Anda di halaman 1dari 68

Disampaikan oleh :

TIM K3

PPSDM MIGAS

1
BIODATA

Nama : DWI PURWANTO


Instansi : PPSDM MIGAS
Jabatan : INSTRUKTUR
Alamat
- Kantor : Jl. Sorogo No. 1 Cepu
Tlp. (0296) 421888 Ext. 1160

2
Mengapa perlu mendeteksi gas???
3
Mengapa perlu mendeteksi gas???
4

 Banyak jenis gas yang tak diinginkan diarea kerja


karena memiliki potensi bahaya.
 Potensi bahaya tersebut :
1. Kebakaran dan Peledakan
2. Keracunan – H2S
3. Kekurangan Oksigen
ALAT UKUR GAS
5

Alat pengukur konsentrasi gas umumnya terdiri 4 (empat)


jenis yaitu :
1. Combustible / Flammable Gas Detector/ Explosimeter
2. Toxic Gas Detector
3. Oxygen Analyzer
4. Combination Gas Detector
PEMILIHAN GAS DETECTOR
6

1. Sesuai bahan yang akan diukur


2. Efektif dan efisien
3. Tingkat ketelitian tinggi
4. Mudah dioperasikan (simpel)
5. Mudah dikalibrasi
6. Suku cadang mudah didapat
Combustible/ Flammable Gas Detector
7

Combustible / Flammable Gas Indicator atau


Explosimeter adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi dan mengukur kandungan gas atau uap suatu
zat yang mudah menyala /mudah terbakar di dalam
udara.

Terdiri dari 2 (dua) jenis :


1. Portable System
2. Fixed System
Prinsip Kerja Explosimeter
8

Flammable Gas Detector bekerja atas dasar


perubahan panas yang terjadi pada salah
satu tahanan ( resistance ) pada suatu
rangkaian jembatan Wheat Stone yang
disebabkan karena kontak dengan gas yang
mudah terbakar.
9

Explosimeter (portable) terdiri


dari filament detector dalam
kesatuan sirkuit Jembatan
Wheatstone, sumber tenaga
berasal dari battery 9 Volt
(enam buah battery kering 1,5
Volt DC size D) atau model
charge dengan tegangan listrik
110 / 220 Volt AC.
Explosimeter

10
Combustible/ Flammable Gas Detector
11

Pada salah satu sisinya terpasang aspirator bulb untuk


menghisap, contoh udara dan pada sisi yang lain yang
berlawanan terpasang saluran tempat masuknya contoh udara.

Langsung dapat digunakan untuk


mendeteksi konsentrasi gas di udara
sekeliling.
Menggunakan sampling line untuk
mempermudah pendeteksian area
tertentu seperti manhole tangki dan
lain-lain.
Combustible/ Flammable Gas Detector
12
 Pada saluran masuk contoh udara dilengkapi dengan filter, guna
mencegah debu dan kandungan air masuk di dalam ruang pembakaran.
Pada saluran masuk dan saluran keluar ruang pembakaran dilengkapi
dengan penangkal nyala balik (flash back arrestors) yang berguna untuk
mencegah terjadinya pembakaran diluar ruang pembakaran.

 Hasil pengukuran pada Explosimeter dalam prosentase (%) dibawah LEL


(Lower Explosive Limit) yang dapat dilihat pada meter dalam bentuk skala
prosentase yang ditunjukkan mulai dari nol % sampai dengan 100 % LEL.
Alat ini dilengkapi tombol rheostat tunggal yang berada di sisi atas kotak
yang berfungsi sebagai “ON” “OFF” dan pengatur tegangan listrik
filament untuk mengatur jarum penunjuk pada meter.
Prinsip Kerja Explosimeter
13

 Prisip kerja Explosimeter berdasarkan panas karena


adanya pembakaran gas atau uap yang mudah
terbakar dari contoh udara.

 Pengukuran konsentrasi dilakukan melalui filament


catalytic yang panas, akan merubah tahanan listrik
pada filament yang merupakan bagian sirkuit yang
seimbang (jembatan Wheatstone).
Prinsip Kerja Explosimeter
14

 Gas atau uap yang mudah terbakar dari contoh


udara akan terbakar pada filament, dimana hal
ini menyebabkan naiknya suhu dan
memperbesar tahanannya sesuai dengan
konsentrasi gas atau uap yang mudah terbakar
contoh udara, sehingga mengakibatkan ketidak
seimbangan sirkuit listrik yang menyebabkan
penyimpangan jarum penunjuk pada meter,
makin tinggi konsentrasi gas atau uap yang
mudah terbakar yang terhisap, maka makin
tinggi penunjukan jarum pada meter indicator
dan akan menunjukkan skala yang sesuai
dengan konsentrasi gas dari contoh udara.
Cara Pembacaan Prosentase Gas
15

Pembacaan skala explosimeter didasarkan pada konsentrasi uap gas


hidrokarbon dibawah LEL (Lower Explosive Limit).
Contoh :
Skala pembacaan explosimeter pada crude oil menunjukkan angka 60, maka
konsentrasi gas/ uap yang ada di lokasi tersebut adalah :
60
--- x 1 % = 0,6 % (FR Crude Oil 1 % - 10 %)
100

Apabila konsentrasi tsb dirubah dalam ppm (part per million), maka skala
pembacaan 60 adalah :
60
--- x 10.000 ppm = 6.000 ppm
100
(1% = 10.000 ppm)
16
Syarat Uji Gas
17

 Uji keberadaan gas diperlukan untuk semua kerja panas


(Hot Work) dan masuk ruang terbatas (confined
Spaces),serta beberapa kerja dingin (Cold Work)
 Uji keberadaan gas dilakukan oleh personal yang
terlatih.
Penangung Jawab
18

 Melakukan cek dan memastikan bahwa instrument / alat


uji gas bekerja dengan baik sebelum digunakan di
lapangan.
 Melakukan uji gas pada semua lokasi / posisi kritis
 Menyediakan metode kerja aman untuk bekerja di suatu
tempat / lokasi pemakaian APD
Toxic Gas Detector
Toxic Gas Detector adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk mendeteksi
adanya gas-gas yang berbahaya dan
beracun (toxic) bagi kehidupan.

Pengertian berbahaya dan beracun adalah


bila gas-gas tersebut terhirup, terserap atau
kontak dengan kulit akan menyebabkan
gangguan atau kerusakan organ.
Toxic Gas Detector
20

Gas-gas berbahaya dan beracun :


- Gas Hydrogen Sulfida
- Gas Hydrogen Cyanida
- Gas Sulfur Dioksida
- Gas Carbon Monoksida
- Dan lain-lain.
JENIS ALAT PENDETEKSI GAS
21

Saat ini terdapat banyak sekali model atau bentuk alat


pendeteksi gas antara lain :
- Alat Deteksi Kapsul (Tube Detector)
- Alat deteksi Jinjing (Portable)
- Alat Deteksi Sistem Terpasang tetap (Fixed System)
1.Alat Deteksi Jenis Jinjing (Portable)
22

Prinsip kerja alat deteksi Portable adalah Electrochemical sensor


diatur oleh 2 buah elektroda yang berada didalam larutan kimia
elektrolit dan ditutup suatu membran yang memungkinkan gas masuk
kedalamnya. Reaksi gas dengan larutan kimia elektrolit ini akan
menghasilkan arus listrik. Semakin besar konsentrasi gas yang masuk
maka semakin cepat pula reaksi elektrokimia yang terjadi sehingga
arus listrik juga semakin besar. Arus listrik ini kemudian dihubungkan
dengan Amplifier untuk menggerakkan Galvanometer
Capillary Entrance

O-ring

Sensing Electrode
Membrane

Reference Electrode

Counter Electrode
Electrolytic fluid
2. Alat Deteksi Kapsul (Tube Detector)
 Chemical sensor
Pengukuran gas dilakukan dengan dibantu dengan alat
penghisap untuk menarik gas yang akan diukur, didalam
tube ini diisi suatu serbuk zat kimia khusus yang akan
bereaksi dengan gas yang akan masuk dengan
mengakibatkan perubahan warna pada serbuk kimia
tersebut.
Misalkan untuk gas H2S menggunakan serbuk Pb
Prinsip Kerja
24
Uji Kebocoran Alat
25
26
27
28
29
30
Oxygen Analyzer
31

Oksigen analyzer adalah suatu alat yang digunakan


untuk mengukur konsentrasi oksigen dalam suatu
lokasi

Tujuannya adalah untuk melindungi


pekerja akibat dari suatu kekurangan
oksigen, terutama pada kegiatan
Confined space.
Prinsip kerja Oxygen analyxer adalah
Electrochemical sensor.
32
33
34
35
36
37
Kalibrasi
38

a. Setiap alat ukur harus dilakukan


kalibrasi secara periodik.
b. Dengan kalibrasi dapat diketahui
sensor masih berfungsi dengan
baik.
c. Kalibrasi dilakukan untuk
mengatur ulang pembacaan
dengan menggunakan gas
standard
Kalibrasi
39

d. Setiap peralatan mempunyai


karakteristik tersendiri, untuk
mengkalibrasi harus mengikuti
petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya.
e. Sebaiknya kalibrasi dilakukan
setiap alat pendeteksi akan
digunakan.
oleh :
Tim K3
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI
40
KEBISINGAN
Apakah Kebisingan Itu :
Kebisingan didefinisikan sebagai "suara
yang tak dikehendaki, misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, atau
yang menyebabkan rasa sakit

41
42
Pengaruh Kebisingan

 Pengaruh kebisingan dapat berbentuk


gangguan yang dapat menurunkan
kesehatan, kenyamanan dan rasa aman
manusia yang kalau dibiarkan terus
menerus dapat menyebabkan stress,
kemampuan produksi menurun.

43
Pengaruh Kebisingan

Beberapa bentuk gangguan yang diakibatkan oleh


kebisingan adalah sebagai berikut.
 Gangguan Pendengaran
Pendengaran manusia merupakan salah satu indera yang
berhubungan dengan komunikasi audio/ suara. Alat
pendengaran yang berbentuk telinga mampu merespons
suara pada kisaran antara 0 – 140 dBA. Frekuensi yang
dapat direspons oleh telinga manusia antara 20 sampai
20.000 Hz dan sangat sensitif pada frekuensi antara 1.000
sampai 4.000 Hz.

44
Jenis-jenis dari Akibat-akibat
kebisingan
Tipe Uraian

Kehilangan Perubahan ambang batas sementara


pendengaran akibat kebisingan, Perubahan ambang
Akibat-akibat batas permanen akibat kebisingan
badaniah Akibat-akibat Rasa tidak nyaman atau stres meningkat,
fisiologis tekanan darah meningkat, sakit kepala,
bunyi dering
Gangguan Kejengkelan, kebingungan
emosionaL
Akibat-akibat Gangguan Gangguan tidur atau istirahat, hilang
psikologis gaya hidup konsentrasi waktu bekerja, membaca dsb.
Gangguan Merintangi kemampuan mendengarkann
pendengaran TV, radio, percakapan, telpon dsb.
45
Metode Pengukuran
(JIS Z8731 [ISO1996-1.2])

 Posisi Pengukuran
 Biasanya, pengukuran-pengukuran
dilaksanakan dari ketinggian 1,2 sampai
1,5 m di atas tanah.

46
Menentukan Nyaringnya
Kebisingan
[1] Bila indikasi meteran tingkat kebisingan
sedikit naik turun atau tidak sama sekali (Tipe 1)
Bila naik-turun tetap antara 2 - 3 dB, maka
diambil bacaan yang paling sering.
Contoh: Unit air conditioning di luar rumah
(outdoor unit)

[2] Bila indikasi meteran tingkat kebisingan tak


teratur atau naik turun secara drastis (Tipe 2)
Bacan maksimum (LA5) dalam 90% lingkup dari
nilai yang terukur diambil.
Contoh: Bor tanah

47
Menentukan Nyaringnya
Kebisingan
[3] Bila indikasi meteran tingkat kebisingan naik-
turun secara periodik atau sebentar-sebentar,
tetapi nilai maksimum secara umum konstan
(Type 3)
Rata- rata dari nilai-nilai maksimum (LAmax) yang
di-indikasikan dalam setiap naik-turun diambil.
Contoh: Pemancang tiang

[4] Bila indikasi meteran tingkat kebisingan


berfluktuasi secara periodik atau sebentar-
sebentar, dan nilai maksimum tidak konstan (Tipe
4)
Bacaan maksimum (LA5) dalam lingkup 90 % dari
nilai maksimum yang di-indikasikan dalam setiap
fluktuasi diambil.
Contoh: Ekskavator hidrolik 48
Sound Level Meter

49
Kegunaan Sound Level Meter
 Adalah Suatu perangkat alat uji untuk
mengukur tingkat kebisingan suara, hal
tersebut sangat di perlukan terutama
untuk lingkungan industri.

50
51
Aplikasi
 Aplikasi Sound Level Meter biasanya
dipakai dipabrik, untuk menganalisi
kebisingan peralatan dipabrik tersebut
misalnya pada pabrik, alat yang
berpotensi menimbulkan kebisingan
seperti turbin, compressor, condenser,
pompa drum dan lain-lain.

52
 Dengan menggunakan Sound Level Meter
akan memberikan solusi bagi keselamatan
tenaga kerja industri karena dengan
mengetahui tingkat ukur seberapa besar
intensitas suara yang didapat maka akan
mendapatkan system proteksi ke tenaga
kerja yang baik dan benar. Berikut
merupakan alat pelindung pendengaran
atas gangguan kebisingan

53
Sound Level Meter

18
Tambahan Decibel
 Untuk meneliti efek dari suara-suara besar yang dipancarkan
secara simultan dari banyak sumber, decibel ditambahkan.
Formulanya adalah di bawah ini. Metode penambahan ini
dinamakan "kombinasi energi (kombinasi kekuatan)".

 L1, L2 ... LN: Tingkat tekanan suara pada tiap-tiap sumber


(dB)
(Dapat diganti dengan tingkat tekanan suara (dB) dari 2.1.)

55
Tambahan Decibel
• Urutkan dari kecil
• Tambahkan pada yang besar, dengan
:
Selisih penambahan
0-1 3
2-3 2
4-9 1
≥ 10 0

19
Dalam ruang genset ada 5 buah generator, yang sedang beroperasi semua , berapa
tingkat kebisnagan dalam ruangan, jika : hasil pegukuran rata2 masing2
geneator sbb, generator A = 105 dB; generator B = 105 dB;
generator C = 103 dB; generator D = 105 dB; generator E = 105 dB;

C
A

E D

20
58
59
60
Pengukur Level Suara Lutron SL-
4001
 Pengukur Level Suara Lutron SL-4001
merupakan alat yang digunakan untuk
pengukuran kebisingan suara. Alat ini
mampu melakukan pengukuran dengan
baik. Dengan berbagai kecanggihannya
membuat alat ini sangat mudah untuk
digunakan. Layar LCD pada alat ini akan
memudahkan anda dalam membaca hasil
pengukuran.
61
Fitur Pengukur Level Suara Lutron
SL-4001 :
 Penggunaan dalam waktu lama,
Komponen tahan lama, Kerangka body
kuat karena menggunakan jenis ABS
Plastic.
 Desain kecil dan ringan memungkinkan
pengoperasian dalam satu tangan.
 Indikator jika sumber daya lemah.

62
Spesifikasi Pengukur Level Suara
Lutron SL-4001 :
 Tampilan : 18 mm (0,7 “) LCD (Liquid
Crystal Display), 3 1/2 digit
 dB (A & C frequency weighting), Time
weighting(Fast, Slow), Max. hold, AC &
DC output
 Rentang Pengukuran : 3 Rentangan , 30
to 130 dB
 Resolusi : 0,1 db

63
 Pembobotan Frekuensi : Karakteristik A
&C
 Pembobotan A – Disimulasikan sebagai
respon “Human Ear Listing”. Tipikal ini
jikamembuat pengukuran tingkat suara
lingkungan, selalu pilih ke A pembobotan
 Pembobotan C – karakteristik ini dekat
respon “FLAT”. Khas, sangat cocok untuk
memeriksakebisingan mesin (Q.C. cek) &
mengetahui tingkat tekanan suara yang
diuji peralatan.
64
 Mikrofon : mikrofon kondensor listrik.
1/2 inch standard size
 Rentang pengukuran kebisingan dari
 30 – 80 dB,
 50 – 100 dB,
 80 – 130 dB,

65
 Pembobotan Waktu (Fast & Slow)
 “Fast” kisaran ini disimulasikan respon
telinga manusia terhadap pembobotan
waktu (time weighting)
 “Slow” Kisaran mudah untuk
mendapatkan nilai rata-rata tingkat
getaran suara.

66
 Kalibrasi : Membangun kalibrasi VR
eksternal, mudah untuk mengkalibrasi
dengan obengeksternal ; sistem osilator
internal, 1kHz gelombang sinus
Generator
 AC output – AC 0.5 Vrms sesuai dengan
setiap range
 DC output – DC 0.3 to 1.3 VDC, 10 mV
per dB.
 Out put impedance – 600 ohm 67
68

Anda mungkin juga menyukai