Pressing / Stamping
Potensi bahaya utama pada proses stamping adalah bahaya mekanik yaitu terjepit
dan terpotong, khususnya pada tangan yang berisiko terkena mesin press. Dampak
yang terjadi adalah bagian tubuh yang terkena tersebut akan mengalami luka,
amputasi bahkan kematian pada pekerja. Selain tangan, kaki dan leher juga
akan terkena cedera akibat terkena potongan logam dari proses pressing. Tak hanya
itu, terdapat juga bahaya ergonomik yang muncul, berupa aktivitas mengangkat
(lifting) plat baja yang telah dipress untuk dipindahkan ke tahap selanjutnya.
Pekerjaan ini dapat menyebabkan MSDs atau musculuskeletal disorders, low back
pain, dan lain- lain.
2.2.2 Welding
Potensi bahaya pada proses welding adalah bahaya kimia, fisik dan mekanik.
Bahaya kimia pada proses ini adalah asap logam, debu las logam, dan inhalasi gas
pembakaran dan gas dari lapisan elektrode. Asap logam pada welding dapat
menyebabkan metal fume fever dan debu las akan menyebabkan penyakit silikosis
dan penyakit ISPA lainnya. Selain itu pada tahapan metal finishing dalam
proses welding, penggerinderaan dan penajaman alat-alat juga berisiko
menimbulkan pneumoconiosis dimana silikon karbida dan alumunium oksida
digunakan. Bahaya juga masih timbul dari ledakan roda gerinda dan partikel-
partikel yang terbang serta alumunium dari logam campuran. Dalam proses solde
ring dan grinding juga memproduksi timah yang berbahaya bagi sistem peredaran
darah serta sistem saraf pusat manusia.
Sedangkan bahaya fisiknya adalah percikan api, radiasi sinar ultraviolet, bising, dan
suhu yang tinggi. Percikan api akan menimbulkan kulit tersengat, sedangkan radiasi
sinar UV akan mempengaruhi indera penglihatan dan dapat menimbulkan kanker
kulit. Bising pada proses grinding/penggerinderaan juga dapatmengakibatkan NIHL
(Noise Induced Hearing Loss) atau gangguan pendengaran lainnya. Bahaya
mekanik yang dapat timbul dari welding adalah injury akibat aktivitas
penggerinderaan, pengamplasan dan perbaikan panel body. Tak hanya itu, yang
paling membahayakan keselamatan pekerja adalah risiko terjadinya injury pada
telapak tangan terpotong akibat aktivitas penggerindaan, kulit terluka akibat
aktivitas pengamplasan, dan lain-lain.
2.2.3 Painting
Dalam proses painting, terdapat banyak potensi bahaya kimia diantaranya terpajan
oleh inhalasi toluene, xylene, propylene, butyl, dan amyl asetat serta uap metil
alkohol. Inhalasi dari partikel-partikel cat juga harus diperhatikan pada beberapa cat
yang masih mengandung garam-garam dalam chromium dan timah. Timah atau
lead merupakan poison yang tetap exist dalam tetraetyl lead yang digunakan dalam
leaded gasoline. Timah dapat mengganggu peredaran darah, sistem pencernaan,
dan sistem saraf pusat termasuk otak. Selain itu, bila melakukan praktek autopsi
akan memperlihatkan terdapat kerusakan pada ginjal, liver dan sistem reproduksi
akibat terpajan timah. Pada tahapan spray booth, material yang digunakan bersifatf
lammable (mudah terbakar) yang juga merupakan potensi bahaya kimia.
Proses painting juga mengeluarkan emisi berupa Limbah cair yang mengandung
merkuri, krom (Cr), kadmium, zinc dan timbal. Seperti yang kita ketahui bahwa zat-
zat tersebut sangatlah berbahaya, seperti merkuri yang dapat mengganggu aliran
darah sampai ke otak dan timbal juga dapat mengakibatkan plumbism (gangguan
gastro intestinal track) & anemia serta gangguan neuromuscular system. Potensi
bahaya fisik yang terdapat pada proses ini adalah penerangan (lighting) yang buruk
yang dimiliki oleh beberapa pabrik otomotif. Penerangan yang buruk akan
mengakibatkan gangguan pada indera penglihatan, kelelahan mata
dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja, dan lain-lain.
Pada assembly shop terdapat jalur-jalur conveyor yang membawa bagian- bagian
yang telah melalui proses painting. Pekerja dalam proses ini melakukan satu jenis
pekerjaan yang berulang-ulang dan terbatas pada tiap mobil yang akan dibuat.
Pada proses ini, conveyor membawa body-body mobil hasil painting satu per satu
sepanjang jalur assembly, sehingga pekerja jarang berpindah-pindah tempat kerja.
Proses-proses ini menyebabkan kewaspadaan pekerja menjadi konstan sehingga
terasa sangat membosankan dan monoton.
Upaya preventif yang harus dilakukan untuk meminimalisasi bahaya mekanik dan
ergonomik pada prosespressing adalah dengan menggunakan machinery safe
guarding atau penutup bagian mesin yang berbahaya, pengendalian safety, sistem
otomatis serta subtitusi alat dengan menggunakan alat yang lebih aman, dan
penggunaan APD seperti apron sebagai pelindung badan, dan APD lain
untuk memproteksi kaki, leher, lengan, dan telapak tangan. Memberlakukan rotasi
kerja dan menggunakan alat-alat modern yang didesain secara otomatis untuk
membawa benda- benda berat juga harus dilakukan pekerja untuk mengurangi
aktivitas mengangkat.
2.3.2 Welding
Potensi bahaya yang terdapat pada proses welding berupa bahaya fisik, kimia, dan
mekanik. Untuk meminimalisasi dampak kesehatan dari proses welding, perusahaan
harus menyediakan ventilasi yang baik, yaitu dengan menggunakan exhaust lokal
sebagai alat untuk membuang gas-gas hasil welding ke luar ruangan. Tak hanya itu,
harus tersedia pula screen proteksi dan partisi serta pekerja harus menggunakan
APD seperti kacamata google, gloves, dan apron. Subtitusi alat atau melakukan
segresi yaitu memisahkan pekerja dengan alat dengan jarak dan lama waktu
bekerja juga harus dilakukan untuk meminimalisasi dampak produksi timah yang
dikeluarkan pada proses soldering dan grinding. Pekerja las juga sebaiknya
diberikan pelayanan kesehatan yang baik dengan melakukan medical check-up
secara periodik. Untuk mengurangi dampak suhu yang tinggi dari proses welding,
harus disediakan air minum yang cukup dan tablet-tablet garam dapur di tempat
kerja. Pada proses metal finishing yaitu penggeridaan, pekerja sebaiknya
menggunakan screen, serta alat pelindung mata, muka, telinga dan saluran
pernapasan. Untuk mengurangi kebisingan dari proses grinding, pekerja juga harus
menggunakan pelindung telinga yang sesuai dengan besarnya bisin
2.3.3 Painting
Untuk mengurangi produk yang gagal (reject) pada cat metalik, direkomendasikan
untuk menganalisa udara didalam ruangan pengecatan terutama untuk kadar fiber
dan debu. Jika perlu, filter yang ada diganti dengan tipe yang baru. Selain itu
direkomendasikan pula untuk mendiskusikan bersama-sama dengan suplayer,
masalah formulasi cat dan perubahan pada permukaan pengecatan dan
kemungkinan modifikasinya. Ventilasi yang baik juga sangat diperlukan
untuk meminimalisasi panasnya ruangan sehingga tidak terjadi dehidrasi, heat
stress ataupun heat stroke. Tak hanya itu, untuk memberikan penerangan yang
cukup pada ruangan tempat kerja, penyediaan lampu yang terang, jendela-jendela
atau dinding gelas yang dibuat sedemikian rupa juga diperlukan untuk memberikan
penyebaran cahaya yang merata.
2.3.4 Assembly
SHE DEPARTEMEN
SAFETY SECTION
SMK3 & OHSAS