Disusun Oleh :
Haryadi
1911040022
2019/2020
KASUS
Pasien rujukan dari RSUD banjar negara dengan cedera otak berat
dan fraktur klavikula kanan. Pasien jatuh dari ketinggian sekitar 5
meter. Kejadian 8 jam smrs. Langsung tidak sadar, kejang – muntah
+, keluar darah dari hidung – telinga -. Gcs E2m4v1 TD 159/70. RR
28, pernafasan thoracal. Pupil anisokor 2mm/rmm.
Waktu Tindakan
DC , NGT dialirkan
rangsangan simpatis
¯ tek. Hidrostatik
oedema paru
Penumpukan cairan/secret
Difusi O2 terhambat
2. Cedera Sekunder
Kerusakan lanjutan oleh karena cedera primer yang ada berlanjut melampaui
batas kompensasi ruang tengkorak.
Hukum Monroe Kellie mengatakan bahwa ruang tengkorak tertutup dan
volumenya tetap. Volume dipengaruhi oleh tiga kompartemen yaitu darah,
liquor, dan parenkim otak. Kemampuan kompensasi yang terlampaui akan
mengakibatkan kenaikan TIK yang progresif dan terjadi penurunan Tekanan
Perfusi Serebral (CPP) yang dapat fatal pada tingkat seluler.
PENGKAJIAN
A. Primary Survey
Airway : pasien tidak sesak napas, RR : 28x/mnt
Breathing : pasien bernafas dengan alat bantu nafas NRM O2 10lpm dengan RR:
28x/mnt, terlihat pergerakan dada simetris kiri dan kanan dan suara napas
gargling, terdapat penumpukan sekret/saliva
Circulation : TD: 159/70 mmHg, ND: 65x/mnt, SPo2 : 98%, warna kulit
kemerahan, tidak pucat, Crt < 2detik, akral teraba hangat, terdapat jejas pada
bagian kepala post trauma benturan dari ketinggian 5mtr, pendarahan pada bagian
hidung dan telinga, indikasi pendarahan pada otak
Disability : keadaan umum pasien somnolen GCS : 7 E2M4V1
Exposure : terdapat jejas tertutup post trauma benturan pada bagian kepala dan
tidak ada jejas pada bagian dada sampai ujung kaki.
PEMERIKSAAN PENUNJANG (LABORATORIUM,RADIOLOGI, USG )
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
5/05/2020 CT Scan terdapat pendarahan
intraventrikular pada
ventrikel lateral, ventrikel
III dan IV
Ro clavicula Close fraktur clavicula
dextra
DL/UL/SGOT/S Belum dapat dinilai
GPT/BUN SC/
EKG pola gelombang P yang
TERAPI
Nama Obat Dosis Cara Pemberian Indikasi
O2 10 lpm Nrm Terapi oksigen
Inf NaCl 0.9% 20 tpm Iv Menjaga kesetabilan
elektrolit
Diagnosa utama :
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas
Rasional :
Untuk memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat
3. RENCANA KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1 05/05/2020 Bersihan jalan Setelah dilakukan 1.monitor pola napas
nafas tidak tindakan keperawatan ( frekuensi, kedalaman,
efektif b.d diharapkan bersihan usaha napas )
hipersekresi jalan nafas tidak efektif 2. monitor bunyi napas
jalan napas dapat teratasi dengan ( gurgling,
kriteria hasil : mengi,wheezing,ronkhi )
No Indikator A T 3. monitor sputum
1 Produksi 1 5 ( jumlah,warna,aroma )
sputum 4. pertahankan kepatenan
Keterangan : jalan napas dengan head-
1. meningkat tilt dan chin-lift
2. cukup memburuk 5.kolaborasi pemberian
3. sedang therapi
4. cukup membaik
5. meningkat
No Indikator A T
1 Frekuensi 1 5
napas
2 Pola 1 5
napas
Keterangan :
1. memburuk
2. cukup memburuk
3. sedang
4. cukup membaik
5. membaik
4. CATATAN KEPERAWATAN (DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA)
Hari Dx. Keperawatan Tindakan Keperawatan dan Raspon Pasien Paraf
Tgl / Jam
08.30 Wib
O :
- Pernapasan thorakal
Bersihan jalan nafas tidak - Terpasang oksigen 10 lpm dengan NRM
efektif b.d hipersekresi - RR : 28x/mnt, Spo2 98% dengan bantuan
jalan napas oksigen
- bunyi napas gurgling
- suction sesuai kebutuhan
- terdapat penumpukan sekret /salifa
cukup banyak
- warna jernih
- aroma khas salifa
- pasien tampak terbaring koma dengan
posisi kepala headtilt dan chinlift
- TD : 159/70 mmHg, ND :65x/mnt
- GCS E2m4v1
- memberikan O2 NRM 10 lpm
- IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
- Inj manitol 6x100cc iv
- Inj Antrain 3 x 1 amp iv
- Inj Ranitidin 2x50 mg iv
A :
Bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi
dengan kriteria hasil
No Indikator A T
1 Produksi 1 5
sputum
No Indikator A T
1 Frekuensi 1 5
napas
2 Pola 1 5
napas
KESIMPULAN
Pecahnya pembuluh darah di otak dapat menimbulkan pendarahan
otak atau disebut dengan brain hemorrhage. Kompresi pendarahan
yang berlebihan mungkin sangat parah sehingga darah yang
mengandung oksigen tidak dapat mengalir ke jaringan otak.
Kekurangan oksigen di sel – sel otak itulah yang menyebabkan
pembengkakan hingga kematian. Banyak pasien yang bisa bertahan
hidup setelah mengalami pendarahan otak akibat pembuluh darah
pecah., namun peluang tersebut akan menurun jika pendarahan awal
terlalu parah.
C
O
V
C O V I D 1 9
D
1
9
TERIMAKKASIH