“HIPOTIROID”
Disusun oleh
1. Millennia J. M. Sajow
2. Ni Putu Sidyawati
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “HIPOTIROID”
yang menjadi tugas dari dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II dengan tepat waktu.
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan dan informasi kepada para pembaca tentang
penyakit hipotiroid dan masalah atau diagnosa keperawatan utama yang muncul pada pasien dengan
hipotiroid.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin untuk menyusun makalah ini, namun masih banyak
kekurangan dalam karya manusia untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk lebih memperbaiki makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Hipotiroid
B. Klasifikasi Hipotiroid
C. Etiologi Hipotiroid
D. Faktor Resiko Hipotiroid
E. Manifestasi Klinis Hipotiroid
F. Pemeriksaan Diagnostik Hipotiroid
G. Penatalaksanaan Hipotiroid
H. Komplikasi
I. Patofisiologi
J. Diagnosa Keperawatan Utama Pada Pasien Hipotiroid
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan tingkat metabolisme di berbagai
jaringan sehingga dapat berfungsi normal. Hormon tiroid merangsang penggunaan oksigen pada
sebagian besar sel di tubuh, membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting
untuk pertumbuhan dan pematangan sel normal. Sebenarnya kelenjar tiroid tidak esensial bagi
kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, kurangnya
daya tahan terhadap dingin, serta pada anak–anak timbul retardasi mental dan kecebolan. Sebaliknya,
sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan badan kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan
panas.
Pada survey dalam komunitas, prevalensi hipotiroidisme bervariasi dari 0,1 sampai 2 persen.
Sedangkan prevalensi subklinik hipotirodisme lebih tinggi, antara 4 sampai 10 persen pada orang
dewasa, dengan kemungkinan tertinggi pada wanita lansia. Hipotiroidisme 5 sampai 8 kali lebih
banyak pada wanita dari pada laki-laki dengan berat badan lahir rendah dan selama masa anak-anak.
Walaupun kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi ketiadaannya menyebabkan
beberapa masalah terhadap kesehatan, oleh karena itu penting bagi seorang perawat mengetahui
fungsi dan komplikasi yang dapat terjadi pada kelainan atau gangguan pada kelenjar tiroid sehingga
kelainan pada kelenjar paratiroid tidak semakin berat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Hipotiroid?
2. Apa saja klasifikasi Hipotiroid?
3. Apa saja faktor resiko Hipotiroid?
4. Bagaimana etilogi dari Hipotiroid?
5. Apakah manifestasi klinis dari Hipotiroid?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada Hipotiroid?
7. Bagaimana penatalaksaan pada Hipotiroid?
8. Apa saja komplikasi pada Hipertiroid?
9. Bagaimana patofisiologi pada Hipotiroid?
10. Apa yang menjadi masalah atau diagnosa keperawatan yang utama pada klien dengan
Hipotiroid?
C. Tujuan
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipotiroid.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian Hipotiroid
2. Untuk mengetahui klasifikasi Hipotiroid
3. Untuk mengetahui etiologi Hipotiroid
4. Untuk mengetahui faktor resiko Hipotiroid
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis Hipotiroid
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Hipotiroid
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Hipotiroid
8. Untuk mengetahui komplikasi Hipotiroid
9. Untuk mengetahui patofisiologi Hipotiroid
10. Untuk mengetahui masalah atau diagnosa keperawatan yang utama pada klien dengan
Hipotiroid
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikkan oleh produksi hormon tiroid yang
rendah atau kondisi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup.
Hipotiroid (hiposekresi hormon tiroid) adalah status metabolik yang diakibatkan oleh
kehilangan hormon tiroid. (Baradero,2009)
Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan
mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon-
hormon tiroid (Hotma Rumahorbo S.Kep,1999)
B. Klasifikasi
Terdapat beberapa tipe hipotiroid,
C. Etiologi
Menurut Kowalak (2012), penyebab hipotiroidisme pada dewasa meliputi:
1. Produksi hormone tiroid yang tidak adekuat, biasanya sesudah tiroidektomi atau terapi radiasi
atau akibat inflamasi, tiroiditis autoimun yang kronis (penyakit hashimoto) atau keadaan
seperti amyloidosis serta sarkoidosis (jarang)
2. Kegagalan hipofisis memproduksi TSH, kegagalan hipotalamus memproduksi TRH
(thyropin-releasing hormone), kelainan bawaan sintesis hormone tiroid, defisiensi yodium
(biasanya dari makanan), atau pemakaian obat-obat antitiroid, seperti propiltiourasil.
D. Faktor Resiko
Wanita dengan usia diatas 60 tahun. Hal ini mungkin dikarenakan adanya dengeneratif
ditambah dengan risiko pada saat muda pasca melahirkan.
Mempuntai penyakit autoimmune, missal hashimoto. Penyakit ini dapat menyerang jaringan
tiroid yang berujung pada penurunan produksi hormone tiroksin
Riwayat keluarga. hal ini mungkin dapat terjadi karena adanya pewarisan gen mutasi PAX8
dan tyroid transcription factor 1.
Pernah terpapar radioactive iodine/medikasi antitiroid. Hal ini mungkin terjadi karena setelah
terpapar sel-sel tiroid tak mampu lagi menghasilkan hormone tiroksin.
Pernah terpapar radiasi pada leher dan bagain atas dada. Hal ini mungkin dapat terjadi karena
sel-sel tiroid terlumpuhkan oleh radiasi sehingga tak mampu lagi menghasilkan hormone
tiroksin.
Tiredektomi. Pernah melakukan pengangkatan tiroid menjadi salah satu factor risiko
hipotiroid karena dengan demikian, kelenjar tiroid absen dalam pembentukan hormone
tiroksin.
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis hipotiroid antara lain :
1. Kelemahan
3. Sembelit
F. Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon
jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh
peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis
anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT
yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak
adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang disebabkan oleh
malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
Penyakit Hashimoto, juga disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat adanya otoantibodi yang
merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH
dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal, Penyebab tiroiditis otoimun tidak diketahui, tetapi
tampaknya terdapat kecenderungan genetik untuk mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling
sering ditemukan adalah tiroiditis Hashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali
membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang
masih berfungsi. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium
radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Gondok endemik adalah
hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid.
Pada defisiensi iodiurn terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik
dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar HT yang rendah akan
disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.Kekurangan yodium jangka
panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme
goitrosa). Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme. Namun, terapi
untuk kanker yang jarang dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH,
atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan jaringan tiroid. Semua pengobatan ini dapat
menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama masa anak-anak, adalah penyebab kanker
tiroid. Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan risiko pembentukan kanker tiroid karena hal
tersebut merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.
Karena sebab-sebab yang dijelaskan di atas maka akan terjadi gangguan metabolisme.
Dengan adanya gangguan metabolisme ini, menyebabkan produksi ADP dan ATP akan menurun
sehingga menyebabkan kelelahan serta terjadinya penurunan fungsi pernapasan yang berujung pada
depresi ventilasi dan timbul dyspneu kemudian pada tahap lebih lanjut kurangnya jumlah ATP dan
ADP dalam tubuh juga berdampak pada sistem sirkulasi tubuh terutama jantung karena suplai oksigen
ke jantung ikut berkurang dan terjadilah bradycardia, disritrmia dan hipotensi. Gangguan pada sistem
sirkulasi juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem neurologis yaitu berupa terjadinya gangguan
kesadaran karena suplai oksigen yang menurun ke otak. Selain itu gangguan metabolisme juga
menyebabkan gangguan pada fungsi gastrointestinal dan pada akhirnya dapat menyebabkan
menurunnya fungsi peristaltik usus sehingga menimbulkan konstipasi. Metabolisme yang terganggu
juga berdampak pada turunnya suhu tubuh karena produksi kalor yang menurun sehingga terjadi
intoleransi suhu dingin.
G. Pemeriksaan Diagnostic
a. Pemeriksaan radioimmunoassay memperlihatkan kadar t3 dan t4 yang rendah
b. Peningkatan kadar tsh bila penyebabnya gangguan tiroid, penurunan kadar tsh jika
etiologinya gangguan hipotalamus atau hipofisis
c. Pemeriksaan faal tiroid yang membedakan antara hipotiroid primer, sekunder, tertier, dan
euthyroid sick syndrome
d. Kenaikan kadar kolesterol, trigliserida, dan alkali fosfatase dalam serum darah
e. Anemia normositik normokromik
f. Kadar natrium serum yang rendah, penurunan ph, dan peningkatan tekanan parsial karbon
dioksida yang menunjukkan asidosis respiratorik
H. Penatalaksanaan
a) Penatalaksanaan Medis
b) Penatalaksanaan Keperawatan
I. Komplikasi
Gondok
Stimulasi terus menerus agar tiroid mengeluarkan hormon, dapat menyebabkan kelenjar
membesar. Gondok dapat mengganggu pernapasan dan saat menelan makanan dan
mempengaruhi penampilan.
Masalah jantung
Hipotiroid juga dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, terutama karena
tingginya tingkat LDL yang dapat terjadi pada orang dengan tiroid kurang aktif. Bahkan
hipotiroid subklinis, kondisi yang lebih jinak dari hipotiroid dapat menyebabkan peningkatan
kadar kolestrol total dan merusak kemampuan memompa jantung. Hipotirod juga dapat
menyebabkan pembesaran jantung dan gagal jantung
Masalah tiroid pada wanita hamil dapat mempengaruhi perkembangan bayi. Selama tiga
bulan pertama kehamilan, bayi menerima semua hormon tiroid dari ibunya. Jika ibu memiliki
hipotiroidisme, bayi tidak mendapatkan cukup hormon tiroid. Hal ini dapat menyebabkan
masalah dengan perkembangan mental (WebMD, 2015)
Peripheral neuropathy
Merusak saraf perifer, yaitu saraf yang membawa informasi dari otak dan saraf tulang
belakang ke seluruh tubuh
Myxedema
Myxedema adalah bentuk yang paling parah dari hipotiroid. Seseorang dengan myxedema
bisa kehilangan kesadaran atau pergi ke dalam koma. Kondisi ini juga dapat menyebabkan
suhu tubuh turun sangat rendah, yang dapat menyebabkan kematian (WwebMD, 2015).
Infertilitas
Kadar hormon tiroid yang terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan pada ovulasi
(MeetDoctor, 2015)
A. Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon
jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh
peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis
anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT
yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak
adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang disebabkan oleh
malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
Penyakit Hashimoto, juga disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat adanya otoantibodi yang
merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH
dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal, Penyebab tiroiditis otoimun tidak diketahui, tetapi
tampaknya terdapat kecenderungan genetik untuk mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling
sering ditemukan adalah tiroiditis Hashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali
membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang
masih berfungsi. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium
radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme. Gondok endemik adalah
hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid.
Pada defisiensi iodiurn terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik
dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar HT yang rendah akan
disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.Kekurangan yodium jangka
panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme
goitrosa). Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme. Namun, terapi
untuk kanker yang jarang dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH,
atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan jaringan tiroid. Semua pengobatan ini dapat
menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama masa anak-anak, adalah penyebab kanker
tiroid. Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan risiko pembentukan kanker tiroid karena hal
tersebut merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.
Karena sebab-sebab yang dijelaskan di atas maka akan terjadi gangguan metabolisme.
Dengan adanya gangguan metabolisme ini, menyebabkan produksi ADP dan ATP akan menurun
sehingga menyebabkan kelelahan serta terjadinya penurunan fungsi pernapasan yang berujung pada
depresi ventilasi dan timbul dyspneu kemudian pada tahap lebih lanjut kurangnya jumlah ATP dan
ADP dalam tubuh juga berdampak pada sistem sirkulasi tubuh terutama jantung karena suplai oksigen
ke jantung ikut berkurang dan terjadilah bradycardia, disritrmia dan hipotensi. Gangguan pada sistem
sirkulasi juga dapat menyebabkan gangguan pada sistem neurologis yaitu berupa terjadinya gangguan
kesadaran karena suplai oksigen yang menurun ke otak. Selain itu gangguan metabolisme juga
menyebabkan gangguan pada fungsi gastrointestinal dan pada akhirnya dapat menyebabkan
menurunnya fungsi peristaltik usus sehingga menimbulkan konstipasi. Metabolisme yang terganggu
juga berdampak pada turunnya suhu tubuh karena produksi kalor yang menurun sehingga terjadi
intoleransi suhu dingin.
J. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa atau masalah keperawatan yang utama pada pasien dengan Hipotiroid adalah :
“Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi”
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikkan oleh produksi hormon tiroid yang
rendah atau kondisi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup.
Adapun tanda dan gejala hipotiroid antara lain, kelelahan, denyut nadi melambat (bradikardi),
sembelit dan nafsu makan menurun, dan tidak tahan terhadap dingin.
Tanda dan gejala yang pertama yakni kelelahan; pola yang terganggu adalah aktifitas dan latihan.
Kelelahahan pada pasien hipotiroid terjadi karena adanya metabolisme tubuh yang dipengaruhi
karena hormon tiroid yang rendah tidak cukup dan karena gangguan metabolisme ini menyebabkan
produksi ATP dan ADP menurun. Sehingga menyebabkan kelelahan karena adanya produksi ATP dan
ADP yang menurun dan adanya kelelahan dapat memicu terjadinya penurunan fungsi pernapasan
yang berujung pada depresi ventilasi yang di tandai dengan tubuh dispneu. Sehingga timbul masalah
keperawatan yakni pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelenjar tiroid merupakan salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.
Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah laring. Lobus lateral kanan dan kiri terletak satu pada setiap sisi
trakhea. Yang menghubungkan lobus adalah massa jaringan yang disebut isthmus, terletak di depan
trakhea. Lobus yang berbentuk piramid, kecil, kadang-kadang melanjut ke atas dari isthmus. Kelenjar
tiroid adalah satu-satunya kelenjar endokrin yang menyimpan hasil sekresinya dalam jumlah besar.
Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh untuk membakar energi, memproduksi
protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya.
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini
mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang tidak
memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
B. Saran
Melihat dari kasus kelainan pada kelenjar tiroid, maka diharapkan para tenaga medis dan
perawat harus lebih profesional dan berpengalaman dalam mengkaji seluruh sistem metabolisme yang
mungkin terganggu karena adanya kelainan pada kelenjar tiroid. Karena penanganan dan pengkajian
yang tepat akan menentukan penatalaksanaan pengobatan yang cepat dan tepat pula pada kelainan
kelenjar tiroid.
DAFTAR PUSTAKA
Molina, Patricia E. 2010. Endocrine Physiology. Edisi ke-3. USA. Mc Graw Hill Medical.
Kowalak Jennifer, Welsh William, & Mayer Brenna. 2012. Professional Guide to
Pathophysiology: Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Stein, Jay H. 2001. Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jakarta: EGC
Philip R Orlander. 2015. Hypothyroidism. http://emedicine.medscape.com/article/122393-
overview . Diakses tanggal 18 September 2015
Smeltzer, Susan C. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Ed. 12. Jakarta.
EGC