Anda di halaman 1dari 13

Prinsip

Pemadaman
Kebakaran
Ilham Akbar Tanjung 181000168
Wendy Alfonso 181000195
Hotmeilyne Agnes S 181000209
Mascarlo Bremenda 181000265

Kelompok 8
Tahapan Timbul Api

1. Teori Segitiga Api (Triangle of Fire)


Api terjadi karena suatu proses kimiawi antara unsur bahan bakar (fuel), oksigen (O2) dan panas yang dikenal dengan teori
segitiga api. Berdasarkan teori segitiga api, kebakaran terjadi karena adanya tiga faktor yang menjadi unsur api, yaitu

● Bahan bakar (fuel), meliputi bahan padat, cair, dan gas yang dapat terbakar dan tercampur dengan oksigen dari
udara.
● Sumber panas (heat), yaitu pemicu kebakaran dengan energi yang cukup untuk menyalakan campuran antara bahan
bakar dan oksigen dari udara.
● Oksigen, yaitu proses kebakaran tidak terjadi tanpa adanya udara atau oksigen .
Tahapan Timbul Api
2.Bidang Empat Api (Tetrahedron of Fire)
Kebakaran dapat juga terjadi karena ada tambahan unsur keempat yaitu reaksi berantai pada pembakaran sehingga
dimensi segitiga api menjadi model baru yang disebut dengan bidang empat api atau yang sering disebut juga
Tetrahedron of Fire. Berdasarkan teori bidang empat api, terdapat empat proses penyalaan api mulai dari tahap
permulaan hingga menjadi besar, yaitu

● Incipien Stage (Tahap Permulaan). Pada tahap ini tidak terlihat adanya asap, lidah api atau panas, tetapi terbentuk
partikel pembakaran dalam jumlah yang signifikan selama periode tertentu.
● Smoldering Stage ( Tahap Membara). Partikel pembakaran telah bertambah membentuk apa yang kita lihat sebagai
asap. Masih belum ada nyala api atau panas yang signifikan.
● Flame Stage. Tercapai titik nyala dan mulai terbentuk lidah api. Jumlah asap mulai berkurang sedangkan panas
meningkat.
● Heat Stage. Pada tahap ini terbentuk panas, lidah api, asap dan gas beracun dalam jumlah besar. Transisi dari flame
stage ke heat stage biasanya sangat cepat seolah-olah menjadi satu dalam fase sendiri.
Sistem Pengrusakan Segitiga Api

Kebakaran dapat terjadi jika ketiga


unsur api ( bahan bakar,Sumber
panas ,dan oksigen ) saling
bereaksi satu dengan yang
lainnya.Api akan terbentuk dari
suatu proses kimiawi antara uap
bahan bakar dengan oksigen dan
batuan panas.Jika salah satu unsur
diambil,maka api akan padam dan
inilah prinsip dari pemadaman api.
Teknik-teknik Pemadaman
Api

Cooling (Mendinginkan)
Suatu kebakaran dapat dipadamkan dengan mendinginkan permukaan dari bahan yang terbakar dengan menggunakan
semprotan air sampai suhu dibawah titik nyala. Cara yang dilakukan untuk menurunkan suhu temperatur bahan bakar dibawah
titik nyala yaitu dengan semprotan air,ditimbun dengan pohon yg mengandung air ataupun dengan Co²

Starvation
(Menguraikan/Memisahkan)
Mengurai / mengurangi jumlah bahan yg terbakar / Memutuskan supplay bahan bakar. Cara ini dapat dilakukan dengan
cara memisahkan benda yg terbakar,menjauhkan benda yg belum terbakar,menutup kran pada instalasi gas/ minyak
Breaking Chain Reaction (Memutuskan Rantai
Reaksi Kimia)
Terjadinya proses pembakaran dari gabungan ketiga unsur menghasilkan gas-gas lainnya seperti H2S, NH3, HCN (sesuai dengan
benda yang terbakar). Hasil reaksi yang penting adalah atom bebas O dan H yang dikenal sebagai atom-atom radikal yang
membentuk OH dan pecah menjadi H2 dan O. Dengan memutus rantai reaksi kimia pembakaran sehingga tidak ada lagi radikal
bebas bahan bakar yang bereaksi.Cara ini misalnya dengan menebas api (mekanis) atau menambahkan bahan kimia ke reaksi
pembakaran (Dry chemical).

Dilution (Melemahkan)
Cara ini sama halnya dengan smothering, hanya saja pada cara ini seperti mengurangi konsentrasi dari setiap unsur
pembentuk api (Heat, fuel, oxygen) dengan memadukan keempat teori di atas. Mengurangi kadar oksigen di udara sampai
batas minimum sehingga pembakaran tidak dapat berlangsung.

Smothering (Isolasi/Menyelimuti)
Suatu kebakaran dibatasi dengan memutus hubungan bahan bakar dengan oksigen atau udara yang diperlukan bagi
terjadinya proses pembakaran. Mengambil/mengurangi/memisahkan udara dengan bahan bakar sehingga tidak ada kontak
pada kedua zat tersebut. Cara ini dilakukan misalnya dengan menutup permukaan bahan bakar dengan selimut api (fire
blanket), Karung basah,Lumpur/ pasir/ tanah ataupun dengan Foam ( busa)
Klasifikasi kebakaran menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. Per 04/MEN/1980 pasal 2

Kebakaran Kelas A Kebakaran Kelas B


Kebakaran bahan padat kecuali logam yang
kebanyakan tidak dapat terbakar dengan Kebakaran bahan cair atau gas yang
sendirinya. Sifat utama dari kebakaran benda mudah terbakar. Misalnya: bensin,
padat adalah bahan bakarnya tidak mengalir dan solar, minyak tanah, aspal, alkohol,
sanggup menyimpan panas dengan baik. gas alam, gas LPG dan sejenisnya.
Misalnya: kayu, arang, kertas, tekstil, plastik dan
sejenisnya.
Klasifikasi kebakaran menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. Per 04/MEN/1980 pasal 2

Kebakaran Kelas C Kebakaran Kelas D

Kebakaran yang terjadi pada instalasi listrik yang


bertegangan Kebakaran pada benda-benda logam.
Misalnya: magnesium, alumunium,
kalium, titanium, uranium, sodium,
lithium, dan potassium.
Adapun klasifikasi kebakaran berdasarkan potensi bahayanya, menurut “Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
KEP.186/MEN/2008 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja”, yaitu:

No. Klasifikasi Jenis Tempat Kerja


1. Bahaya kebakaran ringan Tempat ibadah,gedung/ruang perkantoran,
Berada ditempat kerja yang mempunyai gedung/ruang pendidikan ,gedung/ruang
jumlah dan kemudahan terbakar rendah, perumahan ,gedung/ruang perawatan ,
apabila terjadi kebakaran panas yang gedung/ruang restoran,gedung/ruang perpustakaan ,
dilepaskan rendah sehingga api menjalar gedung/ruang perhotelan , gedung/ruang
dengan lambat lembaga ,gedung/ruang rumah sakit , gedung/ruang
museum
2. Bahaya kebakaran sedang I Tempat Parkir,pabrik elektronik,pabrik roti,pabrik
barang gelas ,pabrik minuman ,pabrik permata
Berada di tempat kerja yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar sedang,
menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih
dari 2,5 meter dan jika terjadi kebakaran
panas yang dilepaskan sedang.
Bahaya kebakaran sedang II Pabrik penggilingan padi ,Pabrik bahan makanan
Berada di tempat kerja yang mempunyai ,Percetakan dan penerbitan ,Bengkel mesin ,Gudang
jumlah dan kemudahan terbakar sedang, pendingin, Pabrik barang keramik, Pabrik tembakau
menimbun bahan dengan tinggi tidak lebih dari ,Pengolahan logam, Penyulingan, Pabrik barang
4 meter dan jika terjadi kebakaran panas yang kelontong, Pabrik barang kulit, Pabrik tekstil, Perakitan
dilepaskan sedang sehingga api menjalar kendaraan bermotor, Pabrik kimia (kimia dengan
sedang. kemudahan terbakar sedang), Pertokoan dengan
pramuniaga kurang dari 50 orang.
Bahaya kebakaran sedang III Ruang pameran, Pabrik permadai, Pabrik makanan,
Pabrik ban, Pabrik sikat, Pabrik karung, Bengkel mobil,
Berada di tempat kerja yang mempunyai jumlah Pabrik sabun, Pabrik tembakau, Pabrik lilin, Studio dan
dan kemudahan terbakar tinggi dan jika terjadi pemancar, Pabrik barang plastik, Pergudangan, Pabrik
kebakaran panas yang dilepaskan tinggi sehingga pesawat terbang, Pertokotoan dengan pramuniaga lebih
api menjalar cepat. dari 30 orang, Penggergajian dan pengolahan kayu,
Pabrik makanan kering dari bahan tepung, Pabrik
minyak nabati, Pabrik tepung terigu, Pabrik pakaian
Bahaya kebakaran berat Pabrik kimia dengan kemudahan terbakar tinggi, Pabrik
Berada di tempat kerja yang mempunyai kembang api, Pabrik korek api, Pabrik cat, Pabrik bahan
jumlah dan kemudahan terbakar tinggi karena peledak, Penggergajian kayu dan penyelesaiaannya
menyimpan bahan cair. menggunakan bahan mudah terbakar, Studio film dan
televisi, Pabrik karet buatan, Hanggar pesawat terbang,
Penyulingan minyak bumi, Pabrik karet busa dan plastik
busa.
Jenis-jenis APAR

Jenis Kegunaan/Mengatasi

Cair (Water) Kebakaran kelas A

Tepung (Powder) Kebakaran kelas A,B,C atau D

Busa (Foam) Kebakaran kelas A atau B

CO2 Kebakaran kelas B atau C


Daftar Pustaka
• Ramli,Soehatman.2010.Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran (Fire
Management).Jakarta:Dian Rakyat
• https://qhsepromotions.wordpress.com/2014/12/14/prinsip-pemadaman-kebakaran/#:~:text
=Suatu%20kebakaran%20dibatasi%20dengan%20memutus,kontak%20pada%20kedua%2
0zat%20tersebut
.
• http://repository.unimus.ac.id/1037/3/BAB%20II.pdf
• Setiawan,Aries.2019.Klasifikasi Alat Pemadam Kebakaran Ringan(APAR) Sebagai Proteksi
Awal Kebakaran pada Ruangan Perguruan Tinggi Menggunakan Metode Naïve
Bayes.SIMETRIS.10(2) :514

Anda mungkin juga menyukai