Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN BATU BULI

DI RUANG EDELWAYS RSUD SOEWONDO PATI

Diajukan sebagai salah satu syarat tugas praktik klinik

Di Oleh :

Aliffia Devi Nurlistyanti


NIM : 222020010030

JURUSAN D3 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS 2022
LAPORAN PENDAHULUAN BATU BULI

A. PENGERTIAN
Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang
mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesika urinari
atau kandung kemih. Batu kandung kemih sebagian besar mengandung batu
kalsium oksalat atau fosfat ( Prof. Dr. Arjatm T. Ph.D. Sp. And dan dr. Hendra
Utama, SPFK, 2015 )

Batu vesika urinaria terutama mengandung kalsium atau magnesium dalam


kombinasinya dengan fosfat, oksalat, dan zat-zat lainnya. (Brunner and Suddarth,
2015)

B. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan batu kandung kemih
yaitu :

1. Faktor Endogen Faktor genetik, familial, pada hypersistinuria, hyperkalsiuria


dan hiperoksalouria.
2. Faktor Eksogen. Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan
kejenuhan mineral dalam air minum.
3. Faktor lainnya. Infeksi, stasis dan obstruksi urine, keturunan, air minum,
pekerjaan, makanan atau penduduk yang vegetarian lebih sering menderita batu
saluran kencing atau buli-buli ( Syaifuddin, 1996 ).

Batu kandung kemih dapat disebabkan oleh kalsium oksalat atau agak jarang
sebagai kalsium fosfat. Batu vesika urinaria kemungkinan akan terbentuk apabila
dijumpai satu atau beberapa faktor pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan
agregasi pembentukan batu proses pembentukan batu kemungkinan akibat
kecenderungan ekskresi agregat kristal yang lebih besar dan kemungkinan sebagai
kristal kalsium oksalat dalam urine. Dan beberapa medikasi yang diketahui
menyebabkan batu ureter pada banyak klien mencakup penggunaan obat-obatan
yang terlalu lama seperti antasid, diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis
tinggi. ( Prof. Dr. Arjatmo T. Ph. D.Sp. And. Dan dr. Hendra U., SpFk, 2015 ).
Menurut Smeltzer (2002:1460) bahwa, batu kandung kemih disebabkan infeksi,
statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan
metabolisme kalsium).

C. MANIFESTASI KLINIS
Batu yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, saat
ukuran sudah membesar baru menimbulkan gejala. Gejala yang perlu Anda
perhatikan meliputi:

- Mengalami nyeri di bagian perut bawah.


- Nyeri yang muncul kadang terasa berat hingga tak tertahankan.
- Mengalami kesulitan ketika buang air kecil. Terkadang dibarengi rasa nyeri
ketika buang air kecil.
- Sering buang air kecil, biasanya saat malam hari.
- Urine yang keluar berwarna gelap.
- Terkadang urine yang keluar bercampur darah atau biasa disebut hematuria.

Ketika batu menghambat dari saluran urin, terjadi obstruksi, meningkatkan


tekanan hidrostatik. Bila nyeri mendadak terjadi akut disertai nyeri tekan disaluran
osteovertebral dan muncul mual muntah maka klien sedang mengalami episode
kolik renal. Diare, demam dan perasaan tidak nyaman di abdominal dapat terjadi.
Gejala gastrointestinal ini akibat refleks dan proxsimitas anatomik ginjal
kelambung, pangkereas dan usus besar. Batu yang terjebak dikandung kemih
menyebabkan gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik yang menyebar kepala
obdomen dan genitalia. Klien sering merasa ingin kemih, namun hanya sedikit
urin yang keluar, dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasi batu gejala
ini disebabkan kolik ureter. Umumnya klien akan mengeluarkan batu yang
berdiameter 0,5 sampai dengan 1 cm secara spontan. Batu yang berdiameter lebih
dari 1 cm biasanya harus diangkat atau dihancurkan sehingga dapat dikeluarkan
secara spontan dan saluran urin membaik dan lancar. ( Brunner and Suddarth.
2015 )

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BATU BULI


Penyakit ini terjadi akibat pembuangan urine yang tidak tuntas. Urine yang tidak
terbuang sepenuhnya dan tersisa di kandung kemih akan mengkristal, mengeras,
mengendap, dan akhirnya menjadi batu. Namun, terdapat kondisi lain yang dapat
memicu munculnya penyakit kemih ini meliputi:
1. Pembesaran kelenjar prostat
Prostat pada pria yang membesar ukurannya akan menghambat aliran urine.
Aliran urine yang terhambat tidak akan terbuang secara sempurna. Kondisi
tersebut akhirnya menyebabkan penyakit batu ini.
2. Kerusakan Saraf Kandung Kemih
Saraf pada kandung kemih berfungsi untuk membawa pesan dari otak ke otot
saraf kandung kemih. Jika fungsi saraf tersebut rusak . Misalnya saja karena
stroke, cedera tulang belakang atau masalah kesehatan lainnya maka proses
pengosongan kandung kemih tidak akan bisa sepenuhnya. Akibatnya, batu
dalam kemih akan terbentuk . Kondisi tersebut biasa disebut dengan
Neurogenic bladder.
3. Peradangan Kandung Kemih
Peradangan kandung kemih biasanya terjadi akibat adanya infeksi saluran
kemih. Penyebab lainnya dapat terjadi karena terapi radiasi di area panggul.
Peradangan yang terjadi dapat membentuk batu.
4. Mengalami Batu Ginjal
Kondisi batu ginjal dapat memicu munculnya batu kandung kemih .Namun
demikina, batu ginjal tidak sama dengan batu di kandung empedu (asalnya
berbeda). Namun, terkadang batu ginjal yang ukurannya masih kecil dapat
berpindah ke kandung kemih dan akhirnya menjadi batu kandung kemih jika
tidak dikeluarkan.
5. Penggunaan Alat Medis
Orang yang memiliki riwayat menggunakan kateter urine, atau alat medis
lainnya yang dimasukkan ke dalam kandung kemih. Memiliki risiko tinggi
membentuk batu. Hal ini dikarenakan mineral kristal cenderung menempel
pada alat2 ini dan dapat menjadi batu.

E. PATHOFLOW
F. PATOFISIOLOGI
Kelainan bawaan atau cidera, keadaan patologis yang disebabkan karena infeksi,
pembentukan batu di disaluran kemih dan tumor, keadaan tersebut sering
menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran kemih
baik itu yang di sebabkan karena infeksi, trauma dan tumor serta kelainan
metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra sehingga
terjadi bendungan dan statis urine . jika sudah terjadi bendungan dan stasis urin
lama jkelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga membentuk
batu ( Sjamsuhidajat dan Wim de Jong,2015)

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urine
a. Ph lebih dari 7,6 biasanya di temukan kuman area spliting,organisme dapat
berbentuk batu magnesium amonium phosphat,ph yang rendah
menyebabkan pengendapan batu asam urat
b. Sedimen : sel darah meningkat (90%), ditemukan pada penderita dengan
batu bila terjadi infeksi maka sel darah putih meningkat
2. Darah
a. Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis
b. Leukosit terjadi karena infeksi
c. Ureum kreatin untuk melihat fungsi ginjal
d. Kalsium , fosfat dan asam urat
3. Radiologis
a. Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu , apakah terjadi
bendungan atau tidak
4. USG
Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal

H. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Identitas Klien Meliputi nama klien, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
agama/suku, warga negara, bahasa yang digunakan, pendidikan, pekerjaan, alamat
rumah.
b. Data Medik Dikirim oleh siapa dan diagnosa medik saat masuk maupun saat
pengkajian.
c. Keluhan Utama
Frekuensi berkemih yang meningkat, urine yang masih menetes setelah berkemih,
merasa tidak puas setelah berkemih, sering berkemih pada malam hari, penurunan
kekuatan, dan ukuran pancaran urine, mengedan saat berkemih, tidak dapat
berkemih sama sekali, nyeri saat berkemih, hematuria, nyeri pinggang,
peningkatan suhu tubuh disertai menggigil, penurunan fungsi seksual, keluhan
gastrointestinal seperti nafsu makan menurun, mual,muntah dan konstipasi.
2. pemeriksaan fisik
a. Status Kesehatan Umum Meliputi kedaan penyakit, tingkat kesadaran,suara
bicara dan tanda-tanda vital.
b. Kepala Apakah klien terdapat nyeri kepala, bagaimana bentuknya, apakah
terdapat masa bekas terauma pada kepala, bagaimana keadaan rambut klien.
c. Muka Bagaimana bentuk muka, apakah terdapat edema, apakah terdapat
paralysis otot muka dan otot rahang.
d. Mata Apakah kedua mata memiliki bentuk yang berbeda, bentuk alis mata,
kelopak mata, kongjungtiva, sclera, bola mata apakah ada kelainan, apakah daya
penglihatan klien masih baik.
e. Telinga Bentuk kedua telinga simetris atau tidak, apakah terdapat sekret,
serumen dan benda asing, membran timpani utuh atau tidak, apakah klien masih
dapat mendengar dengan baik.
f. Hidung Apakah terjadi deformitas pada hidung klien, apakah settum terjadi
diviasi, apakah terdapat secret, perdarahan pada hidung, apakah daya penciuman
masih baik.
g. Leher Bentuk leher simetis atau tidak, apakah terdapat kaku kuduk, kelenjar
limfe terjadi pembesaran atau tidak.
h. Dada Apakah ada kelainan paru-paru dan jantung.
i. Abdomen Bentuk abdomen apakah membuncit, datar, atau penonjolan
setempat, peristaltic usus meningkat atau menurun, hepar dan ginjal apakah
teraba, apakah terdapat nyeri pada abdomen.
j. Inguinal /Genetalia/ anus Apakah terdapat hernia, pembesaran kelejar limfe,
bagaimana bentuk penis dan scrotum, apakah terpasang keteter atau tidak, pada
anus apakah terdapat hemoroid, pendarahan pistula maupun tumor, pada klien
vesikollitiasis biasanya dilakukan pemeriksaan rectal toucer untuk mengetahuan
pembesaran prostat dan konsistensinya.
k. Ekstermintas Apakah pada ekstermitas bawah dan atas terdapat keterbatasan
gerak, nyeri sendi atau edema, bagaimana kekuatan otot dan refleknya

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2. Gangguan eliminasi urine b.d efek tindakan medis
J. INTERVENSI
No Hari/ Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Dx tgl/ keperawatan kriteria hasil
jam
1. Selasa Gangguan Setelah dilakukan - Identifikasi - Untuk
18/10/ eliminasi tindakan tanda dan gejala memantau
22 urine b.d efek keperawatan 3x24 retensi urine urine yang
tindakan jam gangguan - Monitor keluar
medis eliminasi urine eliminasi urine ( - Untuk
teratasi dengan volume dan mengetahu
kriteria hasil : warna ) i urine dan
- Frekuensi - Catat waktu volume
BAK waktu dan yang
membaik haluaran urine keluar
- Ajarkan tanda - Untuk
dan gejala melihat
infeksi saluran perkemba
berkemih ngan
- Kolaborasi eliminasi
pemberian obat urine
supositoria - Agar
uretra , jika pasien
mengetahu
i gejala
infeksi
- Monitor kandung
keadaan umum kemih
pasien
- Identifikasi
2. Nyeri akut Setelah di lakukan skala nyeri
Selasa b.d agen tindakan - Berikan
17/10/ cidera kompres air
22 keperawatam 3x24 hanga
Fisik jam - Ajarkan teknik
Maka nyeri akut relamsasi nafas
dapat teratasi dalam
dengan KH : - Untuk
- Kolborasi
- Mampu memantau
dengan dokter
mengontrol kaeadaan
pemberian
nyeri pasien
analgetik
- Nyeri - Untuk
hilang melihat
skala nyeri
- Untuk
menguran
gi nyeri
- Untuk
menguran
gi nyeri
dan
merilekska
n tubuh
K. REFERENSI
Brunner, Dan Suddart. 2017. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC.

Capernito, Lynda Juall. 2015. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek


Klinis.
Jakarta . EGC.

Muirhead, Norman. 2016. Keseimbangan Cairan Dan Elekttrolit. Jakarta.


Binarupa Aksara.

Price, Sylvia, A, Dkk. 2015. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai