A. Definisi
(Kumar, 2007). Infark miokard Akut adalah iskemia atau nekrosis pada oto
jantung yang diakibatkan karena penurunan aliran darah melalui satu atau lebih
secara permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif
maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada,
peningkatan enzim jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG. STEMI adalah
cermin dari pembuluh darah koroner tertentu yang tersumbat total sehingga aliran
darahnya benar-benar terhenti, otot jantung yang dipendarahi tidak dapat nutrisi-
B. Etiologi
a. Aterosklerosis.
b. Spasme
c. Arteritis
1
2. Faktor sirkulasi :
a. Hipotensi
b. Stenosos aurta
c. Insufisiensi
3. Faktor darah :
a. Anemia
b. Hipoksemia
c. Polisitemia
Curah jantung yang meningkat :
1. Aktifitas berlebihan
2. Emosi
3. Makan terlalu banyak
4. Hypertiroidisme
Faktor predisposisi :
1. faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
a. usia lebih dari 40 tahun
b. jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat
setelah menopause
c. hereditas
d. Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
2. Faktor resiko yang dapat diubah :
Mayor :
a. Hyperlipidemia
b. Hipertensi
c. Merokok
d. Diabetes
e. Obesitas
f. Diet tinggi lemak jenuh, kalori
Minor :
a. Inaktifitas fisik
b. Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
c. Stress psikologis berlebihan (Kasuari, 2002).
2
C. Tanda dan Gejala
1. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus tidak mereda, biasanya
diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala
utama.
2. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak dapat
tertahankan lagi.
3. Nyeri ini sangat sakit, seperti ditusuk-tusuk yang dapat menjalar kebahu dan
4. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan
6. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening
7. Pasien dengan diabetes mellitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
D. Komplikasi
1. Aritmia
Beberapa bentuk aritmia mungkin timbul pada IMA. Hal ini disebabkan
terganggu.
3
2. Gagal jantung (pump failure)
Pada IMA, pump failure maupun gagal jantung kongestif dapat timbul sebagai
akibat kerusakan ventrikel kiri, ventrikel kanan atau keduanya dengan atau
tanpa aritmia. Penuran cardiac output pada pump failure akibat IMA tersebut
3. Emboli/tromboemboli
Emboli paru pada IMA: adanya gagal jantung dengan kongesti vena, disertai
pada vena-vena tungkai bawah yang mungkin lepas dan terjadi emboli paru
akibat trombus pada ventrikel kiri tepatnya pada permukaan daerah infark atau
4. Ruptura
kemunduran hemidinamik. Ruptura biasanya pada batas antara zona infark dan
normal. Ruptura yang komplit (pada free wall) menyebabkan perdarahan cepat
5. Disfungsi ventrikuler
ukuran, dan ketebalan pada segmen yang mengalami infark dan non infark.
berkembangnya gagal jantung secara klinis dalam hitungan bulan atau tahun
4
pasca infark. Segera setelah infark ventrikel kiri mengalami dilatasi.Secara
akut, hasil ini berasal dari ekspansi infark al ; slippage serat otot, disrupsi sel
6. Gangguan hemodinamik
yang baik dengan tingkat gagal pompa dan mortalitas, baik pada awal ( 10 hari
infark ) dan sesudahnya. Tanda klinis yang sering dijumpai adalah ronkhi
basah di paru dan bunyi jantung S3 dan S4 gallop. Pada pemeriksaan rontgen
E. Pemeriksaan Penunjang
5
untuk menstratifikasi berat ringannya penyakit jantung. Selain itu tes treadmill
juga dapat dipakai untuk mengukur kapasitas jantung, gangguan irama, dan
lain-lain.
4. Echocardiography (Ekokardiografi) Ekokardiografi adalah prosedur yang
menggunakan gelombang suara ultra untuk mengamati struktur jantung dan
pembuluh darah, juga dapat menilai fungsi jantung.
5. Angiografi korener merupakan cara dengan menggunakan sinar X dan kontras
yang disuntikan kedalam arteri koroner melalui kateter untuk melihat adanya
penyempitan diarteri koroner.
6. Multislice Computed Tomograpy Scanning (MSCT)
CT menghasilkan tampilan secara tomografi (irisan) digital dari sinar X yang
menembus organ. Sinar X yang menembus diterima oleh detektor yang
mengubahnya menjadi data elektrik dan diteruskan ke sistem komputer untuk
diolah menjadi tampilan irisan organ-organ tubuh.
7. Cardiac Magnetic Resonance Imaging (Cardiac MRI)
Merupakan salah satu teknik pemeriksaan diagnostik dalam ilmu kedokteran,
yang menggunakan interaksi proton-proton tubuh dengan gelombang radio-
frekuensi dalam medan magnet (sekitar 0,64-3 Tesla) untuk menghasilkan
tampilan penampang (irisan) tubuh (Kabo, 2008).
F. Penatalaksanaan
1. Medis
kebutuhan dan suplai oksigen jantung. Terapi obat-obatan, pemberian O2, tirah
6
keseimbangan. Dan dengan penghentian aktifitas fisik untuk mengurangi beben
2. Farmakologi
Bare,2006).
G. Patofisiologi
mendadak setelah oklusi trombus pada plak arterosklerosik yang sudah ada
sepanjang waktu. STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat
pada lokasi injury vaskular, dimana injury ini di cetuskan oleh faktor-faktor
mengalami fisur, ruptur atau ulserasi dan jika kondisi lokal atau sistemik memicu
koroner cenderung mengalami ruptur jika mempunyai fibrous cap yang tipis dan
inti kaya lipid (lipid rich core). Pada STEMI gambaran patologis klasik terdiri
dari fibrin rich red trombus, yang dipercaya menjadi dasar sehingga STEMI
7
plak, berbagai agonis (kolagen, ADP, efinefrin, serotonin) memicu aktivasi
terhadap sekuen asam amino pada protein adhesi yang larut (integrin) seperti
faktor von Willebrand (vWF) dan fibrinogen, dimana keduanya adalah molekul
oleh pajanan tissue factor pada sel endotel yang rusak. Faktor VII dan X di
akan mengalami oklusi oleh trombus yang terdiri agregat trombosit dan fibrin.
Pada kondisi yang jarang, STEMI dapat juga disebabkan oleh emboli koroner,
8
H. Patway
Modify Unmodify
Aliran darah ke paru Edema dan bengkak Metabolisme anaerob Aliran darah ke ginjal Nyeri Gangguan fungsi ventrikel
terganggu sekitar miokard menurun
As. Laktat Mual/muntah Penurunan aliran darah
Suplai O2 tidak seimbang Jalur antaran listrik
dgn kebutuhan tubuh terganggu Menyentuh ujung saraf Anoreksia Curah jantung menurun
Produksi urin menurun
reseptor
Meningkatnya kebutuhan Pompa jantung tidak Suplai O2 kejaringan
Vol. Plasma
O2 terkoordinasi Nyeri dada Resiko menurun
I. Pengkajian
1. Primary Survey
a. Airways
b. Breathing
c. Circulation
2. Secondary Survey
a. Keluhan utama
Keluhan utama biasanya nyeri dada, perasaan sulit bernafas, dan pingsan.
2) Quality of pain : seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan
3) Region : radiation, relief: lokasi nyeri di daerah substernal atau nyeri
10
Dapat terjadi nyeri dan ketidakmampuan menggerakkan bahu dan
tangan.
0-4 atau 0-10 (visual analogue scale-VAS) dan klien akan menilai
terjadi, skala nyeri berkisar antara 3-4 (skala 0-4) atau 7-9 (skala 0-
10).
5) Time : sifat mula timbunya (onset). Biasanya gejala nyeri timbul
lebih dari 15 menit. Nyeri oleh Infark Miokardium dapat timbul pada
data kondisi daaat ini. Data ini ddiperoleh dengan mengkaji apakah
hiperlipidemia.
Catat adanya efek samping yang terjadi di masa lalu, alergi obat, dan
d. Riwayat Keluarga
kematian. Penyakit jantung iskemik pada orang tua yang timbunya pada
11
usia muda merupakan faktor resiko utama terjadinya penyakit jantung
f. Pengkajian Psikososial
perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit, atau perawatan yang tak
fokus pada diri sendiri. Perubahan interaksi sosial yang dialami klien
terjadi karena stress yang dialami klien dari berbagai aspek seperti
g. Pemeriksaan FISIK
1) Keadaan umum
atau Compos mentis (cm) dan akan berubah sesuai tingkat gangguan
2) B1 (breathing)
12
3) Klien terlihat sesak, frekuensi nafas melebihi normal dan mengeluh
curah darah ventrikal kiri pada saat melakukan kegiatan fisik. Dispnea
kardiak pada infark miokardium yang kronis dapat timbul pada saat
istirahat.
4) B2 (blood)
Inspeksi
Inspeksi adanya jaringan parut pada dada klien. Keluhan lokasi nyeri
Palpasi
Denyut nadi perifer melemah. Thrill pada Iinfark Miokard Akut tanpa
Auskultasi
tanpa komplikasi
Perkusi
13
5) B3 (brain)
6) B4 (bladder)
klien. Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria pada
klien dengan Infark Miokard Akut karena merupakan tanda awal syok
kardiogenik.
7) B5 (bowel)
8) B6 (Bone)
14
II. Diagnosa Keperawatan
perfusi ventilasi.
(Herdman, 2012).
III. Intervensi
15
nafas menurun Berikan minum hangat
Pemanjangan fase Lakukan fisioterapi dada, jika
ekspirasi menurun perlu
Ortopnea menurun Lakukan pengisapan lender
Pernafasan pursed-tip kurang dari 15 detik
menurun Lakukan hiperoksigenasi
Pernafasan cuping hidung sebelum penghisapan
menurun endotrakeal
Frekuensi nafas membaik Keluarkan sumbatan benda
Kedalaman nafas padat dengan forsep McGill
membaik Berikan oksgen, jika perlu
Ekskursi dada membaik Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hsri, jika tidak
kontraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
16
Keluhan nyeri menurun nyeri
Meringis menurun Identifikasi pengetahuan dan
Gelisah menurun keyakinan tentang nyeri
Terapeutik:
Berikan tekhnik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Fasilitasi istirahat tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Jeaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Anjurkan tekhnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
17
Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
3. Penurunan curah SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung
jantung
keperawatan selama 24 jam maka Observasi
berhubungan
keadekuatan jantung memompa Identifikasi tanda/ gejala
dengan irama darah untuk memenuhi kebutuhan primer penurunan curah
metabolisme tubuh dengan jantung (meliputi dyspnea,
jantung
kelelahan, edema, ortopnea,
strokevolume, pre Kriteria Hasil :
paroxysml nocturnal dyspnea,
load dan afterload, Kekuatan nadi perifer peningkatan CVP)
meningkat Identifikasi tanda/gejala
kontraktiltas
Ejection fraction (EF) sekunder penurunan curah
jantung.
Cardiac todex (CI) jantung meliputi peningkatan
meningkat berat badan, hepatomegaly,
Left ventricular stroke distensi vena jugularis,
work index (LVSWI) palpitasi, ronkhi basah,
meningkat oliguria, batuk, kilut pucat)
Stroke volume index (SVI) Monitot tekana darah
meningkat (termasuk tekanan darah
Palpasi menurun ortotastatik, jika perlu)\
Bradikardi menurun Monitor intake dan output
Takikardi menurun cairan
19
menguirangi stress, jika perlu
Berikan dukungan emosional
dan spiritual
Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%\
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
Ajarkan pasien dan kelaurga
mengukur berat badan harian
Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
cairan harian
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
Rujuk ke pogram rehabilitasi
jantung
4. Intoleransi SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan Terapi Aktivitas
aktivitas
keperawatan selama 24 jam Observasi
berhubungan
makarespon fisiologis terhadap Identifikasi defisit tingkat
dengan aktivitas yang membutuhkan aktivitas
tenaga dengan Identifikasi kemampuan
ketidakseimbangan
Kriteria Hasil : berprtisipasi dalam beraktivitas
antara suplai dan
Frekuensi nadi meningkat tertentu
kebutuhan oksigen Saturasi oksigen Identifikasi sumber daya untuk
20
ditandai dengan meningkat aktivitas yang diinginkan
Kemudahan dalam Identifikasi strategi
kelemahan dalam
melakukan aktivitas meningkatkan patisipasi dalam
aktivitas
sehari-hari meningkat aktivitas
Kecepatan berjalan Identifikasi makna aktivitas
meningkat rutin (mis. Bekerja ) dan waktu
Jarak berjalan meningkat luang
Kekuatan tubuh bagian Monitor respons emosiaonal,
atas meningkat fisik, sosial, dan spiritual
Kekuatan tubuh bagian terhadap aktivitas
bawah meningkat Teraupeutik
Toleransi dalam menaiki Fasilitasi focus kemampuan,
tangga meningkat bukan defisit yang dialami
Keluhan lelah menurun Sepakati komitmen untuk
21
dipilih
Fasilitasi aktivitas fisik rutin
(mis. Ambulasi, mobilisasi,
dan perawatan diri ), sesuai
kebutuhan
Fasilitasi aktivitas pengganti
saat mengalami keterbatasan
waktu , energi, atau gerak
Fasilitasi aktivitas motorik
untuk pasien hiperaktif
Tingkatkan aktivitas fisik
untuk memelihara berat badan,
jika sesuai
Fasilitasi aktivitas motoric
untuk merelaksasi otot
Fasilitasi aktivitas dengan
komponen memori implisit dan
emosional (mis. Kegaiatan
keagaman khusus )untuk
pasien demensia, jika sesuai
Libatkan dalam dalam
permainan kelompok yang
tidak kompetitif, terstuktur,
dan aktif
Tingkatkan keterlibatan dalam
aaktivitas rekreasi dan
diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan
Libatkan keluarga dalam
aktivitas, jika perlu
Fasilitasi mengembangkan
motivasi dan pengautan diri
22
Fasilitasi pasien dan keluarga
memantau kemajuannya
sendiri
untuk mencapai tujuan
Jadwalkan aktivitas dalam
rutinitas sehari-hari
Berikan penguatan positif atau
partisipasi dalam aktivitas
Edukasi
Jelaskan metode aktivitas fisik
sehari-hari, jika perlu
Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih
Anjurkan melakukan aktivitas
fisik, sosial, spiritual, dan
kognitif dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau terapi,
jika sesuai
Anjurkan keluarga untuk
memberi penguatan positif atas
partisiapasi dalam aktivitas
Kolaborasi
Kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam merencanakan
dan memonitor pogram
aktivitas, jika sesuai
Rujuk pada pusat atau pogram
aktivitas komunitas, jika perlu
23
PROGRAM STUDI NERS FAKES UMSB
FORMAT PENGKAJIAN ICU/CVCU
NAMA MAHASISWA : Riski Arifa Sahara, S.Kep TANGGAL PRAKTEK : 3-9 Februari 2020
NIM : 15100021401004 TEMPAT PRAKTEK : CVCU
I. PENGKAJIAN PRIMER
Airway : Jalan nafas paten tidak ada sumbatan, tidak ada suara nafas tambahan
Breathing : Nafas spontan, menggunakan alat bantu pernafasan nassal canul 3 liter/menit,
gerakan dinding dada simetris, irama nafas dangkal, pola nafas teratur, suara
Circulation : Nadi teraba, N : 87x/i, pucat tidak ada, sianosis tidak ada, CRT < 2 detik, akral
hangat, pendarahan tidak ada, muntah tidak ada, diare tidak ada.
Disability : Kesadaran Composmentis, GCS : E4 M6 V5, pupil isokar, reflek cahaya (+/+)
24
III. STATUS KESEHATAN SAAT INI
Alasan kunjungan/ keluhan utama :
Klien datang ke IGD RS dr. Adnaan WD Payakumbuh pada tanggal 4 februari 2020 dengan
keluhan nyeri dada sebelah kiri, nyeri bertambah saat melakukan aktivitas, punggung terasa
seperti terbakar, klien mengatakan nafas terasa sesak sejak 1 hari yang lalu dipengaruhi oleh
posisi tubuh, pasien lebih nyaman dengan posisi duduk, demam tidak ada, batuk tidak ada.
Alergi : Klien tidak memiliki alergi terhadap makanan, obat, maupun udara.
Kebiasaan : Klien tidak ada kebiasaan merokok/ kopi/ alcohol/Obat-obatan
25
tidur dengan posisi duduk
Pola Aktivitas/Latihan Biasanya klien melakukan Klien hanya di tempat tidur,
aktivitas secara mandiri segala aktivitas di bantu oleh
keluarga dan perawat di
ruangan
Pola Bekerja Klien tidak bekerja/ Klien tidak boleh melakukan
pensiunan banyak aktivitas/bekerja
V. RIWAYAT KELUARGA
Genogram beserta penyakit yang dialami oleh anggota keluarga lain
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Pasien
: Menikah
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
26
Klien menggatakan orang tua klien tidak memiliki penyakit yang sama seperti klien, dan
suami pasien meninggal dengan penyakit yang sama seperti pasien, anak pasien yang pertama
meninggal dengan penyakit diabetes melitus. Pasien tinggal dengan anaknya yang ke enam.
Kepala
Inspeksi : Tidak ada hematom, rambut beruban lurus, rambut bersih tidak
berbau
Palpasi : Tidak ada odema, tidak ada nyeri tekan
Keluhan : Tidak ada keluhan
Mata
Fungsi penglihatan : Penglihatan baik, normal, reflek cahaya (+)
Pupil : Isokor, 2 mm
Konjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Tidak Ikterik
Edema : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada keluhan
Telinga
Fungsi pendengaran : Baik, tidak menggunakan alat bantu
Keluhan : Tidak ada keluhan
Leher
Inspeksi / palpasi : Simetris, kaku kuduk tidak ada, nadi karotis teraba, DVJ (+)
27
Thoraks
Jantung
Inspeksi : Ictus cardis terihat di intercosta 4-5, luka post operasi jantung (-)
Palpasi : Ictus cordis terba di intercosta 4-5
Perkusi : Redup
Auskultasi : Bising jatung (+)
Gambaran EKG : Elevasi lead V2, V3 dan V4
Paru
Inspeksi : Retraksi normal, simetris, ekspansi dada kanan dan kiri sama
Palpasi : Krepitasi tidak ada, vocal fremitus kanan kiri (+).
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, ronchi (+)
Abdomen
Inspeks : Sedikit cembung, bekas operasi (-)
Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) 13 x.
Ekstremitas
Superior (atas)
Edema : Tidak ada
Infus : Terpasang Dextra, RL 20 tetes/menit, drip lasix
Kekuatan otot : Kuat 5/5
Refleks Patologis : (+/+)
Deformitas : Tidak ada
Fraktur : Tidak ada
Inferior
Edema : Tidak ada
Akral : Hangat
Kekuatan otot : Kuat 5/5
Refleks Patela : (+/+)
Refleks Patologis : (+/+)
28
VII. DATA LABORATORIUM (buatkan tanggal dan normalnya)
Tanggal : 4 Januari 2020
IX. PENGOBATAN
29
2. Clopidogrel 75 mg 1x1 Oral
3. Simvastatine 40 mg 1x1 Oral
X. ANALISA DATA
DS :
RR 37x/menit
TD : 160/90 mmHg
Tampak wajah klien meringis
Tampak klien melindungi daerah
yang nyeri
Skala nyeri 6-7
2. DS : Jalur antaran Penurunan Curah
Klien mengatakan sesak nafas listrik jantung Jantung
sejak 1 hari yang lalu terganggu
Klien mengatakan sesak nafas
meningkat saat melakukan
aktivitas
Klien mengatakan lebih nyaman
dalam posisi duduk
30
DO :
RR 37x/menit
SpO2 97 %
N : 87x/menit
TD : 160/90 mmHg
Tampak klien tidur dengan posisi
duduk
3. DS : Kelemahan Intoleransi
Klien mengatakan badan terasa dalam aktivitas Aktivitas
lemah
Klien menggatakan tidak bisa
untuk beraktivitas
DO :
RR 37x/menit
TD : 160/90 mmHg
Aktivitas di bantu keluarga dan
perawat di ruangan
DC (+)
Terpasang IVFD RL di tangan
kiri
31
XII. INTERVENSI
32
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jeaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan tekhnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
5. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Penurunan SLKI SIKI
curah jantung Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung
b.d keperawatan selama 24 jam Observasi
penurunan maka keadekuatan jantung 1. Identifikasi tanda/ gejala
kontraktilitas memompa darah untuk primer penurunan curah
Jantung memenuhi kebutuhan jantung (meliputi dyspnea,
metabolisme tubuh dengan kelelahan, edema, ortopnea,
33
paroxysml nocturnal
Kriteria Hasil : dyspnea, peningkatan CVP)
1. Kekuatan nadi 2. Identifikasi tanda/gejala
perifer meningkat sekunder penurunan curah
2. Ejection fraction jantung meliputi
(EF) peningkatan berat badan,
3. Cardiac todex (CI) hepatomegaly, distensi vena
meningkat jugularis, palpitasi, ronkhi
4. Left ventricular basah, oliguria, batuk, kilut
stroke work index pucat)
(LVSWI) meningkat 3. Monitot tekana darah
5. Stroke volume (termasuk tekanan darah
index (SVI) ortotastatik, jika perlu)\
meningkat 4. Monitor intake dan output
6. Palpasi menurun cairan
7. Bradikardi menurun 5. Monitor berat badan setiap
8. Takikardi menurun hari pada waktu yang sama
9. Gambaran EKG 6. Monitor saturasi oksigen
aritmia menurun 7. Monitor keluhan nyeri dada
10. Lelah menurun (mis. Intensitas, lokasi,
11. Edema menurun radiasi, durasi, presivitasi
12. Distensi vena yang mengurangi nyeri )
jugularis menurun 8. Monitor EKG 12 sadapan
13. Dispnea menurun 9. Monitor aritmla (kelainan
14. Oligurla menurun irama dan frekuensi )
15. Pucat/ sianosi 10. Monitor nilai laboratorim
menurun jantung (Elektrolit, enzim
16. Paroxysmal jantung, BNP, NTpro-BNP)
nocturnal dyspnea 11. Monitor funsi alat pacu
(PND) menurun jantung
17. Ortopnea menurun 12. Periksa tekana darah dan
18. Batuk menurun frekensi nadi sebelum dan
19. Suara jantung S3 sesudah aktivitas
34
menurun 13. Periksa tekanan darah dan
20. Suara jantung S4 frekuensi nadi sebelum
menurun pemberian obat (mis, beta
21. Murmur jantung blocker, ACE inhibitor,
menurun calelum channel blocker,
22. Berat badan digoksin )
menurun Terapeutik
23. Hepatomegaly 1. Posisikan pasien semi-foler
menurun atau fowler dengan kaki ke
24. Pulmonary vascular bawah atau posisi nyaman
resistance (PVR) 2. Berikan diet yang sesuai
menurun (mis. Batasi asupan kafein,
25. Systermic vascular natrium, kolesterol, dan
resintance menurun makan yang tinggi lemak)
26. Tekana darah 3. Gunakan stocking elastatis
membaik atau pneumatic intermiten,
27. Capillary refill time sesuai indikasi
(CPT) 4. Fasilitasi pasien dan
28. Pulmonary artery keluarga untuk
wedge pressure memodifikasi gaya hidup
(PAWP) membaik sehat
29. Centralvenous 5. Berikan terapi relaksasi
pressure membaik untuk menguirangi stress,
jika perlu
6. Berikan dukungan
emosional dan spiritual
7. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%\
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
35
2. Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
3. Anjurkan berhenti merokok
4. Ajarkan pasien dan kelaurga
mengukur berat badan
harian
5. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
cairan harian
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
2. Rujuk ke pogram
rehabilitasi jantung
3. Intoleransi SLKI SIKI
Setelah dilakukan tindakan Terapi Aktivitas
aktivitas
keperawatan selama 24 jam Observasi
berhubungan
makarespon fisiologis 1. Identifikasi defisit tingkat
dengan terhadap aktivitas yang aktivitas
membutuhkan tenaga 2. Identifikasi kemampuan
kelemahan
dengan berprtisipasi dalam
fisik
Kriteria Hasil : beraktivitas tertentu
1. Frekuensi nadi 3. Identifikasi sumber daya untuk
meningkat aktivitas yang diinginkan
2. Saturasi oksigen 4. Identifikasi strategi
meningkat meningkatkan patisipasi dalam
3. Kemudahan dalam aktivitas
melakukan aktivitas 5. Identifikasi makna aktivitas
sehari-hari rutin (mis. Bekerja ) dan waktu
meningkat luang
4. Kecepatan berjalan 6. Monitor respons emosiaonal,
meningkat fisik, sosial, dan spiritual
5. Jarak berjalan terhadap aktivitas
36
meningkat Teraupeutik
6. Kekuatan tubuh 1. Fasilitasi focus kemampuan,
bagian atas bukan defisit yang dialami
meningkat 2. Sepakati komitmen untuk
7. Kekuatan tubuh meningkatkan frekensi dan
bagian bawah rentang aktivitas
meningkat 3. Fasilitasi memilih aktivitas
8. Toleransi dalam daan tetapkan tujuan aktivitas
menaiki tangga yang konsisten sesuai
meningkat kemampuan fisik, psikologis,
9. Keluhan lelah dan sosial
menurun 4. Koordinasikan pemilihan
10. Dyspnea saat aktivitas sesuai usia
aktivitas menurun 5. Fasilitasi makna aktivitaas
11. Dyspnea setelah yang dipilih
aktivitas menurun 6. Fasilitasi transportasi untuk
12. Perasaan lemah menghadari aktivitas, jika
menurun sesuai
13. Aritmia setalah 7. Fasilitasi pasien dan keluarga
aktivitas menurun dalam menyesuaikan
14. Sianosis menurun lingkungan untuk
15. Warna kulit mengakomodasi aktivitas
membaik yang dipilih
16. Tekanan darah 8. Fasilitasi aktivitas fisik rutin
memabik (mis. Ambulasi, mobilisasi,
17. Frekuensi nafas dan perawatan diri ), sesuai
memabiak kebutuhan
18. EKG Iskemia 9. Fasilitasi aktivitas pengganti
membaik saat mengalami keterbatasan
waktu , energi, atau gerak
10. Fasilitasi aktivitas motorik
untuk pasien hiperaktif
11. Tingkatkan aktivitas fisik
37
untuk memelihara berat
badan, jika sesuai
12. Fasilitasi aktivitas motoric
untuk merelaksasi otot
13. Fasilitasi aktivitas dengan
komponen memori implisit
dan emosional (mis.
Kegaiatan keagaman
khusus )untuk pasien
demensia, jika sesuai
14. Libatkan dalam dalam
permainan kelompok yang
tidak kompetitif, terstuktur,
dan aktif
15. Tingkatkan keterlibatan dalam
aaktivitas rekreasi dan
diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan
16. Libatkan keluarga dalam
aktivitas, jika perlu
17. Fasilitasi mengembangkan
motivasi dan pengautan diri
18. Fasilitasi pasien dan keluarga
memantau kemajuannya
sendiri
a. untuk mencapai tujuan
19. Jadwalkan aktivitas dalam
rutinitas sehari-hari
20. Berikan penguatan positif atau
partisipasi dalam aktivitas
Edukasi
1. Jelaskan metode aktivitas
fisik sehari-hari, jika perlu
38
2. Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih
3. Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan
4. Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau
terapi, jika sesuai
5. Anjurkan keluarga untuk
memberi penguatan positif
atas partisiapasi dalam
aktivitas
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam
merencanakan dan
memonitor pogram
aktivitas, jika sesuai
2. Rujuk pada pusat atau
pogram aktivitas komunitas,
jika perlu
39
XIII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
40
penggunaan analgetik
Terapeutik:
1. Berikan tekhnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat
tidur
4. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jeaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Anjurkan tekhnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
5. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
41
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
analgetik
42
8. Monitor EKG
9. Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum pemberian
obat
Terapeutik
1. Posisikan pasien
semi-foler atau fowler
dengan kaki ke bawah
atau posisi nyaman
2. Berikan diet yang
sesuai
3. Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
memodifikasi gaya
hidup sehat
4. Berikan terapi
relaksasi untuk
menguirangi stress
5. Berikan dukungan
emosional dan
spiritual
6. Berikan oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen >94%
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
3. Ajarkan pasien dan
kelaurga mengukur
43
berat badan harian
44
aktivitas
3. Fasilitasi memilih
aktivitas daan
tetapkan tujuan
aktivitas yang
konsisten sesuai
kemampuan fisik,
psikologis, dan sosial
4. Koordinasikan
pemilihan aktivitas
sesuai usia
5. Fasilitasi makna
aktivitaas yang dipilih
6. Fasilitasi transportasi
untuk menghadari
aktivitas
7. Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam
menyesuaikan
lingkungan untuk
mengakomodasi
aktivitas yang dipilih
8. Fasilitasi aktivitas
fisik rutin (mis.
Ambulasi, mobilisasi,
dan perawatan diri ),
sesuai kebutuhan
9. Fasilitasi aktivitas
pengganti saat
mengalami
keterbatasan waktu ,
energi, atau gerak
10. Libatkan keluarga
45
dalam aktivitas
11. Fasilitasi pasien dan
keluarga memantau
kemajuannya sendiri
untuk mencapai
tujuan
12. Berikan penguatan
positif atau partisipasi
dalam aktivitas
Edukasi
1. Jelaskan metode
aktivitas fisik sehari-
hari
2. Ajarkan cara
melakukan aktivitas
yang dipilih
3. Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif
dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
4. Anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok atau terapi
5. Anjurkan keluarga
untuk memberi
penguatan positif atas
partisiapasi dalam
aktivitas
1. Nyeri akut Selasa, Manajemen nyeri S:
07 Juni 2022 Observasi: Klien mengatakan
9. Identifikasi lokasi, nyeri dada menurun
karakteristik, durasi, Klien mengatakn
46
frekuensi, kualitas, nyeri hilang timbul
intensitas nyeri
O:
10. Identifikasi skala
RR 21x/menit
nyeri
SpO2 95 %
11. Identifikasi respons
N : 98 x/menit
nyeri non verbal
12. Identifikasi faktor TD : 113/74 mmHg
Terapeutik:
1. Berikan tekhnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat
47
tidur
4. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jeaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Anjurkan tekhnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
5. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
analgetik
48
gejala primer lebih nyaman dalam
penurunan curah posisi duduk
jantung (meliputi O :
dyspnea, kelelahan, RR 21x/menit
edema, ortopnea, SpO2 95 %
paroxysml nocturnal N : 98 x/menit
dyspnea, peningkatan TD : 113/74 mmHg
CVP)
I : 990
11. Identifikasi
O : 2090
tanda/gejala sekunder
IWL : 225
penurunan curah
B : (-) 1.325
jantung
A : Resiko penurunan curah
12. Monitot tekana darah
jantung
(termasuk tekanan
P:
darah)
Intervensi di
13. Monitor intake dan
lanjutkan (Observasi
output cairan
no 1-9, terapeutik no
14. Monitor berat badan
1-6, edukasi no 1-3)
setiap hari pada waktu
yang sama
15. Monitor saturasi
oksigen
16. Monitor keluhan nyeri
dada (mis. Intensitas,
lokasi, radiasi, durasi,
presivitasi yang
mengurangi nyeri )
17. Monitor EKG
18. Monitor aritmla
(kelainan irama dan
frekuensi )
19. Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
49
sebelum pemberian
obat
Terapeutik
1. Posisikan pasien
semi-foler atau fowler
dengan kaki ke bawah
atau posisi nyaman
2. Berikan diet yang
sesuai
3. Fasilitasi pasien dan
keluarga untuk
memodifikasi gaya
hidup sehat
4. Berikan terapi
relaksasi untuk
menguirangi stress
5. Berikan dukungan
emosional dan
spiritual
6. Berikan oksigen
untuk
7. mempertahankan
saturasi oksigen
>94%
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
3. Ajarkan pasien dan
kelaurga mengukur
berat badan harian
50
3. Intoleransi Selasa, SIKI S:
aktivitas 07 Juni 2022 Terapi Aktivitas Klien mengatakan
Observasi badan terasa lemah
1. Identifikasi defisit Klien menggatakan
tingkat aktivitas tidak bisa untuk
2. Identifikasi beraktivitas
kemampuan O:
berprtisipasi dalam RR 21x/menit
beraktivitas tertentu SpO2 95 %
3. Identifikasi sumber N : 98 x/menit
daya untuk aktivitas
TD : 113/74 mmHg
yang diinginkan
Aktivitas di bantu
4. Identifikasi strategi
keluarga dan
meningkatkan
perawat di ruangan
patisipasi dalam
DC (+)
aktivitas
Terpasang IVFD RL
5. Identifikasi makna
di tangan kiri
aktivitas rutin (mis.
A : Intoleransi Aktivitas
Bekerja ) dan waktu
P:
luang
Intervensi
6. Monitor respons
dilanjutkan
emosiaonal, fisik,
(Observasi no 1-6,
sosial, dan spiritual
terapeutik no 1-12,
terhadap aktivitas
edukasi no 1-5)
Teraupeutik
1. Fasilitasi focus
kemampuan, bukan
defisit yang dialami
2. Sepakati komitmen
untuk meningkatkan
frekensi dan rentang
aktivitas
51
3. Fasilitasi memilih
aktivitas daan
tetapkan tujuan
aktivitas yang
konsisten sesuai
kemampuan fisik,
psikologis, dan sosial
4. Koordinasikan
pemilihan aktivitas
sesuai usia
5. Fasilitasi makna
aktivitaas yang dipilih
6. Fasilitasi transportasi
untuk menghadari
aktivitas
7. Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam
menyesuaikan
lingkungan untuk
mengakomodasi
aktivitas yang dipilih
8. Fasilitasi aktivitas
fisik rutin (mis.
Ambulasi, mobilisasi,
dan perawatan diri ),
sesuai kebutuhan
9. Fasilitasi aktivitas
pengganti saat
mengalami
keterbatasan waktu ,
energi, atau gerak
10. Libatkan keluarga
dalam aktivitas
52
11. Fasilitasi pasien dan
keluarga memantau
kemajuannya sendiri
untuk mencapai
tujuan
12. Berikan penguatan
positif atau partisipasi
dalam aktivitas
Edukasi
1. Jelaskan metode
aktivitas fisik sehari-
hari
2. Ajarkan cara
melakukan aktivitas
yang dipilih
3. Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, sosial,
spiritual, dan kognitif
dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
4. Anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok atau terapi
5. Anjurkan keluarga
untuk memberi
penguatan positif atas
partisiapasi dalam
aktivitas
53