Anda di halaman 1dari 12

Makalah Kecelakaan Kerja di Pabrik Kimia PT Energi Agro Nusantara (Enero)

Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Mahasiswa :
Tria Madeline Sitinjak (203010)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Ir. Cahya Widiyati, M.Kes.

POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA


JURUSAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARET DAN PLASTIK
SEPTEMBER 2021

i
KATA PENGANTAR
Saya panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, berkat, serta anugerah kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ilmiah
tentang Kecelakaan Kerja di Pabrik Kimia PT Energi Agro Nusantara (Enero) untuk
pemenuhan tugas mtata kuliah keselamatan dan kesehatan kerja oleh ibu Ir. Cahya Widiyati,
M.Kes.

Makalah ini sudah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya saya dengan lapang
dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya ini
bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Sidikalang,  21 September 2021

Tria Madeline Sitinjak

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar belakang Masalah...................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Teori Pendukung..............................................................................................................2
2.2 Kronologi Kecelakaan.....................................................................................................3
2.3 Faktor penyebab Kecelakaan Kerja.................................................................................4
2.4 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja.............................................................................6
BAB III. PENUTUP..............................................................................................................8
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................8
Daftar Pustaka........................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda (Peraturan Menteri Tenaga
Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998).
PT. Energi Agro Nusantara (Enero) merupakan anak perusahaan dari PT. Perkebunan
Nusantara X (PTPN X) yang bergerak di bidang energi terbarukan berupa bioetanol dengan
mengolah molase menjadi bioetanol dengan kadar > 99,5 %. Pendirian perusahaan ini diawali
dengan adanya penandatanganan perjanjian Goverment to Goverment (G to G) pada tanggal
2 Agustus 2010 yang tercatat dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara
Kementrian Perindustrian RI dengan New Energy and Industrial Technology Development
Organisation (NEDO) Jepang. Perjanjian tersebut berisikan kerjasama pembangunan pabrik
bioetanol dengan bahan baku molase. NEDO memberikan bantuan berupa peralatan utama
(main equiptment) sedangkan Kementrian Perindustrian RI membiayai pekerjaan persiapan
proyek, pekerjaan engineer, civil, utility dan waste water treatment plant (WWTP),
sedangkan biaya-biaya atas pelaksanaan proyek dihibahkan kepada PT. Perkebunan
Nusantara X (PTPN X) yang ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal 4 Oktober
2010.
Kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja dan tanpa diduga karena kadang kecelakaan
kerja terjadi akibat kelalaian dari orang orang yang terlibat langsung dalam proses
pengerjaan, kecelakaan kerja juga bisa dilakukan secara sengaja oleh oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab.
Ada factor penyebab yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja tetapi ada
beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di bidang
industri.
Makalah ini akan membahas salah satu peristiwa kecelakaan kerja yang terjadi di PT.
Energi Agro Nusantara (Enero) pada tahun 2020 silam.

1.2 TUJUAN PENULISAN MAKALAH


1. Sebagai tugas mata kuliah keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Sebagai bahan bacaan tentang pentingnya menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan penulis dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang keselamatan dalam bekerja.
4. Penulisan laporan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
perusahaan, terutama agar perusahaan tersebut bisa mengutamakan keselamatan kerja
karyawan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TEORI PENDUKUNG
Menurut buku Industrial Safety dalam (Pratiwi, 2012) kecelakaan kerja adalah
“Kejadian tak terkontrol atau tak direncanakan yang disebabkan oleh faktor manusia, situasi
atau lingkungan yang membuat terganggunya proses kerja dengan atau tanpa berakibat pada
cedera, sakit, kematian, atau kerusakan properti kerja.” Menurut Teori Domino (1969) dalam
(Pratiwi, 2012)kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan yaitu kondisi
kerja, kelalaian manusia, tindakan tidak aman, kecelakaan, dan cedera. Teori Domino ini jika
dijelaskan seperti kartu yang disusun tegak jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan
menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan
efek domino yang telah kita kenal sebelumnya, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan
memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain. Menurut Heinrich
dalam teori Domino ini kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan menghilangkan
tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor penyebab kecelakaan.
Dalam jurnal (Winarsunu, 2008) faktor-faktor yang berkontribusi mencakup 4M,
yaitu man, machine, media, dan management. Faktor man atau manusia meliputi usia, gender,
kemampuan, keterampilan, pelatihan yang pernah diikuti, kekuatan, motivasi, keadaan emosi,
dan lain-lain. Faktor media meliputi lingkungan kerja misalnya suhu, kebisingan, getaran,
gedung, jalan, ruang kerja, dan sebagainya. Faktor machine atau mesin meliputi ukuran,
bobot, bentuk, sumber energi, cara kerja, tipe gerakan, dan bahan mesin itu sendiri.
Sedangkan faktor management adalah konteks dimana ketiga faktor berada dan dijalankan,
meliputi gaya manajemen, struktur organisasi, komunikasi, kebijakan dan prosedur-prosedur
lain yang dijalankan di organisasi 14 Dari kedua teori kecelakaan kerja tersebut dapat
disimbulkan bahwa yang menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja yaitu faktor manusia dan
lingkungan. Namun, kedua teori tersebut menjelaskan bahwa faktor yang mendominasi
kecelakaan kerja adalah faktor tidak aman dari manusia (Unsafe Action).
Hidrogen Sulfida (H2S), adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar
dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri
mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa,
dan saluran pembuangan kotoran. Gas Hidrogen Sulfida (H2S) juga muncul pada gas yang
timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.
Menurut (Ikhsan, 2011) kecelakaan dapat dinilai berdasarkan biaya kecelakaan dan
hilangnya hari kerja. Penilaian tersebut meliputi kecelakaan berat yaitu kecelakaan kerja yang
kehilangan hari kerja lebih dari 21 hari, kehilangan anggot badan serta biaya kecelakaan
diperkirakan 5-50 juta, kecelakaan sedang yaitu kecelakaan kerja yang kehilangan hari kerja
sampai dengan 21 hari dengan biaya kecelakaan kerja 3-5 juta, kecelakaan ringan yaitu
kecelakaan kerja yang tidak mengurangi hari kejra atau kurang dari 21 hari dengan biaya
kecelakaan kurang dari 3 juta.

2
2.2 KRONOLOGI KECELAKAAN
Kecelakaan kerja parah di pabrik bioetanol PT Energi Argo Nusantara (Enero),
Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto, Sabtu (11/4/2020) menewaskan tiga pekerja dan
dua lainnya syok.
Tiga pekerja tewas akibat menghirup gas beracun yakni Beni Tri Sucahyo, warga
Jalan Margitosan RT 011 RW 04 Ds. Gembongan Kec. Gedeg. Kemudian Adhi Bayu
Nugraha, warga Dusun Sukosewu, RT 08 RW 02 Desa Gempolkerep Kec. Gedeg. Keduanya
pekerja di Divisi Biogas Plant.
Korban meninggal dunia ketiga yakni Rudik, warga Dusun Sukosewu, Desa
Gempolkerep, Kec. Gedeg yang bekerja di bagian Helper. Korban tewas karena tercebur ke
dalam kolam penampungan limbah.
Sedangkan dua korban yang selamat yakni Mochammad Jainun warga Dsn. Ngudi RT
021 RW 04 Kidul Ds. Gempolkrep, Kecamatan Gedeg. Purnawirawan TNI AD ini
merupakan Kepala Satpam PT Enero.
Serta Koirul Hidayat, warga Dusun Gobah, Desa Gembongan, Kec. Gedeg berstatus
karyawan. Kedua korban luka ini merupakan saksi mata peristiwa kecelakaan kerja di anak
perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X itu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim,
terdapat gas berbahaya jenis Hidrogen Sulfida (H2S) di dalam kolam pengendapan milik PT
Enero. Gas berbahaya hasil penguapan di dalam kolam penampungan itulah yang menjadi
salah satu penyebab ketiga korban pingsan saat membersihkan kolam pengendapan.
“Korban pingsan dan terjatuh ke dalam kolam yang berisi lumpur. Korban tersedak
lumpur tersebut sehingga gagal nafas dan meninggal dunia. Karena hasil autopsi terdapat
lumpur di tubuh korban. Penyebab kematian ketiga korban sama,” papar Sodik. 

3
2.3 FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

Ada beberapa penyebab terjadinya kecelakaan kerja diantara lainnya adalah :


1. Faktor Manusia
Faktor penyebab kecelakaan kerja yang pertama dipengaruhi oleh manusia
atau pekerjanya. Faktor penyebab kecelakaan kerja satu ini contohnya adalah perilaku
manusia, pelatihan keselamatan dan kesehatan yang diberikan, hingga penggunaan
alat pelindung diri.
 Perilaku manusia
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perilaku manusia merupakan salah
satu faktor penyebab kecelakaan kerja. Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan
praktik kerja yang aman bisa menjadi hal yang penting karena ternyata lebih banyak
persoalan yang disebabkan oleh pekerja yang ceroboh, dibandingkan dengan mesin-
mesin atau karena ketidakpedulian karyawan.
Pada satu waktu, pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya dianggap
memiliki tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Namun demikian, asumsi ini
telah dipertanyakan selama beberapa tahun terakhir. Meskipun kepribadian, sikap
karyawan, dan karakteristik individual karyawan tampaknya berpengaruh pada
kecelakaan kerja, namun hubungan sebab akibat masih sulit dipastikan.
 Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan salah satu faktor
penyebab kecelakaan kerja yang harus diperhatikan. Hal ini biasanya dikarenakan atas
kelalaian pekerja atau perusahaan.
Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian pendidikan yang
menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar
sistem pendidikan yang berlaku. Hal ini dilakukan dalam waktu yang relatif singkat,
dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.
Penyelenggaraan pelatihan dimaksudkan agar pemeliharaan terhadap alat-alat
kerja dapat ditingkatkan karena salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah untuk
mengurangi timbulnya kecelakaan kerja, kerusakan, dan peningkatan pemeliharaan
terhadap alat-alat kerja.
 Penggunaan Alat Pelindung Diri
Faktor penyebab kecelakaan kerja dari faktor manusia berikutnya adalah
penggunaan alat pelindung diri. Alat pelindung diri (APD) merupakan seperangkat
alat yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi tubuhnya dari potensi bahaya
kecelakaan kerja.
Tidak menggunakan APD dapat memperbesar kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja, walaupun APD tidak secara sempurna melindungi pekerja, tetapi
akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi.
 Prosedur atau SOP
Prosedur kerja yang disusun dengan tidak memperhatikan faktor keselamatan
kerja di dalamnya, dapat menyebabkan kecelakaan kerja terjadi. Oleh karena itu,
penting sekali untuk melakukan evaluasi secara berkala terhadap semua prosedur
kerja yang telah dibuat.
2. Faktor Lingkungan

4
Faktor penyebab kecelakaan kerja selanjutnya adalah faktor lingkungan. Hal
ini berkaitan dengan lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan standar keamanan.
Berikut beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang dipengaruhi oleh
lingkungan:
 Desain Tempat Kerja
Idealnya, tempat kerja didesain aman sejak awal. Namun, pada kenyataannya
tetap saja ada kelemahan desain yang membuat tempat kerja tidak sepenuhnya aman.
Selain itu, bisa jadi tempat kerja menjadi tidak lebih aman setelah ada perubahan
desain atau modifikasi.
 Lokasi Kerja
Bekerja pada ketinggian tentu memiliki resiko tinggi. Bekerja di dalam sebuah
area yang terbatas jauh lebih berbahaya daripada bekerja pada ruangan terbuka.
Karena itulah lokasi kerja menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja
terjadi.
 Kebisingan
Kebisingan juga bisa dijadikan salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja
dari lingkungan. Kebisingan dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja,
mengganggu komunikasi/percakapan antar pekerja, mengurangi konsentrasi,
menurunkan daya dengar, hingga tuli akibat kebisingan.
 Suhu Udara
Suhu udara juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja.
Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan
mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C.
Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya
koordinasi otot. Suhu panas berakibat menurunkan prestasi kerja, mengurangi
kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,
mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan
motoris, serta memudahkan untuk dirangsang.
 Penerangan
Penerangan di tempat kerja sangat penting untuk menerangi benda-benda di
tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan kondisi di sekitar yang
perlu dilihat oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang
mungkin terjadi.
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang
dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya tidak perlu. Penerangan adalah
penting sebagai suatu faktor keselamatan dalam lingkungan fisik pekerja.
 Lantai licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras tahan air dan
bahan kimia yang merusak. Hal ini karena lantai licin akibat tumpahan air, tahan
minyak atau oli berpotensi besar terhadap terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset.
3. Faktor Peralatan
Selain faktor manusia dan lingkungan, faktor peralatan juga merupakan salah
satu faktor penyebab kecelakaan kerja. Berikut beberapa faktor peralatan yang dapat
menjadi faktor penyebab kecelakaan kerja
 Kondisi Mesin

5
Faktor penyebab kecelakaan kerja dari peralatan yang pertama adalah kondisi
mesin. Bila kondisi mesin memang sudah tidak memadai, sebaiknya segera diperbaiki
dan tidak digunakan lagi. Ketersediaan pengaman hingga perlengkapan lainnya juga
harus benar-benar dipastikan terlebih dahulu.
Dengan begitu, faktor penyebab kecelakaan kerja dapat dikurangi dengan
memperhatikan kondisi mesin.  
 Rancangan Alat
Desain alat juga dapat menjadi salah satu faktor yang dapat membuat
kecelakaan kerja terjadi. Alat yang telah dirancang dengan pertimbangan keamanan
akan mampu mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Contohnya, penggunaan cover pada berbagai mesin untuk menghindari
dampak buruk yang dapat terjadi pada tubuh pekerja. Sehingga alat-alat yang
digunakan aman dari sisi K3.  
 Posisi Mesin
Posisi mesin juga menentukan dalam faktor penyebab kecelakaan kerja.
Tergantung posisi dan jenis mesinnya, hal ini dapat berpengaruh terhadap
kenyamanan hingga keamanan pekerja. Jadi, posisi mesin harus benar-benar
diperhatikan sebagai salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja.

Dalam kejadian ini diduga penyebab dari kecelakaan kerja adalah Prosedur kerja yang
disusun dengan tidak memperhatikan faktor keselamatan kerja di dalamnya, dapat
menyebabkan kecelakaan kerja terjadi. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan
evaluasi secara berkala terhadap semua prosedur kerja yang telah dibuat. Dalam kejadian ini
ditetapkan 2 tersangka yang seharusnya bertanggung jawab terhadap SOP yang diberlakukan
di perusahaan tersebut. Diantaranya salah seorang pegawai dan seorang supervisor.

2.4 UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

Menurut ILO (1989:20) berbagai cara yang umum digunakan untuk meningkatkan
keselamatan kerja bidang industri :
1) Peraturan
Peraturan merupakan ketentuan yang harus dipatuhi. Peraturan di industri
meliputi kondisi kerja umum, perancangan, kontruksi, pemeliharaan, pengawasan,
pengujian dan pengoperasian peralatan industri, kewajiban para pengusaha dan
pekerja, pelatihan, pengawasan kesehatan, pertolongan pertama, dan pemeriksaan
kesehatan.
2) Standarisasi
Yaitu menetapkan standar resmi, setengah resmi, ataupun tidak resmi,
misalnya jika dikaitkan dengan dunia industricontohnya konstruksi yang aman dari
jenis peralatan industri tertentu seperti penggunaan alat keselamatan kerja, kebiasaan
yang aman dan sehat, ataupun tentang alat pengaman perorangan.
3) Pengawasan
Pengawasan dilakukan supaya peraturan yang ada benar-benar dipatuhi atau
tidak dilanggar, sehingga apa yang menjadi sasaran maupun tujuan dari peraturan
keselamatan kerja dapat tercapai. Terutama pengawasan terhadap para pekerja untuk
menghindari kecelakaan kerja.
4) Pendidikan

6
Pendidikan sangat berpengaruh terhadap karakteristik serta perilaku seseorang.
Pendidikan juga berpengaruh terhadap angka kecelakaan kerja. Pekerja yang
mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi maka dalam bekerja lebih teliti dan
berhati-hati karna ilmu yang didapat lebih dari pekerja yang pendidikan rendah.Maka
dari itu perlu adanya seleksi dan pelatihan guna mengurangi hal-hal yang
menyebabkan kerugian
5) Pelatihan atau training
Salah satu contoh pelatihan yaitu berupa pemberian instruksi praktis bagi para
pekerja, khususnya bagi pekerja baru dalam hal keselamatan kerja. Perlunya
pemberian pelatihan karena pekerja baru cenderung belum mengetahui hal-hal yang
ada di perusahaan yang baru ditempatinya. Pemberian pelatihan mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan sebelum terjun ke dunia kerja sudah
memiliki bekal terlebih dahulu tentang bagaimana cara dan sikap kerja yang yang
aman dan selamat, sehingga ketika terjun ke dunia kerja mereka mampu menghindari
potensi bahaya yang dapat menyebabkan celaka.

Demikianlah upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja di bidang industri yang


bisa diterapkan untuk memperkecil atau bahkan menutup ruang terjadinya kecelakaan kerja
di sector industri. Ada banyak upaya yang bisa dilakukan perusahaan guna mencegah
terjadinya kecelakaan kerja di sector industry semoga kedepannya kejadian-kejadian seperti
yang terjadi di Pabrik Kimia PT Energi Agro Nusantara(Enero) tidak terjadi lagi.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kecelakaan kerja yang terjadi di Pabrik Kimia PT Energi Agro Nusantara (Enero)
pada 11 April 2020 lalu adalah kecelakaan yang terjadi diakibatkan Prosedur kerja yang
disusun dengan tidak memperhatikan faktor keselamatan kerja di dalamnya, dapat
menyebabkan kecelakaan kerja terjadi. Hal ini diharapkan bisa menjadi evaluasi terhadap
Pabrik Kimia PT Energi Agro Nusantara (Enero) Agar lebih memerhatikan keselamatan kerja
para pekerjanya, Kejadian ini juga bisa dijadikan pelajaran oleh pabrik pabrik lain untuk lebih
berhati hati dan lebih menerapkan lagi prodedur keselamatan kerja.
Ada banyak upaya yang bisa dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan
kerja kiranya aspek aspek tersebut menjadi perhitungan dan pertimbangan pabrik pabrik yang
berkecimbung dalam dunia industri.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arif Rahman, Sritomo Wignjosoebroto (2004); Perancangan dan Pengukuran Program


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Perangkingan Hazard dengan Pendekatan
Risk Assesment; Proseding Rekayasa, Aplikasi dan Perancangan Industri Simposium
Nasional IV, ITS, Surabaya

Daryanto, & Suwardi. (2018). Pedoman Praktisi K3LH Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gava Media.

Hamdani dan Herdianti. (2018). Faktor Manusia dan Faktor Pekerjaan yang Berhubungan
dengan Kecelakaan Kerja

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4989913/gas-beracun-ditemukan-di-tempat-
tewasnya-3-pekerja-pabrik-bioetanol-mojokerto

https://surabaya.tribunnews.com/2020/04/12/tiga-orang-tewas-dalam-kecelakaan-kerja-ini-
penjelasan-pt-energi-argo-nusantara-enero?page=2

Anda mungkin juga menyukai