PESAWAT UAP
PESAWAT UAP
SELAIN KETEL UAP
PEMANAS AIR
PENGERING UAP
PENGUAP2 / SULINGAN
BEJANA UAP
IV. PENGETAHUAN TENTANG KETEL UAP
Pabrik gula, Pabrik CPO
Pabrik Textil, Konveksi
Pengolahan minyak bumi
Pabrik makanan/minuman
Hotel-hotel , Rumah Sakit
POWER PLAN (PLTU/PLTN)
BOILER DI PABRIK CPO / PMKS
PABRIK MAKANAN
LOKOMOTIF
1. Menurut Working Pressure
KUALITAS / STANDAR BAHAN
a. Wp < 0,5 Kg/cm2
b. Wp > 0,5 Kg/cm2 SAFETY DIVICES
2. Menurut konstruksinya
a. Ketel Uap Tetap (stationary boiler) AKTE IJIN
b. Ketel Uap Berpindah ( packeged boiler)
Stasionary Boiler
Packeged Boiler
3. Menurut kapasitasnya
a. Ketel Uap kapasitas > 10 T/jam OPERATOR KELAS I
b. Ketel Uap kapasitas < 10 T/jam OPERATOR KELAS II
4. Menurut Tempat Kedudukannya
a. Ketel Uap di Laut 1 th sekali
Kerugian :
1. Tekanan operasi steam terbatas untuk tekanan rendah 18 bar.
2. Jika dibandingkan dengan water tube, kapasitas steamnya
relative kecil (13.5 Ton/H).
3. Tempat pembakarannya sulit dijangkau sehingga susah untuk
dibersikan, diperbaiki, dan diperiksa kondisinya.
4. Banyak energi kalor yang terbuang langsung menuju stack
sehingga nilai effisiensinya rendah
Ketel pipa air ( Water tube boiler )
Keuntungan :
1. Kapasitas steam besar hingga 450 TPH.
2. Tekanan operasi mencapai 100 Bar.
3. Nilai effisiensi lebih tinggi jika dibanding fire tube boiler
4. Untuk melakukan pemeriksaan, pembersihan, dan perbaikan
tungku mudah dijangkau
Kerugian :
1. Water tube boiler ini proses konstruksinya lebih detail.
2. Investasi awal relative lebih mahal.
3. Penanganan air yang masuk ke boiler dalam sistem ini
lebih sensitif sehingga perlu dijaga mutu dan kualitas airnya
4. Konstruksinya membutuhkan area yang luas karena mampu
menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang lebih besar.
kombinasi
6. Berdasar Bahan bakar
a. Bahan bakar padat ;
kayu, serabut & cangkang sawit, bagase, batu bara
d. Nuclear U235
7. Berdasarkan suhu dan tekanan uap
Boiler subcritical,
tekanan : 16-17 Mpa (160-170 bar)
temperatur uap : 547 oC
efisiensi : 38%.
Boiler supercritical,
tekanan : 22-24 Mpa (220-240 bar)
temperatur uap : 560 oC
efisiensi : 45 %.
Boiler ultra-supercritical,
tekanan : > 26 Mpa (260 bar)
temperatur uap : 700 oC
efisiensi : 50 %.
KETEL UAP TEKANAN TINGGI
A. Tingkap pengaman ( Safety Valve)
Fungsi : Membuang tekanan pada Saat tekanan di dalam
Boiler telah mencapai tekanan kerja maksimum yang
diizinkan.
B. Pedoman tekanan ( Manometer )
Fungsi : Menunjukkan tinggi tekanan steam dalam Boiler.
F. TBAT
Fungsi : hanya berupa tanda bahwa
Permukaan air tidak boleh lebih Rendah dari
tanda tsb.
G. Kerangan cabang tiga memakai Flens Coba, tepat berada di
bawah manometer.
Fungsi : Sebagai tempat Manometer yang sudah dikalibrasi
H. Katup Blowdown
Fungsi : membuang kotoran yang mengendap di dalam air
I. Man Hole
Fungsi : Lewat petugas penguji/ Pemeliharan boiler.
40
1. UNSAFE CONDITION
a. Bahan/ Material yang digunakan tidak sesuai ketentuan
Contoh :
ASME SA 516 Gr 70
DIN 17115 H II
BS 1501
JIS 3103 SB.42
b. Ketebalan pelat kurang/ berkurang
c. Mutu las rendah
d. Apendages tidak lengkap / tidak berfungsi.
e. Mutu Air Umpan boiler rendah.
2. UNSAFE ACTION
a. Pemakai menggunakan secara tidak sah/ilegal
b. Operator
Membuat alat pengaman tidak berfungsi
Mengoperasian tidak sesuai Prosedur
Lalai / Meninggalkan tempat pengoperasiannya
c. Riksa Uji yang tdk berkualitas :
Pelaksana tidak berwenang
Prosedur tidak sesuai ketentuan
Peralatan uji
1. Perencanaan
2. Pembuatan
3. Perakitan / Pemasangan
4. Pemakaian
5. Pemeliharaan
6. Modifikasi / Reparasi
7. Riksa Uji
PEMBUAT
Perusahaan pembuat yang
ber-SKP Dirjen BINWASNAKER
Kemenaker RI.
1. Gambar konstruksi
kalkir = 1 set, afdruknya 4 set
skala minimal 1 : 12
2. Gambar detail sambungan las / rol
(skala 1:1, kalkir satu set, afdruknya 4 set).
3. Perhitungan kekuatan konstruksi
(Gronslagen,ASME, DIN, BS, atau JIS)
4. Material certificat yang syah.
(Shiping Beareu, Lyoid Register, DOT, TUV)
1. Boiler dapat mulai dibuat setelah pengesahan
gambar Rencana telah diberikan oleh Direktur
PNK3 Kemnaker RI.
2. Pembuatan di perusahaan pembuat diawasi
secara terus menerus/ riksa-uji oleh Pengawas
Ketenagakerjaan/AK3 spesialis PUBT.
3. Pengawasan Proses Pengelasan
Welder memiliki Sertifikat Juru Las Kelas I
Penggunaan Elektroda Las
4. Pengujian dengan Radiografi
X-ray / Gamma-Ray
Dilaksanakan oleh Radiographer yang
berwenang dari PJK3 yang memiliki SKP dari
Dirjen Binwasnaker Kemenakertrans.
Contoh hasil NDT
5. Heat treatment
Dilakukan pemanasan dengan suhu sampai
sekitar 7000 C
6. Pembuatan Dokumen pengawasan pembuatan
Dukumen ditandatangani engineer perusahaan pembuat
dan Pengawas Ketenagakerjaan / AK3 spesialis PUBT
dilampiri :
gambar konstruksi,
gambar detail sambungan,
sertifkat bahan,
perhitungan kekuatan konstruksi,
hasil NDT,
laporan heat treatment
DOKUMEN
PEMBUATAN
KOMPONEN
Stasionery boiler TERPISAH
PERLU DIRAKIT
1. Sebelum dikakukan pembuatan pondasi Stationary
boiler di lokasi, harus dilaporkan terlebih dahulu ke
Disnaker setempat
2. Perusahaan perakit harus memiliki SKP sbg perusahan
perakit Boiler dari Dirjen PPK.
5. BEJANA-BEJANA PENGUAP
V (dm³) x P (Kg/Cm²) ≤ 300
V < 75 dm³
CARA MENDAPATKAN AKTE IJIN ?????
PEMAKAI
Pelaksana reparasi :
PJK3 bidang perepasi Boiler yang memiliki SKP Dirjen PPK.
BOILER PENELITIAN
35 TAHUN BAHAN
LISENSI K3 /
SIO
Operator kelas I berwenang melayani:
a. Sebuah ketel uap dengan kapasitas uap lebih besar
dari 10 ton/jam.
b. Pesawat uap selain ketel uap untuk semua ukuran.
c. Mengawasi kegiatan operator kelas II bila menurut
ketentuan pada peraturar ini perlu didampingi
operator kelas II.