adanya gangguan dalam komunikasi,
gangguan persepsi dan kerusakan pada fungsi kognitif (WHO, 2014)
20
6. Patofisiologi
Salah satu faktor risiko stroke hemoragik yang dapat dimodifikasi yaitu
kadar kolesterol yang tinggi. Jika kadar kolesterol tidak terkontrol dan
lemak yang banyak dapat menimbulkan trombus pada pembuluh darah.
Pembuluh darah menjadi infark dan iskemik yaitu kematian pada jaringan
dikarena kekurangan suplai oksigen kemudian pembuluh darah menjadi
aterosklerosis sehingga dapat kaku bahkan pecah.
Trombus dapat menyebabkan eritrosit dan sel endotel menjadi rusak dan
plasma menjadi hilang karena aliran darah yang terhambat. Karena
eritrosit dan sel endotel rusak maka akan menyebabkan terjadinya
hematoma pada jaringan otak, terjadinya hematoma pada otak dapat
menyebabkan tekanan intrakranial meningkat akan menimbulkan tanda
dan gejala seperti nyeri kepala, mual muntah dan papil edema sehingga
dapat meimbulkan masalah keperawatan yaitu risiko ketidakseimbangan
perfusi jaringan pada otak dan gangguan rasa nyaman nyeri.
Stroke hemoragik terjadi karena pembuluh darah pada otak menjadi kaku
dan pecah. Pada pembuluh darah yang pecah akan menyebabkan
metabolisme di dalam otak menjadi terganggu dan suplai oksigen dalam
pembuluh darah juga terganggu sehingga dapat muncul masalah
keperawatan yaitu risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak. Terjadinya
penurunan suplai oksigen pada otak menyebabkan terhambatnya aliran
darah pada arteri yaitu diantaranya arteri karotis interna, arteri vertebra
basilaris dan arteri cerebri media. Arteri karotis interna yang mengaliri
darah ke retina, retina sendiri memiliki fungsi yaitu menangkap objek atau
bayangan secara jelas jika arteri karotis retina ini terganggu maka
menyebabkan disfungsi pada Nervus ke II yaitu optikus sehingga objek
21
Gangguan system saraf yang terjadi pada Nervus X (Vagus) dan Nervus
IX (Glosofaringeal) akan mengakibatkan pasien mengalamin kesulitan
dalam menelan karena terjadinya refluks dan menyebabkan anoreksia
karena kurangnya asupan makanan. Dalam hal ini dapat muncul masalah
keperawatan yaitu gangguan menelan dan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh. Kerusakan yang lain dapat terjadi
tergantung letak Nervus yang terganggu diantaranya yaitu Nervus VII
(Facialis), Nervus IX (Glosofaringeal) dapat menyebabkan otot pada
wajah menjadi lemah, dan sulit untuk menggerakkan bagian oral sehingga
sulit dalam berbicara dan menyebabkan disatria. Kondisi ini memicu
terjadinya masalah keperawatan yaitu kerusakan komunikasi verbal.
Gangguan Nervus lain yaitu Nervus XI (assesoris) yaitu menyebabkan
otot otot pada tubuh mengalami penurunan. Penurunan kekuatan otot
mengakibatkan sulit untuk beraktivitas dan mengalami tirah baring cukup
lama. Kondisi ini menimbulkan masalah keperawatan gangguan integritas
kulit, gangguan mobilitas fisik dan deficit perawatan diri karena klien sulit
untuk melakukan aktivitas secara mandiri. (Huda, Amin, dan Kusuma,
2016).
22
7. Pathway
Aliran darah
Stroke Kompresi terhambat
hemoragik jaringan otak
Eritrosit
menggumpal,
heriasi
endotel rusak
Penurunan Proses metabolisme
suplai darah dalam otak terganggu
ke otak Cairan plasma
hilang
Resiko Peningkatan
ketidakefektifan TIK
perfusi dalam Edema
otak serebral
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
Disfungsi
Kerusakan N.I
N.II (optikus)
(olfaktorius), N.IV
(troklearis), N.XII
(hipoglosus)
Kerusakan Disfungsi
Penurunan neurocerebrospi N.XI
aliran darah nal N.VII (assesorius)
keretina (facialis)N.IX
(glosofaringeus)
Perubahan Penurunan
Penurunan ketajaman fungsi motorik
kemampuan sensori, kontrol otot dan
retina untuk penglihatan facial/ oral muskuloskeletal
merangkap objek dan pengecap menjadi lemah
atau bayangan
Hemiparase
kebutaan Ketidakmampuan Ketidakmampu atau plegi
menghidu, melihat an berbicara kanan dan kiri
dan mengecap
Gangguan
komunikasi
Risiko cedera : Gangguan perubahan verbal
jatuh persepsi sensori
Kerusakan
Gangguan integritas
refluks Deficit perawatan
menelan kulit
diri
disfagia
Ketidakseimb
angan nurisi
anoreksia
kurang dari
kebutuhan
tubuh
8. Komplikasi
Menurut Andra & Yessie, (2013) dapat terjadi komplikasi pada pasien
stroke hemoragik yaitu berupa masalah fisik dan emosional diantaranya
terjadi pembekuan darah yang terbentuk pada kondisi kaki lumpuh
sehingga terjadi edema, Dekubitus juga dapat terjadi karena kurangnya
aktivitas fisik sehingga pasien harus tirah baring yang lama, infeksi dapat
terjadi jika tidak diatasi dengan benar. Pasien stroke juga bisa mengalami
pneumonia karena refluks dan disfagia yang mengakibatkan terkumpulnya
cairan didalam paru-paru. Atrofi dan kekakuan pada sendi juga dapat
terjadi karena kurang immobilisasi. Komplikasi berupa emosional yaitu
mengalami depresi dan kecemasan karena klien mengalami perubahan dan
kehilangan fungsi pada tubuhnya.
25
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Menurut Caplan (2016) pemeriksaan radiologi dilakukan untuk
membantu dalam menegakkan diagnosa medis, dapat dilakukan
dengan beberapa cara yaitu :
1) Elektroensefalogram (EEG)
Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan gelombang otak untuk
melihat daerah spesifik yang mengalami lesi atau rupture. Pada
pasien stroke dapat menyerupai dengan gejala stroke seperti
kejang. Pemeriksaan EEG pun akan menunjukkan perubahan
seperti pasien stroke jika terjadi kerusakan pada jaringan otak.
2) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat seberapa luas dann
besarnya perdarahan pada otak dengan menggunakan gelombang
magnetic. Pemeriksaan ini juga dapat menentukan diagnosa medis
yaitu adanya hemoragik, iskemik, dan malformasi arteriovena .
3) CT – Scan
Dapat melihat adanya edema, iskemia, infark dan hematoma
4) Fungsi Lumbal
Untuk mengetahui tekanan. Jika terjadi peningkatan dan terdapat
darah pada cairan lumbal menunjukan adanya perdarahan pada
subarachnoid atau intracranial.
b. Laboratorium
Menurut Robinson, (2014) Pada pasien stroke juga dilakukan
pemeriksaan laboratorium seperti permeriksaan darah lengkap untuk
mengetahui kadar leukosit pasien jika diatas normal maka terjadi
infeksi pada pasien. Tes Darah Koagulasi juga dilakukan untuk
26
Kaji penyakit yang pernah diderita oleh keluarga pasien seperti adanya
hipertensi, diabetes militus, dan stroke. Umumnya penyakit diperoleh
dari beberapa faktor seperti faktor lingkungan, keturunan, gaya hidup
(AHA, 2006 dalam Jurnal Tumewah dkk 2015)
f. Pola fungsi kesehatan
Ada beberapa jenis pola kesehatan yaitu diantaranya kaji pola nutrisi
dan cairan klien, pola eliminasi, pola tidur dan istirahat, pola kativitas
dan personal hygiene dan pola seksualitas/ produksi
g. Pemeriksaan fisik
Menurut Wijaya, Saferi Andra : Putri , (2013), Pemeriksaan fisik
stroke meliputi :
1) Kesadaran
Pada pasien yang mengalami stroke hemoragik biasanya
mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 10 – 12 pada masa
awal terserang stroke
2) Tanda –tanda vital
Pada pasien stroke hemoragik yang memiliki riwayat hipertensi
biasanya hasil pemerikasaan systole >140 mmHg dan diastole >80
mmHg. Nadi dapat normal atau takikardi, pernafasan >24 mmHg
jika mengalami gangguan pada system respirasi. Dan suhu dapat
normal atau tinggi bila terdapat infeksi.
3) Aktivitas/ istirahat
a. Pada pasien stroke biasanya dapat ditemui penurunan kekuatan
otot sehingga mengakibatkan kelemahan dan kehilangan
sensasi (Hemiplagia atau hemiparase)
b. Terjadi gangguan pada nervus II (Optikus) Sehingga terjadi
penurunan fungsi pada penglihatan
c. Gaangguan Tingkat kesadaran
29
4) Eliminasi
a. Dapat terjadi gangguan pada berkemih seperti inkontinensia
urin, poliuri, anuria
b. Mengalami Konstipasi
c. Distensi Abdomen dan tidak terdengar bising usus
5) Makanan/ cairan
a. Nafsu makan normal / menurun, terdapat mual, muntah,
selama adanya peningkatan tekanan intrakranial
b. Terjadi gangguan pada Nervus VII (Facialis) dan Nervus IX
(Glosofaringeal) sehingga klien mengalami disfagia yaitu
kesulitan dalam menelan dan hilangnya sensasi pada lidah.
6) Nyeri
Nyeri pada kepala sering kali terjadi pada pasien stroke karena
adanya gangguan pada jaringan otak, pasien tampak gelisah.
7) Muskuloskeletal
Pada pasien stroke mengalami penurunan pada ekstremitas
sehingga aktivitas mejadi terganggu dan menyebabkan gangguan
pada tonus otot seperti flaksid, spastik.
8) Pemeriksaan fisik neurologis terfokus
Pada pasien stroke dilakukan pemeriksaan neurologis terfokus
yang paling sering yaitu dilakukan pemeriksan 12 saraf kranial
diantaranya nervus 1 ( Olfaktorius) dilakukan untuk mengetahui
fungsi indra penciuman, Nervus II (Olfaktorius) untuk mengetahui
fungsi pada retina yaitu mengukur ketajaman pada mata, Nervus
III (Okulomotoris) Nervus IV (Trokhearis) dan Nervus VI
(Abducen) berfungsi untuk mengetahui fungsi pada keadaan pupil,
kornea, reflex , pergerakan, lapang pandang pada mata. Nervus V
(Trigeminus) yaitu berfungsi untuk menilai kekuatan otot maseter,
30
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien yang mengalami stroke
hemoragik menurut PPNI (2016) yaitu :
a. Risiko perfusi serebral tidak efektif d.d aneurisma serebri
b. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot d.d kekuatan
otot menurun, rentang gerak menurun, sendi kaku, gerakan terbatas
dan fisik lemah
c. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan neurogois d.d disatria,
tidak mampu bicara
d. Defisit perawatan diri b.d gangguan neuromuskuler d.d tidak mampu
mandi/ mengenakan pakaian, makan, toilet, dan berhias
e. Risiko jatuh d.d Kekuatan Otot menurun
3. Intervensi Keperawatan
a. Risiko perfusi serebral tidak efektif d.d aneurisma serebri, perdarahan
pada otak
31
4. Implementasi Keperawatan
Tahap keempat dalam proses keperawatan merupakan tahap pelaksanaan
dengan menggunakan strategi keperawatan yang telah direncanakan
(Alimul & Hidayat 2012). Implementasi mencakup melakukan dan
mendokumentasikan tindakan yang telah digunakan untuk melaksanakan
33
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari dapat menilai
keberhasilan dalam asuhan keperawatan (Tarwoto & Wartonah, 2015).
Ada 2 jenis evaluasi keperawatan yaitu evaluasi formatif yaitu
menghasilkan timbal balik selama proses berlangsung sedangkan evaluasi
somatif yaitu dilakukan setelah selesai melakukan program yang
direncanakan dan dapat mengambil keputusan setelah di dokumentasikan
dalam bentuk SOAP (Subyektif, Obyektif, Assessment, Planning). (Kozier
et al, 2010).
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menjabarkan tentang gambaran kasus nyata yaitu “Asuhan
Keperawatan pada Ny. S dengan Stroke Hemoragik di Gedung A Lantai 5 Zona A
RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat. Asuhan keperawatan ini dilakukan
selama 3 hari mulai dari tanggal 29 September sampai 01 Oktober 2019 mulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian
Pada tahap pengkajian yang dilakukan pada tanggal 29 September 2019. Klien
Ny. S berusia 45 Tahun beragama islam, sudah menikah, klien merupakan
seorang ibu rumah tangga, klien dirawat di gedung A lt.5 zona A dengan diagnosa
medis CVD Stroke Hemoragik, sumber biaya menggunakan jkn, penulis
memperoleh informasi dari rekam medis, klien dan keluarga.
Saat ini klien mengeluh lemas pada bagian tubuh sebelah kiri, sulit untuk
berbicara dengan jelas. Pada tanggal 20 September 2019 pukul 20.00 WIB klien
ditemukan tidak sadar dikamar mandi oleh anaknya, klien mengatakan tepeleset
dikamar mandi dan kepala klien terbentur dilantai secara keras. pada saat ini bibir
tampak pelo dan tidak bisa berbicara dengan jelas dan tubuh terasa kaku pada
bagian sebelah kiri. klien langsung dibawa ke RSCM oleh keluarganya. tiba di
RSCM pada pukul 08.30 WIB dilakukan tindakan di IGD yaitu pemberian
oksigen Nasal kanul 5lpm, pemasangan infus RL/24 jam 500 cc, pemasangan
NGT dan Kateter, diberikan terapi obat injeksi citocolin 500 gr, ceftriaxone 1 x 2
gr, asam mefenamat 500 gr, dilakukan pemeriksaan rontgen thorax, pemeriksaan
EKG serta CT-Scan. klien telah menjalani operasi craniactomy pada tanggal 22
September di RSCM, dan diobservasi di ruang ICU selama 7 hari karena
34
35
membutuhkan bantuan ventilator, saat ini klien baru saja dipindahkan keruang
perawatan karena kondisi klien telah membaik untuk fase rehabilitasi.
Klien memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 2 tahun yang lalu dan hipertensi
sejak 1 tahun yang lalu dan tidak terkontrol sejak 3 bulan karena merasa sudah
sembuh, riwayat pengobatan klien yaitu obat amlodipine 1 x 5 mg PO, ramipril 1
x 5 mg PO, dan Metformin 1 x 500 mg PO. Klien memililiki riwayat hipertensi
dari ayahnya sedangkan diabetes militus dari ibunya. Tekanan darah klien
150/100 mmHg, Nadi 90 x/menit, Suhu 36,3 dan RR 18x/menit. Kesadaran
composmentis. Klien mengalami kelemahan pada ekstremitas kiri dan memiliki
masalah pada sistem wicara dysatria (pelo). Telah dilakukan pemeriksaan gula
darah sewaktu didapatkan hasil pukul 11.00: 205 g/dl dan Pukul 17.00 : 215 g/dl.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah kumpulkan oleh penulis, penulis dapat
menetapkan diagnosa keperawatan pada Ny.S yaitu :
1. Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan edema serebri
hemisfer kanan dan hipertensi
ekstremitas kanan (-), reflek patella klien ektremitas kiri (-) dan ekstremitas
kanan (+)
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
menekuk atau fleksi, menganjurkan klien untuk tidak menekuk lututnya dan
mengejan, mengkaji adanya peningkatan TIK, memberikan program terapi
Paracetamol 3 x 500 mg (bila perlu) PO, pukul 06.00, 12.00 dan 18.00,
Amlodipine 1 x 10 mg PO pada pukul 06.00, Bisoprolol 1 x 2,5 mg PO pada
pukul 06.00, Asam Folat 2 x 1 mg PO pada pukul 06.00 dan 12.00, Vitamin K
3 x 10 mg IV drip pada puku 06.00 , 12.00 dan 18.00, Aspar K 3 x 1 tab PO
pada pukul 06.00, 12.00 dan 18.00. Pada diagnosa kedua Ketidakstabilan
kadar glukosa darah dilakukan implementasi seperti : memonitor penyebab
hiperglikemia, memonitor kadar gula dara sewaktu per 12 jam, memonitor
intake dan output cairan, memonitor kadar analisa gas darah, dan elektrolit ,
memonitor tanda dan gejala hiperglikemia seperti poliuri polifagi dan
polidipsi, kolaborasi dengan dokter terkait pemberian obat-obat yang sesuai
dengan program terapi klien : pemberian insulin novorapid 4 unit via sc pukul
06.00 dan 18.00. Pada diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu Gangguan
Mobilitas Fisik dilakukan implementasi berupa : mengidentifikasi adanya
nyeri atau kelihan fisik lainnya saat bergerak , memonitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sesudah dan sebelum mobilisasi, memonitor kondisi umum
klien, mengkaji kemampuan motorik klien, mengubah posisi tiap 2 – 4 jam
sekali , mencegah terjadinya cedera selama latian rentang gerak , memberikan
pendidikan kesehatan mengenai latian gerak sendi (ROM), menganjurkan
klien melakukan latian gerak sendi (ROM) 2 – 4 x per hari, kolaborasi dengan
fisioterapi untuk mengembangkan latian fisik pda klien
E. Evaluasi Keperawatan
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menyajikan pembahasan mengenai persamaan dan
kesenjangan kasus yang ditemukan dengan terori dalam Asuhan Keperawatan pada
Ny.S dengan Stroke Hemoragik di Gedung A lt. 5 Zona A RSUPN Cipto
Mangunkusumo yang dilakukan selama tiga hari dari tanggal 29 September sampai
dengan 1 Oktober 2019. Penulis akan membahas tiga masalah dari lima masalah
keperawatan yang sesuai dengan prioritas.
A. Pengkajian Keperawatan
Pada tanggal 20 September 2019 pukul 20.00 WIB klien ditemukan tidak sadar
dikamar mandi oleh anaknya, serangan stroke dapat terjadi saat melakukan
aktivitas atau setelah beristirahat, timbul secara mendadak dan berlangsung
selama 24 jam dapat berupa deficit neurologis fokal atau global dan dapat
menimbulkan kematian (Silalahi, 2019). Penanganan pada pasien yang
mengalami serangan stroke memiliki istilah yang disebut golden periode yaitu
waktu terbaik untuk memberikan pertolongan pertama jika terkena serangan
stroke yaitu 3 sampai 4,5 jam pasca terjadinya serangan apabila melebihi waktu
tersebut dapat menimbulkan kecacatan permanen atau menyebabkan kematian
(Mutiarasari, 2019).
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 29 September 2019 pada Ny.S diperoleh
data bahwa klien menderita stroke hemoragik. Klien juga memililiki riwayat
hipertensi dari ayahnya sedangkan diabetes militus dari ibunya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hutagulung (2017) bahwa faktor risiko stroke hemoragik adalah
tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus. Tekanan darah yang tinggi membuat
tingginya tekanan perfusi pada pemnbuluh darah kapiler sehingga dapat
menyebabkan pendarahan pada otak. Diabetes mellitus juga merupakan faktor
44
45
Klien mengeluh lemas pada bagian tubuh sebelah kiri, sulit untuk berbicara
dengan jelas dan pelo pada bagian bibir. klien ditemukan tidak sadar dikamar
mandi oleh anaknya, klien mengatakan tepeleset dikamar mandi dan kepala klien
terbentur dilantai secara keras, anaknya juga mengatakan sebelumnya klien sehat
dan dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Zuryati & Wibowo (2016) yaitu pecahnya pembuluh darah di otak biasanya
terjadi pada saat klien melakukan aktivitas dan menimbulkan tanda dan gejala
seperti kelemahan pada tubuh, mual, muntah hingga terjadi penurunan kesadaran.
Pembuluh darah yang pecah pada otak menyebabkan darah mengalir keluar dan
mengarah ke parenkim otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau bisa
keduanya. Pendarahan tersebut menyebabkan terjadinya penekanan struktur otak
sehingga dapat menyebabkan gangguan serabut saraf otak dan menyebabkan
iskemia pada jaringan disekitarnya sehingga dapat menimbulkan tanda dan gejala
seperti penurunan kesadaran atau kelemahan (Mahmudah, 2014). Pada Nervus
VII (Fasialis) tampak mengalami gangguan, dapat dilihat klien mengalami
perubahan pada wajah menjadi mencong kearah kanan, bicara pelo dan pada
Nervus XII (Hipoglosus) klien juga terdapat deviasi lidah kearah kiri. Menurut
Batubara (2015) terjadinya kerusakan neurologis bergantung dengan lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang mengalami kerusakan). Kerusakan pada otak terjadi
secara berlawanan jika serangan yang terjadi pada otak bagian kanan maka akan
terjadi kelumpuhan dibagian kiri selain itu akan menimbulkan kesulitan untuk
berbicara atau bicara pelo (Hariyanto, Awan ; Sulistyowati, 2015).
46
Pada tanggal 21 September 2019 didapatkan hasil pemeriksaan CT- Scan yaitu
terdapat pendarahan intraparenkim di thalamus kanan hingga sebagian kapsula
interna dan perdarahan hingga intraventrikuler III dan intraventrikuler bilateral
volume sebanyak 53cc Terdapat atrofi ringan di lobus frontal bilateral. Hal ini
sesuai dengan teori menurut Setiati et.al (2017) pada pemeriksaan CT-Scan untuk
kasus stroke hemoragik ditemukan adanya perdarahan pada otak. Hal ini sejalan
dengan hasil yang didapatkan pada hasil pemeriksaan CT-Scan Ny.S untuk
melihat letak gangguan dan perdarahan. Dari hasil pemeriksaan tersebut maka
dilakukan tindakan operasi kraniotomy. Hal ini sesuai dengan teori menurut
Tarwoto, (2013) indikasi untuk dilakukan pembedahan yaitu adanya pendarahan
dengan diameter lebih dari 3 cm dan volume lebih dari 50 cc. Pembedahan
dilakukan dengan dekompresi atau dengan evakuasi hematoma yang meluas
untuk mengurangi tekanan intrakranial pada klien sehingga saat ini klien memiliki
luka post op craniotomy di bagian kepala di bagian kanan , sepanjang 18 cm,
jahitan rapi, tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka. Tidak ada keluhan nyeri.
Menurut Prasetyo dan Shahnaz Garini, (2019) sepsis bisa saja terjadi jika adanya
pembekuan darah yang terlalu aktif dalam menangani infeksi pada luka. Infeksi
dapat merusak pembuluh darah dan membuat pembuluh darah menggumpal
sehingga dapat mengarah pada stroke.
Pada pemeriksaan rontgen pada tanggal 21 September 2019 juga didapatkan hasil
Jantung kesan membesar atau kardiomegali. Menurut Rika (2018) kardiomegali
merupakan suatu hasil kompensasi jantung akibat tekanan darah yang terlalu
tinggi secara terus menerus. Ini dibuktikan klien memiliki riwayat hipertensi dan
tidak terkontrol sejak satu tahun yang lalu. Pada pemeriksaan EKG yang paling
terakhir pada tanggal 29 September didapatkan hasil yaitu synus rhtym dengan
normo axis. Hal ini tidak sejalan apa yang dikemukakan oleh Sukamto (2018)
47
Perubahan EKG dapat terjadi pada pasien dengan gangguan cerebrovaskular ini
disebabkan oleh adanya gangguan tonus otonom yang mempengaruhi durasi
repolarisasi ventrikel. Gambaran yang sering ditemukan yaitu Pemanjangan
interval QT, dan Abnormalitas gelombang U. Hasil ekg dapat terjadi perbedaan
karena pemeriksaan dilakukan pada saat klien tidak mengalami serangan stroke.
Pemeriksaan penunjang lainnya seperti EEG, MRI, Lumbal Fungsi (Caplan, 2016)
tidak dilakukan karena dari hasil pemeriksaan yang sudah diperoleh sudah
memperkuat dalam menentukan diagnosa medis klien.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
sewaktu per 12 jam, monitor intake dan output cairan, Monitor kadar
analisa gas darah, dan elektrolit , monitor tanda dan gejala hiperglikemia
seperti poliuri polifagi dan polidipsi, kolaborasi dengan dokter terkait
pemberian obat-obat. Kontrol terhadap kadar gula darah dengan dilakuka
monitoring sangat diperlukan karena kadar gula darah yang tinggi akan
menimbulkan berbagai komplikasi mikroangiopati (gangguan mata dan
syaraf) dan makroangiopati (stroke dan gangguan jantung). Komplikasi
tersebut tidak dapat dipulihkan tetapi hanya dapat dihentikan atau
diperlambat prosesnya.( Ramadhany, 2013)
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
Dari 3 diagnosa prioritas keperawatan tidak ada yang teratasi karena kuran
memenuhi kriteria hasil dan klien belum ada rencana untuk pulang sehingga
intervensi keperawatan masih tetap dilakukan dan tidak ada masalah baru
yang muncul selama perawatan.
1. Diagnosa keperawatan pertama : Risiko perfusi serebral tidak efektif
dibuktikan dengan edema serebri hemisfer kanan. Pada diagnose ini
tidak menjadi aktual karena didapatkannya data :kesadaran composmentis,
keadaan umum klien : sedang (kriteria: 4 cukup membaik), akral teraba
hangat, CRT 2 detik, pupil isokor 2 mm, reaksi cahaya postif pada pupil
kanan dan kiri +/+ tidak terjadi peningkatan TIK (tidak ada mual muntah,
papil edema tidak ada) (4 cukup membaik), klien mengalami kelemahan
pada ekstremitas atas dan bawah sinistra, wajah klien tampak lebih
kekanan (mencong), bicara klien pelo, hasil TTV klien : TD 130/ 90
55
atas dan bawah tetapi harus dibantu dan dimotivasi dan kurang mampu
mengangkat pada bagian bahu 30º dan bagian paha 30º (kriteria 3 sedang),
kekuatan otot klien (kriteria 4 cukup meningkat), Reflek patologis :
Babinski (+) pada ekstremitas bawah kiri, pada ekstremitas kanan bawah
(-), patologis (-) pada ekstremitas bawah kiri, Klien sudah melakukan
perubahan posisi miring kiri, kanan, supine dan diobservasi per 2 – 4 jam,
klien dapat melakukan pergerakan dengan instruksi, ROM aktif pada
tangan dan ROM pasif pada lengan dan paha, kekuatan otot ekstremitas
atas dan bawah bagian kanan 5555 5555, kekuatan otot ekstremitas atas
bagian kiri 4443, ektremitas bawah bagian kiri 3333 (kriteria 4 cukup
meningkat). Pada diagnose ini juga masih ada beberapa kriteria hasil yang
belum dicapai sehingga intervensi keperawatan masih tetap dilaksanakan
dan mengevaluasi kemampuan klien dalam ROM.
BAB V
A. Kesimpulan
1. Pengkajian Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. S dengan teori yang ada, penulis
menyimpulkan bahwa secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang
berarti antara teori stroke hemoragik dengan kasus nyata pada Ny.S yang
mengalami stroke hemoragik. Hasil pengkajian yang didapat yaitu
terdapat persamaan dengan teori dimana penyebab dari penyakit stroke
hemoragik yaitu adanya pendarahan pada daerah otak yang disebabkan
karena beberapa faktor diantaranya hipertensi dan diabetes mellitus serta
terdapat tanda gejala yaitu kelemahan pada sebagian tubuh (hemiparase),
terjadi gangguan berbicara yaitu dysatria dan wajah kaku serta mencong
kearah kanan.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan yang terdapat pada Ny.S sesuai dengan teori
yang dikemukakan PPNI (2017) yaitu risiko perfusi serebral tidak efektif
57
58
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi akhir yang dilakukan pada Ny. S pada tanggal 2 oktober 2019
didapatkan pada tiga diagnose prioritas belum ada yang teratasi. Pada
diagnose risiko perfusi serebral tidak efektif tidak menjadi aktual, pada
diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah belum teratasi dan diagnose
gangguan mobilitas fisik juga belum teratasi karena ada beberapa yang
belum mencapai kriteria hasil. klien juga masih perlu dilakukannya
perawatan di rumah sakit sehingga intervensi harus masih dilanjutkan.
60
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
61
Hidayat, (2012) Asuhan Keperawatan pada pasien stroke. Jakarta : Salemba
Medika
Kementerian kesehatan RI (2018) “Hasil utama riskesdas 2018,” hal. 61. doi:
1 Desember 2013. melaluihttp://labdata.litbang.depkes.go.id/menu-
progress-puldata/progress-puldata-rkd-2018 [diakses pada 12 April
2020 pukul 17 : 00 WIB]
Lingga, L. (2013) All About Stroke: Hidup Sebelum dan Pasca Stroke.
Jakarta: Elex Media Komputindo. Dalam
https://ejournal.unair.ac.id/JBE/article/viewFile/%202147/2462
[diakses pada 12 April 2020 pukul 16.41 WIB
62
Setiati, Siti ; Alwi, Idrus ; Sudoyo, Aru W. ; Simadibrata, Marcellus ;
Setiyohadi, Bambang ; Syam, A. F. (2017) Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Edisi2. Jakarta: Internal Publishing.
Zuryati & Wibowo (2016) Stroke Hemoragik e.c Hipertensi Grade II.
Lampung : Medula Unila
63
LAMPIRAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA I
JURUSAN KEPERAWATAN
Jl. Wijayakusuma Raya No. 47 Cilandak Jakarta Selatan
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Ny. S
Usia : 45 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SMA
Bahasa yang Digunakan : Bahasa Indonesia
Pekerjaan : IRT
Alamat : Perumahan Green Garden No.14 , Jakarta
Barat
Sumber Biaya : JKN
Sumber Informasi : Rekam medis, klien, dan keluarga
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama : klien tampak berbicara belum jelas dan bibir
masih pelo kekiri, serta bagian tubuh sebelah kiri masih tampak lemas
b. Kronologis keluhan :
Faktor pencetus : Pada tanggal 20 September 2019 pukul 20.00
WIB klienditemukan tidak sadar dikamar mandi oleh anaknya, klien
mengatakan tepeleset dikamar mandi dan kepala klien terbentur
dilantai secara keras.
Timbulnya keluhan : klien tidak sadarkan diri pada saat ditemukan,
pada saat ini bibir tampak pelo dan tidak bisa berbicara dengan jelas
dan tubuh terasa kaku pada bagian sebelah kiri.
Lamanya : tidak diketahui awal timbul tanda dan gejala
karena klien hanya tinggal bersama anak dan suaminya, anaknya
jarang pulang kerumah suaminya sibuk bekerja. Klien mengalami
keluhan sampai sekarang dan belum membaik
Cara mengatasi : klien langsung dibawa ke RSCM oleh
keluarganya. tiba di RSCM pada pukul 08.30 WIB dilakukan tindakan
di IGD yaitu pemberian oksigen Nasal kanul 5lpm, pemasangan infus
RL/24 jam 500 cc, pemasangan NGT dan Kateter, diberikan terapi
obat injeksi citocolin 500 gr, ceftriaxone 1 x 2 gr, asam mefenamat
500 gr, dilakukan pemeriksaan rontgen thorax, pemeriksaan EKG serta
CT-Scan. Lalu klien telah menjalani operasi craniactomy pada tanggal
22 September di RSCM, dan diobservasi di ruang ICU selama 7 hari
karena membutuhkan bantuan ventilator, saat ini klien baru saja
dipindahkan keruang perawatan karena kondisi klien telah membaik
untuk fase rehabilitasi.
4. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor
resiko :
Tidak
Pagi sampai menentu
sore
Tidak ada
Tidak pernah
olahraga
Tidak bekerja
Tidak ada Tidak
Tidak ada olahraga,
hanya latian
Tidak ada ROM
Tidak ada
2x/ hari
PENGKAJIAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik Umum
o Berat badan : 63 Kg, Tinggi Badan : 160.cm
IMT = 24,6 (Normal)
Nilai Normal = 18,5 – 24,9
BBI = (TB – 100) – (TB – 100 x 10%)
= (160 – 100) – (160 – 100 x 10%)
=60 – (60 x 10%) = 54 kg 60 + (60 x 10%) =66kg
=BBI klien dengan rentang 54 kg – 66 kg
2. Sistem Penglihatan
1. Posisi mata : (√) Simetris ( -) Asimetris
2. Kelopak mata : (√) Normal ( -) Ptosis
3. Pergerakkan bola mata : (√) Normal (-) Abnormal
4. Konjungtiva : (√) Merah muda (-) Anemis
(-) Sangat merah
5. Kornea : (√) Normal (-) Keruh / berkabut
(-) Terdapat pendaharan
6. Sklera : (√) Ikterik (-) Anikterik
7. Pupil : (√) Isokor ± 3mm (-) Anisokor……..…….
( -) Midriasis (-) Miosis
8. Otot-otot mata : (√) Tidak ada kelainan ( -) Juling keluar
( -) Juling kedalam (-) Berada diatas
9. Fungsi penglihatan : (-) Baik (√) Kabur(-) Dua bentuk/diplopia
10. Tanda-tanda radang : Tidak ada tanda-tanda terjadi radang
11. Pemakaian kaca mata : Klien menggunakan kacamata minus, mata
kanan : 2 dan Mata kiri :2,25, klien menggunakan kacamata sejak berumur
30 tahun
12. Pemakaian lensa kontak : klien tidak menggunakan lensa kotak
13. Reaksi terhadap cahaya : Reaksi terhdap cahaya baik
Mata kiri +
Mata kanan +
3. Sistem Pendengaran
a. Daun telinga : (√) Normal ( -) Tidak, kanan/kiri
b. Karateristik serumen ( warna, konsistensi, bau ) : Warna kuning pekat,
konsistensi kental, dan bau khas serumen
c. Kondisi telinga tengah : (√) Normal (- ) Kemerahan
(- ) Bengkak (-) Terdapat lesi
d. Cairan dari telinga : (√ ) Tidak ( -) Ada
e. Perasaan penuh ditelinga : ( -) Ya (√) Tidak
f. Tinitus : (- ) Ya (√) Tidak
g. Fungsi pendengaran : (√) Normal ( -) Kurang
(- ) Tuli, kanan/kiri
h. Gangguan keseimbangan : (√) Tidak ( -) Ya
i. Pemakaian alat Bantu : ( -) Ya (√) Tidak
5. Sistem Pernafasan
a. Jalan nafas : (√) Bersih (- ) Ada sumbatan
:
b. Pernafasan : (√) Tidak sesak ( -) Sesak
c. Menggunakan otot Bantu nafas : (- ) Ya (√ ) Tidak
d. Frekuensi : 18x/menit
e. Irama : (√) Teratur (- ) Tidak teratur
f. Jenis pernapasan : Eupnea (pernapasan normal)
g. Kedalaman : (√) Dalam ( -) Dangkal
h. Batuk : (√) Tidak ( -) Ya
i. Sputum : (√) Tidak ( -) Ya
j. Konsistensi : ( -) Kental ( -) Encer
k. Terdapat darah : ( -) Ya ( -) Tidak
l. Inspeksi dada : Bentuk dada simetris, proporsional, tidak ada
lesi, tidak ada hematoma
m. Palpasi dada : Tidak ada nyeri dada, tidak ada benjolan, tidak
suara traktil fremitus seimbang pada semua lapang pasru.
n. Perkusi dada : resonan di semua lapang paru
o. Auskultasi dada : tidak ada bunyi whezzing dan suara napas
tambahan lainnya
p. Suara nafas : (√) Vesikuler ( -) Ronchi
( -) Whezzing ( -) Rales
q. Nyeri saat bernapas : ( - ) Ya (√ ) Tidak
r. Pengunaan alat bantu napas : (√ ) Tidak ( -) Ya :
6. Sistem Kardiovaskular
a. Sirkulasi perifer
Nadi 90 x/mnt : Irama : (√) Teratur ( -) Tidak
Denyut: (-) Lemah (-) Kuat
Tekanan darah : 150/100mmHg
Distensi vena jugularis : Kanan : ( -) Ya (√) Tidak
Kiri : (-) Ya (√) Tidak
Temperatur kulit : (√) Hangat ( -) Dingin
Warna kulit : ( -) Pucat ( -) Sianosis (-) Kemerahan
Pengisian kapiler :2 detik
Edema : ( -) Ya (√) Tidak
(-) Tungkai atas (-) Tungkai bawah
(-) Periorbital (-) Muka
(-) Skrotalis (-) Anasarka
b. Sirkulasi jantung
a. Kecepatan denyut apikal : 90 x/menit
b. Irama : (√) Teratur
( -) Tidak teratur
c. Kelainan bunyi jantung : (-) Murmur (-)
Gallop
d. Sakit dada : (-) Ya
(√) Tidak
- Timbulnya : (-) Saat aktivitas ( -) Tanpa
aktivitas
- Karateristik : (-) Seperti ditusuk-tusuk
(-) Seperti dibakar
(- ) Seperti ditimpa benda berat
- Skala nyeri : Tida ada Nyeri
7. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi
Pucat : (√ ) Tidak ( -) Ya
Pendarahan : (√) Tidak (-) Ya
(-) Ptechie (-) Purpura ( -) Mimisan
(-) Pendarahan gusi (-) Echimosis
9. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut : 1. Gigi : (- ) Caries (√) Tidak
2. Gigi palsu : ( -) Ya (√ ) Tidak
3. Stomatitis : -) Ya (√) Tidak
4. Lidah kotor : (√) Ya ( -) Tidak
5. Salifa : (√) Normal (-) Abnormal
Muntah : (√) Tidak (-) Ya
Nyeri daerah perut : (- ) Ya (√ ) Tidak
Skala nyeri : tidak ada nyeri
Lokasi dan karateristik :
( -) Seperti ditusuk ( -) Melilit (- ) Cramp
( -) Panas (-) Setempat (-) Menyebar
( -) Berpindah pindah (-) Kanan/ Kiri bawah
Bising usus : 8x/menit
Diare : (√ ) Tidak ( - ) Ya
Warna feses : (√) Kuning (-) Putih seperti air
cucian beras
( -) Coklat (-) Hitam (-)
Dempul
Konsistensi feses : (√) Setengah padat ( -)
Cair
( -) Terdapat lender (-)Berdarah
Konstipasi : (√) Tidak ( -) Ya, lamanya
……. hari
Hepar : (√) Teraba ( -) Tidak
teraba
Abdomen : (√) Lembek ( -) Asites
(- ) Kembung (-) Distensi
10. Sistem Endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid : (√) Tidak ( -) Ya
(-) Exoptalmus
(-) Tremor
(- ) Diaporesis
Nafas berbau keton : ( -) Ya (√) Tidak
( √) Poliuri (√) Polidipsi
(- ) Polipagia
Luka ganggren : (√) Tidak ( -) Ya
DATA TAMBAHAN :
- Hasil GDS klien pada tanggal : 29 September 2019 pukul 11.00: 205 g/dl
Pukul 17.00 : 215 g/dl
- ADL klien selama di Rumah Sakit dibantu oleh suami dan satu orang
anaknya, ADL klien berupa Makan, Mandi, Berpakaian, berganti pakaian,
dan toileting.
- Format Balance Cairan : Terlampir
- Jadwal Alih Baring : Terlampir
- Pengkajian resiko jatuh skala morse : Terlampir
21.00
22.00
23.00 150 ml
24.00
01.00
02.00 300
03.00 500cc
NaCl
0,9%
04.00
05.00
06.00 250 cc
07.00 Makan 550 ml
habis ½
porsi
TOT 2100 ml 1000 cc 1750
AL
Intake : 3100 ml
Output : 1750
IWL : 15 X kgBB = 15 x 60 = 900
Balance Cairan (Normal : ±200 cc) : Intake – (Output + IWL)
= 3100 – 1750+900
= 3100 – 2650
= +450 cc
14.00
TOT 800 ml 450 100 cc
AL
Intake : 800 ml
Output : 550
IWL : 15 X kgBB = 15 x 60 = 900/24 = 37,5 cc/jam
: 37,5 cc x 7 jam = 260
Balance Cairan (Normal : ±200 cc) : Intake – (Output + IWL)
= 800 – 450+260
= 800 – 710
= +90 cc
Klinis : CVD SH
Kesan : Pendarahan intraparenkim di thalamus kanan hingga sebagian
kapsula interna estimasi volume 53 cc dan perdarahan hingga
intraventrikuler III dan intraventrikuler bilateral. Terdapat atrofi ringan di
lobus frontal bilateral.
Nama : Ny. S
No. RM : 4429107
Tgl Hasil : 21 September 2019
Dr. Penanggung Jawab : dr. Benny Zulkarnaein, SpRad
Teknik : Radiografi toraks dalam proyeksi AP
Deskripsi :
Jantung kesan membesarr
Aorta elongasi, Mediastinum superior tidak melebar
Trakhea di garis tengah. Hilus kanan tidak menebal,kiri tertutup bayangan
jantung
Corakan veskular kedua paru meningkat terutama ke arah kranial. Tidak
tampak infiltrat/nodul
Lengkung diafragma dan sinus kostofrenikus normal
Tulang-tulang yang tervisualisasi optimal kesan intak
Nama : Ny. S
No. RM : 4429107
Tgl Hasil : 28 September 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Rujuan
HEMATOLOGI
Hematokrit 33 % 33 – 45 Normal
VER/HER/KHER/RDW
ELEKTROLIT Rendah
CK 40 U/l Normal
<0,02
Nama : Ny. S
No. RM : 4429107
Interprestasi EKG :
1) Irama : Regular
2) HR : 100 x/menit (Normal : 60 – 100)
3) Gel P : Sempit : 0,04 Tinggi : 0,3 ml volt (Normal)
4) PR Interval :0,12 detik Normal (Normal : 0,12 – 0,20)
5) Gel QRS: Gelombang P selalu diikuti qrs, 0,08 (Normal : 0,06 – 0,12
detik)
6) Axis :
Lead I aVF
11 - 0 = 11 2-1=1
Lead I
0 11
aVF
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Cairan : NaCl 0,9 % 500 ml/12 Jam
14 Tpm
2. Diet : Diet Rendah Garam III 1700 Kkal (Pemberian per oral)
Pagi : Bubur lunak 50 gr
Siang : Nasi, sayur dan lauk pauk
Malam : Snack dan susu
3. Terapi Obat
1. Amlodipin 1 x 10 mg PO, pukul 06.00
2. Bisoprolol 1 x 2,5 mg PO, pukul 06.00
3. Ceftriaxone 1 x 2 gr IV drip, pukul 12.00
4. Paracetamol 3 x 500 gr PO, Bila diperlukan pukul 06.00 , 12.00,
18.00
5. Vitamin K 3 x 10 mg IV drip, 06.00 , 12.00, 18.00
6. Aspar K 3 x 1 Tab PO, Pukul 06.00 , 12.00 dan 18.00
7. Asam Folat 2 x 1 mg PO pukul 06.00 dan 12.00
8. Insulin Novorapid 2 x 4 unit, Via Sc 06.00 dan 18.00
Dian Nurlaela
TABEL INDIKASI , KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING TERAPI
OBAT
Nama : Ny. S
No. RM : 4429107
ANALISA DATA
Nama Klien / umur :Ny. S / 45 tahun No. Register : 4429107
4 DS : Gangguan Gangguan
Klien mengatakan merasa Neuromuskular, Mobilitas
lemas dan sulit menggerakan penurunan Fisik
tubuh bagian kiri kekuatan otot
DO :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TTV klien :
TD : 150/100 mmHg
(N : Sistolik : 110 – 130
Diastolik : 70 – 90)
N: 90 x/menit (N : 60 – 100
x/menit)
S : 36,5 C (N : 35,5 – 36,5)
RR : 18x/ menit (N : 18 –
24x/menit)
Klien mengalami hemiparase
sinistra
Klien tampak kesulitan dalam
menggerakkan
ekstremitasnya dan harus
dibantu
Kekuatan otot klien
5555 3332
5555 3322
Tidak tampak adanya
kontraktur, deformitas atau
kelainan pada tulang lainnya
Klien tampak ADL dibantu
oleh keluarga dan perawat
Reflek babinsky klien :
Ektremitas kiri (+)
Ekstremitas kanan (-)
Reflek patella
Ektremitas kiri (-)
Ekstremitas kanan (+)
5 DS : Gangguan Gangguan
Klien mengatakan sulit untuk Motorik Komunikasi
berbicara dengan jelas karena Berbicara Verbal
lidahnya yang pelo
DO :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Klien tampak lebih sering
menggunakan bahasa isyarat
dengan menunjuk,
menangguk atau menggeleng
Klien tampak sulit
menggunakan ekspresi pada
wajah
Klien tampak mengalami
dysatria
Klien tampak berbicara pelo
dan suara tidak begitu jelas
Klien mengalami adanya
perubahan di wajah tampak
bibir klien miring kekanan
dan tampak ada deviasi lidah
kearah kiri
Pada pemeriksaan 12 Saraf
Kranial tampak terjadi
beberapa masalah yaitu pada
Nervous VII (Fasialis) dan N
ervous XII (Hipoglosus
deviasi lidah kekiri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien / umur :Ny. S / 45 tahun No. Register : 4429107
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien / umur :Ny. S / 45 tahun No. Register : 4429107
4 Tujuan : Mandiri
Klien dapat menunjukan tidak 1. Monitor lokasi insisi adanya Dian
terjadinya infeksi selama kemerahan, bengkak atau Nurlael
dilakukan asuhan tanda-tanda dehisen atau a
keperawatan dalam waktu 3 x eviserasi
24 jam dengan 2. Monitor tanda dan gejala
Kriteria Hasil : infeksi local dan sistemik
1. TTV dalam rentang 3. Monitor tanda – tanda vital
normal Sistolik (N : 110- klien setiap 8 jam
130 mmHg) kriteria = 4. Monitor karakteristik luka
membaik post op carniotomy ( warna,
Diastolik (N : 70-90 ukuran , bau )
mmHg) 5. Ganti balutan sesuai jadwal
Kriteria = membaik 6. Pasang balutan sesuai jenis
N : 60 – 100x/menit luka
RR : 18 -24 x/menit 7. Pertahankan teknik steril saat
Suhu : 35,5 – 36,5 C melakukan perawatan luka
2. Tidak adanya tanda
tanda infeksi seperti Kolaborasi
Tumor (membengkak), Kolaborasi dengan dokter terkait
Calor (panas), Dolor pemberian obat-obat yang sesuai
(sakit), rubor (merah) dengan program terapi klien
dan fungsio laesa 8. Ceftriaxone 1 x 2 gr IV drip,
( fungsi terganggu) pukul 12.00 WIB
3. Tidak ada plebitis pada
área pemasangan infus
klien
4. Kondisi luka membaik
(kriteria 1 = menurun, 2
= cukup menurun, 3 =
sedang, 4 = cukup
meningkat, 5 =
meningkat)
5. Hasil lab dalam rentang
normal :
Hemoglobin : 11,7 –
15,0 g/dl
Hematokrit : 33 – 45 %
Leukosit : 5,0 – 10,0
ribu/ul
Eritrosit : 3,80 – 5,20
juta/ul
Trombosit : 150 – 440
ribu/ul
5 Tujuan Mandiri Dian
Klien dapat menunjukan 1. Monitor Kemampuan Nurlael
adanya peningkatan dalam komunikasi klien a
berkomunikasi secara verbal 2. Monitor kecepatan, tekanan,
atau non verbal setelah kuantitas, volume bicara
dilakukan asuhan 3. Monitor adanya perasaan
keperawatan dalam waktu 2 x frustasi marah dan depresi
24 jam, dengan 4. Identifikasi perilaku
Kriteria Hasil : emosional dan fisik sebagai
1. Klien mampu bentuk komunikasi
berkomunikasi secara 5. Gunakan metode alternatif
efektif secara verbal (misalnya : menulis,
dan non verbal berkedip, isyarat tangan )
2. Klien mampu 6. Berikan dukungan psikologis
mengekspresikan diri
apa yang sedang Edukasi
dialami dan 1. Anjurkan bicara perlahan
memahami orang lain
3. Disatria Mengalami
penurunan (Kriteria :
1 = meningkat, 2 =
cukup meningkat, 3 =
sedang, 4 =cukup
menurun, 5 =
menurun)
4. Respon klien
meningkat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Perawat
Memonitoring GCS klien berulang
2 dinas
02.00 Hasil : tampak kesadaran klien sedang, GCS : E=4
sore
M=5 V=6, pupil mata isokor, reaksi terhadap cahaya
(+) pada mata kanan dan kiri . pupil berukuran ±3mm
EVALUASI KEPERAWATAN
5555 3332
5555 3332
Klien post op craniotomy hari ke 7 setelah
2
observasi icu Dian
A : Masalah keperawatan : risiko perfusi cerebral Nurlael
tidak efektif belum teratasi dan masih menjadi risiko a
P : Intervensi dilanjutkan
S:
Klien mengatakan badan masih terasa lemas,
dan tubuhn bagian kiri susah untuk
digerakkan
Klien mengatakan terkena diabetes militus
sejak 2 tahun yang lalu
Klien mengatakan memiliki riwayat diabetes
militus dari ibunya
O:
Klien tampak lemas
TTV klien :
Hasil TTV Klien :
TD : 160/90 mmHg, N : 80x/menit, S : 36,3 C
dan RR : 20x/menit
Klien tampak terdapat tanda tanda
hiperglikemia seperti polidipsi, polifagia dan
poliuria
Hasil GDS klien pada tanggal 29 September
3 2019 :
Pukul 11.00 : 305 g/dl
Pukul 17.00 : 287 g/dl
Insulin novorapid 2 x 4 unit telah diberikan
sebelum makan pagi dan sore
A : Masalah keperawatan : ketidakstabilan kadar
glukosa darah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S:
Klien mengatakan masih merasa lemas dan
Dian
sulit menggerakan tubuh bagian kiri
Nurlael
a
O:
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TTV klien :
TD : 160/90 mmHg, N : 80x/menit, S : 36,3 C dan
RR : 20x/menit
GCS klien 15 E=4 M=6 V=5
Klien mengalami hemiparase sinistra
Klien tampak kesulitan dalam
menggerakkan ekstremitasnya dan
harus dibantu
Kekuatan otot klien
5555 3332 Dian
4 5555 3332 Nurlael
Tidak tampak adanya kontraktur, a
deformitas atau kelainan pada tulang
lainnya
Klien tampak ADL dibantu oleh
keluarga dan perawat
Reflek babinsky klien :
Ektremitas kiri (+)
Ekstremitas kanan (-)
Reflek patella
Ektremitas kiri (-)
Ekstremitas kanan (+)
A : Masalah Keperawatan : Gangguan Mobilitas
Fisik belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S:
Klien mengatakan tidak ada nyeri
pada luka bekas operasi
O:
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : Compos mentis
TTV klien :
TD : 160/90 mmHg, N : 80x/menit, S : 36,3 C dan
RR : 20x/menit
Kondisi pemasangan infus klien
tampak Baik, tidak ada bengkak, tidak ada
5 phlebitis, tetesan infus tidak macet 14 tpm,
IVFD terpasang pada metacarpal dextra,
cairan NaCl 0,9 % 500 ml/ 12 jam
Klien tampak terdapat luka post op
craniotomy hari ke 7, panjang luka 18 cm
dibagian kepala sebelah kanan, jahitan tampak Dian
rapi Nurlael
Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi, a
tidak keluarnya ciran dari dalam luka
Hasil Laboratorium tanggal 28 September
2019
Hemoglobin : 10, 8 g/dl (normal)
Hematokrit :33 % (normal)
Leukosit : 11,0 Ribu / ul (Tinggi)
Eritrosit : 4,30 Juta/ ul (normal)
Trombosit 318 Ribu/ul (normal)
A : Masalah risiko infeksi belum teratasi dan masih
menjadi risiko
P : Intervensi dilanjutkaan
S:
Klien mengatakan sulit untuk berbicara dengan jelas
karena lidahnya yang pelo
O:
Keadaan Umum : Sedang
TTV klien :
TD : 160/90 mmHg, N : 80x/menit, S : 36,3
C dan RR : 20x/menit
Kesadaran : Compos Mentis
Klien tampak lebih sering menggunakan
bahasa isyarat dengan menunjuk, menangguk
atau menggeleng
Klien tampak sulit menggunakan ekspresi
pada wajah
Klien tampak mengalami dysatria
Klien tampak berbicara pelo dan suara tidak
begitu jelas
Klien mengalami adanya perubahan di wajah
tampak bibir klien miring kekanan dan
tampak ada deviasi lidah kearah kiri
Pada pemeriksaan 12 Saraf Kranial
tampak terjadi beberapa masalah
yaitu pada Nervous VII (Fasialis)
dan N ervous XII (Hipoglosus
deviasi lidah kekiri
A : Maasalah Keperawatan : Gangguan Komunikasi
Verbal belum teratasi
P : Intervensi Dilanjutkan
EVALUASI KEPERAWATAN
S:
Klien mengatakan badan masih terasa lemas,
dan tubuh bagian kiri susah untuk
digerakkan
Klien mengatakan sering buang air kecil dan
terbangun pada malam hari
O:
Klien tampak lemas
Hasil TTV klien : TD 140/ 105 mmHg, N 80
x/ menit, RR 21 x/ menit, S 36,5ºC, Irama
teratur, nadi teraba kuat (kriteria 3 sedang)
Klien tampak terdapat tanda tanda
hiperglikemia seperti polidipsi, polifagia dan Dian
poliuria (Kriteria 4 : cukup membaik) Nurlaela
3 Hasil GDS klien pada tanggal 29 September
2019 :
Pukul 11.00 : 230 g/dl
Pukul 17.00 : 250 g/dl
Insulin novorapid 2 x 4 unit telah diberikan
sebelum makan pagi dan sore
A : Masalah keperawatan : ketidakstabilan kadar glukosa
darah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S:
Klien mengatakan masih
terasa lemas pada bagian
tubuh sebelah kiri
Klien mengatakan masih
terasa sulit jika
menggerakan kaki atau
tangan tanpa bantuan
O:
Kesadaran composmentis, keadaan umum
sedang (kriteris 4 cukup membaik)
Hasil TTV klien : TD 140/ 105 mmHg, N 80
x/ menit, RR 21 x/ menit, S 36,5ºC, Irama Dian
teratur, nadi teraba kuat (kriteria 3 sedang) Nurlaela
Klien tampak mampu menggerakan
ekstremitas bagian kiri atas dan bawah tetapi
harus dibantu dan dimotivasi dan kurang
mampu mengangkat pada bagian bahu 30º
dan bagian paha 30º (kriteria 3 sedang),
kekuatan otot klien (kriteria 4 cukup
meningkat)
Reflek patologis : Babinski (+) pada
ekstremitas bawah kiri, pada ekstremitas
4
kanan bawah (-), patologis (-) pada
ekstremitas bawah kiri
Klien sudah melakukan perubahan posisi
miring kiri, kanan, supine dan diobservasi
per 2 – 4 jam
klien dapat melakukan pergerakan dengan
instruksi, ROM aktif pada tangan dan ROM
pasif pada lengan dan paha, kekuatan otot
ekstremitas atas dan bawah bagian kanan
5555 5555, kekuatan otot ekstremitas atas
bagian kiri 4443, ektremitas bawah bagian
kiri 3333 (kriteria 4 cukup meningkat)
klien sudah diberikan penyuluhan tentang
ROM tampak mengerti dan ingin rutin untuk
melakukan pergerakan latihan sendi
A:masalah keperawatan:gangguan mobilitas fisik pada
klien belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S: Dian
Klien mengatakan tidak ada nyeri pada luka Nurlaela
bekas operasi
O:
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : Compos mentis
Hasil TTV klien : TD 140/ 105 mmHg, N 80
x/ menit, RR 21 x/ menit, S 36,5ºC, Irama
5 teratur, nadi teraba kuat (kriteria 3 sedang)
S:
keluarga klien mengatakan klien masih
jarang- jarang berbicara
O:
Kesadaran composmentis, keadaan umum
klien sedang (kriteria 4 cukup membaik)
Hasil TTV klien : TD 140/ 105 mmHg, N 80
x/ menit, RR 21 x/ menit, S 36,5ºC, Irama
teratur, nadi teraba kuat (kriteria 3 sedang)
EVALUASI KEPERAWATAN
S:
Klien mengatakan badan masih terasa lemas,
dan tubuh bagian kiri susah untuk
digerakkan
Klien mengatakan sering buang air kecil dan
terbangun pada malam hari
O:
Klien tampak lemas
Hasil TTV klien : TD 130/ 90 mmHg, N 80
x/ menit, RR 21 x/ menit, S 36,5ºC, Irama
teratur, nadi teraba kuat (kriteria 4 membaik)
Klien tampak terdapat tanda tanda
hiperglikemia seperti polidipsi, polifagia dan
poliuria (Kriteria 4 : cukup membaik) Dian
3 Nurlaela
Hasil GDS klien pada tanggal 1 oktober
2019 :
Pukul 06.00 : 230 g/dl
Pukul 17.00 : 300 g/dl
Insulin novorapid 2 x 4 unit telah diberikan
sebelum makan pagi dan sore
A : Masalah keperawatan : ketidakstabilan kadar glukosa
darah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S:
Klien mengatakan masih
terasa lemas pada bagian
tubuh sebelah kiri
Klien mengatakan masih
terasasulit jika
menggerakan kaki atau
tangan tanpa bantuan
O:
Kesadaran composmentis, keadaan umum
sedang (kriteris 4 cukup membaik)
Hasil TTV klien : TD 130/ 90 mmHg, N 80
x/ menit, RR 21 x/ menit, S 36,5ºC, Irama
teratur, nadi teraba kuat (kriteria 4 membaik)
Klien tampak mampu menggerakan Dian
ekstremitas bagian kiri atas dan bawah tetapi Nurlaela
harus dibantu dan dimotivasi dan kurang
mampu mengangkat pada bagian bahu 30º
dan bagian paha 30º (kriteria 3 sedang),
4
kekuatan otot klien (kriteria 4 cukup
meningkat)
Reflek patologis : Babinski (+) pada
ekstremitas bawah kiri, pada ekstremitas
kanan bawah (-), patologis (-) pada
ekstremitas bawah kiri
Klien sudah melakukan perubahan posisi
miring kiri, kanan, supine dan diobservasi
per 2 – 4 jam
klien dapat melakukan pergerakan dengan
instruksi, ROM aktif pada tangan dan ROM
pasif pada lengan dan paha, kekuatan otot
ekstremitas atas dan bawah bagian kanan
5555 5555, kekuatan otot ekstremitas atas
bagian kiri 4443, ektremitas bawah bagian
kiri 3333 (kriteria 4 cukup meningkat)
A:masalah keperawatan:gangguan mobilitas fisik pada
klien belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S:
Klien mengatakan tidak ada nyeri pada luka
bekas operasi
O:
5 Keadaan umum : sedang Dian
Kesadaran : Compos mentis Nurlaela
Hasil TTV klien : TD 130/ 90 mmHg, N 80
x/ menit, RR 21 x/ menit, S 36,5ºC, Irama
teratur, nadi teraba kuat (kriteria 4 membaik)
Kondisi pemasangan infus klien tampak
Baik, tidak ada bengkak, tidak ada phlebitis,
tetesan infus tidak macet 14 tpm, IVFD
terpasang pada metacarpal dextra, cairan
NaCl 0,9 % 500 ml/ 12 jam
Klien tampak terdapat luka post op
craniotomy hari ke 7, panjang luka 18 cm
dibagian kepala sebelah kanan, jahitan
tampak rapi
Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi,
tidak keluarnya ciran dari dalam luka
(Kriteria 4 : cukup membaik)
Hasil Laboratorium tanggal 30 September
2019
Hemoglobin : 11,00 g/dl (Normal),
Hematokrit 38% (Normal)
Leukosit 10,8 Ribu/ul (Tinggi),
Eritrosit 5,0 Juta/ul (Normal),
Trombosit 245 Ribu/ul (Normal)
(Kriteria 4 : cukup membaik)
A : Masalah risiko infeksi belum teratasi dan masih
menjadi risiko
P : Intervensi dilanjut
S:
keluarga klien mengatakan klien masih
jarang- jarang berbicara
O:
Kesadaran composmentis, keadaan umum
klien sedang (kriteria 4 cukup membaik)
Hasil TTV klien : TD 130/ 90 mmHg, N 80
x/ menit, RR 21 x/ menit, S 36,5ºC, Irama
teratur, nadi teraba kuat (kriteria 4 membaik)
Klien tampak sulit mengucap dan berbicara
pelo (kriteria 4 cukup menurun)
Tampak wajah klien lebih mencong ke kiri
(kriteria 2 cukup menurun)
Klien sudah mau dan termotivasi untuk
meningkatkan berbicara untuk latihan
Dian
Nurlaela
SATUAN PENYULUHAN ACARA
Waktu : 25 Menit
III. SASARAN
IV. MATERI
a. Pengertian ROM
V. METODE
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Demonstrasi
d. Redemonstrasi
VI. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar Balik
: Mahasiswa/ Perawat
Kegiatan
2. Memperkenalkan 2. Menyimak
diri
3. Menyampaikan 3. Menyimak
kontrak dan
waktu 4. Menyimak
4. Menyampaikan
tujuan
5. Menyimak
5. Menyampaikan
Topik
pembelajaran :
Latian ROM
Aktif pada
pasien stroke
2. Macam – macam
3. Menyimak
ROM
3. Tujuan Gerakan
4. Menyimak
ROM Aktif
4. Latihan Gerakan
4. Fase 10 1. Menyimpulkan
Terminasi Menit isi pokok materi
pembelajaran 1. Menyimak
Latihan ROM
Aktif pada
pasien Stroke
2. Memberikan 2. Mengajukan
Kesempatan Pertanyaan
kepada peserta
untuk bertanya
3. Menyawab
3. Mengevaluasi
Pertanyaan
hasil
pembelajaran
dengan
mengajukan
pertanyaan
sesuai materi
pembelajaran
4. Menyimak
4. Memberikan
saran kepada
peserta
pembelajaran
dalam
melakukan
saran-saran yang
harus
5. Menjawan
diperhatikan
salam
5. Menyampaikan
salam 6. Menerima
6. Membagikan leaflet
leaflet
IX. EVALUASI
1. Kriteria Struktur
1. Penyelenggara pendidikan kesehatan dilakukan di Gedung A Lantai 5
Zona A RSUPN Cipto Mangunkusumo
2. Pengorganisasian penyelenggaraan pendidikan kesehatan dilakukan
sebelum dan saat pendidikan kesehatan
2. Kriteria Proses
a. Antusias klien dan keluarga terhadap materi pendidikan kesehatan
b. Ny.S dan Keluarga fokus mendengarkan pendidikan kesehatan
c. Ny.S dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dengan benar
3. Kriteria Hasil
a. Ny. S dan Keluarga Kooperatif dalam acara pendidikan kesehatan
b. Ny.S dan Keluarga mampu menjelaskan kembali Pengertian ROM
c. Ny. S dan Keluarga mampu menjelaskan kembali Macam-macam
ROM
d. Ny. S dan Keluarga mamu menjelaskan kembali Tujuan gerakan
ROM
e. Ny. S dan Keluarga mampu menjelaskan Latian gerakan ROM
Aktif
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENALI LATIHAN
ROM AKTIF PADA PASIEN STROKE
1. Pengerian ROM
Range of Motion yaitu salah satu terapi pemulihan dengan cara melatih
otot untuk mempertahankan kemampuan pasien untuk menggerakkan
persendian secara normal (Susanti & Bistara, 2019)
Range of Motion (ROM) menurut Potter & Perry (2005) tindakan atau
latihan otot dan persendian pada pasie dengan masalah mobilitas
sendinya terganggu karena penyakit, disabilitas atau trauma.
b. Bahu
Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke posisi di
atas kepala,
Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh.
Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan
telapak tangan jauh dari kepala,
Adduksi: Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh
sejauh mungkin,
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
c. Siku
Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu
bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu,
Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan
tangan
Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
d. Lengan Bawah
Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga
telapak tangan menghadap ke atas,
Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga
telapak tangan menghadap kebawah,
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
e. Pergelangan Tangan
Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah,
Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan
bawah berada dalam arah yang sama,
Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh
mungkin,
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
f. Jari- jari tangan
Abduksi : Mereggangkan jari-jari tangan yang satu
dengan yang lain.
Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan. Ulang
gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
DAFTAR PUSTAKA
JURUSAN KEPERAWATAN
NIM : P17120017049
3 Rabu Lampiran
dan BAB 1 - Pada lampiran perbaiki
17/04/20
etiologi pada dx risiko
perfusi serebral tidak
efektif menjadi edema
serebri
- Ubah etiologi dx
ketidakstabilan adar
glukosa darah menjadi
gangguan toleransi gula
darah
- Ubah etiologi dx gangguan
komunikasi verbal menjadi
gangguan motorik
berbicara
4
Lampiran - Tambahkan data pada
Rabu,
dan BAB 1 analisa data
22/04/20 - Perhatikan penggunaan
kalimat dalam latar
belakang
- Perhatikan huruf besar
- Perhatikan penggunaan
titik
5 Kamis,
Lampiran
25/04/20 dan BAB 1 - Perhatikan penulisan kata
sehingga
- Hapus pemeriksaan
penunjang pada latar
belakang
6 Senin, Lampiran
dan BAB 1 - Lampiran sudah ok ganti
04/05/20 spasi 1
- BAB 1 : Tambahkan
patofisiologi baru masukan
tanda dan gejala, peran
perawat lebih spesifik
7 Jumat,
BAB 1 – - Perhatikan penggunaan
08/05/20 BAB 5 huruf capital
- Perhatikan penyebutan
nama penulis dan tahun,
contoh : Menurut A (tahun)
tapi kalo dibelakang (A,
tahun)
- Tambahkan referensi
terbaru
- Perhatikan kata
penghubung
- Perhatikan kesalahan
mengetik (typo)
- Pada pembahasan pertama
yang harus dijelaskan
faktor penyebab misalnya
hipertensi, kedua tanda dan
gejala, ketiga test
diagnostic, lalu program
terapi
- Pada setiap pembahasan
jelaskan patofisiologinya
- Jelaskan kenapa
mengambil diagnose
prioritas risiko perfusi
serebral dan data
dukungnya
- Jelaskan kenapa intervensi
dilakukan
- Sebutkan hambatan-
hambatan pada setiap
implementasi
8 Jumat.
- BAB 1 Sudah ok,
15/05/20 BAB 1 – perhatikan kembali
BAB 3 kesalahan ketik
- Pada bab 2, perhatikan
penggunaan huruf besar
dan penggunan kata dan,
sehingga.
- Pada bab 3 Tambahkan
data, perhatikan
penggunaan kata
penghubung,
9 Selasa.
JURUSAN KEPERAWATAN
NIM : P17120017049
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pedidikan