Anda di halaman 1dari 19

Bahan yang Mudah

Terbakar, dan Meledak

Kelompok 5
Syara Anggina 181000108
Ferina Agustina 181000121
Trifena Angelina 181000133
Ebri Liya 181000129
Masvita 181000220
Bahan mudah terbakar.(Flammable Substance): yaitu bahan yang mudah bereaksi dengan
oksigen dan menimbulkan kebakaran. Kebakaran dapat terjadi bila ada 3 unsur bertemu
yaitu bahan, oksigen, dan panas.

Bahan mudah meledak (Explosives): yaitu bahan kimia padat, cair atau campuran keduanya
yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang
besar disertai suhu tinggi sehingga dapat menimbulkan ledakan. Selain itu juga termasuk
bahan yang karena struktur kimianya tidak stabil dan reaktif sehingga mudah meledak
- Titik nyala, titik bakar api, suhu menyala sendiri, dan sifat
lainnya
• TITIK NYALA ( Flash Poin ) Suhu Terendah dimana suatu Zat/ bahan bakar cukup
mengeluarkan uap dan menyala ( Terbakar Sekejap) bila dikenai sumber panas yg
cukup.
• TITIK BAKAR ( Fire Poin ) Suhu terendah dimana suatu zat/ bahan bakar cukup
mengeluarkan uap dan terbakar ( menyala terus ) bila diberi sumber panas.
• SUHU BAKAR ( Ignition Temperatur ) Temperatur terendah dari suatu bahan
dimana proses pembakaran tetap berlangsung walaupun sumber api telah
disingkirkan.
• SUHU PENYALAAN SENDIRI ( Auto Ignition Temperatur ) Suhu/ Temperatur
dimana suatu zat dapat menyala dg sendirinya tanpa adanya sumber panas dari luar
• PENGEMBANGAN API (Flash Over ) Suatu tahap pengembangan api pada ruangan
tertutup dimana pada saat itu kecepatan penjalaran api meningkat sedemikian rupa
hingga seluruh ruangan menyala hebat
Klasifikasi Bahan Mudah Terbakar
Cairan mudah terbakar (Flammable-Liquid)
• Cairan mudah terbakar didefenisikan sebagai cairan yang mempunyai titik
nyala lebih kecil dari 100 oF (38 oC) dan tekanan uap tidak melampui 40 psi
pada 100 oF. Hal ini berarti menunjukkan adanya potensi bahaya kebakaran
dalam keadaan terbuka jika terdapat sumber penyalaan.
Contoh :
Aseton, 95% Ethyl Alkohol, Terpentine, Gasoline. Berdasarkan NFPA, klasifikasi
cairan mudah terbakar dibedakan atas:
• Cairan kelas IA : Cairan dengan titik nyala kurang dari 73 oF dan titik didih
kurang dari 1000 oF.
• Cairan kelas IB : Cairan dengan titik nyala kurang dari 73 oF dan titik didik
kurang dari 100 oF.
• Cairan kelas IC : Cairan dengan titik nyala antara 73oF – 100 oF.

4
Cairan bisa terbakar (Combustible Liquid)
Cairan bisa terbakar didefinisikan sebagai cairan yang mempunyai titik
nyala (Flash point) antara 100 oF (38 oC) dan 200 oF (93 oC).
- Kelas II
Cairan yang mempunyai titik nyala pada dan diatas 100 oF tapi lebih
rendah dari 140 oF.
- Kelas IIIA
Cairan yang mempunyai titik nyala pada dan diatas 140 oF tetapi lebih
rendah dari 200 oF.
- Kelas III B
Cairan yang mempunyai titik nyala diatas 200 oF.
Gas Mudah Terbakar

Pengertian dari gas adalah benda dalam bentuk/gas


pada kondisi temperature dan tekanan udara normal
yaitu sekitar 20-30 oC & 1 atm/14,7 psia.
Flammable Gas adalah gas akan terbakar pada
temperature dan tekanan udara normal / atmosfir
dengan sifat fisik lower flammable limit saat atau
kurang dari 13 persen. (NFPA 55).

6
Klasifikasi Bahan Mudah Meledak
Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan
tekanan standar (25 oC, 760 mmHg) dapat meledak atau
melalui reaksi kimia dan atau fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan di sekitarnya.

Menurut R.L. Ash (1962), bahan peledakan dibagi menjadi :


a. Bahan peledak kuat (high explosive) bila memiliki sifat
meledak dengan kecepatan reaksi antara 5.000-24.000
fps (1.650 – 8.000 m/s)
b. Bahan peledak lemah (low explosive) bila memiliki sifat
terbakar kecepatan reaksi < 5.000 fps (1.650 m/s)
TIPE LEDAKAN

Ada 2 tipe ledakan :


a. Ledakan terlokalisir, mempunyai konsentrasi uap lebih
rendah dari pada Batasan ledakan/kebakaran tidak akan
terjadi disebut dengan LEL (Lowe Exclusive Limit).

b. Ledakan yang tidak terlokalisir, mempunyai uap


konsentrasi yang lebih tinggi dari Batasan ledakan atas.
Pembakaran akan terjadi karena campuran uap yang
mudah terbakar di udara dan akan menjadi konsentrasi
yang lebih tinggi disebut dengan UEL (Upper Exclusive
Limit)
8
Karakteristik Kerusakan karena Ledakan

1. Perubahan sangat cepat


2. Menghasilkan panas tinggi
3. Menghasilkan asap, debu, dan uap yang tebal
4. Sulit diatasi atau dipadamkan sebelum bahan-
bahan yang terbakar habis

Ledakan dapat terjadi sebelum terjadinya kebakaran


atau sebaliknya, dimana akan dipengaruhi oleh sifat
bahan yang terdapat dalam kejadian tersebut.

9
Potensi Bahaya dan Pencegahan Kebakaran
 Potensi Bahaya Kebakaran
Potensi bahaya kebakaran menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi RI. No:
KEP-186/MEN/1999 Tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
1. Bahaya Kebakaran Ringan : Tempat kerja yang memiliki jumlah serta kemudahan terbakar
rendah, serta jika terjadi kebakaran melepaskan panas rendah, hingga menjalarnya api
lambat. Contoh : Tempat Beribadah, Gedung Perkantoran, Gedung Perhotelan, dan lain-lain.
2. Bahaya Kebakaran Sedang 1 : Tempat kerja yang memiliki jumlah serta kemudahan
terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter, serta jika terjadi
kebakaran melepaskan panas sedang, hingga menjalarnya api sedang. Contoh : Pabrik
elektronik, pabrik roti, pabrik permata, dan lain-lain
3. Bahaya Kebakaran Sedang 2 : Tempat kerja yang memiliki jumlah
serta kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi
lebih dari 4 meter, serta jika terjadi kebakaran melepaskan panas
sedang, hingga menjalarnya api sedang. Contoh : Penggilingan padi,
bengkel mesin, pabrik tembakau, dan lain-lain
4. Bahaya Kebakaran Sedang 3 : Tempat kerja yang memiliki jumlah
serta kemudahan terbakar tinggi, serta jika terjadi kebakaran
melepaskan panas tinggi, hingga menjalarnya api cepat. Contoh :
Pabrik makanan, pabrik karung, pergudangan, dan lain-lain
5. Bahaya Kebakaran Berat : Tempat kerja yang memiliki jumlah serta
kemudahan terbakar tinggi, menyimpan bahan cair, serat atau bahan
yang lain serta jika terjadi kebakaran apinya cepat menjadi
membesar dengan melepas panas tinggi, hingga menjalarnya api
cepat. Contoh : Pabrik kimia, pabrik kembang api, pabrik cat, dan
lain-lain

11
 Sarana pencegahan dan penanggulangan
kebakaran dapat berupa :

a. Poster-poster Peringatan
Pemasangan poster larangan merokok adalah
salah satu pencegahan dini yang umum dilakukan
oleh perusahaan namun dalam kenyataan
larangan tersebut tidak sepenuhnya ditaati, untuk
itu perusahaan perlu menyediakan waktu dan
tempat khusus untuk merokok dengan maksud
untuk mengurangi keinginan merokok pada saat
12
bekerja ( Sum’mur P.K., M.Sc.).
b. Sistem Tanda bahaya (Fire Alarm System)
Fire Alarm System adalah system pemberitahuan atau
penyampaian terjadinya kebakaran atau gejala kebakaran
kepada penghuni atau pemakai bangunan gedung dan
petugas jasa dinas kebakaran. Berdasarkan system
kerjanya terdapat dua jenis alat pendeteksi kebakaran,
yaitu :
1) Alat Pendeteksi Kebakaran Manual (Manual Alarm
Station) 2)
2) Alat Pendeteksi Kebakaran Otomatis (Detector) Pada
prinsipnya alat tersebut di bedakan menjadi empat
macam, yaitu :
a) Alat Deteksi Asap (Smoke Detector)
b) Alat Deteksi Panas (Heat Detector)
c) Alat Deteksi Nyala (Flame Detector)
c. Hydrant
Hydran adalah suatu system pemadam kebakaran
yang menggunakan air bertekanan. Hidran memiliki
beberapa komponen yaitu : sumber air, pompa
kebakaran, selang, kopling penyambung dan
perlengkapan lainnya.

14
d. Alat Pemadam Api Ringan
Alat Pemadam Api Ringan merupakan alat pemadam api yang
modern, dimana kemasannya dibuat agar mudah dibawa dan
dioperasikan oleh satu orang dan digunakan untuk fase awal
terjadinya kebakaran. Jenis APAR menurut Depnaker RI, Dari
bentuk fisiknya, media pemadam ada tiga jenis yaitu padat,
cair, dan gas. Media pemadam kebakaran yang umum dipakai
untuk pemadam api adalah :
1) Air
2) Busa
3) Serbuk Kimia
4) Karbondioksida ( CO2)
5) Halon
6) Sprinkler (Alat Pemacar Otomatis)

15
APAR Yang Cocok Untuk Kelas Kebakaran
APAR untuk kebakaran kelas A 3. APAR untuk kebakaran Penempatan APAR Di
✘Air tempat yang mudah dilihat
kelas C
Bebas dari barang-barang
✘Multipurpose dry ✘ Berbahan halon yang disimpan Dekat dengan
chemical
4. APAR untuk kebakaran jalan, pintu masuk dan
✘Wet chemical keluar Dapat dibaca dengan
kelas D
2. APAR untuk kebakaran mudah Bebas dari
kelas B ✘ Bahan khusus untuk kemungkinan adanya
logam kerusakan fisik Dipasang
✘ CO2
dengan basis lanti perlantai
✘ Dry chemical type
✘ Halogenated agent type

16
e. Sarana Komunikasi
Sarana komunikasi yang digunakan dalam keadaan darurat
antara lain : hanphone, radio panggil, radio komunikasi dengan
sambungan khusus. ( W. Lee Kuhre, 1996)

f. Peta Evakuasi dan Pintu Darurat


Peta evakuasi deberikan dan dibuat dalam rangka memberikan
pengetahuan pada karyawanakan tempat-tempat yag aman
dan area penyelamatan diri yang benar. Tempat dengan bahaya
kebakaran yang tinggi dan jumlah tenaga kerja yang besar
( lebih dari 25 orang ) harus memiliki paling sedikit 2 pintu
darurat dan jaraknya tidak boleh lebih dari 40 meter dari tempat
kerja. Disetiap industri paling sedikitnya ada 2 rute evakuasi
dan sebuah pintu darurat disetiap rute. ( W. Lee Kuhre, 1996)

17
g. Assembly Point
Assembly point adalah salah satu sarana penyelamatan
jiwa atau tempat berkumpul aman yang merupakan
tempat berkumpul setelah evakuasi. Criteria assembly
point adalah tidak ada ancaman api, dari sana penghuni
dapat secara aman berhambur setelah menyelamatkan
dari keadaan darurat menuju kejalan atau ruang terbuka
(Kepmen PU No.10,2000)

h. Pelatihan
Latihan sebaikanya dilakukakan setiap sekala tertentu
dengan mengeikutsertaan semua unsur penangglangan
keadaan darurat. ( M. Marbun, 1991).

18
DAFTAR PUSTAKAN

ZULKARNAIN ADJRAAM, “Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Bahan


bahan Berbahaya dan Beracun”, Lokakarya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
BATAN, Tahun 1991.
ANONIM, “Panduan Bahan Berbahaya “ edisi 1, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Tahun 1985.
BAMBANG SUPARDJO, “Keselamatan Pemakaian Bahan Peledak” Lokakarya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja BATAN, Tahun 1991
Sari, Lintang Markisa. "Upaya pencegahan dan penanggulangan potensi bahaya
kebakaran di area outer tube casting pt. Kayaba Indonesia, Bekasi Jawa
Barat." (2010).
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I No.KEP.186/MEN/1999 TENTANG
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DITEMPAT KERJA

19

Anda mungkin juga menyukai