Di Oleh :
A. PENGERTIAN
Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang
mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesika urinari
atau kandung kemih. Batu kandung kemih sebagian besar mengandung batu
kalsium oksalat atau fosfat ( Prof. Dr. Arjatm T. Ph.D. Sp. And dan dr. Hendra
Utama, SPFK, 2015 )
B. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan batu kandung kemih
yaitu :
Batu kandung kemih dapat disebabkan oleh kalsium oksalat atau agak jarang
sebagai kalsium fosfat. Batu vesika urinaria kemungkinan akan terbentuk apabila
dijumpai satu atau beberapa faktor pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan
agregasi pembentukan batu proses pembentukan batu kemungkinan akibat
kecenderungan ekskresi agregat kristal yang lebih besar dan kemungkinan sebagai
kristal kalsium oksalat dalam urine. Dan beberapa medikasi yang diketahui
menyebabkan batu ureter pada banyak klien mencakup penggunaan obat-obatan
yang terlalu lama seperti antasid, diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis
tinggi. ( Prof. Dr. Arjatmo T. Ph. D.Sp. And. Dan dr. Hendra U., SpFk, 2015 ).
Menurut Smeltzer (2002:1460) bahwa, batu kandung kemih disebabkan infeksi,
statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan
metabolisme kalsium).
C. MANIFESTASI KLINIS
Batu yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, saat
ukuran sudah membesar baru menimbulkan gejala. Gejala yang perlu Anda
perhatikan meliputi:
E. PATHOFLOW
F. PATOFISIOLOGI
Kelainan bawaan atau cidera, keadaan patologis yang disebabkan karena infeksi,
pembentukan batu di disaluran kemih dan tumor, keadaan tersebut sering
menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran kemih
baik itu yang di sebabkan karena infeksi, trauma dan tumor serta kelainan
metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra sehingga
terjadi bendungan dan statis urine . jika sudah terjadi bendungan dan stasis urin
lama jkelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga membentuk
batu ( Sjamsuhidajat dan Wim de Jong,2015)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urine
a. Ph lebih dari 7,6 biasanya di temukan kuman area spliting,organisme dapat
berbentuk batu magnesium amonium phosphat,ph yang rendah
menyebabkan pengendapan batu asam urat
b. Sedimen : sel darah meningkat (90%), ditemukan pada penderita dengan
batu bila terjadi infeksi maka sel darah putih meningkat
2. Darah
a. Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis
b. Leukosit terjadi karena infeksi
c. Ureum kreatin untuk melihat fungsi ginjal
d. Kalsium , fosfat dan asam urat
3. Radiologis
a. Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu , apakah terjadi
bendungan atau tidak
4. USG
Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal
H. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Identitas Klien Meliputi nama klien, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
agama/suku, warga negara, bahasa yang digunakan, pendidikan, pekerjaan, alamat
rumah.
b. Data Medik Dikirim oleh siapa dan diagnosa medik saat masuk maupun saat
pengkajian.
c. Keluhan Utama
Frekuensi berkemih yang meningkat, urine yang masih menetes setelah berkemih,
merasa tidak puas setelah berkemih, sering berkemih pada malam hari, penurunan
kekuatan, dan ukuran pancaran urine, mengedan saat berkemih, tidak dapat
berkemih sama sekali, nyeri saat berkemih, hematuria, nyeri pinggang,
peningkatan suhu tubuh disertai menggigil, penurunan fungsi seksual, keluhan
gastrointestinal seperti nafsu makan menurun, mual,muntah dan konstipasi.
2. pemeriksaan fisik
a. Status Kesehatan Umum Meliputi kedaan penyakit, tingkat kesadaran,suara
bicara dan tanda-tanda vital.
b. Kepala Apakah klien terdapat nyeri kepala, bagaimana bentuknya, apakah
terdapat masa bekas terauma pada kepala, bagaimana keadaan rambut klien.
c. Muka Bagaimana bentuk muka, apakah terdapat edema, apakah terdapat
paralysis otot muka dan otot rahang.
d. Mata Apakah kedua mata memiliki bentuk yang berbeda, bentuk alis mata,
kelopak mata, kongjungtiva, sclera, bola mata apakah ada kelainan, apakah daya
penglihatan klien masih baik.
e. Telinga Bentuk kedua telinga simetris atau tidak, apakah terdapat sekret,
serumen dan benda asing, membran timpani utuh atau tidak, apakah klien masih
dapat mendengar dengan baik.
f. Hidung Apakah terjadi deformitas pada hidung klien, apakah settum terjadi
diviasi, apakah terdapat secret, perdarahan pada hidung, apakah daya penciuman
masih baik.
g. Leher Bentuk leher simetis atau tidak, apakah terdapat kaku kuduk, kelenjar
limfe terjadi pembesaran atau tidak.
h. Dada Apakah ada kelainan paru-paru dan jantung.
i. Abdomen Bentuk abdomen apakah membuncit, datar, atau penonjolan
setempat, peristaltic usus meningkat atau menurun, hepar dan ginjal apakah
teraba, apakah terdapat nyeri pada abdomen.
j. Inguinal /Genetalia/ anus Apakah terdapat hernia, pembesaran kelejar limfe,
bagaimana bentuk penis dan scrotum, apakah terpasang keteter atau tidak, pada
anus apakah terdapat hemoroid, pendarahan pistula maupun tumor, pada klien
vesikollitiasis biasanya dilakukan pemeriksaan rectal toucer untuk mengetahuan
pembesaran prostat dan konsistensinya.
k. Ekstermintas Apakah pada ekstermitas bawah dan atas terdapat keterbatasan
gerak, nyeri sendi atau edema, bagaimana kekuatan otot dan refleknya
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2. Gangguan eliminasi urine b.d efek tindakan medis
J. INTERVENSI
No Hari/ Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Dx tgl/ keperawatan kriteria hasil
jam
1. Selasa Gangguan Setelah dilakukan - Identifikasi - Untuk
18/10/ eliminasi tindakan tanda dan gejala memantau
22 urine b.d efek keperawatan 3x24 retensi urine urine yang
tindakan jam gangguan - Monitor keluar
medis eliminasi urine eliminasi urine ( - Untuk
teratasi dengan volume dan mengetahu
kriteria hasil : warna ) i urine dan
- Frekuensi - Catat waktu volume
BAK waktu dan yang
membaik haluaran urine keluar
- Ajarkan tanda - Untuk
dan gejala melihat
infeksi saluran perkemba
berkemih ngan
- Kolaborasi eliminasi
pemberian obat urine
supositoria - Agar
uretra , jika pasien
mengetahu
i gejala
infeksi
- Monitor kandung
keadaan umum kemih
pasien
- Identifikasi
2. Nyeri akut Setelah di lakukan skala nyeri
Selasa b.d agen tindakan - Berikan
17/10/ cidera kompres air
22 keperawatam 3x24 hanga
Fisik jam - Ajarkan teknik
Maka nyeri akut relamsasi nafas
dapat teratasi dalam
dengan KH : - Untuk
- Kolborasi
- Mampu memantau
dengan dokter
mengontrol kaeadaan
pemberian
nyeri pasien
analgetik
- Nyeri - Untuk
hilang melihat
skala nyeri
- Untuk
menguran
gi nyeri
- Untuk
menguran
gi nyeri
dan
merilekska
n tubuh
K. REFERENSI
Brunner, Dan Suddart. 2017. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC.