Anda di halaman 1dari 59

PENERAPAN MASSAGE DENGAN VIRGIN COCONUT OIL

(VCO) UNTUK MENCEGAH DEKUBITUS PADA PASIEN


STROKE DI RUANG ICU RSUD BREBES
KARYA TULIS ILMIAH

VIKA YUNITA PERTIWI


NPM : 34403714141

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL


JULI 2017
PENERAPAN MASSAGE DENGAN VIRGIN COCONUT OIL
(VCO) UNTUK MENCEGAH DEKUBITUS PADA PASIEN
STROKE DI RUANG ICU RSUD BREBES

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
program Diploma III Keperawatan

VIKA YUNITA PERTIWI


NPM : 34403714141

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL


JULI 2017

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa KTI dengan judul Penerapan Massage

Dengan Virgin Coconut Oil (VCO) Untuk Mencegah Dekubitus Pada Pasien

Stroke dalah karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip dalam KTI ini

telah disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Tegal, 17 Juli 2017

Yang menyatakan

VIKA YUNITA PERTIWI


NPM : 34403714141

iii
HALAMAN PERSETUJUAN UJI SIDANG KTI

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Vika Yunita Pertiwi

NPM : 34403714141

Seminat : ICU

Judul KTI : Penerapan Massage Dengan Virgin Coconut Oil (VCO) Untuk

Mencegah Dekubitus Pada Pasien Stroke Di Ruang RSUD Brebes.

Telah memenuhi syarat untuk dapat dilakukan uji siding KTI dihadapan Tim

Penguji pada tanggal 17 Juli 2017

Pembimbing

Sadar Prihandana, Ns., M.Kep, SpKep.MB

NIP : 198112052005011006

iv
HALAMAN PENGESAHAN UJI SIDANG KTI

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Vika Yunita Pertiwi

NPM : 34403714141

Seminat : ICU

Judul KTI : Penerapan Massage Dengan Virgin Coconut Oil (VCO) Untuk

Mencegah Dekubitus Pada Pasien Stroke

Telah berhasildipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian

persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan

(Amd.Kep). pada program Studi D3 Keperawatan Akper Pemerintah Kota Tegal.

Ditetapkan di : Tegal

Tanggal : 17 Juli 2017

Tim penguji :

1. Sadar Prihandana, Ns., M.Kep, SpKep.MB ( ___________)


NIP : 198112052005011006

2. Dwi Uswatun K, Ns., M.Kep ( )


NIP : 198108302009032003

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Penerapan Pemberian VCO Untuk mencegah
Dekubirus Pada Pasien Stroke di Ruang ICU RSUD Brebes”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat


bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
yang terhormat:

1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan, kelancaran dan dalam


mengerjakan Karya Tulis Ilmiah.
2. Bapak Sadar Prihandana, Ns., M.Kep, SpKep.MB, selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing dengan cermat memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah.
3. Ibu Dwi Uswatun K., Ns., Mkep, selaku penguji II yang te;ah memberikan
bimbingan dalam penilaian Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Seluruh dosen dan staff Akper Pemkot Tegal
5. Kedua orang tua saya bapak Mujahidin dan Ibu Daimah yang selalu ikhlas
memberikan inspirasi, materi, semangat dan doa yang tulus untuk
menyelesaikan pendidikan.
6. Sahabat Selusin ( Piul, Waong, Mamah, Putdes, Bibah, Tania, Cinta,
rodiyah, Umi, mba Yunce, Rafita ) yang selalu memberi semangat dan
menemani berjuang selama tiga tahun.
7. Rekan seminat ICU (Fatimah, mba Yuni, Ulfi, Windari, Ambar, Putri
Desy, Nurul, Rindhoni, Markhamah, Erika, Eka, juli, Fadilah) yang telah
banyak memberikan masukan dan bertukan fikiran untuk menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.

vii
8. RSUD Brebes yang telah memberikan kesempatan untuk dapat mengambil
kasus di Ruang ICU dan memperbolehkan mengaplikasikan jurnal yang
penulis ambil.
9. Teman-teman mahasiswa program studi DIII Keperawatan Akper Pemkot
Tegal dan berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang
telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam laporan kasus ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demikesempurnaan pembuatan Karya Tulis Ilmiah berikutnya. Semoga Karya
Tulis Ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan
kesehatan. Aamin.

Tegal, 17 Juli 2017

Penulis

viii
ABSTRAK

Nama : Vika Yunita Pertiwi


Program Studi : DIII Keperawatan
Judul : Penerapan Massage Dengan Menggunakan Virgin
Coconut Oil (VCO) Untuk Mencegah Dekubitus Pada
Pasien Stroke Diruang ICU RSUD Brebes.

KTI ini membaha tentang pemberian massage pada pasien stroke untuk
mencegah dekubitus di ruang ICU. Metode yang digunakan adalah studi kasus
yang bertujuan untuk mengaplikasikan penerapan terapi massage dengan Virgin
Coconut Oil (VCO) di ruang ICU RSUD Brebes, dengan menggunakan Virgin
Coconut Oil (VCO) dan lembar skala braden. Hasil menunjukan terjadi
peningkatan skor skala braden pada pasien yang diberikan intervensi selama 3 hari
dan model terapi tersebut dapat diterapkan sebagai intervensi untuk mencegah
resiko dekubitus pada pasien stroke. Penulis menyarankan kepada perawat agar
dapat melakukan massage menggunakan VCO, sebagai salah satu intervensi
mandiri keperawatan dalam pencegahan resiko dekubitus pada pasien yang
beresiko mengalami dekubitus.

Kata Kunci : Massage, VCO, resiko dekubitus, skala braden.

ix
ABSTRACT

Name : Vika Yunita Pertiwi


NIM : 34403714141
Tittle : Application of Massage Using Virgin Coconut Oil (VCO) To
Prevent Decubitus In Stroke Patients In ICU General Hospital
Brebes.
KTI is discussed about the provision of massage in stroke patients to prevent
decubitus in the ICU. The method used is a case study that aims to apply the
application of massage therapy with Virgin Coconut Oil (VCO) in ICU RSUD
Brebes, using Virgin Coconut Oil (VCO) and braden scale sheet. The results
showed an increase in brady scale scores in patients who were given 3-day
intervention and the therapy model could be applied as an intervention to prevent
the risk of decubitus in stroke patients. The authors suggest that nurses should be
able to perform massage using VCO, as one of the nursing self-care interventions
in the prevention of risk of decubitus in patients at risk of experiencing decubitus.
Keywords : massage, VCO, Risk of decubitus, braden’s scale.

x
DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................... Error! Bookmark not defined.


HALAMAN JUDUL.............................................. Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN UJI SIDANG KTI ................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN UJI SIDANG KTI ................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................................ x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
A. Latar Belakang ............................................................................................. 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan .......................................................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
A. Tinjauan Teori ................................................................................................ 5
1. Stroke ............................................................................................................... 5
2. Dekubitus ......................................................................................................... 8
3. Konsep Massase Kulit ................................................................................... 13
4. Virgin Coconut Oil ........................................................................................ 14
B.Kerangka Konsep............................................................................................ 17
BAB III RANCANGAN PELAKSANAAN ........................................................ 18
A. Rancangan Studi......................................................................................... 18
B. Fokus Intervensi ......................................................................................... 18

xi
C. Lokasi dan Waktu Intervensi ..................................................................... 18
D. Definisi operasional terinci dalam tabel ..................................................... 19
E. Instrumen Kegiatan .................................................................................... 19
F. Langkah Dalam Melaksanakan Intervensi (SOP) ...................................... 20
G. Langkah Dalam Pengumpulan, Pengolahan, Analisa, Dan Penyajian Data
…………………………………………………………………………….20
H. Etika Penelitian .......................................................................................... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 23
A. Hasil ........................................................................................................... 23
B. Pembahasan ................................................................................................ 36
C. Keterbatasan dalam penerapan ................................................................... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 40
A. Kesimpulan ................................................................................................ 40
B. Saran ........................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42

xii
DAFTAR TABEL
.

Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………….….……..19

Tabel 4.1 Pengkajian Primer Partisipan Pertama……………………………..;…….24

Table 4.2 Evaluasi Intervensi Partisipan Pertama…………………..……………….28

Table 4.3 Pengkajian Primer Partisipan Kedua……………………….……………..30

Tabel 4.4 Evaluasi Intervensi Partisipan Kedua…………………………………..…34

Gambar 2.1 KerangkaKonsep…………………………………………………….….17

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 KerangkaKonsep…………………………………………………….….17

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan

Inform Concent

Lembar Persetujuan Mengikuti Kegiatan

Lembar Data Partisipan

Skala Braden

Alat dan Bahan

Lembar SOP

Dokumentasi

viii
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Widasari. (2014) Luka tekan (pressure ulcer)

adalah kerusakan jaringan akibat adanya penekanan antara jaringan

lunak tipis dengan daerah tulang menonjol pada permukaan yang

keras, dalam jangka waktu yang panjang dan terus menerus (tempat

tidur/ kursi roda). Kejadian luka tekan seluruh dunia di Intensive

care unit (ICU) berkisar 1%-56%. Hasil penelitian Suheri (2009)

menunjukkan bahwa lama hari rawat dalam terjadinya luka

dekubitus pada pasien immobilisasi 88,8% muncul luka dekubitus

dengan rata-rata lama hari rawat pada hari ke-5 perawatan.

Selanjutnya, dilaporkan juga prevalensi luka tekan yang

terjadi di ICU dari negara benua lain yaitu 49% di Eropa, berkisar

antara 8,3%-22,9% di Eropa Barat, 22% di Amerika Utara, 50% di

Australia dan 29% di Yordania (Ellis & Bentz, 2007). Dari hasil

penelitian menunjukan insiden dekubitus di Indonesia sebesar 33%

(Kim, dkk 2009).

Penyebab utama dari luka tekan adalah tekanan dan toleransi

jaringan. Tekanan yang berkepanjangan merupakan penyebab


3

utama luka tekan karena tekanan dapat menyebabkan iskemik

jaringan lunak.

Beberapa penelitian tentang intervensi keperawatan untuk

mencegah terjadinya luka dekubitus terdiri dari pengaturan posisi

baring (mobilisasi), massage kulit, yang dapat mereduksi penekanan

jaringan dan dapat menjadi tindakan yang efektif untuk mencegah

terjadinya luka dekubitus. Intervensi dengan melakukan massage

kulit pada bagian tubuh tertentu sebagai tambahan dari jadwal

perubahan posisi yang rutin serta intervensi perubahan posisi secara

berkala setiap 2 jam ( Noviestari, 2005).

Massage bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai

minyak, tetapi lebih disarankan menggunakan minyak kelapa.

Minyak kelapa dapat menjadi solusi karena dapat dijadikan

pelembab alami yang bisa digunakan pada semua jenis kulit. VCO

bersifat melembutkan kulit (Ellis & Bentz, 2007). Massage dan

reposisi setiap 2-4 jam efektif mencegah luka tekan (Lucida, 2008).

Pada pencegahan luka tekan ini digunakan teknik massage

efflurage, akan tetapi tidak menutup kemungkinan dilakukan

dengan teknik lain. Lama waktu massage yang digunakan masih

bervariasi antara 15 menit, dan 4–5 menit (Batool, 2012). Massage

umumnya dilakukan 2 kali sehari setelah mandi (Handayani, dkk.

2011).

3
4

Insiden dan prevalensi terjadinya dekubitus pada penderita

stroke di Amerika cukup tinggi, untuk mendapatkan perhatian dari

kalangan tenaga kesehatan yang mencapai 15%, di Indonesia

hampir 25% penderita stroke terkena dekubitus. Berdasarkan data

dan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan penerapan intervensi keperawatan massage dengan minyak

kelapa dalam upaya mencegah terjadinya luka dekubitus dan

mengidentifikasi sejauh mana pengaruh dari intervensi keperawatan

tersebut pada pasien stroke yang dirawat di ruang ICU RSUD

Brebes.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada studi kasus ini adalah “ Bagaimana

penerapan judul “Penerapan Massage dengan Virgin Coconut Oil

(VCO) Pada Pasien Stroke di Ruang ICU RSUD Brebes ?”.

C. Tujuan
1. Tujuan umum

Tujuan umum penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk

mengaplikasikan penerapan massage dengan Virgin Coconut

Oil (VCO) untuk mencegah dekubitus pada pasien stroke di

ruang ICU RSUD Brebes.

4
5

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan

yang didapat selama perkuliahan khususnya dibidang

keperawatan tentang pengaruh penerapan minyak kelapa

terhadap pencegahan dekubitus pada pasien stroke.

2. Bagi institusi pendidikan

a. Untuk menambah khasanah kepustakaan dibidang ilmu

kesehatan yaitu dalam bidang ilmu keperawatan.

b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak

yang berkepentingan langsung dalam Karya Tulis Ilmiah

ini untuk tenaga kesehatan khususnya keperawatan.

3. Bagi Rumah Sakit

a. Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai

tambahan referensi karya ilmiah yang bertujuan untuk

mengembangkan ilmu kesehatan khususnya dibidang

keperawatan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Stroke

a. Definisi

Stroke merupakan sindrom klinis akibat gangguan pembuluh darah

otak, timbul mendadak dan biasanya mengenai penderita usia 45-80

tahun. Umumnya laki-laki sedikit lebih sering terkena daripada

perempuan. Biasanya tidak ada gejala dini, dan muncul begitu mendadak.

Secara defenisi WHO (World Health Organization) menetapkan bahwa

defisit neurologic yang timbul semata-mata karena penyakit pembuluh

darah otak dan bukan oleh sebab yang lain (Misbach 2007).

b. Etiologi

Ada 3 penyebab stroke yaitu:

Menurut Junaidi (2011) faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu:

1. Umur: semakin tua angka kejadian stroke semakin tinggi.

2. Jenis kelamin: laki-laki lebih sering beresiko daripada perempuan.

3. Riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang mengalami stroke usia

muda maka yang bersangkutan beresiko tinggi terkena stroke.

5
6

c. Faktor resiko

Faktor resiko yang dapat diubah antara lain: hipertensi, diabetes

militus, serangan lumpuh sementara, perokok, peminum alkohol, kurang

olahraga / aktivitas fisik, obesitas / kegemukan, stress fisik dan mental

(Junaidi, 2011).

Faktor lain menurut Pudiastuti (2011)

1) Trombosis serebral: terjadinya pada pembuluh darah dimana oklusi

terjadi trombosis dapat menyebabkan iskemia jaringan otak, edema

dan kongesti diarea sekitarnya.

2) Emboli serebral: penyumbatan pada daerah otak karena bekuan darah,

lemak atau udara

3) Perdarahan intra serebral: pembuluh darah pecah, terjadi karena

arterosklerosis dan hipertensi.

d. Klasifikasi

Menurut Pudiastuti (2011) stroke hemoragik dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Hemoragik intra serebral: perdarahan yang terjadi dalam jaringanotak.

2) Hemoragik subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang

subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan yang

menutupi otak).

6
7

e. Pathofisiologi

Stroke hemoragik terjadi karena pecahnya pembuluh darah otak

dan darah membasahi jaringan otak. Darah ini lalu mengiritasi jaringan

otak sehingga menyebabkan penyempitan arteri disekitar tempat

perdarahan. Sel-sel otak berada jauh dari tempat perdarahan juga akan

mengalami kerusakan karena aliran darah terganggu. Selain itu, jika

volume darah keluar lebih dari 50 ml maka dapat terjadi proses desak

rongga kepala, sehingga jaringan otak yang lunak mengalami kerusakan

akibat penekanan oleh bekuan darah. Pecahnya pembuluh darah di otak

mengakibatkan aliran darah kejaringan otak berkurang dan sel-sel otak

mengalami kerusakan bahkan kematian karena kekurangan suplai oksigen

dan nutrisi (Indrawati, 2008).

f. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala stroke menurut Pudiastuti (2011) adalah

gangguan penglihatan, kelumpuhan wajah atau anggota gerak

(hemiparase) yang timbul mendadak, bicara pelo atau cedal (disartia),

bicara tidak lancar atau ucapan kurang.

g. Komplikasi

Komplikasi stroke menurut Henderson (2002) dalam Pudiastuti

(2011) stroke yang berbaring lama dapat menimbulakan masalah

emosional dan fisik, diantaranya:

7
8

1) Bekuan darah

Mudah Terbentuk pada kaki yang lumpuh menyebabkan penimbunan

cairan.

2) Dekubitus

Bagian yang bisa mengalami memar dan luka yang dapat

menyebabkan infeksi.

3) Atrofi dan kekakuan sendi

Hal ini disebabkan karena kurang gerak dan mobilisasi.

2. Dekubitus

a. Definisi

Ulkus dekubitus adalah lesi (luka) dikulit yang terjadi akibat

rusaknya epidermis, dermis, dan kadang-kadang jaringan subkutis dan

tulang di bawahnya (Corwin, 2009). Luka dekubitus adalah suatu area

yang terlokalisir dengan jaringan mengalami nekrosis (kematian

jaringan) yang biasanya terjadi pada bagian tulang yang menonjol,

sebagai akibat dari tekanan dalam jangka waktu lama yang

menyebabkan peningkatan tekanan kapiler (Suriadi, 2004).

b. Etiologi

Penyebab utama dekubitus adalah tekanan yang mengakibatkan

kerusakan struktural pada otot dan suplai saraf perifernya. Terdapat

hubungan nyata antara tekanan dan waktu dalam timbulnya ulkus

dekubitus perubahan jaringan mikroskopik sekunder akibat iskemia

lokal terjadi kurang dari 30 menit. Tekanan mengganggu aliran darah

8
9

arteriolar dan kapiler. Jika tekanan berlangsung terus menerus, terjadi

kerusakan nyata pada sirkulasi dan jaringan. Kerusakan tersebut dapat

berhubungan dengan pelepuhan dan hilangnya lapisan epidermal

supervisial dari kulit (Morton dkk, 2012). Menurut (suriadi, 2004)

penyebab luka dekubitus dibagi menjadi 2 faktor:

1) Faktor ekstrinsik

a). Tekanan

Faktor tekanan, terutama sekali bila tekanan tersebut terjadi

dalam jangka waktu lama yang menyebabkan jaringan

mengalami iskemik.

b). Pergesekan dan pergeseran

Hal ini biasanya akan terjadi apabila pasien di atas

tempat tidur kemudian sering merosot, dan kulit sering kali

mengalami regangan dan tekanan yang mengakibatkan

terjadinya iskemik pada jaringan.

c). Kelembaban

Kondisi kulit pada pasien yang sering mengalami

lembab akan mengkontribusi kulit menjadi maserasi

kemudian dengan adanya gesekan dan pergeseran,

memudahkan kulit mengalami kerusakan. Kelembaban ini

dapat akibat dari incontinensia (tidak mampu mengontrol

BAK dan BAB), drain luka, banyak keringat dan lainnya.

9
10

2) Faktor intrinsic

a). Usia

Usia juga dapat mempengaruhi terjadinya luka dekubitus.

Usia lanjut mudah sekali untuk terjadi luka dekubitus. Hal ini

karena pada usia lanjut terjadi perubahan kualitas kulit dimana

adanya penurunan elastisitas, dan kurangnya sirkulasi pada

dermis.

b). Nutrisi

Nutrisi merupakan faktor yang dapat mengkontribusi

terjadinya luka dekubitus. Pada faktor ini ada juga yang yang

masih belum sependapat nutrisi sebagai faktor luka dekubitus.

Individu dengan tingkat serum albumin yang rendah terkait dengan

perkembangan terjadi luka dekubitus.

c. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis pada dekubitus untuk pertama kali ditandai

dengan kulit eritema atau kemerahan, terdapat ciri khas dimana bila

ditekan dengan jari, tanda eritema akan lama kembali lagi atau

persisten. Kemudian diikuti dengan kulit mengalami edema, dan

temperatur di area tersebut meningkat atau bila diraba akan terasa

hangat. Tanda pada luka dekubitus ini akan dapat berkembang hingga

sampai ke jaringan otot dan tulang (suriadi, 2004).

10
11

d. Klasifikasi dekubitus

Menurut (Weinstock, 2013) berikut ini derajat ulkus dekubitus:

1) Derajat I

a) Terlihat area kemerahan berbatas tegas yang persisten pada kulit

yang berwarna terang.

b) Pada kulit yang lebih gelap, terlihat area kemerahan, biru, atau

keunguan.

2) Derajat II

a) Kehilangan sebagian ketebalan kulit epidermis atau dermis.

b) Ulkus supervisial.

c) Terdapat abrasi, lepuhan atau kawah (gaung) dangkal.

3) Derajat III

a) Kehilangan seluruh ketebalan kulit.

b) Kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan.

c) Dapat meluas kebawah tetapi tidak sampai ke fasia

d) Terdapat kawah atau gaung yang dalam.

11
12

4) Derajat IV

a) Kehilangan seluruh ketebalan kulit.

b) Luka yang luas, terdapat jaringan nekrosis, atau kerusakan

sampai ke otot, tulang, atau struktur penunjang lainnya.

c) Kemungkinan terbentuk terowongan dan saluran sinus.

e. Area luka tekan

Menurut (Bouwhuizen, 1986 dalam Alfiyanti, 2011) daerah

tubuh yang sering terkena luka dekubitus adalah:

1) Pada penderita dengan posisi telentang: pada daerah belakang

kepala, daerah tulang belikat, daerah bokong dan tumit.

2) Pada penderita dengan posisi miring: daerah pinggir kepala

(terutama daun telinga), bahu, siku, daerah pangkal paha, kulit

pergelangan kaki, dan bagian atas jari-jari kaki.

3) Pada penderita posisi tengkurap: dahi, lengan atas, tulang iga,

dan lutut.

Berikut gambar yang menunjukkan lokasi luka tekan atau luka

dekubitus :

12
13

(Dari MOH Nanyang Univerity, 2001 diakses 26 Januari 2010)

3. Konsep Massage Kulit

a. Definisi Massage

Massage adalah suatu pemijatan / ditepuk-tepuk pada

bagian tubuh tertentu dengan tangan atau alat-alat khusus untuk

memperbaiki sirkulasi, metabolisme, melepaskan pelekatan dan

melancarkan peredaran darah sebagai cara pengobatan (Pupung,

2009).

b. Tujuan :

1). Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang di massage.

2). Meningkatkan relaksasi.

3). Menjaga keadaan kondisi kulit.

c. Komponen Massage

Ada beberapa komponen dalam menerapkan massage,

yaitu: arah gerakan tangan massage, dosis dan frekuensi dari

manipulasi yang diberikan.

13
14

1). Arah gerakan massage

Tujuannya adalah untuk mempercepat aliran darah atau

sirkulasi darah venosa ke jantung. Teknik yang digunakan

adalah teknik effleurages (Prayadni KN dkk. 2012).

2). Dosis dan frekuensi massage

Pada pasien stroke dibutuhkan waktu sekitar 4-5 menit

karena dilakukan dibagian tubuh tertentu dengan jangka

waktu 2 kali sehari yaitu pada waktu pasien dimandikan atau

setelah mandi.

d. Efek Massage

a. Efek massage Terhadap Jaringan

Membantu memperlancar proses penyerapan sisa-sisa

pembakaran yang berada dalam jaringan sehingga dengan

adanya manipulasi / penekanan dan peremasan pada jaringan

maka darah dan sisa-sisa pembakaran yang tidak diperlukan

terperas keluar dari jaringan masuk kedalam pembuluh vena

(Pupung, 2009).

1. Virgin Coconut Oil

1) Definisi Virgin Coconut Oil

Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni

yang dibuat tanpa pemanasan atau dengan pemanasan minimal.

Penggunaan minyak kelapa murni sebagai bahan perawatan

kulit dan rambut telah dilakukan oleh masyarakat indonesia

14
15

secara turun temurun. Olahan minyak dari daging buah kelapa

terdiri dari 2 jenis yaitu minyak yang diolah dari bahan baku

kopra (daging kelapa kering) dan minyak yang diolah dari

bahan baku kelapa segar atau santan. Pengolahan dari bahan

baku buah kelapa segar ini yang menghasilkan minyak kelapa

murni (virgin coconut oil). Pemanfaatan VCO dalam bidang

kesehatan terus diteliti berkaitan dengan sifat-sifat baik yang

dimiliki VCO yang diduga dapat dimanfaatkan dalam bidang

kesehatan (Handayani, 2010).

2) Kegunaan Virgin Coconut Oil untuk luka tekan

Banyak kegunaan Virgin Coconut Oil bagi kesehatan

kulit dengan meningkatkan atau mempertahankan toleransi

jaringan seperti halnya pada pencegahan maupun penyembuhan

luka tekan, berbagai kegunaan Virgin Coconut Oil untuk luka

tekan. Menurut Handayani (2010) yaitu sebagai pelembab

untuk mencegah kulit kering dan sebagai bahan topikal untuk

meminimalkan paparan keringat berlebihan, urine atau feses

karena sifatnya sebagai minyak yang tidak dapat bercampur

dengan air. Virgin Coconut Oil juga memberikan nutrisi

melalui proses penyerapan oleh kulit dan sebagai pelumas

untuk mengurangi efek gesekan dan shear.

Handayani (2010) menyatakan pemanfaatan VCO

sebagai bahan dasar pembuatan krim pelembab dibuktikan oleh

15
16

penelitian Nilamsari (2006) dengan kesimpulan bahwa emulsi

pelembab dengan kandungan VCO 38,04% mampu

menghasilkan emulsi krim yang relatif stabil dan pH mendekati

Asam lemak antiseptik pada minyak kelapa membantu

mencegah infeksi jamur dan bakteri (Handayani, 2010).

16
17

B.Kerangka Konsep

Stroke merupakan gangguan


sindrom akibat gangguan
pembuluh darah otak, bekuan Integritas kulit terganggu
darah, dan pecahnya
pembuluh darah.
Luka dekubitus

Kerusakan integritas kulit


Merubah posisi dan
massage

1.merubah posisi miring


kanan dan kiri Tidak terjadi dekubitus

2.massage kulit dengan VCO

Gambar 2.1 Kerangka konsep

Sumber : Carolina dkk (2016)

17
BAB III

RANCANGAN PELAKSANAAN

A. Rancangan Studi

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode studi kasus

Karakteristik partisipan yang terlibat adalah pasien yang dirawat di ruang

ICU dengan kriteria :

1. Resiko dekubitus

2. Di ruang ICU

3. Yang bersedia terlibat

4. Stroke

B. Fokus Intervensi

Metode ini dilakukan pada pasien yang mendukung untuk dilakukan

metode penerapan massage dengan minyak kelapa untuk mengurangi

resiko dekubitus. Metode ini dilakukan selama 3 hari sebanyak 2x/hari

dengan durasi 4-5 menit dan menggunakan teknik Massage Effeluarge.

C. Lokasi dan Waktu Intervensi

Metode ini dilakukan diruang ICU RSUD Brebes, mulai tanggal 17 April

sampai 13 Mei 2017.

18
19

D. Definisi operasional terinci dalam tabel

Tabel 3.1 Alat ukur untuk mengukur resiko dekubitus


Variabel Pengertian
Stroke Suatu keadaan dimana partisipan
dengan tingkat kesadaran
composmetis dan memiliki resiko
dekubitus

Alat ukur :
Pemeriksaan head to toe
Dekubitus Suatu keadaan dimana partisipan
dengan stroke dan tirah baring lama
dan memiliki resiko dekubitus

Alat ukur :
Menggunakan skala Bradden.
Persepsi sensori, kelembapan,
aktivitas, mobilitas, nutrisi dan
gesekan.
Massase dengan minyak kelapa Suatu tindakan pemijatan yang
dilakukan untuk mencegah
dekubitus, merelaksasikan otot, dan
melancarkan sirkulasi darah.
Dilakukan sehari 2 kali selama 4-5
menit dengan teknik Massage
Effelurages.

Alat ukur :
Persepsi sensori, kelembapan,
aktivitas, mobilitas, nutrisi dan
gesekan.

E. Instrumen Kegiatan

Alat dan bahan yaitu :

1. Virgin Coconut Oil

2. Alat ukur Skala Bradden

3. Handscoon

19
20

F. Langkah Dalam Melaksanakan Intervensi (SOP)

Mahasiswa mencari partisipan yang sesuai dengan kriteria,

kemudian mahasiswa menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada

pasien maupun keluaraga. Mahasiswa memeriksa catatan keperawatan

atau catatan medis partisipan apakah layak untuk dilakukan penerapan

massage dengan Virgin Coconut Oil (VCO). Kemudian menyiapkan alat

dan memcuci tangan sebelum tindakan Pada tahap kerja mahasiswa

menggunakan handscoon dan melakukan pengkajian awal menggunakan

skala Bradden. Mahasiswa memposisikan partisipan senyaman mungkin

(miring ke kanan atau ke kiri). Kemudian ambil VCO dan letakan di

tangan dan mulai memijat dengan teknik effeluarge diarea yang beresiko

selama 4-5 menit. Setelah selesai, rapikan alat kemudian lakukan

dokumentasi dan cuci tangan.

G. Langkah Dalam Pengumpulan, Pengolahan, Analisa, Dan Penyajian Data

1) Pengumpulan Data

Langkah Pengumpulan Data :

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi

resiko dekubitus terhadap pasien stroke yang dirawat di ruang ICU,

sebelum dan sesudah diberikan massage dengan minyak kelapa.

20
21

2) Pengelolaan dan Analisis Data

Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif

adalah digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendiskripsikan data yang terkumpul untuk membuat suatu

kesimpulan (Notoatmodjo, 2010).

3) Penyajian Data

Setelah dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil penelitian,

maka data/ hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk teks (tekstular)

dan diagram.

H. Etika Penelitian

1) Etika Penelitian

Menurut Nursalam, 2008 prinsip etika menjelaskan bahwa data dapat

dibedakan menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut :

a). Prinsip Manfaat

Penelitian dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subyek, selain itu peneliti berhati-hati dalam mempertimbangkan

resiko dan keuntungan yang akan berakibat kepada subyek pada

setiap tindakan.

b). Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

Subyek dilakukan secara manusiawi yang mempunyai hak

memutuskan untuk bersedia menjadi subyek atau tidak, tanpa

21
22

adanya sanksi apapun atau yang dapat mengganggu

kesembuhannya (Right to self determination).

c). Keadilan (right to justice)

Subyek diperhatikan secara adil, baik sebelum, selama, dan

sesudah keikutsertaan dalam penelitian tanpa adanya

deskriminasi. Subyek juga mempunyai hak agar data yang di

berikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama

(anonimity) dan rahasia (confidentiality). Setelah subyek

mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian

yang dilaksanakan, selanjutnya peneliti memberikan informed

consent yang di wakilkan kepada kepala ruangan.

22
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Partisipan pertama

a. Data klinis partisipan pertama

Partisipan pertama bernama Tn. S, NRM: 953xxx, berusia

52 tahun, beragama Islam, pekerjaan pedagang, alamat Brebes,

status menikah, partisipan dibawa oleh keluarga ke IGD pada

tanggal 2 Mei 2017 karena partisipan berniat memeriksakan luka

DM pada kaki nya dan partisipan juga mengatakan lemas.

Partisipan dipindah di bangsal Flamboyan. Keadaan umum

partisipan sedang, kesadaran partisipan composmentis, tensi darah:

140/98 mmhg, pernafasan: 22 kali/ menit, nadi: 96 kali/ menit,

suhu: 360C , keluarga mengatakan partisipan mempunyai penyakit

diabetes melitus sejak lama, penyakit diabetes mellitus ini menjadi

faktor pemicu terjadinya luka di telapak kaki kanan partisipan.

Partisipan masuk ICU pada tanggal 5 Mei 2017 jam 13.00 WIB

karena akan dilakukan tindakan debridement, tetapi harus

dilakukan observasi elektrolit dan cuci darah. partisipan sudah

terpasang Cath urin, NaCl 20 tpm, terpasang nasal canul 3 liter per

23
24

menit untuk menyuplai oksigenasi, dan partisipan diposisikan semi

fowler, rencana tindakan yang dilakukan adalah observasi keadaan

umum partisipan dan tingkat kesadaran partisipan.

Tanggal 7 Mei 2017 didapatkan hasil pengkajian primer

yang terinci dalam tabel 4.1 Hasil Pengkajian Primer Partisipan

Pertama

Tabel 4.1 Hasil Pengkajian Primer Partisipan Pertama.


Respon Partisipan berespon, keadaan umum cukup
Partisipan:
Airway / jalan napas tidak terdapat sekret, suara napas
jalan napas: terdengar vesikuler.
Breathing / Pernapasan spontan, frekuensi napas 22 kali per
pernapasan: menit, irama napas reguler, bunyi napas vesikuler,
jenis pernapasan dada, posisi partisipan semi fowler,
partisipan menggunakan nasal kanul dalam
membantu pernapasan.
Circulation Akral partisipan hangat, tidak sianosis, ektremitas
/ sirkulasi: tidak pucat, waktu pengisian kapiler kurang dari 2
detik, frekuensi nadi 96 kali per menit, irama
reguler, kuat, turgor kulit lembab, tekanan darah
140/98 mmHg, tidak ada perdarahan, terpasang
infus satu jalur ditangan kiri dengan jenis cairan
NaCl dengan kecepatan 20 tetes per menit,
partisipan terpasang kateter urin sejak tanggal 4
Mei 2017, urin yang keluar dalam 7 jam sebanyak
550 cc.
Dissability: Kesadaran partisipan composmentis, pupil isokor
dan terdapat reflek cahaya, partisipan dapat
menggerakkan ototnya namun gerakan tidak dapat
melawan gaya berat, gerak bebas.
Eksposure: Skala nyeri Partisipan tidak terkaji, tidak ada jejas
atau trauma, luka, dan fraktur.

24
25

Partisipan telah terbaring ditempat tidur dengan mobilisasi

ringan, selama 3 hari hal tersebut akan menyebabkan penekanan

pada daerah yang menonjol sehingga akan terjadi iskemik pada

jaringan dan menyebabkan terjadinya resiko dekubitus. Banyak

intervensi yang baik untuk mencegah terjadinya resiko dekubitus,

salah satunya adalah massage dengan Virgin Coconut Oil (VCO),

maka dari itu penulis mencoba melakukan intervensi massage

dengan VCO untuk mencegah terjadinya luka dekubitus pada

partisipan Tn. S.

b. Intervensi

1) Intervensi hari pertama

Pada hari pertama penerapan massage pertama tanggal

8 Mei 2017 jam 07.30 WIB. Sebelum penerapan mahasiswa

mengobservasi keadaan umum, tingkat kesadaran, melakukan

pengkajian primer, dan menilai resiko dekubitus terlebih

dahulu. Hasil observasi keadaan umum partisipan cukup,

tingkat kesadaran pasien composmentis, pengkajian primer

didapatkan pasien merespon, jalan napas tidak terdapat sekret,

suara napas tidak terdengar ronkhi, pasien tidak terpasang

gudel atau mayo, pernapasan spontan, frekuensi napas 23 kali

/ menit, irama napas reguler, napas normal, bunyi napas

vesikuler, jenis pernapasan dada, posisi pasin semi fowler,

25
26

pasien menggunakan nasal kanul 3 liter dalam mensuplai

oksigenasi. Sirkulasi pasien akral hangat, tidak sianosis,

ektremitas lembab, WPK < 2 detik, frekuensi nadi 88 kali /

menit, irama reguler, kuat, turgor kulit lembab, tekanan darah:

141/97 mmhg, tidak ada perdarahan, terpasang iv. Line satu

jalur ditangan kiri dengan jenis cairan NaCl dengan kecepatan

20 tpm, pasien terpasang cath urin sejak tanggal 4 Mei 2017,

urin output dalam 7 jam sebanyak 550 cc/ 7 jam. Disability:

kesadaran pasien composmentis. Pupil isokor dan terdapat

reflek cahaya, kekuatan otot: 4, gerak bebas. Eksposure:

pasien tidak terdapat nyeri, tidak ada jejas atau trauma, dan

luka, dan tidak ada fraktur. Kemudian penulis memulai

kegiatan massage dengan menggunakan VCO, sebelum

memulai intervensi penulis menyiapkan alat yang akan

digunakan berupa minyak VCO dan sarung tangan, setelah

alat disiapkan penulis meminta izin pada keluarga partisipan

untuk mulai melakukan intervensi, kemudian partisipan

diposisikan miring ke arah menjuahi penulis (SIM), setelah itu

penulis mulai melakukan massage pada Scapula, Sacrum, dan

tumit partisipan dengan arah gerakan dari dalam keluar selama

10 sampai 15 menit, setelah selesai posisikan kembali

partisipan, merapihkan partisipan dan alat, lepas sarung

tangan, berpamitan dan cuci tangan. Hasil observasi keadaan

26
27

umum partisipan cukup, tingkat kesadaran partisipan

composmentis, hitung hasil penilaian resiko dekubitus dengan

braden’s scale skor 13 (resiko sedang).

Saat dilakukan massage Tn.S bertanya

“mbak, kenapa dipijat nya menggunakan minyak

kelapa?”.

Kemudian penulis menjelaskan kembali kenapa yang

digunakan untuk massage adalah minyak kelapa. Dan Tn. S

pun sudah mengerti dan berterima kasih.

2) Hari kedua

Pada hari ke dua penerapan massage tanggal 9 Mei 2017

jam 07.30 WIB. penulis mengobservasi keadaan umum

partisipan, tingkat kesadaran, dan menilai resiko dekubitus.

Seperti halnya hari pertama sebelum memulai intervensi

penulis menyiapkan alat yang akan digunakan berupa minyak

VCO dan sarung tangan, setelah alat disiapkan penulis

meminta izin pada keluarga partisipan untuk mulai melakukan

intervensi, kemudian partisipan diposisikan miring ke arah

menjuahi penulis (SIM), setelah itu penulis mulai melakukan

massage pada Scapula, Sacrum, dan tumit partisipan dengan

arah gerakan dari dalam keluar selama 10 sampai 15 menit,

setelah selesai posisikan kembali partisipan, merapihkan

27
28

partisipan dan alat, lepas sarung tangan, berpamitan dan cuci

tangan. Hasil observasi keadaan umum partisipan cukup,

tingkat kesadaran partisipan composmentis, nilai resiko

dekubitus dengan braden’s scale skor 16 (resiko sedang).

3) Hari ketiga

Pada hari ke tiga penerapan tanggal 10 Mei 2017 jam 07.30

WIB. Mahasiswa mengobservasi keadaan umum partisipan,

tingkat kesadaran, dan menilai resiko dekubitus. Keadaan

umum partisipan baik, partisipan dapat mengadakan gerakan

melawan gaya berat, nilai risiko dekubitus skor 18 (berisiko).

Sama seperti hari pertama dan ke dua sebelum memulai

intervensi penulis menyiapkan alat yang akan digunakan

berupa minyak VCO dan sarung tangan, setelah alat disiapkan

penulis meminta izin pada keluarga partisipan untuk mulai

melakukan intervensi, kemudian partisipan diposisikan miring

ke arah menjuahi penulis (SIM), setelah itu penulis mulai

melakukan massage pada Scapula, Sacrum, dan tumit

partisipan dengan arah gerakan dari dalam keluar selama 10

sampai 15 menit, setelah selesai posisikan kembali partisipan,

merapihkan partisipan dan alat, lepas sarung tangan,

berpamitan dan cuci tangan. Setelah melakukan intervensi

keluarga partisipan mengatakan

28
29

“Terima kasih ya mba, kalau waktu pijat nya ditambah lebih

lama lagi bisa tidak mbak?”.

Hasil observasi keadaan umum partisipan baik, tingkat

kesadaran partisipan composmentis, nilai resiko dekubitus

dengan braden’s scale skor 18 (berisiko ringan).

c. Evaluasi

Setelah tiga hari dilakukan penerapan intervensi massage

dengan VCO pada Tn.S terdapat penurunan skor nilai resiko

dekubitus yang cukup, yaitu telah terjadi penurunan sebanyak 5

skor, dengan skor evaluasi nilai risiko dekubitus sebanyak 18

(berisiko), hal ini sangat berbeda seperti pada hari pertama sebelum

penerapan nilai resiko dekubitus pada partisipan adalah skor 13

(risiko sedang), pada hari ke dua skor 16 (risiko sedang), dan hari

ke tigaskor 18 (berisiko), selisih penurunan skor nilai risiko

dekubitus pada Tn. S tiap harinya sekitar 3 sampai 2 skor. Tidak

hanya skor nilai resiko dekubitus saja yang mengalami penurunan

dari hasil observasi di daerah punggung, pantat, dan tumit, tidak

ada tanda – tanda luka dekubitus yang berupa eritema, rasa nyeri

pada tempat dekubitus dan daerah sekitarnya.

29
30

Tabel 4.2 Hasil Skoring Risiko Dekubitus dengan Braden’s scale


Partisipan Pertama.
Tanggal Skor Resiko Tanggal Sesudah Skor Resiko
Intervensi Dekubitus Intervensi Dekubitus

8 Mei 2017 13

9 Mei 2017 16 10 Mei 2017 18

10 Mei 18
2017

Selisih sebelum dan setelah intervensi : 5 skor

e. Partisipan ke dua

1. Data klinis partisipan

Partisipan bernama Ny. R, NRM: 954xxx, berusia 55 tahun,

beragama islam, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat Brebes, status

menikah. Partisipan dibawa ke IGD oleh keluarganya pada tanggal

5 Mei 2017 karena penurunan kesadaran satu jam sebelum dibawa

ke RS, keadaan umum partisipan lemah, kesadaran partisipan

somnolen, tekanan darah 152/ 104 mmhg, frekuensi napas 24 kali

per menit, frekuensi nadi 91 kali per menit, suhu 36,50C. Keluarga

partisipan mengatakan partisipan sudah mempunyai penyakit darah

tinggi sejak dua tahun yang lalu. Penyakit hipertensi yang telah

lama diderita oleh partisipan ini yang mungkin menjadi faktor

30
31

pencetus dari terjadinya serangan stroke pada partisipan. Partisipan

masuk ke ruang ICU pada jam 11.25 WIB partisipan sudah

terpasang Naso Gastric Tube, kateter urin, Infus futrolit 20 tetes

per menit, terpasang alat bantu pernapasan 3 liter per menit untuk

membantu pernapasan, dan partisipan diposisikan head up 300,

rencana tindakan yang dilakukan adalah observasi keadaan umum

partisipan dan tingkat kesadaran partisipan.

Tanggal 9 Mei 2017 didapatkan hasil pengkajian primer

yang terinci dalam tabel 4.2 Hasil Pengkajian Primer Partisipan

Kedua.

Tabel 4.3 Hasil Pengkajian Primer Partisipan Kedua.


Respon Partisipan tidak berespon, keadaan umum lemah
Partisipan:
Airway / jalan napas tidak terdapat sekret, suara napas
jalan napas: terdengar vesikuler.
Breathing / Pernapasan spontan, frekuensi napas 24 kali per
pernapasan: menit, irama napas reguler, bunyi napas vesikuler,
jenis pernapasan dada, posisi partisipan head up
30˚, partisipan menggunakan Non Rebrething Mask
dalam membantu pernapasan.
Circulation Akral partisipan hangat, tidak sianosis, ektremitas
/ sirkulasi: tidak pucat, waktu pengisian kapiler kurang dari 2
detik, frekuensi nadi 91 kali per menit, irama
reguler, kuat, turgor kulit lembab, tekanan darah
152/104 mmHg, tidak ada perdarahan, terpasang
infus satu jalur ditangan kiri dengan jenis cairan
NaCl dengan kecepatan 20 tetes per menit,
partisipan terpasang kateter urin sejak tanggal 5
Mei 2017, urin yang keluar dalam 7 jam sebanyak
350 cc.

31
32

Lanjutan Tabel 4.3 Hasil Pengkajian Primer Partisipan Kedua.


Dissability: Kesadaran partisipan somnolen dengan GCS: 8; E:
3; V: 3;M: 3. Pupil isokor dan terdapat reflek
cahaya, partisipan dapat menggerakkan ototnya
namun gerakan tidak dapat melawan gaya berat,
gerak bebas.
Eksposure: Skala nyeri Partisipan tidak terkaji, tidak ada jejas
atau trauma, luka, dan fraktur.

Partisipan telah terbaring ditempat tidur tanpa ada gerakan

selama 4 hari, hal tersebut akan menyebabkan penekanan pada

daerah yang menonjol sehingga akan terjadi iskemik pada jaringan

dan menyebabkan terjadinya resiko dekubitus. Banyak intervensi

yang baik untuk mencegah terjadinya resiko dekubitus, salah

satunya adalah massage dengan VCO, maka dari itu penulis

mencoba melakukan intervensi masase dengan VCO untuk

mencegah terjadinya luka dekubitus pada partisipan Ny. R

1) Intervensi hari pertama

pada tanggal 9 Mei 2017 jam 07.30 WIB. Partisipan terlihat

lemah, kesadaran somnolen, terdapat sedikit kontraksi otot

pada partisipan, namun tidak didapatkan gerak pada

persendian yang harus di gerakkan oleh otot tersebut.

Partisipan sudah terbaring di tempat tidur selama 4 hari, nilai

risiko dekubitus 10 (risiko tinggi). Sebelum memulai

intervensi penulis menyiapkan alat yang akan digunakan

berupa minyak VCO dan sarung tangan, setelah alat disiapkan

32
33

penulis meminta izin pada keluarga partisipan untuk mulai

melakukan intervensi, kemudian partisipan diposisikan miring

ke arah menjuahi penulis (SIM), setelah itu penulis mulai

melakukan massage pada Scapula, Sacrum, dan tumit

partisipan dengan arah gerakan dari dalam keluar selama 10

sampai 15 menit, setelah selesai posisikan kembali partisipan,

merapihkan partisipan dan alat, lepas sarung tangan,

berpamitan dan cuci tangan. Saat akan diakukan intervensi

keluarga mengatakan

“Iya mba monggo, tulung ya mba ben mane mari”,

dan setelah intervensi sudah dilakukan keluarga partisipan

mengatakan

“uwis mba di pijete? Makasih ya mba” (dengan tersenyum).

2) Hari ke dua

Pada hari ke dua tanggal 10 Mei 2017 jam 07.30 WIB.

Keadaan umum partisipan lemah terdapat sedikit kontraksi otot

pada partisipan, namun tidak didapatkan gerak pada persendian

yang harus di gerakkan oleh otot tersebut. Partisipan sudah

terbaring di tempat tidur selama 5 hari, nilai risiko dekubitus 12

(risiko tinggi). Seperti halnya hari pertama sebelum memulai

intervensi penulis menyiapkan alat yang akan digunakan

berupa minyak VCO dan sarung tangan, setelah alat disiapkan

penulis meminta izin pada keluarga partisipan untuk mulai

33
34

melakukan intervensi, kemudian partisipan diposisikan miring

ke arah menjuahi penulis (SIM), setelah itu penulis mulai

melakukan massage pada Scapula, Sacrum, dan tumit

partisipan dengan arah gerakan dari dalam keluar selama 10

sampai 15 menit, setelah selesai posisikan kembali partisipan,

merapihkan partisipan dan alat, lepas sarung tangan,

berpamitan dan cuci tangan. Saat dilakukan intervensi keluarga

berkata

“kayane wingi kas dipijet sampean, mane aku bisa turu

mba, ora jelatanan bae, matursuwun sanget mba”.

3) Hari ke tiga

Pada hari ke tiga tanggal 11 Mei 2017 jam 07.30 WIB.

Keadaan umum partisipan lemah, partisipan dapat

menggerakkan ototnya namun gerakan masih tidak dapat

melawan gaya berat, nilai risiko dekubitus dengan braden’s

scale skor 14 (risiko sedang). Sama seperti hari pertama dan ke

dua sebelum memulai intervensi penulis menyiapkan alat yang

akan digunakan berupa minyak VCO dan sarung tangan,

setelah alat disiapkan penulis meminta izin pada keluarga

partisipan untuk mulai melakukan intervensi, kemudian

partisipan diposisikan miring ke arah menjuahi penulis (SIM),

setelah itu penulis mulai melakukan masase pada Scapula,

Sacrum, dan tumit partisipan dengan arah gerakan dari dalam

34
35

keluar selama 10 sampai 15 menit, setelah selesai posisikan

kembali partisipan, merapihkan partisipan dan alat, lepas

sarung tangan, berpamitan dan cuci tangan. Setelah melakukan

intervensi keluarga partisipan mengatakan

“alhamdulilah mba wis 2 dina kas dipijet sampean, mane

bisa turu”.

4) Evaluasi

Setelah tiga hari dilakukan penerapan sama dengan

partisipan pertama, partisipan ke dua atau Ny.R juga dilakukan

penilaian evaluasi, dari hasil skor evaluasi telah terjadi penurunan

sebanyak 5 skor, dengan skor evaluasi nilai risiko dekubitus

sebanyak 15 ( berisiko ), sedangkan pada hari pertama sebelum

penerapan nilai resiko dekubitus pada partisipan adalah skor 10

(risiko tinggi), pada hari ke dua skor 12 ( risiko sedang ), dan hari

ke tiga skor 15 ( risiko sedang ), selisih penurunan skor nilai resiko

dekubitus pada Ny.R tiap harinya dari 1 skor sampai 2 skor. Tidak

hanya skor nilai resiko dekubitus saja yang mengalami penurunan

dari hasil observasi di daerah punggung, pantat, dan tumit,

partisipan tidak ada tanda – tanda luka dekubitus yang berupa

eritema, rasa nyeri pada tempat dekubitus dan daerah sekitarnya.

35
36

Tabel 4.4 Hasil Skoring Risiko Dekubitus dengan Braden’s scale


Partisipan Kedua
Tanggal Skor Resiko Tanggal Skor Resiko
Intervensi Dekubitus Sesudah Dekubitus
Intervensi

9 Mei 10
2017

10 Mei 12 11 Mei 2017 15


2017

11 Mei 15
2017

Selisih sebelum dan setelah intervensi : 5 skor

B. Pembahasan

Hasil skor risiko dekubitus setelah dilakukan penerapan massage

dengan VCO pada Partisipan pertama dan Partisipan kedua menunjukan

peningkatan skor sebanyak 5 skor, hal ini dapat dilihat dari daftar tabel 4.

2 Hasil skoring risiko dekubitus dengan Braden’s scale Partisipan pertama

dan 4. 4 Hasil skoring risiko dekubitus dengan Braden’s scale Partisipan

kedua. Dari hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Handayani, dkk (2011) dalam penelitian Pencegahan Luka Tekan Melalui

Pijat Menggunakan Virgin Coconut Oil yang dilakukan pada tanggal 3

November 2011 di Rumah Sakit AB Provinsi Lampung menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang bermakna terhadap kejadian luka tekan

36
37

grade I antara responden yang diberikan perawatan pencegahan

menggunakan VCO dengan pijat dan tanpa VCO (p= 0,033; α= 0,05; RR=

0,733; 95% CI ,540 – 0,995). Dengan demikian artinya responden yang

diberi perawatan dengan VCO terlindungi sebesar 0,733 kali dari kejadian

luka tekan grade I dibandingkan dengan responden yang dirawat tanpa

menggunakan VCO. Sedangkan menurut hasil penelitian Carolina (2013)

tentang Pengaruh Merubah Posisi Dan Massage Kulit Pada Pasien Stroke

Terhadap Terjadinya Luka Dekubitus pada tanggal 2 Desember 2013 di

Zaal F RSU HKBP Balige yang dilakukan pada 10 responden kemudian

didapatkan hasil nilai p = 0,000 (< α ). Hasil penelitian ini didapatkan

bahwa kemampuan merubah posisi dan massage kulit pada pasien stroke

dapat mencegah terjadinya luka dekubitus. Kesimpulan yang didapat

adalah ada pengaruh merubah posisi dan massase kulit pada pasien stroke

terhadap terjadinya luka dekubitus di Zaal F RSU HKBP Balige.

Penggunaan VCO telah diteliti bermanfaat bagi kesehatan kulit.

Kandungan asam lemak (terutama asam laurat) bersifat melembutkan kulit

dan antimicrobial sehingga VCO efektif dan aman digunakan sebagai

moisturizer pada kulit dengan meningkatan hidrasi kulit dan mempercepat

penyembuhan pada kulit (Agero and Verallo-Roy, 2004. Lucida, Salman

& Hervian, 2008 dalam Handayani, 2010). Hal ini sesuai dengan

pernyataan Bryant (2007) bahwa pelembab akan mempertahankan hidrasi

epidermis sehingga meminimalkan efek gesekan.

37
38

VCO bisa dikombinasikan dengan teknik massage efluarge, karena

dapat meningkatkan sirkulasi aliran darah jika massage dilakukan secara

ringan. Penggunaan VCO dengan massage tidak hanya meningkatkan

relaksasi otot dan meningkatkan sirkulasi, tetapi juga meningkatkan

absorbsi kandungan biologis VCO melalui kulit. Molekul medium chain

fatty aids (MCFA) yang kecil mudah diabsorbsi oleh permukaan kulit

(Handayani, 2010). Efek pelumas yang dimiliki oleh VCO akan

menghindarkan kulit yang dimassage dari cidera gesekan akibat massage,

penggunaan topikal secara langsung pada kulit juga diyakini sebagai cara

terbaik untuk mendapatkan manfaat VCO. Cara ini akan mengembalikan

elastisitas kulit dengan cepat dan efektif (Coconut-oil-central. n. d). Wang

dan Quinn (1999) dalam Handayani (2010) menyatakan kandungan

Vitamin E pada VCO berfungsi sebagai stabilizer membaran sel,

melindungi kerusakan sel dari radikal bebas dan sebagai simpanan lemak

di dalam organel sel. Selain itu VCO mempunyai kemampuan antioksidan,

antimikrobia, anti fungi, melindungi kulit dari bahaya radikal bebas dan

degenerasi jaringan (Coconut search Center, 2004). Kulit yang sehat

mempunyai pH permukaan berkisar 5 yang dibentuk oleh aktivitas sebum

dan mikroba kulit, lingkungan ini meilindungi kulit dari bahaya

mikroorganisme patogen, tanpa sebum kulit menjadi kering dan retak.

Price (2003) menyatakan minyak kelapa murni berbeda dengan

minyak goreng pada umumnya dimana dalam minyak kelapa murni unsur

antioksidan dan Vitamin E masih dipertahankan dan sebaliknya pada

38
39

minyak goreng biasa unsur antioksidan dan Vitamin E sudah tidak

dipertahankan sehingga bila digunakan untuk perawatan kulit minyak

goreng biasa akan menciptakan radikal bebas dipermukaan kulit dan

menyebabkan kerusakan jaringan konektif. Lotion biasa yang sering

digunakan untuk perawatan kulit umumnya menggunakan komponen air

sehingga ketika dipakai akan memberikan kesegaran namun ketika

kandungan airnya hilang karena penguapan maka kulit menjadi kering.

Pemanfaatan VCO sebegai bahan dasar krim pelembab karena VCO

banyak mengandung pelembab alami dan antioksidan yang penting untuk

perawatan kulit dan mampu menghasilkan emulsi yang relatif stabil dan

pH mendekati nilai yang diinginkan sebagai bahan pelembab kulit

(Nilamsari, 2006 dalam Handayani, 2010).

Price (2003) menyatakan dipakai secara topikal atau dipakai ke

dalam, minyak kelapa membantu kulit tetap muda, sehat dan bebas dari

penyakit. Asam lemak antiseptik pada minyak kelapa membantu

mencegah infeksi jamur dan bakteri jika ditambahkan dalam diet atau

dipakaikan langsung pada kulit. Ketika dipakiakan pada kulit, asam lemak

yang dikandung minyak kelapa tidak langsung berfungsi sebagai

antimikroba namun ia akan bereakasi dengan bakteri–bakteri kulit menjadi

bentuk asam lemak bebas seperti yang terkandung dalam sebum (sebum

mengandung uric acid dan asam laktat). Ketika mandi, sabun akan

menghilangkan keringat, minyak dan zat–zat asam pelindung kulit, oleh

karena itu kulit akan kering dan peka terhadap mikroba–mikroba

39
40

berbahaya. Memberikan pelembab setelah mandi akan membuat kulit

kembali segar. Pelembab yang terbuat dari minyak kelapa murni cepat

membangun hambatan mikrobial dan asam alami. Dengan demikian

memakai minyak kelapa murni setelah mandi akan bermanfaat bagi

kesehatan kulit. Meskipun melakukan perawatan kulit dengan memberikan

pelembab bukan intervensi utama untuk mencegah terbentuknya luka

dekubitus, namun pencegahan luka dekubitus hanya dengan melakukan

perubahan posisi tanpa upaya mempertahankan toleransi jaringan kulit

terhadap tekanan tidak akan memberikan hasil yang maksimal. Upaya

mempertahankan atau memperbaiki elastisitas jaringan kulit, mencegah

kulit kering atau lembab berlebihan dan menjaga kebersihan kulit

mendukung intervensi pencegahan luka dekubitus secara maksimal.

Mengurangi lingkungan yang menyebabkan kulit kering dan berkurangnya

kelembaban kulit seperti suhu dingin, dan hidrasi tidak adekuat. Kulit

kering meningkatkan risiko terbentuknya fissura dan rekahan stratum

corneum. Penggunaan pelembab topikal bermanfaat untuk

mempertahankan kelembaban kulit dan keutuhan stratum corneum.

Seperti diketahui, gesekan ditambah kulit yang basah karena

keringat, urine, atau feses mendukung terbentuknya luka dekubitus.

Partisipan yang gelisah, posisi tidur melorot, permukaan linen yang basah

dan kasar mendukung terjadinya gesekan. Kondisi ini dapat dicegah

dengan memberikan dukungan permukaan yang baik seperti kasur yang

terapeutik dan linen dari bahan yang aman dan lembut. Namun tidak

40
41

semua Partisipan dan lingkungan dapat dikondisikan untuk tidak

mengalami sama sekali hal-hal tersebut oleh karena itu dibutuhkan

pelembab kulit atau bahan topikal yang memberikan sifat pelumas dan

hambatan terhadap kontak langsung cairan penyebab kelembaban

berlebihan. Sehingga ketika Partisipan gelisah yang dapat menyebabkan

posisi partisipan melorot, topikal tersebut mampu memberikan

perlindungan terhadap efek gesekan dan ketika Partisipan basah oleh

keringat, feses atau cairan enteral kulit akan terlindungi dari paparan

langsung. Sifat-sifat topikal yang diharapkan tersebut ada pada VCO,

bahan minyak sebagai pelumas, kecepatan penyerapan di permukaan kulit

dan kandungan zat-zat didalamnya mampu memberikan nutrisi pada kulit,

dengan demikian VCO memberikan manfaat untuk menjaga jaringan kulit

terhadap tekanan, gesekan sebagai penyebab utama terbentuknya luka

dekubitus.

C. Keterbatasan dalam penerapan

a. Partisipan selalu berkeringat.

41
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan studi kasus dan pembahasan tentang

penerapan massage dengan Virgin Coconut Oil, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa ada peningkatan skor skala braden pada perawatan kulit

dengan massage effluerge dan VCO untuk pencegahan kejadian luka

dekubitus di ruang ICU, hal ini dapat dilihat pada skore bradden scale

sebelum intervensi dan sesudah intervensi. Sehingga massage dengan

Virgin Coconut Oil sangat efektif untuk mencegah resiko dekubitus pada

pasien stroke.

B. Saran

Berdasarkan analisa dan kesimpulan penelitian, maka dalam sub bab ini

penulis akan menyampaikan beberapa saran diantaranya :

1. Bagi perawat dan Rumah Sakit

Perawat perlu memahami dan melakukan penilaian resiko dekubitus

menggunakan skala Braden saat pasien mulai dirawat serta

40
mengobservasi kondisi kulit setiap hari terutama pada pasien di ruang

ICU. Sehingga perawat dapat melakukan pencegahansedini mungkin.

2. Bagi pengembangan dan peneliti selanjutnya

Membandingkan efektifitas penggunaan VCO dengan bahan

topical lain seperti Nigela, Sativa Oil, Olive Oil atau pelembab

yang lainnya. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang alat

ukur resiko dekubitus yang tepat.

Hasil penerapan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan

model-model terapi lainnya khususnya dalam pencegahan resiko

dekubitus pada pasien stroke dalam asuhan keperawatan

41
DAFTAR PUSTAKA

Akademi Keperawatan HKBP Balige. 2013. Jurnal Akademi Keperawatan HKBP


Balige. Sumatera Utara. Vol. 1, No. 2338-3690
Batool S.H The Effect Of Coconut Oil Extract On Full Thickness Wound Healing
On The Female Rabbits. Departement of Pathology and Poultry Diseases,
Collage of Veterinary Medicine, University of Basrah. Iraq.
Bas.J.Vet.Res Vol.11.2012: No2.

Ellis, J.R. & Bentz, P.M. 2007. Modules For Basic Nursing Skills 7ed.: Vol. 1.
Philadelpia : Williams & Wilkins

EPUAP, NPUAP, PPPIA.2014. Prevention and Treatment of Pressure Ulcers:


Quick Reference Guide. ISBN-10: 0-9579343-6-X, ISBN-13:978-0-
9579343-6-8 2nd edition published. Cambridge Media on Behalf.

Handayani, RS., dkk. 2011. Efektifitas Penggunaan Virgin Coconut Oil (Vco)
Dengan Massage Untuk Pencegahan Luka Tekan Grade I Pada Pasien
Yang Beresiko Mengalami Luka Tekan Di Rsud Dr.Hj. Abdoel Moeloek
Provinsi Lampung. Jurnal Keperawatan

Indonesia Volume 14, No. 3 p ISSN: 1410-4490 e iSSN: 2354-9203; hal 141-148

Jiricka MK, dkk. 1995. Pressure Ulcer Risk Factors In An ICU Population.
American Journal of Critical care.; 41 ; 36.

Kim, E., dkk. Comparison of the Predictive Validity Among Pressure Ulcer Risk
Assesment Scales for surgical ICU patients. Australian journal of
advanced nursing. 2009; volume: 26 number: 4. Retrieved from

Nursalam. 2008. Pedoman skripsi, tesis, dan instrument penelitian keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika
Reddy at all. (2006). Advances in Skin & Wound Care: The Journal for Prevention
and Healing. Volume 19 Number 2,Pages 92 – 96
Ririn Sri Handayani, Dewi Irawaty, Ria Utami Panjaitan. 2011. Pencegahan Luka
Tekan melalui Pijat Menggunakan Virgin Coconut Oil. Indonesia: Jurnal
Keperawatan Indonesia. Vol. 14, No. 3:141-148.BELUM
Setiani, Diah. 2014. Efektifitas Massaage Dengan Virgin Coconut Oil terhadap
Pencegahan Luka Tekan Di Intensive Care Unit. Kalimantan Timur:
Jurnal Husada Mahakam. Vol. III, No. 8:389-442.
Siti Fatonah, Ade Kartika Hrp, Ratna Dewi. 2013. Efektifitas Penggunaan Virgin
Coconut Oil secara Topikal untuk Mengatasi Luka Tekan (Dekubitus)

42
Grade I dan II. Tanjung Karang: Jurnal Kesehatan. Vol. IV, No. 1:264-
270.

Sunaryanti, Betty. 2015. Pencegahan Dekubitus dengan Pendidikan Kesehatan


Reposisi dan Minyak Kelapa. Karanganyar: Profesi. Vol. 12.

Thomas, D. Prevention and treatment ofpressure ulcers: What works? What


doesn’t?. Cleveland Clinic Journal of Medicine. 2001. 68 (8) : 705-720.
Retrieves from www.úlceras.net/publicaciones/Thomas801.pdf. On
March, 23, 2015.
Widasari S. Gitarja. 2014. Student Handbook Perawatan Luka CWCCA. Wocare:
Bogor.

43

Anda mungkin juga menyukai