Anda di halaman 1dari 59

FENOMENA KEBAKARAN

& PENANGGULANGANNYA
Motto :
• KEBAKARAN TIDAK MEMILIH KAPAN DAN DIMANA
AKAN TERJADI SERTA SIAPA KORBANNYA,
• KEBAKARAN DAPAT MERUGIKAN HARTA BENDA DAN
MENGANCAM KEHIDUPAN
‘SELF ASSESSMENT “ : AMAN KEBAKARAN ?

• MUNGKINKAH TERJADI KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA KITA ?


• SEBERAPA BESAR KEBAKARAN YANG MUNGKIN TERJADI ?
• UPAYA, LANGKAH DAN TINDAKAN APA YANG PERLU DILAKUKAN
UNTUK MENCEGAH TERJADINYA KEBAKARAN ?
• SIAPA YANG HARUS MENANGGULANGI JIKA TERJADINYA
KEBAKARAN ?
• PERALATAN & MEDIA PEMADAM APA YANG DIBUTUHKAN UNTUK
MEMADAMKAN KEBAKARAN?
KONSEP AMAN KEBAKARAN
Tujuan pengamanan kebakaran :
a. Keselamatan jiwa
b. Keselamatan aset
c. Keselamatan Proses Produksi
d. Keselamatan lingkungan
e. Mempertahankan kredibilitas/citra Perusahaan

Pencegahan Pengendalian
Kebakaran Kebakaran

• Pengendalian • Mendeteksi & pemadaman


Bahan Bakar dini
Prinsip Dasar
• Pengendalian • Membatasi penjalaran
Sumber Energi • Mempermudah penyelamatan
• Mencegah
• Meminimisasi kerusakan
Penyalaan
AMAN Kebakaran : potensi bahaya
KEBAKARAN yang telah di-identifikasi
dan dianalisa serta telah dikendalikan ke
tingkat yang memadai

POTENSI KEBAKARAN TIDAK BISA


DIELIMINASI SECARA TOTAL, NAMUN
HANYA DIKURANGI TINGKAT
RESIKONYA
Suatu proses kimia yaitu proses
oksidasi cepat yang menghasilkan
asap, panas dan cahaya.

Api yang tidak dikehendaki dan


tidak dapat dikendalikan dan
dapat menimbulkan kerugian
baik harta benda maupun korban
jiwa.
TEORI API

EN

PA
G

NA
SI

S
OK

BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR

I
RANTA
OKSIG I
EN REAKS
KIMIA
Okigen

Reaksi
Rantai

Bahan
Panas
Bakar
NON THERMAL
PANAS (ASAP & GAS) PANAS

BAHAN GAS OKSIGEN HASIL REAKSI + PANAS + NYALA

PANAS
BAHAN PADAT & CAIR BAHAN GAS

NON THERMAL
PANAS (ASAP & GAS) PANAS

BAHAN PADAT OKSIGEN HASIL REAKSI + PANAS + BARA


Pengaruh Prosentase Kandungan Gas-Gas Terhadap Kondisi
Tubuh Manusia (ASHRAE)

GAS % VOLUME DI UDARA PENGARUH


O2 10 - Pusing-pusing
7 - Kelengar
5 - Konsentrasi minimum untuk dapat hidup
2–3 - Kematian dalam beberapa menit
CO2 2 - Pernafasan 30% lebih cepat
4 - Mulai merasa mual
4.5 – 5.0 - Pernafasan cepat sekali, timbul mual
7–9 - Batas toleransi Bisa bunuh diri
10 – 11 - Tidak sadar, dalam 10 menit kalo begini
15 – 20 - Gejala-gejala iritasi bertambah caranya…
25 – 30 - Pernafasan berkurang, tekanan darah turun,
mati suri, kematian setelah beberapa saat
CO 0.02 - Sakit kepala selama 2 – 3 jam
0.04 - Berkeringat, kelengar dalam 1 – 2 jam
0.08 - Tidak sadar diri dalam 2 jam
0.16 - Pusing, mual dalam 20 menit
0.32 - Pusing dalam 5 – 10 menit, kematian dalam
30 menit
0.64 - Pusing dalam 1 – 2 menit, kematian dalam
10 menit
1.2 - Tidak sadar diri, kematian dalam 1 – 2 menit
Respon manusia terhadap temperatur
o
C
200
Kerusakan fatal berupa kekeringan kulit dalam
waktu 30 detik
180

150
Tidak dapat ditolerir dalam 5 menit
120 Tidak dapat ditolerir dalam 15 menit
Tidak dapat ditolerir dalam 25 menit
95

65 Masih dapat ditolerir selama kurang dari 1 jam


(tergantung kelembaban, pakaian, dan aktivitas)
35
Daerah nyaman termal (tergantung kelembaban,
10 gerakan udara, dan faktor-faktor lain)

0
DALAM SUHU NORMAL

Gasoline/bensin pada suhu


Ruangan sudah mengeluarkan
Uap yang cukup untuk terbakar

Minyak tanah Bensin


Flash point : Suhu terendah dimana suatu
zat (bahan bakar), cukup mengeluarkan uap
& menyala (terbakar sekejab) bila diberi
Di panasi sampai menguap sumber panas yang cukup

Minyak tanah
Fire Point Suhu terendah dimana suatu zat
(bahan bakar) cukup untuk mengeluarkan
uap dan terbakar (menyala terus menerus)
bila diberi sumber panas

kerosine
Selain dipanaskan bagaima cara
agar minyak tanah bisa terbakar?

• Dinaikkan tekanannya supaya berubah


fasa menjadi uap
• Dikabutkan, dibuat menjadi butiran
kecil sehingga berbentuk uap
TITIK NYALA (FLASH POINT)
Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar), cukup
mengeluarkan uap & menyala (terbakar sekejab) bila diberi sumber
panas yang cukup
Bensin = -36 F Minyak tanah = 110-130 F
TITIK BAKAR (FIRE POINT)
Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar) cukup untuk
mengeluarkan uap dan terbakar (menyala terus menerus) bila diberi
sumber panas.

SUHU PENYALAAN SENDIRI (AUTO IGNITION


TEMPERATURE)
Suhu dimana suatu zat dapat menyala dengan sendirinya tanpa
adanya sumber panas dari luar. Pengertian ini adalah dimana zat
tersebut mendapat suhu yang tertinggi sehingga dia akan menyala
dengan sendirinya. Contoh
Gasoline = 435 C
Kerosine =228,9 C
Parafin = 316 C
DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMBLE RANGE )

Tidak terbakar , mengapa?

Daerah miskin

Daerah bisa terbakar

Daerah kaya
gasoline
DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMBLE RANGE )

< 1% 1%- 7% > 7%

UDARA UDARA UDARA

UAP BENSIN

Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi campuran antara uap


bahan bakar dengan udara yang dapat terbakar/menyala bila
dikenai atau diberi sumber api
Hydrogen 4% - 75 % Bensin 1% - 7 %
Propane (LPG) 2% - 8% Minyak Tanah 1% - 5%
SUMBER PANAS

API REAKSI
LISTRIK PENGELASAN MEROKOK ARSON ALAM
TERBUKA KIMIA
FENOMENA KEBAKARAN
KENAIKAN TEMPERATUR

FLASHOVER PASCA FLASHOVER

PEMBAKARAN PENUH

PERTUMBUHAN

SURUT
PENYALAAN

WAKTU
TEHNIK PEMADAMAN
KEBAKARAN
- Cooling
- Smothering
- Starvation
- Breaking Chain Reaction
BAHAN BAKAR
COOLING/PENDINGINAN

I
RANTA
OKSIG I
EN REAKS
KIMIA

Memadamkan api dengan air


SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN

BAHAN BAKAR

I
OKSI RANTA
I
G EN REAKS
KIMIA

Menutup drum yang terbakar


STARVATION/
MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR

I
OKSI RANTA
I
G EN REAKS
KIMIA

Menutup kerangan pada


Tangki yang terbakar
BREAKING CHAIN REACTION
MEMECAHKAN RANTAI REAKSI KIMIA
BAHAN BAKAR

AN TAI
R
OKSI SI
G EN REAK
KIMIA

Memadamkan API dengan APAR type HALON


KLASIFIKASI KEBAKARAN
• Tujuan:
• memudahkan pemililhan media pemadam yang
tepat dari berbagal tipe bahan bakar.
• Klasifikasi kebakaran:
• Klas A : Bahan padat (kertas, kayu, plastik,
dll.)
• Klas B : Bahan cair atau gas mudah terbakar
• Klas C : Instalasi listrik
• Klas D : Bahan logam
Klasifikasi U.S. Coast Guard
(Amerika Serikat)
Terdapat 7 klas kebakaran menurut U.S. Coast Guard, yaitu
 Klas A : Kebakaran dengan bahan bakar padat biasa.
 Klas B : Kebakaran dengan bahan bakar Cairan dengan titik nyala lebih
kecil 170°F dan tidak larut dalam air (contoh bensin, benzene dan lain-
lain).
 Klas C : Kebakaran dengan bahan bakar Cairan dengan titik nyala
lebih kecil 170°F dan larut dalani air (contoh : aceton, etanol dll).
 Klas D : Kebakaran dengan bahan bakar Cairan dengan titik nyala
sama dengan 170°F atau yang lebih tinggi dan tidak larut dalam air
(contoh miyak kelapa, minyak ikan pans, minyak trafo dll).
 Klas E : Kebakaran dengan bahan bakar Cairan dengan titik nyala
sama dengan 170°F atau yang lebih tinggi dan larut dalam air (contoh :
gliserine, etilin glikol, dli).
 Klas F Kebakaran dengan bahan bakar Logam (contoh magnesium,
alumunium, titanium, dii).
 Klas G Kebakaran Listrik.
USAHA PENCEGAHAN KEBAKARAN
Guna menghindari terjadinya kebakaran di Tempat Kerja maka
semua karyawan diharapkan dapat selalu memperhatikan hal-
hal di bawah ini :
• Bila anda meninggalkan kantor perhatikan bahwa semua
peralatan yang menggunakan listrik seperti kalkulator, mesin
tik, mesin fotocopy, komputer, water dispenser, alat pemanas,
termasuk penerangan telah diputuskan hubungan listriknya.
• Merokok di tempat yang telah ditentukan, pastikan bahwa
putung rokok tersebut tidak ada bara api sebelum dibuang ke
asbak / tempat pembuangan
• Jika didapati kerusakan atau gangguan instalasi listrik agar
segera menghubungi petugas yang terkait
• Jangan membebani muatan pada satu stop kontak secara
berlebihan, PERHATIKAN berapa kemampuan atau beban
maksimum satu stop kontak
• Pelajari lokasi alat pemadam api dan bagaimana memakainya
• Pelajari jalan keluar dan jalur ke luar
• Lakukan Pelatihan Evakuasi secara berkala Dilarang membawa
masuk / menyimpan barang-barang yang mudah terbakar
kedalam gedung Pelihara koridor-koridor yang menuju tangga
darurat selalu tetap bebas hambatan
• Pastikan tidak ada barang-barang didepan Hidran Box atau
APAR yang dapat menghalangi dalam mencapainya.
Dalam hal penangulangaan kebakaran
kondisi yang perlu diperhatikan adalah :
• Akses ke lokasi bangunan
• Kelengkapan sarana proteksi
• Pembatasan pemakaian bahan combustible
• Konstruksi bangunan tidak menghalangi
operasi pemadaman dari luar
• Penurunan response time pemadam
kebakaran
• Kecukupan hidran kebakaran
• Peningkatan potensi pemadam kebakaran
• Peningkatan keamanan bangunan gedung
Penataan bahan mudah terbakar yaitu :
• Semua bahan kimia tersedia MSDS dan telah
disosialisasikan ke petugas yang terkaitan dengan
penanganan bahan kimia
• Pelaksaan Good house keping diataranya adalah
• Tidak ada sampah, buangan material pada Area kerja,
gang, tangga, jakur jalan dll
• Sarana jalan keluar, peralatan pemadam atau darurat
lainnya tidak boleh tertutup oleh barang-barang
• Hindari ceceran bahan mudah terbakar baik padat
mauun cari
• Segera bersihkan tumpahan bahan mudah terbakar
• Penataan bahan :
• Hindarai penempatan peralatan dan barang-barang
pada koridor dan tangga
• Jangan menempatkan barang dekat dengan
sprinkle sistem, detektor atau peralatan pemadam
lainnya
• Bahan cair dan gas mudah terbakar sebaiknya
ditempatkan jauh dari sumber panas
• Bahan kimia yang mudah menguap dan terbakar
sebaiknya ditematkan di area yang telah ditetapkan
MEDIA PEMADAM API

• Media Cair
– Air
– Busa
– Asam Soda
• Media Padat
– Pasir dan tanah
– Tepung Kimia
• Media Gas
– Karbon Dioksida (CO2)
– Halon
– AF-11
– Halotron
Jenis media pemadam menurut fasa

. Jenis padat : misalnya pasir, tanah, selimut


api (Fire blanket), tepung kimia (Dry
chemical)
Jenis cair : misalnya air, busa, asam soda.
Jenis gas : misalnya gas asam arang (C02),
gas argon, gas Nitrogen (N) serta gas-gas
inert lainnya.
Cairan mudah menguap dan memeutus
rekasi rantai, misalnya Halon & penggantinya
seperti AF11, Halotron, FM 200 dll.
Media pemadam padat
Pasir dan tanah
 Efektif untuk memadamkan kebakaran klas B,
tetapi hanya untuk tumpahan atau ceceran
minyak dalam jumlah kecil.
 Tujuan utama penggunaan pasir dan tanah
adalah untuk mem­batasi menjalarnya
kebakaran.
 Namun bagi kebakaran-kebakaran kecil dapat
digunakan untuk menutupi permukaan bahan
yang terbakar sehingga dapat memisahkan
udara dari bahan bakarnya.
Tepung kimia
Tepung kimia reguler (Tepung kimia BC)
– Kelas kebakaran yang dipadamkan adalah bahan bakar cairan gas,
dan listrik.
Bahan baku tepung kimia reguler
– Sodium Bicarbonate/Baking Soda (NaHCO3)
– Potassium Bicarbonate (KHCO3).
– Potassium Carbamate (Potassium Bicarbonate + Urea).
– Potassium Chloride (KCL).
Tepung kimia Serbaguna (Multipurpose, Tepung Kimia ABC)
– Kelas kebakaran yang dipadamkan adalah bahan padat bukan
logam, cairan, gas dan listrik.
Bahan baku tepung kimia ABC
– Monoammonium Phosphate (MAP) atau (NH4) H2P04
– Potassium Sulfat (K2SO4).
Tepung kering atau tepung kimia khusus
Digunakan untuk pemadaman kebakaran logam
Bahan baku tepung khusus
Campuran Potassium Chloride, Barium Chloride, Magnesium
Chloride, Calsium Chloride.
Dalam perdagangan tepung khusus jenis ini dipasaran dikenal
sebagai : Foundry Flux (Dow Chemical, AS) TEC (John Kerr & Co,
lnggris).
Bubuk grafit dengan berbagai campuran lain seperti Organic
Phosphate.
Dalam perdagangan tepung khusus jenis ini antara lain dengan
nama : Lith X Powder (Annul Co, AS) Metal Guard Powder (Walter
Kiddie Co, AS) Pyrene G-1 Powder (Chem. Concentrate Co, AS).
Campuran Sodium Chloride, Tricalsium Phospate, Metal Stearate
dan Termoplastik. Dalam perdagangan tepung khusus jenis ini dijual
dengan nama : Met - L - X Powder (Annul Co, AS).
Campuran Sodium Chloride, Ammonium Phos­phate, Tricalsium
Phosphate. Dalam perdagangan tepung ini dikenal sebagai :
Pyromet Powder (Pyrene, lnggris).
Ciri-ciri Tepung kimia
 Butiran dibuat relatif seragam dengan diameter 15 - 60 µ (mikron)
 Bahan baku tepung kimia tidak beracun
 Untuk mencegah sifat higroskopis (mengisap air) dan
penggumpalan, serta untuk memberikan daya pengaliran yang lebih
balk, maka ditambah "logam stearate" serta bahan-bahan
tambahan (additives) lainnya.
 Walaupun cocok untuk klas C (kebakaran listrik) tetapi dapat
merusak instalasi atau peralatan elek­tronik karena meninggalkan
kotoran/kerak.
 Bagi manusia, segi bahayanya adalah debu tepung kimia yang
menghalangi pandangan dan meng­ganggu pernafasan.

 Cara kerja tepung kimia dalam memadamkan api


– Secara fisis yaitu pemisahan atau penyeliniutan bahan bakar
dengan udara.
– Secara kimiawi yaitu memutus rantai reaksi pem­bakaran,
dimana partikel-partikel tepung kimia aktif tersebut akan
mengikat radikal hidroksil dari api.
Media pemadam cair
Air
 Air adalah paling banyak dipergunakan dalam pemadaman kebakaran
 Air cocok untuk memadamkan kebakaran klas A dan B, sedang
khusus APAR media air sasarannya hanya untuk klas A.

 Keuntungan air

 Mudah didapat dalam jumlah yang banyak.


 Murah.
 Mudah disimpan, diangkut, dan dialirkan.
 Dapat dipancarkan dalam bentuk-bentuk
 Pancaran utuh
 Pancaran setengah tirai
 Pancaran tirai
 Pancaran kabut
 Mempunyai daya "menyerap panas" yang besar. Mempunyai daya
mengembang menjadi uap yang tinggi.


Media pemadam cair
Air
• Kelemahan air
– Menghantarkan listrik dimana listrik bersehingga tidak
cocok untuk kebakaran instalasi listrik yang bertegangan.
– Berbahaya bagi bahan-bahan kimia yang larut dalam air
atau yang exotherm (menghasilkan panas).
– Kemungkinan dapat terjadi "slopover" ataupun boil "over"
bila untuk memadamkan kebakaran minyak dengan cara
yang salah.

• Cara kerja air dalam pemadaman


– Pendinginan
• Panas yang diserap air dari suhu 15°C sampai 100°C 84,4
kcal/kg (152 BTU/Lbs).
• Panas laten penguapan : 538 kcal/kg (970 BTU/Lbs) Panas
yang diserap air dari 15°C sampai menjadi uap (suhu 100°C)
adalah : 622,4 kcal/kg atau 1122 BTU/Lbs atau 9360 BTU/
gallon.
– Penyelimutan
• Karena air yang terkena pangs akan berubah menjadi nap
(steam), dan uap air tersebut yang kemudian mengurangi
(dilution) kadar oksigen di udara.
Busa
 Busa adalah kumpulan dari gelembung-gelembung
cairan (bubbles) yang mampu mengapung diatas
permukaan zat cair dan mengalir diatas permukaan
bahan padat.
 Sangat efektif untuk memadamkan kebakaran B,
khusus dalam cairan permukaan besar, sehingga sulit
bagi media pemadam lain untuk bisa menutup
permukaan yang terbakar tersebut.

 Pembagian busa berdasarkan cairan yang


dipadamkan
– Busa Reguler, yaitu busa yang hanya mampu memadam­an
bahan-bahan cair bukan pelarut.
– Busa serbaguna (all purpose atau anti alkohol), yaitu busa
yang dapat memadamkan kebakaran zat-zat pelarut seperti
alkohol, ether, keton dan sebagainya, maupun untuk zat-zat
cair bukan pelarut.
Busa Mekanik
Busa ini terbentuk karena adanya proses mekanis yaitu berupa adukan
dari bahan-bahan pembentuk busa yang terdiri dari
 Cairan busa (foam liquid/foam concentrate/foam compound).
 Air bertekanan.
 Udara.
 Untuk melakukan proses pembentukan busa ini diper­gunakan alai-alas
pembentuk busa.

Pembentukan Busa Mekanik


 Air bertekanan dicampurkan dengan cairan busa sehing­ga membentuk
larutan busa (foam solution). Kemudian udara diinjeksi pada larutan
busa tersebut dan dengan proses mekanis yaitu pengadukan atau
peniupan udara akan terbentuklah busa mekanik.
 Bahan baku cairan busa
1. Protein (baik protein hewani maupun protein nabati).
2. Fluoro Protein (dasar protein ditambah fluor, misa­nya FP 70).
3. Fluorocarbon Surfactant atau Fluoro Chemical (misalnya AFFF, light water).
4. Hydrocarbon Surfactant (Detergent) atau Louryi­Alcohol, ini dikenal sebagai
cairan busa untuk pengembangan tinggi.
5. 1) dan 2) adalah cairan busa dari zat-zat alami, sedang 3) dan 4) adalah
cairan busa dari bahan sintetis.
Asam Soda
 Asam Soda atau soda acid adalah media pemadam api
jenis cairan yang kegunaannya sama dengan air yaitu
untuk me­madamkan kebakaran klas A.
 Bahan baku adalah larutan Sodium Bicarbonate dan
larutan Asam Sulfat dengan reaksi sebagai berikut
 2 NaHCO3 + H2SO4 > Na2SO4 + 2 H20 + 2 CO,
 Keunggulan Asam Soda adalah cocok untuk temperatur
dingin karena tahan beku, sedangkan kelemahannya
adalah sangat korosif.
Media pemadam api jenis gas
 Media pemadam api jenis gas terutama untuk memadamkan kebakaran
listrik (klas C) karena sifatnya yang tidak menghantarkan listrik.
 Berbagai jenis gas dapat dipergunakan sebagai pemadam api, namun
hanya gas asam arang (C02) dan zat lemas (N2) yang banyak dipakai. Gas
Argon juga merupakan media pemadam api hanya tidak lazim karena
mahal.
 Zat lemas lebih banyak dipergunakan sebagai gas dorong kimia pada
instalasi pemadam tetap dan APAR ataupun dilarutkan (sebagai pendorong)
dalam HALON.

 Prinsip kerja CO2 dalam memadamkan kebakaran adalah secara fisis, yaitu
– penyelimutan atau dilusi dan sedikit pendinginan karena efek
perubahan dari fasa cair menjadi gas.
– 1 lb CO2 cair akan berubah men­jadi lebih kurang 8 cuft gas CO2
dengan berat 1,5 kali dari udara.

 Ke­unggulan C02: bersih, mudah didapat dipasaran, tidak beracun dan


menyemprot dengan tekanan penguapannya sendiri (self expelling).
 Sedang kerugiannya adalah wadahnya yang best, tidak efektif untuk area
terbuka, tidak cocok untuk klas A atau bahan penyimpan pangs yang tinggi
dan pada konsentrasi tinggi berbahaya bagi pernafasan karena bisa terjadi
defisiensi oksigen diarea dimana gas tersebut di­semprotkan.
Media pemadam cairan mudah menguap dan
menghentikan reaksi kimia
 Media pemadam ini masuk kelompok Halon dan substitusinya
(Halogenated hydro­carbon).
 Disiagakan dalam wadah dengan bentuk fasa cair, namun bila
disemprotkan dan mengenai api akan menjadi uap yang lebih besar
(5x) dari udara.
 Gas akan segera menutupi permukaan bahan yang terbakar serta
mengencerkan kadar oksigennya. Utama, Halon memadamkan api
dengan cara memutus rantai reaksi api.
 Halon cocok untuk semua kelas kebakaran kecuali logam.

 Keunggulan HALON/substitusinya
– Bersih dan daya pemadamannya sangat tinggi dibanding denganmedia
pemadam lain.
 Kelemahan HALON/substitusinya
Tidak efektif untuk kebakaran diarea terbuka dan beracun.
Field Model & Zone Model
FAKTA

• Kebakaran gedung/industri yang menimbulkan akibat fatal pada umumnya


disebabkan kekurangsiapan sistem proteksi dan tidak adanya rencana
tanggap darurat yang memadai
• Kebakaran Sulit Dikendalikan, karena:
 Bangunan tidak memiliki sarana proteksi yang memadai dan kurang terawat
dengan baik
 Response time pemadaman yang lambat
 Perencanaan tata letak Bangunan/Sarana Gedung dan Instalasi Industri yang
kurang memenuhi persyaratan
 Penanggulangan kebakaran kurang terorganisasi dengan baik
Prinsip Penanggulangan Kebakaran

Bahan Bakar, O2 Mencegah


,sumber Energi Penyalaan
proses
penyalaan
Pemadaman pada
api timbul tahap dini

Mencegah Api Tumbuh Besar,


Tumbuh & Evakuasi manusia & Barang
menyebar Pengendalian Asap
KONDISI
BAHAYA
Flash Mencegah Penyalaan
Serentak
Over

Pembakaran Mencegah perambatan


Penuh api ke lain area

Pendinginan Lanjut,
Surut mencegah Backdraft
diruang tertutup
Fenomena Terjadinya
Flashover
BACK DRAFT?
Masuknya oksigen secara tiba-tiba pada
suatu ruangan tertutup pada tahap
kebakaran mulai surut dengan kondisi
gas CO atau gas lainnya yang belum
terbakar cukup banyak dan oksigen
kurang, sehingga mengakibatkan
kebakaran dan ledakan dari arah sumber
masuknya oksigen tersebut
Tanda-tanda backdraft

• Panas Pintu dan pegangannya


• Asap dari celah/bukaan
• Asap masuk kembali melalui bukaan
• Suara mendesis atau raungan
Klasifikasi Cairan
NFPA
Combustible Liquid - Cairan yang mempunyai Flash Point pada atau di
atas 1000F (37,80C) yang terbagi atas :

• Cairan Klas II - Flash Point pada atau di atas 1000F (37,80C)


dan di bawah 1400F (600C)

• Cairan Klas IIIA - Cairan dengan Flash Point pada atau di atas
1400F (600C) dan di bawah 2000F (930C)

• Cairan Klas IIIB - Cairan yang mempunyai Flash Point pada


atau di atas 2000F (930C)
Klasifikasi Cairan
NFPA
Flammable Liquid - Cairan yang mempunyai Flash Point dibawah
100oF (37,8oC) dan Tekanan Uap tidak lebih 40 psia pada 100oF
(37,8oC) atau dikenal sebagai Cairan Klas I yang terbagi atas :

• Cairan Klas IA - Flash Point pada atau di bawah 73oF (22,8oC)


dan Boiling Point di bawah 100F (37,8C)
• Cairan Klas IB - Cairan dengan Flash Point di bawah 73oF
(22,8oC) dan Boling Point pada
atau di atas 100oF (37,8oC)
• Cairan Klas IC - Cairan yang mempunyai Flash Point pada
atau di atas 73oF (22,8oC) dan di
bawah 100oF (37,8oC)
MOTTO
PERLU

Satu menit untuk menulis konsep keselamatan

Satu jam untuk melaksanakan pertemuan keselamatan

Satu minggu merencanakan program keselamatan

Satu bulan untuk menerapkannya di tempat kerja

Satu tahun untuk mendapatkan penghargaan keselamatan

Sepanjang hidup untuk membudayakan kerja selamat

NAMUN HANYA MEMERLUKAN

Waktu sesaat untuk menghancurkan itu semua dengan

KEBAKARAN & KECELAKAAN

Anda mungkin juga menyukai