Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN TUGAS KELOMPOK

MANAJEMEN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT


RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

PembimbingAkademik :

Disusun oleh Kelompok :

Andi 21.14901.10.35
Vira Felianti 21.14901.11.30
Fitri Noveria 21.14901.14.16
Riszeki Paramita 21.14901.11.08
Elis Sagita 21.14901.11.33

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Penelitian ini diajukan oleh :


Nama : Kelompok Manajemen Keperawatan Rs Muhammadiyah
Palembang
Ruangan : Ibnu rusyd
Program Studi : Profesi Ners

Telah diperiksa , disetujui, dan dipertahankan di


depan Tim Penguji Keperawatan Gawat Darurat

Palembang , April 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing K


linik

Ns.Raden Surahmat,S.Kep.,M.Kes, M.Kep Ida


Silviani , S.Kep

Koordinator Preseptorship
RS Muhammadiyah Palembang

(........................................................)
KATAPENGANTAR

PujisyukurkehadiratAllahSWT,karenaberkat rahmat dan karunia-Nyakami


dapatmenyelesaikanmakalahdenganjudul “ManajemenKeperawatandiRawatInap P
ediatrik RumahSakit Muhammadiyah Palembang”.

Tujuanpembuatanmakalah seminarinisalahsatunyauntukmemenuhitugasma
takuliahmanajemenkeperawatandiprogramstudi profesi ners sekolahtinggiilmukes
ehatanbinahusadapalembang.

Keberhasilanpenyusunanmakalahseminarinitidakakanterwujuddanterselesa
ikandenganbaiktanpaadanyabantuan,bimbingandandorongandariberbagaipihak.Da
lamkesempatankaliinidengansegalakerendahandanketulusanhati,kamimengucapka
nterimakasihkepadadosenpembimbingmatakuliahmanajemenkeperawatan ibu Ns.
Raden Surahmat, S.Kep, M.Kep.Kamijugamengucapkanbanyakterimakasihkepada
KaruIbu Ida Silviani S.kep.

Kamimenyadarisepenuhnyabahwapenyusunandanpembahasanmakalahsem
inarinimasihbanyakkekurangan,karenaketerbatasankemampuanyangdimiliki.Untu
kitudengankerendahahanhati,kamimengharapkan saran dan masukan yangbersifat
membangundari semua pembacasebagaitambahanpengetahuandimasamendatang.
Akhirkata,semogamakalahinidapatbermanfaatbagisemuapembacapadaumumnyada
nbagikamikhususnya.

Palembang, April 2022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen keperawatan adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan


dan pelayanan dalam ruang lingkup keperawatan, mencakup fungsi-fungsi
manajemen seperti perencanaan, organizing, staffing, pengarahan, dan
pengontrolan. Manager keperawatan memiliki peran sebagai pemberi pelayaan
profesioanl dalam asuhan keperawatan, yang dalam prosesnya diharapkan mampu
bekerja sama dengan perawat yang lain, keluarga dan klien, serta tenaga kesehatan
lainnya sesuai dengan lingkup kewenangan dan tanggung jawabnya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan profesional, perawat


menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh yang didasari oleh
ilmu dan kiat keperawatan, dengan mengaplikasikan pendekatan manejerial.
Terkait dengan pentingnya pemberian asuhan keperawatan profesional tersebut,
maka seorang perawat harus menunjukkan kemampuan keterampilan dan
pengetahuan yang berkembang secara terus menerus.

Pada program pembelajaran tahap akademik stase manajemen


keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan barbagai keterampilan dan
pengetahuannya langsung pada klien yang dirawat di rumah sakit dan berusaha
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Mahasiswa diharapakan dapat
mengobservasi dan kemudian menganalisa tentang kemampuan intelektual,
emosional dan spiritual dalam hubungannya antar tim dengan teman sejawat di
rumah sakit, klien dan keluarga. Selain kemampuan profesional, dalam proses
pembelajaran tahap akademik stase manajemen keperawatan, kerjasama antar tim
adalah mutlak untuk ditekankan.

Fungsi manajemen akan mengarahkanperawat dalam mencapai tujuan


yang akan ditujukan dengan menerapkanproses keperawatan yang terdiri pada
empat elemen yaitu fungsiperencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian
(Organizing),fungsipengarahan(Actuating),dan fungsi pengendalian (Controlling)
yangmerupakan siklus manajemen yang saling berkaitan satu sama lain. Untuk
penerapan manajemen keperawatan diruang rawat inap memerlukan kepala ruang
yang memenuhi standar sebagai manajerial. Kepala ruangmemiliki tanggung
jawab dalam pemberian kesejahteraan fisik, emosionaldan kedudukan kepada
perawat dengan pengelolaan pelayanankeperawatan di ruangan dengan
menggunakan proses manajemenkeperawatan yaitu melalui fungsi-fungsi
manajemen tersebut. Sehinggaperawat termotivasi senantiasa meningkatkan
kinerjanya dan koordinasidengan tenaga kesehatan lainnya dalam pemberian
asuhan keperawatanyang berkualitas kepada pasien.
1.2. Tujuan Praktik

Padaakhirpelaksanaantahapprofesimanajemenkeperawatan, pesertadidikm
ampu:

1. Mengaplikasikanketerampilandalammengorganisasi dan mengkoordinasike


giatan-kegiatan keperawatan secara efektif dengan menggunakan fungsi-f
ungsi manajemen.
a. Mengumpulkandatatentangkondisidansituasiruangrawat
b. Menganalisadatayangdiperoleh
c. Menyusunrencanakegiatansesuaidenganpermasalahanyangada
d. Mengorganisasikandanmengarahkankegiatan
e. Melakukanpengontrolandalamproseskegiatan
f. Melakukanevaluasidanpelaporanhasil
2. Menjalinkerjasamayangbaikdalamteam
a. Membentukteambuilding
b. Memilihketuateam
c. Membagitugas secaraadildanmeratasesuaidengankapasitasindividudala
m kelompok
3. Menerapkangayakepemimpinan yangtepat,pendekatan dan strategiuntuk m
empengaruhi individuataukelompok untukmelakukan perubahan yangpositi
f danpencapaiantujuan.
a. mampu memprakarsai adanya perubahan yang dinamis sesuai den
gan perkembanganteknologidaninformasisertaregulasiyangterbaru
b. mampu bekerja samadengan pihak-pihak terkaityangadadiruangan sert
a rumahsakit
c. mampumenerapkankemampuannegosiasiuntukmelakukanperubahanya
ng dibutuhkan
4. Menggunakanmetodependekatanpemecahanmasalahyangefektifdankonstru
ktif
a. Memilikikemampuanuntukmengidentifikasimasalah
b. Memilikikemampuanuntukmengidentifikasialternatifsolusi
c. memiliki kemampuan untukmengidentifikasi resikodankeuntungan ma
sing- masingalternatifsolusi
d. memutuskanalternatifsolusiyangpalingtepatsesuaidengansituasiyangad
a
e. mempertanggungjawabkanpilihanyangtelahdiambil
5. Menggunakan konseppenjaminan mutudanpenampilan kerjadalammelaku
kanasuhankeperawatan
a. Memilikikemampuanuntukmengidentifikasi konseppenjaminanmutuda
lam lingkuprumahsakit
b. Mampumelakukanpengukuranpenjaminanmutu
c. Mampumelakukanpengukuranpenampilan kerja
d. Melakukananalisishasilpengukuran
e. Memberikanalternativepemecahanmasalahterhadapmasalahterkaitdeng
anmutu
f. Menyusunrencanaperubahanterkaitdenganpeningkatanmutu

1.3 Waktu Pelaksanaan


WaktuPelaksanaandanTempatPelaksanaan
a. Tahap profesi manajemen keperawatan diselenggarakan dalam waktu 3
minggu.Rumah Sakit yang dipergunakan sebagaitempat pembelajaran kl
inik untukmanajemenkeperawatandalah:RS. Bunda Palembang, RSI. Siti
Khadijah, RSUD Siti Fatimah, RSUD Lahat, RSUD Ibnu Sutowo, RSUD
Sekayu, RSUD Pali, RSUD BayuasindanRS Muhammadiyah.
b. Setiaptimmanajemen keperawatanakandiberikan 1 lahanpraktekdi ruma
h sakitselama3minggutergantung darikebijakan pembimbing akademik
dan pihakrumahsakitterkait.

1.4 Ruang Lingkup


Praktikini termasuk dalamlingkupdibidang Manajemen Keperawatan
bertujuan untuk di RumahSakitMuhammadiyah Palembang Tahun 2022.
Praktik ini dilakukan pada tanggal 1 April – 21April 2022.
BAB II
HASIL KAJIAN

2.1 Profil/ Gambaran umum ruang keperawatan


2.1.1 Sejarah perkembangan Rumah Sakit Muhammadiyah
Sejarah tahun 1965 bahwa cita-cita pendiri Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang (RSMP) telah menjadi wacana para tokoh Muhammadiyah di
Sumatera Selatan seperti HM. Sidik Adiem, Djamain St. Marajo, KH. Masjhur
Azhari, HM. Rajid Thalib, H. Zamhari Abidin, SH, H. Anang Kirom, H.M.
Soeripto, A. Sjarkowi Bakri, HM. Fauzi Shomad dan tokoh-tokoh lainnya yang
mendapat dukungan penuh dari Bapak H. Abu Jazid Bustomi dan Bapak H.M. Ali
Amin, SH selaku Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Selatan saat itu dan
selanjutnya cita-cita tersebut direalisasikan dengan peletakan batu pertama
pembangunan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP) yang
dilaksanakan pada tanggal 18 November 1967.

Akan tetapi karena perkembangan sosial politik dan kondisi internal


persyarikatan Muhammadiyah terutama hal-hal terkait kendala financial sehingga
pelaksanaan pembangunan berjalan terlatih-tatih sehingga akhirnya Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang (RSMP) baru dapat diresmikan pendiriannya pada
tanggal 10 Dzulhijjah 1417 H/ 18 April 1997 M, oleh Gubernur Sumatera Selatan
pada saat itu yakni Bapak H. Ramli Hasan Basri yang juga dihadiri Ketua
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bapak Prof. Dr. HM. Amien Rais, MA.

Diusianya yang masih terbilang muda, keberadaan Rumah Sakit


Muhammadiyah Palembang (RSMP) saat ini telah menunjukkan perkembangan
yang cukup menggembirakan dan telah dapat mensejajarkan diri dengan rumah
sakit lain di Kota Palembang. Kepercayaan dan dukungan masyarakat yang sangat
tinggi dapat dilihat dari fenomena meningkatnya kuantitas kunjungan pasien
setiap hari sehingga sejak tahun 2005 Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
RSMP dipercaya sebagai salah satu provider PT. ASKES dalam melayani pasien
Askes PNS dan Askes Komersial, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
serta Jaminan Sosial Kesehatan Sumsel Semesta (Jamsoskes), bahkan saat inijuga
telah terjalin kerjasama dengan banyak instansi lain baik pemerintah maupun
swasta di Sumatera Selatan terutama dalam budang peningkatan pelayanan
kesehatan. Secara demikian, saat ini RSMP adalah rumah sakit swasta terbesar di
Sumatera Selatan yang melayani pasien JAMKESMAS dan JAMSOSKES atau
sekitar 60% dari total jumlah pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang RSMP. Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
(RSMP) juga siap mendukung program pemerintah Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) mulai Januari 2014.

Upaya tak kenal lelah dari pimpinan dan pegawai Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang (RSMP) untuk terus meneguhkan komitmen
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat cukup menyita
perhatian pakar marketing Hermawan Kertajaya pendiri Markplus Institute and
Marketing sehingga pada tanggal : 27 November 2010 menganugerahkan
penghargaan Palembang Service Exelence Champion Award 2010 kepada Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP).

Kepercayaan dan dukungan masyarakat serta pemerintah diatas, bagi


Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP) disamping sebagai rahmat
Allah SWT dan wujud pencapaian perjuangan serta hasil kerja keras pimpinan dan
seluruh pegawai RSMP, disisi lain juga merupakan amanah yang harus dipegang-
teguh dan dipertahanakan bahkan kedepan wajib meningkatkan baik kualitas
maupun kuantitasnya agar secara intensif dapat lebih berperan sebagai mitra
pemerintah dalan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dengan komitmen
tersebut seraya tetap tetumpu pada keterbatasan kemampuan dan kondisi finansial
yang ada, Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP) telah menetapkan
prioritas rencana pengembangan untuk menjadi rumah sakit Type B / Teaching
Hospital yang nantinya akan dapat digunakan sebagai lahan praktek terutama bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Palembang
(UMP) dan institusi pendidikan kesehatan lain disamping akan menjadi pusat
rujukan rumah sakit- rumah sakit daerah khususnya di Sumatera Selatan.
Kompetitif terutama ditengah maraknya bermunculan rumah sakit yang
mempunyai “Nama Besar” dan memiliki dana investasi yang tak terbatas.
Disamping itu – sejalan dengan visi pembangunan daerah yang telah dicanangkan
yaitu :“Sumatera Selatan Sejahtera Terdepan Bersama Masyarakat Cerdas yang
Berbudaya”, Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP)

bertekad membantu pemerintah mewujudkan arah kebijakan Program Kesehatan


di Provinsi Sumatera Selatan yaitu :

1. Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

2. Peningkatan prasarana dan fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

4. Peningkatan kemampuan pembiayaan kesehatan.

2.1.2. Tujuan Rumah Sakit Muhammadiyah

Tujuan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP)


adalah : ”Meningkatkan derajat kesehatanyang optimal melalui pendekatan preve
ntif(pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan),kuratif (pengobatan), danrehabilitative(pemulihan)bagi
segenapwargaMuhammadiyahdanmasyarakat pada umumnya sehingga terwujudk
eluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah sebagai bagian dari masyarakat Islam
sebenar-benarnya”.4

 Visi Rumah Sakit Muhammadiyah

“Terwujudnya rumah sakit yang professional dalam pelayanan


dan berkarakter islami”.

 Misi Rumah Sakit Muhammadiyah
1. Memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitiankesehatan secara professional
, modern dan islami.

2. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatanpasien.

3. Mewujudkan citra sebagai wahana ibadah danpengemban dakwah amar ma’ruf 
nahi munkar dalam bidang kesehatan.

4. Menjadi pusat persemaian kader Muhammadiyahdalam bidang pelayanan, pend
idikan dan penelitian kesehatan.

 Motto

”Melayani sebagai Ibadah dan Dakwah”

 Struktur Organisasi
Truktur Organisasi Rumah Sakit Muhammdiyah Palembang
ditetapkan berdasarkan keputusab Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumsul
Nomor : 015/KEF/II.0/D/2018 tertanggal 24 Mei 2018 Dengan susunan sebgai
berikut :

1. DIREKTUR

Ditetapkan dan bertanggung Jawab Kepada Pimpinan diwilayah


Muhammadiyah sumsel melalui badan pelaksana harian (BPH). Rumah sakit
Muhammadiyah Palembang (RSMP).

2. WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIS

Ditetapkan oleh pipinan wilayah Muhammmadiyah Sumsel dan


bertanggung jawab kepada Direktur dalam hal pelayanan medik dibantu oleh :

a. Kepala bidang pelayanan medis


b. Kepala seksi rendang
c. Kepala seksi money
d. Kepala bidang keperawatan

3. WAKIL DIREKTUR UMUM, ADM DANKEUANGAN
Ditetapkan oleh pimpinan wilayah Muhammadiyah sumsel dan
bertanggung jawab kepada Direktur dalam keadministrasian dan keuangan dan
dibantu oleh :

a. Kepala bagian umum dan Keuangan


b. Kepala sub bagian keuangan
c. Kepala sub bagian akuntansi
d. Kepala sub bagian pemeliharaan sarana Rumah Sakit (RS)
e. Kepala sub sarana medis
f. Kepala sub bagian humas
g. Kepala sub bagian IT dan SIRS
h. Kepala sub bagian pemasaran

4. WAKIL DIREKTUR SDM DAN AIK

Ditetapkan oleh pimpinan WilayahMuhammadiyah Sumatera Selatan danb
ertanggungjawab kepada Direktur dalamhal pembinaan dan pengembangan AIK
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang,dan dibantu oleh :

a. Kepala bagian Tata Usaha dan Kepegawaian
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian
c. Kepala Sub Bagian Diklat
d. Kepala Sub Bagian AIK

5. SATUAN PENGAWA INTERNAL (SPI)

6. KELOMPOK STAF MEDIS]

a. PDL (Ahmad dahlan)


b. BEDAH ( Ibnu Rusyd)
c. ANAK (Rusyd Thalib)
d. Poli OBGYN
e. Poli MATA
f. Poli THT
g. Poli GIGI MULUT
h. Poli SYARAF, JIWA, KULIT, DAN KELAMIN
i. ANESTESI
j. UMUM

2.1.3. KOMITE-KOMITE

a. Komite Medis
b. Komite PPI
c. Komite Keperawatan
d. Komite Profesional
e. Komite Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien
f. Komite Rekam Medis
g. Komite Etik dan Hukum
h. Komite Promosi Kesehatan Rumah Sakit
i. Tim Ponek
j. Tim Farmasi dan Terapi
k. Tim TB-DOTS
l. Tim K3
2.1.4. PROGRAM / KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN

a. Meningkatkan Produktifitas Pelayanan Rawat Jalan

Produktifitas rawat jalan di Rumah sakit umumnya berhubungan

dengan upaya dan fasilitas serta dana rumah sakit. Dalam era globalisasi fungsi
rumah sakit mengalami banyak perubahan; juga dengan dilakukan nya penilaian
kinerja dan standarisasi pelayanan melalui akreditasi, rumah sakit harus
membenah diri dalam bidang mutu dan keselamatan pasien. Layanan semakin
berfokus pada pasien, petugas diharuskan mempunyai ijin praktek, harus lulus test
kompetensi dan bekerja sesuai standar profesi dan standar prosedur operasional,
dengan demikian apa yang diberikan tenaga medis dan perawat, bidan serta tenaga
profesi lain yang berkaitan dengan perawatan pasien rawat jalan sudah benar dan
tepat sehingga bisa bekerja dengan aman. Produktifitaas yang dihasilkan pun telah
bisa memberikan kepuasan pasien.

b. Meningkatkan Keterampilan SDM Rawat Jalan

Pendidikan / Pelatihan bagi semua pegawai Rumah Sakit perlu

diberikan karena tidak akan berada selamanya melayani pasien tersebut dengan
ilmu pengetahuan yang tidak berkembang. Apalagi sekarang di era serba canggih,
memerlukan telekonfrence dalam melayani pasien rumah sakit sehingga petugas
mau tidak mau, suka tidak suka harus sekolah kejenjang lebih tinggi untuk
mengikuti perkembangan IPTEK Kesehatan.

c. Memantau dan Mengevaluasi Indikator Mutu Rawat Jalan

Rumah sakit Muhammadiyah Palembang bukanlah satu-satunyarumah


sakit yang berada di Palembang, kota Metropolis provinsi Sumatera Selatan, tapi
ada 25 rumah sakit yang ada di sini. Oleh karena itu semakin besar persaingan
yang dihadapi semakin hari apalagi dengan adanya jasa jaminan kesehatan
nasional memberi peluang kepada pasien untuk memilih rumah sakit yang
disiapkan pemerintah.

d. Memantau dan Mengevaluasi Insiden Keselamatan Pasien Rawat Jalan


Keselamatan pasien di Rumah sakit Muhammadiyah Palembang
dilaksanakan disemua unit kerja. Sasaran keselamatan telah dikumandangkan
dimana – mana dengan tujuan agar benar-benar dilaksanakan. Pelayanan yang
berfokus pada pasien mendapat perhatian dari pimpinan rumah sakit, dengan
demikian pasien di instalasi benar- benar terjaga keselamatannya. Petugas rawat
jalan diharapkan mengerti dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan komite
PMKP dan sasarankeselamatan untuk rawat jalan disiapkan.

2.1.5Kajian Situasi Di Ruang Ibnu Rusyd

1. Karakteristik Unit
a. Visi Ruangan
Terwujudnya Rumah Sakit yang Profesional dalam Pelayanan dan
Berkarakter Islami.
b. Misi Ruangan
1) Memberikan pelayanan yang profesion, efektifl dan efesien
2) Mempercepat proses pemyembuhan
3) Mencegah decubitus
4) Mencegah infeksi nasokomial
5) Mempersingkat hari rawat
6) Mencegah terjadinya infeksi silang
7) Melibatkan pasien dan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan

c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan YangDiterapkan Diruangan


Metode asuhan keperawatan yang diterapkan di ruangan ibnu rusyd adalah
metode tim.Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat.
 Kelebihan :dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara
komprehensif,memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan, konflik
antar staf dapat dikendalikan melalui rapatdan efektif untuk belajar,
memberikan kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal.

 Kekurangan : ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan


supervisi anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik
sebagai perawat pemimpin maupun perawat klinik, keperawatan tim
menimbulkan fragmensi pada keperawatan bila konsepnya tidak
diimplementasikan dengan total, rapat tim membutuhkan waktu sehingga
pada situasi sibuk rapat tim ditindakan sehingga komunikaasi antar
anggota tim terganggu.

2.2 Unsur input / masukan

2.2.1. pasien

Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mental nya meny
erahkan pengawasan dan perawatannya,menerima dan mengikuti pengobatanyang
ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Nursalam,2016).

a) pekapitulasi kunjungan di ruang ibnu rusyd bulan januari, febuari, maret tahun
2022.

Tabel 2.1

Rekapitulasi kunjungan rawat inap

Bulan

No Uraian Januari Februari Maret Total

1 Total dirawat 445 350 362 1.157

2 Pasien keluar

Hidup 151 110 118 379

Mati 2 0 4 6

Jumlah 598 460 484 1.542

Sumber : arsip ruang Ibnu Rusyd

Hasil observasi rekapitulasi kunjungan rawat inap ibnu rusyd di bulan


januari terdapat total dirawat, pasien keluar, hidup dan mati 598, dibulan febuari
total dirawat, pasien keluar, hidup dan mati 460, dibulan maret total dirawat,
pasien keluar, hidup dan mati 484. Jadi total seluruh pasien di bulan januari,
febuari, maret terdapat 1.542 pasien.

b). 10 penyakit terbanyak periode bulan Maret 2022 di ruang Ibnu Rusyd

Tabel 2.2

Daftar penyakit terbanyak ruang Ibnu Rusyd

No Penyakit Jumlah

1 CA Mamae 10

2 Abses 12

3 Hemaroid 6

4 Hernia 15

5 Hemiparase 13

6 Fam 10

7 Apendik 3

8 Fraktur 5

9 Ganglion 5

10 Union Fraktur 3

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada bulan maret dari 25
kasus yang terjadi sebagian besar dari penyakit Hernia sebesar 25 kasus dan data
yang terkecil apendik 3 kasus .

2.2.2 Ketenagaan

a. Kajian teori

Menurut UU No 38 tahun 2014, perawatadalahseseorang yang telah lulusp


endidikantinggikeperawatan,baikdidalammaupundiluarnegeriyangdiakui olehpem
erintahsesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan. Berdasarkandarihas
il data di Ruang ibnu rusyd RS Muhammdiyah Palembangdidapatkanjumlahtenag
apelaksanaansebanyak 14 orang denganperincian 1 orang sebagaikepalaruangande
ngan 1 orang sebagaiKetua Tim (Primary Nurse)dengan14 perawatpelaksanadiRu
angibnu rusyd RS Muhammdiyah Palembang menerapkanpembagian3shiftyaitush
iftpagi,shiftsore,danshiftmalam.Jumlahperawatyangbertugasdalamsetiapshiftditent
ukanolehKepalaRuangan. Jumlahperawat yang bertugas shift pagisecaramenetapa
dalahKepalaRuangan,Ketua Timsertaperawat lainbertugassesuaijadwal shift.
 Stuktur TIM ruang Ibnu Rusyd

Tabel 2.3
Karakteristik Perawat Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Masa Kerja,
pendidikan dan pelatihan.
No Inisial Umur JenisKelami Masa Pendidikan Pelatihan
n Kerja
1. IS 48thn Perempuan 2006 S1profesi BTCLS,
BHD,
Manajemen
Karu,
Assesor.
2. NS 49thn Laki-Laki 2009 D3 BTCLS,
BHD
3. N 36thn Perempuan 2007 D3 BTCLS,
BHD
4. LM 35thn Perempuan 2009 D3 BTCLS,
BHD
5. MJ 34thn Perempuan 2013 S1profesi BTCLS,
BHD
6. NY 33thn Perempuan 2011 S1 Profesi BTCLS,
BHD
7. RH 26thn Perempuan 2017 D3 BTCLS,
BHD
8. AA 30thn Laki-Laki 2020 D3 BTCLS,
BHD
9. MS 42thn Perempuan 2005 D3 BTCLS,
BHD
10 WH 35thn Perempuan 2011 D3 BTCLS,
BHD
11. N 27thn Perempuan 2017 D3 BTCLS,
BHD
12. AS 26thn Perempuan 2020 D3 BTCLS,
BHD
13. FY 32thn Perempuan 2021 S1 Profesi BTCLS,
BHD
14. SR 32thn Perempuan 2021 S1 Profesi BTCLS,
BHD
Dari hasil observasi wawancara mahasiswa profesi ners STIK bina husada
Jumlah perawat diruangan ibnu rusyd berjumlah 14 orang, 12 berjenis kelamin
perempun dan 2 orang berjenis kelamin laki-laki. Perawat dengan usia dari 26
tahun sampai 49 tahun. Dan didapatkan Tingkat pendidikan sarjana profesi ners
hanya 5 orang perawat, sedangkandiploma keperawatan terdapat 9 orang. Seluruh
perawat sudah mengikuti Pelatihan BHD, pelatihanBTCLS.

Tabel 2.4
Karakteristik Ketenagaan berdasarkan spesifikasi pekerjaan
No Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Persen
1 Perawat 19 81,25%
2 Administrasi 1 6,25%
3 Cleaning servis 2 12,5%
Jumlah 16 100%
Dari observasi yang di dapat Berdasarkan tabel diatas sebagian besar
(81,25%) ketenaga keperawatan di ruang Ibnu Rusyd adalah Perawat.
Tabel 2.5
Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persen
1 Profesi 5 31,25%
2 Sastra I - -
3 Diploma III 9 56,25%
4 SLTA 2 12,5%
Jumlah 16 100%
Hasil observasi yang di dapatkan sebagian besar (56,25%) tenaga
keperawatan di ruang Ibnu Rusyd berpendidikan Diploma III.

Tabel 2.6
Karakteristik ketenagaan berdasarkan jenis kelamin
No Jenis kelamin Jumlah Persen
1 Laki-laki 2 14,28%
2 Perempuan 12 85,72%
14 100%
Hasil observasi yang di dapatkan sebagian besar (85,72%) tenaga
keperawatan di ruang Ibnu Rusyd berjenis kelamin Perempuan.
d). Karakteristik ketenagaan berdasarkan masa kerja di ruangt Ibnu Rusyd
Tabel 2.7
Karakteristik ketenagaan berdasarkan Masa Kerja
No Masa Kerja Jumlah Persen
1 <5 tahun 6 42,85%
2 >5 tahun 8 57,15%
14 100%
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar (57,15%) tenaga keperawatan di
ruang Ibnu Rusyd adalah memiliki masa kerja >5 tahun.

e). Karakteristik berdasarkan diklat yang diperoleh di ruang Ibnu Rusyd


Tabel 2.8
Karakteristik ketenagaan berdasarkan Diklat
No Diklat Jumlah Persen
1 Pernah 14 100%
2 Belum pernah -
14 100%

f). Analisa kebutuhan tenaga perawat di ruang Ibnu Rusyd


Analisa kebutuhan tenaga perawat di ruang Ibnu Rusyd berdasarkan rumus Gillies
sebagai berikut :
 Sistem shift ruangan
Tabel 2.9
Sistem shift ruangan
Shift Waktu lamanya shift Jumlah perawat
pershift
Pagi 07.30 WIB – 14.00 WIB 5 orang
Sore 14.00 WIB – 20.00 WIB 3 orang
Malam 19.30 WIB – 07.30 WIB 3 orang
Libur 3 orang

 Rumus Gillies

Jumlah pasien bulan maret : 362 orang


Jumlah tempat tidur : 40 bed
BOR bulan maret 43,00%

7 ( 43 % x 40 ) X 90
=2,79
(151−22) X 57
= 3 orang
 Tingkat ketergantungan pasien dan Jumlah kebutuhan tenaga perawat
Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Dengan Metode
Douglas yaitu :

2.10 Klasifikasi

No. KLASIFIKASI

1 Minimal Care (1-2 jam)

1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti


pakaian dan minum.
2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
3. Observasi Tanda vital setiap shift.
4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
5. Persiapan prosedur pengobatan
2 Intermediet Care (3-4 jam)
1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
2. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
3. Pengobatan lebih dari 1 kali.
4. Pakai foley kateter.
5. Pasang infus, intake out-put dicatat.
6. Pengobatan perlu prosedur.
3 Total Care (5-6 jam)

1. Dibantu segala sesuatunya.


2. Posisi diatur.
3. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
4. Pakai NG tube.
5. Terapi intravena, pakai suction.
6. Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar.

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga kesehatan yang


dibutuhkan tergantung pada jumlah pasien dan tingkat ketergantungan pasien.
Menurut Douglas (1984), Loverige dan cummings (1996) diklasifikasikan tingkat
ketergantungan pasien dibagi menjadi 3 kategori yaitu :

a. Minimal Care : 1-2 jam / 24 jam


b. Intermediet/Partial Care : 3-4 jam / 24 jam
c. TotalCare : 5-6 jam / 24 jam
Tabel 2.11
Tingkat ketergantungan pasien dan Jumlah kebutuhan tenaga perawat

Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga


Tingkat Jumlah pasien Pagi Sore Malam
ketergantunga
n
Minimal 9 9x0,17=1,53 9x 0,14=1,26 9x0,01=0,09

Parsial 12 12x0,27=3,24 12x0,13=1,8 12x0,07=0,84


Total 6 6x 0,36 = 2,16 6x0,30=1,8 6x0,20=1,2
Jumlah 27 6 5 3
Rata rata kebutuhan tenaga keperawatan perhari menurut Douglas adalah:
Shift Pagi : 6 Perawat Shift
Siang : 5 Perawat
Shift Malam : 3 Perawat
Total kebutuhan perawat per 24 jam di Ruang ibnu rusyid menurut perhitungan Douglas
adalah 14 perawat/24 jam.

Klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan orem


yaitu teori self care deficit, sedangkan untuk mengetahui jumlah tenaga perawat
menggunakan perhitungan tenaga menurut Ratna Sitorus, 2006.

 Jumlah tenaga lepas dinas/hari.


Jumlah hari libur (86) x jumlah perawat/hari
Jumlah hari kerja efektif/tahun (297)
= 86 x 14
297
= 4,05 = 4 orang

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas di ruang rawat inap
ibnu rusydadalah :14 orang.

 Alur Pelayanan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

PASIEN
IGD Poli klinik pasien

Mengambil no antrian
pendaftaran rawat inap

Proses pendaftaran
rawat inap

Kembali ke poli klinik


atau IGD

Perawat mengantar ke
ruang rawat inap

Serah terima pasien


dan dokumen rawat
inap

Proses rawat inap

2.2.3 Material
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan keperawatan ya
ng meliputi kebutuhan (jumlah, jenis, dan spesifikasi) serta pengelolaannya dalam
upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas (Depkes, 2022).
2.2.3.1 Kajian Data

a) Denah Ruangan

Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi lingkungan Ruang Ibnu


Rusyd dapat disampaikan bahwa :

1. Pencahayaan : Terang di semua ruang bisa untuk membaca, cukup sinar


matahari.
2. Ventilasi : Segar, banyak udara masuk melalui lubang angin dan
jendela.
3. Lantai : Lantai keramik, bersih dan kering.
4. Atap : Rapat/tidak bocor, bagian dalam bersih.
5. Dinding : Kuat, tidak retak, bersih.
6. Sarana air bersih : Tersedia
7. Tempat sampah medis dan non medis terpisah

b) Kapasitas Ruang Ibnu Rusyd

a. jumlah ruang rawat


 kelas 1 : 6 ruangan
 kelas 2 : 2 ruangan
 kelas 3 : 3 ruangan
b. Jumlah tempat tidur
 kelas 1 : 1 tempat tidur
 kelas 2 : 4 tempat tidur
 kelas 3 : 8 tempat tidur

c) Fasilitas Alat Tenun


Tabel 2.11
Fasilitas Alat Tenun

No Nama Barang Jumlah Kondisi

1 Bed cover - -

2 Stik laken 40 Baik

3 Bantal 40 Baik

4 Laken 80 Baik

5 Sarung bantal 80 Baik

6 Sarung bantal biasa - -

7 Selimut 80 Baik

8 Wasglap - -

9 Kelambu box bayi - -

10 Handuk bayi - -

11 Handuk dewasa - -

12 Perlak 40 Baik

13 Gaun reuse - -

14 Lemari linen kaca 1 Baik

15 Lemari linen pintu geser 1 Biak


16 Keset kaki - Baik

17 Sofa - -

d) Fasilitas Alat Medis

Standar Keperawatan Dan Kebidanan Di Ruang ibnu rusyd


Tabel 2.12
Fasilitas Alat Medis
No Nama Barang Ratio Pasien: Ruangan

1 Tensi meter 3

2 Stetoskop 2

3 Timbangan BB/TB 2

4 Irigator set 1

5 Sterilisator -

6 Tabung oksigen + flow meter 10

7 Slym zuiger -

8 V C Set -

9 Gunting verband 2

10 Korentang dan semptung -

11 Bak instrument besar 4

12 Bak instrument sedang 4

13 Bak instrument kecil 2

14 Blas spuit -

15 Glisterin spuit -

16 Bengkok 2
17 Pispot 5

18 Urinal 5

19 Set angka jahitan 3

20 Set ganti balutan 3

21 Thermometer -

22 Standar infuse 20

23 Eskap -

24 Masker O2 2

25 Nasal kateter 2

26 Reflek hamer 1

e) Fasilitas alat rumah tangga


Tabel 2.13
Fasilitas alat rumah tangga

No Nama Barang Ratio pasien : alat

1 Kursi roda 3

2 Komot 20

3 Lemari obat 1

4 Light cast -

5 Meja pasien 40

6 Over bed table 1

7 Standar infuse 40

8 Standar Waskom double 4


9 Waskom wandi 8

10 Lampu sorot 1

11 Lampu senter 2

12 Lampu kunci duplikat -

13 Nampan 2

14 Tempat tidur fungsional 3

15 Tempat tidur biasa 40

16 Troly obat 3

17 Troly balut 3

18 Troly pispot -

19 Troly suntik 3

20 Timbangan BB/TB 2

21 Timbangan bayi -

22 Dorongan O2 1

23 Plato/piring makan -

24 Piring snack -

25 Gelas -

26 Tatakan dan tutup gelas -

27 Sendok -

28 Garpu -

29 Kran air 6

30 Baki 10

31 Tempat sampah pasien 6


32 Tempat sampah besar tertutup 8

33 Senter 2

f) Fasilitas alat pencatatan dan pelaporan

Tabel 2.14
Fasilitas alat pencatatan dan pelaporan

No Nama Barang Ratio pasien : alat

1 Formulir pengkajian awal 1:1

2 Formulir rencana keperawatan 1:5

3 Formulir catatan perkembangan pasien 1:10

4 Formulir observasi 1:10

5 Formulir resume keperawatan 1:1

6 Formulir catatan pengobatan 1:10

7 Formulir medic lengkap 1:1

8 Formulir laboratorium lengkap 1:3

9 Formulir rontgen 1:2

10 Formulir permintaan darah 1:1

11 Formulir keterangan kematian 5lembar/bulan

12 Resep 10 buku/bulan

13 Formulir konsul 1:5

14 Formulir permintaan makanan 1:1

15 Formulir permintaan obat 1:1

16 Buku ekspidisi 10/ruangan/tahun


17 Buku register pasien 4/ruangan/tahun

18 Buku folio 4/ruangan/tahun

19 White board 2/ruangan

20 Perforator -

21 Steples 6/ruangan

22 Pensil 5/ruangan

23 Pensil merah biru 2/ruangan

24 Spidol white board 4/ruangan

g) Analisa data
Tabel 2.15
Analisa data fasilitas alat di ruang Ibnu Rusyd
No Nama Barang Jumlah Kondisi

1 Tas koper -

2 Restole 3 Baik

3 Tabung oksigen 10 Baik

4 Lampu sorot 1 Baik

5 Tensimeter mobile 3 Baik

6 EKG 1 Baik

7 Sure signs VS4 -

8 Matras decubitus -

9 Monitor -

10 Thermometer digital 3 Baik

11 Lemari 2 Baik

12 Timbangan dewasa 3 Baik


13 Emergency trolley 2 Baik

14 Instrument trolley 1 Baik

15 Laringoskop adult -

16 Laringoskop anak -

17 Laringoskop bayi -

18 CTG -

19 Fetal Doppler -

20 Lemari alat 1 Baik

21 Lemari obat 1 Baik

22 Supramak bed manual - -

23 Bed anak + tiang infus + - -


matras

24 Baby box - -

25 Matras baby - -

26 Bed site cabinet - -

27 Over bed table mak - -

28 Tiang infus beroda mak 40 Baik

29 Nebulizer 3 Baik

30 Bedsite monitor -

31 Infus pump transpution -

32 Infus pump -

33 Syringe pump -

34 Oksigen flow meter 10 Baik


35 Stetoskop dewasa 2 Baik

36 Stetoskop anak dan bayi -

37 Nierbeken 2 Baik

38 Urinal laki-laki 5 Baik

39 Urinal perempuan 4 Baik

40 Kursi tunggu pasien 40 Baik

41 Suction 1 Baik

42 Pulse pxymeter 1 Baik

43 Heacting set 1 Baik

44 Baki besar 4 Baik

45 Baki sedang 4 Baik

46 Baki kecil 2 Baik

47 Kom kecil 3 Baik

48 Tongue spatel 1 Baik

49 Tourniquet 2 Baik

50 Pen light 1 Baik

51 Pinset anatomi 1 Baik

52 Pinset chirugis sedang 1 Baik

53 Pinset chirugis kecil 1 Baik

54 Buli-buli panas 2 Baik

55 Cooler box penyimpanan 1 Baik


darah

56 Spalk anak uk besar 15 Baik


57 Spalk anak uk kecil 10 Baik

58 Meteran gulung 1 Baik

59 Skrem 40 Baik

60 Kotak sampah pasien 8 Baik

61 Kotak sampah infeksius 2 Baik

62 Kotak sampah non infeks 2 Baik


ius

63 Kotak sampah linbah fas 2 Baik


masi

64 BSS set 1 Baik

Berdasarkan hasil pengkajian di ruang ibnu rusyd didapatkan bahwa peralat


an yang digunakan diruang ibnu rusyd sudah memenuhi standar dengan baik. Na
mun, adanya kekurangan bahan yang diharapkan dimiliki ibnu rusyd yaitu perleng
kapan bahan linen seperti laken, selimut dan sarung bantal untuk meningkatkan pe
rsonal hygine pasien.

2.3 Kajian Indikator Mutu Ruangan ( BOR, AVLOS, TOI, BTO)

a. BOR (Bed Occupancy Rate)


BOR (Bed Occupancy Rate) atau tingkat hunian RS (dalam bentuk
presentase). Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran
tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

BOR = Hari Perawatan x 100%

TT x Periode tertentu
BOR = 532 x 100%

40 x 31

BOR = 53200

1240

BOR = 43,00 %

Berdasarkan hasil dokumentasi ruanganibnu rusyiddidapatkan hasil BOR


adalah 43,00%, berdasarkan hasil tersebut ruang ibnu rusyd termasuk kategori
kurang ideal.

b. AVLOS (Average Length of Stay)


Menurut Depkes RI (2005), ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara
umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,2005).

Jumlah Lama dirawat


ALOS=
Jumlah pasien keluar (hidup ataumati)
= 362
122
= 2,9 = 3 hari
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
nilai AVLOS pada bulan maret di Ruang Rawat Inap ibnu rusyd termasuk dalam
kategori tidak ideal.

c. TOI (Turn Over Interval)

TOI (Turn Over Interval) adalah tenggang perputaran. Menurut Depkes RI


(2005), TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah
diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-
3 hari.
Rumus perhitungan :
( jumla tempat tidur X periode )−Hari perawatan
TOI =
jumla h pasien keluar
TOI = (40 x 31) – 532
122
= 1 hari
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai TOI bulan maret termauk ideal.
Karena tempat tidur kosong tidak terisi pada 1 hari.

d) BTO ( bed turn over ) = angka perputaran tempat tidur


BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa
kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu (Depkes RI, 2005,
Kementerian Kesehatan 2011 ).Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-
rata dipakai 40-50 kali ( depkes RI. 2005, kementerian kesehatan 2011 ).
Rumus BTO = jumlah pasien keluar ( hidup + mati ) / jumlah tempat
tidur )

BTO = 122 / 40 = 3,05 = 3kali


Berdasarkan data diatas nilai BTO pada bulan maret diruan ibnu rusyd
tterdapat 3kali termasuk tidak ideal.

f). Hasil kajian situasional di ruangan ( berdasarkan instrumen/kuisioner )


1. Kepuasaan Pasien terhadap Pelayanan
No Indikator Responden Persentasi

1 Puas 8 86%

2 Tidak Puas 2 14%

Jumlah 10 100%

Berdasarkan data diatas, tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di


rungan ibnu rusydadalah 8 pasien puas terhadap pelayanan dengan persentasi 86
% dan 2 pasien kurang puas terhadap pelayanan dengan persentasi 14%.
2. Penilaian Kinerja Perawat

No Indikator Responden Persentasi

1 Baik 11 78%

2 Tidak Baik 3 22%

Jumlah 14 100%

Berdasarkan data diatas, penilaian kinerja perawat terhadap pelayanan di


ruangibnu rusyd adalah 11 perawat penilaian baik dengan persentasi 78 %, dan 2
perawatpenilaian tidak baik dengan persentasi 22%.

3. Penilaian Kedisiplinan Perawat


No Indikator Responden Persentasi

1 Disiplin 12 86%

2 Tidak Disiplin 2 14%

Jumlah 14 100%

Berdasarkan data diatas, penilaian kedisiplinan perawat terhadap


pelayanan di ruangpediatrikadalah 12 perawat disiplin dengan
persentasi 86 %, dan 2 perawattidak disiplin dengan persentasi 14%.

4. Penilaian Ronde Keperawatan


No Indikator Responden Persentasi

1 Dilakukan 10 71%

2 Tidak Dilakukan 4 29%

Jumlah 14 100%
Berdasarkan data diatas, tentang ronde keperawatan di ruangan ibnu
rusydadalah 14 perawat melakukan ronde keperawatan dengan persentasi 71 %
dan 3 perawat tidak melakukan ronde keperawatandengan persentasi 29%.

5. Penilaian Discharge Planning


No Indikator Responden Persentasi

1 Dilakukan 14 100%

2 Tidak Dilakukan 0 0%

Jumlah 14 100%

Berdasarkan data diatas, tentang pelaksanaan discharge planningdi


ruangan ibnu rusydadalah 14perawat melakukan discharge planning.

6. Penilaian Komunikasi Terapeutik


No Indikator Responden Persentasi

1 Dilakukan 12 86%

2 Tidak Dilakukan 2 14%

Jumlah 14 100%

Berdasarkan data diatas, tentang pelaksanaan komunikasi terapeutik di


ruangan ibnu rusyd adalah 12 perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan
persentasi 86 % dan 2 perawat tidak melakukan komunikasi terapeutik dengan
persentasi 14%.

7. PenilaianPendokumentasian Asuhan Keperawatan


No Indikator Responden Persentasi
1 Baik 11 79%

2 Kurang Baik 3 21 %

Jumlah 14 100%

Berdasarkan data diatas, tentang pendokumentasian asuhan keperawatan


di ruang ibnu rusydadalah 11 perawat melakukan dokumentasi dengan baik
dengan persentasi 79 % dan 3 perawat kurang baik melakukan dokumentasi
dengan persentasi 21 %.

8. PenilaianPelaksanaan Timbang Terima


No Indikator Responden Persentasi

1 Lengkap 11 79%

2 Tidak Lengkap 3 21%

Jumlah 14 100%

Berdasarkan data diatas, tentang pelaksanaan timbang terima di ruang ibnu


rusydadalah 11 perawat melakukan timbang terima lengkap dengan persentasi 79
% dan 3 perawat melakukan timbang terima tidak lengkap dengan persentasi 21%.

9. PenilaianPelaksanaan Sentralisasi Obat


No Indikator Responden Persentasi

1 Melakukan 0 0%

2 Tidak Melakukan 14 100%

Jumlah 14 100%

Berdasarkan data diatas, tentang pelaksanaan sentralisasi obat di ruang


ibnu rusyd tidak melakukan sentralisasi obat karena obat langsung dari apotik .
BAB III
PERMASALAHAN DAN PERENCANAAN

3.1 Analisa Data


3.1.1Analisa SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan
kondisi sebagai faktor masukan yang kemudian dikelompokkan menurut
konstribusinya masing-masing.

Analisa ini terbagi menjadi empat bagian dasar, yaitu:

a. Strength (S)
Strength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
b. Weakness (W)
Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan
dari organisasi atau program pada saat ini.
c. Oppurtunity (O)
Oppurtunity (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang dari
luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di
masa depan.
d. Threathened (T)
Threathened (T) adalah situasi atau kondisi yang merupakan ancaman
bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam
eksistensi organisasi di masa depan.
Metode tim yaitu pemberian asuhan keperawatan secara totalkepada sek
elompok pasien yang telah ditentukan. Perawat terdiri daritenaga profesional, tekn
ikal.
1) Konsep metode tim
a. Ketua TIM harus mampu menerapkan berbagai
teknikkepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif agar rencana keperawatan tercapai.
c. Anggota TIM harus menghargai kepemimpinan ketua tim.

2) Kelebihan metode tim.


a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b. Mendukung pelaksanaan proses perawatan
c. Komunikasi antara tim berjalan dengan baik sehingga
konflikmudah diatasi
d. Memberikan kepuasan pada anggota tim.
3) Kelemahan metode tim
a. Komunikasi antar anggota tim dalam bentuk konferensi timyang
sulit terbentuk pada waktu-waktu sibuk.

3.2 Permasalahanan SWOT


KEKUATAN KELEMAHAN
(STRENGHT) (WEAKNESS)
1. Jumlah tenaga perawat di Ruang Ibnu
Rusyid berjumlah 14 orang, dengan je 1. Berdasarkan hasil observasi
njang pendidikan profesi ners 5 orang, didapatkan di ruangan ibnu rusyd
DIII keperawatan 9 orang . terdapat banyak perawat D3 di
2. Dari hasil observasi mahasiswa Profes banding profesi ners.
i Ners yang sedang magang di ruang I 2. Berdasarkan hasil observasi masi
bnu Rusyid di peroleh bahwa perawat h banyak perawat yang tidak men
setiap shiftnya melakukan timbang teri ggunakan atribut seperti badge na
ma pasien. ma.
3. Adanya update ilmu pelatihan yang dil 3. Berdasarkan hasil observasi di da
akukan kepada perawat patkan masih adanya ketidaksesu
4. Perawat yang ada diruangan diberikan aian pembagian kerja sesuai deng
kesempatan untuk melanjutkan pendid an latar belakang pendidikan
ikan 4. Ronde keperawatan dilakukan set
5. Perawat yang memiliki kinerja yang b iap 3 bulan sekali dan belum dila
aik dan sudah lama bekerja di berikan kukan secara optimal
reward 5. Masih kurangnya peralatan medis
6. Kepala ruangan memberikan kesempat sesuai kebutuhan sarana dan pras
an kepada perawat untuk menyampaik arana
an kendala yang ada diruangan saat di 6. Masih kurangnya kamar mandi di
lakukannya timbang terima setiap kamar sesuai kebutuhan
7. Memiliki visi, misi ruangan yang berla sarana dan prasarana.
ku di ruang Ibnu Rusyid. 7. Belum optimalnya komunikasi te
8. kepala ruangan telah melakukan fungs raupetik yang diberikan kepada p
inya sesuai dengan peran pada fungsi asien saat dilakukannya operan s
pengendalian. Hal ini dilihat dari oper hift
an pre dan post. 8. Belum dilakukan pemberian leafl
9. Memiliki struktur organisasi yang jela et baik untuk edukasi maupun pr
s omosi rumah sakit
10. Dalam setiap shift, ada penanggung ja 9. Berdasarkan hasil observasi masi
wab shift terhadap ruangan h adanya alat-alat yang tidak sesu
11. Terdapat jadwal dinas yang tersusun s ai tempatnya sehingga waktu jadi
etiap bulan tidak efisien
12. Pasien diberikan fasilitas gelang sebag 10. Ruangan yang tidak terlalu besar
ai identitas pasien sehingga kurang untuk ruang ger
13. Ruang Ibnu Rusyid memiliki pembagi ak
an ruangan seperti kelas 1,2 3 11. Data BOR yang ada 55 % belum
14. Telah terdapat petunjuk cuci tangan m memenuhi standar BOR menurut
enggunakan handrub disetiap ruangan DEPKES 2005 (60-85%)
15. Tersedia tempat sampah yang terpisah, 12. Ruang Ibnu Rusyid belum memil
seperti sampah medis, sampah rumah t iki alat tenun satu set yang lengka
angga, dan safety box yang berisi bend p disetiap bed hanya laken, selim
a tajam ut dan sarung bantal.

PELUANG ANCAMAN
(OPPURTUNITY) (THREAT)
1. Adanya mahasiswa yang melak 1. Adanya tuntutan masyarakat yan
ukan paktik di ruang Ibnu Rusyi g lebih tinggi untuk mendapatka
d RS. Muhammadiyah Palemba n pelayanan yang professional
ng 2. Adanya tuntutan akan pelayanan
2. Rumah Sakit Muhammadiyah P keperawatan yang lebih baik lag
alembang merupakan rumah sa i
kit tipe C yang menjadi rujukan 3. Adanya persaingan mutu pelaya
kesehatan di kota Palembang nan antar rumah sakit yang secar
3. Rumah sakit Muhammaiyah Pal a langsung maupun idak langsun
embang telah mendapatkan stat g mempengaruhi aspek peyanan
us akreditasi paripurna kesehatan
4. Adanya jaminan kesehatan sepe 4. Kurangnya kesadaran pasien dan
rti BPJS keluarganya terhadap tanggung j
5. Adanya izin untuk melanjutkan awab dan tanggung gugat
pendidikan
6. Adanya update pelatihan yang d
ilakukan
7. Adanya memberikan kesejahter
aan pegawai berupa makanan sa
at dinas
KEKUATAN KELEMAHAN

Internal (STRENGHT) (WEAKNESS)

Evaluation

1. Perawat yang ada dirua 1. Berdasarkan data hasil


External ngan diberikan kesemp Observaasi di rs
atan untuk melanjutkan muhammadiyah
Evaluation pendidikan palembang Sdm
2. Kepala ruangan memb Pendidikan Masih
erikan kesempatan kep Banyak D3 Di Banding
ada perawat untuk men Ners
2. berdasarkan hasil obser
yampaikan kendala ya
vasi masih banyak pera
ng ada diruangan saat wat yang tidak menggu
di lakukannya timbang nakan atribut seperti ba
terima dge nama.
3. Memiliki visi, misi rua 3. Berdasarkan hasil obse
ngan yang berlaku di r rvasi di dapatkan masi
uang Ibnu Rusyid. h adanya ketidaksesuai
an pembagian kerja ses
4. kepala ruangan telah m
uai dengan latar belaka
elakukan fungsinya ses ng pendidikan
uai dengan peran pada 4. Ronde keperawatan dil
fungsi pengendalian. H akukan setiap 3 bulan s
al ini dilihat dari opera ekali dan belum dilaku
n pre dan post. kan secara optimal
5. Memiliki struktur orga 5. Terdapat beberapa lem
nisasi yang jelas ari di kamar pasien yan
6. Dalam setiap shift, ada g tidak rapi
penanggung jawab shif 6. Masih kurangnya
t terhadap ruangan kamar mandi di setiap
7. Terdapat jadwal dinas kamar sesuai
yang tersusun setiap bu kebutuhan sarana dan
lan prasarana
8. Pasien diberikan fasilit 7. Masih kurangnya peral
as gelang sebagai ident atan medis sesuai kebu
itas pasien tuhan sarana dan prasar
9. Ruang Ibnu Rusyid me ana
miliki pembagian ruan 8. Belum optimalnya ko
gan seperti kelas 1,2 3 munikasi teraupetik ya
10. Telah terdapat petunju ng diberikan kepada pa
k cuci tangan menggun sien saat dilakukannya
akan handrub disetiap r operan shift
PELUANG STRATEGI STRATEGI

(OPPORTUNITY) (S – O) (W – O)

1. Adanya mahasi 1. Menjalin kerjasama de 1. Mengajukan untuk me


swa yang melak ngan rumah sakit lain, nambah alat yang kura
ukan paktik di r perusahaan maupun ins ng di ruangan
uang Ibnu Rusy titusi pendidikan untuk 2. Melakukan handover d
id RS. Muham mempromosikan mutu i ruangan secara optim
madiyah Palem rumah sakit al
2. Meningkatkan kualitas 3. Melakukan ronde kepe
bang
pelayanan dan mutu ru rawatan yang lebih ma
2. Rumah Sakit m mah sakit ksimal
uhammadiyah 3. Memberikan izin kepa 4. Memaksimalkan stand
Palembang mer da pegawai untuk meni ar BOR yang belum m
upakan rumah s ngkatkan jenjang pendi encapai rata ata menur
akit tipe C yang dikan ut depkes
4. Melakukan pelatihan-p
menjadi rujuks
elatihan kepada pegaw
n kesehatan di ai untuk menambah il
kota Palembang mu dan meningkatkan
3. Rumah sakit M skill yang dimiliki peg
uhammaiyah Pa awai
lembang telah
mendapatkan st
atus akreditasi
paripurna
4. Adanya jamina
n kesehatan sep
erti BPJS
5. Adanya izin unt
uk melanjutkan
pendidikan
6. Adanya update
pelatihan yang
dilakukan
7. Adanya membe
rikan kesejahter
aan pegawai be
rupa makanan s
aat dinas

ANCAMAN STRATEGI STRATEGI


(S – T)
(THREAT)

1. Meningkatkan pelayan (W – T)
1. Adanya tuntuta an yang professional
n masyarakat y 2. Meningkatkan mutu pe
ang lebih tinggi layanan keperawatan y
untuk mendapat ang lebih baik lagi 1. Meningkatkan kedisipl
kan pelayanan 3. Meningkatkan mutu pe inan perawat dalam set
yang profession layanan rumah sakit ag iap shift
al ar mampu bersaing den 2. Menata kembali alat-al
2. Adanya tuntuta gan baik at yang tidak sesuai pa
n akan pelayana da tempatnya
n keperawatan 3. Mengoptimalkan komu
yang lebih baik nikasi teraupetik di seti
ap operan shift
lagi
3. Adanya persain
gan mutu pelay
anan antar ruma
h sakit yang sec
ara langsung m
aupun idak lang
sung mempeng
aruhi aspek pey
anan kesehatan
4. Kurangnya kes
adaran pasien d
an keluarganya
terhadap tanggu
ng jawab dan ta
nggung gugat
PLANNING OF ACTION

Data Masalah Tujuan Rencana Waktu Metode Sasaran Pelaksanaan Pj

1. Sdm pendidi Menjelaskan untuk meningka - Rekomendasi katim, perawat Co-Ners Bina H
kan di ruangan i pentingnya pe tkan mutu pelay usada Palemban
bnu rusyid masi nyetaraan pen anan Dalam Me g
h yang banyak didikan ke jen mberikan Aske
D3 jang ners p Yang Lebih O
ptimal
2. Berdasarkan Terdapat pera Agar lebih terli Memberikan Rekomendasi Kepala ruanga Co-Ners Bina H
hasil observasi wat yang kura hat rapi dan me masukan kepa n, perawat, ser usada Palemban
masih banyak p ng mengguna nunjukan identit da perawat aga g
erawat yang tid kan atribut as diri r tidak lupa m ta mahasiswa
ak menggunaka enggunakan at yang dinas di r
n atribut seperti ribut seperti ba
badge nama. uang Ahmad
gde nama kare
na name tag a Dahlan
dalah identitas
diri bagi pera
wat
3. Masih kuran Tindakan kep 1. agar memper 1.Memberikan Rekomendasi Kepala ruanga Co-Ners Bina H
gnya peralatan erawatan men masukan kepa
mudah dan men n, katim, pera usada Palemban
medis sesuai ke jadi tidak opti da ruangan unt
butuhan sarana mal gurangi waktu p uk memperbai wat g
dan prasarana
erawat untuk m ki dan menam
bah alat yang
elakukan tindak kurang
an

2. agar lebih efe


ktif lagi melaku
kan tindakan ke
perawatan pada
pasien

4. Masih Kebersihan k 1. agar menjaga 1. memberikan rekomendasi Kepala ruanga Co-Ners Bina H
kurangnya amar mandi kenyamanan pa masukan kepa n, katim, pera usada Palemban
kamar mandi di menjadi lebih sien dan keluarg da pihak ruma wat g
setiap kamar kotor dan tida a pasien h sakit untuk
sesuai k nyaman dig menambah sar
kebutuhan 2. agar tercipta
unakan ana dan prasar
sarana dan nya kamar man
ana seperti ka
prasarana. di yg bersih dan
mar mandi
sehat
5. Belum optim Pasien belum 1. Agar pasien l 1. Memberi m rekomendasi Kepala ruanga Co-Ners Bina H
alnya komunika paham apa ya ebih memahami asukan kepada n, katim, pera usada Palemban
si teraupetik ya ng disampaik apa yang disam kepala ruanga wat g
ng diberikan ke
pada pasien saat an oleh peraw paikan oleh per n agar mendis
dilakukannya o at pada saat o awat pada saat kusikan kepad
peran shift peran shift operan shift a katim dan p
erawat lain ya
2. Agar pasien l ng ada diruang
ebih mengerti d an agar pada s
an benar mener aat operan shif
apkan apa yang t lebih melaku
disampaikan ole kan komunika
h perawat si teraupetik y
ang lebih mud
ah di pahami o
leh pasien
6. Ruang Ibnu Pasien yang s 1. supaya pasie 1. memberi m rekomendasi Kepala ruanga Co-Ners Bina H
Rusyid belum udah melakuk n yang membut asukan kepada n, katim, pera usada Palemban
memiliki alat te an pasca op k uhkan alat set te kepala ruanga wat g
nun satu set yan adang lebih m nun tidak harus n dan perawat
g lengkap diseti embutuhkan a meminta terlebi untuk menyiap
ap bed hanya la lat set tenun h dahulu kepada kan alat set ten
ken, selimut da
perawat un walaupun p
n sarung bantal.
asien itu tidak
efektif diguna
kan
7. Data BOR ya Data BOR bel 1. Untuk mema 1. Memberi m rekomendasi Kepala ruanga Co-Ners Bina H
ng ada 43 % bel um memenuh ksimalkan kepu asukan kepada n, katim, pera usada Palemban
um memenuhi s i standar asan dan kenya kepala ruanga wat g
tandar BOR me manan pasien y nuntuk mempe
nurut DEPKES ang ada diruang rbaiki fasilitas
2005 (60-85%) an yang ada di ru
angan
BAB IV

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

Berikut ini hasil evaluasi dan analisa pembahasan mengenai implementasi


terkait dengan minimnya jumalah perawat ners dan masih banyak perawat yang ti
dak menggunakan atribut seperti badge nama.

Analisis hasil

Dari data distribusi SDM di dapat masih banyak tenaga keperawatan di rua
ngibnu rusyd rs muhammadiyah palembang yang pendidikannya masih D3 ,dan
masih banyak perawat yang tidak menggunakan atribut seperti badge nama.

Tabel
Distribusi SDM Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Pegawai Cpns Kontrak Relawan Jumlah
Tetap
1 Sma 0 0 0 0 0
2 D3 Kebidanan 0 0 0 0 0
3 D3 Keperawat 7 0 2 0 9
an
4 Ners 3 0 2 0 5
Total 10 0 0 0 14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN
Manajemen Keperawatan Adalah Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Pengelolaan
Dan Pelayanan Dalam Ruang Lingkup Keperawatan, Mencakup Fungsi-Fungsi M
anajemen Seperti Perencanaan, Organizing, Staffing, Pengarahan, Dan Pengontrol
an. Manager Keperawatan Memiliki Peran Sebagai Pemberi Pelayaan Profesioanl
Dalam Asuhan Keperawatan, Yang Dalam Prosesnya Diharapkan Mampu Bekerja
Sama Dengan Perawat Yang Lain, Keluarga Dan Klien, Serta Tenaga Kesehatan
Lainnya Sesuai Dengan Lingkup Kewenangan Dan Tanggung Jawabnya.

Pada Program Pembelajaran Tahap Akademik Stase Manajemen Keperaw


atan, Mahasiswa Diharapkan Dapat Menerapkan Barbagai Keterampilan Dan Pen
getahuannya Langsung Pada Klien Yang Dirawat Di Rumah Sakit Dan Berusaha
Memberikan Asuhan Keperawatan Yang Berkualitas. Mahasiswa Diharapakan Da
pat Mengobservasi Dan Kemudian Menganalisa Tentang Kemampuan Intelektual,
Emosional Dan Spiritual Dalam Hubungannya Antar Tim Dengan Teman Sejawat
Di Rumah Sakit, Klien Dan Keluarga. Selain Kemampuan Profesional, Dalam Pro
ses Pembelajaran Tahap Akademik Stase Manajemen Keperawatan, Kerjasama A
ntar Tim Adalah Mutlak Untuk Ditekankan.

Setelah di lakukan intervensi perawat di rs muhammadiyah palembang me


nyadari bahwa pentingnya pendidikan ke tahap ners dan pentingnya memakai atri
but lengkap agar mudah di kenali identitas perawat .

B.SARAN

1. Hendaknya perawat memakai identitas agar mudah di kenali dari klien


2. Dapat berkerjasama dengan karu,katim,teman sejawat,gizi dan dokter dala
m melakukan tindakan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
Edisi.4. Jakarta : Salemba Medika.

Depkes RI, 2005; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 tahun 2005


Tentang Kesehatan; Jakarta; Hal 1. Fisioterapi Indonesia; Jakarta; Hal.5.

KEMENKES RI, 2011, Pedoman Pelaksanaa Jaminan Kesehatan Masyarakat,


Jakarta: Kemenkes.

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan


profesional edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. (2013).Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai