Anda di halaman 1dari 11

Faktor,

Proses dan Bahaya Kebakaran dan


Peledakan
M. Faiz Abdilillah 181000215
Arya Surya Ramadhan 181000272
Annisa Fitri 181000017
Adinda Ayu 181000219
Definisi
• Menurut NFPA (National Fire Protection Association) kebakaran adalah suatu peristiwa ok
sidasi yang melibatkan tiga unsur yang harus ada, yaitu bahan bakar, oksigen, dan sumb
er panas yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda, cidera bahkan kematian.

• Kebakaran menurut International Labour Organization (ILO, 1991) kebakaran adalah suatu
kejadian yang tidak diinginkan dan kadangkala tidak dapat dikendalikan, sebagai ha
sil pembakaran suatu bahan dalam udara dan mengeluarkan energi panas dan nyala api

• Menurut PERMEN PU No.26/PRT/M/2008 pasal 1, bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakiba
tkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal ter
jadi kebakaran hingga penjalaran api, asap, dan gas yang ditimbulkan. Hal ini tentunya
membahayakan nyawa manusia, bangunan atau ekologi.

• Kebakaran dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. Kebakakaran lazimnya akan me
nyebabkan kerusakan atau kemusnahan pada binaan dan kecederaan atau kematian kep
ada manusia.

• Kebakaran bersumber dari api, api memiliki filosofi saat kecil bisa dibilang teman teta
pi saat besar menjadi musuh.
Segitiga Api
Kebakaran tidak terjadi begitu saja. Ada 3 elemen yang menjadi penyebabnya :
1. Oksigen
• normalnya udara mengandung oksigen 20%
• dapat dilepaskan oleh zat kimia pengoksidasi seperti pupuk nitrat

2. Bahan bakar
• Dapat berupa bahan apa saja yang dapat terbakar :
1 ) dalam bentuk padat, semakin kecil bentuknya, semakin mudahlah bahan tersebut menyala
2 ) dalam bentuk cair, semakin rendah titik nyalanya, semakin mudahlah bahan tersebut menyala
3 ) dalam bentuk gas dengan konsentrasi yang diperlukan dalam batas penyalaannya

3. Penyalaan
• Disebabkan oleh berbagai sumber yang akan menaikkan temperatur di atas titik nyala atau titik pencetusan, m
eliputi :
1 ) puntung rokok
2 ) percikan listrik dan hubungan singkat
3 ) listrik statik
4 ) perlengkapan yang memanas dan bantalan yang mengalami panas berlebih
5 ) pipa pemanas
6 ) percikan api dari operasi pengelasan dan pembakaran
Segitiga Api
Ketiganya merupakan tiga syarat munculnya api. Hilangkanlah satu per
satu unsur tersebut dan api akan padam. Segitiga api (free triangle)
dapat dilihat pada gambar dibawah :
Jenis dan Sumber Bahaya Keb
akaran
Menurut PERMEN Tenaga Kerja No.PER.04/MEN/1980 pasal 2, kebakara
n diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Kebakaran Golongan A
Kebakaran yang disebabkan oleh bahan padat kecuali logam yang ke
banyakan tidak dapat terbakar dengan sendirinya. Sifat utama dar
i kebakaran benda padat adalah bahan-bakarnya tidak mengalir dan
sanggup menyimpan panas baik sekali. Misalnya karet, kertas, kay
u, plastik, dan kain.
2. Kebakaran Golongan B
Kebakaran yang disebabkan bahan cair atau gas yang mudah terbaka
r. Misalnya : solvent, pelumas, produk minyak bumi,
pengencer cat, bensin, thinner,gas LPG, gas LNG dan cairan yang
mudah terbakar lainnya.
3. Kebakaran Golongan C
Kebakaran yang disebabkan dari instalasi listrik dan listrik itu
sendiri bertegangan, seperti televisi, kulkas, dan instalasi lis
trik lainnya.
4. Kebakaran Golongan D
Kebakaran yang disebabkan oleh bahan logam seperti magnesium, ti
tanium, uranium, sodium, lithium, dan potassium.
Jenis dan Sumber Bahaya Ke
bakaran
Sumber bahaya kebakaran pada bengkel :
1. Korsleting listrik/arus pendek
2. Ledakan mesin atau alat praktek maupun bahan praktek
3. Sambaran petir tanpa penangkal petir yang baik
4. Instalasi listrik yang tidak Standar Nasional Indones
ia (SNI)

Sumber bahaya kebakaran pada gedung :


5. Korsleting listrik/arus pendek
6. Membuang puntung rokok menyala sembarangan
7. Pembakaran sampah yang membesar tidak terkendali
8. Sambaran petir tanpa penangkal petir yang baik
9. Instalasi listrik yang tidak Standar Nasional Indones
ia (SNI)
Partikel Kebakaran dan P
eledakan
Macam-macam partikel kebakaran dan peledakan, yaitu :
1. Gas
Gas metan yang terdilusi di udara menyebabkan zat kimia akan ter
bawa searah angin. Oleh karena itu, area dampak ledakan dengan k
ondisi udara yang tidak
stabil akan lebih kecil dibanding kondisi udara yang stabil (E a
tau F). Tingkat stabilitas udara merupakan kemampuan partikel di
udara untuk bergerak ke atas
atau ke bawah setelah terlepas ke atmosfer (Inanloo dan Tansel,
2015). Semakin stabil kondisi atmosfer, maka partikel akan semak
in tidak bergerak di atmosfer. Hal ini mengakibatkan potensi ter
jadinya ledakan/kebakaran semakin besar.

2. Asap
Asap adalah suspensi partikel kecil di udara yang berasal dari p
embakaran tak sempurna dari suatu bahan bakar. Asap umumnya meru
pakan produk sampingan yang tidak diinginkan.
Proses Kebakaran
Proses terjadinya kebakaran pada gedung atau ruang tertutup terbagi menjadi lima
tahap, yaitu sebagai berikut (Tanubrata, 2006) :
A. Tahap Penyalaan
Tahap ini ditandai dengan munculnya api dalam ruangan. Proses timbulnya api dala
m ruangan ini disebabkan oleh adanya energi panas yang mengenai material yang da
pat terbakar dalam ruang, misalnya: ledakan kompor, tabung gas, hubungan singkat
arus listrik, puntung rokok membara, dll.

B. Tahap Pertumbuhan (Growth Period)


Setelah tahap penyalaan, api mulai berkembang sebagai fungsi dari bahan bakar, d
engan sedikit atau tanpa pengaruh dari ruangan. Udara yang ada di dalam ruangan
masih cukup untuk mensuplai pembakaran. Jika material yang terbakar masih cukup
banyak dan pertumbuhan api berlangsung terus, sehingga menyebabkan temperatur ru
angan naik. Keadaan demikian ini disebut api dikendalikan bahan bakar. Pada taha
p ini api masih teralokasi dan temperatur ruangan masih relatif rendah, di baw
ah 300 derajat celsius. Tahap pertumbuhan ini merupakan tahap yang paling baik
untuk evakuasi penghuni dan sensor-sensor pencegah kebakaran harus sudah bek
erja.
Proses Kebakaran
C. Tahap Flashover
Flashover secara umum didefinisikan sebagai masa transisi antara tahap pertumbuh
an dengan tahap pembakaran penuh. Proses berlangsungnya sendiri sangat cepat, be
rkisar 300-600 °C. Munculnya flashover disebabkan oleh adanya ketidakstabilan pa
nas di dalam ruangan. Beberapa kriteria kapan terjadinya flashover yaitu :
• Saat lidah api (flame) menyentuh langit-langit
• Saat lidah api (flame) mulai menjulur keluar bukaan
• Saat temperatur lapis atas ruangan mencapai 300-600 derajat C
• Saat timbul tingkat radiasi kritis pada lantai ruangan yang besarnya 2 cm²

D. Tahap Pembakaran Penuh (Fully Developed Fire)


Pada tahap ini kalor yang dilepaskan (heat release) adalah yang paling besar, ka
rena kebakaran terjadi di seluruh ruangan. Seluruh material dalam ruang terbaka
r, sehingga temperatur dalam ruang menjadi sangat tinggi, mencapai 1200 C
֯. Pada
tahap ini perkembangan api sangat dipengaruhi oleh dimensi dan bentuk ruangan,
terutama lebar bukaan, karena udara dalam ruangan sendiri sudah tidak mamp
u menyuplai pembakaran sepenuhnya. Kondisi demikian biasa disebut sebagai api ya
ng dikendalikan oleh ventilasi.
Proses Kebakaran

E. Tahap Surut (Decay)


Tahap surut tercapai bila material terbakar sudah habis
dan temperatur ruangan berangsur turun. Selain penuruna
n temperatur, ciri lain tahap ini adalah turunnya laju
pembakaran. Pada tahap ini perkembangan api kembali
sebagai fungsi dari material yang terbakar. Semakin men
yusut bahan-bahan yang dapat terbakar dalam ruangan sem
akin api surut.
Daftar Pustaka
1. Ridley, John. 2018. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. (Edis
i ke-3).Jakarta.Penerbit Erlangga.
2. Pedoman K3 Kebakaran. Tim Karakter K3 Universitas Negeri Yogyakart
a. Diakses dari http://mat.fmipa.uny.ac.id/sites/mat.fmipa.
uny.ac.id/files/download/Pedoman%20K3%20Kebakaran.pdf, pada 26 Febr
uari 2021.
3. ILO. 2018. Manajemen Risiko Kebakaran. Diakses dari https://www.ilo
.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/docu
ments/publication/wcms_616190.pdf, pada 26 Februari 2021.
4. Qolik, Abdul, Yoto, Basuki, Sunomo, dan Wahono. 2018. Bahaya Asap d
an Radiasi Sinar Las Terhadap Pekerja Las di Sektor Informal. Jurna
l Teknik Mesindan Pembelajaran, 1(1), 1-4.
5. Karuniawati, Evi Yunita, Bina Kurniawan, dan Hanifa Maher Denny. 20
18. Analisis Kejadian Kebakaran dengan Metode “Loss Causation Mode
l” Pada Sebuah Pabrik Kayu Lapis di Pacitan. Jurnal Kesehatan Masy
arakat,6(4), 286-291.

Anda mungkin juga menyukai