Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat metabolisme

di berbagai jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi normal. Hormon tiroid

merangsang konsumsi oksigen pada sebagian besar sel di tubuh , membantu

mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk pertumbuhan dan

pematangan normal.

Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan

perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap

dingin, serta pada anak–anak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya,

sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan menjadi kurus, gelisah,

takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan panas.

Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis anterior.

Sebaliknya , sekresi hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik inhibitorik

langsung kadar hormontiroid yang tinggi pada hipofisis serta hipotalamus dan

sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan pada

hipofisis serta hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini,

perubahan–perubahan.

Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani hal-hal

yang terkait hipotiroidisme misalnya saja dalam memberikan asuhan keperawatan

harus tepat dan cermat agar dapat meminimalkan komplikasi yang terjadi pada

hipotiroidisme.
B. Rumusan masalah

1. Jelaskan konsep medis dari penyakit hipotiroidisme ?

2. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada pasien dengan hipotiroidisme ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep medis dari penyakit hipotiroidisme

2. Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan pada pasien dengan

hipotiroidisme
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep medis

1. Definisi

Hipotiroidisme merupakan suatu penyakit yang di sebabkan oleh

gangguan pada salah satu tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid “end

organ”, dengan akibat terjadinya definisi hormon tiroid ataupun gangguan

respon jaringan terhadap hormn tiroid. Hopotiroidisme timbul akibat defisiensi

produksi hormone tiroid. Gangguan ini dapat bermanifestasi sangat dini. Jika

gejala timbul akibat suatu priode fungsi tiroid yang nyata normal, maka

gangguan ini benar-benar didapat atau hanya tanpak demikian, namun

merupakan salah satu fariasi cacat konginital dengan menifistasi defisiensi

tertunda.

Hipotiroidisme adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid tidak

memproduksi hormone tiroid dalam jumlah yang cukup. Pada ornag dewasa

Hormone tiroid sangat dibutuhkan dama metabolism tubuh. apabila

hipotiroidisme tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan sejumlah

masalah kesehatan seperti obesitas, nyeri sendi, infertilitas, dan penyakit

jantung.

2. Etiologi

Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis

atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid maka kadar

hormone tiroid (HT) rendah yang disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH

karna tidak adanya umpan balik negative. Apabila hipoteroidisme terjaddi akibat

malfungsi hipofisi, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya


kadar TSH, TRH dari hipotalamus tingii karna tidak adanya umpan balik

negative baik dari TSH maupun HT.

Hipotalamus yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan

rendahnya kadar HT, SH dan TRH.

a. Penyakit hipoteroidisme disebabkan oleh penyakit hashimoto, juga disebut

tiroiditis atau imun, terjadi akibat adanya otoantibody yang merusak kelenjar

tiroid, hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH

dan TRH akibat umpan balik negative yang minimal, penyebab teroiditis

otoimun tidak diketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetic

penyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis

b. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipotiroidisme, baik

yodium radio aktif maupun pembedahan yang cenderung menyebabkan

hipotiroidisme.

c. Gondok edemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam

makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Difesiensi iodium

dapat terjadi gondok iodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang

rendah akan di sertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya

umpang balik.

d. Kekurangan iodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari

penyakit hipoteriodisme di Negara terbelakang.

e. Karsinoma tiroid dapat terjadi tetapi tidak selalu menyebabkan

hipoteroidisme. Namun terapi untuk kanker yang jarang di jumpai ini antara

lain adalah tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium

radio aktif untuk menghancurkan jringan teroid semua obat ini dapat
mnyebabkan hipotroidisme. Pajanan radiasi, terutama masa anak-anak

adalah penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan

resiko pembentukan kenker tiroid karna hal tersebut merangsang poliferasi

dan hyperplasia sel tiroid.

3. Patofisiologi

Kelenjar tiroid membutuhkan iodium untuk sintesis dan sekresi hormone

tiroid: T4, triodotironin (T3) dan tirokalsitonin (kalsitonin). Peroduksi hormone

tiroid bergantung pada sekresi TSH dari hipofisis dari anterior dan asupan

adekuat dari protein dan iodium. Hopotalamus mengatur sekresi TSH.

Penurunan kadar hormone tiroid menyebabkan penurunan seluruh

metabolism basal. Peneurunan metabolism di seluruh tubuh menyebabkan

achlorhydria (penurunan sekresi asam hidroklorik/HCL di lambung), menuruna

motolitas saluran pencernaan bradikardi peneuruna fungsi neurologi dan

penuruna produksi panas pada temperature tubuh basal.

Perubahan paling penting akibat penurunan hormone tiroid adalah efek

terhadap metabolism lemak reduksi ini menigkatkan kolestrol serum dan kadar

trigliselida yang menyebabkan resiko aterosklierosis, ateriosklerosis dan

penyakit jantung koroner meningkat pada klien hopoteroidisme.

Oleh karna hormone tiroid memainkan peran penting pada produksi sel

darah merah, orang dengan hipotiroidisme menunjukan gejala anemia serta

kemungkinan difisiensi vitamin B12 dan asam folat.

4. Manifestasi klinik

Menifestasi hipoitiroidisme bergantung pada tipe, apakah ringan, berat

(mixedema), atau sangat kompleks (koma mixedema).


a. Hipotiroidisme ringan

Klien dengan hipotiroid yang ringan ( bentuk pling umum ) mugkin bisa

asimtomatik atu mngkin mengalami manifestasi samar yang mungkin tidak

terdeteksi seperti kedinginan letargi, kulit kering, sering lupa, depresi, dan

berat bertambah. Konstipasi akibat peristaltic yang rendah dan aktifitas

tubuh yang kurang mungkin juga dilaporkan seperti:

Kardiovaskuler:

↓HR dan ↓SV : ↓CO

↓kebutuhan O2 miokardium

5. Pemeriksaan diagnostic

6. Komplikasi

7. Penatalaksanaa

B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

2. Diagnosa Keperawatan

3. Intervensi Keperawatan

4. Evaluasi Keperawatan

5. Discharge Planning
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Skenario Kasus

Modul 2

Skenario 2

Seorang perempuan usia 35 tahun, sebut saja Ny. L. dating ke rumah sakit

dengan keluhan benjolan pada leher. Ibu dua orang anak ini mengatakan kalau berat

badannya selalu bertambah dari hari ke hari, dan pada saat ditimbang didapatkan BB

70 Kg. Ny. L juga mengeluh tidak tahan terhadap udara dingin, dan akhir-akhir ini

dirinya menjadi pelupa, dan terkadang sulit berkonsentrasi. Keluhanini disertai pula

gugurnya rambat pada kepala dan kemaluannya, serta gerakan lamban. Dokter yang

menangani Ny.L menganjurkan ke laboratorium untuk memeriksakan kadar

hormone tiroidnya.

B. Daftar Pertanyaan

Pertanyaan skenario:

1. Apakah masalah utama pada skenario pada kasus tersebut?

2. Penyakit apa yang kemungkinan diderita klien pada skenario kasus?

3. Penyakit lain yang terkait keluhan utama pada kasus skenario tersebut?

4. Jelaskan etiologi dan manifestasi klinik dari penyakit pada skenario kasus!

5. Jelaskan patofisiologi/pathogenesis dari penyakit pada skenario kasus!

6. Jelaskan pemeriksaan diagnostic utama dari penyakit pada skenario kasus!

7. Jelaskan komplikasi yang dapat terjadi dari penyakit pada skenario kasus!

8. Jelaskan penatalaksanaan medis dan perawatan-perawatan dari penyakit pada

skenario kasus!
9. Sertakan hasil penelitian (jurnal ilmiah) untuk penanganan terkini dari penyakit!

10. Susunlah asuhan keperawatan secara teoritis dan berdasarkan skenario kasus,

meliputi:

a. Pengkajian
b. Diagnosa dan batasan karakteristik
c. Tujuan dan criteria evaluasi
d. Intervensi keperawatam
e. Discharge planning (perencanaan pulang)
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Jawaban Pertanyaan

1. Masalah utama pada skenario pada kasus:

Jawaban : Benjolan pada leher.

2. Penyakit yang kemungkinan diderita klien pada skenario kasus:

Jawaban : Hipotiroidisme.

3. Penyakit lain yang terkait keluhan utama pada kasus skenario:

Jawaban : Struma nodusa non toksik.

4. Etiologi dan manifestasi klinik dari penyakit pada skenario kasus:

5. Patofisiologi/pathogenesis dari penyakit pada skenario kasus:

6. Pemeriksaan diagnostik utama dari penyakit pada skenario kasus:

7. Komplikasi yang dapat terjadi dari penyakit pada skenario kasus:

8. Penatalaksanaan medis dan perawatan-perawatan dari penyakit pada skenario

kasus:

9. Hasil penelitian (jurnal ilmiah) untuk penanganan terkini dari penyakit:

10. Asuhan keperawatan secara teoritis dan berdasarkan skenario kasus, meliputi:

a. Pengkajian

b. Diagnosa dan batasan karakteristik

c. Tujuan dan criteria evaluasi\

d. Intervensi keperawatam

e. Discharge planning (perencanaan pulang)


B. Informasi Tambahan

1. Jurnal ilmiah

2. Diagnosa banding
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai