Anda di halaman 1dari 92

K3 Penanggulangan

Kebakaran
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 2 ayat (2)
dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan

a mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan


atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
peledakan;

dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,

b diperdagangkan, diangkut, atau disimpan


bahan atau barang yang dapat meledak,
mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 3 ayat (1)

b mencegah, mengurangi dan memadamkan


kebakaran

C Mencegah dan mengurangi BAHAYA


PELEDAKAN
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 3 ayat (1)
memberi kesempatan atau jalan

d menyelamatkan diri pada waktu kebakaran


atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

g mencegah dan mengendalikan timbul atau


menyebar luasnya suhu, asap, uap dan gas
UU No. 1 Tahun 1970
Pasal 9 ayat (3)
Pengurus diwajibkan menyelenggarakan
pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya,
dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerja, pula dalam pemberian pertolongan
pertama pada kecelakaan.
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
PERMENAKER 12/2015, K3 LISTRIK

PERMENAKER 02/89, PROTEKSI PETIR


PENGENDALIAN KEP. MENAKER KEP. 187/1999,
ENERGI BAHAN KIMIA BERBAHAYA
PER. KHUSUS “EE”,
BAHAN MUDAH TERBAKAR
PER. KHUSUS “K”,
BAHAN MUDAH MELEDAK
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
PERMENAKER 04/80, APAR
PERMENAKER 02/83,
SARANA ALARM KEBAKARAN
PROTEKSI
KEBAKARAN INSTRUKSI MENAKER 11/1997
Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran :
• Pedoman Fire Rating
• Pedoman Springkler
• Standar Bangunan Indonesia
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

PERMENAKER 04/87, P2K3

PERATURAN PEMERINTAH
NO. 50/2012, SMK3
MANAJEMEN
K3 KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA
UTAMAKAN
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN
KERJA

Ox
at

yg
He

en
Flash Point

Fuel
Fire Point Flammable Range
Auto Ignition Temp
TITIK NYALA
(FLASH POINT)
Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar), cukup
mengeluarkan uap & menyala (terbakar sekejab) bila diberi sumber
panas yang cukup

TITIK BAKAR
(FIRE POINT)
Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar) cukup untuk
mengeluarkan uap dan terbakar (menyala terus menerus) bila diberi
sumber panas.
 
SUHU PENYALAAN SENDIRI
(AUTO IGNATION TEMPERATURE)
Suhu dimana suatu zat dapat menyala dengan sendirinya tanpa
terkena langsung sumber nyala api. Pengertian ini adalah dimana
zat tersebut mendapat suhu yang tertinggi sehingga dia akan
menyala dengan sendirinya.
DAERAH BISA TERBAKAR (FLAMMABLE RANGE )

Tidak terbakar ?? Mengapa ???

Daerah miskin

Daerah bisa terbakar

Daerah kaya
gasoline

“Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi campuran antara uap bahan
bakar dengan udara yang dapat terbakar/menyala bila dikenai atau diberi
sumber api”
BAHAN BAKAR

N TAI
OKS RA
IG EN E AKSI
R A
KIMI
INTENSITAS
Fenomena Kebakaran

Flashover
3 - 10 menit

STEDY
TH Fully development fires
W

DE
O

(600-1000 o C)
GR

CA
Y
Initiation

TIME
Source
Energy
The Potential Effect of Fire on People and Property

Temperature

Smoke Carbon Monoxide

Carbon
Dioxide Pe
r
Pa ilak
ni u
k
- Cooling / Pendinginan
- Smothering / Penyelimutan
- Starvation / Stop Supply
- Breaking Chain Reaction /
Memutus Reaksi Kimia
BAHAN BAKAR COOLING/
PENDINGINAN
I
OKS RANTA
I
IG EN REAKS
KIMIA

Memadamkan api dengan air


SMOTHERING/
MENGISOLASI OKSIGEN

BAHAN BAKAR

NTAI
OKSI RA SI
G EN A K
RE IA
KIM

Menutup drum yang terbakar


STARVATION/
MENSTOP SUPLAI BAHAN BAKAR

BAHAN BAKAR

A NTAI
OKSI R
G EN EA KSI
R A
KIMI

Menutup kerangan pada


tangki yang terbakar
BREAKING CHAIN REACTION
MEMECAH RANTAI REAKSI KIMIA
BAHAN BAKAR

A N TAI
R
OKSI SI
G EN REAK
KIMIA

Memadamkan API dengan APAR type Clean Agent


Pasal 2
Kepmenaker No. 186 Tahun 1999
(1) Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran, latihan penanggulanggan kebakaran di
tempat kerja.
(2) Kewajiban mencegah, megurangi dan memadamkan kebakaran di
tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana
evakuasi;
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;
e. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran
secara berkala;
f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran,
bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh)
orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya
kebakaran sedang dan berat.
PENGENDALIAN SETIAP BENTUK ENERGI
Pasal 2 ayat (2) huruf a. Kepmen 186/99

N
Nama produk
Identifikasi bahaya
Tanda bahaya / artinya
Resiko dan pengendaliannya
Tindakan pencegahan
Labeling
PENYEDIAAN SARANA DETEKSI, ALARM, PEMADAM
KEBAKARAN DAN SARANA EVAKUASI;
Pasal 2 ayat (2) huruf b. Kepmen 186/99
A PA R
( Alat Pemadam Api Ringan )
SARANA DETEKSI & ALARM
Sistem sprinkler otomatis :
sprinkler terletak di langit – langit plafond atau
dapat diletakkan di dinding
07/05/2023 Created by ganjar budiarto 30
07/05/2023 Created by ganjar budiarto 31
SPRINGLER

53o C
141o C

68o C

182o C

79o C

201o C
260o C
93o C
EMERGENCY EXIT
EXIT
Syarat Sarana Evakuasi

Evakuasi : upaya menyelamatkan diri sendiri dan orang lain dari


tempat berbahaya menuju tempat yang aman

• Aman sementara, terjamin kedap asap dan panas


(min. 1 jam);
• Tidak dikunci;
• Tidak terhalang oleh benda apapun;
• Memiliki lampu darurat;
• Bukaan pintu kearah pelarian;
• Mudah dijangkau (panjang jarak tempuh sependek mungkin)
• Ada petunjuk arah yang dapat dilihat dalam keadaan gelap.
PENGERTIAN

Sistem proteksi kebakaran pasif adalah :


sistem proteksi kebakaran yang terbentuk
atau terbangun melalui pengaturan
penggunaan bahan dan komponen struktur
bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan
bangunan berdasarkan tingkat ketahanan
terhadap api, serta perlindungan terhadap
bukaan.
Reff. Permen PU No. 26/PRT/M/2008 ttg : Persyaratan teknis
Sistem proteksi kebakaran Pada bangunan gedung dan lingkungan
PENGERTIAN

Sistem proteksi kebakaran aktif adalah :


sistem proteksi kebakaran yang secara lengkap
terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik
manual ataupun otomatis, sistem pemadam
kebakaran berbasis air seperti springkler, pipa
tegak dan slang kebakaran, serta sistem pemadam
kebakaran berbasis bahan kimia, seperti APAR dan
pemadam khusus.

Reff. Permen PU No. 26/PRT/M/2008 ttg : Persyaratan teknis


Sistem proteksi kebakaran Pada bangunan gedung dan lingkungan
Sistem proteksi kebakaran ?
AKTIF PASIF
Sistem proteksi kebakaran ?
AKTIF PASIF
APAR JALUR EVAKUASI
HYDRANT TANGGA DARURAT
SPRINGKLER TITIK KUMPUL
HEAD, FLAME, SMOKE
DETECTOR

ALARM
PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
MEMPERHATIKAN JUMLAH TENAGA KERJA DAN ATAU
KLASIFIKASI TINGKAT POTENSI BAHAYA;
Pasal 3 & 4. Kepmen 186/99

a. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran ringan;


b. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang I
c. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II
d. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang III dan;
e. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran berat.
 
PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DI TEMPAT KERJA;
Pasal 2 ayat (2) huruf d. Kepmen 186/99

Tk. Ahli
Tk. Ahli Madya
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I

PETUGAS REGU KOORDINATO PEN. JAWAB


PERAN PENANGGULANGAN R TEKNIS
KEBAKARAN UNIT PENANGGULA
KEBAKARAN PENANGGULANGA NGAN
N KEBAKARAN/
KEBAKARAN AHLI K3
SPESIALIS
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS D
UTAMANYA

TUGAS:

a. mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya


faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran;
b. memadamkan kebakaran pada tahap awal;
c. mengarahkan evakuasi orang dan barang;
d. mengadakan koordinasi dengan instansi terkait;
e. mengamankan lokasi kebakaran.
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS C
UTAMANYA

TUGAS:

a. mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya


faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran;
b. melakukan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran;
c. memberikan penyuluhan tentang penanggulangan
kebakaran pada tahap awal;
d. membantu menyusun buku rencana tanggap darurat
penanggulangan kebakaran;
KELAS C

TUGAS:

e. memadamkan kebakaran;
f. mengarahkan evakuasi orang dan barang;
g. mengadakan koordinasi dengan instansi
terkait;
h. memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan;
i. mengamankan seluruh lokasi tempet kerja;
j. melakukan koordinasi seluruh petugas
peran kebakaran.
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS B
UTAMANYA

TUGAS:
memimpin penanggulangan kebakaran sebelum
mendapat bantuan dari instansi yang berwenang;
menyusun program kerja atau kegiatan
penanggulangan kebakaran
mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas
penanggulangan kebakaran kepada pengurus;
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS A
UTAMANYA

TUGAS:
membantu mengawasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan bidang penanggulangan
kebakaran;
memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat
yang ditunjuk sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
merahasiakan segala keterangan tentang rahasia
perusahaan atau instansi yang didapat
berhubungan dengan jabatannya;;
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

TUGAS POKOK SESUAI JABATAN


KELAS A
UTAMANYA

TUGAS:
memimpin penanggulangan kebakaran sebelum
mendapat bantuan dari instansi yang berwenang;
menyusun program kerja atau kegiatan
penanggulangan kebakaran
mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas
penanggulangan kebakaran kepada pengurus;
mengadakan koordinasi dengan instansi terkait;
DAFTAR JENIS TEMPAT KERJA BERDASARKAN
KLASIFIKASI POTENSI BAHAYA
Lampiran I. Kepmen 186/99

KLASIFIKASI JENIS TEMPAT KERJA

Bahaya Kebakaran Ringan •



Tempat ibadah
Gedung/ruang Perkantoran
  • Gedung/ruang Pendidikan
Tempat kerja yang mempunyai jumlah • Gedung/ruang Perumahan
dan kemudahan terbakar rendah, dan • Gedung/ruang Perawatan
apabila terjadi kebakaran melepaskan • Gedung/ruang Restoran
panas rendah sehingga menjalarnya api • Gedung/ruang Perpustakaan
lambat • Gedung/ruang Perhotelan
• Gedung/ruang Lembaga
• Gedung/ruang Rumah sakit
• Gedung/ruang Museum
• Gedung/ruang Penjara
DAFTAR JENIS TEMPAT KERJA BERDASARKAN
KLASIFIKASI POTENSI BAHAYA
Lampiran I. Kepmen 186/99

KLASIFIKASI JENIS TEMPAT KERJA

Bahaya Kebakaran Sedang I • Tempat Parkir


  • Pabrik Elektronika
Tempat kerja yang mempunyai jumlah • Pabrik roti
dan kemudahan terbakar sedang, • Pabrik barang gelas
menimbun bahan dengan tinggi tidak • Pabrik minuman
lebih dari 2,5 meter dan apabila terjadi • Pabrik permata
kebakaran melepaskan panas sedang • Pabrik Pengalengan
• Binatu
• Pabrik susu
DAFTAR JENIS TEMPAT KERJA BERDASARKAN
KLASIFIKASI POTENSI BAHAYA
Lampiran I. Kepmen 186/99
KLASIFIKASI JENIS TEMPAT KERJA

Bahaya Kebakaran Sedang II •Penggilingan padi


  •Pabrik bahan makanan
Tempat kerja yang mempunyai jumlah •Percetaqkan dan penerbitan
dan kemudahan terbakara sedang, •Bengkel mesin
menimbun bahan dengan tinggi lebih dari •Gudang pendinginan
4 meter dan apbila terjadi kebakaran •Perakitan kayu
melepaskan panas sedang sehingga •Gudang perpustakaan
menjalarnya api sedang •Pabrik barang keramik
•Pabrik tembakau
•Pengolahan logam
•Penyulingan
•Pabrik barang kelontong
•Pabrik barang kulit
•Pabrik tekstil
•Perakitan kendaraan bermotor
•Pabrik kimia (kimia dengan
kemudahan terbakar sedang)
• Pertokoan dengan pramuniaga kurang
dari 50 orang
KLASIFIKASI JENIS TEMPAT KERJA

Bahaya Kebakaran Sedang III • Ruang pameran


  • Pabrik permadani
Tempat kerja yang mempuyai jumlah dan • Pabrik makanan
kemudahan terbakar tinggi, dan apabia • Pabrik sikat
terjadi kebakaran melepaskan anas tinggi, • Pabrik Ban
sehingga menjalarnya api cepat • Pabrik Karung
• Bengkel mobil
• Pabrik sabun
• Pabrik tembakau
• Pabrik lilin
• Studio dan pemancar
• Pabrik barang plastik
• Pergudangan
• Pabrik pesawat terbang
• Pertokoan dengan pramuniaga lebih
dari 30 orang
• Penggergajian dan pengolahan kayu
• Pabrik makanan kering dari bahan
tepung
• Pabrik minyak nabati
• Pabrik tepung terigu
• Pabrik pakaian
DAFTAR JENIS TEMPAT KERJA BERDASARKAN
KLASIFIKASI POTENSI BAHAYA
Lampiran I. Kepmen 186/99

KLASIFIKASI JENIS TEMPAT KERJA

Bahaya Kebakaran Berat • Pabrik kimia dengan kemudahan


  terbakar tinggi
Tempat kerja yang mempunyai jumlah • Pabrik kembang api
dan kemudahan terbakar tinggi, • Pabrik korek api
menyimpan bahan cair • pabrik cat
• Pabrik bahan peledak
• Penggergajian kayu dan
penyelesaannya menggunakan bahan
mudah terbakar
• studo film dan televisi
• Pabrik karet buatan
• Hanggar pesawat terbang
• Penyulingan minyak bumi
• Pabrik karet busa dan plastik busa
KEKUATAN PERSONEL
UNIT K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
Pasal 6. Kepmen 186/99

Klas Jumlah Klasifikasi Petugas K3 Kebakaran minimal


TK
D C B A
25 2 - - -
50 - < 100 4 - 1B -
Ringan &
Sedang I 100 - < 2/25 - 1B/100 -
300 2/25 Tim C 1B/100 1A
≥300
2/25 1B
Sedang II < 100 2/25 Tim C 1B/100 1A
100 - < 2/25 1B/100
300
2/25 Tim C 1B/100 1A
>300
Sedang >50
III dan
Berat
PENYELENGGARAAN LATIHAN DAN GLADI
PENANGGULANGAN KEBAKARAN SECARA
BERKALA
LATIHAN EVAKUASI
f BUKU RENCANA PENANGGULANGAN
KEADAAN DARURAT KEBAKARAN

Berisi Mengenai :
1 • Informasi tentang sumber potensi bahaya
kebakaran & cara penanggulanganya/
pencegahannya.
2 • Jenis, cara pemeliharaan & penggunaan.
sarana proteksi kebakaran di tempat kerja
3 • Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan
dengan pencegahan bahaya kebakaran.
4 • Prosedur dalam menghadapi keadaan
darurat kebakaran.
ALAT PEMADAM API RINGAN
• DAPAT DIOPERASIKAN SATU
ORANG
• UNTUK PEMADAMAN MULA
KEBAKARAN
• SEBATAS VOLUME API KECIL
Syarat APAR
 Dilarang memasang Apar berlubang atau cacat karena
karat
 Ditempatkan/digantung dgn konstruksi yang kuat
 Ditempatkan dalam lemari atau box yang tidak dikunci
 Lemari dikunci dg kaca aman (safety glass) tebal max.
2mm lebar disesuaikan dg besar apar, mudah
dikeluarkan.
 Ditempatkan pada ketinggian 1.2 m dari lantai
 Diatas lantai min. 15 cm (untuk CO2 atau Dry Chemical)
 Suhu ruangan tidak boleh lebih 49oC atau -44 oC kecuali
dibuat khusus.
 APAR di alam terbuka gunakan tutup pengaman.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per. 04/MEN/ 1980, ketentuan-ketentuan pemasangan APAR
adalah sebagai berikut :

(1) Setiap satu kelompok alat pemadam api ringan harus


ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan
jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan
pemberian tanda pemasangan.

(2) Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut adalah 125


cm dari dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok alat
pemadam api ringan yang bersangkutan.
TANDA UNTUK MENYATAKAN TEMPAT ALAT PEMADAM API
RINGAN YANG DIPASANG PADA DINDING

1. Segi tiga sama sisi dengan warna dasar merah.


2. Ukuran sisi 35 cm.
3. Tinggi huruf 3 cm. berwarna putih.
4. Tinggi tanda panah 7,5 cm warna putih

TANDA UNTUK MENYATAKAN TEMPAT ALAT


PEMADAM YANG DIPASANG
PADA TIANG KOLOM
(3) Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai
dengan jenis dan penggolongan kebakaran.

(4) Penempatan antara alat pemadam api yang satu dengn lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, kecuali
ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

(5) Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.

(6) Dilarang memasang dan menggunakan alat pemadam api ringan yang
didapati sudah berlubang-lubang atau cacat karena karat.

(7) Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)


menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan
kontruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti (box)
yang tidak dikunci.
(8) Lemari atau peti (box) dapat dikunci dengan syarat bagian
depannya harus diberi kaca aman (safety glass) dengan
tebal maximum 2 mm.

(9) Sengkang atau konstruksi penguat lainnya tidak boleh


dikunci atau digembok atau diikat mati.

(10) Ukuran panjang dan lebar bingkai kaca aman (safety glass)
harus disesuaikan dengan besarnya alat pemadam api
ringan yang ada dalam lemari atau peti (box) sehingga
mudah dikeluarkan.
(11) Pemasangan alat pemadam api ringan harus sedemikian
rupa sehingga bagian paling atas (puncaknya) berada
pada ketinggian 1,2 m dari permukaan lantai kecuali jenis
CO2 dan tepung kimia kering (dry chemical) dapat
ditempatkan lebih rendah dengan syarat, jarak antara dasar
alat pemadam api ringan tidak kurang dari 15 cm dari
permukaan lantai.
(12) Alat pemadam api ringan tidak boleh dipasang dalam
ruangan atau tempat dimana suhu melebihi 49oC atau turun
sampai 44oC kecuali apabila alat pemadam api ringan
tersebut dibuat khusus unutk suhu diluar batas tersebut.
(13) Alat pemadam api ringan yang ditempatkan di alam terbuka
harus dilindungi dengan tutup pengaman.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
04/MEN/ 1980 setiap APAR harus diperiksa 2 ( dua ) kali dalam
setahun, yaitu:

(1) Pemeriksaan dalam jangka 6 ( enam ) bulan., pemeriksaan


tersebut meliputi:

(a) Berisi atau tidaknya tabung, berkurang atau tidaknya tekanan


dalam tabung, rusak atau tidaknya segi pengaman cartridge atau
tabung bertekanan mekanik penembus segel.

(b) Bagian-bagian luar dari tabung tidak boleh cacat termasuk handel
dan label harus selalu dalam keadaan baik.

(c) Mulut pancar tidak boleh tersumbat dan pipa pancar yang
terpasang tidak boleh retak atau menunjukkkan tanda-tanda rusak.
(2) Pemeriksaan dalam jangka 12 bulan.
Untuk pemeriksaan dalam jangka 12 bulan sekali dilakukan seperti :
(a) Isi alat pemadam api harus sampai batas permukaan yang telah
ditentukan.
(b) Pipa pelepas isi yang berada dalam tabung dan saringan tidak
boleh tersumbat atau buntu.
(c) Ulir tutup kepala tidak boleh cacat atau rusak, dan saluran
penyemprotan tidak boleh tersumbat.
(d) Gelang tutup kepala harus masih dalam keadaan baik.
(e) Bagian dalam dari alat pemadam api tidak boleh berlubang atau
cacat karena karat.
(f) Tabung gas bertekanan harus terisi penuh sesuai dengan
kapasitasnya.
1. Untuk setiap alat pemadam api ringan dilakukan percobaan secara berkala
dengan jangka waktu tidak melebihi 5 (lima) tahun sekali dan harus kuat
menahan tekanan coba selama 30 (tiga puluh) detik.

2. Untuk alat pemadam api jenis busa dan cairan harus tahan terhadap tekanan
coba sebesar 20 kg per cm2.

3. Untuk alat pemadam api ringan jenis Carbon Dioxida (CO2) harus dilakukan
percobaan tekan dengan syarat:

a. percobaan tekan pertama satu setengah kali tekanan kerja;

b. percobaan tekan ulang satu setengah kali tekanan kerja;

c. jarak tidak boleh dari 10 tahun dan untuk percobaan kedua tidak lebih dari 10
tahun dan untuk percobaan tekan selanjutnya tidak boleh lebih dari 5 tahun.
Setiap tabung alat pemadam api ringan harus diisi kembali
dengan cara:

a. Untuk asam soda, busa, bahan kimia, harus diisi setahun


sekali;

b. Untuk jenis cairan busa yang dicampur lebih dahulu harus


diisi 2 (dua) tahun
sekali;

c. Untuk jenis tabung gas hydrocarbon berhalogen(tepung


kering), tabung harus diisi 3 (tiga tahun sekali, sedangkan
jenis Iainnya diisi selambat-lambatnya 5 (lima) tahun
Penggolongan Kelas-Kelas Kebakaran

1) Kelas A ( Jenis Apar Air, Busa, Kimia Kering)


Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat selain logam yang
kebanyakan tidak dapat terbakar dengan sendirinya, misalnya kertas, kayu, plastik,
karet.

2) Kelas B ( Jenis Apar Busa, Kimia Kering, C02)


Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan,
misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol

3) Kelas C ( Jenis Apar Kimia Kering, CO2 )


Kebakaran pada instalasi listrik yang bertegangan,

4) Kelas D ( Jenis Apar dengan Natrium Cloride)


Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang berupa benda logam,
seperti magnesium, Natrium ( sodium ), calsium, kalium (potasium)
MEDIA PEMADAMAN

1. Untuk Jenis Padat


- Pasir, tanah
- Karung goni, kain basah
- Selimut api ( Fire Blanket)
- Tepung

2. Untuk Jenis Cair


- Air
- Busa

3. Untuk Jenis Gas


- Gas Asam Arang
- Gas Zat Lemas
APAR
 Foam adalah kumpulan cairan yang berbentuk gelembung
kecil yang berisi gas , biasanya digunakan campuran
natrium bicabornate dengan aluminum sulfate, keduanya
dilarutkan ke dalam air yang hasilnya adalah busa yang
volumenya dapat mencapai 10 x volume campuran.

 Alat pemadam api ringan jenis foam merupakan sistem


isolasi yaitu mencegah agar oksigen tidak
mendapatkesempatan untuk bereaksi karena busa
menyelimuti permukaan bahan yang terbakar.
 Spesifikasi APAR Foam ;
 Tabung dalam berisi larutan AL2SO4, tabung luar berisi larutan

NaHCO3
 Jarak semprotan 4 s/d 9 m

 Lama pemakaian 60 detik

 Tekanan yang dihasilkan 23 kg/cm2

 Busa yang dihasilkan 100 Ltr s/d 110 Ltr

 Tinggi tabung 605 mm


APAR CO2
 Digunakan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi
pada peralatan listrik.
 Tabung berisi gas CO2 yang berbentuk cair bila

dipancarkan CO2 tersebut mengembang menjadi gas.


 Disimpan didalam tabung-tabung gas yang terbuat dari

baja sehingga mudah disiapkan pada ruangan-ruangan


yang sempit.
 Digunakan berulang kali sesuai dengan kebutuhan.

 Merupakan gas yang tidak dapat mengalirkan arus listrik

dan tidakmenyebabkan karat.


 Dapat menurunkan kadar O2 12 % s/d 15 %

 Berat CO2 1.5 x berat udara


 APAR Tepung Kimia Kering
 Merupakan alat pemadam api yang sistem kerjanya menggunakan tabung gas
CO2.
 Type APAR tepung kimia kering antara lain :
 Type Cartridge (tabung gas bertekanan tinggi)
 Type Stored pressure
 Tepung kimia kering tidak berbahaya bagi manusia
 Sebagai pemisah O2 dari api benda yang terbakar
 Tidak menghantarkan arus lisrik
 Efektif digunakan diruangan terbuka.
 Dapat menyerap panas sekaligus mendinginkan
 APAR Jenis Halon
 Halon adalah suatu ikatan antara Methane dan Halogen.

 Bahan-bahan Halon antara lain bromine (Br), Chlorine (CL),

Fluorine (F), Yodium (Y), Astatine (At).


 Halon tidak mengahantar arus listrik dan efektif untuk

memadamkan kebakaran seperti pada cairan yang mudah


terbakar, sebagian besar material padat mudah terbakar
dan kebakaran listrik
 Halon yang biasa digunakan untuk pemadaman api adalah :

 Halon 1301 ( Bromotriflouromethane )

 Halon 1211 ( Bromochlorodiflouromethane )


 Bahan Pengganti Halon 1301 antara lain : FM-200, water mist (Hi-fog)
 Bahan Pengganti Halon 1211 antara lain : dry chemical, CO2

Penggunaan Halon pada beberapa kegiatan khusus yang


disebut sebagai “Critical Use” Contoh critical use adalah
sektor penerbangan, yang memerlukan halon untuk
pengamanan di ruang kabin, ruang mesin dan ruang kargo.
 AF 11 adalah media pemadam api
pengganti Halon . AF 11 serbaguna &
efektif memadamkan api jenis A
( material) , B ( bahan cair yang mudah
terbakar) , C ( listrik) . Cocok digunakan
pada gedung perkantoran, hotel, industri.
Tersedia berbagai ukuran, dari Portable s/
d Trolley ukuran 50 kg.
VULCAN AF 31

 VULCAN AF 31 adalah pemadam api


berkemampuan tinggi, berbahan dasar air,
tidak beracun dan aman bagi lingkungan.
dapat mencegah penyalaan kembali secara
bersamaan.
 AF 31 sangat efektif memadamkan api jenis

kelas A, B, C dan D ( api akibat logam dan


batubara) .
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- CO2
- BUSA
WATER - CLEANT AGENT

POWDER
FOAM

HALON
KLASIFIKASI KEBAKARAN
NFPA/PERMENAKER No. 04/MEN/1980
KLAS “A”
Kebakaran bahan padat kecuali logam A

KLAS “B”
Kebakaran bahan cair dan gas B

KLAS “C”
Kebakaran pada aparat listrik yang bertegangan C

KLAS “D” D
Kebakaran logam
80
07/05/2023
KLASIFIKASI KEBAKARAN
Ref : Permenaker 04/80
Combustible
A Material

Flammable
Liquid/gas B C Electrical
Equipment

D Metals
ABC

A B C
Multi Purpose
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA

Jenis media pemadam

si
ka Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
if i
as

Clean
Air Busa Powder
Kl

Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B Bahan gas X X VV V *)

Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV

Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :

VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat


VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
LOGO PENGGUNAAN APAR
CEPAT, AMAN & TEPAT (CAT)
Jarak
terlalu dekat ikuti arah angin

Melawan arah angin


Sudut + 30O – 60O

Ke lidah api
Sumber dasar api
LOGO
LOGO

 Penyebab terjadinya pembekuan yang sering adalah


meletakkan tabung apar di lantai, terkena sinar matahari
langsung, ataupun penempatan pada area yang lembab.
 Lakukan pengecekan dengan membolak-balikkan
tabung apar sebanyak 4 – 5 kali, dan dengarkan suara
jatuhan dengan menempelkan telinga di tabung. Jika
suara yang didengar masih secara perlahan jatuhannya
(seperti suara pasir saat di dalam tabung) maka
kondisinya masih baik, namun jika suaranya seperti
sekali jatuh (seperti suara material lumpur atau adonan
kue jatuh) berarti powdernya telah membeku.
LOGO

APAR dengan muatan CO2 atau gas


karbondioksida memang memiliki rancangan yang
tidak direkomendasi untuk difasilitasi aksesoris
pressure gauge, sehingga untuk pengecekan APAR
CO2 tidak dengan jalan mengukur tekanan,
melainkan dengan melakukan penimbangan.
LOGO
 Jika jarum penunjuk pada Pressure Gauge mengarah ke
warna hijau, artinya APAR dalam kondisi baik dan siap
digunakan.
 Jika jarum penunjuk mengarah ke warna merah sebelum
warna hijau (Recharge) artinya APAR dalam kondisi
kehilangan tekanan yang mungkin saja dikarenakan
kebocoran atau bahkan APAR sudah pernah digunakan.
 Jika jarum penunjuk mengarah ke warna merah disisi
setelah warna hijau (Overcharge) artinya serbuk di
dalam tabung mulai membeku sehingga tekanan
didalam APAR naik, namun hal ini bukan berarti APAR
kelebihan tekanan tapi ketika disemprotkan hanya udara
saja yang keluar dan serbuk didalamnya tidak keluar
sehingga tidak dapat digunakan untuk memadamkan api
LOGO

DISKUSI KELOMPOK
LOGO

KASUS I
Kondisi/Sumber Potensi Bahaya Rekomendasi
LOGO

KASUS Ii
Kondisi/Sumber Potensi Bahaya Rekomendasi
LOGO
Sekian &
Terimakasih

Powerpoint Templates
Page 92

Anda mungkin juga menyukai