Disusun Oleh :
Maman Wardiman
(16142011024)
B. ETIOLOGI/PENYEBAB
1. Imobilisasi terlalu lama
2. Dehidrasi
3. Nefrolitiasis
4. Kerusakan efitel ginjal
5. Obstruksi aliran limfe ginjal
6. Hiferkasemia
7. Hiperkalsiura
8. Penyakit mieloproliferatif, yang menyebabkan priliferasi abnornormal sel
darah merah dari sum-sum tulang.
9. Perubahan ph urine (Sudarth & Brunner, 1997).
C. PATHWAY
D. PATOFISIOLOGI
Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis
urat, asam urat, oksalat, fosfat, sistin, dan xantin. Batu oksalat kalsium
kebanyakan merupakan batu idiopatik. Batu campuran oksalat kalsium dan
fosfat biasanya juga idiopatik; di antaranya berkaitan dengan sindrom alkali
atau kelebihan vitamin D. Batu fosfat dan kalsium (hidroksiapatit) kadang
disebabkan hiperkalsiuria (tanpa hiperkalsemia). Batu fosfat amonium
magnesium didapatkan pada infeksi kronik yang disebabkan bakteria yang
menghasilkan urease sehingga urin menjadi alkali karena pemecahan ureum.
Batu asam urin disebabkan hiperuremia pada artritis urika. Batu urat pada
anak terbentuk karena pH urin rendah (R. Sjamsuhidajat, 1998 Hal. 1027).
Pada kebanyakan penderita batu kemih tidak ditemukan penyebab yang jelas.
Faktor predisposisi berupa stasis, infeksi, dan benda asing. Infeksi,
stasis, dan litiasis merupakan faktor yang saling memperkuat sehingga
terbentuk lingkaran setan atau sirkulus visiosus. Jaringan abnormal atau mati
seperti pada nekrosis papila di ginjal dan benda asing mudah menjadi nidus
dan inti batu. Demikian pula telor sistosoma kadang berupa nidus batu (R.
Sjamsuhidajat, 1998 Hal. 1027).
F. KLASIFIKASI
Berikut ini beberapa klasifikasi batu saluran kemih:
1. Batu Kalsium Kalsium adalah jenis batu yang paling banyak menyebabkan
BSK yaitu sekitar 70%-80% dari seluruh kasus BSK. Batu ini kadang-
kadang di jumpai dalam bentuk murni atau juga bisa dalam bentuk
campuran, misalnya dengan batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat atau
campuran dari kedua unsur tersebut. Terbentuknya batu tersebut
diperkirakan terkait dengan kadar kalsium yang tinggi di dalam urine atau
darah dan akibat dari dehidrasi. Batu kalsium terdiri dari dua tipe yang
berbeda, yaitu:
2. Batu Asam Urat Lebih kurang 5-10% penderita BSK dengan komposisi
asam urat. Pasien biasanya berusia > 60 tahun. Batu asam urat dibentuk
hanya oleh asam urat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi
protein mempunyai peluang lebih besar menderita penyakit BSK, karena
keadaan tersebut dapat meningkatkan ekskresi asam urat sehingga pH air
kemih menjadi rendah. Ukuran batu asam urat bervariasi mulai dari ukuran
kecil sampai ukuran besar sehingga membentuk staghorn (tanduk rusa).
Batu asam urat ini adalah tipe batu yang dapat dipecah dengan obat-
obatan. Sebanyak 90% akan berhasil dengan terapi kemolisis.
3. Batu Struvit Batu struvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya
batu ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab
infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea splitter yang
dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana
basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Kuman yang termasuk
pemecah urea di antaranya adalah : Proteus spp, Klebsiella, Serratia,
Enterobakter, Pseudomonas, dan Staphiloccocus. Ditemukan sekitar 15-
20% pada penderita BSK. Batu struvit lebih sering terjadi pada wanita
daripada laki-laki. Infeksi saluran kemih terjadi karena tingginya
konsentrasi ammonium dan pH air kemih >7. Pada batu struvit volume air
kemih yang banyak sangat penting untuk membilas bakteri dan
menurunkan supersaturasi dari fosfat.
4. Batu Sistin Batu Sistin terjadi pada saat kehamilan, disebabkan karena
gangguan ginjal. Merupakan batu yang paling jarang dijumpai dengan
frekuensi kejadian 1-2%. Reabsorbsi asam amino, sistin, arginin, lysin dan
ornithine berkurang, pembentukan batu terjadi saat bayi. Disebabkan
faktor keturunan dan pH urine yang asam. Selain karena urine yang sangat
jenuh, pembentukan batu dapat juga terjadi pada individu yang memiliki
riwayat batu sebelumnya atau pada individu yang statis karena imobilitas.
Memerlukan pengobatan seumur hidup, diet mungkin menyebabkan
pembentukan batu, pengenceran air kemih yang rendah dan asupan protein
hewani yang tinggi menaikkan ekskresi sistin dalam air kemih.
G. KOMPLIKASI
1. Hidronefrosis
2. Pionefrosis
3. Uremia
4. Gagal ginjal (Mansjoer,2000).
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Terjadi hematuria secara makroskopik atau mikroskopik.
b. Sendimen urine mengandung eritrosit dan leokosit.
c. Proteinuria ringan.
2. Radiologi
Foto polos abdomen untuk melihat batu radiopak, pielografi
intravena untuk melihat batu radiolusen dan menilai sekresi ginjal..
3. Ultrasonografi/ USG (Suddarth & Brunner, 1997).
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Gangguan Eliminasi Urin
3. Defisit pengetahuan
4. Ansietas
https://id.scribd.com/document/367491573/LAPORAN-PENDAHULUAN-
BATU-URETER (diakses pada tanggal 4 Desember 2019 pukul 0:05)
https://4.bp.blogspot.com/-
HlDcrvMCWMs/V7HkTV7E9_I/AAAAAAAAAE4/khYXrI2_2VIgthztNDDpF0
oyRZWS3NzdQCLcB/s1600/BSK.jpg (diakses pada tanggal 4 Desember 2019
pukul 00:20)