LAPORAN PENDAHULUAN
ACS (ACUTE CORONARY SYNDROM) : STEMI
A. DEFINISI
ACS adalah gabungan gejala klinik yang menandakan iskemia miokard akut, terdiri dari infark
miokard akut dengan elevasi segmen ST (ST segment elevation myocardial infarction = STEMI),
infark miokard akut tanpa elevasi segment ST ( non ST segemnt elevation myocardial infarction =
NSTEMI), dan angina pektoris tidak stabil (unstable angina pectoris = UAP).
(Jantunghipertensi.com)
Sindroma koroner akut dengan elevasi segment ST atau disebut juga STEMI (ST Elevasi
Myocard Infarction) adalah oklusi koroner akut dengan iskemia miokard berkepanjangan yang pada
akhirnya akan menyebabkan kematian miosit kardiak. Kerusakan miokard yang terjadi tergantung
pada letak dan lamanya sumbatan aliran darah, ada atau tidaknya kolateral, serta luas wilayah
miokard yang diperdarahi pembuluh darah yang tersumbat (SPM RSJP Harapan Kita, 2009).
STEMI (ST Elevasi Myocard Infarction)merupakan bagian dari sindrom koroner akut yang
ditandai dengan adanya elevasi segmen ST. STEMI terjadi karena oklusi total pembuluh darah
koroner yang tiba-tiba (Fuster, 2007).
Iskemia terjadi oleh karena obstruksi, kompresi, ruptur karena trauma dan vasokonstriksi.
Obstruksi pembuluh darah dapat disebabkan oleh embolus, trombus atau plak aterosklerosis.
Kompresi secara mekanik dapat disebabkan oleh tumor, volvulus atau hernia. Ruptur karena trauma
disebabkan oleh aterosklerosis dan vaskulitis. Vaskokonstriksi pembuluh darah dapat disebabkan
obat-obatan seperti kokain (Wikipedia, 2010).
g. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau
nitrogliserin (NTG).
h. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
i. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau kepala
terasa melayang dan mual muntah.
j. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati
yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman
nyeri).
Skor nyeri menurut White :
0 : tidak mengalami nyeri
1 : nyeri pada satu sisi tanpa menggangu aktifitas
2 :nyeri lebih pada satu tempat dan mengakibatkan terganggunya aktifitas,
misalnya kesulitan bangun dari tempat tidur, sulit menekuk kepala dan
lainnya.
2. Laboratorium
Pemeriksaan Enzim jantung :
a. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam
12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk kembali normal
c. AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam,
kembali normal dalam 3 atau 4 hari
3. EKG
Perekaman EKG 12 sadapan pada penderita ACS dapat menggambarkan kelainan yang terjadi
dan ini dilakukan secara serial untuk evaluasi dan monitoring. Gambaran EKG pada ACS :
a. APTS : depresi segmen ST dengan atau tanpa inversi gelombang T, kadang
kadang elevasi segmen ST saat ada nyeri, tidak dijumpai gelombang Q
b. NSTEMI : depresi segmen ST, inversi gelombang T dalam.
c. STEMI : elevasi segmen ST, inversi gelombang T, gelombang Q.
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan
simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST.Perubahan yang terjadi
kemudian ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
C. ETIOLOGI
STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vascular, dimana
injuri ini dicetuskan oleh faktor seperti merokok, hipertensi dan akumulasi lipid.
1. Penyempitan arteri koroner nonsklerolik
2. Penyempitan aterorosklerotik
3. Trombus
4. Plak aterosklerotik
5. Lambatnya aliran darah didaerah plak atau oleh viserasi plak
3
3) Faktor darah :
a) Anemia
b) Hipoksemia
c) Polisitemia
b. Curah jantung yang meningkat :
1) Aktifitas berlebihan
2) Emosi
3) Makan terlalu banyak
4) Hypertiroidisme
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
1) Kerusakan miocard
2) Hypertropi miocard
3) Hypertensi diastolic
2. Faktor predisposisi :
a. faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
1) Usia > 40 tahun
2) Jenis kelamin : insiden pada pria, sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause
3) Hereditas
4) Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
b. Faktor resiko yang dapat diubah :
1) Mayor :
a) Hiperlipidemia
b) Hipertensi
4
c) Merokok
d) Diabetes
e) Obesitas
f) Diet tinggi lemak jenuh, kalori
2) Minor:
a) Inaktifitas fisik
b) Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
c) Stress psikologis berlebihan.
D. PATOFLOW
5
E. PENGKAJIAN
1. Primary Survey
a. Airways
1) Sumbatan atau penumpukan secret
2) Wheezing atau krekles
b. Breathing
1) Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
2) Peningkatan frekuensi pernafasan, RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
3) Bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi,Ronchi,), sputum
4) Ekspansi dada tidak penuh
5) Penggunaan otot bantu nafas
6) Nafas sesak / kuat
7) Batuk dengan atau tanpa produksi sputum
8) Pucat, sianosis
c. Circulation
1) TD : dapat normal atau naik/turun, perubahan postural dicatat dari tidur sampai
duduk/berdiri
2) Nadi : Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat, tidak teratur (disritmia) mungkin terjadi.
3) Bunyi jantung : Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung
atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel.
4) Murmur : bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot papilar
5) Friksi ; dicurigai Perikarditis
6) Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
7) Edema : Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema umum, krekles
mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
8) Warna : Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir
9) Gelisah
10) Akral dingin
11) Output urine menurun
2. Secondary Survey
a. Drug/Disability
Tingkat kesadaran GCS
Obat yang diberikan : ISDN, aspilet, CPG, MST
b. Eksposure
1) Tidak ada jejas atau kontusio pada dada, punggung dan abdomen.
2) Adanya edema.
c. Five Intervention/Full set of vital sign
1) Perubahan hasil EKG yang berhubungan dengan infark miocardium gelombang Q
mencakup peningkatan segmen ST
2) Pemeriksaan Tanda Vital (terjadi peningkatan denyut nadi dan pernapasan, penurunan
tekanan darah)
3) GDA/Oksimetri nadi : Dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru akut atau
kronis.
6
lemah / kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia),
terdapat peninggian JVP, terdapat oedema di ekstremitas bawah
i) Perkusi : batas jantung Pekak, sonor
j) Auksultasi : Bunyi jantung: Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan
gagal jantung atau penurunan konraktilits atau komplain ventrikel, Murmur: Bila ada
menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung, Friksi ; dicurigai Perikarditis,
Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
3) Sistem persyarapan
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat
Tanda : perubahan mental, kelemahan
4) Sistem pencernaan
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat
badan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar
a) Inspeksi : bentuk perut simetris, Perut nampak datar
b) Auksultasi : bising usus menurun
c) Palpasi : pada saat dipalpasi, Adanya hematomegali.
d) Perkusi : timpani
5) Sistem musculoskeletal
a) Gejala :
(1) Kelemahan, kelelahan
(2) Pola hidup menetap, jadwal olahraga tidak teratur
b) Tanda :
(1) Takikardi,
(2) Dispnea pada istirahat atau aktifitas
(3) Edema pada ekstremitas bawah/ edema anasarka
6) Sistem integumen
Pasien tampak pucat, sianosis, berkeringat, dan gelisah akibat aktivitas simpatis berlebih,
CRT > 3 detik, edema
7) Sistem endokrin
Klien tampak lemah, terdapat peninggian JPV
- Kecemasan ↓
Selluler hipoksia
↓
Integritas membran sel berubah
↓
Kontraktilitas↓
↓
Resiko penurunan curah jantung
DS: STEMI Resiko gg. Perfusi
- Nyeri dada ↓ jaringan
- Sesak nafas Suplai o2 ke miokard ↓
DO ↓
- AGD abnormal Selluler hipoksia
- Aritmia ↓
- Bronko spasme Integritas membran sel berubah
- Kapilare refill > 3 dtk ↓
- Retraksi dada Kontraktilitas↓
- Penggunaan otot-otot ↓
tambahan Beban jantung↑
↓
Gagal jantung kiri
↓
Forward failure
↓
COP↓
↓
Pe↓ perfusi perifer, koroner , paru
↓
Hipotensi, asidosis metabolik dan
hipoksemia
↓
Resiko gg. Perfusi jaringan
DO/DS : STEMI Resti kelebihan
- Berat badan meningkat pada ↓ volume cairan
waktu yang singkat Suplai o2 ke miokard ↓
- Asupan berlebihan dibanding ↓
output Selluler hipoksia
- Distensi vena jugularis ↓
- Perubahan pada pola nafas, Kontraktilitas↓
dyspnoe/sesak nafas, ↓
orthopnoe, suara nafas Beban jantung↑
abnormal (Rales atau crakles), ↓
, pleural effusion Gagal jantung kiri
- Oliguria, azotemia ↓
- Perubahan status mental, Backware failure
kegelisahan, kecemasan ↓
Bendungan atrium kiri
↓
Vena pulmonalis pressure↑
↑
Tekanan hisrostatik kapiler paru↑
↓
Tekanan onkotik↑
↓
Transudasi cairan
↓
12
Edema paru
↓
Resti kelebihan volume cairan
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola Napas inefektif berhubungan dengan infark
2. Gangguan pertukaran gas b/d transudasi cairan
3. Nyeri akut b/d iskemia dan infark jaringan miokard akibat sumbatan arteri koroner ditandai
dengan keluhan nyeri dada.
4. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan tubuh.
5. Ansietas berhubungan dengan ancaman kehilangan/kematian
6. Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d kurang informasi
7. Risiko tinggi Penurunan curah jantung b/d penurunan konstriksi fungsi ventrikel, degenerasi otot
jantung.
8. Risiko tinggi Perubahan perfusi jaringan b/d menurunya suplai oksegen ke otot.
9. Risiko tinggi Kelebihan volume cairan b/d penurunan perfusi ginjal; peningkatan natrium/retensi
air; peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma.