Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN ASIDOSIS RESPIRATORI

DI RUANG ICU RSUD SOEWONDO PATI

Diajukan sebagai salah satu syarat tugas praktik klinik

Di Oleh :

Aliffia Devi Nurlistyanti


NIM : 222020010030

JURUSAN D3 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS 2022
LAPORAN PENDAHULUAN ASIDOSIS RESPIRATORI

A. PENGERTIAN
Asidosis respiratorik adalah Kondisi ini terjadi ketika kadar karbon dioksida di
dalam darah meningkat akibat adanya masalah di sistem pernapasan, seperti:
Gangguan pernapasan, seperti asma dan PPOK (penyakit paru obstruksi kronis)
Gangguan di jaringan paru, seperti fibrosis paru.
Asidosis dapat terjadi karena peningkatan kadar asam dalam darah akibat ginjal
tidak dapat mengeluarkan kadar asam berlebih melalui urine. Selain itu, asidosis
juga dapat terjadi karena hilangnya zat bikarbonat sebagai zat kimia yang
berfungsi untuk menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam darah.
Asidosis adalah kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat
tinggi. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti napas pendek, linglung, sakit
kepala, hingga penurunan kesadaran. Asidosis merupakan kondisi yang dapat
berakibat fatal bila tidak segera diobati.
Normalnya, pH darah di dalam darah adalah sekitar 7,4. Asidosis terjadi saat pH
darah kurang dari 7,35 (asam). Hal ini berbeda dengan alkalosis, yaitu kondisi
ketika pH darah lebih dari 7,45 (basa). Perubahan pH ini akan sangat
memengaruhi fungsi dan kerja berbagai organ tubuh. ( Tim Pokja SDKI DPP
PPNI 2016)

B. ETIOLOGI

1. Hambatan Pada Pusat Pernafasan Di Medula Oblongata.


a. Obat-obatan : kelebihan dosis opiate, sedative, anestetik (akut).
b. Terapi oksigen pada hiperkapnea kronik.
c. Henti jantung (akut).
d. Apnea saat tidur.

2. Gangguan Otot-Otot Pernafasan Dan Dinding Dada.


a. Penyakit neuromuscular : Miastenia gravis, poliomyelitis, sclerosis
lateral amiotropik.
b. Deformitas rongga dada : Kifoskoliosis.
c. Obesitas yang berlebihan.
d. Cedera dinding dada seperti patah tulag-tulang iga.

3. Gangguan Pertukaran Gas.


a. PPOM (emfisema dan bronchitis).
b. Tahap akhir penyakit paru intrinsic yang difus.

c. Pneumonia atau asma yang berat.


d. Edema paru akut.
e. Pneumotorak.

4. Obstruksi Saluran Nafas Atas Yang Akut.


a. Aspirasi benda asing atau muntah.
b. Laringospasme atau edema laring, bronkopasme berat.

5. Hipofentilasi Dihubungkan Dengan Penurunan Fungsi Pusat


Pernafasan Seperti Trauma Kepala, Sedasi Berlebihan, Anesthesia
Umum, Alkalosis Metabolic.

C. MANIFESTASI KLINIS

Tanda-Tanda Klinis Berubah-Ubah Pada Asidosis Respiratorik Akut Dan Kronis


Yaitu:

1. Hiperkapnea mendadak (kenaikan PaCO2) dapat menyebabkan peningkatan


frekuensi nadi dan pernafasan, peningkatan tekanan darah, kusust piker, dan
perasaan penat pada kepala.
2. Peningkatan akut pada PaCO2 hingga mencapai 60 mmHg atau lebih
mengakibatkan : somnolen, kekacauan mental, stupor, dan akhirnya koma, juga
menyebabkan sindrom metabolic otak, yang dapat timbul asteriksis (flapping
tremor) dan mioklonus (kedutan otot).
3. Retensi O2 menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak, maka kongesti
pembuluh darah otak yang terkena menyebabkan peningkatan tekanan intra
cranial dan dapat bermanifestasi sebagai papilladema (pembengkakan dikus
optikus yang terlihat pada pemeriksaan dengan optalmoskop).
4. Hiperkalemia dapat terjadi sebagai akibat konsentrasi hydrogen memperburuk
mekanisme kompensatori dan berpindah kedalam sel, sehingga menyebabkan
kalsium keluar dari sel.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASIDOSIS RESPIRATORIK


1. Penyebab umum asidosis respiratorik akut, yaitu:
- Gangguan paru-paru (PPOK, emfisema, asma, pneumonia).
- Kondisi yang memengaruhi laju pernapasan.
- Kelemahan otot yang memengaruhi pernapasan terutama saat mengambil
napas dalam-dalam.
- Saluran udara yang tersumbat (tersedak).
- Overdosis obat penenang.
- Gagal jantung
2. penyebab umum asidosis respiratorik kronis yaitu:
- Asma
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Edema (pembengkakan) paru akut
- Obesitas
- Gangguan neuromuskular seperti multiple sclerosis atau distrofi otot
- Skoliosis
E. PATHOFLOW
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pengobatan Diarahkan Untuk Memperbaiki Ventilasi Efektif Secepatnya
Dengan :
a. Pengubahan posisi dengan kepala tempat tidur keatas atau posisi pasien dalam
posisi semi fowler (memfasilitasi ekspansi dinding dada).
b. Latih untuk nafas dalam dengan ekspirasi memanjang (meningkatkan ekshalosi
CO2).
c. Membantu dalam ekspektorasi mucus diikuti dengan penghisapan jika
diperlukan (memperbaiki fentilasi perfusi).

2. Pemberian preparat farmakologi yang digunakan sesuai indikasi. Contohnya :


bronkodilator membantu menurunkan spasme bronchial, dan antibiotic yang
digunakan untuk infeksi pernafasan.
3. Tindakan hygiene pulmonary dilakukan, ketika diperlukan, untuk
membersihkan saluran pernafasan dari mucus dan drainase purulen.
4. Hidrasi yang adekuat (2-3e/hari) diindikasikan untuk menjaga membrane
mukosa tetap lembab dan karenanya memfasilitasi pembuangan sekresi.
5. Kadar O2 yang tinggi (750%) aman diberikan pada pasien selama 1-2 hari
bilamana tidak ada riwayat hiperkapnea kronik.
6. Ventilasi mekanik, mungkin diperlukan jika terjadi krisis untuk memperbaiki
ventilasi pulmonary.
7. Pemantauan gas darah arteri secara ketat selama perawatan untuk mendeteksi
tanda-tanda kenaikan PaCO2 dan kemunduran ventilasi alveolar.

G. PENGKAJIAN

1. Teliti Riwayat Klinis Dari Perjalanan Penyakit Yang Dapat


Mengakibatkan Asidosis Respiratorik.
2. Teliti Tanda Dan Gejala Klinis Yang Mengarah Pada Asidosis
Respiratorik Antara Lain :
a. Aktivitas/Istirahat.
Gejala : Kelelahan.
Tanda : Kelemahan umum, ataksia, kehilangan koordinasi (kronis)
b. Sirkulasi.
Tanda :
- Hipotensi.
- Nadi kuat, warna kemerah mudaan, kulit hangat berkenaan dengan
hipoventolasi menunjukan vasodilatasi (asidosis berat).
- Takikardia, disritmia.
- Diaforesis, pucat, dan sianosis (tahap lanjut dari hipoksia).
c. Ketidakseimbangan Asam Basa.
- Peningkatan PaCO2.
- PO2 normal atau menurun.
- Peningkatan kalsium serum.
- Penurunan natrium klorida.

d. Makanan/Cairan.
Gejala : Mual/muntah.
e. Neurosensori.
Gejala :
- Perasaan penuh pada kepala (akut, bekenaan dengan vasodilatasi).
- Sakit kepala dangkal, pusing, gangguan pengelihatan.
Tanda :
- Kacau mental, ketakutan, agitasi, gelisah, sombolen, kome (akut).
- Tremor, penurunan reflek.
f. Pernafasan.
Gejala :
- Dispnea dengan pengerahan tenaga.
Tanda :
- Peningkatan upaya pernafasan dengan parnafasan cuping hidung/menguap.
- Penurunan frekuensi pernafasan.
- Krekels, mengi, stridor.
3. Periksa Hasil Pemeriksaan Laboratorium Untuk Elektrolit Dan Data
Lainnya Yang Mengarah Kepada Proses Penyakit Yang Berkaitan Dengan
Asidosis Respiratorik.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi saluran nafas.
2. penurunan curah jantung
3. gangguan pertukaran gas

I. INTERVENSI
No Hari/ Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
Dx tgl/ keperawatan hasil
jam
1. Senin Jalan nafas Setelah dilakukan - Monitor pola - Agar
10/10/ tidak efektif tindakan keperawatan nafas memanta
22 b.d obstruksi 3x24 jam jalan nafas - Monitor bunyi u nafas
saluran nafas tidak efektif teratasi tambahan pasien
dengan kriteria hasil : - Posisikan semi - Untuk
- Dispnea fowler atau memanta
menurun fowler u ada
- Tidak ada - Berikan bunyi
kesulitan oksigen tambaha
bicara - Ajarkan batuk n
efektif - Untuk
- Pemantauan memngu
respirasi rangi
sesak
nafas
pada
pasien
- Untuk
memuda
hkan
pasien
mengelu
arkan
sputum
- Untuk
pemberia
n
oksigena
si
Penururunan
2. jurah jantung Setelah di lakukan
b.d tindakan keperawatan - Identifikasi
perubahan 3x 24 jam penurunan gejaa - Penuruna
irama jantung jurah jantung teratasi penurunan n jurah
dengan kriteria hasil : curah jantung jantung
- Kekuatan nadi - Memonitor dapat di
perifer tekana darah identifik
- Edema cuku - Memonitor asika
menurun keluhan nyeri melalui
dada gejala
- Posisikan yang
pasien semi muncul
fowler dengan - Tekana
kaki ke bawah darah
atau posisi pada
nyaman pasien
- Kolaborasi dengan
pemberian curah
antiaritmia jika jantung
perlu perlu
untuk di
monitor
- Nyeri
dada
pada
pasien
berkuran
g
- Gaya
hidup
yang
sehat
dapat
membant
u
Gangguan perubaha
3. pertukaran n pola
gas hidup
Setelah di lakukan
tindakan keperawatan
3x24 jam gangguan - Meonitor
pertukaran gas dapat frekuensi
teratasi deg kh : irama - Untuk
- Tingkat kedalaman dan mengeta
kesadaran upaya nafas hui
meningkat - Memonitor frekuensi
- Dispnea pola nafas pernafas
menurun - Memonitor an
- Bunyi nafas kemampuan - Untuk
tambah batuk efektif mengeta
menrun - Memonitor hui
adanya sejauh
produksi mana
sputum penuruna
- Memonitor buni
adanya nafas
hambatan jalan indikasi
nafas atlekasi
- Untuk
mengeta
hui
sejauh
mana
membant
u
mengelu
arkan
dahak
- Untuk
menunja
ng proses
sumbata
n jalan
nafas
J. REFERENSI
Brunner, Dan Suddart. 2017. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC.

Capernito, Lynda Juall. 2015. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek


Klinis.
Jakarta . EGC.

Muirhead, Norman. 2016. Keseimbangan Cairan Dan Elekttrolit. Jakarta.


Binarupa Aksara.

Price, Sylvia, A, Dkk. 2015. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai