PROPOSAL KTI
Nama : Sudirah
Nim : 18035
Nama : Sudirah
NIM : 18035
JAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal penelitian ini telah di setujui untuk di sajikan dalam sidang proposal penelitian
Mengetahui
Ketua STIKES Dr. Sismadi Jakarta
Nama : Sudirah
NPM : 18035
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Jantung Kongestif ( CHF)
Terhadap Masalah Gangguan Pertukaran Gas Dengan Tindakan
Pemberian Oksigen Pada Tn A Dan Tn S Di Ruang Perawatan
Lantai 3 RS Patria IKKT Jakarta Barat
Telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program
Studi Diploma III Keperawatan STIKes Dr. Sismadi Jakarta.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I : Ns. Rogayah, M.Kep ( )
Pembimbing II : Ns.M.Riki Sholin Skep.M.P ( )
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat serta karunia-Nya
sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir Program Studi
Diploma III yaitu Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pasien Gagal Jantung Kongestif ( CHF) Terhadap Masalah Gangguan
Pertukaran Gas Dengan Tindakan Pemberian Oksigen Pada Tn A Dan Tn S
Di Ruang Perawatan Lantai 3 Rs Patria IKKT Jakarta Barat” pada tahun
2021.
Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah dalam rangka memenuhi
syarat dalam menyelesaikan pendidikan Perguruan Tinggi Diploma III
Keperawatan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan.
Tersusunn Karya Tulis Ilmiah ini tentu tidak lepas dari bimbingan,saran dan
dukungan moral kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. LetKol Kes dr. Crispinus Adhi Suryo, SpAn selaku Direktur RS Patria IKKT
Jakarta
2. Ns. Hernida Dwi Lestari, Spd M.Kep selaku ketua STIKes Dr. Sismadi Jakarta
3. Ns. Rogayah M.Kep selaku kaprodi D3 STIKes Dr. Sismadi Jakarta, pembimbing
1,dan Penguji Karya Tulis Ilmiah.
4. Ns. M.Riki Sholin, S.Kep.M.P selaku pembimbing 2 dan penguji Karya Tulis
Ilmiah
5. Seluruh Dosen dan staf STIKes Dr.Sismadi yang telah memberikan dukungan
dan bimbingan bagi penulis dalam menyelesaikan proses pendidikan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kedua orang tua saya tercinta serta adik-adik yang senantiasa mendukung saya
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Suamiku yang saya sayangi senantiasa mendukung dalam Karya Tukis Ilmiah ini.
8. Teman-teman saya dan semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
sempurna,oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
yang akan digunakan nantinya untuk masa depan.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermnafaat
bagi banyak orang dikemudian hari. Aamiin.
Penulis
(Sudirah/13035)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
(Hasil Karya Perorangan)
Sebagai Civitas akademis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dr Sismadi, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : Sudirah
NPM/NIM : 18035
Program Studi : DIII Keperawatan
Jenis karya : tugas akhir/laporan penelitian/ makalah
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Sismadi atas Karya Ilmiah saya yang berjudul :
“Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Jantung Kongestif ( CHF) Terhadap Masalah Gangguan
Pertukaran Gas Dengan Tindakan Pemberian Oksigen Pada Tn A Dan Tn S Di Ruang
Perawatan Lantai 3 Rs Patria IKKT Jakarta Barat”
Beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini
STIKes Dr Sismadi berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data (database), mendistribusikanya, dan menampilkan/
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta. Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak
Cipta dalam karya ilmiah ini menjadi tanggung jawab saya pribadi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal :6 September 2021
Yang Menyatakan
(Sudirah)
ABSTRAK
Pendahuluan : Gagal jantung adalah kondisi medis di mana jantung tidak dapat
memompa cukup darah ke seluruh tubuh sehingga jaringan tubuh yang
membutuhkan oksigen dan nutrisi tidak terpenuhi dengan baik. Data tahun 2015
menunjukkan 70% kematian didunia diakibatkan Penyakit Tidak Menular (PTM),
dan 45 % dari PTM ini disebabkan oleh penyakit jantung. Tujuan penelitian ini
untuk menggambarkan asuhan keperawatan pasien dengan gagal jantung
kongestif.
Metode : Desain penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dalam bentuk
review kasus yang menganalisis suatu masalah asuhan keperawatan pada pasien
pasien yang mengalami gagal jantung kongestif. Lokasi penelitian pasien 1(Tn.A)
dilakukan di Di Ruang Perawatan Lantai 3 RS Patria IKKT Jakarta Barat. dan
pasien 2 (Tn.S) dilakukan di Di Ruang Perawatan Lantai 3 RS Patria IKKT
Jakarta Barat..
Hasil dan pembahasan : Hasil review kasus terhadap kedua pasien
ditemukannya keluhan utama yang sama yaitu sesak nafas. Dimana sesak nafas
sendiri merupakan gejala khas pada gagal jantung. Selain itu pada pasien 1
ditemukannya gejala edema tungkai bawah sedangkan pada pasien 2 tidak. Pada
penenggakkan diagnosa terdapat 2 diagnosa yang sama dan 2 diagnosa yang
berbeda.
Kesimpulan dan saran : Berdasarkan data pasien ditemukan adanya kesenjangan
dan kurangnya penggalian terhadap keluhan pasien sehingga dalam penenggakan
diagnosa masih terdapat data kurang menunjang. Kedepannya diharapkan agar
dapat melakukan pengkajian yang menyeluruh dengan tepat dan akurat. Serta
dalam pengolahan data lebih teliti lagi agar asuhan keperawatan yang dilakukan
dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan kebutuhan pasien.
Kata Kunci : Gagal jantung kongestif, Asuhan Keperawatan Pasien dengan gagal
jantung Kongestif
DAFTAR ISI
Halaman Kulit..........................................................................................................
Halaman Judul.........................................................................................................
Lembar Persetujuan................................................................................................
Lembar Pengesahan.................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................
Abstrak......................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................
B. Tujun Penulisan.............................................................................
C. Rumusan Masalah..........................................................................
D. Sistematika Penulisan....................................................................
E. Manfaat Penulisan..........................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
A. Konsep Dasar Penyakit..................................................................
1. Definisi Gagal Jantung Kongestif...........................................
2. Etiologi Gagal Jantung Kongestif...........................................
3. Tanda dan Gagal Jantung Kongestif.......................................
4. Definisi Gangguan Pertukaran Gas........................................
5. Penyebab Gangguan Pertukaran Gas......................................
6. Gejala dan Tanda Gangguan Pertukaran Gas.........................
7. Faktor yang Mempengaruhi Pertukaran Gas..........................
8. Patofisiologi Gangguan Pertukaran Gas.................................
B. Konsep Masalah Keperawatan.......................................................
1. Definisi Gangguan Oksigenasi...............................................
2. Penyebab Gangguan Oksigenasi.............................................
C. Konsep Tindakan pada Keperawatan............................................
1. Persediaan Oksigenasi............................................................
2. Tujuan Pemberian Oksigen.....................................................
3. Pentingnya Pemberian Oksigen..............................................
4. Sistem Pemberian Oksigen.....................................................
D. Konsep Asuhan Keperawatan pada Penyakit Gagal Jantung........
1. Pengkajian Keperawatan........................................................
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................
3. Intervensi Keperawatan..........................................................
4. Implementasi Keperawatan....................................................
5. Evaluasi Keperawatan............................................................
BAB V PENUTUP............................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................
1. Pengkajian Keperawatan...........................................................
2. Diagnosa Keperawatan..............................................................
3. Pelaksanaan...............................................................................
4. Evaluasi Keperawatan...............................................................
B. Saran..............................................................................................
1. Bagi Rumah Sakit.....................................................................
2. Bagi Pasien................................................................................
3. Bagi Keluarga Pasien................................................................
4. Bagi Peneliti Selanjutnya..........................................................
AKHIR LAPORAN.................................................................................................
1. Daftar Pustaka...........................................................................
2. Lampiran...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung merupakan suatu keadaan yang serius. Kadang orang salah
mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung. Sebenarnya istilah
gagal jantung menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk
mempertahankan beban kerjanya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh
berbagai hal tergantung bagian jantung mana yang mengalami gangguan
(Russel, 2011).
Penyebab gagal jantung digolongkan berdasarkan sisi dominan jantung
yang mengalami kegagalan. Jika dominan pada sisi kiri yaitu : penyakit
jantung iskemik, penyakit jantung hipertensif, penyakit katup aorta,
penyakit katup mitral, miokarditis, kardiomiopati, amioloidosis jantung,
keadaan curah tinggi (tirotoksikosis, anemia, fistula arteriovenosa).
Apabila dominan pada sisi kanan yaitu : gagal jantung kiri, penyakit paru
kronis, stenosis katup pulmonal, penyakit katup trikuspid, penyakit jantung
kongenital (VSD,PDA), hipertensi pulmonal, emboli pulmonal masif
(chandrasoma,2006) didalam (Aspani, 2016).
Pada gagal jantung kanan akan timbul masalah seperti : edema, anorexia,
mual, dan sakit didaerah perut. Sementara itu gagal jantung kiri
menimbulkan gejala cepat lelah, berdebar-debar, sesak nafas, batuk, dan
penurunan fungsi ginjal. Bila jantung bagian kanan dan kiri sama-sama
mengalami keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya
bendungan, maka akan tampak gejala gagal jantung pada sirkulasi sitemik
dan sirkulasi paru (Aspani, 2016).
Pasien dengan tanda dan gejala klinis penyakit gagal jantung akan
menunjukkan masalah keperawatan aktual maupun resiko yang berdampak
pada penyimpangan kebutuhan dasar manusia seperti penurunan curah
jantung, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, perfusi perifer
tidak efektif, intoleransi aktivitas, hipervolemia, nyeri, ansietas, defisit
nutrisi, dan resiko gangguan integritas kulit (Aspani, 2016).
Istirahat total dalam posisi semi fowler dapat mengurangi keluhan yang
dialami pasien gagal jantung diantaranya, sesak nafas dan kesulitan tidur.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Melanie, 2012) tentang sudut posisi
tidur semi fowler 45° terhadap kualitas tidur dan tanda vital pasien gagal
jantung diruang rawat intensif RS Patria IKKT Jakarta. Hasil Penelitian ini
membuktikan adanya pengaruh antara sudut posisi tidur terhadap kualitas
tidur pasien gagal jantung. Namun, tidak ada pengaruh yang signifikan
antara sudut posisi tidur terhadap tanda vital. Oleh karena itu pengaturan
sudut posisi tidur dapat menghasilkan kualitas tidur yang baik, sehingga
bisa dipertimbangkan sebagai salah satu intervensi untuk memenuhi
kebutuhan istirahat dan tidur pasien.
Penyakit jantung dan pembuluh darah telah menjadi salah satu masalah
penting kesehatan masyarakat dan merupakan penyebab kematian yang
utama sehingga sangat diperlukan peran perawat dalam penanganan pasien
gagal jantung. Adapun peran perawat yaitu care giver merupakan peran
dalam memeberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan pemecahan
masalah sesuai dengan metode dan proses keperawatan yang teridiri dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi sampai
evaluasi (Gledis & Gobel, 2016). Selain itu perawat berperan melakukan
pendidikan kepada pasien dan keluarga untuk mempersiapkan pemulangan
dan kebutuhan untuk perawatan tindak lanjut di rumah (Pertiwiwati &
Rizany, 2017).
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Rumusan Masalah
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB yaitu :
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, rumusan
masalah, sistematika penulisan dan manfaat penulisan.
BAB II Tinjauan teori yang terdiri dari pengertian, etiologi, patofisiologi yang
terdiri dari proses perjalanan penyakit, manifestasi klinis,
komplikasi.Penatalaksanaan medis, pengkajian keperawatan (termasuk
pemeriksaan diagnostik), diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan perawatan dan evaluasi tindakan keperawatan.
BAB III merupakan Metodologi Karya Tulis Ilmiah yang memuat rancangan
studi kasus, subjek studi kasus, fokus studi kasus, definisi operasional, tempat
dan waktu yang digunakan, instrument studi kasus, skala penelitian, langkah
hasil studi kasus, analisa studi kasus, serta etika studi kasus.
BAB IV merupakan hasil studi kasus dan pembahasan terdiri dari pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan.
E. Manfaat Penulisan
4. Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis dapat menegakkan diagnosa dan intervensi dengan
tepat untuk pasien dengan masalah keperawatan pada system peredaran
darah, khususnya dengan pasien yang mengalami gagal jantung
kongestif (CHF), sehingga perawat dapat melakukan tindakan asuhan
keperawatan yang tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Majid (2018) gagal jantung kongestif memiliki beberapa etiologi atau
penyebab, antara lain :
f. Aterosklerosis koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke
otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat pemupukan asam laktat).
Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya
gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif,
berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara langsung
merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
g. Hipertensi sistemik/pulmonal
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan
hipertropi serabut otot jantung. Efek tersebut (hipertrofi miokard) dapat
dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan meningkatkan
kontraktilitas jantung.
i. Penyakit jantung
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya
secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya mencakup
gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katup semilunar),
ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, perikardium,
perikarditif konstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak overload.
j. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya
gagal jantung. Meningkatnya laju metabolism, hipoksia, dan anemia
memerlukaan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen
sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke
jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit juga dapat menurunkan
kontraktilitas jantung.
Menurut Wijaya & Putri (2013), tanda dan gejala gagal jantung sebagai berikut:
a. Dispnea
Dispnea disebabkan oleh adanya penumpukan atau penimbunan cairan
dalam alveoli yang mengganggu pertukaran gas. Dispnea dapat terjadi
ketika istirahat atau di cetuskan oleh gerakan yang minimal atau sedang
(Smeltzer & Bare, 2013).
b. Orthopnea
Kesulitan bernapaas saat berbaring. Pasien yang mengalami orthopnea
tidak mau berbaring tetapi akan menggunakan bantal agar bisa tegak di
tempat tidur atau dikursi, bahkan saat tidur (Smeltzer & Bare, 2013).
d. Batuk
Batuk berhubungan dengan gagal ventrikel kiri bias kering dan tidak
produktif, tetapi yang tersering adalah batuk basah, yaitu batuk yang
menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah banyak, dan disertai bercak
darah (Smeltzer & Bare, 2013).
e. Mudah Lelah
Terjadi akibat curah jantung yang kurang lalu menghambat jaringan dan
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil
katabolisme. Juga terjadi akibat meningkatnya energi yang digunakan
untuk bernapas dan insomnia yang terjadi akibat distress pernapasan dan
batuk (Smeltzer & Bare, 2013).
a. Mayor
Gejala : Dispnea
b. Minor
b. Luas permukaan
Luas permukaan adalah luas membran alveolus dan kapiler untuk difusi
gas. Luas permukaan paru biasanya sangat besar namun ada penyakit yang
mampu menurunkan luas permukaan, salah satunya adalah gagal jantung
kongestif sehingga menyebabkan kecepatan proses difusi oksigen dan
karbon dioksida menurun.
c. Suhu
Penurunan suhu akan menurunkan kecepatan difusi oksigen dan karbon
dioksida. Peningkatan suhu akan meningkatkan kecepatan difusi kedua gas.
Mekanisme yang mendasari gagal jantung kongestif adalah curah jantung yang
lebih rendah dari curah jantung normal disebabkan oleh gangguan kemampuan
kontraktilitas jantung. Ketika curah jantung berkurang maka sistem saraf
simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah
jantung. Apabila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan
perfusi jaringan, maka volume sekuncup jantung harus menyesuaikan untuk
mempertahankan curah jantung (Smeltzer & Bare, 2013). Penurunan curah
jantung terjadi akibat meningkatnya tekanan kapiler dan vena disebabkan oleh
kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi volume sekuncup dan
meningkatkan volume residu ventrikel sehingga meningkatkan tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri dan menyebabkan tekanan pada atrium kiri meningkat
(Price, 2006). Peningkatan tekanan atrium kiri berdampak pada tekanan kapiler
dan vena meningkat sehingga menyebabkan penurunan curah
jantung.Peningkatan tekanan vena pulmonalis dapat menyebabkan cairan
mengalir dari kapiler paru ke alveoli (Smeltzer & Bare, 2013).
1. Gangguan Oksigenasi
Gangguan pemenuhan oksigenasi yaitu kebutuhan oksigen dalam tubuh
tidak terpenuhi secara optimal yang disebabkan oleh beberapa faktor
seperti faktor fisiologi, perilaku, perkembangan, dan faktor lingkungan.
Masalah atau gangguan yang terkait pemenuhan kebutuhan oksigenasi
yaitu perubahan fungsi jantung dan perubahan fungsi pernafasan.
Perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi yaitu
gangguan konduksi jantung seperti disritmia (takikardia/bradikardia),
menurunnya kardiak output seperti pada pasien dekompensi kordis
menimbulkan hipoksia jaringan, kerusakan fungsi katup seperti pada
stenosis, obstruksi, myokardial iskemia/infark mengakibatkan kekurangan
pasokan darah dari arteri koroner ke miokardium sedangkan pada
perubahan fungsi pernafasan masalah yang dapat mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi yaitu hiperventilasi, hipoventilasi dan hipoksia.
b. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi
penggunaan O2 tubuh atau mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya
terjadi pada etelektasis (kolaps paru). Tanda dan gejalanya nyeri kepala,
penurunan kesadaran, disorientasi, kardiak disritmia,
ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.
c. Hipoksia
Kondisi tidak tercukupinya pemenuhan O2 dalam tubuh akibat dari
defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 di sel.
Tanda dan gejalanya kelelahan, kecemasan, menunrunnya kemampuan
konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sianosis,
sesak nafas dan clubbing finger.
d. Hipoksemia
Hipoksemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi
oksigen dalam pembuluh arteri. Hipoksemia bisa terjdi karena
kurangnya tekanan parsial O2 (PaO2) atau kurangnya saturasi oksigen
(SaO2) dalam pembuluh arteri. Seseorang dikatakan hipoksemia apabila
tekanan darah parsial pada pembuluh arterinya kurang dari 50 mmHg.
1. Persediaan Oksigen
Oksigen adalah elemen gas yang penting untuk kehidupan. Jika seseorang
kekurangan oksigen, kematian akan terjadi dalam hitungan menit. Secara
normal, semua manusia mengekstrasi oksigen yang cukup dari udara yang
mereka hirup. Oksigen terapeutik (tambahan) hanya diperlukan jika pasien
tidak mampu mendapatkan sejumlah oksigen yang cukup untuk kebutuhan
tubuh , akibat defisiensi pernapasan atau defisiensi darah. Dengan
meningkatkan konsentrasi oksigen yang dihirup seseorang, semakin
banyak oksigen yang tersedia untuk konsumsi tubuh. Oksigen dapat
diberikan kepada pasien pneumonia, keracunan karbon monoksida, asma
berat, gagal jantung, infark miokard, atau setelah pembedahan dada atau
abdomen. Oksigen memberikan rasa nyaman kepada pasien dan
memungkinkan pasien bernapas dengan lebih mudah (Rosdahl, 2015)
b. Masker Oksigen
Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang
dialiri oksigen dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien. Masker
oksigen umumnya berwarna bening dan mempunyai tali sehingga dapat
mengikat kuat mengelilingi wajah klien. Bentuk dari face mask
bermacam-macam. Perbedaan antara rebreathing dan non-rebreathing
terletak pada adanya vulve yang mencegah udara ekspirasi terinhalasi
kembali (Aryani, 2009). Masker sederhana (simple mask) mengalirkan
oksigen dengan konsentrasi 40-60% dengan kecepatan aliran 5-8
liter/menit. Rebreathing mask mengalirkan oksigen dengan konsentrasi
60-80% dengan kecepatan aliran 8-12 liter/menit. Memiliki kantong
yang terus mengembang baik saat inspirasi maupun ekspirasi. Pada saat
inspirasi oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antara sungkup
dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari kamar yang masuk dalam
lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi sebagian tercampur
dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada
simple mask. Non rebreathing mask mengalirkan oksigen dengan
konsentrasi 80-100% dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada
prinsipnya, udara inspirasi tiak bercampur dengan udara ekspirasi
karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi dan
tertutup pada saat ekspirasi dan 1 katup yang fungsinya mencegah udara
kamar masuk pada saat inspirasi dan akan membuka pada saat
ekspirasi.
D. Konsep Asuhan Keperawatan pada Penyakit Gagal Jantung Kongestif
Dengan Gangguan Pertukaran Gas
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan, validasi, dan dokumentasi
data (informasi) yang sistematis dan berkesinambungan (Kozier, Erb,
Berman, Snyder, 2010). Pengkajian keperawatan adalah salah satu
komponen pada proses keperawatan yang merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan klien meliputi
pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan (Muttaqin,
2014). Pengkajian merupakan tahap pertama yang penting dilakukan
dalam proses keperawatan. Tujuan dari melakukan pengkajian adalah
mengkaji secara umum dari status mengenai keadaan klien, mengkaji
fungsi fisiologis dan patologis gangguan pada sistem kardiovaskular,
mengenal secara dini adanya masalah keperawatan klien, baik aktual
maupun resiko, mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah
keperawatan, dan merencanakan cara mengatasi permasalahan yang ada
serta menghindari masalah yang mungkin terjadi (Muttaqin, 2014).
− Riwayat keperawatan
1) Keluhan : pusing, penglihatan kabur, sianosis, diaphoresis, napas cuping
hidung, pola napas abnormal, warna kulit abnormal, kesadaran
menurun, dispnea, takikardia, bunyi napas tambahan, dan hasil AGD
abnormal.
2) Riwayat penyakit : hipertensi renal, angina, infark miokard kronis,
diabetes melitus, bedah jantung, dan disritmia.
3) Riwayat pengobatan : toleransi obat, obat-obat penekan fungsi jantung,
steroid, jumlah cairan per-IV, alergi terhadap obat tertentu.
4) Merokok : perokok, cara/jumlah batang per hari, jangka waktu.
5) Postur, kegelisahan, kecemasan.
6) Faktor predisposisi dan presipitasi: obesitas, asma, atau COPD yang
merupakan faktor pencetus peningkatan kerja jantung dan mempercepat
perkembangan gagal jantung kongestif.
− Pemeriksaan fisik
1) Kesan umum : tingkat ketegangan atau kelelahan, warna kulit, tingkat
kesadaran kualitatif maupun kuantitatif dengan penilaian skor Glasgow
Coma Scale (GCS), pola napas, posisi klien, dan respons verbal klien.
2) Tanda-tanda vital : tekanan darah, frekuensi pernapasan, temperatur
tubuh, dan denyut nadi.
3) Evaluasi status jantung : berat badan, tinggi badan, kelemahan,
toleransi aktivitas, nadi perifer, displace lateral PMI/iktus kordis,
tekanan darah, mean arterial pressure, bunyi jantung, denyut jantung,
pulsus alternans,Gallop’s murmur, Obstruktif Idiopathic Hypertrophic
Sub-Aorti Stenosis (IHSS).
4) Respirasi : dispnea, orthopnea, PND, suara napas tambahan (ronkhi,
rales, wheezing).
5) Evaluasi faktor stress : menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/takut
yang kronis.
6) Konjungtiva pucat, sklera ikterik.
7) Capillary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaphoresis,
warna kulit pucat, dan pitting edema.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik secara aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan
untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga, dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Proses penegakan
diagnosa terdiri dari tiga tahap, yaitu analisis data, identifikasi masalah dan
perumusan diagnosa (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
3. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018).
Gangguan pertukaran gas pada pasien gagal jantung adalah keadaan dimana
terjadi perubahan membran alveolus-kapiler sehingga menyebabkan
membran alveolus kapiler mengelami kelebihan atau kekurangan dan/atau
eliminasi karbondioksida (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Dalam
intervensi keperawatan pada pasien gagal jantung kongestif dengan
gangguan pertukaran gas menggunakan perencanaan keperawatan pada
gangguan pertukaran gas menurut Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI) dengan aspek-aspek yang diobservasi dan diukur meliputi kondisi,
perilaku, atau persepsi pasien sebagai respons terhadap intervensi
keperawatan (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018). Intervensi yang
berhubungan dengan gangguan pertukaaran gas sesuai dengan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) meliputi pemantauan respirasi,
manajemen asam basa, dan dukungan ventilasi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018). Adapun intervensi keperawatan untuk mengatasi gangguan
pertukaran gas adalah sebagai berikut :
a. Diagnosa Keperawatan :
Gangguan pertukaran gas perubahan membrane alveolus-kapiler ditandai
dengan dispnea, PCO2, meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia,
pH arteri meningkat/ menurun, dan bunyi napas tambahan.
c. Rencana Intervensi
− Pemantauan respirasi
1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
2) Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes, biot, ataksik)
3) Auskultasi bunyi napas
4) Monitor saturasi oksigen
5) Dokumentasikan hasil pemantau
6) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
− Dukungan ventilasi
1) Monitor status repirasi dan oksigenasi (mis. Frekuensi dankedalaman
napas, penggunaan otot bantu napas, bunyi napas tambahan,
saturasi oksigen) Berikan posisi semi fowler atau fowler
2) Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
3) Kolaborasi tim medis untuk pemberian terapi oksigen, diuretik, dan
brokodilator
4. Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Implementasi keperawatan memiliki lima tahap yaitu mengkaji
kembali klien, menentukan kebutuhan perawat terhadap bantuan,
mengimplementasikan intervensi keperawatan, melakukan supervise kasus
yang didelegasikan, dan mendokumentasikan tindakan keperawatan (Kozier
et al., 2010).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses keperawatan yang menentukan apakah intervensi
keperawatan yang diberikan perawat kepada klien telah berhasil
meningkatkan kondisi klien (Kozier et al., 2010). Evaluasi merupakan
langkah terakhir dalam proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari intervensi keperawatan tercapai (Hidayat,
2013). Tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan. Hal ini dilakukan berdasarkan respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang diberikan (Nursalam, 2017).
BAB III
METODELOGI STUDI KASUS
Rancangan studi kasus yang dipilih yaitu desain studi kasus diskriptif. Diskriptif
disampaikan dengan cara menggambarkan dan memaparkan masalah studi kasus.
Penulis melakukan asuhan keperawatan kepada dua pasien dengan satu kasus yang
sama dengan melibatkan keluarganya, dengan memfokuskan satu tindakan yaitu
pemberian oksigen untuk mengatasi masalah oksigenasi pasien Congestive Heart
Failure (CHF). Studi kasus dilakukan mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan
perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul skripsi. Sesuai
dengan judul penelitian yaitu “Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Jantung Kongestif
( CHF) Terhadap Masalah Gangguan Pertukaran Gas Dengan Tindakan Pemberian
Oksigen Pada Tn A Dan Tn S Di Ruang Perawatan Lantai 3 Rs Patria IKKT Jakarta
Barat”, maka definisi operasional yang perlu dijelaskan, yaitu :
1. Asuhan keperawatan adalah seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan
kepada pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di
mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun
memelihara derajat kesehatan yang optimal (Hidayat, 2011).
4. Oksigen adalah elemen gas yang penting untuk kehidupan. Jika seseorang
kekurangan oksigen, kematian akan terjadi dalam hitungan menit. Secara normal,
semua manusia mengekstrasi oksigen yang cukup dari udara yang mereka hirup.
2. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara
langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang
akan diteliti. Dalam metode observasi ini instrument yang dapat digunakan, antara
lain lembar observasi, panduan pengamatan observasi atau lembar checklist
(Hidayat, 2014). Dalam studi kasus ini penulis melakukan observasi dengan
melakukan pemeriksaan fisik pada sistem tubuh pasien, yaitu dengan cara
pendekatan alat: fraksi, ejeksi, intervensi nonfarmakologi, alat khusus. Skala
penilaian dengan alat adalah nasal kanul.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan kegiatan mencari data atau variabel dari sumber
berupa catatan, transkip, buku,surat kabar, agenda, dan sebagainya. Yang diamati
dalam studi dokumentasi adalah benda mati (Saryono, 2013). Dalam studi kasus
ini dokumentasi yang digunakan berupa hasil dari rekam medik, literatur,
pemeriksaan diagnostik dan data lain yang relevan.
G. Langkah Studi Kasus
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan komunikasi terapeutik agar klien
kooperatif dan mendapat data yang akurat. Setelah data pengkajian didapatkan,
kemudian data di kelompokkan sesuai dengan prioritas masalah agar didapatkan
diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah. Setelah didapatkan prioritas
masalah, kemudian dilakukan perencanaan keperawatan sesuai dengan prioritas
masalah. Setelah perencanaan dilakukan selanjutnya dilakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan prioritas masalah dan rencana keperawatan. Evaluasi keperawatan
setelah tindakan penting dilakukan untuk memonitor efektif atau tidaknya asuhan
keperawatan yang diberikan untuk klien. Setiap asuhan keperawatan yang sudah
diberikan di catat pada dokumentasi keperawatan.
2. Mereduksi Data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam format asuhan keperawatan dan
dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif dianalisis berdasarkan hasil
pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal, ditegakkan
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan tabel dan teks naratif. Kerahasiaan dari klien
dijamin dengan cara menulis identitas dari klien dengan inisial.
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
perilaku kesehatan. Perilaku kesimpulan dilakukan sesuai dengan tujuan
khusus.Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,
perencanaan, tindakan, evaluasi.
I. Etika Studi Kasus
Etika studi kasus adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan
penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek
penelitian) dan masyarakat yang akan akan memperoleh dampak hasil penelitian
tersebut (Notoatmodjo, 2010: 202). Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih
dahulu mendapat rekomendasi dari institusi untuk mengajukan permohon ijin kepada
institusi/lembaga tempat penelitian. Menurut Hidayat (2008), dalam melaksanakan
penelitian ini penulis menekankan masalah etika yang meliputi:
1. Lembar Persetujuan (informned consent)
Informned consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan
untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada
dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi responden, tujuan
dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur
pelaksanaan, potensial yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang
mudah dihubungi, dan lain-lain (Hidayat, 2008).
A. Hasil Penelitian
Penyusunan studi kasus ini dimulai pada tanggal 6 September 2021 hingga 10
September 2021. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada klien
dan observasi langsung di RS Patria IKKT Jakarta Barat. Wawancara langsung
dengan klien pertama dilakukan pada tanggal 6 September 2021 pukul 08.00 WIB –
12.00 WIB. Hingga tanggal 8 September 2021 . Wawancara dengan klien kedua
dilakukan pada tanggal 9 september 2021 pukul 14.00 WIB – 18.00 WIB. Peneliti
telah melakukan wawancara dan observasi secara mendalam terhada klien
berdasarkan lembar instrumen yang ada.
1. Gambaran Lokasi Studi Kasus
Studi kasus ini di lakukan di RS Patria IKKT Jakarta Barat.Rumah Patria IKKT
terdapat Fasilitas Pelayanan IGD 24 Jam , Poliklinik Spesialis, Laboratorium,
Instalasi Radiologi, Instalasi Bedah Sentral, Apotek, Instalagi Gizi, Instalasi Bank
Darah, Fisioterapi, Instalasi Care Unit, Instalasi Hemodialisa , Instalasi Laser
Kacantikan , Instalasi Ruang Bersalin / VK , Instalasi Rawat Inap (kelas II,III,
VIP, Eksekutif).Pengambilan data studi kasus diambil di Ruang Perawatan Lantai
3.
Ruang perawatan lantai 3 memiliki jumlah kamar sebanyak 24 dan salah satu
diantaranya terdapat kamar isolasi . kapasitas tempat tidur diruangan tersebut
yaitu berjumlah 37 Bed. Dimana pada bagian depan terdapat Nurse Station , dan
sekitar nurse station terdapat beberapa ruangan yaitu rungan dokter ,ruangan
perawat , ruangan khusus gizi , dan ruangan penyimpanan Linen bersih dan kotor ,
formulir-formulir dan ATK . terdapat juga lemari penyimpanan alat-alat kesehatan
seperti Syringe pump, Infus pump, dll. Biasanya klien memanggil perawat
menggunakan bel yang ada disetiap kamar yg terhubung ke meja nurse station .
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata dan Riwayat Kesehatan pasien dengan
Berdasarkan hasil
Pasien mengatakan tidak
Riwayat Kesehatan Keluarga wawancara yang dilakukan
ada anggota keluarga yang
dengan keluarga pasien,
Menderita penyakit yang
sama dengan pasien. tidak Tidak ada keluarga yang
ada anggota keluarga yang menderita penyakit diabetes
Menderita penyakit mellitus, hipertensi dan
keturunan seperti jantung, penyakit menular.
hipertensi, DM, asma.
Perilaku Yang Pasien mengatakan Sebelumnya Pasien adalah
Mempengaruhi Kesehatan Memiliki kebiasaan perokok berat dengan habis
merokok sejak SMU. sehari 2 bungkus.
Pasien mengatakan sering
mengkonsumsi gorengan
dan makanan bersantan.
Berdasarkan tabel 4.1 ditemukan data dari pengkajian biodata pada pasien 1 dan
perkawinan, Agama, dan diagnose medis yaitu Congestive Heart Failure dengan
penyakit penyerta yang berbeda dan ada juga perbedaan yang ditemukan pada saat
pengkajian seperti umur, pekerjaan, dan alamat. Pada pasien 1 masuk rumah sakit
pada 6 September 2021 dan dikaji pada 6 September 2021 sedangkan pasien 2 masuk
rumah sakit pada 7 September 2021 dan dikaji pada 7 September 2021. Dari
pengkajian riwayat kesehatan pada pasien 1 dan 2. Dalam keluhan ada persamaan
seperti sesak nafas, nyeri dada, tubuh terasa lemah. Pada saat masuk UGD pasien 1
mengatakan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, semakin sesak saat berakitiftas, nyeri
dada sebelah kiri, dan edema pada ektremitas bawah sedangkan pasien 2 mengalami
sesak nafas sejak 3 jam yang lalu, wajah tampak pucat dan nampak lemah serta
mengeluh nyeri dada tetapi tidak menjalar. Pada riwayat kesehatan dahulu pasien 1
memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 13 tahun lalu dan pernah dirawat 11 tahun
lalu dengan diagnosa stroke sedangkan pasien 2 riwayat penyakit Diabetes melitus dan
Hipertensi serta pernah dirawat dengan diagnosa CHF. Pada riwayat penyakit keluarga
pasien 1dan 2 mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama
SMU dan sering mengkonsumsi gorengan dan makanan bersantan sedangkan pasien 2
R : 25 X/menit R : 38X/menit
S : 36,5C S : 37°C
7. Pemeriksaan Pada pemeriksaan paru- paru, I: Simetris kiri dan kanan, tidak
Thorak : Sistem ada tarikan dinding dada
Pernapasan inspeks :simetris kiri kanan
Pe: Tympani
BAK
Kekuatan otot :
4444 4444
4444 4444
12. Istirahat dan tidur Selama di Rumah sakit Sehat:pasien tidur 8 jam pada
partisipan 1 tidur siang 1-2 malam hari, kualitas tidur
jam/hari dan Tidur malam kadang sering terbangun malam
hanya 4- 5 jam/ hari. hari, dan tidur siang ± 2 jam/
partisipan 1 mengatakan tidur hari.
tidak nyenyak Dan sering
terbangun di Malam hari Sakit:pasien susah tidur, pasien
karena sesak nafas . gelisah dan susah untuk tidur
karena sesak nafas. Pasien tidur
malam ± 5 jam, sering
terbangun dan tidur siang ± 4
jam, sering terbangun.
Berdasarkan tabel 4.2 observasi dan pemeriksaan fisik pada pasien 1 dan 2
ditemukan permasamaan yaitu keadaan umum lemah dan kesadaran compos
mentis dengan GCS 15. Pada pemeriksaan tanda vital bagian pemeriksaan tekanan
darah pada pasien 1 mengalami penurunan yaitu 90/80mmHg dan pada pasien 2
mengalami kenaikan yaitu TD: 140/90 mmHg. Pada pemeriksaan istirahat dan
tidur pasien 1 tidur siang 1-2 jam, dan tidur malam 4-5 jam, pasien mengatakan
tidur tidak nyenyak sering terbangun dimalam hari karena sesak nafas sedangkan
pasien 2 mengatakan tidur malam selama ± 5 jam karena sering terbangun dan ± 4
jam saat tidur siang.
Adapun perbedaan pada tabel 4.2 observasi dan pemeriksaan fisik pada pasien 1
dan 2 yaitu pada pemeriksaan fisik kepala bagian mata pasien 1 konjungtiva tidak
anemis dan sklera tidak ikterik sedangkan pasien 2 tampak konjungtiva anemis
dan sklera ikterik. Pada pemeriksaan bagian mulut pasien 1 bibir pasien kering
dan kurang bersih serta terdapat plak gigi sedangkan pasien 2 bibir tampak kering
dan keaadan bersih serta tidak tampak karies gigi.
Pada pemeriksaan fisik sistem thorak dan pernafasan dibagian keluhan pasien 1
dan 2 mengalami sesak. Pada inspeksi pasien 1 frekuensi pernapasan 25x/menit
sedangkan pasien 2 frekuensi pernapasannya 38x/menit. Pada pasien 1 saat
dilakukan perkusi bunyi sonor pada paru dan saat auskultasi paru terdengar
bronkovesikuler sedangkan pasien 2 dilakukan perkusi paru terdengar bunyi redup
pada paru kanan dan saat auskultasi pasru terdengar bronkovesikuler.
Pada pemeriksaan system pencernaan dan status nutrisi pasien 1 memilki berat
700cc/hari dan BAB 1 x sehari. Sedangkan pasien 2 mengatakan saat sakit belum
akral teraba dingin. Pada pemeriksaan ektremitas bawah pasien 1 CRT<2 detik
dan piting edema derajat I kedalaman 3 mm sedangkan pasien 2 CRT >2 detik dan
kulit bagian kaki tampak kering.Pada pengkajian aktivitas dan latihan pasien 1
dan 2 semua aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat. Pada pengkajian bekerja
pasien 1 mengatakan dulu berkeja sebagai petani tetapi setelah terkena stroke
pasien tidak bekerja lagi sedangkan pasien 2 berkerja sebagai PNS sehingga lebih
banyak waktu diluar rumah dan selama sakit semua aktifitas dibantu keluarga.
Tabel 4.3 Pengkajian Psikososial pada pasien dengan Gagal Jantung Kongestif
Pengkajian Psikososial Pasien 1 Pasien 2
Tn.
Ekspresi pasien Partisipan 1 tampak gelisah, S selalu berterimaksaih
Terhadap Penyakitnya pasien selalu meminta untuk kepada perawat dan dokter
cepat pulang karena merasa yang sudah merawatnya dan
memepercayaka
tidak nyaman di rumah sakit. n semua
pengobatan pada perawat dan
dokter.
ekpresi pasien terhadap penyakitnya pasien 1 tampak gelisah dan selalu meminta
pulang karena tidak nyaman berada dirumah sakit sedangkan pasien 2 selalu
kooperatif dan bisa diajak komuniksi dengan lancar. Pada pemeriksaan pola
menunjukkan sikap tetap tenang dan berharap untuk kesembuhan dan berusaha
untuk sembuh. Pada pengkajian konsep diri pasien 1 tidak dilakukan pengkajian
Tabel 4.4 Pengkajian Spiritual pada pasien dengan Gagal Jantung Kongestif
dilakukan.
Tabel 4.6 Obat Yang Diterima pada pasien dengan Gagal Jantung Kongestif
Pasien 1 Pasien 2
2. Diagnosa keperawatan
Tabel 4.7 Diagnosa Keperawatan pasien dengan Gagal Jantung Kongestif
No Pasien 1 Pasien 2
6 September 7 September
1. 2021 Penurunan curah jantung b.d 2021 Penurunan curah jantung
penurunan kontraksi vertikel b/d penurunan kontraksi
ventrikel kiri
TD: 140/90mmHg
Nadi : 96x/menit
Pernafasan : 38x/menit
Suhu : 37°C
-hasil laboratorium
Hb : 11,8 gr/dl
Hematokrit 49%
Trombosit 142,000/mm3
PT : 15,4 detik
6 September 7 September
2. 2021 Gangguan pertukaran gas b.d 2021 Gangguan pertukaran gas
edema paru b/d perembesan cairan ke
aveoli, udema paru
Data subjektif :
Data subjektif : pasien
mengatakan nafas terasa sesak -pasien mengatakan mudah
Lelah
-Konjungtiva anemis
-auskultasi paru :
bronkovesikuler
TD: 140/90mmHg
Nadi : 96x/menit
Pernafasan : 38x/menit
Suhu : 37°C
PH : 7,489
SO2 : 99.6
6 September 6 September
3. 2021 Kelebihan volume cairan b.d 2021 Intoleransi aktifitas b/d
retensi natrium dan air keletihan
mudah lelah
Data objektif :
TD: 140/90mmHg
Nadi : 96x/menit
Pernafasan : 38x/menit
Suhu : 37°C
-hasil lab :
Hb : 11,8 gr/dl
Hematokrit 49%
Trombosit 142,000/mm3
3. Perencanaan
anggal
Pasien 1
6 penurunan Cardiac Pump Effectiveness Cardiac Care
status O2
4. Tidak ditemukan orthopnea
Oxygen Therapy
5. Tidak ditemukan atelektasis
Aktivitas :
1. Pertahankan kepatenan
jalan nafas
3. Monitor aliran
oksigen
4. Pertahankan posisi
pasien
5. Observasi adanya
tanda-tanda
hipoventilasi
6. Monitor adanya
kecemasan
Vital Sign Monitoring
Aktivitas:
1. Monitor TD,Nadi,
suhu, dan RR
tekanan darah
5. Monitor suara
pernafasan
6. Monitor suhu,warna,
dan kelembapan
kulit.
6 Kelebihan Electrolit And Acid/Base Balance Fluid Management
urine)
3. tidakterjadi kelemahan otot
3. Monitor vital sign
4. tidak terjadi disritmia
4. Monitor indikasi retensi
Fluid Balance
5. Kaji luas dan lokasi
Indikator :
edema
1. Tidak terjadi asites
6. Monitor status nutrisi
2. Ekstremitas tidak edema
7. Kolaborasi dengan
berlebuhan muncul
Aktivitas :
1. Edema tungkai tidak terjadi
1. Tentukan riwayat jumlah
2. Tidak asites
dan tipe intake cairan
3. Kongesti vena tidak terjadi
dan eliminasi
4. Tidak terjadi peningkatan blood
2. Tentukan kemungkinan
pressure
faktor risiko dari
5. Penurunan pengeluaran urine tidak
ketidakseimbangan
terjadi
cairan
6. Tidak terjadi perubahan warna urine
3. Monitor berat badan
7. Penurunan serum sodium tidak terjadi
4. Monitor TD, Nadi, RR
8. Peningkatan serum sodium tidak terjadi
5. Monitor tekanan darah
orthostatik dan
6. Monitor parameter
hemodinamik infasif
normal takipnea
suhu dan RR
duduk, berdiri
bandingkan
5. Monitor
TD,Nadn,RR
setelah aktivitas
7. Monitor adanya
irama jantung
hipoventilasi induksi
2. Status respirasi
oksigen
a. Tekanan CO2 sebagian dalam darah
e. Monitor hunbungan
arteri normal
kecemasan pasien
b. Ph arteri nomel
dengan terapi
c. Keseimbangan perfusi ventilasi oksigen
f. Mengatur
penggunaan
perangkat O2 yang
memudahkan
mobilitas dan
mengajarkan pasien
2. Manajemen asam-basa
a. Pertahankan jalan
napas paten
b. Pantau pola
pernafasan
c. Pantau penyebab
kekurangan
HCO3(uremis,ketoad
osis metabolic)
d. Pantau
ketidakseimbangan
elektrolit
berhubungan dengan
asidosis
metabolic(kelebihan
kalium, kelebihan
magnesium, natrium)
parenteral jika
dibutuhkan
g. Pantau penentu
pengiriman oksigen
jantung)
h. Pantau penurunan
bikarbonat dan
penumpukan
asam(gagal ginjal)
cardiopulmonary
memburuknya asidosis
metabolic(aritmia,
kusmaul, pasien
respirasi)
yang mengalami
asidosis metabolic
kronis
k. Anjurkan
pasien/keluarga
tentang tindakan
pengobatan untuk
mengobati asidosi
metabolic
3. Monitoring respirasi
a. Monitor frekuensi,
kedalaman dan
kekuatan respirasi
b. Pantau pola
pernafasan:
hiperventilasi,
pernapasan kusmaul
c. Memantau tingkat
saturasi oksigen
d. Auskultasi bunyi
adanya suara
tamabahan
e. Pantau peningkatan,
ansietas, dan
peningkatan
kebutuhan udara
f. Pantau sekresi
respirasi pasien
7 Intoleransi 1. Toleransi aktifitas 1. Manajemen energy
a. Warna kulit tidak pucat a. Menilai status fisiologis
aktifitas b/d b. Denyut nadi dengan aktifitas pasien untuk mengurangi
Septem dalam keadaan normal kelelahan sesuai umur dan
keletihan c. TTV dalam keadaan normal perkembangannya
ber d. Tingkat pernafasan dalam b. Anjurkan mengungkapan
keadaan normal yang dirasakan tentang
2021 2. Daya tahan keterbatasan
a. Pemulihan energy setelah c. Monitor intake nutrisi
istirahat meningkat untuk memastikan sumber
b. Tidak adanya kelelahan energy yang adekuat
c. Tidak adanya keletihan d. Konsultasi dengan ahli
Tidak adanya penurunan Hb yang berarti gizi tentang cara untuk
menambah intake dari
energy makanan
e. Ajarkanmengatur aktivitas
dan manjemen waktu
untuk mencegah
kelelahan
f. Bantu pasien dalam
memenuhi ADL
2. Bantu perawatan diri
a. Pertimbangkan
budaya pasien ketika
akan
mempromosikan
aktifitas perawatan
diri
b. Pertimbangkan usia
pasien
c. Memantau
kebutuhan pasien
untuk perangkat
adaptif untuk
kebersihan pribadi
d. Menyediakan
ligungan terapeutik
yang hangat
e. Membantu pasien
dalamm menerima
kebutuhan
ketergantungan
Pelaksanaan
Gangguan
a. mengauskultasi suara nafas, mencatat
pertukaran gas
adanya suara tambahan seperti ronki
b/d edema paru b. menganjurkan pasien nafas dalam
c. mengatur posisi semi fowler untuk
mengurangi dipsneu
d. memonitor respirasi dan status O2
e. memonitor rata-rata, kedalaman, dan usaha
Respirasi
memonitor pola nafas : takipneu
g. mengobservasi hasil pemeriksaan foto
thoraks.
h. mengauskultasi suara nafas
i. mengobservasi aliran O2
f. memberikan therapy O2 binasal 4 liter
ketidakseimbangan cairan
tekanan darah
takipnea
hipoventilasi,
tekanan dar
takipnea
hipoventilasi,
memaksimalkan ventilasi
kelebihan a. intake output yang akurat
air retensi
memburuk
tekanan darah
takipnea
hipoventilasi,
untukmemaksimalkan ventilasi
kelebihan a. mempertahankan catatan intake output
retensi
tekanan darah
dan takipnea
hipoventilasi,
memaksimalkan ventilasi
kelebihan a. mempertahankan catatan intake output
retensi
memburuk
takipnea
hipoventilasi
memaksimalkan ventilasi.
kelebihan a. mempertahankan catatan intake output
retensi
Pelaksanaan
Senin, 6
September
2021 Penurunan curah 1. Memonitor tanda-tanda vital
jantung b/d 2. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan
penurunan ventilasi dengan posisi semi fowler
kekuatan kontraksi 3. Mencatat adanya tanda dan gejala penurunan
ventrikel kiri cardiac output
4. Memonitor adanya perubahan tekanan darah
5. Memberikan oksigen tambahan sesuai
kebutuhan dengan memberikan O2 4lpm
6. Memonitor aliran oksigen dengan mengisi air
humidifier
Gangguan 1. Memonitor oksigen dan efektifitas O2
pertukaran gas b/d 2. mengatur pengguanaan perangkat O2 yang
perembesan cairan memudahkan mobilitas dan mengajarkan
ke alveoli, udema pasien
paru 3. memonitor frekuensi kedalaman dan
kekuatan respirasi
4. memantau ketidakseimbangan elektrolit
berhubungan dengan asidosi metablic
(kelebihan natrium,magnesium dan kalium)
Senin,6
September
2021 Penurunan curah 1. memonitor tanda tanda vital
jantung b/d 2. memposisikan pasien untuk memaksimalkan
penurunan ventilasi posisi semifowler
kekuatan kontraksi 3. auskultasi suara nafas, catat adanya suara
Kiri tambahan
4. mempertahankan kepatenan jalan nafas
5. memberikan oksigen tambahan sesuai
kebutuhan dengan memberikan O2 4lpm
6. memonitor oksigen dengan mngisi air
humidifier
Gangguan 1. memberikan oksigen tambahan sesuai
pertukaran gas b/d kebutuhan dengan memberikan O2 5lpm
perembesan cairan 2. memonitor liter oksigen
ke alveoli, udema 3. mempertahankan jalan nafas paten
paru 4. memberikan nutrisi yang cukup bagi pasien
yang mengalami asidosi metabolic
Selasa,7
September
2021 Penurunan curah 1. mengukur tanda-tanda vital
jantung b/d 2. memposisikan pasien untuk memaksimalkan
penurunan ventilasi dengan posisi semi fowler
kekuatan kontraksi 3. mencatat adanya tanda dan gejala penurunan
Kiri cardiac output
4. memonitor adanya perubahan tekanan darah
5. memberikan oksigen tambahan sesuai
kebutuhan dengan memberikan O2 4lpm
6. memonitor adanya dipseneu, ortopneu, dan
takipneu
7. memonitor jumlah dan irama jantung
4. Evaluasi
6 September 2021 penurunan curah jantung b/d S : pasien mengatakan tubuh masih
penurunan kontraksi ventrikel terasa lemah
O : pasien tampak pucat, akral teraba
dingin, TD : 100/70, N: 60x/i
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Gangguan pertukaran gas b/d S : pasien mengatakan nafas masih terasa
edema paru sesak
O : pasien tampak masih sesak
RR : 24 x/I, PCO2: 30 mmol/L
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
kelebihan volume cairan S : pasien mengatakan kaki masih
b/d retensi natrium dan air bengkak dan sulit digerakkan
O : edema pada kedua tungkai bawah,
urin 800 cc/hari, warna kecoklatan.
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
6 September 2021 penurunan curah jantung b/d S : pasien mengatakan tubuh masih terasa
penurunan kontraksi ventrikel lemah
O : pasien tampak pucat, akral
teraba dingin, TD : 100/70, N: 60x/i
A : masalah blm teratasi
P : intervensi dilanjutkan
7 September 2021 penurunan curah jantung b/d S : pasien mengatakan tubuh masih
penurunan kontraksi ventrikel terasa lemah
O : pasien tampak pucat, akral teraba
dingin, TD : 110/70, N: 65x/i
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
7 September 2021 Penurunan curah jantung b/d S : pasien mengatakan sudah mulai
penurunan kontraksi ventrikel bertenaga
O : pasien sudah tampak tidak pucat, akral
teraba hangat,
TD : 110/80mmHg, N: 74x/i
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Senin,6
September 2021 Penurunan S:
curah jantung - Pasien mengatakan badannya masih lemah
b/d penurunan -Pasien mengataka nyeri di dada sudah tidak
kekuatan terasa
kontraksi O:
ventrikel kiri -Pasien tampak sesak
-Posisi semi fowler
-Terpasang O2 binasal 5 liter/menit
-Tampak masih menggunakan otot bantu nafas
-Tanda-tanda vital :
Nadi :88 x/Ii Suhu:36,5o C
-Hasil laboraturium:
Hb 11.8 gr/dl,
Hematokrit 32 %
A:masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Selasa, 7 Penurunan S:
September curah jantung - Pasien
TD:130/90 mmHg
mengatakan RR:30x/menit
badan masih terasa lemah
b/d penurunan - PasienNadi :88 x/Ii kadang terasa
mengatakan Suhu:36,5°C
pusing dan
2021 kekuatan A :Masalah belum teratasi
kedinginan
kontraksi P:
O:Intervensi dilanjutkan
ventrikel kiri
- Pasien masih tampak lemah
Gangguan S- Tanda-tanda
: vital
pertukaran gas -Pasien mengatakan badan
TD 130/100mmHg terasa
Nadi:90 lemah
x/menit,
b/d perembesan -Pasien
RR: 27mengatakan
x/menit, nafas masih
Suhu :36.6sesak
oC.
cairan ke O :
- Terpasang O2 binasal 5 lpm
alveoli, udema -Kulit tampak pucat
- Terpasang IVFD Nacl0,9% 16 tts/menit.
paru -Konjungtiva anemis
A:-CRT>
Masalah belum teratasi
2 detik
P:-Akral
Intervensi
terabadilanjutkan
dingin
Gangguan S:-Tanda-tanda vital
pertukaran gas - Pasien TD:130/90
mengatakanmmHg RR:30x/menit
badan terasa lemah
b/d perembesan - PasienNadi :88 x/Ii masih sesak
mengatakan Suhu:36,5°C
napas tapi tidak
cairan ke -Terpasang
separah kemarin binasal 5 lt/menit
alveoli, udema AO:: masalah belum teratasi
paru P- Kulit
: intervensi
tampakdilanjutkan
pucat
- Konjungtiva anemis
Intoleransi S:
- CRT> 2 detik
aktivitas b/d -Pasientampak
- Pasien mengatakan
masihmudah lelah
sesak napas
keletihan -Pasien mengatakan
- Tanda-tanda vital beraktifitas masih di bantu
sama keluarga dan perawat
TD 130/100mmHg Nadi:90 x/menit,
O : RR: 27 x/menit, Suhu :36.6 oC.
-Tampak
- Hasil lab :pasien lemah
-Pasien
Natriumtampak beraktifitas dibatu oleh keluarga
140 mg/dl
dan perawat
Kalium 2.7 mg/dl
-Konjungtiva
- Akral anemis
teraba dingin
-Tanda-tanda vital
A: masalah belum teratasi
TD:130/90
P: intervensi mmHg, RR:28x/menit,
dilanjutkan
Intoleransi S:
aktivitas b/d - Pasien mengatakan mudah lelah
keletihan O:
- Tampak pasien lemah
- Konjungtiva anemis
- Tanda-tanda vital
TD 130/100mmHg Nadi:90 x/menit
RR: 27 x/menit, Suhu :36.6 oC
- Hasil labor:
Hb 11.8 gr/dl Hematokrit 32 %
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Rabu,8 Penurunan S:
September curah jantung - pasien mengatakan badan masih terasa lemah
b/d penurunan O:
kekuatan - Pasien tampak masih lemah
kontraksi - Posisi semifowler
ventrikel kiri - Tanda tanda vital
TD 140/90mmHg Nadi: 90x/menit
RR: 26x/menit Suhu : 36,5°C
- pasien tampak terpasang O2 binasal 4lpm
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan S:
pertukaran gas - Pasien mengatakan napas masih sesak tapi
b/d perembesan sedikit
cairan ke O:
alveoli, udema
paru
- Kulit tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- CRT> 2 detik
- Tanda-tanda vital
TD:140/90 mmHg Nadi: 90x/menit
PEMBAHAS
C. Pembahasan
Pada pembahasan ini penulis akan membahas kesinambungan antara teori dengan
kasus asuhan keperawatan pada pasien 1 dan pasien 2 dengan penyakit Congestive
Heart Failure (CHF) yang telah dilakukan pada pasien 1 tanggal 6 September
2021-9 September 2021 sedangkan pasien 2 pada tanggal 7 September 2021- 12
September 2021 di Ruang Perawatan Lantai 3 Rs Patria IKKT Jakarta Barat.
Dimana pembahasan ini sesuai dengan tiap fase dalam proses keperawatan yang
meliputi: pengkajian keperawatan, menegakkan diagnosa keperawatan, membuat
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2. Diagnosa keperawatan
mengatakan tubuh terasa lemah, dan mudah merasa lelah, data objektif
3
laboratorium: Hb:11,8 gr/dl, hematokrit:49%, trombosist: 142.000/mm
Namun penulis melihat bahwa pada data pengkajian terdapat data lain
tersebut.
dalam hal ini penulis berpendapat data pada pasien 1 sudah menunjang
(pasien tampak gelisah ). Dan pada pasien 2 data juga menunjang untuk
TD meningkat, Dipsnea, akral teraba dingin) dan data minor (-). Tetapi
nafas : ronchi (-) Wheezing (-), hasil lab : PCO2 (30 mmol/L) , PO2
tampak lemah dan pucat, CRT >3 detik (Pada data CRT ini mengalami
international (2015-2017).
data minor (tampak gelisah, kulit pucat, pola nafas cepat). Sedangkan
Ph meningkat) dan data minor (tampak pucat, pola nafas cepat). Tetapi
yang timbul pada pasien 1 dan 2, muncul sebagai akibat dari terjadinya
sesuai dengan teori (Aspiani, 2016) bahwa gagal jantung kiri akan
3
laboratorium : Hb 11,6 gr/dl, hematokrit 49%, tromobosit 142.000/mm .
Penegakkan diagnosa didasarkan pada data mayor dan minor. Dalam hal
dan Data minor : merasa lemah, dipsnea saat/setelah aktifitas. Data mayor
ATP yang mengakibatkan gejala kelelahan. Gejala ini sesuai pula dengan
e. Resiko infeksi
gejala mayor dan minor pada pasien, namun pasien memiliki faktor risiko
data bahwa kedua pasien terpasang kateter dan infus sehingga penulis
3. Perencanaan
NOC yaitu : efektivitas pompa jantung, status sirkulasi, dan tanda vital
dengan intervensi berdasarkan NIC: perawatan jantung, pemantauan
tanda vital.
Monitor intake dan output cairan, Monitor keluhan nyeri dada, Berikan
kelelahan fisik dan emosional, Monitor pola dan jam tidur, Sediakan
4. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang
2010).
dilakukan evaluasi adanya nyeri dada, mencatat adanya tanda dan gejala
hari ketiga dilakukan tindakan yang sama pada hari sebelumnya dan
2
kebutuhan dengan memberikan O 5 lpm, memoniotr adanya dipsnea,
2
memberikan O 4lpm, memonitor aliran oksigen dengan mengisi air
humidifier. Hari ke-3 dilakukan tindakan keperawatan : memonitor TTV,
2
kebutuhan dengan memberikan O 4lpm, memonitor aliran oksigen
2
memberikan O 4lpm, , memoniotr adanya (dipsnea, ortopnea, dan
2
kebutuhan dengan memberikan O 4lpm, memonitor adanya sianosis
perifer.
2
status O , memonitor (rata-rata, kedalaman dan usaha respirasi),
2
memonitor pola nafas: takipnea, mengobservasi alliran O , memberikan
2
terpai O binasal 4ltr. Pada hari ke-2 dilakukan memposisikan pasien
2
O , mempertahankan kepatenan jalan nafas, mengatur peralatan oksigen
2
dengan pemeberian O binasal 4 liter/menit, memonitor aliran oksigen,
sebelumnya.
2
O 5lpm, memonitor liter oksigen, mempertahankan jalan nafas paten,
2 2
oksigen dan efektifitas O , mengatur penggunaan perangkat O yang
2
memberikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan dengan memberikan O
2 2
oksigen dan efektifitas O , mengatur penggunaan perangkat O yang
yang dilakukan hari ke-1 sampai ke-4 sebagai berikut : menilai status
5. Evaluasi keperawatan
evaluasi pasien 1 pada diagnosa gangguan pertukaran gas b.d edema paru
masalah teratasi hari ke-6 karena pasien mengatakan sudah tidak lagi
sesak nafas, pasien tampak tidak sesak, RR: 20x/menit. Sedangkan pada
pasien 2 teratasi sebagian pada hari ke-5 dengan data subjektif : pasien
3 3
Leukosit :9.876/mm , tombosit:174.000mm , hematokrit 38%.
retensi natrium dan air teratasi pada hari ke-6 karena pasien mengatakan
kaki sudah tidak bengkak. Tampak edema pada kaki sudah tidak ada,
3 3
Leukosit :9.876/mm , tombosit:174.000mm , hematokrit 38%.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil review 2 karya tulis ilmiah dari media internet dengan mengambil
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang didapat dari dua kasus yang sama yaitu pengkajian
pasien 1 pada tanggal 6 September 2021 pada pukul 08.49 WIB dan pengkajian
pasien 2 pada tanggal 7 September 2021 menunjukkan adanya tanda dan gejala
yang sama yang dirasakan oleh pasien 1 dan 2 yaitu sesak napas, badan terasa
lemas serta tidur tidak nyenyak dan sering terbangun. Namun ada juga keluhan
yang berbeda antara pasien 1 dan 2 yang dirasakan oleh pasien 1 dan 2 yaitu
ektremitas bawah, sedangkan pada pasien 2 tidak terdapat edema, dan sesak
2. Diagnosa keperawatan
Pada penegakkan diagnose keperawatan ditemukan persamaan dan perbedaan
antara pasien 1 dan 2 yaitu pasien 1 memiliki 3 diagnosa keperawatan
diantaranya penurunan curah jantung, gangguan pertukaran gas, kelebihan
volume cairan. Sedangkan pasien 2 memiliki 3 diagnose keperawatan
diantaranya penurunan curah jantung, gangguan pertukaran gas, intoleransi
aktivitas. Di dalam teori muncul 10 diagnosa keperawatan namun pada review
kasus hanya muncul 4 diagnosa keperawatan.
Perencanaan Hasil review yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan oleh
peneliti baik intervensi yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi
seperti monitor TTV, monitor statur kardiovaskuler, moniotr balance cairan,
menganjurkan untuk menurunkan stress, mengatur posisi pasien, monitor tanda
gejala edema , pemberian terapi oksigen, dan lain lain.
3. Pelaksanaan
balance cairan, memberikan obat, dan lain lain. Dalam proses implementasi
4. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada pasien 1 dilakukan selama 7 hari
perawatan di rumah sakit pada tanggal 6 September 2021 sampai 12 September
2021 sedangkan pada pasien 2 dilakukan selama 4 hari perawatan di rumah
sakit pada tanggal 7 sampai 12 September 2021 oleh peneliti dan dibuat dalam
bentuk SOAP. Hasil evaluasi akhir yang dilakukan oleh peneliti pada pasien 1
dan pasien 2 menunjukkan bahwa masalah yang dialami kedua pasien ada yang
hanya teratasi sebagian, serta belum teratasi sesuai dengan rencana yang telah
dibuat dan ada pula yang sudah teratasi sepenuhnya .
B. Saran
Bagi pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan penanganan pasien gagal
jantung kongestif terutama kerja sama dengan semua tenaga kesehatan dalam
hal edukasi untuk pasien serta keluarga mengenai pola hidup dan pola
2. Bagi pasien
Diharapkan pasien dapat mengubah pola hidup lebih sehat, menekan faktor
resiko seperti : hipertensi dan tetap melakukan cek kesehatan rutin karena
seefektif mungkin, dan dapat lebih teliti dalan melakukan pengkajian serta
pengolahan data yang menyeluruh dengan tepat dan akurat sehingga dapat
Gledis, M., & Gobel, S. (2016). Hubungan Peran Perawat Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Di Rs Gmibm Monompia Kota Mabagu Kabupaten Bolaang Mongondow.
Elektronik Keperawatan, 4(2), 1–6. https://doi.org/10.22460/infinity.v2i1.22.
Mahananto, F., & Djunaidy, A. (2017). Simple Symbolic Dynamic of Heart Rate
Variability Identify Patient with Congestive Heart Failure. Procedia
ComputerScience, 124, 197–204.https://doi.org/10.1016/j.procs.2017.12.147.
Melanie, R. (2012). Analisis Pengaruh Sudut Posisi Tidur terhadap Kualitas Tidur dan
Tanda Vital Pada Pasien Gagal Jantung Di Ruang Rawat Intensif RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung. Analisis Pengaruh Sudut Posisi Tidur Terhadap Kualitas Tidur
Dan Tanda Vital Pada Pasien Gagal Jantung Di Ruang Rawat Intensif RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung, 15.
Pertiwiwati, E., & Rizany, I. (2017). Peran Educator Perawat Dengan Pelaksanaan
Discharge Planning Pada Pasien Di Ruang Tulip 1c Rsud Ulin Banjarmasin. Dunia
Keperawatan, 4(2), 82. https://doi.org/10.20527/dk.v4i2.2509.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI. Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP
PPNI.
Jakarta Selatan.
Pusat Data dan Informasi. (2014). Infodatin : Situasi Kesehatan Jantung. Pusat Data
Dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI, 1–8. Retrieved from
www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-
jantung.pdf.
Smeltzer,S. C., Bare, B. G.,2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Brunner &
suddarth. Vol.2.E/8”. Jakarta : EGC.
Starry Homenta, R. (2014). Buku Praktis Kardiologi. Jakarta : Badan Penerbit FKUI.
Lampiran 1 Nama Mahasiswa : ..............................
STIKes Dr. Sismadi
Jl. Warakas Raya No. 5B NIM : ..............................
Tanjung Priok – Jakarta Utara Program Studi : ..............................
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : …………………………………………………………………………….
Tanggal Masuk : …………………………………………………………………………….
Ruang/Kelas : …………………………………………………………………………….
1. Identitas Klien
Nama Klien : …………………………………………………………………………
Jenis kelamin : …………………………………………………………………………
Usia : …………………………………………………………………………
Status Perkawinan : …………………………………………………………………………
Agama : …………………………………………………………………………
Suku bangsa : …………………………………………………………………………
Pendidikan : …………………………………………………………………………
Bahasa yg digunakan : …………………………………………………………………………
Pekerjaan : …………………………………………………………………………
Alamat : …………………………………………………………………………
Sumber biaya (Pribadi, Perusahaan, Lain-lain) : ………………………………………………
Sumber Informasi (Klien / Keluarga) : .………………………………......................................
2. Resume
(Ditulis sejak klien masuk rumah sakit sampai dengan sebelum pengkajian dilakukan meliputi :
data fokus, masalah keperawatan, tindakan keperawatan mandiri serta kolaborasi dan evaluasi
secara umum)
………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Riwayat Keperawatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang.
1) Keluhan utama : ……………………………………………............................
2) Kronologis keluhan
a) Faktor pencetus : ………………………………………………………………
b) Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak ( ) Bertahap
c) Lamanya : ………………………………………………………………
d) Upaya mengatasi : ………………………………………………………………
b. Riwayat kesehatan masa lalu.
a. Riwayat Penyakit sebelumnya (termasuk kecelakaan) :
…………………….……………………………………………………………………
Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Binatang, Lingkungan) :
…………………….…………………………………………………………………..
b. Riwayat pemakaian obat :
…………………….…………………………………………………………………..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan tiga generasi dari klien)
d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor risiko …………….
……………………………………………………..........................................
Riwayat Psikososial dan Spiritual.
a. Adakah orang terdekat dengan klien :
.…………………….…………………………………………………………………...
b. Interaksi dalam keluarga :
a) Pola Komunikasi : ...................................................................................................
b) Pembuatan Keputusan
: .......................................................................................
c) Kegiatan Kemasyarakatan : ......................................................................................
POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI Sebelum Sakit / Di Rumah sakit
sebelum di RS
2. Pola Eliminasi
a. B.a.k. :
1) Frekuensi : ………. X / hari ………………… …………………
2) Warna : ………………….. ………………… ..…………..……
3) Keluhan : ………………….. ………………… …………………
4) Penggunaan alat bantu (kateter, dll) ………………… …………………
b. B.a.b :
1) Frekuensi :…………. X / hari ………………………………… …………………
2) Waktu : … …………………
(Pagi / Siang / Malam / Tidak tentu) …………………………………
…………………………
3) Warna : ………………….. ……………………
…………
4) Kosistensi : ………………….. …………………
5) Keluhan : …………………..
…………………
…………………
6) Penggunaan Laxatif : ..………….. …………………
3. Pola Personal Hygiene …………………
a. Mandi …………………………………
1) Frekuensi :…………. X / hari …
2) Waktu : Pagi/ Sore/ Malam …………………
b. Oral Hygiene ………………… …………………
1) Frekuensi :…………. X / hari …………………
2) Waktu : Pagi / Siang/ Setelah makan ………………………………
c. Cuci rambut ………………… ……
1) Frekuensi :…………. X / minggu
4. Pola Istirahat dan Tidur ………………… …………………
a. Lama tidur siang : …. Jam / hari …………………
b. Lama tidur malam : …. Jam / hari ………………… …………………
c. Kebiasaan sebelum tidur : ……….......... ………………………………
POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI Sebelum Sakit / Di Rumah sakit
sebelum di RS
6. Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
a. Merokok : Ya / Tidak
1) Frekuensi : ………………….. ………………………………… …………………………
2) Jumlah : ………………….. ……………………
…………………………
3) Lama Pemakaian : …………..
….
b. Minuman keras / NABZA: Ya / Tidak ………………………………….
1) Frekuensi : ………………….. …
………………………………
2) Jumlah : ………………….. …………………
………………………
3) Lama Pemakaian : …………..
a. Pengkajian Fisik :
a. Pemeriksaan Fisik Umum :
1) Berat badan : ……… Kg (Sebelum Sakit : …… Kg)
2) Tinggi Badan : ……………… cm
3) Keadaan umum : ( ) Ringan ( ) Sedang ( ) Berat
4) Pembesaran kelenjar getah bening : ( ) Tidak
( ) Ya, Lokasi ………..
b. Sistem Penglihatan :
1) Posisi mata : ( ) Simetri ( ) Asimetris
2) Kelopak mata : ( ) Normal ( ) Ptosis
3) Pergerakan bola mata : ( ) Normal ( ) Abnormal
4) Konjungtiva : ( ) Merah muda ( ) Anemis ( ) Sangat Merah
5) Kornea : ( ) Normal ( ) Keruh/ berkabut
( ) Terdapat Perdarahan
6) Sklera : ( ) Ikterik ( ) Anikterik
7) Pupil : ( ) Isokor ( ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
8) Otot-otot mata : ( ) Tidak ada kelainan ( ) Juling keluar
( ) Juling ke dalam ( ) Berada di atas
9) Fungsi penglihatan : ( ) Baik ( ) Kabur
( ) Dua bentuk / diplopia
10) Tanda-tanda radang : ………………………………………………………………...
11) Pemakaian kaca mata : ( ) Tidak ( ) Ya, Jenis….………………………………...
12) Pemakaian lensa kontak : ………………………………………………………...
13) Reaksi terhadap cahaya : ………………………………………………………
c. Sistem Pendengaran :
e. Sistem Pernafasan :
1) Jalan nafas : ( ) Bersih ( ) Ada sumbatan; …………………….
f. Sistem Kardiovaskuler :
1) Sirkulasi Peripher
a) Nadi ……. x/ menit : Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur
Denyut : ( ) Lemah ( ) Kuat
b) Tekanan darah : ……… mm/Hg
c) Distensi vena jugularis : Kanan : ( ) Ya ( ) Tidak
Kiri : ( ) Ya ( ) Tidak
d) Temperatur kulit ( ) Hangat ( ) Dingin suhu : ………. °C
e) Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Cyanosis ( ) Kemerahan
f) Pengisian kapiler : …………… detik
g) Edema : ( ) Ya,………. ( ) Tidak
( ) Tungkai atas ( ) Tungkai bawah
( ) Periorbital ( ) muka
( ) Skrotalis ( ) Anasarka
2) Sirkulasi Jantung
a) Kecepatan denyut apical : ………… x/menit
b)Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur
c) Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
d)Sakit dada : ( ) Ya ( ) Tidak
1) Timbulnya : ( ) Saat aktivitas ( ) Tanpa aktivitas
2) Karakteristik : ( ) Seperti ditusuk-tusuk
( ) Seperti terbakar ( ) Seperti tertimpa benda berat
3) Skala nyeri : ………………
g. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
1) Pucat : ( ) Tidak ( ) Ya
2) Perdarahan : ( ) Tidak ( ) Ya, …..:
( ) Ptechie ( ) Purpura ( ) Mimisan ( ) Perdarahan gusi ( ) Echimosis
i. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut :
1) Gigi : ( ) Caries ( ) Tidak
2) Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya ( ) Tidak
3) Stomatitis : ( ) Ya ( ) Tidak
4) Lidah kotor : ( ) Ya ( ) Tidak
5) Salifa : ( ) Normal ( ) Abnormal
6) Muntah : ( ) Tidak ( ) Ya,……..….
a) Isi : ( ) Makanan ( ) Cairan ( ) Darah
b) Warna : ( ) Sesuai warna makanan ( ) Kehijauan
( ) Cokelat ( ) Kuning ( ) Hitam
c) Frekuensi : ……………….X/ hari
d) Jumlah :………………..ml
7) Nyeri daerah perut : ( ) Ya,………………. ( ) Tidak
8) Skala Nyeri : ………………………..
9) Lokasi dan Karakter nyeri :
( ) Seperti ditusuk-tusuk ( ) Melilit-lilit
( ) Cramp ( ) Panas/seperti terbakar
( ) Setempat ( ) Menyebar ( ) Berpindah-pindah
( ) Kanan atas ( ) Kanan bawah ( ) Kiri atas ( ) Kiri bawah
10) Bising usus : ……………..x / menit.
11) Diare : ( ) Tidak ( ) Ya,………….
a) Lamanya : …………….. Frekuensi : …………..x / hari.
b) Warna faeces : ( ) Kuning ( ) Putih seperti air cucian beras
( ) Cokelat ( ) Hitam ( ) Dempul
c) Konsistensi faeces : ( ) Setengah padat ( ) Cair ( ) Berdarah
( ) Terdapat lendir ( ) Tidak ada kelainan
12) Konstipasi : ( ) Tidak ( ) Ya,………….
lamanya : ………….. hari
13) Hepar : ( ) Teraba ( ) Tak teraba
14) Abdomen : ( ) Lembek ( ) Kembung
( ) Acites ( ) Distensi
j. Sistem Endokrin
Pembesaran Kelenjar Tiroid : ( ) Tidak ( ) Ya,
( ) Exoptalmus ( ) Tremor
( ) Diaporesis
Nafas berbau keton : ( ) Ya ( ) Tidak
( ) Poliuri ( ) Polidipsi ( ) Poliphagi
Luka Ganggren : ( ) Tidak ( ) Ya, Lokasi……………
Kondisi Luka……………………………
k. Sistem Urogenital
Balance Cairan : Intake……………ml; Output………….ml
Perubahan pola kemih : ( ) Retensi ( ) Urgency ( ) Disuria
( ) Tidak lampias ( ) Nocturia
( ) Inkontinensia ( ) Anuria
B.a.k : Warna : ( ) Kuning jernih ( ) Kuning kental/coklat
( ) Merah ( ) Putih
Distensi/ketegangan kandung kemih : ( ) Ya ( ) Tidak
Keluhan sakit pinggang : ( ) Ya ( ) Tidak
Skala nyeri : ……………
l. Sistem Integumen
Turgor kulit : ( ) Elastis ( ) Tidak elastis
Temperatur kulit : ( ) Hangat ( ) Dingin
Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Sianosis ( ) Kemerahan
Keadaan kulit : ( ) Baik ( ) Lesi ( ) Ulkus
( ) Luka, Lokasi…………..
m. Sistem Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya ( ) Tidak
Sakit pada tulang, sendi, kulit : ( ) Ya ( ) Tidak
Fraktur : ( ) Ya ( ) Tidak
Lokasi : …………………………………….
Kondisi:…………………………………….
Kelainan bentuk tulang sendi : ( ) Kontraktur ( ) Bengkak
( ) Lain-lain, sebutkan : …………
Kelaianan struktur tulang belakang: ( ) Skoliasis ( ) Lordosis
( ) Kiposis
Kekuatan Otot : ... ... ... ... ... ... ... ...
b. Data Penunjang (Pemeriksaan diagnostik yang menunjang masalah : Lab, Radiologi, Endoskopi dll )
7. Data Fokus
Data Subyektif Data Obyektif
8. Analisa Data
Nama : Sudirah
NIM : 18035
Judul : Asuhan Keperawatan Pasien Gagal Jantung Kongestif ( CHF) Terhadap
Masalah Gangguan Pertukaran Gas Dengan Tindakan Pemberian Oksigen
Pada Tn A Dan Tn S Di Ruang Perawatan Lantai 3 Rs Patria IKKT Jakarta
Barat
Halaman-halaman Depan
1. Cover Halaman
2. Lembar persetujuan
3. Lembar pengesahan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Sistematika Penulisan
Bab II. Tinjauan Teori
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi (proses
perjalanan penyakit,
manifestasi klinik,
komplikasi)
2.4 Penatalaksanaan Medis
2.5 Pengkajian Keperawatan
(termasuk pemeriksaan
diagnostik)
2.6 Diagnosa Keperawatan
2.7 Perencanaan Keperawatan
2.8 Pelaksanaan Keperawatan
2.9 Evaluasi Keperawatan
Bab III. Tinjauan Kasus
1.1 Pengkajian Keperawatan
1.2 Diagnosa Keperawatan
1.3 Perencanana,
Pelaksanaan, Evaluasi
Keperawatan
Daftar Pustaka
Lampiran
Seminar Karya Tulis Ilmiah
Hari :
Pelaksanaan Tanggal :
Tempat :
Tanda Tangan Persetujuan
Catatan
DAFTAR HADIR PESERTA DAN PENGUJI
PRA KTI /KTI PROGRAM PROPOSAL
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STIKes Dr. SISMADI JAKARTA
TAHUN AJARAN 20…/20…
Jakarta, ........................2021
Ketua Panitia KTI
STIKes Dr. Sismadi Jakarta
( ..............................)