DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Kecelakaan Kerja
B. Jenis – Jenis Kecelakaan Kerja
C. Penyebab Kecelakaan Kerja
D. Pencegahan Kecelakaan Kerja
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan adalah sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera atau
kerusakan. Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang
dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran.
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja,
(terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan). Kecelakaan kerja juga dapat
didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda tentunyahal ini dapat mengakibatkan
kerugianj jiwa serta kerusakan harta benda.
Kecelakaan kerja banyak akhir-akhir ini kita jumpai dimana banyak terjadi
dilingkungan pekerjaan non-formal. Hal ini yang menunjukan bahwa sanya pentingnya
sebuah keselamatan dalam bekerja, sekalipun sektor tersebut hanya sedikit bahkan tidak sama
sekali di dukung oleh pemerintah. Seperti banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi di area
pertambangan, dimana para pekerjanya kurang menggunakan alat keselamatan kerja.
B. Rumusan Masalah
Setelah kita membaca latar belakang diatas maka kami tim penulis memberikan rumusan
masalahnya, yakni :
1) Bagaimana pengertian kecelakaan kerja
2) Menjelaskan jenis – jenis kecelakaan kerja
3) Menjelaskan factor terjadinya kecelakaan kerja
4) Menjelaskan bagaimana cara pencegahan kecelakaan kerja
C. Tujuan
1) Memahami pengertian kecelakaan kerja
2) Memahami jenis – jenis kecelakaan kerja
3) Memahami factor terjadinya kecelakaan kerja
4) Menjelaskan bagaimana cara pencegahan kecelakaan kerja
BAB II
PEMBAHASAN
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian
baik korban manusia dan atau harta benda (Depnaker, 1999:4).
Kecelakaan kerja ( accident ) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan
yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses (Didi
Sugandi, 2003 : 171)
Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat
mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran.
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja, (terjadi
karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan ).
Kecelakaan kerja juga dapat di definisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda tentunya
hal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda. Dengan demikian
menurut definisi tersebut ada 3 hal pokok yang perlu diperhatikan :
a. Kecelakaan merupakan peristiwa yang tidak dikehendaki
b. Kecelakaan mengakibatkan kerugian jiwa dan kerusakan harta benda
c. Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan sumber energi yang melebihi
ambang batas tubuh atau struktur.
2. Teori Multiple Causation Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada
lebih dari satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan, kondisi
atau situasi yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan
kerja tersebut perlu diteliti.
3. Teori Gordon Menurut Gordon (1949), kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara
korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang kompleks, yang
tidak dapat dijelaskan hanya dengan mempertimbangkan salah satu dari 3 faktor yang
terlibat.
Oleh karena itu, untuk lebih memahami mengenai penyebab-penyebab terjadinya
kecelakaan maka karakteristik dari korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan
lingkungan yang mendukung harus dapat diketahui secara detail.
4. Teori Domino terbaru Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori
yang mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja adalah ketimpangan
manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus mengembangkan teori Domino Heinrich untuk
memperlihatkan pengaruh manajemen dalam mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
5. Teori Reason Reason (1995,1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat
“lubang” dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihan-pelatihan,
prosedur atau peraturan mengenai keselamatan kerja.
6. Teori Frank E. Bird Petersen Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan . Bird
mengadakan modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori
manajemen, yang Manajemen kurang intinya sebagai berikut), control Sumber penyebab
utama Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar). Kontak peristiwa ( kondisi di
bawah standar ) Kerugian gangguan ( tubuh maupun harta benda)
Menurut Suma’mur, secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1) Kecelakaan industri ( industrial accident ) yaitu kecelakaan yang terjadi ditempat kerja
karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.
2) Kecelakaan dalam perjalanan (community accident ) yaitu kecelakaan yang terjadi di luar
tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja ini
diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni :
3. Ketidaktahuan
Dalam kasus tersebut pekerja menggunakan alat berta yaitu crane, dimana dalam
menjalankan mesin-mesin dan peralatan otomotif diperlukan pengetahuan yang cukup
oleh teknisi. Apabila tidak maka dapat menjadi penyebab kecelakaan kerja.
4. Bekerja tanpa peralatan keselamatan
Pekerjaan tertentu, mengharuskan pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja.
Peralatan keselamatan kerja dirancang untuk melindungi pekerja dari bahaya
yangdiakibatkan dari pekerjaan yang baru dilaksanakan. Dalam kasus tersebut pekerja
bekerja diketinggian dan pekerja tidak m enggunakan alat pelindung diri yang
lengkap seperti helm, pengaman, sarung tangan, sepatu kerja, masker penutup debu, tali
pengaman untuk pekerja diketinggian.
Berdasarkan konsepsi sebab kecelakaan tersebut diatas, maka ditinjau dari sudut
keselamatan kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja mencakup 5 M yaitu :
a. Manusia.
Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja,
mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja, meniadakan hal-
hal yang mengurangi konsentrasi kerja menegakkan disiplin kerja, menghindari perbuatan
yang mendatangkan kecelakaan serta menghilangkan adanya ketidak cocokan fisik dan
mental.
b. Manajemen ( unsur pengatur )
Perusahaan harus melakukan berbagai cara untuk dapat mewujudkan terlaksananya
keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja. Perusahaan harus membekali para
pekerjadengan melakukan berbagai pelatihan dan penyuluhan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja seperti
1. Membuat daftar resiko kecelakaan yang mungkin terjadi disetiap item pekerjaan
misalnya pada pekerjaan galian tanah akan memungkinkan terjadi kelongsoran tanah,
pekerjaterkena cangkul, sehingga diketahui upaya pencegahanya seperti pembuatan
tembok sementara dari bamboo untuk menahan tanah serta memasang rambu-rambu
hat-hati pada lokasi galian tanah
2. Melakukan penyuluhan kepada pekerja dengan cara membuat jadwal sebelumnya
seperti waktu pagi hari sebelum bekerja dapat dibunyikan suara speaker “selamat
bekerja”, gunakan alat pelindung diri, hat-hati dalam bekerja karena keluarga
menunggu dirumah atau kata-kata lain yang dapat mengingatkan setiap pekerja
proyek untuk berhat-hati dalam bekerja.
3. Membuat rambu- rambu kecelakaan kerja, memasang pagar pengaman pada void
yang memungkinkan adanya resiko jatuh, memasang tabung pemadam kebakaran
pada area rawan kebakaran.
4. Menjaga kebersihan proyek dapat membuat lingkungan kerja nyaman sehingga emosi
negatif yang mungkin timbul saat bekerja dapat dikurangi karena hal tersebut dapat
menyebabkan kecelakaan proyek akibat pikiran sedang tidak fokus terhadap
pekerjaan.
5. Menjalin kerjasama dengan pelayan kesehatan atau rumah sakit terdekat dari
lokasi proyek sehingga sewaktu-waktu terjadi kecelakaan dapat ditangani secara cepat
untuk mencegah hal-hal selanjutnya yang tidak diinginkan.
6. Penyediaan perangkat pengaman kecelakaan kerja dari mulai personil sampai
peralatan mungkin terlihat mahal namun biasa tersebut akan lebih murah jika tidak
mengadakanya sehingga terjadi kecelakaan sehingga dapat menghentikan jalannya
pekerjaan atau pengalihan aktifitas pekerjaan pada upaya menyelamatkan korban
kecelakaan. Selain itu, peran pemerintah melalui peraturan - peraturan mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja dan lembaga-lembaga yang berwenang dalam
mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja sangat diperlukan. Lembaga-lembaga
seperti DK3N, P2K3, PJK3, Lembaga Hiperkes, P/J Diklat K3, Asosiasi K3 harus
mampu melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing lembaga secara adil,
transparan dan bertanggung jawab. Lembaga-lembaga tersebut harus bekerjasama
dengan pihak -pihak yang bersangkutan agar terjadinya kecelakaan kerja dapat
diminimalisir.
c. Material ( bahan-bahan ).
d. Mesin ( peralatan ).
Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencangan yang baik dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencangan yang baik terlihat dari
baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian -bagian mesin atau perkakas yang
bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila pagar atau tutup pengaman telah terpasang,
harus diketahuidengan pasti efektif tidaknya pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat
dari bentuk dan ukurannya yang sesuai terhadap mesin atau alat serta perkakas yang
terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.
e. Medan ( tempat kerja / lingkungan kerja ).
Kecelakaan terjadi karena adanya ketimpangan dalam unsur 5 M, yang dapat dikelompokan
menjadi tiga kelompok yang saling terkait, yaitu : Manusia, Perangkat keras dan Perangkat
lunak.
Oleh karena itu dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian kecelakaan adalah
dengan pendekatan kepada ketiga unsur kelompok tersebut, yaitu :
2. Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap dan bertndak sesuai dengan keperluan
perusahaan.
Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan jelas.
Pengawasan dan disiplin yang wajar. ·Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat
keras, antara lain :
Perancangan, pembangunan, pengendalian, modifikasi, peralatan kilang,
Pengelolaan·mesin-mesin harus memperhitungkan keselamatan kerja. penimbunan,
pengeluaran, penyaluran, pengangkutan, penyusunan penyimpanan dan penggunaan bahan
produksi secara tepat sesuai dengan Pemeliharaan tempat kerja standar keselamatan kerja
yang berlaku. tetap bersih dan aman untuk pekerja.
3. Pembuangan sisa produksi dengan Perencanaan lingkungan kerja·memperhitungkan
kelestarian lingkungan. sesuai dengan kemampuan manusia. Pendekatan terhadap kelemahan
pada perangkat lunak, harus melibatkan Penyebaran, pelaksanaan dan seluruh level
manajemen, antara lain :
Pengawasan dari safety policy. Penentuan struktur pelimpahan wewenang dan
pembagian tanggung jawab.
Penentuan pelaksanaan pengawasan, melaksanakan dan mengawasi sistem/prosedur
kerja yang benar.
e. Riset medis, termasuk penelitian dampak fisiologis dan patologis dari faktor-faktor
lingkungan dan teknologi, serta kondisi-kondisi fisik yang amatmerangsang terjadinya
kecelakaan.
g. Riset statistik, untuk mengetahui jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, berapabanyak, kepada
tipe orang yang bagaimana yang menjadi korban, dalamkegiatan seperti apa dan apa saja yang
menjadi penyebab. Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja
Sumber Internet:
http://sarisolo.multiply.com/journal/item/35/kecelakaan_kerja_di_perusahaan.
http://saintek.uin-suka.ac.id/file_kuliah/manajemen%20lab%20kimia.doc.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html
http://araralututu.wordpress.com/2009/12/19/my-k3ll-project/
http://solehpunya.wordpress.com/2009/02/03/implementasi-k3-di-indonesia/