Anda di halaman 1dari 48

DASAR-DASAR K3

KEBAKARAN
Kang Mustofa
HSE Practitioner
Apa itu API?
Api adalah reaksi kimia berantai yang diikuti
oleh evolusi cahaya dan panas.

Apakah API...?
Suatu proses kimia yaitu proses
oksidasi cepat yang menghasilkan
asap, panas, cahaya dan berbagai
bahan kimia lainnya.
2
KEBAKARAN
adalah
API YANG TIDAK
DIKEHENDAKI Dan
TIDAK TERKENDALIKAN
dan dapat menimbulkan
kerugian baik harta benda
maupun korban jiwa.
1. Terbatasnya keterangan dan
pengetahuan tentang
kebakaran
2. Kelalaian manusia
3. Hewan
4. Kesengajaan
5. Alam
1. KERUGIAN HARTA BENDA

2. KORBAN JIWA ATAU CACAT

3. KERUGIAN /KEHILANGAN USAHA

4. EKONOMI SOSIAL
Fenomena Kebakaran
FIRE STAGE

Flashover
INTENSITA

3 - 10 menit

STEDY
S

Fully development fires


(600-1000 o C)

TIME

Source Energy
Sumber api di tempat kerja

7
Pengaruh Prosentase Kandungan Gas
Terhadap Kondisi Tubuh Manusia (PPM
dan BDS)
Udara sekitar kadar Oksigen ± 19.5 – 23.5%
Kadar O2 (%) Gejala yang timbul
19 - 15 Penurunan untuk bekerja berat, gangguan konsentrasi
14 – 12 Nafas menjadi cepat dan dangkal, Penurunan kemampuan menilai

12 – 10 Bibir menjadi membiru


10 – 8 Lemas, muntah, kehilangan kesadaran
8 - dst Bisa koma, meninggal

©NaganTraining Team
Respon manusia terhadap temperatur
Temperature nyaman bagi orang Indonesia
rata-rata 24-26°C
oC

200
Kerusakan fatal berupa kekeringan kulit dalam
waktu 30 detik
180

150
Tidak dapat ditolerir dalam 5 menit
120 Tidak dapat ditolerir dalam 15 menit
Tidak dapat ditolerir dalam 25 menit
95

65 Masih dapat ditolerir selama kurang dari 1 jam


(tergantung kelembaban, pakaian, dan aktivitas)
35
Daerah nyaman termal (tergantung kelembaban,
10 gerakan udara, dan faktor-faktor lain)

0
PASAR JOHAR – 9 Mei 2015

Area terbakar : 23.936 m2, 4.719 kios, Kerugian: 376M


K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
•Fenomena Dan Teori
Api
•Sistem Proteksi
Kebakaran
FENOMENA &
TEORI API
TEORI SEGITIGA API
(triangle of fire)
▪ Thermal (Panas)
▪ Chemical (Kimia)
▪ Electrical (Listrik)
▪ Gas Oksigen ▪ Mechanical (Mekanik)

▪ Cair
▪ Gas
▪ Padat
TEORI BIDANG EMPAT API
(tetrahedron of fire)
TITIK NYALA (FLASH POINT)
Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar), cukup
mengeluarkan uap & menyala (terbakar sekejab) bila diberi
sumber panas yang cukup

TITIK BAKAR (FIRE POINT)


Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar) cukup untuk
mengeluarkan uap dan terbakar (menyala terus menerus) bila
diberi sumber panas.

SUHU PENYALAAN SENDIRI


(AUTO IGNITION TEMPERATURE)
Suhu dimana suatu zat dapat menyala dengan sendirinya tanpa
adanya sumber panas dari luar. Pengertian ini adalah dimana
zat tersebut mendapat suhu yang tertinggi sehingga dia akan
menyala dengan sendirinya. Contoh
Bensin = 435 C
Kerosine = 228,9C
Hilangkan salah satu factor ,
dan api tidak akan terbentuk,
atau kalaupun menyala, api
akan segera padam dengan
sendiriya
TEKNIK
PEMADAMAN
Reaksi kimia KEBAKARAN
Bahan
bakar
- Cooling/Pendinginan
- Smothering/Isolasi
- Starvation/Stop Suplay
- Breaking Chain
Reaction
BAHAN BAKAR

COOLING/PENDINGINAN

Memadamkan api dengan air


SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN

BAHAN BAKAR

Menutup drum yang terbakar


STARVATION/
MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR

BAHAN BAKAR

Menutup kerangan pada


Tangki yang terbakar
BREAKING CHAIN REACTION
BAHAN BAKAR MEMECAHKAN RANTAI REAKSI KIMIA

Memadamkan API dengan APAR


KLASIFIKASI KEBAKARAN
Sesuai Permenaker No 4/1980
• Tujuan:
– memudahkan pemilihan media pemadam yang tepat
dari berbagal tipe bahan bakar.

• Klasifikasi kebakaran:
– Klas A : Bahan padat (kertas, kayu, plastik, dll.)

– Klas B : Bahan cair atau gas mudah terbakar

– Klas C : Instalasi listrik

– Klas D : Bahan logam


Klasifikasi kebakaran

Bahan mengandung
selulose yang Peralatan Listrik
meninggalkan arang/abu
bila terbakar

Cairan mudah Metal mudah


terbakar terbakar

Cara mudah untuk diingat:


Class A - Leaves an
Ash/meinggalkan debu
Class B- Boils/mendidih
Class C - Has Current/Arus
Class D - Dense
24
Material/benda padat
FLASH OVER
Sebuah proses pengapian yang berjalan
secara selaras dan membakar bahan-
bahan yang ada disekitarnya sehingga
secara keseluruhan bagian dari ruang

menjadi sangat panas, kemudian


menghasilkan asap yang bersifat panas
pada suatu ruang dan ketika titik panas
mendekati ± 500 ℃ akan menyebabkan
terjadinya kobaran api yang membesar
diarea lain.
FLASH OVER
BACKDRAFT
Situasi yang dapat terjadi ketika produk kebakaran-gas yang kekurangan
oksigen; sehingga pembakaran melambat (karena kurangnya oksigen) tetapi
bahan bakar gas mudah terbakar (terutama CO) dan asap (terutama hidro-
karbon bebas radikal dan partikel) tetap berada pada suhu di atas titik-api
gas bahan bakar. Jika oksigen kembali diperkenalkan ke dalam api, misalnya
dengan membuka pintu (atau jendela) ke ruangan tertutup, pembakaran
akan restart, sering mengakibatkan efek 'ledakan' sebagai gas yang
dipanaskan oleh pembakaran dan berkembang pesat karena suhu yang
meningkat pesat

Tanda-tanda backdraft :
• Panas Pintu dan pegangannya
• Asap dari celah/bukaan
• Asap masuk kembali melalui bukaan
• Suara mendesis atau raungan
BLEVE
(Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion)

FIREBALL
Peledakan tangki gas cair
yang mendidih akibat
paparan panas

PAPARAN TANKI BAHAN BAKAR


PANAS GAS CAIR
PRINSIP PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Bahan Bakar, O2 Mencegah


,sumber Energi Penyalaan
Proses
Penyalaan
Pemadaman pada
api timbul tahap dini

Mencegah Api Tumbuh Besar,


Tumbuh & Evakuasi manusia & Barang
menyebar Pengendalian Asap
KONDISI
BAHAYA
Flash Mencegah Penyalaan
Over Serentak

Pembakaran Mencegah perambatan


Penuh api ke lain area

Pendinginan Lanjut,
Surut mencegah Backdraft
diruang tertutup
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DITEMPAT KERJA
Kepmenaker No.186 Tahun 1999
Pasal 2
11.. PPeenngguurruussaattaauuPPeerruussaahhaaaannwwaajibbmmeenncceeggaahh,mmeenngguurraannggiddaann
memadamkan kebakaran, latihan penganggulangan kebakaran di tempat
kerja.
2. Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di
tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
b. penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana
evakuasi;
c. pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d. pembentukan unit penanggulanan kebakaran di tempat kerja
ee.. ppeennyyeeleennggggaarraaaannllaattihhaannddaannggllaaddiippeennaanngggguulaannggaannkkeebbaakkaarraannsseeccaarraa
berkala;
f. memilki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi
tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga
kerja dan atau tempat yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan
bbeerraatt.
Pasal 4
Klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran
terdiri :

a. Klasifikasi tingkat resiko


bahaya kebakaran ringan
b. Klasifikasi tingkat resiko
bahaya kebakaran sedang I
c. Klasifikasi tingkat resiko
bahaya kebakaran sedang II
d. Klasifikasi tingkat resiko
bahaya kebakaran sedang III
e. Klasifikasi tingkat resiko
bahaya kebakaran berat.
Pasal 5
Unit penanggulangan kebakaran terdiri
dari:

a) Petugas peran kebakaran(Tingkat D)


b) Regu penanggulangan
kebakaran(Tingkat C)
c) Koordinator unit penanggulangan
kebakaran(Tingkat B)
d) Ahli K3 spesialis penanggulangan
kebakaran sebagai penanggung jawab
teknis(Tingkat A)
Pasal 6
Kepmenaker No 186 Tahun 1999
1. Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 huruf a, sekurangkurangnya 2 (dua)
orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 25 (dua
puluh lima) orang.
2. Regu penanggulangan kebakaran dan ahli K3
spesialis penanggulangan kebakaran sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 huruf b dan huruf d,
ditetapkan untuk tempat kerja tingkat resiko
bahaya kebakaran ringan dan sedang I yang
mempekerjakan tenga kerja 300 (tiga ratus) orang,
atau lebih, atau setiap tempat kerja tingkat
resiko bahaya kebakaran sedang II, sedang III dan
berat.
Pasal 6 (lanjutan)
Kepmenaker No 186 Tahun 1999

3.Koordinator unit penanggulangan kebakaran


sebagaimana dimaksud pasal 5 huruf c, ditetapkan
sebagai berikut
:a.Untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya
ringan kebakaran
dan sedang I, sekurang-kurangnya 1 (satu)
orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 100
(seratus) orang.
b.Untuk tempat kerja tingkat resiko kebakaran
bahaya sedang II dan sedang III sekurang-
kurangnyadan1 berat,
(satu) orang untuk setiap unit
kerja.
Pasal 7
TUGAS DAN SYARAT UNIT PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
Kepmenaker No 186 Tahun 1999
1. Petugas peran kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf
a mempunyai tugas:
a. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang
dapat menimbulkan bahaya kebakaran;
b. Memadamkan kebakaran pada tahap awal;
c. Mengarahkan evakuasi orang dan barang;
d. Mengadakan koordinasi dengan instasi terkait;
e. Mengamankan lokasi kebakaran.

1. Untuk dapat ditunjuk menjadi petugas peran kebakaran harus


memenuhi syarat:
a. sehat jasmani dan rohani;
b. pendidikan minimal SLTP
c. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat
dasar I.
Pasal 8
TUGAS DAN SYARAT UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Kepmenaker No 186 Tahun 1999
1. Regu penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b
mempunyai tugas :
a. mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran;
b. melakukan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran;
c. memberikan penyuluhan tentang penanggulangan kebakaran pada tahap awal;
d. membantu menyusun buku rencana tanggap darurat kebakaran;
e. memadamkan kebakaran;
f. mengarahkan evakuasi orang dan barang;
g. mengadakan koordinasi dengan instasi terkait;
h. memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan;
i. mengamankan lokasi tempat kerja;
j. melakukan koordinasi seluruh petugas peran kebakaran.

2. Untuk dapat ditunjuk menjadi Regu penanggulangan kebakaran harus memenuhi


syarat:
a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Usia minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun;
c. Pendidikan minimal SLTA
d. Telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar II.
Pasal 9
TUGAS DAN SYARAT UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Kepmenaker No 186 Tahun 1999

1. Koordinator unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 5


huruf c mempunyai tugas:
a. Memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat bantuan dari instansi
yang berwenang;
b. Menyusun progarm kerja dan kegiatan tentang cara penanggulangan kebakaran;
c. Mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas penanggulangan kebakaran kepada
pengurus.

1. Untuk dapat ditunjuk menjadi Koordinator unit penanggulangan kebakaran harus


memenuhi syarat:
a. sehat jasmani dan rohani;
b. pendidikan minimal SLTA
c. bekerja pada perusahaan yang bersangkutan dengan masa kerja minimal 5
tahun;
d. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar I,
tingkat dasar II dan tingkat Ahli K3 Pratama.
Pasal 10
TUGAS DAN SYARAT UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Kepmenaker No 186 Tahun 1999
1. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebgaimana dimaksud dalam pasal
5 huruf d mempunyai tugas:
a. membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang
penangggulangan kebakaran
b. memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan atau instansi
yang dapat berhubungan dengan jabatannya;
d. memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat bantuan dari
instansi yang berwenang;
e. menyusun program kerja atau kegiatan penanggulangan kebakaran;
f. melakukan koordianasi dengan instansi yang terkait.

2. Syarat-syarat ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran adalah:


a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Pendidikan minimal D3 teknik;
c. Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan dengan masa kerja minimal 5
tahun;
d. telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat dasar I,
tingkat dasar II dan tingkat Ahli K3 Pratama dan tingkat Ahli Madya
ALAT PEMADAM API RINGAN
Portable Fire Extinguisher
Permenaker No 04 Tahun 1980
ALAT PEMADAM API RINGAN
Permenaker No 04 Tahun 1980

• DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG


• UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN
• SEBATAS VOLUME API KECIL

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA


• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN
DENGAN BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN
DIRINYA.
Saya benci
pemadam api

Jeis pemadam api

Bubuk kimia kering Carbon Dioxide


(Dry Chemical (CO2)Extinguisher Busa (Foam)
Extinguisher)
42
SAFETY PIN LEVER (tuas)
(kunci pengaman) PRESSURE GAUGE
HOSE (indikator tekanan)
(selang)
LABEL

NOZZLE CYLINDER
(corong) (tabung)
KENALILAH ALAT PEMADAM API RINGAN ANDA
KIMIA HALON
BUSA CO2
KERING 1211

Kayu, kertas, A ✓  ✓ ✓
kain, plastik, API AWAL
sampah, dll.
Bahan cair
yang mudah B ✓ ✓ ✓ ✓
terbakar
yang tak larut
Bahan cair
yang mudah ✓ ✓
terbakar B ✓ ✓
yang larut di
air :
aceton, alkohol, BUSA
dll. KHUSUS
Bahan gas :
LPG, LNG C  ✓ ✓ ✓
Bagaimana cara menggunakan
pemadam api jenis Portable
P ...Pull the Pin/cabut pin, test isi tabung keatas.

A ...Aim at the base of the flames/Lihat arah angin dan arahkan nozle ke sumber
nyala api

S ...Squeeze the trigger/tekan handle.

S ... Sweep the extinguisher from sided to side/Padamkan api dengan


cara menyapu dari kedua sisi.

45
PENGGUNAAN APAR
CEPAT, AMAN & TEPAT (CAT)
Jarak
terlalu dekat ikuti arah angin

Melawan arah angin


Sudut + 30O – 60O

Ke lidah api
Sumber dasar api
PRINSIP PENGGUNAAN APAR
(TIDAK MELAWAN ANGIN)

APAR PRINSIP PENGGUNAAN

Dry Chemical • Disemburkan mulai dari tepi api terdekat


• Dikibaskan kekiri & kekanan
Air Bertekanan Disemprotkan ke dinding bagian dalam dari tempat
kebakaran

Busa (Foam) •Semprotkan de dinding bagian dalam dari tempat


kebakaran
• Penutupan permukaan yg terbakar dgn busa harus
sempurna

Halon Semprotkan ke sumber api dgn diratakan diseluruh


permukaan yg terbakar
Disemprotkan ke sumber api dgn menggerakkan corong
CO2
ke seluruh permukaan bahan yg terbakar

Anda mungkin juga menyukai