PROPOSAL PENELITIAN
DISUSUN OLEH :
NOVITA SARI
NIM : 173210333
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Oleh:
NOVITA SARI
173210333
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa, disetujui oleh pembimbing TA Program Studi DIII
Keperawatan Solok Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan telah siap
untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji TA
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Pembimbing I Pembimbing II
Ns. SRI DEWI Sp. Kep. Mat Ns. ZULHARMASWITA, Sp. Kep.An
NIP. 19810904 200212 2 001 NIP. 19791020 200212 2 001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih pada kedua orang tua
yang telah memberikan dukungan secara moril dan materil . Selanjutnya kepada
ibu Ns. SRI DEWI, Sp.Kep.Mat selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ns.
kepada :
2. Ibu Ns. Sila Dewi Anggreni, S.Pd, M.Kep, Sp, KMB selaku Ketua Jurusan
iii
3. Ibu Ns. Deharnita, S. Kep, M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan
Solok.
4. Bapak dan Ibu Dosen Prodi DIII Keperawatan Solok yang telah
Solok.
Proposal Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala bantuan dari semua
pihak yang terlibat dalam penulisan ini. Mudah-mudahan Proposal Penelitian ini
NOVITA SARI
iv
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Studi Kasus.................................................................................................5
1. Tujuan Umum.....................................................................................................5
2. Tujuan Khusus....................................................................................................5
D. Manfaat Studi Kasus...............................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................8
A. KONSEP SECTIO CAESAREA.....................................................................................8
B. KONSEP PENYEMBUHAN LUKA.............................................................................18
C. KONSEP MOBILISASI DINI.........................................................................................34
D. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS SECTIO CAESREA...............................................43
BAB III...............................................................................................................................59
METODE PENELITIAN.......................................................................................................59
A. Metode.................................................................................................................59
B. Tempat dan waktu penelitian...............................................................................59
C. Subjek Penelitian..................................................................................................59
D. Fokus studi...........................................................................................................60
E. Definisi operasional..............................................................................................60
F. Metode Pengumpulan Data.................................................................................61
G. Penyajian data......................................................................................................64
H. Etika studi kasus...................................................................................................64
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bayi per abdominal dengan melalui insisi pada dinding abdomen dan
progresif dari 4,5% per semua persalinan sampai hampir 25% . Di Inggris
insiden meningkat kurang dari 5% pada tahun 1973 menjadi 10% pada
tahun 1986. dari hasil penelitian dunia pada tahun 2009 didapatkan Sectio
tindakan Sectio caesarea sebanyak 9.550 kasus per 100.000 kasus pada
Pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea 47,22%,
tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun 2003
1
sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar 51,59%,
dan tahun 2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat data yang
sectio dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan.
kematian ibu untuk sumatra barat pada tahun 2018 111/93.935 kali
Dari data Rumah Sakit M.Natsir kota solok tahun 2019 didapatkan
62% ibu post partum dengan post sectio caesarea 406 orang, persalinan
yang dilakukan oleh penulis di RSUD M.Natsir terhadap 6 orang ibu post
hanya beberapa tahap. Hal ini disebabkan rasa takut ibu untuk bergerak
dikarenakan khawatir jahitan luka operasi akan terbuka serta ketakutan ibu
pascabedah.
2
Seorang yang baru menjalani operasi karena adanya nyeri akan
cenderung untuk bergerak lebih lambat. rasa sakit atau nyeri yang masih
terasa 2-3 hari setelah operasi caesar umumnya membuat ibu enggan
menggerakkan badan, apalagi turun dari tempat tidur. Hal ini terjadi
faktor antara lain yaitu mobilisasi dini post sectio caesarea (Lina, 2017).
diri pasien, dan mempersiapkan pasien pulang (Jitiwiyono dalam tri septi
pujirahayu, 2016).
3
puerperium, mempercepat involusi alat kandungan, memperlancar fungsi
penurunan peristaltik dengan konstipasi dan impaksi (Perry dalam sri septi
B. Rumusan Masalah
yang menimbulkan respon fisik dan psikis dengan adanya nyeri luka
untuk berbaring saja untuk mempertahankan seluruh tubuh kaku dan tidak
persendian, postur yang buruk, kontraktur otot, nyeri tekan dan dapat
4
menyebabkan pendarahan. intervensi keperawatan untuk meningkatkan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2020.
5
menggunakan intervensi dukungan mobilisasi di kota solok tahun
2020.
2020.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktisi
6
1) Bagi Perawat
caesarea.
4) Bagi pasien
kebutuhan mobilisasi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
abdominal dengan melalui insisi pada dinding abdomen dan dinding uterus
buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut rahim dengan
saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat diatas 500 gram (Mitayani, 2009).
adekuat, nausea/ mual dan muntah, pusing kepala pasca pungsi lumbal, blok
2. Tipe-tipe caesarea
8
Pada bagian segmen bawah uterus dibuat insisi melintang yang kecil, luka
ini dilebarkan ke samping dengan jari-jari tangan dan berhenti didekat daerah
kasus terletak dibalik insisi diekstraksi atau didorong, diikuti oleh bagian
insisi melintang. Insisi membujur dibuat dengan skapel dan dilebarkan dengan
anterior uterus dan dilebarkan keatas serta kebawah dengan gunting berujung
tumpul. Diperlukan luka insisi yang lebar karena bayi dilahirkan dengan
presentasi bokong dahulu, janin atau plasenta dikeluarkan dan uterus ditutup
histerektomi pada kasus kasus yang mengalami infeksi luas dengan mencegah
3. Etiologi
9
Indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri iminen,
adalah fetal distress dan janin besar melebihi 4.000 gram. Penyebab sectio
CPD adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar
kepala janin yang menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami.
rongga panggul yang merupakan jalan harus dilalui oleh janin ketika akan
lahir secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul
b. Preeklamsia berat/PEB
kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena
itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati
10
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan ditunggu 1 jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban
minggu.
d. Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara sesar. Hal ini karena
daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami
sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara
normal.
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas (Manuaba, 2003).
panggul.
11
b) Presentasi muka
paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5%.
c) Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dan berada pada posisi terendah
sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak kepala belakang
kepala.
d) Letak sungsang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum
f. Patofisiologi
diatas 500 gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh titik
indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul, disfungsi uterus
distosia jaringan lunak plasenta previa untuk ibu. Sedangkan untuk janin
adalah gawat janin. Janin besar dan letak lantang setelah dilakukan sectio
caesarea ibu akan mengalami adaptasi postpartum baik dari aspek kognitif
12
berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek
fisiologis yaitu produk oksitosin yang tidak adekuat akan mengakibatkan asi
yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi port de entris bagi
kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan
prinsip steril.
terhadap janin maupun ibu anastesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir
dalam keadaan apnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah. Akibatnya
janin bisa mati sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu
terhadap tonus uteri bagian atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar.
Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat
sekret yang berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup titik
mobilitas usus.
yang menurun maka peristaltik juga menurun titik makanan yang ada di
lambung akan menumpuk dan karena refleksi untuk batuk juga menurun.
Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa
endotrakeal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan
13
g. Komplikasi sectio caesarea
7) Gangguan laktasi,
2006).
h. Tekhnik Penatalaksanaan
a. Buatlah insisi membujur secara tajam dengan pisau pada garis tengah
14
b. Setelah cavum uteri terbuka kulit ketuban dipecah. Janin dilahirkan
c. Setelah janin lahir sepenuhnya tali pusat diklem ( dua tempat ) dan
samping.
b. Buat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen bawah rahim
15
diperlebar dengan gunting sampai kurang lebih sepanjang 12 cm saat
c. Setelah cavum uteri terbuka kulit ketuban dipecah dan janin dilahirkan
urinaria.
16
b. Segmen bawah rahim diris melintang seperti pada bedah Caesar
pada tepi segmen bawah rahim. Satu klem juga ditempatkan diatas
serviks.
visera abdominis.
17
B. KONSEP PENYEMBUHAN LUKA
1. Definisi
spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.Keadaan ini dapat
disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
Proses yang kemudian terjadi pada jaringan yang rusak ini ialah
penyembuhan luka yang dapat dibagi dalam tiga fase yaitu fase inflamasi,
2. Jenis Luka
18
a. Luka akut
b. Luka kronis
Yaitu luka bedah tidak terinfeksi yang mana tidak terjadi proses
genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka
19
saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi non-
Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan
20
Terjadi karena teriris oleh instrument yang tajam. Misal yang
Terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh
kawat.
21
Setiap kejadian luka, mekanisme tubuh akan mengupayakan
regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor
kondisi metabolic).
setelah terjadi perlukaan dan akan terus berlanjut pada keadaan dimana
penyembuhan.
penyembuhan jaringan.
a. Fase Inflamasi
22
Fase inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang terjadi
akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak
proses penyembuhan. Pada awal fase ini, kerusakan pembuluh darah akan
pembuluh darah.
Periode ini hanya berlangsung 5-10 menit, dan setelah itu akan
darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara
asidosis.
benda asing dan bakteri di daerah luka selama 3 hari dan kemudian akan
digantikan oleh sel makrofag yang berperan lebih besar jika dibanding
23
Fungsi makrofag disamping fagositosis adalah:
a. Sintesa kolagen.
Dengan adanya luka yang bersih, tidak terdapat infeksi atau kuman
hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3
b. Fase Proliferasi
Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki
24
hyaluronic acid, fibronectin dan profeoglycans) yang berperan dalam
darah baru dan juga fibroblas sebagai satu kesatuan unit dapat memasuki
kawasan luka. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam di
a. Proliferasi
b. Migrasi
nutrisi yang cukup di daerah luka karena biasanya pada daerah luka
terdapat keadaan hipoksik dan turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini
25
fibroplasia dan angiogenesis merupakan proses terintegrasi dan
(grwth factors).
mitosis sel epidermal. Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan
Fungsi kontraksi akan lebih menonjol pada luka dengan defek luas
jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses
kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth factor yang dibentuk
c. Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir
26
garunalasi, warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena
pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak
kolagen yang telah dimulai sejak fase proliferasi akan dilanjutkan pada
proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih matang, yaitu lebih
kuat dan struktur yang lebih baik (proses remodellin). Untuk mencapai
berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu
terbuka.
setiap penderita, namun hasil yang dicapai sangat tergantung dari kondisi
muda dan sehat akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan
27
Klasifikasi Penyembuhan luka Penyembuhan luka kulit tanpa
pertolongan dari luar berjalan secara alami. Luka akan terisi jaringan
menuju kepada ). Cara ini biasanya cukup lama dan meninggalkan parut
per primam intentionem, yang terjadi bila luka segera diusahakan bertaut,
biasanya dengan bantuan jahitan. Parutan yang terjadi biasanya lebih halus
dan kecil. Namun penjahitan luka tidak dapat langsung dilakukan pada
luka yang terkontaminasi berat atau tidak berbatas tegas. Luka yang tidak
primer.
28
a. Usia Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada
orang tua.
darah.
tubuh.
C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Pasien kurang nutrisi memerlukan
adekuat.
c. Infeksi
infeksi.
lebih mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat
29
terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang menderita
e. Hematoma
jika terdapat bekuan yang besar, hal tersebut memerlukan waktu untuk
luka.
f. Benda asing
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit ( sel darah
g. Iskemia
suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah.
30
Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat
h. Diabetes
peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat
i. Keadaan Luka
j. Obat
Obat anti inflamasi ( seperti steroid dan aspirin ) heparin dan anti
terhadap cedera.
intravaskular.
31
5. Komplikasi
a. Komplikasi Dini
1) Infeksi
darah putih.
2) Perdarahan
32
Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi operasi yang
b. Komplikasi Lanjut
33
ditemukan di seluruh permukaan tubuh. Tempat predileksi merupakan
bawah, leher, wajah, telinga, dan dahi. Keloid agak jarang dilihat di
tekan, radiasi ringan dan salep madekasol (2 kali sehari selama 3-6
1. Pengertian
34
untuk bergerak dengan bebas. mobilisasi dan imobilisasi berada pada suatu
berkemih sering kali dengan keluhan nyeri, klien tidak mau melakukan
2. Tujuan Mobilisasi
penyumbuhan luka
35
g. Memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi atau
misalnya penderita multipe aklerosis dan cidera pada urat saraf tulang
belakang. Demikian juga pada pasien post operasi atau yang mengalami
nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya. Nyeri
tidak dapat diukur secara objektif misalnya dengan X-Ray atau tes darah.
Namun tipe nyeri yang muncul dapat diramalkan berdasarkan tanda dan
berbeda pada setiap waktu. Gambaran skala nyeri merupakan makna yang
lebih objektif yang dapat diukur. Gambaran skala nyeri tidak hanya
36
c. Faktor perkembangan
banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita dan umur
d. Tingkat Kecemasan
e. Tingkat Pengetahuan
37
Persalinan merupakan proses yang melelahkan, saat persalinan ibu
yang panjang. Tidak jarang setelah melahirkan ibu lebih sering memilih
g. Depresi
Biasanya depresi berlangsung sekitar satu sampai dua hari, hal ini dapat
tersinggung , menangis, tanpa sebab, gelisah, takut pada hal yang sepele
(Chapman, 2006).
4. Macam-Macam Mobilisasi
a. Mobilisasi penuh
b. Mobilisasi sebagian
38
1) Mobilisasi temporer yang disebabkan oleh trauma
Tahap – tahap mobilisasi dini pada pasien post sectio caesarea adalah
pada < 6 jam pertama setelah operasi, pasien harus tirah baring dan hanya
serta menekuk dan menggeser kaki. Pasien diharuskan miring kiri dan
a. Hari ke 1 :
39
2) Berbaring miring kekanan dan kekiri yang dapat dimulai
b. Hari ke 2 :
duduk .
40
Menurut Lia ( 2008 ) dengan melakukan mobilisasi dini post
partum
uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan
41
6) Mempercepat fungsi ASI (Meningkatkan kelancaran peredaran
metabolisme.
Karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah
dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka
42
Menurut Lailia (2009) peningkatan suhu tubuh karena adanya
involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat
dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Alasan masuk ke RS
caesarea.
43
Pada klien dengan post operasi keluhan utamanya yaitu klien
mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, badannya lemah, tidak berani
sebelumnya.
yang perlu dikaji yaitu penyakit berat yang pernah diderita salah satu
anggota yang ada hubungan dengan operasi misalnya : TBC, DM, dan
hipertensi.
1) Riwayat ginekologi
a) Riwayat menstruasi
diketahui yang keluar darah muda atau darah itu encer atau
44
menggumpal, lamanya nyeri atau tidak, pada sebelum atau sesudah
b) Riwayat Perkawinan
c) Riwayat Kontrasepsi
cukup bulan atau tidak, kelahirannya normal atau tidak, siapa yang
2) Riwayat obsetric
45
Menurut saifuddin (2008), anamnesis riwayat obsetri yang lalu
us n us g il ir as yi
1) Nutrisi
bertahap dan setelah 8 jam baru diberi makan, minum seperti biasanya,
46
2) Eliminasi
dengan post seksio caesaria, untuk BAK melalui dower cateter yang
3) Istirahat/tidur
operasi.
Klien dengan post sectio caesarea pada hari pertama dan kedua
5) Aktivitas
2. Pemeriksaan fisik
Meliputi keadaan umum, tingkat kesadaran, tanda vital pada ibu post
sectio caesarea.
47
a. Sistem pernafasan
anastesi.
b. Sistem kardiovaskuler
c. Sistem persyarafan
e. Sistem pencernaan.
biasanya membutuhkan waktu sekitar 1-3 hari agar fungsi saluran cerna
f. Sistem perkemihan.
48
Pada awal postpartum kandung kemih mengalami oedema, kongesti
dan hipotonik, hal ini disebabkan adanya overdistensi pada saat kala II
maka hal ini biasanya diperlukan kateterisasi pada ibu karena kondisi
g. Sistem reproduksi.
Tampak luka bekas operasi pada bagian abdomen klien dan adanya
pengeluaran lokia.
h. Sistem integumen.
i. Sistem muskuloskeletal.
persalinan, dan adanya kekakuan pada otot ekstremitas ibu post sectio
caesarea.
j. Sistem endokrin
masuk kedalam.
49
k. Data psikososial spiritual
1) Psikososial
perawatan payudara.
b) Persepsi diri
hamil.
c) Konsep diri
diri.
d) Hubungan/ komunikasi
e) Kebiasaan seksual
fungsi seksual.
50
l. Spiritual.
kepercayaan.
m. Data penunjang
n. Pengobatan
3. Diagnosa keperawatan
51
Tabel diagnosa keperawatan
52
Resiko perlambatan Gangguan mobilitas, Gejala dan tanda mayor
pemulihan pasca Trauma pada luka operasi, Subjektif
bedah. Pemanjangan proses 1. Mengeluh tidak
Kategori : operasi nyaman
Lingkungan Objektif
Subkategori : 1. Area luka operasi
Keamanan dan terbuka
Proteksi 2. Waktu penyembuhan
Definisi : yang memanjang
Pemanjangan jumlah Gejala dan tanda minor
hari pascabedah untuk Subjektif
memulai dan 1. Selera makan hilang
melakukan aktivitas Objektif
sehari-hari. 1. Gangguan mobilitas
2. Tidak mampu
melanjutkan
pekerjaan
3. Memulai pekerjaan
tertunda
4. Membutuhkan
bantuan untuk
perawatan diri
Definisi :
Berisiko mengalami
peningkatan terserang
organisme patogenik
53
4. Intervensi keperawatan
pasien atau klien. Perencanaan untuk masalah ibu post sectio caesarea
54
-dokumentasikan respons
terhadap efek analgesik dan
efek yang tidak diinginkan
Edukasi
-jelaskan efek terapi dan efek
samping obat.
Kolaborasi
-kolaborasi pemberi dosis dan
jenis analgesik, sesuai indikasi.
Resiko Pemulihan pasca bedah Dukungan mobilisasi
perlambatan L.14129 (I.05173)
pemulihan Definisi Definisi
pascabedah Proses penyembuhan setelah observasi
(D.0133) pembedahan untuk memulai -identifikasi adanya nyeri atau
Definisi : dan melakukan aktivitas keluhan atau keluhan lainnya.
Pemanjangan sehari-hari -identifikasi toleransi fisik
jumlah hari Ekspektasi : meningkat (5) melakukan pergerakkan
pascabedah Kriteria hasil : -monitor frekuensi jantung dan
untuk memulai Kenyamanan meningkat (5) tekanan darah sebelum
dan Selera makan meningkat (5) memulai mobilisasi
melakukan Mobilitas meningkat (5) -monitor kondisi umum selama
aktivitas Kemampuan melanjutkan melakukan mobilisasi
sehari-hari. pekerjaan meningkat (5) Terapeutik
Kemampuan bekerja -fasilitas aktivitas mobilisasi
meningkat (5) dengan alat bantu (mis.pagar
Waktu penyembuhan tempat tidur)
menurun(5) -fasilitas melakukan
Area lokasi operasi membaik pergerakan, jika perlu
(5) -libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
-jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
-anjurkan melakukan
mobilisasi dini
-ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (mis.
duduk ditempat tidur,duduk,di
sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi).
Gangguan Integritas kulit dan jaringan Perawatan pasca seksio
L.14125 sesaria (I.14567)
integritas
Definisi Observasi
kulit/jaringan Keutuhan kulit (dermis -identifikasi riwayat kehamilan
dan/atau epidermis) atau dan persalinan
55
(D.0129) jaringan (membran -monitor tanda-tanda vital ibu
mukosa,kornea,fasia,otot,tendo -monitor respon fisiologis
Definisi :
n,tulang,kartilago,kapsul sendi (mis, nyeri, perubahan uterus,
kerusakan dan/atau ligamen). kepatenan jalan nafas dan
Ekspektasi : Meningkat (5) lokia)
kulit (dermis
Kriteria hasil -monitor kondisi luka dan
dan/atau Elastisitas meningkat (5) balutan
Hidrasi meningkat (5) Terapeutik
epidermis)
Perfusi jaringan meningkat (5) -diskusikan perasaan,
atau jaringan pertanyaan, dan perhatian
pasien terkait pembedahan
(membran
-pindahkan pasien ke ruang
mukosa, rawat nifas
-motivasi mobilisasi dini 6 jam
kornea, fasia,
-fasilitasi kontak kulit ke kulit
otot, tendon, dengan bayi
-berikan dukungan menyusui
tulang,
yang memadai, jika
kartilago, memungkinkan
Edukasi
kapsul sendi
-informasikan pada ibu dan
dan/atau keluarga tentang kondisi ibu
dan bayi
ligamen).
-ajak latihan ekstremitas,
perubahan posisi, batuk, dan
napas dalam
-anjurkan ibu cara menyusui,
jika memungkinkan
-anjurkan ibu mengkonsumsi
nutrisi
Resiko infeksi Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi (I.14539)
Definisi Observasi
(0142)
Derajat infeksi berdasarkan -monitor tanda dan gejala
Definisi : observasi atau sumber infeksi lokal dan sistemik.
informasi Terapeutik
Berisiko
Ekspektasi : Menurun (5) -batasi jumlah pengunjung
mengalami Kriteria hasil -berikan perawatan kulit pada
Demam menurun (5) area edema
peningkatan
Kemerahan menurun (5) -cuci tangan sebelum dan
terserang Nyeri menurun (5) sesudah kontak dengan pasien
Bengkak (5) dan lingkungan pasien
organisme
-pertahankan teknik aseptik
patogenik pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
-jelaskan tanda dan gejala
infeksi
56
-ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
-ajarkan etika batuk
-ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka operasi
-anjurkan carameningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
-kolaborasikan pemberian
imunisasi, jika perlu
5. Implementasi
mobilisasi.
pergerakan
tidur ke kursi).
6. Evaluasi keperawatan
57
Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan ibu dengan
Tabel SOAP
58
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode
Jenis penulisan yang digunakan adalah studi kasus sebagai salah satu jenis
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal, berupa satu
orang yang terkena satu masalah. unit yang menjadi kasus tersebut secara
mendalam di analisa baik dari segi yang berhubungan dengan kasus itu
integratif.
C. Subjek Penelitian
59
1. Kriteria inklusi
target yang terjangkau dan akan diteliti Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah :
2. Kriteria Eksklusi
b. Ibu post operasi sectio caesarea dengan indikasi ketuban pecah dini.
D. Fokus studi
Fokus studi merupakan kajian utama dari permasalahan yang akan menjadi
acuan dalam studi kasus. dalam studi kasus ini yang menjadi fokus studi
adalah memberikan dukungan mobilisasi pada ibu post sectio caesarea dengan
E. Definisi operasional
60
Tabel definisi operasional
1. Wawancara
data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari
muka dengan orang tersebut (face to face). Data tersebut diperoleh secara
tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui observasi dapat digali dari
wawancara.
61
2. Observasi (pengamatan)
Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
3. Pemeriksaan fisik
Tujuan dari pemeriksaan fisik ini adalah untuk menentukan kesehatan pasien,
indera peraba.
62
mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk, dan konsistensi jaringan.
stetoskop.
berikut :
a. Pengkajian
sumber. Data-data yang harus ada adalah : data dasar, data fokus,data
b. Diagnosa keperawatan
problem,etiologi,dan sympthom.
c. Intervensi keperawatan
63
d. Implementasi keperawatan
keperawatan.
e. Evaluasi
2) Diagnosa keperawatan.
G. Penyajian data
data, data ditulis dalam bentuk narasi atau tekstuler. Narasi atau (tekstuler)
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti
(subjek penelitian) dan masyarakat yang akan akan memperoleh dampak hasil
64
mendapat rekomendasi dari institusi untuk mengajukan permohon ijin kepada
tampa adanya paksaan dari pihak mana pun. Sebelum intervensi dilakukan
bertanya tentang hal – hal yang kurang jelas. Selanjutnya respinden diberikan
responden pada salah satu rumah yang telah disepakati oleh semua responden.
Setiap data dalam konteks penelitian yang diberikan oleh responden tidak
responden.
65
4. Fair treatment responden
Mempunyai hak untuk dilakuakn intervensi yang sama oleh peneliti tampa
diskriminasi.
66
DAFTAR PUSTAKA
Farrer,H.2005.perawatan maternitas.jakarta:EGC.
Swara.
Perry, G.A & Potter, A.P. 2006. Clinical nursing skills & tecniques. (6 th edition).
USA: Mosby.
Sarwono Prawirohardjo.
67
LAMPIRAN 1
MOBILISASI DINI
Petugas Perawat
68
2. Menjaga privasi pasien
3. Mengatur posisi senyaman mungkin dan berikan lingkungan
yang tenang
4. Anjurkan pasien distraksi relaksasi nafas dalam dengan tarik
nafas perlahan-lahan lewat hidung dan keluarkan lewat
mulut sambil mengencangkan dinding perut sebanyak 3 kali
kurang lebih selama 1 menit
5. Latihan gerak tangan, lakukan gerakan abduksi dan adduksi
pada jari tangan, lengan dan siku selama setengah menit
6. Tetap dalam posisi berbaring, kedua lengan diluruskan diatas
kepala dengan telapak tangan menghadap ke atas
7. Lakukan gerakan menarik keatas secara bergantian sebanyak
5-10 kali
8. Latihan gerak kaki yaitu dengan menggerakan abduksi dan
adduksi, rotasi pada seluruh bagian kaki
69
3. Mengucapkan salam
4. Mencuci tangan
5. Mencatat dalam lembar catatan keperawatan.
70