Oleh:
Disetujui
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Mengetahui,
Kepala Ruangan
( )
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi
hormon tiroid yang rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat
pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak
langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid
yang tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk
tubuh.
Hipotiroid merupakan suatu penyakit yang terjadi karena rendahnya kadar
hormon tiroid, dapat terjadi sepanjang hidup, dengan berbagai macam
penyebab. Hipotiroid yang sangat berat disebut miksedema. Hipotiroid terjadi
akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah. Kelainan ini kadang-
kadang disebut miksedema (Syaefulah Nur, 2000).
Hipotirod adalah Suatu sindrom klinis akibat produksi dan sekresi hormon
tiroid dan akan menimbulkan penurunan laju metabolisme tubuh dan
penurunan glikosa minoglikan di intersisial terutama di kulit dan di otot yang
dapat dipengaruhi oleh faktor geografi dan lngkungan. Sedangkan dalam
sumber lain dibutuhkan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya yang
dapat terjadi akibat adanya kekurangan produksi tiroid atau terdapat defek
pada reseptornya (Bahn et al, 2011).
1.2 Klasifikasi
Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme\mengalami hipotiroidisme primer
atau tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri.
Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis,
hipotalamus atau keduanya disebut hipotiroidisme sentral (hipotiroidisme
sekunder) atau pituitaria, dan Jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis
disebut hipotiroidisme tersier
a. Hipotiroid Primer
1) Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah tiroiditis,
defisiensi yodium
2) Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian yodium
radioaktif atau radiasi eksternal, agenesis, amiodaron
b. Hipotiroid Sekunder
Terjadi karena adanya kegagalan hipotalamus (↓ TRH, TSH yang berubah-
ubah, ↓ T4 bebas) atau kegagalan pituitari (↓ TSH, ↓ T4 bebas).
1.3 Etiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka
kadar Hormon Tiroid ( HT) rendah yang disertai oleh peningkatan kadar TSH
dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif. Apabila hipotiroidisme
terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan
oleh rendahnya kadar TSH, TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya
umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Etiologi dari hipotiroidisme
dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu
a. Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism), sintesis
hormone yang kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat
anti tiroid, pembedahan atau terapi radioaktif untuk hipotiroidisme,
penyakit inflamasi kronik seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan
sarcoidosis.
b. Hipotiroid sekunder
Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak
memadai dari kelenjar tiroid normal, konsekwensinya jumlah tiroid
stimulating hormone (TSH) meningkat. Ini mungkin awal dari suatu mal
fungsi dari pituitary atau hipotalamus. Ini dapat juga disebabkan oleh
resistensi perifer terhadap hormone tiroid.
c. Hipotiroid tertier/ pusat
Hipotiroid tertier dapat berkembang jika hipotalamus gagal untuk
memproduksi tiroid releasing hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapat
distimulasi pituitary untuk mengeluarkan TSH. Ini mungkin berhubungan
dengan suatu tumor/ lesi destruktif lainnya diarea hipotalamus.Ada dua
bentuk utama dari goiter sederhana yaitu endemic dan sporadic. Goiter
endemic prinsipnya disebabkan oleh nutrisi, defisiensi iodine. Ini
mengalah pada “goiter belt” dengan karakteristik area geografis oleh
minyak dan air yang berkurang dan iodine.
1.4 Patofisiologi
Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi
hormone tiroid. Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau jika
produksi dari hormone tiroid tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan
membesar sebagai usaha untuk kompendasi dari kekurangan hormone. Pada
keadaan seperti ini, goiter merupakan adaptasi penting pada suatu defisiensi
hormone tiroid. Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon untuk
meningkatkan respon sekresi pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid
untuk mensekresi T4 lebih banyak, ketika level T4 darah rendah. Biasanya,
kelenjar akan membesar dan itu akan menekan struktur di leher dan dada
menyebabkan gejala respirasi disfagia.
Penurunan tingkatan dari hormone tiroid mempengaruhi BMR secara
lambat dan menyeluruh. Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh
mengarah pada kondisi achlorhydria (pennurunan produksi asam lambung),
penurunan traktus gastrointestinal, bradikardi, fungsi pernafasan menurun, dan
suatu penurunan produksi panas tubuh.
Perubahan yang paling penting menyebabkan penurunan tingkatan
hormone tiroid yang mempengaruhi metabolisme lemak. Ada suatu
peningkatan hasil kolesterol dalam serum dan level trigliserida dan sehingga
klien berpotensi mengalami arteriosclerosis dan penyakit jantung koroner.
Akumulasi proteoglikan hidrophilik di rongga interstitial seperti rongga
pleural, cardiac, dan abdominal sebagai tanda dari mixedema.
Hormon tiroid biasanya berperan dalam produksi sel darah merah, jadi
klien dengan hipotiroidisme biasanya menunjukkan tanda anemia karena
pembentukan eritrosit yang tidak optimal dengan kemungkinan kekurangan
vitamin B12 dan asam folat.
1.5 Pathway
Defisit pengetahuan
a. Berpatisipasi dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
McDermott MT, Woodmansee WW, Haugen BR, Smart A,Ridgway EC. 2004.
The Management of subclinical hyperthyroidism by thyroid specialists.
Thyroid. Hal. 90-110
Van Sande J, Parma J, Tonacchera M, Swillens S, Dumont J,Vassart G. 2003.
Somatic and clinical in thyroid diseases. Hal. 201-220