Anda di halaman 1dari 50

1.

TUJUAN PELATIHAN

• Membekali HSE di kegiatan usaha Migas dengan


pengetahuan
dan pemahaman aspek K3,

• Meningkatkan kemampuan dan kompetensi sebagai K3 Migas

• Mampu menggunakan peralatan dan sarana K3 di Migas


2.DASAR HUKUM MIGAS & ISTILAH
• Undang-undang republik indonesia nomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas
bumi

1. Minyak Bumi
hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair
atau padat,

2. Gas Bumi
hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi
tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas

3. Kegiatan Usaha Hulu


kegiatan usaha yang berintikan atau bertumpu pada
kegiatan
usaha Eksplorasi dan Eksploitasi;
3.KEGIATAN DI MIGAS

• Kegiatan Migas meliputi kegiatan Hulu


dan Hilir

• Kegiatan Migas mengandung berbagai


Jenis potensi bahaya baik terhadap manusia, aset,
lingkungan masyarakat
4.POTENSI BAHAYA KEGIATAN MIGAS

• Fatality - kecelakaan
kerja

• Pencemaran lingkungan

• Kebakaran / ledakan
• Kegagalan operasi

• Penyakit Akibat Kerja


5. DATA KECELAKAAN KEGIATAN
MIGAS MENURUT SEKTORNYA
• Kecelakaan paling banyak terjadi disektor
hulu ( 92,7 %) dan sektor hilir sebanyak ( 7,3 %)

• Disektor yang relatif karena sifat dan


hulu tinggi yang tinggi di
intensitas kerja seperti
pengeboran
5.1 DATA KECELAKAAN KEGIATAN
MIGAS MENURUT LOKASINYA

Sebagian besar kecelakaan terjadi lokasi :

1. pengobaran darat (onshore) atau 46,4%

2. Dilaut (offshore ) sebesar 43,9%

3. Pengilangan atau depot sebesar 9,7%

Sebagian besar kecelakaan (85,9% ) disebabkan


oleh faktor manusia dengan tindakan yang tidak
aman, sisanya aspek teknis (7,32%) dan faktor
lainnya
PENYEBAB KECELAKAAN SECARA MENDASAR :

TEKNIKAL (unsafe condition)


ORGANISASI (lack of control)
PEKERJA (unsafe action)
DEFENISI GAS DETECTOR

□ Gas Detector : alat yang digunakan untuk mendeteksi


(mengetahui) keberadaan gas -gas di udara dan mengukur
konsentrasi/ kadar gas -gas di udara.

Contoh gas-gas atau uap di udara yang diukur :


1. hidrokarbon (HC),
2. karbon monoksida (CO),
3. karbon dioksida (CO2),
4. hidrogen sulfida (H2S), oksigen (O2)
PENGARUH PROSENTASE KANDUNGAN GAS-GAS
TERHADAP KONDISI TUBUH MANUSIA
MENGAPA PERLU MENDETEKSI GAS ?
Banyak jenis gas yang tak diinginkan di area kerja karena memiliki
potensi bahaya

Kebakaran dan
Peledakan Toksik
(Keracunan) - H2S
Kekurangan Oksigen
SYARAT UJI GAS ?
1. Uji keberadaan gas diperlukan untuk kerja panas
(hot
work) dan masuk ke ruang terbatas (confined space)

2. Uji keberadaan gas dilakukan oleh personal


yang telah terlatih .
PENANGGUNG JAWAB GAS TESTER

1. Melakukan cek dan uji instrumen/ alat uji


gas bekerja dengan baik sebelum digunakan.

2. Melaksanakan uji gas pada semua


lokasi/ posisi
kritis

3. Menyediakan metode kerja aman untuk


bekerja di suatu tempat/ lokasi, pemakaian
APD.
JENIS GAS DETECTOR
Alat pengukur konsentrasi gas umumnya terdiri 4 (empat) jenis yaitu :

1. Combustible /Flammable Gas Detector


2. Toxic Gas Detector
3. Oxygen Analyzer
4. Combination (multi) Gas Detector
PEMILIHAN GAS DETECTOR

1. Sesuai bahan yang akan diukur


2. Efectif dan efisien
3. Tingkat ketelitian tinggi
4. Mudah dioperasikan (simpel)
5. Mudah dikalibrasi
6. Suku cadang mudah didapat
EXPLOSIMETER
• Combustible/ Flammable Gas Detector
Alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur kandungan
gas atau uap suatu zat yang menyala/ mudah terbakar di udara.

Explosimeter terdiri dari 2 (dua) jenis :

1.Portable system
2.Fixed System
EXPLOSIMETER PORTABLE

Skala Pembacaan

Sampling line

Aspirator
EXPLOSIMETER PORTABLE
• Pada salah satu sisinya terpasang aspirator bulb untuk
menghisap contoh udara, dan pada sisi yang lain yang
berlawanan terpasang saluran tempat masuknya contoh
udara.

• Langsung dapat digunakan untuk mendeteksi


konsentrasi gas di udara sekeliling.Menggunakan
sampling line untuk mempermudah pendeteksian
area tertentu seperti manhole tangki dan lain-lain.
EXPLOSIMETER PORTABLE

● Explosimeter (portable) terdiri dari filament


detector dalam kesatuan sirkuit Jembatan
WHIETSTONE

• battery 9 Volt (enam buah battery kering


1,5 Volt DC size D) atau model charge
dengan tegangan listrik 110 / 220 Volt AC.
PENGUKURAN EXPLOSIMETER

1. Hasil pengukuran pada Explosimeter


dalam prosentase (%) di bawah LEL
(Lower Explosivity Limit)

1. Dapat dilihat pada meter dalam


bentuk skala prosentase yang
ditunjukkan mulai dari 0 % sampai
dengan 100 % LEL.
DATA FLAMABILITAS

Material LEL UEL FP (C) AIT(C)


• Hydrogen •4 • 75 • Gas • 585
• Methane •5 • 15 • Gas • 538
• Propane •2 • 9.5 • - 104 • 466
• Naphtha • 1.1 • 5.9 • -18 • 288
• Diesel • 0.7 • 5.0 • 32 – 96 • 256
• Fuel Oil •1 • 5.0 • 66 • 262 -
407
FLAMMABLE LIMIT – UEL DAN LEL
13
12 Daerah Kaya (Too Rich)
11
10
9
8
7 Flammable Range
6 Daerah Kurang
Daerah Bisa
Oksigen
5
4 UEL LEL
3
2
1 Daerah Miskin (Too Lean)
21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Oksigen %
STUDI KASUS 1 DAERAH BISA TERBAKAR
(FLAMMBLE RANGE )
Tidak terbakar , mengapa?

Daerah miskin

Daerah

bisa terbakar

Daerah kaya
gasoline
GAS BERACUN

Pengertian berbahaya dan beracun adalah apabila


gas-gas tersebut terhirup , terserap, kontak
dengan kulit akan menyebabkan gangguan atau
kerusakan organ.
NILAI AMBANG BATAS GAS (PPM)

GAS BERACUN tlv STEL IDLH

H2S 10 15 1.500
CO 50 400 -
NH3 25 35 -
2 5 30
SO2 0.5 1
CI2

IDLH : Immediately Dangerous to Life and Health


TOXIC GAS DETECTOR

Toxic Gas Detector : alat untuk mendeteksi adanya gas-


gas yang berbahaya dan beracun bagi kehidupan.

Model :
- Alat Deteksi Kapsul (Tube Detector)
- Alat Deteksi Jinjing (Portable)
- Alat Deteksi Sistem Terpasang tetap ( Fixed
System)
K LIBRASI
a. Setiap alat ukur harus dilakukan
A40
kalibrasi
secara periodik.
b. Dengan kalibrasi dapat diketahui sensor masih

berfungsi dengan baik.

c. Kalibrasi dilakukan untuk mengatur


ulang
pembacaan dengan menggunakan
gas

standard.
KALIBRASI

d. Setiap
peralatan mempunyai
karakteristik tersendiri , untuk
mengkalibrasi harus
mengikuti
petunjuk yang
dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya.

e. Sebaiknya kalibrasi
dilakukan
setiap alat pendeteksi akan

digunakan.
42 S.O.P – GAS DETECTOR

₪ ON
₪ Cek baterai – power – catu daya
₪ Flushing dengan Fresh Air ( Udara segar)
₪ Kalibrasi
₪ Pengukuran
₪ Pencatatan (recording)
₪ Flushing dengan Fresh Air
₪ OFF
TEORI BIDANG EMPAT KEBAKARAN
(TETRAHEDRON OF FIRE)
SUMBER PANAS

API
LISTRIK PENGELASAN
TERBUKA

REAKSI
MEROKOK ARSON/ ALAM
KIMIA
PEMBAKARAN
Proses Penjalaran Api
PROSES PENYALAAN BAHAN
BAKAR
DALAM SUHU NORMAL

Gasoline/bensin pada suhu


Ruangan sudah mengeluarkan
Uap yang cukup untuk terbakar

solar Bensin
TITIK NYALA (FLASH POINT)
Titik nyala adalah temperatur terendah dimana
suatu bahan mengeluarkan uap yang cukup untuk
menyala sesaat jika terdapat sumber panas.
Semakin rendah titik nyala, maka bahan tersebut
semakin mudah terbakar atau menyala.
Sebagai contoh titik nyala minyak tanah antara 30
– 70˚C, premium -43˚C dan propane -104˚C. Titik
nyala ini perlu diperhatikan dalam kegiatan
pengolahan, penyimpanan atau pengangkutan
bahan kimia khususnya yang mudah terbakar atau
meledak (Ramli, 2010).

FP
KLASIFIKASI KEBAKARAN NFPA 10 : 2018
MEDIA PEMADAM
JENIS MEDIA PEMADAM

1. JENIS CAIR : Air, Busa kimia, Busa mekanis , AF3.


2. JENIS PADAT : Dry chemical ( Dry powder ), pasir tanah, fire blanket.
3. JENIS GAS : CO2, HFC ( Inergen ) halon & CFC free

Tujuan utama mengetahui media pemadaman kebakaran


adalah untuk :
* Mengenal berbagai jenis bahan / media pemadam api dengan
maksud untuk memahami ciri dari masing-masing media,
keunggulan dan kelemahannya
* Mampu memilih media yang tepat untuk suatu jenis/klasifikasi kebakaran
TEKNIK PEMADAMAN
KEBAKARAN
Teknik-teknik pemadaman api antara
lain :

- Cooling / Pendinginan
- Smothering / Isolasi
- Starvation / Stop Suplay
- Breaking Chain
Reaction
BAHAN BAKAR

COOLING/PENDINGINAN

I
RANTA
OKSIG I
EN REAKS
KIMIA

Memadamkan api dengan air


SMOTHERING/ MENGISOLASI OKSIGEN

Menutup drum yang terbakar


BAHAN BAKAR
STARVATION/
MENSTOP SUPLAY BAHAN BAKAR
BAHAN BAKAR

Menutup keran / valve pada


Tangki yang terbakar
BREAKING CHAIN REACTION
MEMECAHKAN RANTAI REAKSI KIMIA
BAHAN BAKAR

Memadamkan API dengan APAR


KLASIFIKASI KEBAKARAN
• Tujuan:
– memudahkan pemililhan media pemadam yang tepat dari berbagal tipe
bahan bakar.
• Klasifikasi kebakaran:
– Klas A : Bahan padat (kertas, kayu, plastik,
dll.)
– Klas B : Bahan cair atau gas mudah terbakar
– Klas C : Instalasi listrik

– Klas D : Bahan logam


H2S

H2 S
H2S (ppm) Effects & Symptoms

4.60 Bau tercium


HYDROGEN
SULPHIDE 10 Iritasi pada mata

27 Bau menyengat

100 Batuk, iritasi mata


Rusaknya indera pencium
200 – 300 Peradangan pada saluran pernafasan

500 – 700 Tidak sadar, kemungkinan fatal dalam


1 jam
700 - 1000 Langsung tidak sadar, pernafasan
berhenti, tewas
CO

CO (ppm) Effects & Symptoms

CO 30 Level eksosure yang diijinkan

CARBON 200 Tidak nyaman, sakit kepala ringan


MONOXIDE
400 Sakit kepala berat

1000 Mual, bingung

2000 Kejang
TWA=30ppm
2500 Tidak sadarkan diri
STEL=60ppm
4000 Fata
l
JELASKAN TUGAS DAN FUNGSI PERSONIL K3
DITEMPAT KERJA REKAN2 & DIMANA POSISI
ANDA SAAT INI ?
SHAPING Safety Director
Safety Manager
• Membangun sistim
• Integrasi Safety Coordinator
• Bangun Budaya Safety Supervisor
• Bangun Komitmen Safety Officer

SERVICING Safety man


Inspector
• Pembinaan ,Pelatihan
• Audit ,Assessmen
• Saran
• Dukungan teknis dan ahli

SAFE GUARDING
• Pengawasan tempat kerja
• Tanggap darurat & penanggulangan
• Inspeksi K3 & Pengendalian bahaya
• Analisa risiko dan bahaya

Anda mungkin juga menyukai