suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang
Infark miocard akut adalah nekrosis miocard akibat aliran darah keotot jantung
2. Etiologi/Predisposisi
A. faktor penyebab
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor:
1) Faktor pembuluh darah :
a) Aterosklerosis.
b) Spasme
c) Arteritis
2) Faktor sirkulasi :
a) Hipotensi
b) Stenosos aurta
c) insufisiensi
3) Faktor darah :
a) Anemia
b) Hipoksemia
c) Polisitemia
21
a) Aktifitas berlebihan
b) Emosi
c) Makan terlalu banyak
d) Hypertiroidisme
B. Faktor predisposisi
1. faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
a) usia lebih dari 40 tahun
b) jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita
2) Minor:
a) Inaktifitas fisik
b) Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius,kompetitif).
c) Stress psikologis berlebihan.
3. Patofisiologi
22
vasospasme, emboli atau thrombus. Karena penyempitan dinding pembuluh darah
pembentukan fosfat yang berenergi tinggi diman hasil akhir dari metabolisme anaerob
ini adalah asam laktat, apabila berlangsung lebih dari 20 menit akan akan terjadi
ishemia jantung yang meningkat sehingga akan menyebabkan nyeri dada yang hebat
curah jantung meningkatkan tekanan ventrikel kiri, retensi air dan garam sehingga
dapat menimbulkan kelebihan cairan dalam tubuh. Perubahan hemodinamik ini bila
berlangsung lama akan menyebabkan jaringan rusak bahkan kematian pada otot
jantung.
4. Manifestasi Klinik
a) Nyeri :
1) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidakmereda,
biasanya diatas region sternal bawah dan abdomen bagianatas, ini
merupakan gejala utama.
2) Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri
tidaktertahankan lagi.
3) Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalarke
bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
4) Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan ataugangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dantidak hilang dengan
bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG)
5) Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
23
6) Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
7) Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat
karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(mengumpulkan pengalaman nyeri).
b) Laboratorium
Pemeriksaan Enzim jantung
1. CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam,
memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam
2. LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24jam dan memakan waktu lama untuk kembali
normal.
3. AST/SGOT
Meningkat (kurang nyata/khusus) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak
dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
c) EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan
simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi
kemdian ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
Skor menurut White:
0 = tidak mengalami nyeri
1 = nyeri pada satu sisi tanpa menggunakan aktifitas
2 = nyeri lebih pada satu tempat dan mengakibatkan terganggunya
aktifitas, misalnya kesulitan bangun dari tempat tidur, sulit
menekuk kepala dan lainnya.
5. Penatalaksanaan/Kegawatdaruratan
a) Rawat ICCU, puasa 8 jam
b) Tirah baring, posisi semi fowler.
c) Monitor EKG
d) Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit
24
e) Oksigen 2 – 4 lt/menit
f) Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg
g) Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg
h) Bowel care : laksadin
i) Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infus
j) Diet rendah kalori dan mudah dicerna
k) Psikoterapi untuk mengurangi cemas
6. Pengkajian Fokus
1. PENGKAJIAN PRIMER
a) Airway
Sumbatan atau penumpukan secret
Wheezing atau krekles
b) Breathing
Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
Ronchi, krekles
Ekspansi dada tidak penuh
Penggunaan otot bantu nafas
c) Circulasi
Nadi lemah , tidak teratur
Takikardi
TD meningkat / menurun
Edema
Gelisah
25
Akral dingin
Kulit pucat, sianosis
Output urine menurun
2. PENGKAJIAN SEKUNDER
a) Pemeriksaan fisik (Head To Toe)
Aktifitas
Gejala :
1) Kelemahan
2) Kelelahan
3) Tidak dapat tidur
4) Pola hidup menetap
5) Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
1) Takikardi
2) Dispnea pada istirahat atau aktifitas
Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah,
diabetes mellitus.
Tanda :
1) Tekanan darah
Dapat normal / naik / turun
Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
2) Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
3) Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau
penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
26
4) Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
5) Friksi : dicurigai Perikarditis
6) Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
7) Edema
Tanda :
- peningkatan frekuensi pernafasan
- nafas sesak / kuat
- pucat, sianosis
- bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
b) Pemeriksaan Penunjang
1) EKG : Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q.
patologis
2) enzim Jantung : CPKMB, LDH, AST.
27
3) Elektrolit :Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan
kontraktilitas, missal hipokalemi, hyperkalemia.
4) Sel darah putih : Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari
ke-2 setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi
5) Kecepatan sedimentasi :Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI ,
menunjukkan inflamasi.
6) Kimia : Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ
akut atau kronis
7) GDA :Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau
kronis.
8) Kolesterol atau Trigliserida serum :Meningkat, menunjukkan
arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
9) Foto dada :Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga
GJK atau aneurisma ventrikuler.
10) Ekokardiogram :Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan
katup atau dinding ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
7. PATHWAY
28
8. Diagnosa Keperawatan
29
g) Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d kurang terpajan
atau salah interpretasi terhadap informasi tentang fungsi jantung/implikasi penyakit
jantung dan perubahan status kesehatan yang akandatang.
Intervensi Rasional
30
verapamil (Calan), diltiazem
(Prokardia).
Intervensi Rasional
31
rehabilitasi pasca serangan IMA. dalam proses penyembuhan klie
c) (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan
konduksi listrik jantung; penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler
sistemik; infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma
ventrikel dan kerusakan septum.
Intervensi Rasional
Pantau TD, HR dan DN, periksa dalam Hipotensi dapat terjadi sebagai akibat
keadaan baring, duduk dan berdiri dari disfungsi ventrikel, hipoperfusi
(bila memungkinkan) miokard dan rangsang vagal.
Sebaliknya, hipertensi juga banyak
terjadi yang mungkin berhubungan
dengan nyeri, cemas, peningkatan
katekolamin dan atau masalah
vaskuler sebelumnya.Hipotensi
ortostatik berhubungan dengan
komplikasi GJK.Penurunanan curah
jantung ditunjukkan oleh denyut nadi
yang lemah dan HR yang meningkat.
32
vibrasi otot papilar.
Berikan makanan dalam porsi kecil Makan dalam volume yang besar
dan mudah dikunyah. dapat meningkatkan kerja miokard dan
memicu rangsang vagal yang
mengakibatkan terjadinya bradikardia.
Intervensi Rasional
33
hipoksia atau emboli sistemik.
Pantau asupan caiaran dan haluaran Asupan cairan yang tidak adekuat
urine, catat berat jenis dapat menurunkan volume sirkulasi
yang berdampak negatif terhadap
perfusi dan fungsi ginjal dan organ
lainnya. BJ urine merupakan indikator
status hidrsi dan fungsi ginjal.
34
c. Trombolitik (t-PA, Streptokinase). merupakan antikoagulan jangka
panjang.
Intervensi Rasional
Pantau adanya DVJ dan edema Dicurigai adanya GJK atau kelebihan
anasarka volume cairan (overhidrasi)
35
Intervensi Rasional
Pantau respon verbal dan non verbal Respon klien terhadap situasi IMA
yang menunjukkan kecemasan klien bervariasi, dapat berupa cemas/takut
terhadap ancaman kematian, cemas
terhadap ancaman kehilangan
pekerjaan, perubahan peran sosial dan
sebagainya
g) Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d kurang terpajan
atau salah interpretasi terhadap informasi tentang fungsi jantung/implikasi
penyakit jantung dan perubahan status kesehatan yang akan datang.
Intervensi Rasional
36
kemampuan/kesiapan belajar oleh kesiapan fisik dan mental klien
klien
37