Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN MIKSEDEMA

A. PENGERTIAN

Miksedema adalah keadaan lebih lanjut yang diakibatkan oleh karena kadar
hormon tiroid dalam darah berkurang. Karena kurang aktifnya kelenjar tiroid dalam
menghasilkan hormon tiroid atau hormon tiroid yang dihasilkan terlalu sedikit
(Hipotiroidisme) pada orang dewasa. Miksedema merupakan bentuk hipotiroid terberat,
pasien menjadi letargi dan bisa berlanjut pada keadaan stupor atau Koma Miksedema
(John A. Boswick, 1988).
Koma Miksedema adalah keadaan yang mengancam nyawa yang ditandai oleh
eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermia tanpa
menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran yang
menyebabkan koma (Elizabeth J. Corwin, 2009)

Miksedema adalah keadaan hipotiroid berat pada orang dewasa,yang dimana


trjadi penimbunan mukopolisakarida yang bersifat hidrofilik di dalam substansi dasar
dermis dan jaringan lain

B. ETIOLOGI

Disfungsi kelenjar tiroid juga mengakibatkan hipotiroidisme yang disebabkan oleh

(Sherwood, 2012) :

1.  Kegagalan kelenjar tiroid dan ditandai dengan penurunan hormone tiroid (T3 dan
T4) dengan kompensasi peningkatan TSH

2.  Sekunder karena kegagalan hipotalamus atau hipofisis anterior yang mengakibatkan


penurunan hormone tiroid juga dengan penurunan TRH dan TSH

3.  Kurangnya iodium dalam makanan dengan peningkatan TSH


4.  Hipotiroid yang tidak segera ditangani atau dengan penghentian pemberian
pengobatan T3 dan T4 dapat mengakibatkan koma miksedema yang menjadi
komplikasi dari hipotiroid.

Beberapa faktor yang memicu terjadinya koma miksidema secara tiba-tiba terutama
pada penderita hipotiroidisme, antara lain :

1.      Obat-obatan (sedative, narkotika, dan obat anesthesi).

2.      Faktor infeksi.

3.      Stroke.

4.      Trauma.

5.      Gagal Jantung.

6.      Perdarahan saluran pencernaan.

7.      Hypotermia

8.      Kegagalan pengobatan gangguan kelenjar tiroid


C. PATHOFISIOLOGI

Fungsi hormone tiroid dikontrol oleh hormone glikoprotein hipofisis hormone TSH
yang diatur pula oleh thyroid releasing hormone (TRH) yang merupakan hormone
hipotalamus. Tiroksin menunjukkan pengaturan timbal balik negatif dari sekresi TSH
dengan bekerja langsung pada tirotropin. Jika terjadi disfungsi tiroid yang disebabkan
oleh kehilangan jaringa tiroid, kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau
keduanya maka dapat mengakibatkan hipotiroidisme Pada hipotiroidisme terjadi
penurunan metabolism basal dan pasien mudah merasa kedinginan.. Berkurangnya
lipolisis mendorong peningkatan berat badan dan hiperlipidemia sedangkan
berkurangnya pemecahan kolesterol menjadi asam empedu dengan segera
menyebabkan hiperkolesterolemia sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis.
Gangguan glikogenolisis dan glukoneogenesis dapat menyebabkan hipoglikemi.
Berkurangnya pemecahan glukosaminoglikan menyebabkan penumpukan senyawa
tersebut diberbagai jaringan dan di kulit dengan konsistensinya menyerupai adonan
yang merupakan alasan mengapa penyakit ini disebut miksedema

Karena sebab-sebab yang dijelaskan di atas maka akan terjadi gangguan


metabolisme. Dengan adanya gangguan metabolisme ini, menyebabkan produksi ADP
dan ATP akan menurun sehingga menyebabkan kelelahan serta terjadinya penurunan
fungsi pernapasan yang berujung pada depresi ventilasi dan timbul dyspneu kemudian
pada tahap lebih lanjut kurangnya jumlah ATP dan ADP dalam tubuh juga berdampak
pada sistem sirkulasi tubuh terutama jantung karena suplai oksigen ke jantung ikut
berkurang dan terjadilah bradycardia, disritrmia dan hipotensi. Gangguan pada sistem
sirkulasi juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem neurologis yaitu berupa
terjadinya gangguan kesadaran karena suplai oksigen yang menurun ke otak. Selain itu
gangguan metabolisme juga menyebabkan gangguan pada fungsi gastrointestinal dan
pada akhirnya dapat menyebabkan menurunnya fungsi peristaltik usus sehingga
menimbulkan konstipasi. Metabolisme yang terganggu juga berdampak pada turunnya
suhu tubuh karena produksi kalor yang menurun sehingga terjadi hipotermi
D. PATHWAY

Dx.N
Disfungsi jaringan hipotiroidisme miksedema Metabolisme
utrisi
Tiroid Terganggu
kura
ng

Produksi ATP dan ADP menurun

Energi otot menurun Pembentukan kalor tubuh menurun

Dx. Hipotermi

Tidak adekuatnya kerja otot Kekuatan kontraksi otot Aktivitas GI

Kelelahan Bradikardia, Hipotensi,disaritmia

Gangguan Pernapasan O2 menurun Gerak Peristaltik

Dx. Intoleransi Suplay darah ke tubuh menurun


aktivitas
Dispnue Dx Gangguan Dx Konstipasi
Perfusi Jaringan

Dx Pola napas
tidak efektif
E. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala yang muncul (Linda, 2009), yaitu :


1. Kulit pucat, dengan warna kekuningan yang dihasilkan dari peningkatan deposito
karoten.

2. Penurunan metabolic rate ditandai dengan hipotermia, hypoventilasi, hypoxemia,


hyponatremia, hipoglikemia, bradicardia, hipercolesterol, hyperlipidemia dan
anemia.

3.  Output urine menurun

4.  Peristaltic usus menurun,anoreksia,kelebihan BB,konstipasi

5.  Kelemahan,somnolen,suara parau,depresi,apatis,letargi.

6.   Penurunan resorpsi tulang

F. KOMPLIKASI

1. Umumnya pada jantung: PJK dan gagal jantung kongestif.

2. Rentan infeksi.

3. Megakolon.

4. Psikosis (myxedema madness).

5. Abortus.

6. Koma.
G. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi : Dengan pemberian/penggantian hormon tiroid
2. Diet rendah kalori
a. Hipotermia harus dihindari dengan memakai selimut yang tebal, suhu
ruangan hangat.
b. Hiponatremia dan hipoglikemia sering terjadi, dan harus diobati dengan
benar. Misalnya dengan pemberian cairan infus yang mengandung
dextrose
3. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedema), obat yang diberikan
antara lain :
a. 500 μg tiroksin intravena sesegera mungkin
b. 100 μg T4 setiap hari
c. Hidrocortison 100 μg i.v tiap 8 jam

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilihat pada pasien koma miksedema berupa

(Linda, 2009).

1. Pemeriksaan laboratorium

Penurunan T3 dan T4 bebas, natrium biasanya menurun, dan kalium meningkat.


TSH juga meningkat pada hipotiroidisme.

2. Gas darah arteri (GDA)

Biasanya menunjukkan hiperkapnia berat dengan tekanan oksigen arteri menurun


(PaO2) dan peningkatan tekanan karbon dioksida (PaCO2). 

3. Pemeriksaan radiologis menunjukkan adanya efusi pleura.


4. EKG
Menunjukkan adanya bradikardia, interval PR yang berkepanjangan, dan
penurunan amplitudo gelombang P dan kompleks QRS
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. B1 (Breathing)

Terdapat penurunan pernapasan seperti hipoventilasi, penahanan CO2,


dispneu, edema, penahanan air, bias terjadinya efusi pleura.

Selain itu terdapat juga tanda-tanda adanya gerakan dada, retraksi atau otot bantu
pernafasan, pada saat auskultasi terdengar adanya bunyi nafas tambahan (Gurgling,
Krakels, ronkhi, wheezes).

2.  B2 (Blood)

Terdapat penurunan fungsi jantung seperti penurunan kontraktilitas jantung,


penurunan stroke volume, penurunan HR, dan penurunan cardiac output. Pasien
dapat berkembang menjadi effuse pericardial sehingga adanya perubahan atau
penurunan listrik jantung pada EKG. Terjadinya hipotensi karena stimulasi
adrenergic menurun akibat penurunan tiroid.

Terdapat juga tanda berupa ekstermitas pucat, dingin, nadi lambat dan lemah, waktu
pengisian kapiler >3 detik, tekanan darah turun, dan sianosis

3.  B3 (Brain)

Terdapat tanda gejala akibat penurunan metabolism yang menghasilkan


penurunan kesadaran, depresi, letargi, somnolen, kurang berkonsentrasi, suara parau,
hiporefleksia. Pengaturan panas tubuh menurun sehingga terjadinya hipotermia
(26,7derajat celcius) dan bisa terjadi kegawatan. Diagnosa koma miksedema
tergantung pada gejala – gejala klinis dan identifikasi factor pencetus yang
mendasari. Faktor pencetus yang paling umum adalah infeksi paru; yang lain
meliputi trauma, stress, infeksi, obat – obatan seperti barbiturate, pembedahan, dan
gangguan metabolic

4. B4 (Bladder)

Penurunan keluaran urine akibat fungsi ginjal terganggu dengan penurunan


kecepatan filtrasi glomerulus dan kegagalan kemampuan untuk mengekskresikan
beban cairan.

5.  B5 (Bowel)

Terdapat tanda dan gejala berupa penurunan bising usus, anoreksia, konstipasi,
ileus paralisis, peningkatan berat badan dan asites.

6.  B6 (Bone)

Penurunan refleks otot, kulit kering dan bersisik, rambut kepala tipis dan
rapuh, pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut rontok, edema kulit terutama
dibawah mata

Atau bisa dilakukan pengkajian dengan data sebagai berikut :

1)   Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit
tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.

2)    Kebiasaan hidup sehari-hari seperti

a)  Pola makan

b)  Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).

c)  Pola aktivitas.

3)      Tempt tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.


4)      Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh :

a)   Sistem pulmonari.

b)   Sistem pencernaan.

c)   Sistem kardiovaslkuler.

d)   Sistem muskuloskeletal.

e)   Sistem neurologik dan Emosi/psikologis.

f)   Sistem reproduksi.

g)   Metabolik.

5)      Pemeriksaan fisik mencakup

a)  Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema sekitar mata,
wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah tampak
menebal dan gerak-gerik klien sangat lamban. Postur tubuh keen dan pendek.
Kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.

b)   Nadi lambat dan suhu tubuh menurun.

c)   Perbesaran jantung.

d) Disritmia dan hipotensi.

e)  Parastesia dan reflek tendon menurun.

6)  Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan
lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat
malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurangnya asupan nutrisi
2. Hipotermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan dypsneu
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplah darah
dalam tubuh
5. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gerak peristaltik
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan umum

C. INTERVENSI

Dx.
NO Kepera- Tujuan Intervensi Rasional
watan
1. Gangguan Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
pemenuhan Setelah dilakukan 1. Kaji adanya alergi
nutrisi tindakan makanan 1. Untuk
kurang dari keperawatan 2. Monitor jumlah mengetahui
kebutuhan selama ....x 24 jam, nutrisi dan makanan yang
tubuh diharapkan klien kandungan kalori menyebabkan
berhubunga dapat terpenuhi 3. Berikan informasi alergi
n dengan kebutuhan tentang kebutuhan 2. Mengetahui
kurangnya nutrisinya, denga nutrisi jumlah kalori
asupan kriteria hasil : 4. Berat badan pasien yang seimbang
nutrisi o Intake zat gizi dalam batas normal 3. Agar klien
(nutrien) 5. Monitor turgor mengetahui
o Intake zat kulit nutrisi yang
makanan dan 6. Monitor mual dan dibutuhkannya
cairan mutah 4. Tidak ada
o Berat badan penurunan BB
normal 5. Mengetahui
keadaan turgor
kulit
6. Mengetahui
adanya mual
muntah atau tidak
2. Hipotermi Termoregulasi Penatalaksanaan 1. Mengontrol suhu
berhubunga Setelah dilakukan hipotermi badan klien
n dengan tindakan …x 24 jam 1. Observasi suhu 2. Agar kondisi
ketidakefekt suhu tubuh kembali badan tiap 6 jam pasien selalu
ifan regulasi normal dengan sekali terkontrol
suhu kriteria hasil: 2. lakukan 3. Agar mengetahui
o Suhu tubuh 36,5- pemantauan peningkatan atau
37 C jantung pada pasien penurunan suhu
o Akral hangat 3. gunakan pasien.
o Warna kulit thermometer 4. Mengetahui

tubuh kemerahan rentang rendah, bila gejala hipotermia


perlu 5. Mengetahui
4. kaji gejala penyebab dari
hipotermia hipotermia
5. kaji kondisi medis
yang dapat
menyebabkan
hipotermia
3. Pola napas Status Respirasi : Manajemen Jalan
tidak efektif Ventilasi Napas
berhubunga 1. Buka jalan nafas, 1. Mengurangi
Setelah dilakukan
n dengan gunakan teknik sesak napas
tindakan ….x 24 jam
dypsneu chin lift atau jaw 2. Memberikan
di harapkan nafas
trust bila perlu posisi semi
efektif, dengan
2. Posisikan pasien fowler untuk
kriteria hasil:
untuk mengurangi sesak
o Frekuensi memaksimalkan napas
pernafasan sesuai ventilasi 3. Ada atau
dengan yang di 3. Auskultasi suara tidaknya suara
harapkan nafas, catat adanya napas tambahan
o Irama nafas suara tambahan 4. Mengetahui
sesuai yang di 4. Monitor respirasi kebutuhan
harapkan dan status oksigen oksigen dan
o Kedalaman pernapasan klien
inspirasi
o Ekspansi dada
simetris
o Bernafas mudah

4. Gangguan Status Sirkulasi Monitoring tekanan 1. Untuk


perfusi Setelah dilakukan Intrakranial mengetahui
jaringan tindakan … x 24 jam 1. Observasi suhu tingkat hidrasi
berhubunga dengan ktriteria hidrasi 2. Agar dapat
n dengan hasil: (kelembaban mengetahui
penurunan o Tekanan sistol mukosa, TD penyakit dari
suplah dan diastol dalam ortostatik dan penyebabnya.
darah keadekuatan nadi) 3. Supaya tetap
dalam batas normal. 2. Monitoring HTM, adekuat.
tubuh o Tidak ada ureum, albumin, 4. Agar kondisi
gangguan metal, total protein, serum pasien selalu
kognitif, dan osmolalitas dan terpantau.
kekuatan otot. urine.
o Tidak ada 3. Pertahankan intake
distensi vena output secara
leher adekuat
o Intake output 4. Monitoring TTV
seimbang.
5. Konstipasi Jj Defekasi Manajemen 1. Untuk
berhubungaS Setelah dilakukan Defekasi mengetahui
n dengan tindakan 1. identifikasi faktor penyebab dari
penurunan keperawatan selama yang menyebabkan konstipasi
gerak …..x 24jam pasien konstipasi 2. Agar pasien
peristaltik dapat mengatasi 2. jelaskan penyebab mengerti
konstipasinya. dan rasionalisasi tindakan prosedur
D dengan kriteria hasil tindakan pasien. dari pengobatan.
o Pola NAB batas 3. Konsultasikan 3. Agar dapat
normal kepada dokter tertangani
o Fases lunak tentang penurunan 4. Agar diit sesuai
o Cairan dan serat bising usus. dengan penyakit

adekuat 4. Kolaborasi dengan yang dideritanya.

o Aktivitas adekuat tim gizi diet tinggi. 5. Agar privasi

o Hidrasi adekuat 5. Sediakan privaci pasien terjaga.


dan keamanan
selama BAB

6.6 Intoleransi Toleransi aktivitas Terapi Aktivitas 1. Untuk


aktifitas Setelah dilakukan 1. Observasi adanya menghindari
berhubungan tindakan pembatasan klien kelelahan
dengan keperawatan selama dalam melakukan 2. Mengetahui
kelelahan …x24 jam pasien aktivitas faktor penyebab
bertoleransi terhadap 2. Kaji adanya faktor kelelahan
aktivitas dengan yang menyebabkan 3. Mengetahui pola
kriteria hasil : kelelahan dan lamanya
o Ber 3. Monitor pola tidur waktu istirahat
partisipasi dan lamanya 4. Mengetahui
dalam aktivitas tidur/istirahat aktivitas yang
fisik tanpa pasien mampu dilakukan
disertai 4. Bantu klien untuk oleh klien
peningkatan mengidentifikasi 5. Mengetahui
tekanan darah, aktivitas yang aktivitas yang
nadi dan RR mampu dilakukan disukai klien
o Ma 5. Bantu untuk
mpu melakukan mengidentifikasi
aktivitas sehari aktivitas yang
hari (ADLs) disukai
secara mandiri
o Kes
eimbangan
aktivitas dan
istirahat
DAFTAR PUSTAKA

Bare & Suzanne.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8),
Jakarta: EGC

Boswick, John A. 1988. Perawatan Gawat Darurat. Jakarta: EGC

Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2009.Buku Saku PATOFISIOLOGI.Jakarta : EGC

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse. 2001.Rencana Asuhan Keperawatan,


(Edisi III) Jakarta: EGC

Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, (edisi 21) Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai