Anda di halaman 1dari 29

KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA

Nama : Reno Setyobudi Wijanarko


Nim : 16350610
Kelas : S1 Teknik Mesin K.E
Semester : 6
 Apa itu Gas Detector ?
 Apa saja jenis Gas Detector ?
 Bagaimanakah memilih Gas Detector ?
 Bagaimana prinsip kerja Gas Detector ?
 Bagaimanakah kondisi Gas Detector agar
siap digunakan ?
 Bagaimana melalukan deteksi dan
pengukuran kadar gas H2S ?
 Apa gunanya kalibrasi ?
 Gas Detector : alat yang digunakan untuk
mendeteksi (mengetahui) keberadaan gas-gas di
udara dan mengukur konsentrasi/kadar gas-gas di
udara.
 Contoh gas-gas atau uap di udara yang diukur :
hidrokarbon, karbon monoksida (CO), karbon
dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), oksigen (O2)
1. Combustible / Flammable
Gas Detector (Explosimeter)
2. Toxic Gas Detector
3. Oxygen Analyzer
4. Combination Gas Detector
1. Sesuai bahan yang akan
diukur
2. Efektif dan efisien
3. Tingkat ketelitian tinggi
4. Mudah dioperasikan (simpel)
5. Mudah dikalibrasi
6. Suku cadang mudah didapat
A alat yang digunakan untuk mendeteksi dan
mengukur kandungan gas atau uap suatu zat yang
mudah menyala / mudah terbakar di udara.
Explosimeter terdiri dari 2 (dua) jenis :
1. Portable system
2. Fixed System
Explosimeter (portable) terdiri
dari filament detector dalam
kesatuan sirkuit Jembatan
Wheatstone.
Sumber tenaga berasal dari
battery 9 Volt (enam buah
battery kering 1,5 Volt DC size
D) atau model charge dengan
tegangan listrik 110 / 220 Volt
AC.
Pada salah satu sisinya terpasang aspirator bulb untuk
menghisap contoh udara, dan pada sisi yang lain yang
berlawanan terpasang saluran tempat masuknya contoh
udara.

Langsung dapat digunakan untuk


mendeteksi konsentrasi gas di
udara sekeliling.
Menggunakan sampling line
untuk mempermudah
pendeteksian area tertentu
seperti manhole tangki dan
lain-lain.
 Pada saluran masuk contoh udara dilengkapi dengan
filter, guna mencegah debu dan kandungan air masuk
didalam ruang pembakaran.
 Saluran masuk dan saluran keluar ruang pembakaran
juga dilengkapi dengan penangkal nyala baik (flash
back arrestors) yang berguna untuk mencegah
terjadinya pembakaran diluar ruang pembakaran.
 Hasil pengukuran pada Explosimeter
dalam prosentase (%) dibawah LEL (lower
explosive limit) yang dapat dilihat pada
meter dalam bentuk skala prosentase
yang ditunjukkan mulai dari nol % sampai
dengan 100 % LEL.
 Alat ini dilengkapi tombol rheostat
tunggal yang berada disisi atas kotak yang
berfungsi sebagai “ON” “OFF” dan
pengatur tegangan listrik filament untuk
mengatur jarum penunjuk pada meter.
1. Prisip kerja Explosimeter berdasarkan panas
karena adanya pembakaran gas atau uap yang
mudah terbakar dari contoh udara.
2. Pengukuran konsentrasi dilakukan melalui filament
catalytic yang panas, akan merubah tahanan
listrik pada filament yang merupakan bagian
sirkuit yang seimbang (jembatan Wheatstone).
3. Gas atau uap dari udara akan terbakar pada
filament, menyebabkan naiknya suhu dan
memperbesar tahanannya sesuai dengan konsentrasi
gas atau uap yang diambil dari udara,
mengakibatkan ketidak seimbangan sirkuit listrik
yang menyebabkan penyimpangan jarum penunjuk
pada meter.
4. Semakin tinggi konsentrasi gas atau uap yang mudah
terbakar yang terhisap, maka makin tinggi
penunjukan jarum pada meter indicator dan akan
menunjukkan skala yang sesuai dengan konsentrasi
gas dari contoh udara.
Pembacaan skala explosimeter didasarkan pada konsentrasi
uap gas hidrokarbon dibawah LEL (Lower Explosive Limit).
Contoh :
Skala pembacaan explosimeter pada crude oil menunjukkan
angka 60, maka konsentrasi gas/ uap yang ada di lokasi
tersebut adalah :
60
--- x 1 % = 0,6 % (FR Crude Oil 1 % - 10 %)
100

Apabila konsentrasi tsb dirubah dalam ppm (part per


million), maka skala pembacaan 60 adalah :
60
--- x 10.000 ppm = 6.000 ppm
100
(1% = 10.000
ppm)
Toxic Gas Detector adalah suatu peralatan
yang mempunyai kemampuan atau berfungsi
untuk mendeteksi adanya gas-gas yang
berbahaya dan beracun bagi kehidupan.
Pengertian berbahaya dan beracun adalah
apabila gas-gas tersebut terhirup, terserap,
kontak dengan kulit akan menyebabkan
gangguan atau kerusakan organ.
Model atau bentuk alat pendeteksi gas antara lain :

- Alat Deteksi Kapsul (Tube Detector)


- Alat deteksi Jinjing (Portable)
- Alat Deteksi Sistem Terpasang tetap ( Fixed System)
 Alat Pendeteksi gas hydrogen sulfida jenis
ini mempunyai prinsip kerja Chemical
sensor yaitu terjadinya perubahan warna
akibat bahan pendeteksi (reagen serbuk
kimia) terpapar atau kontak dengan gas
hydrogen sulfida, panjang daerah
perubahan warna dikalibrasi menjadi
ukuran konsentrasi (ppm).
 Perbedaan yang ada antara lain adalah
bahwa wadah dari bahan pendeteksi
terbuat dari tabung gelas atau pipa kaca
(tube).
1. Cara menggunakan :
Sebelum alat ini digunakan supaya dilakukan
pengujian (test) dari kebocoran dengan cara
sebagai berikut :
- Pasang tube yang belum dipotong kedua
ujungnya pada lobang pompa.
- Pompa/ kompres dengan tangan dan lepaskan
dengan segera.
- Apabila karet pompa tidak kembali seperti
semula dalam waktu minimal 10 menit
berarti pompa tersebut tidak mengalami
kebocoran dan pompa siap digunakan.
 Kemudian ambil tube dan patahkan
kedua ujungnya dengan
menggunakan alat (break off husk)
yang ada pada pompa.
 Masukan ujung tube dengan kuat
kedalam karet dari pompa dan ingat
bahwa arah panah dari tube harus
menuju ke pompa.
 Pegang pompa dengan keempat jari
diletakkan pada front cover plate,
sedangkan ibu jari pada holding
plate.
 Kompreskan karet pompa sekuatnya,
tekanan harus merata pada posisi
sepenuhnya.
- Lepaskan keempat jari dengan serentak, maka
pompa akan melakukan penghisapan secara
otomatis terhadap gas yang diukur, sampai pompa
kembali tegang seperti semula.
- Ulangi proses ini apabila diperlukan dan proses
tersebut harus dilakukan beberapa kali.
- Hasil pembacaan konsentrasi gas tertera dalam
tube dalam satuan ppm.
Salah satu keuntungan dari alat jenis ini adalah waktu
penyimpanan lebih lama, kekurangan dari alat ini
adalah harganya yang cukup mahal dan sekali pakai
terus dibuang.
Perubahan
No. Jenis Gas Reagen
Warna

1. Hydrogen Timbal Asetat Coklat


sulfida Tembaga Asetat Hitam
2. Hidrazin Coklat
3. Karbon Hidarzin Violet
Monoksida
Karbon
Dioksida
Prinsip kerja alat deteksi Portable adalah Electrochemical
sensor diatur oleh 2 buah elektroda yang berada didalam
larutan kimia elektrolit dan ditutup suatu membran yang
memungkinkan gas masuk kedalamnya.
Reaksi gas dengan elektrolit akan menghasilkan arus listrik,
semakin besar konsentrasi gas yang masuk, semakin cepat
reaksi elektro kimia, sehingga arus makin besar.
Arus listrik ini dihubungkan dengan amplifier untuk
menggerakkan galvanometerCapillary Entrance

O-ring

Sensing Electrode
Membrane

Reference Electrode

Counter Electrode
Electrolytic fluid
Oksigen analyzer adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur konsentrasi oksigen dalam suatu
lokasi
Tujuannya adalah untuk
melindungi pekerja akibat dari
suatu kekurangan oksigen,
terutama pada kegiatan
Confined space.
Prinsip kerja Oxygen analyzer
adalah Electrochemical sensor.
 Test Kelebihan/ kekurangan Oxygen
 Harus dikerjakan sebelum masuk kedalam vesel atau
peralatan yang tidak berventilasi dan berisi nitrogen
atau inert gas.
 Test selalu apabila tidak yakin purity udara didalam
vesel.
 Test dilaksanakan menggunakan monitor oksigen untuk
continuous checking dan multi gas detector untuk spot
checking.
Untuk dapat menilai apakah kondisi tempat kerja
memenuhi persyaratan atau tidak mengganggu
kesehatan, perlu dilakukan monitoring baik untuk
kurun waktu tertentu maupun terus menerus.
Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan
kondisi tempat kerja atau kebocoran di lokasi kerja.
Penempatan alat deteksi ditentukan berdasarkan
3 faktor :
1. Batas keliling daerah berbahaya.
2. Atmosfer tempat kerja, lalu lintas
personil keluar masuk daerah berbahaya.
3. Dekat dengan sumber kebocoran
dalam daerah berbahaya.
1. Batas keliling daerah berbahaya adalah untuk
mengetahui kebocoran apabila terjadi perubahan
arah angin. (jarak 50 ft s/d 75 ft dari sumber
kebocoran).
2. Dekat dengan sumber kebocoran dalam
daerah berbahaya adalah untuk mengetahui
sumber kebocoran di suatu area secara tepat,
perlu penambahan sensor/ detektor yang
diletakkan di jalan keluar masuk personil.
Apabila lokasi dekat dengan pemukiman dan
dimungkinkan dapat menyebar ke tempat umum,
maka harus dipakai dua metode tersebut diatas,
agar dapat dengan cepat mengetahui adanya
kebocoran.
to ESD/Control System
a. Setiap alat ukur harus dilakukan
kalibrasi secara periodik.
b. Dengan kalibrasi dapat diketahui
sensor masih berfungsi dengan baik.
c. Kalibrasi dilakukan untuk mengatur
ulang pembacaan dengan
menggunakan gas standard.
d. Setiap peralatan mempunyai
karakteristik tersendiri, untuk
mengkalibrasi harus mengikuti
petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya.

e. Sebaiknya kalibrasi dilakukan


setiap alat pendeteksi akan
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai