Disusun oleh :
NPM : 18.156.01.11.045
KELAS : 2B KEPERAWATAN
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan
makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak saya ucapkan kepada teman-teman yang telah
memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................................
4.1 KESIMPULAN....................................................................................................................
4.2 SARAN.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Dapat disimpulkan bahwa kondisi depresi tersebut merupakan salah satu masalah yang
berakibat pada kondisi psikososial dengan ketidakberdayaan. Kondisi ketidakberdayaan tidak
seperti keputusasaan, ketidakberdayaan pada individu terjadi bila individu tidak dapat
mengatasi solusi dari masalahnya, sehingga individu percaya hal tersebut diluar kendalinya
untuk mencapai solusi tersebut. Keputusasaan menyiratkan seseorang percaya bahwa tidak
ada solusi terhadap masalahnya.
Namun konsep dasar dari masalah ketidakberdayaan belum bisa dijelaskan baik dari
definisi, etiologi, maupun patofisiologinya karena ketidakberdayaan merupakan manifestasi
yang timbul dari masalah yang berasal dari individu yang mengalami kecemasan. Kecemasan
merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi, salah satu
gangguan alam perasaan, secara umum yang akan mengakibatkan distres, atau kerusakan
sosial, atau berbagai area penting dalam kehidupan manusia termasuk aspek kognitif yang
menyebabkan kurangnya konsentrasi, ketidakmampuan mengambil keputusan dan kesulitan
untuk mengingat, perasaan tidak berharga dan ketidakmampuan memperoleh kekuatan untuk
mengendalikan situasi, pada saat individu mengalami suatu kondisi sakit maka terdapat
kemampuan individu untuk bertahan terhadap penyakit ketika mengalami stress, atau
menggunakan kemampuan penyelesaian masalah dan menyakini bahwa individu dapat
melakukan koping terhadap situasi yang tidak menguntungkan atau situasi baru (Videbeck,
2008) , namun kondisi yang tidak mendukung memberikan pemahaman yang berbeda pada
individu yang tidak bisa menyelesaikan masalah stres yang akan berakibat terhadap
kemampuan dalam mengatasi masalah yang harusnya bisa teratasi dengan benar.
Menurut Struart dan Laraia (2005) faktor predisposisi merupakan faktor yang beresiko
yang menjadi sumber terjadinya stres dan mempengaruhi tipe dan sumber dari individu untuk
menghadapi stres baik secara biologis, psikososial dan sosiokultural. Faktor predisposisi
tersebut antara lain :
a) Faktor genetik individu yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam
menghadapi suatu permasalahan termasuk dalam menghadapi proses kehilangan.
Karakteristik ketidakberdayaan sedang antara lain ketergantungan pada orang lain yang
dapat mengakibatkan iritabilitas, tidak melakukan pemenuhan perawatan diri ketika
dibutuhkan, tidak memantau kemajuan, ekpresi ketidakpuasan terhadap ketidakmampuan
melakukan aktifitas sebelumnya, ekspresi keraguan bahkan berakibat menjadi marah.
Karakteristik ketidakberdayaan berat antara lain apatis, depresi terhadap kondisi buruk
secara fisik, menyatakan tidak memiliki kendali misalnya terhadap perawatan diri, situasi dan
hasil. Menurut Winasis (2009) dalam konsep diri penderita diabetes menyebutkan adanya
perubahan sikap sering ditunjukan pada penderita diabetes melitus dengan prilaku mudah
marah, kurang mampu melakukan kemandirian, merasa sedih, dan putus harapan karena tak
bisa melakukan aktifitas secara normal lagi di lingkungan masyarakat.
Menerapkan tujuan jangka panjang bagi klien yang mengalami ketidakberdayaan dengan
menunjukan rasa kendali pribadi atas situasi kehidupan yang ditunjukan dengan
menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan, serta menata lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan pribadi, dengan cara minta klien mengidentifikasi masalah dengan diskusi
mencari sumber frustasi, ansietas, konflik, dan kebutuhan yang tidak terpenuhi, (Copel,
2007).
Langkah pertama identifikasi masalah penyebab perasaan negatif, bantu klien membuat
tujuan sederhana yang realistis agar sukses, serta tetapkan waktu dalam implementasi tujuan
sesuai tujuan struktur yang sesuai. Lalu menetapkan tujuan lanjutan agar klien dapat
membedakan situasi yang dapat dikontrol dan tidak dapat dikontrol atau menerima situasi
yang tidak dapat diubah, dengan cara bantu klien mengidentfikasi masalah dan diskusikan
dengan tujuan dan kebutuhan yang belum terpenuhi identifikasi strategi yang mungkin
dimodifikasi, bantu klien identifikasi situasi yang tidak dapat diubah agar terhindar dari
masalah frustasi. Sedangkan tindakan keperawatan untuk keluarga yaitu penjelasan kondisi
pasien dan cara merawat serta evaluasi peran keluarga merawat pasien, dengan cara latihan
mengontrol perasaan ketidakberdayaan (FIK UI-RSMM, 2012). Antara lain dengan :
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus Pemicu
Klien adalah Tn. H yang berusia 44 tahun. Klien dibawa ke Rumah Sakit Marzoeki
Mahdi Bogor dengan keluhan mengeluh sakit pada ulu hati dan sesak, terasa mual, muntah tidak
ada, pusing, dan mempunyai riwayat penyakit diabetes sejak satu tahun yang lalu. Keluhan
utama klien saat ini adalah mual dan sesak. Klien mengatakan sesak bila beraktifitas, selama
perawatan klien terlihat sering termenung dan jarang berinteraksi dengan orang lain, klien sendiri
bekerja sebagai tenaga pengajar didaerah kota Bogor, klien telah menikah dan dikaruniai tiga
orang putra tercinta, klien tinggal didaerah yang tak begitu padat namun klien dalam
kesehariannya gemar melakukan aktifitas sosial, setelah klien terdiagnosa mengidap penyakit
diabetes mellitus sekitar 2 tahun yang lalu klien mulai membatasi aktifitasnya karena merasa tak
berdaya dengan kondisi penyakitnya, klien rajin kontrol ke Poli diabetes namun hanya untuk
mengambil jatah obat bulanan saja, sejak dua minggu sebelum masuk Rumah Sakit klien
mengeluh sesak napas bila bergerak.
Menurut klien orang yang berarti dalam kehidupannya adalah istri dan anak-anaknya.
Klien berpenampilan rapi, memakai baju sesuai ukurannya. Saat berbicara klien tampak tenang,
terkadang tampak termenung dan sedih saat menceritakan masa lalunya yang menurut klien
sangat menyedihkan dan sempat membuat klien depresi ketika mengetahui mengidap
penyakitnya, klien tak mengerti mengapa menderita penyakit diabetes melitus kenapa bukan
orang lain saja, klien merasa selama ini tak pernah mengontrol pola makannya, klien mengatakan
tidak tahu harapan kedepan dalam kehidupannya ini khususnya terhadap pemulihan penyakitnya
ini dan masa depan anak-anaknya terhadap kondisi penyakitnya yang kronis, klien merasa tak
mampu menentukan pilihan bila ditanya daerah mana yang akan dilakukan penyuntikan, klien
merasa apapun yang akan dilakukan tak akan mengubah klien sebagai sebagai penderita diabetes
melitus. Klien tidak mengalami ganguan memori, namun kadang bila dalam pembicaraan klien
sulit untuk berkonsentrasi dan kadang terlihat gelisah Klien dapat menceritakan kejadian masa
lalunya dan kejadian yang baru saja terjadi.
I. PENGKAJIAN
1) Identitas Pasien
- Nama Pasien : Tn. H
- Usia : 44 Tahun
- Jenis Kelamin : Laki- laki
- Suku : Sunda
- Status Perkawinan : Menikah
- Pekerjaan : Tenaga Pengajar
- Alamat : Bogor
- Tanggal Masuk : 14 April 2020
- Tanggal Pengkajian : 14 April 2020
- No. Rm : 098
- Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Sesak Nafas
2) Penanggungjawab
- Nama : Ny. A
- Usia : 39 Tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Status Dengan Pasien : Istri Pasien
2) RIWAYAT SOSIAL
Teman/ Orang Terdekat
Klien dekat dengan tetangga sekitar walaupun klien sudah mulai mengurangi
intensitasnya karena tak mau berkumpul terlalu lama.
Peran serta dalam kelompok
Klien aktif dalam kegiatan pengajian kelompok warga dalam rukun tetangga
sebulan sekali.
Hambatan dalam berhubunganan dengan orang lain
Klien merasa tak bias lagi berkumpul terlalu lama dengan lingkungan karena
merasa tak bias ikut menentukan setiapkali ada kesepakatan warga.
V. DATA FOKUS
Nama pasien : Tn. H
No. Rm : 098
Data Subjektif Data Objektif
- Klien menyatakan merasa sedih dengan sakitnya - Klien tampak sering termenung
DO :
- Klien tampak sering termenung
- Klien tampak sedih dan murung saat menceritakan
masalahnya
2. DS : Pasien menyatakan Ansietas Ringan Sedang
- Khawatir dengan tindakan penusukan pada daerah dada
- Klien merasa mual jika membayangkan oba-obat yang
harus dikonsumsi setiap harinya
- Klien khawatir dan takut penyakitnya bertambah parah
- Klien menyebutkan merasa taka da keinginan untuk
beraktivitas dilingkungan rumah klien.
DO :
- Kiln tampak murung
- Klien terlihat gelisah
- Klien sulit berkomunikasi dengan pembicaraan tentang
prosedur tindakan.
3. DS : Risiko perubahan nutrisi kurang
- Klien mengatakan perut terasa mual, ada rasa ingin dari kebutuhan tubuh
muntah, makan sulit hanya masuk 1-4 sendok makan.
DO :
- Klien tampak lemah
Td : 100/70 mmHg
Nadi : 93 x/menit
Suhu : 36,5oC
Pernafasan : 20 x/mrnit
- BB sebelum sakit 65 kg, setelah sakit 63 kg
- Konjungtiva pucat, warna pink muda.
- Sklera agak keruh, ikterik tidak ada.
- Bibir agak pucat dan kering
- Hb: 12,8 mg/dL
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Klien yang mempunyai masalah fisik Diabetes Melitus berdampak pada penerimaan diri
individu karena ketidakmampuan individu dalam memberikan dukungan terhadap
kesehatannya, masalah psikososial ketidakberdayaan dalam penentuan penerimaan pola pikit
positif klien itu sendiri dalam pencapaiannya terhadap kemampuan klien .
Pemberian asuhan keperawatan untuk masalah ketidakberdayaan berfokus pada klien
dalam mengontrol ketidakberdayaannya dengan tetap berpikir positif serta mengembangkan
harapan positif dalam tatanan hidupnya. Dengan pola komunikasi yang terarah klien mampu
termotivasi dalam penyelesaian terhadap peningkatan pola kognitif secara positif klien,
khususnya dalam masalah psikososial yang dihadapi klien dengan Diabetes Melitus.
Peningkatan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
psikososial ketidakberdayaan terkait kesesuaian dengan beberapa sumber dan teori yang
terkait. Peningkatan pola kognitif klien merupakan keberhasilan dalam mengatasi masalah
psikososial yang dihadapi klien, diantaranya keikutsertaan klien dalam penentuan tindakan
yang melibatkan kemandirian klien terhadap pemberianterapi yang akan dijalani klien.
Sesuai dengan standar asuhan keperawatan psikososial.
4.2 SARAN
Bagi Keperawatan diharapkan mampu memanfaatkan hasil karya ilmiah ini untuk
meningkatkan dan mengembangkan asuhan keperawatan klien dengan masalah psikososial
khususnya masalah ketidakberdayaan.
DAFTAR PUSTAKA