1
Phenomena kebakaran
INTENSITAS
3 - 10 menit
STEDY
Fully development fires
(600-1000 o C)
TIME
Source 2
Energi
Petro 2
BI
Petro1
3
BI Korban 15 orang
4
5
6
7
PROBLEM WAKTU TANGGAP
8
DI TEMPAT KERJA ANDA
Apakah ada peluang utk terjadi
kebakaran
Apa konsekuensinya bila terjadi
kebakaran
Upaya apa yang telah dilakukan
9
Pasal 3 ayat (1).
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat
Undang-undang No 1 Th 1970
SARANA
PERMENAKER 04/80 APAR
PROTEKSI
KEBAKARAN
PERMENAKER 02/83 ALARM
INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997
17
A. Kesesuaian bahwa peruntukan bangunan harus
standar sesuai dengan IMB (Bangunan
yang beri ijin untuk perkantoran
bangunan
harus harus digunakan sebagai
dengan jenis perkantor, tidak boleh diubah
hunian fungsi menjadi yang lain)
Peralatan yang digunakan sesuai
dengan standar K3 dan standar
teknis lainnya (UU No. 1 Tahun
1970)
Pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian terhadap peralatan
sesuai dengan ketentuan K3 (UU
No, 1 Tahun 1970)
B. Sistem Sistem deteksi, alarm yang mampu
memberikan informasi tanda bahaya
Proteksi yang cepat dan akurat.
Kebakaran Untuk mendeteksi kebakaran
seawal mungkin, sehingga
tindakan pengamanan yang
diperlukan dapat segera dilakukan
Perencanaan, pemasangan
pemeriksaan pengujian
pemeliharaan sistem deteksi
otomatik diatur dalam Permen NO.
02/Men/1983 ttg sistem deteksi
otomatik.
Tersedianya Peralatan atau Sistem
proteksi yang dapat menghambat
menjalarnya kebakaran, asap, panas
dan gas, Contohnya : penggunaan
Fire retardant dan kompartemenisasi
dll
Sistem Proteksi Kebakaran
Tersedianya peralatan atau system
proteksi kebakaran yang sesuai
dengan jenis potensi bahaya
kebakaran yang ada di gedung /
perusahaan. sesuai dengan standar
K3)
Contoh :
Persyaratan APAR sebagaimana diatur dalam
Permenaker No. 04/Men/1980 tentang
persyaratan APAR :
Harus Siap Pakai Pada Waktunya
Jenis Dan Ukurannya Sesuai
Mudah Dilihat Dan Mudah Diambil
Kondisi Baik
Setiap Orang Dapat Mengoperasikan Dengan
Benar, Tidak Membahayakan Dirinya.
Dilakukan pemeriksaan dan pengujian secara
berkala.
Sistem pemadam yang dapat mengatasi meluasnya
bahaya kebakaran. (Springkler, Hydrant )
Yang mampu mengidentifikasi
C. Kesiapan bahaya kebakaran di tempat
personil kerja
yang yang mampu dan kompeten
kompeten untuk menghadapi bahaya
kebakaran.
Yang mampu memelihara
peralatan/sistem proteksi
kebakaran, sehingga
peralatan/sistem siap pakai
Yang mampu memimpin dan
berkoordinasi dalam keadaan
darurat.
FIRE EMERGENCY PLAN
Lapis II
Fire Men
Lapis IV
Dinas Pemadam
Lapis III
Bantuan
dari lingkungan
Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran
POSKO
Ref. Kepmennaker No 186/1999
Kepmennaker No186/Men/1999
Tk. Ahli
Tk. Ahli Madya
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I
(Lini I)
PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D)
Tugas pokok sesuai jabatan utamanya
Psl 7
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
(Lini II)
ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C)
TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)
Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau
semua aspek pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana
proteksi kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan
darurat kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan
Psl 8
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
KLAS B :
KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN
Tanggung jawab di unit kerja tertentu
Tugas :
1. Mengkoordinasikan program penanggulangan
kebakaran (inspeksi & latihan)
2. Memimpin operasi penanggulangan kebakaran
Psl 9
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
KLAS A :
PENANGGUNG JAWAB TEKNIK
PEN. KEBAKARAN
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
Tugas :
1. Menyusun, melaksanakan dan evaluasi program
kerja pengendalian kebakaran
2. Melakukan audit internal dan pengawasan
langsung
3. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan syarat K3
Psl 10
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)
PERAN
KEBAKARAN
.2/25
Ref. Kepmennaker No 186/1999
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)
DEPARTEMEN K3
PENANGGUNG JAWAB
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PETUGAS REGU
PENANGGULANGAN
KOORDINATOR SUB UNIT KEBAKARAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PETUGAS
PERAN KEBAKARAN
AKTIF
ALARM
FIRE EXTINGUISHER
SPRINKLER
HYDRANT, ETC
MEANS OF ESCAPE
PASSIF
KOMPARTEMEN
SMOKE CONTROL
FIRE / SMOKE DAMPER
FIRE RETARDANT/TREATMENT
INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN
TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN
OTOMATIK BERTUJUAN UNTUK MENDETEKSI
KEBAKARAN SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA
Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
INSTALASI ALARM KEBAKARAN
OTOMATIK
TUJUAN
AGAR KEBAKARAN DAPAT TERDETEKSI SEDINI MUNGKIN, SEHINGGA
TINDAKAN YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA DILAKUKAN.
Signal
Signa
Detektor
lalarm
alarm
FIRE FOULT
FAULT
NORMAL
Panel Indikator
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK
Ref : Permenaker 02/83
Signa
Signal
Detektor
lalarm
alarm
+
TPM FIRE
FIRE FAULT
FOULT
NORMAL
MCFA
+ AUDIBLE ALARM
DETEKTOR
INPUT
Nyala
Asap
OUTPUT
HYDRANT
MCFA
38
1 11 1 11 1
2 12 2 12 2
3 13 3 13 3
4 14 4 14 4
5 15 5 15 5
6 16 6 16 6
7 17 7 17 7
8 18 8 18 8
9 19 9 19 9
10 20 10 20 10
2. Mimic Panel
11
MCFA 12
13
14
Merk : 15
Model : 16
Instalatir : 17
Pengesahan No : 18
Tgl :
19
3. Anounciator Panel 20
JENIS DAN TIPE
DETEKTOR
ULTRA VIOLET
Nyala
INFRA RED
Asap IONIZATION
OPTIC
Manual
Push bottom
Full down
break glass
ZONA DETECTION
Nyala 20 titik
Panas 40 titik
Asap 20 titik
SPRINKLER LIFT
(FS) Off
PRESS FAN
POMPA On
HYDRANT
MCFA
supply daya
42
SMOKE HEAT
ALARM !!!!!!!!!!!!
DISCHART
Mengandung potensi bahaya
CONTROL
PANEL
VALVE keracunan
44
45
Smoke
Detector
Pipe Work Nozzle
Heat
Detector
Discharge
Cylinders Sirene Warning Signal
Control
Panel
Manual Abort
Manual Release Station
Double Warning Light Station 46
CARA MENYELEKSI SISTEM
EFEKTIVITAS PEMADAMAN DAMPAK THD PERALATAN
Kecepatan pemadaman Clean-up pasca pemadaman
Sesuai bahaya yg dihadapi Kerusakan akibat air
Post-fire hold time Kerusakan bahan & karat
Kemampuan menembus api Terjadi kondensasi
Risiko penyalaan kembali Terjadi regangan termal
Kebijakan
Fire risk
Assessment Efektif
Jenis dan Aman
Pemeliharaan ukuran Tidak Merusak
teratur tepat
Alat pemadam api ringan
Designing
Listing
Selecting
Purchasing
Installing
Approving
Inspecting
Recharging
Maintaining
Testing
Operating
Tipe konstruksi
STORED
CO2
PRESSURE
( N2 )
CARTRIDGE
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980
POWDER
FOAM
HALON
CARA PEMADAMAN API
1. CARA PENGURAIAN (STARVATION)
MEMISAHKAN ATAU MENYINGKIRKAN
BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR
2. CARA PENDINGINAN (COOLING)
MENURUNKAN PANAS/TEMPERATUR
BAHAN
3. CARA ISOLASI (SMOTHERING)
MENURUNKAN KADAR OXIGEN 12%
Prinsip
PEMADAMAN Dilution
Udara
Smothering
Starving Cooling
Bahan bakar
API Heat
58
59
Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker -04/80
A Combustible
Material
Flammable
Liquid/gas B C Electrical
Equipment
D Metals
C
ABC
A B
Multi Purpose
WATER KEGAGALAN APAR
POWDER
HALON
WATER
HALON
POWDER
2
FOAM
Jenis tidak sesuai
Keterangan :
Mechanical Foam 3 th 5 th
Chemical Foam 2 th 5 th
Dry powder 5 th 5 th
Halogen 5 th 5 th
1A 75 3000 X X
2A 75 6000 3000 X
3A 75 11250 4500 3000
4A 75 11250 6000 4500
6A 75 11250 9000 6000
10A 75 11250 11250 9000
20A 75 11250 11250 11250
40A 75 11250 11250 11250
69
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(LITER) PANCARAN (DETIK)
(METER)
AIR 5L 10-13 M 45 1A
10 L 10-13 M 60 2A
15 L 10-13M 120 3A
ASAM 5L 10-13 M 30 1A
SODA
10 L 15 M 60 2A
65 L 15 M 120 10 A
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
PANCARAN (DETIK)
(METER)
BUSA 5L 10-13 M 45 1 A, 1B
10 L 10-13 M 60 2 A, 2B
15 L 10-13M 120 3 A,3B
CO2 2 KG 3M 30 1 B,C
7KG 3M 30 2B,C
10 KG 3M 30 2B,C
25 KG 4M 30 10B,C
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(KG) PANCARAN (DETIK)
(METER)
HALON 1 3 8 2B, C
1211
2 4 12 4B, C
5 5 15 10B, C
HALON 1 2 10 2B,C
1301
STANDAR APAR APAR
Dirancang dengan tekanan >
14kg/cm2
dapat mendorong seluruh
medianya
(sisa mak 15%) dalam waktu min. 8
detik
Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x WP
(65 oC)
- Test pressure 1,5 x WP(65 oC)
- Pengujian
APAR ulang tiap 5 tahun
Sebagai sarana K3 (Safety Equipment)
Pengandung Potensi Bahaya
Hydro Static Test
76
77
Bursting Test
78
79
Langkah pengujian hydrostatik
Sediakan hand press pump
Siapkan gelas ukur
Coba kapasitas pompa 10 x ukur dengan gelas
ukur
Tabung diisi air penuh
Pindahkan ke tempat lain
Diisi air lagi penuh
Pasang slang
Pompa perlahan dan
dihitung
Catat jumlah air yang masuk
Amati pedoman tekanan
Lepas slang air dibuang
Stop pada tekanan uji
Masukan kembali air awal
Bila tabung tidak kembali penuh
artinya ada pengembangan
menetap
Hitung berapa persen 80
> 4.13 WP
Pressure
> 20 kg/cm2
1.5 WP
Expansion
81
TANDA PEMASANGAN
82
Sistem Hydrant dan
Sprinkler
83
SISTEM HYDRAN
DAN SPRINGLER
1 1/2
Inc
2 1/ 2
Inc 2 1/ 2
Inc
Out door
RESERVOAR
84
FIRE HYDRANT
Jaringan instalasi pipa air
untuk pemadam kebakaran
yang dipasang secara permanen
Seamese
Connection
RESERVOAR
85
86
87
PERENCANAAN HYDRANT
KLASIFIKASI HUNIAN
Tingkat resiko bahaya kebakaran
89
High zone
Medium Zone
Low zone
RESERVOAR
90
53o C
141o C
68o C
182o C
79o C
201o C
260o C
93o C
91
Q = a x V (l/men)
93
Ukuran kepala sprinkler
Klas hunian :
Ringan : 10 mm - 3/8 in
Sedang : 15 mm - in
Berat : 20 mm - 17/32 in
Kapasitas aliran
Q , gpm
Tekanan
Kepala Sprinkler
Psi 3/8 in 1/2 in 17/32 in
10 9 18 25
15 11 22 32
20 13 25,5 36
25 14,5 28,5 40
35 17 34 47
50 20 40 56,5
75 25 49,5 69
100 28,5 57 80
94
Jumlah kepala sprinkler
Ukuran pipa
Jumlah kepala sprinkler
Ringan Sedang Berat
1 2 1 2
1 3 2 3
1 5 5 5
2 10 8 10
2 20* 15 30
3 40* 27 60
3 65* 40 100
4 100 55 275
5 160 120
6 275 200*
8 400
95
KELENGKAPAN SIRKIT JENIS KABEL FRC
MOTOR DARI SISI IN COMING
SEBELUM SAKELAR UTAMA
POMPA KEBAKARAN
KENDALI
TIDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH
96
Akses Bantuan
Tersedianya sarana evakuasi, adanya sarana yang dapat
menjamin orang membebaskan diri dari tempat bahaya ke
tempat aman tanpa bantuan orang lain.
Tersedianya sarana rescue, yaitu adanya sarana / bantuan
dari pihak luar bagi penghuni yang tidak dapat
menyelamatkan diri sendiri (terluka).
Tersedianya akses jalan untuk masuknya bantuan dari luar
(Mobil pemadam, rescue, ambulance, landasan helikopter
dll)
Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait
97
Manajemen
Adanya komitmen dari pimpinan untuk
pencegahan dan penanggulangan
kebakaran
Adanya prosedur dan rencana tanggap
darurat.
Pembinaan dan pelatihan
Evaluasi dan monitoring
98
FIRE PREVENTION
(Pengendalian kebakaran)
101
IN CASE
FIRE CONTROL
Antara lain :
- Informasi sumber bahaya dan cara
pencegahannya;
- Jenis sarana prot kebakaran, petunjuk
pemeliharaan, dan cara penggunaannya;
- Prosedur kerja aman
- Prosedur dalam keadaan darurat
Psl 2 (4)
102
IN CASE
FIRE CONTROL
Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
103
POST
FIRE CONTROL
INVESTIGASI
ANALISIS
REKOMENDASI
REHABILITASI
104
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
105
Latihan Pemadaman kebakaran
106
107
PENUTUP
Kebakaran memiliki potensi resiko tinggi (people, property &
environment), karena itu penanganan K3 harus mendapat
perhatian serius.
Kebakaran dapat diprediksikan, resikonya dapat
diperhitungkan, oleh karena itu upaya penanggulangannya
dapat direncanakan;
Dalam situasi darurat, semua penghuni akan terlibat dalam
situasi ancaman bahaya, karena itu setiap tempat kerja harus
memiliki buku panduan tanggap darurat dan disosialisasikan
serta dilakukan gladi simulasi darurat secara berlaka.
Sarana proteksi kebakaran setiap saat harus siap pakai,
karena itu harus dilakukan pemeliharaan, pemeriksaan, dan
pengujian.
Sarana evakuasi harus tetap dijamin tidak terhalang
Manajemen harus memiliki komitmen terhadap K3
Persyaratan teknis mengenai k3 penanggulangan kebakaran
dapat dipelajari pada UU No. 1 Tahun 1970 dan Peraturan
Pelaksanaanya ( Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri
serta pedoman pelaksanaan K3 lainnya).
108
Sekian
TERIMA KASIH
109