Anda di halaman 1dari 59

BIODATA

NAMA : RETNO AGUSTINA PURNAMI


INSTANSI : DINAS TENAGA KERJA
DAN TRANSMIGRASI PROP. KALTIM
JABATAN : PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
MADYA

SPESIALISA : K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN


SI
NO.HP : 082149124831

E-MAIL : r_etnoagus@yahoo.co.id
Risiko Bahaya
Meningkat
KEBAKARAN
20% kasus habis total

Akibat dari
Penyimpangan
Standar K3

Konsekuensi kebakaran
•Korban jiwa
•Kerusakan
•Kerugian
•Penderitaan
•Citra
Puluhan Rumah Penduduk Rusak Berat

Pencemaran Lingkungan
Accident

Unsafe Unsafe
Condition Act

Management
Failure
Definisi Kebakaran

Api
Tidak terkendali
Kebakaran
Segitiga Api Tetrahedron Api
Panas Panas

Radikal

Bahan Oksigen Bahan Oksigen


Kemudahan
Terbakar

Gas > Cair > Padat Debu, bubuk halus  Gas

Didalam udara ada bermacam-macam unsur


antara lain oksigen. Pembakaran dpt terjadi bila
kadar oksigen dlm udara min: 16%.

Kimia, listrik, Mekanik, Nuklir, Matahari


PRINSIP PEMADAMAN
BAHAN BAKAR
COOLING/PENDINGINAN

I
RANTA
I
OKSIG
EN REAKS
KIMIA

Memadamkan api dengan air


SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN

BAHAN BAKAR

I
OKSI RANTA
I
G EN REAKS
KIMIA

Menutup drum yang terbakar


STARVATION/
MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR

I
OKSI RANTA
I
G EN REAKS
KIMIA
BREAKING CHAIN REACTION
MEMECAHKAN RANTAI REAKSI KIMIA
BAHAN BAKAR

AI
RANT I
S
OKSI
G REAK
EN
KIMIA

Memadamkan API dengan APAR type HALON


DASAR HUKUM Undang-Undang No. 1 Tahun

K3
1970 Pasal 3 ayat (1).
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat syarat
keselamatan kerja untuk :
• mencegah, mengurangi, dan
PENANGGUL memadamkan kebakaran,

A •


mencegah, mengurangi peledakan

memberikan kesempatan
NGAN UU NO 1 TH 1970
jalan menyelamatkan diri
dalam bahaya kebakaran
KEBAKARAN • pengendalian penyebaran
asap, gas dan suhu
Pasal 9 ayat (3).
Pengurus wajib membina K3
penanggulangan kebakaran
14
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN

•PERMENAKER No. 02/1989 ; 31/2015 Prot. Petir


PENGENDALIAN •PERMENAKER no. 12/2015 ; 33/2015 K3 LISTRIK
ENERGI •KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)

•PERMENAKER 04/80 APAR


•PERMENAKER 02/83 ALARM
SARANA •PERMEN PU 26/2008 SISTEM PROTEKSI
PROTEKSI KEBAKARAN BANGUNAN GEDUNG
KEBAKARAN • NFPA (STANDART USA)
•INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997
•SNI

• P P NO. 50 TH 2012 SMK3


MANAJEMEN K3 • PERMENAKER 04/87 P2K3
• KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA 15
UNJUK KERJA K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PENDEKATAN MANAJEMEN

NO UNJUK KERJA/STANDART URAIAN


1. Pembentukan P2K3 - Tempat kerja yang mempekerjakan tenaga kerja ≥ 100 orang
- Mempekerjakan tenaga kerja < 100 orang tetapi menggunakan bahan,
Permenaker No.Per.
proses, instalasi yang mempunyai resiko besar terjadi
04/MEN/1987
peledakan,kebakaran, keracunan dan penyinaran RA

2. Penunjukan Ahli K3 - Tempat kerja yang mempekerjakan tenaga kerja ≥ 100 orang
- Mempekerjakan tenaga kerja < 100 orang tetapi menggunakan bahan,
Permenaker No. Per .
proses, instalasi yang mempunyai resiko besar terjadi
02/MEN/1992
peledakan,kebakaran, keracunan dan penyinaran RA

3. Penerapan SMK3 suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan
PP No. 50 tahun 2012 melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja
yang terintegrasi
- PENETAPAN KEBIJAKAN K3
- PERENCANAAN K3
- PELAKSANAAN RENCANA K3
- PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA K3
- PENINJAUAN DAN PENINGKATAN KINERJA K3

4. Pembentukan Unit terdiri dari:


Penanggulangan Kebakaran di a. Petugas peran kebakaran;( 2org/ 25 org)
b. Regu penanggulangan kebakaran; 1 regu/ 300 org)
Tempat Kerja
c. Koordinator unit penanggulangan kabakaran; (
Kepmenaker No. 1 org / 100 org)
186/MEN/1999 d. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran
sebagai penaggungjawab teknis. ( 1org / 300 org)
UNJUK KERJA K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PENGENDALIAN ENERGI

NO UNJUK KERJA/ STANDART URAIAN


1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik di tempat kerja Perencanaan, pemasangan, penggunaan, pemeriksaan dan pengujian
Permenaker No. 02 Tahun 1989 instalasi listrik di
Permenaker No. 33 Tahun 2015 tempat kerja harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam Standar
Nasional Indonesia (SNI) No. SNI 04-0225-2000 mengenai
Persyaratan Umum Instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat
Kerja.
2. Pengawasan Instalasi Penyalur Petir Tempat kerja yang perlu dipasang instalasi penyalur petir antara lain:
Permenaker No. 12 tahun 2015 1. Bangunan yang terpencil atau tinggi dan lebih tinggi dari pada
Permenaker No. 31 Tahun 2015 bangunan sekitarnya seperti: menara-menara, cerobong, silo, antena
pemancar, monumen dan lain-lain;
2. Bangunan dimana disimpan, diolah atau
digunakan bahan yang mudah meledak
atau terbakar seperti pabrik-pabrik amunisi,
gudang penyimpanan bahan peledak
dan lain-lain;
3. Bangunan untuk kepentingan umum seperti:
tempat ibadah, rumah sakit, sekolah,gedung
pertunjukan, hotel, pasar, stasiun, candi dan lain-
lain;
4. Bangunan untuk menyimpan barang-barang yang sukar
diganti seperti: museum,perpustakaan, tempat penyimpanan
arsip dan lain-lain;
5. Daerah-daerah terbuka seperti: daerah
perkebunan, Padang Golf, Stadion Olah
Raga dan tempat-tempat lainnya.
UNJUK KERJA K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PENGENDALIAN ENERGI

3. Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Kriteria bahan kimia berbahaya terdiri dari:
di Tempat Kerja a. Bahan beracun;
Kepmenaker No.187/MEN/1999 b. Bahan sangat beracun;
c. Cairan mudah terbakar;
d. Cairan sangat mudah terbakar;
e. Gas mudah terbakar;
f. Bahan mudah meledak;
g. Bahan reaktif;
h. Bahan oksidator.
Pengendalian bahan kimia berbahaya meliputi :
•penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) dan label;
•penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia.
UNJUK KERJA K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
SARANA PROTEKSI KEBAKARAN

NO UNJUK KERJA URAIAN


1. Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR - Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus
Permenaker No. Per . 04/MEN/1980 ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian
tanda pemasangan.
Pemberian tanda pemasangan tersebut ayat
(1) harus sesuai dengan lampiran I.
- Tinggi pemberian tanda pemasangan tersebut ayat (1) adalah
125 cm dari dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat
pemadam api ringan bersangkutan.
- Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus
sesuai dengan jenis dan
penggolongan kebakaran seperti tersebut
dalam lampiran 2.
- Penempatan tersebut ayat (1) antara alat
pemadam api yang satu dengan lainnya atau
kelompok satu dengan lainnya tidak boleh
melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain
oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan
Kerja.
- Semua tabung alat pemadam api ringan
sebaiknya berwarna merah.
Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali dalam
setahun, yaitu:
a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam) bulan;
b. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;
UNJUK KERJA K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
SARANA PROTEKSI KEBAKARAN

2. Instalasi alarm kebakaran automatik (1)Detektor harus dipasang pada bagian bangunan kecuali
Permenaker No. Per . 02/MEN/1983 apabila bagian bangunan
tersebut telah dilindungi dengan sistem pemadam kebakaran
automatik.
(2) Apabila detektor-detektor dipasang dalam suatu ruangan
aman yang tahan api (strong
room), maka detektor-detektor tersebut harus memiliki
kelompok alarm yang terpisah
atau harus terpasang dengan alat yang dapat mengindikasi
sendiri yang dipasang
diluar ruangan tersebut.
(3) Setiap ruangan harus dilindungi secara tersendiri dan
apabila suatu ruangan terbagi
oleh dinding pemisah atau rak yang mempunyai celah 30 (tiga
puluh) cm kurang dari
langit-langit atau dari balok melintang harus dilindungi secara
sendiri sendiri.
(4) Barang-barang dilarang untuk disusun menumpuk seolah-
olah membagi ruangan,
kecuali untuk ruang demikian telah diberikan perlindungan
secara terpisah.
UNJUK KERJA K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
SARANA PROTEKSI KEBAKARAN

3. Persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran Persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada
pada bangunan gedung dan lingkungan bangunan gedung dan lingkungan meliputi :
a. ketentuan umum;
Permen PU No. 26/PRT/M/2008
b. akses dan pasokan air untuk pemadaman
kebakaran;
c. sarana penyelamatan;
d. sistem proteksi kebakaran pasif;
e. sistem proteksi kebakaran aktif;
f. utilitas bangunan gedung;
g. pencegahan kebakaran pada bangunan
gedung;
h. pengelolaan sistem proteksi kebakaran pada
bangunan gedung; dan
i. pengawasan dan pengendalian.

4. Panduan Pemasangan sistem hidran untuk Sistem hidrant gedung dan halaman terdiri dari :
pencegahan bahaya kebakaran pada a.Komponen Hidran
bangunan rumah dan gedung. b.Persediaan air
Standart Konstruksi Bangunan Indonesia c.Pompa
(SKBI) -3.4.5.3- 1987 d.Perpipaan.

Tekanan air minimum hidran 4,5 kg/cm 2


UNIT PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
DITEMPAT KERJA
(KEPMENAKER NO. 186/MEN/ 1999)
Unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja
unit kerja yang dibentuk dan ditugasi untuk
menangani masalah penanggulangan
kebakaran di tempat kerja yang meliputi
kegiatan administrasi, identifikasi sumber-
sumber bahaya, pemeriksaan,
pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi
kebakaran.
Pasal 3 ayat (1).
Undang-undang No 1 Th 1970

Dengan peraturan perundangan ditetapkan


PENGENDALIAN
syarat syarat keselamatan kerja untuk :
ENERGI
Keselamatan Kerja

• mencegah, mengurangi, dan memadamkan


kebakaran,
tentang

• mencegah, mengurangi peledakan


SARANA
• PROTEKSI jalan
memberikan kesempatan
menyelamatkan KEBAKARAN
diri dalam bahaya
kebakaran
• pengendalian penyebaran asap, gas dan
suhu
MANAJEMEN
Pasal 9 ayat (3). K3
Pengurus wajib membina K3 penanggulangan
kebakaran
LATAR BELAKANG

bahwa kebakaran di
tempat kerja berakibat
sangat merugikan baik bahwa untuk
bagi perusahaan, pekerja menanggulangi kebakaran di
maupun kepentingan tempat kerja, diperlukan
pembangunan nasional, adanya pralatan proteksi
kebakaran yang memadai,
oleh karena itu perlu petugas penanggulangan
ditanggulangi yang ditunjuk khusus untuk bahwa agar petugas
itu, serta dilaksanakannya penanggulangan
prosedur penanggulangan kebakaran di tempat kerja
keadaan darurat; dapat melaksanakan
tugasnya secara efektif
Ruang lingkup
TERDIRI DARI 17 PASAL DAN VI BAB
PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
TUGAS DAN SYARAT UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PENGAWASAN
LAMPIRAN I
DAFTAR JENIS TEMPAT KERJA
BERDASARKAN KLASIFIKASI POTENSI
BAHAYA KEBAKARAN
LAMPIRAN II
KURIKULUM DAN SILABI KURSUS TEKNIS
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
DEFINISI
PASAL 1

Penanggulangan kebakaran ialah segala upaya untuk


mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai
upaya pengendalian setiap perwujudan energi,
pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana
penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap
darurat untuk memberantas kebakaran.
Unit penanggulangan kebakaran ialah unit kerja yang
dibentuk dan ditugasi untuk menangani masalah
penanggulangan kebakaran di tempat kerja yang
meliputi kegiatan administrasi, identifikasi sumber-
sumber bahaya, pemeriksaan, pemeliharaan dan
perbaikan sistem proteksi kebakaran.
Petugas peran penanggulangan kebakaran ialah
petugas yang ditunjuk dan diserahi tugas
tambahan untuk mengidentifikasi sumber
bahaya dan melaksanakan upaya
penanggulangan kebakaran di unit kerjanya
Regu penanggulangan kebakaran ialah satuan
tugas yang mempunyai tugas khusus fungsional
di bidang penanggulangan kebakaran
Pasal 2
Kewajiban mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran di tempat kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat 1: meliputi

a. Informasi tentang
a. Pengendalian setiap sumber potensi
f.Memiliki buku rencana
bahaya kebakaran
bentuk energi; penanggulangan keadaan dan cara
b. Penyediaan sarana kebakaran, bagi tempat pencegahannya;
deteksi, alarm, kerja yang b. Jenis, cara
pemadam kebakaran mempekerjakan lebih dari pemeliharaan dan
dan sarana evakuasi; 50 (lima puluh) orang penggunaan sarana
c. Pengendalian tenaga kerja dan atau proteksi kebakaran di
penyebaran asap, tempat kerja yang tempat kerja;
panas dan gas; c. Prosedur pelaksanaan
berpotensi bahaya
pekerjaan berkaitan
(Sesuai Peraturan Perundangan) kebakaran sedang dengan pencegahan
dan berat. bahaya kebakaran;
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja; d. Prosedur dalam
>>>>>>pada Bab 2 menghadapi keadaan
e. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran darurat bahaya
secara berkala kebakaran.
Pasal 3

Pembentukan unit penanggulangan


kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
pasal 2 ayat (1) dengan memperhatikan
jumlah tenaga kerja dan atau klasifikasi
tingkat potensi bahaya kebakaran
Pasal 4
(1) Klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 terdiri:
a. Klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran ringan;
b. Klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran ringan sedang I;
c. Klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran ringan sedang II;
d. Klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran ringan sedang III dan;
e. Klasifikasi tingkat risiko bahaya kebakaran berat.

(2)Jenis tempat kerja menurut klasifikasi tingkat risiko bahaya


kebakaran sebagaimana dimaksud ayat (1) seperti tercantum
dalam Lampiran I Keputusan Menteri ini.

(3)Jenis tempat kerja yang belum termasuk dalam klasifikasi tingkat


risiko bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ditetapkan tersendiri oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk. .
Pasal 5 Petugas peran
kebakaran

Regu
penanggulangan
Unit kebakaran
penanggulangan
kebakaran

Koordinator unit
penanggulangan
kebakaran;

Ahli K3 spesialis
penanggulangan
kebakaran sebagai
penanggungjawab
teknis
Ref. Kepmennaker No 186/1999

Tk. Ahli
Tk. Ahli Madya
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I

PET. PERAN REGU KOORD. PEN. JAWAB


KEBAKARAN PENANGG. UNIT TEKNIK K3
KEBAKARAN PENANGG. PENANGG.
KEBAKARAN KEBAKARAN
Pasal 6 Petugas peran kebakaran
sebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 huruf a,
sekurangkurangnya 2 (dua)
orang untuk setiap jumlah
Petugas peran tenaga kerja 25 (dua puluh
lima) orang.
kebakaran

 ditetapkan untuk tempat kerja


Regu tingkat risiko bahaya
kebakaran ringan dan sedang
penanggulangan I yang mempekerjakan
kebakaran tenaga kerja 300 (tiga ratus)
orang, atau lebih, atau setiap
tempat kerja tingkat risiko
bahaya kebakaran sedang II,  Untuk tempat kerja tingkat
Koordinator unit sedang III dan berat.
risiko bahaya kebakaran
penanggulangan ringan dan sedang I,
kabakaran; sekurang-kurangnya 1
(satu) orang untuk setiap
jumlah tenaga kerja 100
(seratus) orang;
Ahli K3 spesialis
penaggulangan  Untuk tempat kerja tingkat
kebakaran sebagai risiko bahaya kebakaran
penaggungjawab sedang II dan sedang III
teknis dan berat, sekurang-
kurangnya 1 (satu) orang
untuk setiap unit kerja.
Ref. Kepmennaker No 186/1999
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


……………….. K3 ………………..

DEVISI FIRE 1/300


FIRE MENS
Koordinator
SUB UNIT ………..
1/100

PERAN
KEBAKARAN
……….2/25
Ref. Kepmennaker No 186/1999
TUGAS DAN SYARAT UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pasal 7

Petugas peran
kebakaran

a. mengidentifikasi dan
melaporkan tentang adanya
faktor yang dapat
menimbulkan bahaya
kebakaran; a. sehat jasmani dan rohani;
b. memadamkan kebakaran b. pendidikan minimal SLTP;
pada tahap awal; c. telah mengikuti kursus teknis
c. mengarahkan evakuasi orang penanggulangan kebakaran
dan barang; tingkat dasar I.
d. mengadakan koordinasi
dengan instansi terkait;
e. mengamankan lokasi
kebakaran.
TUGAS DAN SYARAT UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pasal 8 ayat 1
Regu
penanggulangan
kebakaran

a. mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya


faktor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran;
b. melakukan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran; a. sehat jasmani dan
c. memberikan penyuluhan tentang penanggulangan rohani;
kebakaran pada tahap awal; b. usia minimal 25 tahun
d. membantu menyusun baku rencana tanggap darurat dan maksimal 45 tahun;
penanggulangan kebakaran; c. pendidikan minimal
e. memadamkan kebakaran; SLTA;
f. mengarahkan evakuasi orang dan barang; d. telah mengikuti kursus
g. mengadakan koordinasi dengan instansi terkait; teknis penanggulangan
h. memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan; kebakaran tingkat dasar
i. mengamankan seluruh lokasi tempet kerja; I dan tingkat dasar II.
j. melakukan koordinasi seluruh petugas peran
kebakaran.
TUGAS DAN SYARAT UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pasal 9
Koordinator unit
penanggulangan
kebakaran

a. memimpin penanggulangan
kebakaran sebelum a. sehat jasmani dan rohani;
mendapat bantuan dari b. pendidikan minimal SLTA;
instansi yang berwenang; c. bekerja pada perusahaan
b. menyusun program kerja yang bersangkutan dengan
dan kegiatan tentang cara masa kerja minimal 5 tahun;
penanggulangan kebakaran; d. telah mengikuti kursus
c. mengusulkan anggaran, teknis penanggulangan
sarana dan fasilitas kebakaran tingkat dasar I,
penanggulangan kebakaran tingkat dasar II dan tingkat
kepada pengurus. Ahli K3 Pratama.
TUGAS DAN SYARAT UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pasal 10

Ahli K3 spesialis
penanggulangan
kebakaran

a. membantu mengawasi pelaksanaan a. sehat jasmani dan rohani;


peraturan perundang-undangan bidang b. pendidikan minimal D3 teknik;
penanggulangan kebakaran; c. bekerja pada perusahaan yang
b. memberikan laporan kepada Menteri atau bersangkutan dengan masa kerja
pejabat yang ditunjuk sesuai dengan minimal 5 tahun;
d. telah mengikuti kursus teknis
peraturan perundangan yang berlaku;
penanggulangan kebakaran
c. merahasiakan segala keterangan tentang tingkat dasar I, tingkat dasar II dan
rahasia perusahaan atau instansi yang tingkat Ahli K3 Pratama dan
didapat berhubungan dengan jabatannya; Tingkat Ahli Madya;
d. memimpin penanggulangan kebakaran
sebelum mendapat bantuan dari instansi
yang berwenang;
e. menyusun program kerja atau kegiatan
penanggulangan kebakaran; a. memerintahkan, menghentikan dan menolak
f. mengusulkan anggaran, sarana dan fasilitas pelaksanaan pekerjaan yang dapat
penanggulangan kebakaran kepada menimbulkan kebakaran dan peledakan;
b. meminta keterangan atau informasi mengenai
pengurus; pelaksanaan syarat-syarat K3 di bidang
g. melakukan koordinasi dengan instansi kebakaran di tempat kerja.
terkait.
Pasal 11
Tata cara penunjukan Ahli K3 sebagaimanan dimaksud
dalam pasal 10 ayat (2) huruf e, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 12
Kursus teknik penanggulangan kebakaran sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 ayat (2), padal 8 ayat (2), pasal
9 ayat 92), dan pasal 10 ayat (2) harus sesuai kurikulum
dan silabi sebagaimanan tercantum dalam lampiran II
Keputusan Menteri ini.

43
Pasal 13

1.Tenaga kerja yang telah mengikuti kursus teknik penanggulangan kebakaran


sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 berhak mendapat sertifikat.

2.Serifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditanda tangani oleh Menteri
atau pejabat yang ditunjuk.

Pasal 14

1.Kursus teknik penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal


12 diselenggarakan oleh Perusahaan Jasa K3 yang telah ditunjuk oleh Menteri
atau pejabat yang ditunjuk.

2.Penunjukan perusahaan jasa pembinaan K3 sebagaimana dimaksud pada ayat


91) didasarkan pada kualifikasi tenaga ahli, istruktur dan fasilitas penunjang yang
dimilikinya.

44
Pasal 15

Pegawai pengawas ketenagakerjaan melaksanaakan pengawasan terhadap


ditaatinya Keputusan Menteri ini

Pasal 16

Pengurus atau pengusaha yang telah membentuk unit penanggulangan


kebakaran sebelum keputusan ini ditetapkan, selambat-lambatnya dalam
waktu 1 (satu) tahun harus menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan
dalam Kepurusan Menteri ini

Pasal 17

Ketentuan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

45
KELUAR KELUAR
EXIT EXIT
1. Sarana evakuasi
• Bagian dari konstruksi bangunan yang dirancang aman untuk
digunakan pada waktu keadaan darurat

2. Evakuasi
Tindakan menyelamatkan diri sendiri masing masing tanpa
dibantu orang lain

TEMPAT TEMPAT
JALUR AMAN AMAN
BERBAHAYA
Syarat sarana Evakuasi
Aman sementara, terjamin kedap asap
dan panas;
Pintu Tidak dikunci;
Tidak terhalang oleh benda apapun;
Memiliki lampu darurat;
Bukaan pintu kearah pelarian;
Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh
sependek mungkin)
Ada petunjuk arah yang dapat dilihat
dalam keadaan gelap.
TEMPAT BERHIMPUN
SEMENTARA
(MUSTER POINT)
 Tempat yang relatif jauh dari bangunan.

 Relatif aman dari bahaya akibat kebakaran.

 Dapat menampung penghuni bangunan

 Atur/bagi tempat berhimpun menjadi beberapa bagian dan beri tanda


sesuai dengan jumlah lantai atau per masing-masing unit kerja.

 Siapkan daftar penghuni masing-masing lantai atau per unit kerja.

 Siapkan beberapa petugas pemandu / petugas pengendali sesuai


kebutuhan.
PENGAWASAN

NORMA
1. Mengidentifikasi bahaya &STANDAR

• Memeriksa,
•ZAT • Meneliti,
Pengawas • Menghitung,
/Ahli K3
•ENERGI
•PROSES • Mengukur
SAFE
• Menguji
• Menganalisis,
DANGER
3. Kendalikan
2. Menilai Risiko
Siklus Peningkatan K3
Norma,
Standar, Pengawasan
& Riksa Uji
Objek K3 ANALISIS
Prosedur
Kriteria
Temuan

Tidak Sesuai Sesuai

Norma Baru STOP SEGEL


Revisi
NOTA

Tindakan
hukum
Kajian
Laporan

Pimpinan
Menteri /
unit
Dirjen pengawasan
02/19/23 51
NORMA K3 PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
Proses
OBYEK
PENGAWASAN K3
AMAN
????? Sistem proteksi
HANDAL
Identifikasi
– KLUI
• Analisa Risiko
Data dan informasi :
konstruksi bangunan, sifat dan
jumlah penghuni, proses (Hasil
Produksi, bahan baku, Dokumentasi
penunjang, peralatan, mesin, Legalitas
proses dan kondisi lingkungan,
○ Gambar Bangunan (Layout), Sertifikasi
○ Diagram Proses (Flow Proses
Diagram, Piping Instrument Diagram)
Pengendalian Risiko
Obyek Pengawasan K3
Penanggulangan Kebakaran
Tempat Kerja
Sistem Proteksi Kebakaran
• Manajemen Penanggulangan Kebakaran

• JASA RIKSA UJI

• Pabrik Pembuat

• Jasa layanan
Siklus K3
Penanggulangan Kebakaran

(5) Identifikasi
(2) Identifikasi Prog. Pencegahan
(7) Review
(1) Identifikasi (3) Identifikasi (4) Estimasi Kebakaran
potensi yg dpt keefektifan
Hazard material metoda paparan dampak
menimbulkan usaha yang
sumber panas kejadian
kebakaran sedang berjalan
(6) Identifikasi
Peralatan Sistem
Kebakaran
(12) Management
review
(9) Susun program
Inspeksi berkala
(8) Susun rencana /
(11) Audit program perbaikan

(10) Susun prosedur


Tanggap darurat
DIAGRAM KONSEP TOTAL
PERENCANAAN PROTEKSI KEBAKARAN NORMAL

Safety Procedur Flamability (MSDS)


Mencegah
Pengawasan Penyalaan Sistem Pengaman
Deteksi &
Geometri Ruang Sifat
Emergency Pemadaman Awal Mencegah
Termal
Response Api Tumbuh Membesar Dinding
Beban Api Bukaan Ventilasi
Membatasi
Mencegah Konstr. Pemisah
Sarana Kompartementasi Pemakaian
Pemadaman Penjalaran Api Keruang Lainnya Bhn Mudah
Internal
Fire Stopping Terbakar
Damper Kebakaran
Operasi Petugas Mencegah Jarak Bangunan Aman
Penjalaran Api Ke Bangunan Lainnya
Sarana Pemadaman Eksternal Site Planning

Menjaga Memenuhi Persyaratan Ketahanan Api


Sarana Pemadaman Internal
Bangunan Tidak Runtuh
Penerapan Kompartementasi
Emergency Response Plan
Menjamin Sarana Jalan Keluar Yg Aman
Lebar Exit Kelancaran Evakuasi Penghuni Smoke Control System
Siamesse Connection Site Plan
Memberi Akses
Lift Kebakaran Dan Kemudahan Operasi DK Sistem Komunikasi Emergency
Posko Kebakaran Water Supply Fasilities
AMAN
INSTRUKSI
MENTERI TENAGA KERJA
NO. : INS.11/M/BW/1997
TENTANG
PENGAWASAN KHUSUS K3
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
MENGINSTRUKSIKAN :
Untuk :
1. Mengadakan koordinasi dengan Instansi/Dinas
terkait dalam rangka upaya-upaya peningkatan
penerapan norma-norma keselamatan kerja di
bidang penanggulangan kebakaran antara
lain:
− Penerapan syarat-syarat K3 dalam mekanisme
perizinan IMB, IPB, HO dan lain-lain.
− Pembinaan/penyuluhan/pelatihan
penanggulangan bahaya kebakaran.
− Pemeriksaan/investigasi/analisa kasus
kebakaran.
MENGINSTRUKSIKAN :
Untuk :
2. Meningkatkan pemeriksaan secara intensif tempat-
tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran tinggi
dengan menugaskan pegawai pengawas terutama yang
telah mengikuti Diklat Spesialis penanggulangan
kebakaran.
3. Melaksanakan pengawasan pemasangan sarana
proteksi kebakaran pada proyek konstruksi bangunan.
4. Melaksanakan instruksi ini dengan penuh tanggung
jawab sesuai ketentuan yang berlaku dan petunjuk
teknis terlampirkan. Melaporkan pelaksanaannya
kepada Menteri.

Anda mungkin juga menyukai