Anda di halaman 1dari 25

SISTEM MANAJEMEN K3

untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Disusun Oleh:

Yeni Aulia NIM. 180140180

Dosen Pembimbing :
Sulhatun, ST., MT.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyeleasaikan makalah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ini mengenai system manajemen K3.
Kami menyadari banyaknya kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Maka
dari itu, kritik dan saran yang diberikan nantinya dapat membuat saya menjadi lebih
baik ke depannya sert terwujud tulisan yang bermanfaat dan berguna.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
mahasiswa Teknik Kimia Universitas Malikussaleh dalam melanjutkan proses
pembelajaran mata kuliah ini.

Lhokseumawe, 19 Desember 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
2.1 Pengertian SMK3................................................................................... 4
2.2 Dasar Hukum SMK3 ............................................................................. 5
2.3 Tujuan Penerapan SMK3 ....................................................................... 6
2.4 Manfaat Penerapan SMK3 ..................................................................... 7
2.5 Kewajiban Penerapan SMK3................................................................. 9
2.6 Penerapan SMK3 di Perusahaan ............................................................ 9
2.7 Tahap Persiapan SMK3 ......................................................................... 12
2.8 Tahap Penerapan dan Pengembangan SMK3 ........................................ 13
2.9 Penilaian Penerapan SMK3 ................................................................... 19
2.10 Pengawasan SMK3 .............................................................................. 20
2.11 Analisis SMK3 .................................................................................... 22
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 22
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 22
3.2 Saran ....................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan skala kecepatan dan kedalaman industri yang terjadi pada setiap
sektor industri telah menghadapkan tingginya tingkat resiko yang terkandung
dimana akibat kecelakaan yang ditimbulkan juga akan semakin besar. Kecelakaan
yang merupakan suatu proses gagal berfungsinya sistem pengendalian unsur-unsur
kecelakaan dapat menimbulkan berbagai bentuk kerugian, yang tidak hanya
menimpa tenaga kerja akan tetapi juga dapat mempengaruhi kelangsungan kegiatan
industri dan kerusakan lingkungan serta bentuk kerugian lainnya. Kondisi ini telah
memberikan tekanan kepada para pelaku usaha yang memaksa agar para Petugas
K3 (Safety Officer/Safety Engineer) mampu bersungguh-sungguh untuk melakukan
upaya Pencegahan Kecelakaan (Accident Prevention).
Keberhasilan upaya Pencegahan Kecelakaan menuntut adanya jaminan
keterlibatan dari segenap unsur pimpinan dan seluruh tenaga kerja yang terintegrasi
dalam suatu kesatuan sistem yang terstruktur dan terukur berdasarkan tanggung
jawab yang dimiliki. Dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut dibutuhkan adanya

3
Petugas K3 (Safety Officer/Safety Engineer) yang kompeten di dalam
melaksanakan tugasnya di bidang K3 guna membantu perusahaan dalam menjamin
pengelolaam penerapan dan pelaksanaan syarat-syarat K3 sebagaimana tertuang
dalam Prinsip Dasar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan SMK3 ?
2. Bagaimana penerapan SMK3 di perusahaan ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan SMK3,
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan SMK3 di perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian SMK3


Dunia usaha saat ini mulai disibukkan dengan adanya sejumlah persyaratan
dalam perdagangan global, yang tentu akan menambah beban bagi industri.
Persyaratan tersebut adalah kewajiban melaksanakan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun
2003 pasal 87. Persyaratan ini sebenarnya sebuah kewajiban biasa, bukan beban
yang harus ditanggung setiap perusahaan. Kewajiban karena seharusnya sudah
diperhitungkan sebagai investasi perusahaan. Dianggap sebagai beban karena
belum seluruh perusahaan melakukannya.
Kemajuan teknologi kian berkembang pesat, namun di sisi lain turut
menjadi penyebab masalah pada keselamatan dan kesehatan kerja. Masalah ini
harus sesegera mungkin diatasi, karena cepat atau lambat dapat menurunkan kinerja
dan produktivitas suatu perusahaan baik pada sumber daya maupun elemen lainnya.
Oleh karena itu sangat penting bagi suatu perusahaan untuk menerapkan Sistem

4
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) seperti yang diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05./1996.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sedangkan, Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif.
SMK3 adalah standar yang diadopsi dari standar Australia AS4801 ini
serupa dengan Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001,
standar ini dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan lembaga standarisasi kelas
dunia. SMK3 merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk memenuhi
tuntutan dan persyaratan yang ada dan berlaku yang berhubungan dengan jaminan
keselamatan kerja dan kesehatan kerja. SMK3 merupakan sebuah sistem yang dapat
diukur dan dinilai sehingga kesesuaian terhadapnya menjadi obyektif.
Berikut beberapa konsep dasar dan prinsip-prinsip SMK3 adalah sebagi
berikut:
1. Komitmen dan Kebijakan
Organisasi harus membuat sebuah Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dan memastikan komitmennya dengan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Planning
Organisasi merumuskan sebuah perencanaan/sasaran dan program untuk
mendukung Kebijakan K3 nya.
3. Implementation
Untuk implementasi yang efektif, organisasi melakukan pengembangan
kemampuan dan mendukung segala kebutuhan mekanisnya untuk mencapai
Kebijakan K3 dan Sasaran dan Program K3 organisasi.
4. Checking
Organisasi akan selalu melakukan pengecekan, memonitor dan
mengevaluasi kinerja K3 organisasi.

5
5. Review dan Continual Improvement
Organisasi melakukan peninjauan dan melakukan peningkatan yang
berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja nya.

2.2 Dasar Hukum SMK3


Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai
ketenagakerjaan a. Pasal 3 Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan
yang layak bagi kemanusiaan b. Pasal 9 Tiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja
serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama c. Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang meliputi: a. Norma
keselamatan kerja b. Norma kesehatan kerja cNorma kerja d. Pemberian ganti
kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja.
Pasal 86 UU No.13/2003 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas : a. Keselamatan dan kesehatan kerja; b. Moral dan
kesusilaan; dan c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia d.
Serta nilai-nilai agama.
Pasal 87 UU No.13/2003 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.

2.3 Tujuan Penerapan SMK3


Menurut PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, tujuan dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja
yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
2.3.1 Tujuan umum yaitu :

6
a. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu
terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan
peningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
b. Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar
selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
c. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan
digunakan secara aman dan efisien.
2.3.2 Tujuan Khusus yaitu:
a. Mencegah dan/ atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan
penyakit akibat kerja.
b. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan
hasil produksi.
c. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan
penyesuaian antara pekerja dengan manusia atau manusia dengan pekerjaan.
2.4 Manfaat Penerapan SMK3
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, beberapa diantaranya adalah:
1. Melindungi Pekerja
Tujuan utama penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari
segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bagaimanapun pekerja adalah
asset perusahaan yang paling penting. Dengan menerapkan K3 angka kecelakaan
dapat dikurangi atau ditiadakan sama sekali, hal ini juga akan menguntungkan bagi
perusahaan, karena pekerja yang merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja akan bekerja lebih bersemangat dan produktif.
2. Patuh Terhadap Peraturan dan Undang-Undang
Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan atau perundang-
undangan yang berlaku pada umumnya terlihat lebih sehat dan exist. Karena
bagaimanapun peraturan atau perundang-undangan yang dibuat bertujuan untuk
kebaikan semua pihak. Dengan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku maka perusahaan akan lebih tertib dan hal ini dapat meningkatkan citra baik
perusahaan itu sendiri. Berapa banyak perusahaan yang melakukan
pembangkangan terhadap peraturan yang berlaku mengalami kebangkrutan atau

7
kerugian karena mengalami banyak permasalahan baik dengan karyawan,
pemerintah dan lingkungan setempat.
3. Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan. Betapa banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok atau
supplier mereka untuk menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001. Karena penerapan
SMK3 akan dapat menjamin proses yang aman, tertib dan bersih sehingga bisa
meningkatkan kualitas dan mengurangi produk cacat. Para pekerja akan bekerja
secara lebih baik, karena mereka terlindungi dengan baik sehingga bisa lebih
produktif. Kecelakaan dapat dihindari sehingga bisa menjamin perusahaan
beroperasi secara penuh dan normal untuk menjamin kontinuitas supplai kepada
pelanggan.
Tidak jarang pelanggan melakukan audit K3 kepada para pemasok mereka
untuk memastikan bahwa pekerja terlindungi dengan baik dan proses produksi
dilakukan secara aman. Tujuan mereka tidak lain adalah untuk memastikan bahwa
mereka sedang berbisnis dengan perusahaan yang bisa menjamin kontinuitas
supplai bahan baku mereka. Disamping itu dengan memiliki sertifikat SMK3 atau
OHSAS 18001 akan dapat meningkatkan citra perusahaan sehingga pelanggan
semakin percaya terhadap perusahaan tersebut.
4. Membuat Sistem Manajemen yang Efektif
Dengan menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001 maka sistem manajemen
keselamatan akan tertata dengan baik dan efektif. Karena didalam SMK3 ataupun
OHSAS 18001 dipersyaratkan adanya prosedur yang terdokumentasi, sehingga
segala aktifitas dan kegiatan yang dilakukan akan terorganisir, terarah, berada
dalam koridor yang teratur dan dilakukan secara konsisten. Rekaman-rekaman
sebagai bukti penerapan sistem disimpan untuk memudahkan pembuktian
identifikasi akar masalah ketidaksesuaian. Sehingga analysis atau identifikasi
ketidaksesuaian tidak berlarut-larut dan melebar menjadi tidak terarah, yang pada
akhirnya memberikan rekomendasi yang tidak tepat atau tidak menyelesaikan
masalah. Dalam sistem ini juga dipersyaratkan untuk dilakukan perencanaan,
pengendalian, tinjau ulang, umpan balik, perbaikan dan pencegahan. Semua itu
merupakan bentuk sistem manajemen yang efektif. Sistem ini juga meminta

8
komitmen manajemen dan partisipasi dari semua karyawan, sehingga totalitas
keterlibatan line manajemen dengan pekerja sangat dituntut dalam menjalankan
semua program yang berkaitan dengan K3. Keterlibatan secara totalitas ini akan
memberikan lebih banyak peluang untuk melakukan peningkatan atau perbaikkan
yang lebih efektif bagi perusahaan.
Itulah beberapa manfaat dari sekian manfaat yang dapat diperoleh dari
penerapan SMK3. Semua manfaat penerapan SMK3 akan kembali kepada
perusahaan. Namun seringkali manfaat tersebut tidak pernah diukur secara
kuantitatif sehingga tidak terlihat benefit yang diperoleh dari penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja tersebut. Sistem pelaporan SMK3
yang banyak dilakukan adalah dalam bentuk pengukuran pencegahan kegagalan
dan bukan dalam bentuk pencapaian kesuksesan atau keberhasilan. Sehingga
manajemen hanya melihat K3 sebagai sistem support yang masih menjadi cost
center dan belum bisa berkontribusi kepada profit perusahaan.
Adapun manfaat lain SMK3 bagi organisasi adalah memberikan beberapa
keuntungan, diantaranya:
a. Tujuan inti penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) adalah memberikan perlindungan kepada pekerja.
Bagaimanapun pekerja adalah aset Perusahaan yang harus dipelihara dan
dijaga keselamatannya,
b. Pengaruh positif terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka
kecelakaan kerja. Dalam menerapkan sistem ini, kita dapat mencegah
terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian
kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian
tersebut. Salah satu biaya yang dapat dikurangi dengan penerapan SMK3
adalah biaya premi asuransi dan biaya kehilangan jam kerja,
c. Meningkatkan kesadaran akan bahaya dan resiko dengan pemenuhan
persyaratan,
d. Memenuhi kewajiban undang-undang dengan menunjukkan kesungguhan
dalam mengelola resiko,
e. Memiliki image perusahaan yang baik dimata pemerintah, pelanggan,
karyawan dan masyarakat umumnya

9
2.5 Kewajiban Penerapan SMK3
Adapun kewajiban dari penerapan SMK3 yaitu
a. Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus)
orang; atau
b. Perusahaan yang mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. (Ketentuan
mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan).
c. Penerapan SMK3 memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan
serta konvensi atau standar internasional.

2.6 Penerapan SMK3 di Perusahaan


2.6.1 Penetapan kebijakan K3
Pengusaha dalam menyusun kebijakan K3 paling sedikit harus:
a. melakukan tinjauan awal kondisi K3, meliputi:
 identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;
 perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih
baik;
 peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
 kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan
dengan keselamatan; dan
 penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
b. memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus;
dan
c. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh.
Muatan Kebijakan K3 paling sedikit memuat visi; tujuan perusahaan;
komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan; dan kerangka dan program kerja
yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum
dan/atau operasional.
2.6.2 Perencanaan K3
Yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana K3, yaitu :

10
a. hasil penelaahan awal;
b. identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko;
c. peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan
d. sumber daya yang dimiliki.
2.6.3 Pelaksanaan rencana K3
Dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia di
bidang K3, sarana, dan prasarana
1. Sumber daya manusia harus memiliki :
 kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan
 kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi
dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang berwenang.
2. Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:
a) organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3;
b) anggaran yang memadai;
c) sedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian; dan
d) instruksi kerja.
3. Dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam
pemenuhan persyaratan K3. Kegiatan tersebut adalah :
a) Tindakan pengendalian
b) Perancangan (design) dan rekayasa;
c) Prosedur dan instruksi kerja;
d) Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan;
e) Pembelian/pengadaan barang dan jasa;
f) Produk akhir;
g) Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri; dan
h) Rencana dan pemulihan keadaan darurat
4. Kegiatan 1 – 6 dilaksanakan berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko.
5. Kegiatan 7 dan 8 dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi dan
analisa kecelakaan
6. Agar seluruh kegiatan tersebut bisa berjalan, maka harus:
a) Menunjuk SDM yang kompeten dan berwenang dibidang K3

11
b) Melibatkan seluruh pekerka/buruh
c) Membuat petunjuk K3
d) Membuat prosedur informasi
e) Membuat prosedur pelaporan
f) Mendokumentasikan seluruh kegiatan
7. Pelaksanaan kegiatan diintegrasikan dengan kegiatan manajemen
perusahaan
2.6.4 Pemantauan dan evaluasi kinerja K3;
1. Melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan audit internal SMK3
dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten
2. Dalam hal perusahaan tidak mempunyai SDM dapat menggunakan pihak
lain
3. Hasil pemantauan dilaporkan kepada pengusaha
4. Hasil tersebut digunakan untuk untuk melakukan tindakan pengendalian
5. Pelaksanaan pemantauan & Evaluasi dilakukan berdasarkan peraturan
Perundang-undangan.
2.6.5 Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.
1) Untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3, dilakukan
peninjauan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi
2) Hasil peninjauan digunakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja
3) Perbaikan dan peningkatan kinerja dilaksanakan dalam hal :
 terjadi perubahan peraturan perundang-undangan;
 adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
 adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
 terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan;
 adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
epidemiologi;
 adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja;
 adanya pelaporan; dan/atau

2.7 Tahap Persiapan SMK3

12
Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) ada beberapa tahapan
yang harus dilakukan agar SMK3 tersebut menjadi efeketif, karena SMK3
mempunyai elemen – elemen atau persyaratan-persyaratan tertentu yang harus
dibangun didalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem Manajemen K3 juga
harus ditinjau ulang dan ditingkatkan secara terus menerus didalam pelaksanaanya
untuk menjamin bahwa system itu dapat berperan dan berfungsi dengan baik serat
berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan. Untuk lebih memudahkan penerapan
standar Sistem Manajemen K3, berikut ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan
dan langkah-langkahnya. Tahapan dan langkah-langkah tersebut menjadi dua
bagian besar. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah personel,
mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan kebutuhan sumber daya yang
diperlukan, adapun tahap persiapan ini, antara lain:
1. Komitmen manajemen puncak.
2. Menentukan ruang lingkup
3. Menetapkan cara penerapan
4. Membentuk kelompok penerapan
5. Menetapkan sumber daya yang diperlukan

2.8 Tahap Pengembangan dan Penerapan SMK3


Dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
organisasi/perusahaan dengan melibatkan banyak personel, mulai dari
menyelenggarakan penyuluhan dan melaksakan sendiri kegiatan audit internal serta
tindakan perbaikannya sampai melakukan sertifikasi.
1. Menyatakan Komitmen
Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan untuk menerapan sebuah
Sistem Manajemen K3 dalam organisasi/perusahaan harus dilakukan oleh
manajemen puncak. Persiapan Sistem.
Manajemen K3 tidak akan berjalan tanpa adanya komintmen terhadap
system manajemen tersebut. Manajemen harus benar-benar menyadari bahwa
merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan atau kegagalan
penerapan Sistem K3.

13
Komitmen manajemen puncak harus dinyatakan bukan hanya dalam kata-
kata tetapi juga harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui,dipelajari,dihayati
dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan perusahaan. Seluruh karyawan
dan staf harus mengetahui bahwa tanggung jawab dalam penerapan Sistem
Manajemen K3 bukan urusan bagian K3 saja. Tetapi mulai dari manajemen puncak
sampai karyawan terendah. Karena itu ada baiknya manajemen membuat cara untuk
mengkomunikasikan komitmennya ke seluruh jajaran dalam perusahaannya. Untuk
itu perlu dicari waktu yang tepat guna menyampaikan komitmen manajemen
terhadap penerapan Sistem Manajemen K3.
2. Menetapkan Cara Penerapan
Dalam menerapkan SMK3, perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Konsultan yang baik tentu memiliki pengalaman yang banyak dan
bervariasi sehingga dapat menjadi agen pengalihan pengentahuan secara
efektif, sehingga dapat memberikan rekomendasi yang tepat dalam proses
penerapan Sistem Manajemen K3.
b. Konsultan yang independen kemungkinan konsultan tersebut secara bebas
dapat memberikan umpan balik kepada manajemen secara objektif tanpa
terpengaruh oleh persaingan antar kelompok didalam
organisasi/perusahaan.
c. Konsultan jelas memiliki waktu yang cukup. Berbeda dengan tenaga
perusahaan yang meskipun mempunyai keahlian dalam Sistem Manajemen
K3 namun karena desakan tugas-tugas yang lain di perusahaan,akibatnya
tidak punya cukup waktu.

Sebenarnya perusahaan/organisasi dapat menerapkan Sistem Manajemen


K3 tanpa menggunakan jasa konsultan,jika organisasi yang bersangkutan memiliki
personel yang cukup mampu untuk mengorganisasikan dan mengarahkan orang.
Selain itu organisasi tentunya sudah memahami dan berpengalaman dalam
menerapkan standar Sistem Manajemen K3 ini dan mempunyai waktu yang cukup.
3. Membentuk Kelompok Kerja Penerapan

14
Jika perusahaan akan membentuk kelompok kerja sebaiknya anggota
kelompok kerja tersebut terdiri atas seorang wakil dari setiap unit kerja. Biasanya
manajer unit kerja,hal ini penting karena merekalah yang tentunya paling
bertanggung jawab terhadap unit kerja yang bersangkutan.
4. Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan
Sumber daya disini mencakup orang, perlengkapan, waktu dan dana. Orang
yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi diluar tugas-
tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan. Perlengkapan adalah
perlunya mempersiapkan kemungkinan ruangan tambahan untuk menyimpan
dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan menyimpan data. Tidak
kalah pentingnya adalah waktu. Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama
bagi orang yang terlibat dalam penerapan, mulai mengikuti rapat, pelatihan,
mempelajari bahan-bahan pustaka, menulis dokumen mutu sampai menghadapi
kegiatan audit assessment.
Penerapan Sistem Manajemen K3 bukan sekedar kegiatan yang dapat
berlangsung dalam satu atau dua bulan saja. Untuk itu selama kurang lebih satu
tahun perusahaan harus siap menghadapi gangguan arus kas karena waktu yang
seharusnya dikonsentrasikan untuk memproduksikan atau beroperasi banyak
terserap ke proses penerapan ini. Keadaan seperti ini sebetulnya dapat dihindari
dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik. Sementara dana yang di perlukan
adalah dengan membayar konsultan (bila menggunakan konsultan), lembaga
sertifikasi, dan biaya untuk pelatihan karyawan diluar perusahaan.
Disamping itu juga perlu dilihat apakah dalam penerapan Sistem
Manajemen K3 ini perusahaan harus menyediakan peralatan khusus yang selama
ini belum dimiliki. Sebagai contoh adalah:apabila perusahaan memiliki kompresor
dengan kebisingan diatas rata-rata, karena sesuai dengan persyaratan Sistem
Manajemen K3 yang mengharuskan adanya pengendalian resiko dan bahaya yang
ditimbulkan, perusahaan tentu harus menyediakan peralatan yang dapat
menghilangkan/mengurangi tingkat kebisingan tersebut. Alat pengukur tingkat
kebisingan juga harus disediakan,dan alat ini harus dikalibrasi. Oleh karena itu
besarnya dana yang dikeluarkan untuk peralatan ini tergantung pada masing-masing
perusahaan.

15
5. Kegiatan Penyuluhan
Penerapan Sistem Manajemen K3 adalah kegiatan dari dan untuk kebutuhan
personel perusahaan. Oleh karena itu harus dibangun rasa adanya keikutsertaan dari
seluruh karyawan dalam perusahan memlalui program penyuluhan. Kegiatan ini
harus diarahkan untuk mencapai tujuan, antara lain:
 Menyamakan persepsi dan motivasi terhadap pentingnya penerapan Sistem
Manajemen K3 bagi kinerja perusahaan.
 Membangun komitmen menyeluruh mulai dari direksi,manajer,staf dan
seluruh jajaran dalam perusahaan untuk bekerja sama dalam menerapkan
standar system ini.
Kegiatan penyuluhan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya
dengan pernyataan komitmen manajemen, melalui ceramah, surat edaran atau
pembagian buku-buku yang terkait dengan Sistem Manajemen K3.
a) Pernyataan Komitmen Manajemen.
Dalam kegiatan ini, manajemen mengumpulkan seluruh karyawan dalam
acara khusus. Kemudian manajemen menyampaikan sambutan yang isinya,
antara lain:
- Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi kelangsungan dan
kemajuan perusahaan.
- Bahwa Sistem Manajemen K3 sudah banyak diterapkan di berbagai Negara
dan sudah menjadi kewajiban perusahaan-perusahaan di Indonesia.
- Bahwa manajemen telah memutuskan serta mengharapkan keikutsertaan
dan komitmen setiap orang dalam perusahaan sesuai tugas dan jabatan
masing-masing.
- Bahwa manajemen akan segera membentuk tim kerja yang dipilih dari
setiap bidang didalam perusahaan.
Perlu juga dijelaskan oleh manajemen puncak tentang batas waktu kapan
sertifikasi sistem manajemen K3 harus diraih, misalnya pada waktu ulang tahun
perusahaan yang akan datang.Tentu saja pernyataan seperti ini harus
memperhitungkan kensekuensi bahwa sertifikasi diharapkan dapat diperoleh dalam
batas waktu tersebut. Hal ini penting karena menyangkut kredibilitas manajemen
dan waktu kelompok kerja.

16
b) Pelatihan awareness Sistem Manajemen K3.
Pelatihan singkat mengenai apa itu Sitem Manajemen K3 perlu dilakukan
guna memberikan dan menyamakan persepsi dan menghindarkan kesimpang siuran
informasi yang dapat memberikan kesan keliru dan menyesatkan. Peserta pelatihan
adalah seluruh karyawan yang dikumpulkan di suatu tempat dan kemudian
pembicara diundang untuk menjelaskan Sistem Manajemen K3 secara ringkas dan
dalam bahasa yang sederhana, sehingga mampu menggugah semangat karyawan
untuk menerapkan standar Sistem Manajemen K3. Kegiatan awareness ini bila
mungkin dapat dilakukan secara bersamaan untuk seluruh karyawan dan
disampaikan secara singkat dan tidak terlalu lama.
c) Membagikan bahan bacaan.
Jika pelatihan awareness hanya dilakukan sekali saja,namun bahan bacaan
berupa buku atau selebaran dapat dibaca karyawan secara berulang-ulang. Untuk
itu perlu dicari buku-buku yang baik dalam arti ringkas sebagai tambahan dan
bersifat memberikan pemahaman yang terarah, sehingga setiap karyawan senang
untuk membacanya.
Apabila memungkinkan buatlah selebaran atau bulletin yang bisa diedarkan
berkala selama masa penerapan berlangsung. Lebih baik lagi jika selebaran tersebut
ditujukan kepada perorangan dengan menulis nama mereka satu per satu agar setiap
orang merasa dirinya dianggap berperan dalam kegiatan ini. Dengan semakin
banyak informasi yang diberikan kepada karyawan tentunya itu lebih baik biasanya
masalah akan muncul karena kurangnya informasi. Informasi ini penting sekali
karena pada saat melakukan assessment,auditor tidak hanya bertanya pada
manajemen saja, tetapi juga kepada semua orang. Untuk sebaiknya setiap orang
benar-benar paham dan tahu hubungan standar Sistem Manajemen K3 ini dengan
pekerjaan sehari-hari.
6. Peninjauan Sistem
Kelompok kerja penerapan yang telah dibentuk kemudian mulai bekerja
untuk meninjau sistem yang sedang berlangsung dan kemudian dibandingkan
dengan persyaratan yang ada dalam Sistem Manajemen K3. Peninjauan ini dapat
dilakukan melalui dua cara yaitu dengan meninjau dokumen prosedur dan meninjau
pelaksanaan.

17
a) Apakah perusahaan sudah mengikuti dan melaksanakan secara konsisten
prosedur atau instruksi kerja dari OHSAS 18001 atau Permenaker
05/men/1996.
b) Perusahaan belum memiliki dokumen, tetapi sudah menerapkan sebagian
atau seluruh persyaratan dalam standar Sistem Manajemen K3.
c) Perusahaan belum memiliki dokumen dan belum menerapkan persyaratan
standar Sistem Manajemen K3 yang dipilih.
7. Penyusunan Jadwal Kegiatan
Setelah melakukan peninjauan sistem maka kelompok kerja dapat
menyusun suatu jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan dapat disusun dengan
mempertimbangkan hal-hal berikut:
a) Ruang lingkup pekerjaan. Dari hasil tinjauan sistem akan menunjukan
beberapa banyak yang harus disiapkan dan berapa lama setiap prosedur itu
akan diperiksa, disempurnakan, disetujui dan diaudit. Semakin panjang
daftar prosedur yang harus disiapkan,semakin lama waktu penerapan yang
diperlukan
b) Kemampuan wakil manajemen dan kelompok kerja penerapan.
Kemampuan disini dalam hal membagi dan menyediakan waktu. Seperti
diketahui bahwa tugas penerapan bukanlah satu-satunya pekerjaan para
anggota kelompok kerja dan manajemen representative. Mereka masih
mempunyai tugas dan tanggung jawab lain diluar penerapan standar Sistem
Manajemen K3 yang kadang-kadang juga sama pentingya dengan
penerapan standar ini. Hal ini menyangkut kelangsungan usaha perusahaan
seperti pencapaian sasaran penjualan, memenuhi jadwal dan taget produksi.
c) Keberadaan proyek. Khusus bagi perusahaan yang kegiatanya berdasarkan
proyek (misalnya kontraktor dan pengembangan),maka ketika menyusun
jadwal kedatangan asesor badan sertifikasi, pastikan bahwa pada saat asesor
datang proyek yang sedang dikerjakan.
8. Pengembangan Sistem Manajemen K3
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam tahap pengembangan Sistem

18
Manajemen K3 antara lain mencakup dokumentasi,pembagian kelompok,
penyusunan bagan air, penulisan manual Sistem Manajemen K3, prosedur,dan
instruksi kerja.
9. Penerapan Sistem
Setelah semua dokumen selesai dibuat,maka setiap anggota kelompok kerja
kembali ke masing-masing bagian untuk menerapkan sistem yang ditulis. Adapun
cara penerapannya adalah:
 Anggota kelompok kerja mengumpulkan seluruh stafnya dan menjelaskan
mengenai isi dokumen tersebut. Kesempatan ini dapat juga digunakan untuk
mendapatkan masukan-masukan dari lapangan yang bersifat teknis
operasional.
 Anggota kelompok kerja bersama-sama staf unit kerjanya mulai mencoba
menerapkan hal-hal yang telah ditulis. Setiap kekurangan atau hambatan
yang dijumpai harus dicatat sebagai masukan untuk menyempurnakan
system.
 Mengumpulkan semua catatan K3 dan rekaman tercatat yang merupakan
bukti pelaksanaan hal-hal yang telah ditulis. Rentang waktu untuk
menerapkan system ini sebaiknya tidak kurang dari tiga bulan sehingga
cukup memadai untuk menilai efektif tidaknya sistem yang telah
dikembangkan tadi. Tiga bulan ini sudah termasuk waktu yang digunakan
untuk menyempurnakan system dan memodifikasi dokumen.
Dalam praktek pelaksanaannya, maka kelompok kerja tidak harus
menunggu seluruh dokumen selesai. Begitu satu dokumen selesai sudah mencakup
salah satu elemen standar maka penerapan sudah dapat dimulai dikerjakan.
Sementara proses penerapan sistem berlangsung, kelompok kerja dapat tetap
melakukan pertemuan berkala untuk memantau kelancaran proses penerapan
system ini. Apabila langkah-langkah yang terdahulu telah dapat dijalankan dengan
baik maka proses system ini relative lebih mudah dilaksanakan. Penerapan sistem
ini harus dilaksanakan sedikitnya tiga bulan sebelum pelaksanaan audit internal.
Waktu tiga bulan ini diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti (dalam bentuk
rekaman tercatat) secara memadai dan untuk melaksanakan penyempurnaan sistem
serta modifikasi dokumen.

19
10. Proses Sertifikasi
Ada lima penyelenggara audit eksternal Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang telah mendapatkan Surat Penunjukan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yaitu PT Sucofindo (Persero), PT Surveyor
Indonesia (Persero), PT. Jatim Aspek Nusantara (JAN), PT. Alkon Trainindo
Nusantara, dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) melakukan sertifikasi terhadap
Permenaker 05 /Men/1996. Namun untuk OHSAS 18001:1999 organisasi bebas
menentukan lembaga sertifikasi manapun yang diinginkan. Untuk itu organisasis
disarankan untuk memilih lembaga sertifikasi OHSAS 108001 yang paling tepat.

2.9 Penilaian Penerapan SMK3


1. Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen yang
ditunjuk oleh Menteri atas permohonan perusahaan
2. Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib melakukan
penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
3. Hasil audit sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan SMK3

2.10 Pengawasan SMK3


1) Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusat,
provinsi dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
2) Pengawasan SMK3 meliputi:
 pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;
 organisasi;
 sumber daya manusia;
 pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang K3;
 keamanan bekerja;
 pemeriksaan, pengujian dan pengukuran penerapan SMK3;
3) Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3
terhadap pelaksanaan penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

20
4) Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara terkoordinasi dengan pengawas
ketenagakerjaan
5) Hasil pengawasan digunakan sebagai dasar dalam pembinaan
6) Perusahaan yang telah menerapkan SMK3, wajib menyesuaikan dengan
ketentuan PP Nomor 50 Tahun 2012 ini paling lama 1 (satu) tahun
7) PP Nomor 50 Tahun 2012 ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan (12
April 2013)

2.11 Analisis SMK3


Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian
dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
SMK3 digunakan sebagai patokan dalam menyusun suatu sistem
manajemen yang berfokus untuk mengurangi dan menekan kerugian dalam
kesehatan, keselamatan dan bahkan properti. Menyadari keberadaan SMK3 dalam
upaya pencegahan kecelakaan yang merupakan bagian dari perlindungan tenaga
kerja dan masyarakat secara luas, diharapkan perusahaan dapat menerapkan SMK3
guna menciptakan tempat kerja yang aman, tenaga kerja selamat dan sehat serta
meningkatnya produktivitas perusahaan secara berkelanjutan.
Diharapkan melalui penerapan sistem ini perusahaan dapat memiliki
lingkungan kerja yang sehat, aman efisien dan produktif. SMK3 bertujuan untuk
mengidentifikasi penyebab dan potensi kecelakaan kerja sebagai acuan dalam
melakukan tindakan mengurangi risiko. Selain itu, penerapan SMK3 membantu
pimpinan perusahaan agar mampu melaksanakan standar K3 yang merupakan
tuntutan masyarakat nasional dan internasional.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian
dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
Adapun langkah penerapannya di perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Menyatakan Komitmen
2. Menetapkan Cara Penerapan
3. Membentuk Kelompok Kerja Penerapan
4. Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan
5. Kegiatan Penyuluhan
6. Peninjauan Sistem

22
7. Penyusunan Jadwal Kegiatan
8. Pengembangan Sistem Manajemen K3
9. Penerapan Sistem
10. Proses Sertifikasi

3.2 Saran
Semua perusahaan wajib memberikan perlindungan bagi para pekerjanya.
Agar pekerja bisa tenang saat melakukan pekerjaannya dan selalu merasa di
lindungi. Jika ada perusahaan yang tidak memberikan perlindungan bagi pekerja-
nya sebaiknya secepat di laporkan kepada pihak yang terkait agar segera di tindak
lanjuti. Karen pekerja adalah sesuatu yang yang sangat penting dalam proses
berjalannya perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11525083/Makalah_Kesehatan_dan_Keselamatan_Ker
ja_K3_

http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/majalah-sdm-plus/64-edisi-133-januari
2012/ 621-smk3-dan-langkah-penerapannya-di-perusahaan, diakses pada tanggal
22 maret 2016.

http://healthsafetyprotection.com/manfaat-penerapan-smk3/, diakses pada tanggal


19 maret 2016.

http://aswinsh.wordpress.com/tag/smk3/, diakses pada tanggal 19 maret 2016.

http://hopelmar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=90&Itemi
d=116, diakses pada tanggal 20 maret 2016.PP Nomor 50 Tahun 2012

23
24

Anda mungkin juga menyukai