DISUSUN OLEH :
N I M :N520184014
Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius. (ginjal, ureter, atau kandung
kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat dan
magnesium.(Brunner & Suddath,2002).
Batu saluran kemih atau Urolithiasis adalah adanya batu di dalam saluran kemih.
(Luckman dan Sorensen). Dari dua definisi tersebut diatas saya mengambil kesimpulan bahwa
batu saluran kemih adalah adanya batu di dalam saluran perkemihan yang meliputi
ginjal,ureter,kandung kemih dan uretra.
B. Etiologi
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahui pasti, tetapi
ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada saluran kemih yaitu:
a. Infeksi
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan
menjadi inti pembentukan batu saluran kemih . Infeksi bakteri akan memecah ureum
dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.
b. Stasis dan Obstruksi urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu
saluran kemih.
c. Ras
Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi daripada
daerah lain, Daerah seperti di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran
kemih.
d. Keturunan
e. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi
kemungkinan terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum menyebabkan kadar semua
substansi dalam urine meningkat
f. Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya
batu daripada pekerja yang lebih banyak duduk.
g. Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat
sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum
meningkatkan insiden batu saluran kemih
h. Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditasbatu
saluran kemih berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur
lebih sering menderita batu saluran kemih ( buli-buli dan Urethra ).
C. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada adanya
obstruksi, infeksi dan edema.
1) Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi piala ginjal serta ureter proksimal.
1) Infeksi pielonefritis dan sintesis disertai menggigil, demam dan disuria, dapat terjadi
iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan sedikit gejala, namun
secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal.
2) Nyeri hebat dan ketidaknyamanan
b. Batu di ginjal
1) Nyeri dalam dan terus menerus di area kontovertebral.
2) Hematuri.
3) Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri
kebawah mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis.
4) Mual dan muntah.
c. Batu di ureter
1) Nyeri menyebar kepaha dan genitalia.
2) Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar.
3) Hematuri akibat abrasi batu.
4) Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5 – 1 cm.
d. Batu di kandung kemih
1) Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus
urinarius dan hematuri.
2) Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi
urin.
Komplikasi
a. Obstruksi
b. Hidronephrosis.
c. Gagal ginjal
d. Perdarahan.
e. Pada laki-laki dapat terjadi impoten.
D. PATHOFISIOLOGI
Batu dalam perkemihan berasal dari obstruksi saluran kemih, baik parsial maupun total.
Obstruksi total dapat berakibat menjadi hidronefrosis.Batu saluran kemih merupakan kristalisasi
dari mineral dari matriks seputar, seperti pus, darah, tumor dan urat. Komposisi mineral dari
batu bervariasi, kira-kira 3/2bagian dari batu adalah kalsium fosfat, asam,urine dan custine.
Peningkatan konsentrasi larutan urine akibat intake cairan yang rendah dan juga
peningkatan bahan organic akibat ISK atau urine statis, menjadikan sarang untuk pembentukan
batu, ditambah adanya infeksi, meningkatkan lapisan urine yang berakibat presipitasi kalsium
fosfat dan magnesium ammonium fosfat.
a. Teori matriks
Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan adnay substansia organic sebagai inti, terutama
dari mukopolisakarida dan mukoprotein yang akan memepermudah kristalisasi dan agregasi
substansu pembentukan batu.
b. Teori supersaturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk dalam urine seperti sistin, asam urat, kalsium
oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
Berkurangnya factor penghambat seperti peptid, fosfat, pirofosfat, polifosfat, sitrat, magnesium,
asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya batu saluran kencing.
E. PATHOFLOW
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisa ; warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah, secara umum menunjukan
SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), pH asam (meningkatkan sistin dan
batu asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium
fosfat), urine 24 jam : kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin
meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal
(tinggi pada serum / rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif
pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
Darah lengkap : Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau polisitemia.
Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal( PTH. Merangsang
reabsobsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.
Foto Rntgen ; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal
dan sepanjang ureter.
IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri, abdominal atau
panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).
Sistoureterokopi ; visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atau
efek obstruksi.
USG ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1) Tujuan:
Menghilangkan obstruksi
Mengobati infeksi.
Mencegah terjadinya gagal ginjal.
Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali).
2) Operasi dilakukan jika:
Sudah terjadi stasis/bendungan.
Tergantung letak dan besarnya batu, batu dalam pelvis dengan bendungan positif
harus dilakukan operasi.
3) Therapi
Analgesik untuk mengatasi nyeri.
Allopurinol untuk batu asam urat.
Antibiotik untuk mengatasi infeksi.
4) Diet
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1) pengkajian
a. identitas klien
meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama,
status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomoir register dan diagnose medis.
b. keluhan utama
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
7. analgetik
menghilangkan rasa
nyeri.
5. mengurangi mual
dan muntah.
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI, 2002. Statistik Rumah Sakit di Indonesia. Seri 3, Morbiditas dan Mortalitas
Direktorat Jendral Pelayanan Medik. http://yanmedik-depkes.net/statistik_rs_2002. Di akses
pada 19 Juni 2011.
Hardjoeno., dkk, 2006. Profil Analisis Batu Saluran Kemih di Laboraturium Patologi Klinik.
Indonesia journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, vol 12, No 3, Makasar.
Lina N., 2008. Faktor-Faktor Kejadian Batu Saluran Kemih Pada Laki- Laki. Tesis Mahasiswa
Pasca Sarjana Epidemiologi UNDIP.
Huda Amin. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid
1. Yogyakarta : Media Action Publishing
Huda Amin. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.
Jilid 2. Yogyakarta : Media Action Publishing