Oleh :
Kelompok 3 Kelas A1
1. Yessy Dian Anggraini 131311133014
2. Sri Kurniawati 131311133017
3. Nourma Aulia Ulfa 131311133045
4. Marita Selvia 131311133060
5. Dewi Permata Lestari 131311133075
6. Lady Claudinie 131311133081
7. Medho Patria H. 131311133126
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................. 1
1. 1Latar Belakang........................................................................................................... 1
1. 2Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
1. 3Tujuan........................................................................................................................ 2
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................... ........... 2
BAB II Tinjauan Pustaka...................................................................................................... 3
2.1 Definisi hidronefrosis................................................................................................ 3
2.2 Klasifikasi hidronefrosis............................................................................................ 3
2.3 Etiologi hidronefrosis................................................................................................ 4
2.4 Patofisiologi hidronefrosis......................................................................................... 5
2.5 Manifestasi Klinis hidronefrosis................................................................................ 7
2.6 WOC hidronefrosis.................................................................................................... 8
2.7 Pemeriksaan Diagnostik hidronefrosis....................................................................... 9
2.8 Penatalaksanaan hidronefrosis................................................................................... 9
2.9 Komplikasi hidronefrosis........................................................................................... 11
2.10 Prognosishidronefrosis........................................................................................... 11
BAB III Asuhan Keperawatan.............................................................................................. 12
3.1 Asuhan Keperawatan Umum.................................................................................... 12
3.2 Asuhan Keperawatan Kasus..................................................................................... 17
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran mata kuliah Keperawatan Perkemihan 1 diharapkan mahasiswa
semester 6 dapat mengerti dan memahami asuhan keperawatan pada klien dengan
hidronefrosis dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui definisi Hideronefrosis.
2) Untuk mengetahui etiologi Hideronefrosis.
3) Untuk mengetahui patofisiologi Hideronefrosis.
4) Untuk mengetahui manifestasi klinis Hideronefrosis.
5) Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Hideronefrosis
6) Untuk mengetahui penatalaksanaan Hideronefrosis.
7) Untuk mengetahui tentang Web of Cause Hideronefrosis.
8) Untuk mengetahui komplikasi Hideronefrosis
9) Untuk mengetahui prognosis Hideronefrosis
10) Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Hideronefrosis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hidronefrosis
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal
akibatadanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga
tekanan di ginjal meningkat. Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap
kandung kemih dapatmengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan
ureter yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal.Apabila obstruksi ini
terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal tetapi
jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu
ginjal yang rusak.
Hidronefrosis merupakan suatu keadaan pelebaran dari pelvis ginjal dan kalises.
Adanya hidronefrosis harus dianggap sebagai respons fisiologis terhadap gangguan aliran
urine. Meskipun hal ini sering disebabkan oleh proses obstruktif, tetapi dalam beberapa
kasus, seperti megaureter sekunder untuk refluks pralahir, sistem pengumpulan mungkin
membesar karena tidak adanya obstruksi (Arif Muttaqin dan Kumala Sari, 2012).
Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis ureter yang dihasilkan oleh obstruksi aliran keluar
urin oleh batu atau kelainan letak arteria yang menekan ureter sehingga pelvis membesar dan
terdapat destruksi progresif jaringan ginjal (Gibson, 2003).
Gambar.Grade Hidronefrosis
2.3 Etiologi Hidronefrosis
Menurut Parakrama & Clive (2005) penyebab yang bisa mengakibatkan hidronefrosis
adalah sebagai berikut:
a. Hidronefrosis Unilateral
Obstruksi pada salah satu sisi saluran kemih pada umumnya disebabkan oleh proses
patologik yang letaknya proksimal terhadap kandung kemih. Keadaan ini berakibat
hidronefrosis dan dapat menyebabkan atrofi serta kehilangan fungsi salah satu ginjal tanpa
menyebabkan gagal ginjal. Penyebab obstruksi unilateral adalah:
1) Obstruksi sambungan ureteropelvik (sambungan antara ureterdan pelvis renalis)
a) Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi
b) Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah
c) Batu di dalam pelvis renalis
d) Penekanan pada ureter oleh jaringan fibrosa, arteri atau vena yang letaknya abnormal, dan
tumor
2) Obstruksi adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik
a) Batu di dalam ureter
b) Tumor di dalam atau di dekat ureter
c) Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau pembedahan
d) Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter
e) Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat pembedahan, rontgen
atau obat-obatan (terutama metisergid)
f) Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)
g) Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya
h) Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat
pembesaran prostat, peradangan atau kanker
i) Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau cedera
j) Infeksi saluran kemih yang berat yang untuk sementara waktu menghalangi kontraksi ureter
3) Penyakit ureter kongenital
4) Penyakit ureter yang didapat didapat
b. Hidronefrosis Bilateral
1) Hyperplasia prostat pada usia lanjut
2) Adanya katup uretra posterior congenital
3) Pasien paraplegia dengan kandung kemih neurogenik
4) Fibrosis retroperitoneum dan keganasan
5) Disfungsi otot ureter yang timbul pada masa kehamilan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Asuhan Keperawatan Umum
3.1.1 Pengkajian
A. Anamnesa
1. Identitas Klien
a. Nama (Nama klien sangat dibutuhkan sebagai identitas klien)
b. Umur (Umur dapat mengidentifikasi penyebab dari hidronefrosis yang terjadi pada orang
dewasa)
c. Jenis kelamin (Jenis kelamin bisa untuk identifikasi penyebab misalnya pada pria lansia
penyebab tersering ialah akibat obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat
pembesaran prostat. Pada perempuan hamil bisa terjadi akibat pembesaran uterus)
d. Agama
e. Pendidikan
f. Pekerjaan (Pekerjaan klien dapat berpengaruh terhadap penyebab klien menderita
hidronefrosis, misalnya sopir atau sekretaris yang pekerjaannya banyak untuk duduk
sehingga meningkatkan statis urine)
g. Status Perkawinan
2. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan px biasnya nyeri pada daerah perut bagian bawah tembus pinggang
3. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Dahulu Riwayat pasien terdahulu mungkin pernah mengalami penyakit
batu ginjal, tumor, pembesaran prostat, ataupun kelainan kongenital.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang ialah status kesehatan klien saat ini seperti klien berkemih
sedikit tergantung periode penyakit, nyeri saat berkemih, nyeri panggul.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien ada yang menderita penyakit polikistik ginjal herediter, diabetes mellitus,
serta penyakit ginjal yang lain.
4. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas dan istirahat (Kelelahan, kelemahan, malaise)
b. Integritas ego (Faktor stress, perasaan tidak berdaya, menolak cemas, marah)
c. Elimasi (Penurunan frekuensi, oliguri, anuri, perubahan warna urin)
d. Makanan/cairan (Penurunan berat badan karena malnutrisi, anoreksia, mual, muntah)
e. Nyeri/kenyamanan (Nyeri abdomen, nyeri tulang rusuk dan tulang panggul, gelisah, distraksi
tergantung derajat keparahan)
f. Interaksi sosial (Tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti biasa)
g. Persepsi diri Kurangnya pengetahuan, gangguan body image.
h. Sirkulasi Peningkatan tekanan darah, kulit hangat dan pucat.
B. Pemeriksaan Fisik
1) Kulit : pada Inspeksi didapatkan warna kulit sawo matang,palpasi turgor cukup
2) Kepala : Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.
3) Mata :Conjungtiva merah muda, sclera putih, pupil bulat, isokor, reflek cahaya(+/+).
4) Telinga : Simetris, serumen (+/+) dalam batas normal.
5) Hidung : simetris, septum di tengah, selaput mucosa basah.
6) Mulut : gigi lengkap, bibir tidak pucat, tidak kering
7) Leher : trachea di tengah, kelenjar lymphoid tidak membesar, kelenjar tiroid tidak
membesar, tekanan vena jugularis tidak meningkat.
8) Thorax :
a. Jantung: Ictus cordis tidak tampak dan tidak kuat angkat, batas jantung dalam batas normal,
S1>S2, regular, tidak ada suara tambahan.
b. Paru-paru: Tidak ada ketinggalan gerak, vokal fremitus kanan = kiri, nyeri tekan tidak ada,
sonor seluruh lapangan paru, suara dasar vesikuler seluruh lapang paru, tidak ada suara
tambahan.
c. Abdomen :
I: Perut datar, tidak ada benjolan
A: Bising usus biasanya dalam batas normal.
P: Timpani seluruh lapang abdomen
P: ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba massa.
Pada pasien dengan hidronefrosis berat, palpasi ginjal dapat teraba. Dengan hidronefrosis
bilateral, edema ekstremitas bawah dapat terjadi. Sudut kostovertebral pada satu sisi yang
terekena sering lembut. Adanya kembung pada kandung kemih yang teraba jelas menambah
bukti bahwa adanya obstruksi saluran kemih.
d. Ekstremitas Superior: tidak ada deformitas, tidak ada oedema, tonus otot cukup. Inferior :
deformitas (-), jari tabuh (-), pucat (-), sianois (-), oedema (-), tonus otot cukup.
C. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
1) Urinalisis : Pyura menunjukkan adanya infeksi. Hematuria mikroskopik dapat menunjukkan
adanya batu atau tumor, Volumenya <400 ml/ hari dalam 24-28jam setelah ginjal rusak,
Warna urin Kotor, terdapat sedimen kecoklatan yang menunjukkan adanya darah, mioglobin,
dan porfirin.
2) Hitung jumlah sel darah lengkap: leukositosis mungkin menunjukkan infeksi akut.
3) Kimia serum: hidronefrosis bilateral dan hidroureter dapat mengakibatkan peningkatan kadar
BUN dan kreatinin. Selain itu, hiperkalemia dapat menjadi kondisi yang mengancam
kehidupan.
b. Radiodiagnostik
1) USG abdomen
Berfungsi sebagai tes skrining pilihan untuk menetapkan diagnosis dan hidronefrosis.
2) IVP
Pyelography intravena berguna untuk mengidentifikasi keberadaan dan penyebab
hidronefrosis dan hidroureter. Intraluminal merupakan penyebab paling mudah yang dapat
diidentifikasi berdasarkan temuan IVP
3) Renogram / RPG
4) Poto thorax
5) ECG : untuk mengetahui elektrolit dalam tubuh
3.2.6 Evaluasi
1. Klien mengatakan jika nyeri berkurang dalam skala 1-2
2. Intake makanan meningkat dan nutrisi klien dapat terpenuhi
3. Klien mengatakan dapat berkemih dengan jumlah nomal sekitar 1000-1500/hari
DAFTAR PUSTAKA
De Jong, Sjamsuhidayat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. 3. Jakarta: EGC
Doenges,Marilyn E,dkk.2010.Nursing Care Plans.Ed.8.USA : Davis Plus Mitchell.2006.Buku Saku
Patologis Penyakit Ed.7.Trans:Andry Hartono.Jakarta:EGC
Kumar, Vinay, dkk. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins, Vol. 2, ed. 7. Jakarta: EGC.
Manski,Dr.med.Dirk.2015. Hydronephrosis and Upper Urinary Tract Obstruction.Available from : URL
: http://www.urology-textbook.com/hydronephrosis.html [Diakses tanggal 15 Maret 2015]
Medkes.2013.ESWL.Hancurkan Batu Ginjal Tanpa Operasi.Availabe from : URL
:http://www.medkes.com/2013/12/eswl-hancurkan-batu-ginjal-tanpa-operasi.html [Diakses
tanggal 15 Maret 2016]
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta:
Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Ed. 8.
Jakarta: EGC