Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

CALON AHLI K3 UMUM ANGKATAN XLV TAHUN


2016
PENGAWASAN NORMA K3 PUBT DAN K3 MEKANIK
PADA PABRIK GULA PTPN X KREMBOONG

Oleh:

1. Adinda Fuadillah Alhumaira


2. Afra Anindyta
3. Dony Febriyan
4. Enny Sekti Fidayanti
5. Fendi Ilham Firmansyah
6. Firmansyah Eko Hadi Pratama
7. Putri Susanti
8. Ragil Aji Samudra

Diselenggarakan Oleh:
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
Bekerja Sama Dengan
KEMENTRIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
RI
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan
Kunjungan Industri di Pabrik Gula PTPN X Kremboong - Kec.
Krembung, Sidoarjo ini dapat terselesaikan. Adapun penyusunan Laporan
Kunjungan Industri ini berdasarkan data yang diperoleh selama
melakukan Kunjungan Industri, buku pedoman, serta data dan keterangan
dari pembimbing. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan
Kunjungan Industri tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena
itu kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Para pengajar dari DISNAKER Propinsi JATIM yang telah
memberikan materi dan pemahaman mengenai K3.
2. Panitia Penyelenggara dari PPNS yang telah menyelenggarakan
kegiatan ini dengan cukup baik.
3. semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini, termasuk keluarga,
Teman-teman peserta Pelatihan dan Perusahaan yang telah
mengizinkan untuk mengikuti kegiatan Pelatihan Calon Ahli K3
Umum.
Laporan kunjungan industri ini merupakan bentuk aplikasi dari
pelatihan calon anggota Ahli K3 umum yang diselenggarakan oleh PPNS
dan bekerja sama dengan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI,
yang bertujuan agar Calon Ahli K3 Umum dapat mengetahui bagaimana
penerapan sistem K3 di suatu perusahaan, sehingga nantinya dapat
sebagai bekal untuk terjun ke dunia industri yang sebenarnya.
Akhirnya, kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan
kunjungan industri masih banyak kekurangan. Demikian kata pengantar ini
kami buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi diri pribadi kami
sendiri dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 23 Agustus 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup................................................................................2
1.4 Dasar Hukum...................................................................................3
BAB II FAKTA DAN MASALAH....................................................................4
2.1 Proses Produksi pada Pabrik Gula PTPN X Kremboong ...............4
2.2 Temuan Negatif................................................................................7
a. Temuan Negatif pada Area Pesawat Uap & Bejana Tekan.......7
b. Temuan Negatif pada Area Pesawat Angkat dan Angkut..........7
2.3 Temuan Positif..................................................................................7
a. Temuan Positif pada Area Pesawat Uap & Bejana Tekan.........7
b. Temuan Positif pada Area Pesawat Angkat dan Angkut............8
BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH.....................................10
3.1 Analisa Temuan Negatif dan Positif...............................................10
a. Temuan Positif pada Area Pesawat Uap & Bejana Tekan dan
pada Area Pesawat Angkat dan Angkut....................................10
b. Temuan Negatif pada Area Pesawat Uap & Bejana Tekan dan
pada Area Pesawat Angkat dan Angkut....................................18
3.2 Pemecahan Masalah.....................................................................26
a. Rekomendasi untuk Temuan Negatif pada Area Pesawat Uap
& Bejana Tekan.........................................................................26
b. Rekomendasi untuk Temuan Negatif pada Area Pesawat
Angkat dan Angkut....................................................................30
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................32
4.1 Kesimpulan....................................................................................32
4.2 Saran..............................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................34
LAMPIRAN.................................................................................................35

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada saat ini Kemajuan dan penerapan teknologi suatu industri
berkembang sangat cepat sehingga dalam meningkatkan efisiensi
dan produkstivitas, penggunaan bahan dan peralatan produksi yang
semakin rumit dan kompleks tidak bisa dihindari. Makin kompleknya
peralatan yang digunakan, makin besar pula kecelakaan kerja yang
ditimbulkan apabila tidak dilakukan penanganan dan pengendalian
sebaik mungkin.
Perkembangan industri yang semakin pesat tersebut menuntut
pula adanya peningkatan kualitas dari sumber daya manusia yang
ada. meliputi: profesionalisme, daya saing, dan kompetensi tenaga
kerja yang ditujukan pada peningkatan kemandirian, kewirausahaan,
etos kerja, disiplin, dan mempunyai keahlian yang sesuai dengan
spesifikasi di bidangnya.
Oleh Karena itu Training ahli k3 umum kunci keberhasilan
dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan
menuju produktivitas dan efisiensi untuk meningkatkan daya saing
perusahaan. Berdasarkan UU No.1 Tahun 1970 dan peraturan
pelaksanaannya pada Permen No.4/MEN/87 pasal 2 mewajibkan
perusahaan mempunyai ahli k3 agar pelaksanaan k3 di tempat kerja
berjalan optimal. Tujuan dari training ini yang merupakan program
dari depnaker untuk mempersiapkan ahli - ahli K3 di perusahaan
yang dapat membantu mengembangkan K3 di perusahaan.
Guna menunjang terwujudnya Ahli K3 yang memiliki kualifikasi
unggul dan sesuai dengan standar kompetensi dunia kerja maka
pengadaan Kunjungan Industri sangat diperlukan.
Salah satu industri proses yang menggunakan teknologi rumit
dan kompleks adalah industri pembuatan gula. Pada kunjungan
industri kali ini kami telah melakukan pengamatan secara langsung

1
pada Pabrik Gula di PTPN X Kremboong - Kec. Krembung, Sidoarjo.
Pada kunjungan yang telah dilaksanakan, dilakukan inspeksi pada
norma K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan (PUBT) serta K3 Mekanik
untuk mengetahui tingkat penerapan dan evaluasi atas risiko bahaya
dan juga kepatuhan terhadap peraturan yang telah diatur oleh
Pemerintah. Jadi Kunjungan industri ini dilakukan bertujuan agar
Calon Ahli K3 Umum dapat mengetahui bagaimana penerapan
sistem K3 di suatu perusahaan, sehingga nantinya dapat sebagai
bekal untuk terjun ke dunia industri yang sebenarnya.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan kunjungan industri di Pabrik Gula PTPN X
Kremboong - Kec. Krembung, Sidoarjo adalah sebagai berikut:
Tujuan Umum :
Peserta Calon Ahli K3 Umum diharapkan Mengetahui bagaimana
Penerapan sistem K3 di suatu perusahaan.
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui sejauh mana penerapan K3 di bidang PUBT dan
Mekanik (angkat & angkut) pada Pabrik Gula PTPN X Kremboong
- Sidoarjo sesuai peraturan perundangan undangan yang berlaku;
2. Mengetahui sumber bahaya terkait PUBT dan pesawat angkat
angkut pada Pabrik Gula PTPN X Kremboong - Sidoarjo
3. Calon Ahli K3 Umum dapat memberikan rekomendasi dari hasil
temuan yang tidak sesuai dengan Peraturan dan Undang-undang
di Pabrik Gula PTPN X Kremboong Sidoarjo

1.3 RUANG LINGKUP


Ruang Lingkup pembahasan pada laporan ini meliputi :
1. Pengawasan pada K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
2. Pengawasan pada K3 Mekanik (Angkat Angkut)

1.4 DASAR HUKUM

2
Dasar Hukum pada laporan ini meliputi :
Undang-undang No. 1 Th.1970.Tentang Keselamatan Kerja

Undang-undang No. 13 Th.2013 Tentang Ketenagakerjaan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.


Per-08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri

Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang SMK3 Kriteria audit 6.4.4

a. Dasar Hukum K3 PUBT


Undang-undang Uap Th. 1930 dan Peraturan Uap Th.1930
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Per-01/MEN/1982 tentang Bejana Tekanan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1988
tentang Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat
UAP
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.06/MEN/1990
tentang ketentuan pewarnaan tabung gas bertekanan
b. Dasar Hukum K3 Mekanik (Angkat-Angkut)
Permenaker No.PER.04/MEN/1985 Tentang Pesawat
Tenaga dan Produksi
Permenaker No.PER.01/MEN/1982 Tentang Pesawat Angkat
dan Angkut
Permenakertrans No.PER.09/MEN/VII/2010Tentang operator
Petugas Pesawat Angkat dan Angkut

BAB II
FAKTA DAN MASALAH

3
2.1 Proses Produksi pada Pabrik Gula PTPN X Kremboong
Sidoarjo
Pabrik Gula Kremboong terletak di Kecamatan Kremboong,
Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur, merupakan salah satu dari
SBU Gula PTPN X yang menjalankan fungsi mengolah bahan baku
tebu menjadi gula, berdiri sejak tahun 1847, dengan kapasitas
produksi 2.500 TCD.
Proses pengolahan (produksi) yang dilaksanakan di PG
Kremboong adalah proses sulfitasi netral. Tebu setelah ditebang dari
kebun kemudian diangkut dengan truk atau lori menuju emplasement
pabrik untuk ditimbang. Setelah ditimbang, tebu dari truk atau lori
diangkat oleh cane unloading dan diletakkan di meja tebu untuk
melalui tahapan-tahapan proses selanjutnya. Secara garis besar,
proses produksinya dapat dibagi menjadi enam unit, yaitu:
1. Stasiun Gilingan
Proses di Stasiun Gilingan dapat dibedakan menjadi dua tahap,
yaitu proses pendahuluan dan ekstraksi tebu. Tebu yang masih
berupa lonjoran dipotong-potong dan dicacah pada alat
pendahuluan hingga menjadi serabut yang berukuran sekitar 5
cm. Kemudian serabut-serabut tebu ini diekstraksi menggunakan
gilingan hingga nira yang ada dalam batang tebu terperas. Untuk
meningkatkan efisiensi pemerahan, ditambahkan air imbibisi.
Nira yang dihasilkan masih mengandung banyak pengotor,
disebut nira mentah, dan akan diproses selanjutnya di Stasiun
Pemurnian, sedangkan ampas yang dihasilkan akan digunakan
sebagai bahan bakar Boiler.
2. Stasiun Pemurnian
Zat-zat bukan gula yang terdapat dalam nira dipisahkan dengan
mengendalikan suhu, pH, dan waktu tinggal di tiap peralatan
agar sukrosa yang terkandung dalam nira tidak terinversi.
Sebagian besar zat-zat bukan gula tersebut akan terpisahkan
sebagai blotong dan nira yang dihasilkan disebut nira jernih.

4
3. Stasiun Penguapan
Nira jernih masih memiliki kadar air tinggi. Untuk mengefisienkan
pemakaian uap pada proses kristalisasi nantinya, air dalam nira
diuapkan hingga nira mencapai 30 32 derajat Celcius. Proses
penguapan ini dilakukan secara hampa udara.
4. Stasiun Masakan
Nira kental yang dihasilkan diuapkan lebih lanjut hingga
terbentuk kristal gula. Proses kristalisasi ini juga dilaksanakan
dalam kondisi hampa udara. Untuk mencapai ukuran kristal yang
diinginkan, proses masakan dibagai dalam beberapa tahap.
Hasil akhir Stasiun Masakan adalah massecuite, yaitu krital gula
yang masih mengandung lapisan-lapisan strup disekelilingnya.
5. Stasiun Puteran
Krital gula dalam massecuite dipisahkan dari strup dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal. Proses sentrifugasi ini juga
dilakukan dalam beberapa tahap, tergantung jenis massecuite
yang diputar.
6. Stasiun Penyelesaian
Gula yang dihasilkan Stasiun Puteran masih mengandung kadar
air yang cukup tinggi, oleh karena itu gula dikeringkan dan
didinginkan dengan menggunakan Sugar Drier and Cooler (SDC)
hingga diperoleh gula dengan kadar air dan suhu yang
diharapkan.

5
Gambar alur produksi gula PG Kremboong dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Bagan Alur Proses Pengolahan Gula pada Pabrik Gula PTPN X Kremboong - Kec. Krembung, Sidoarjo

6
2.2 Temuan Negatif Pada Pabrik Gula PTPN X Kremboong
Kec.Krembung, Sidoarjo
Berdasarkan hasil wawancara, inspeksi dan checklist pada area
Pesawat Uap & Bejana Tekan (PUBT) dan Mekanik (Angkat &
Angkut) maka secara garis besar temuan negatif didapat :
a. Temuan Negatif pada Area Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Botol baja yang tergeletak sembarangan di sekitar jalan
tempat boiler dan kondisi berkarat/korosif.
Cat botol baja yang sudah mulai memudar
Dua botol baja yang berisi gas berbeda diletakkan saling
berdekatan dan tidak diberi alat anti guling serta Peletakan
kabel yang berserakan.
Pekerja tidak menggunakan APD lengkap dalam melakukan
tugasnya, seperti kacamata las (gogle), sarung tangan, dan
respirator.
b. Temuan Negatif pada Area Pesawat Angkat dan Angkut
Pengait beban tidak dilengkapi kunci pengaman
Tidak ada rigger
Tidak tersedia lampu isyarat suara pada jalan yang dilintasi
ril kereta
Tidak terdapat pengaman pinggir pada conveyor pembawa
bagas dan sisa hasil pembakaran (ampas).
Tidal terdapat penutup pada conveyor pembawa bagas dan
sisa hasil pembakaran (ampas).

2.3 Temuan Positif Pada Pabrik Gula PTPN X Kremboong


Kec.Krembung, Sidoarjo
Berdasarkan hasil wawancara, inspeksi dan checklist pada area
Pesawat Uap & Bejana Tekan (PUBT) dan Mekanik (Angkat &
Angkut) maka secara garis besar temuan positif didapat :
a. Temuan Positif pada Area Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Pesawat uap/ketel uap yang beroperasi sudah dilengkapi
surat/akte ijin (pasal 6 UU Uap thn 1930)

7
Pemeriksaan pada ketel uap telah dilakukan secara berkala
(Peraturan Uap thn 1930 pasal 40 ayt 1)
Ketel uap telah dilakukan pengujian secara rutin dan sesuai
prosedur (Peraturan Uap thn 1930 pasal 44)
Operator telah memenuhi syarat kualifikasi (Permenaker
No.PER.01/MEN/1988 pasal 3)
Peralatan Apendages (safety devices) masih dalam kondisi
baik (Peraturan Uap thn 1930 pasal 12 s/d 15)
Warna cat pada tabung bejana tekan sudah sesuai pasal 23
Permenaker No.PER.01/MEN/1982
Safety Sign (rambu-rambu K3) pada area PUBT Sudah
mencukupi dan memenuhi standar (Permenaker No.
05/MEN/1996)
b. Temuan Positif pada Area Pesawat Angkat dan Angkut
Operator pesawat angkat angkut telah memiliki lisensi k3.
Hal ini telah sesuai dengan Permenakertrans RI No :
PER.09/MEN/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat
Angkat dan Angkut.
Operator peralatan angkat telah menghindari pengangkatan
muatan melalui orang-orang saat melakukan pengangkatan
muatan. Sesuai dengan Permenaker RI, No :
Per.05/MEN/1985 tentang pesawat angkat dan angkut, BAB
III, Pasal 23.
Beban maksimum yang diijinkan dari pesawat angkat angkut
telah ditulis pada bagian yang mudah dilihat. Hal ini telah
sesuai Permenaker RI, No : Per.05/MEN/1985 tentang
pesawat angkat dan angkut, BAB I, Pasal 3, Ayat 1.
Penurunan dan pengangkatan muatan pada pesawat angkat
angkut dilakukan secara perlahan-lahan. Hal ini telah sesuai
Permenaker RI, No : Per.05/MEN/1985 tentang pesawat
angkat dan angkut, BAB I, Pasal 3, Ayat 3.
Tali serat digulung pada tromol yang tidak memiliki
permukaan tajam. Hal ini telah sesuai Permenaker RI, No :

8
Per.05/MEN/1985 tentang pesawat angkat dan angkut, BAB
III, Pasal 10, Ayat 4.
Sudah terdapat indikator pengukur berat muatan pada keran.
Hal ini telah sesuai Permenaker RI, No : Per.05/MEN/1985
tentang pesawat angkat dan angkut, BAB III, pasal 73.

9
BAB III
ANALISA PEMECAHAN MASALAH

3.1 Analisa Temuan Negatif dan Positif


Berikut ini adalah Analisa hasil temuan positif pada area Pesawat Uap & Bejana Tekan (PUBT) dan Mekanik (Angkat &
Angkut) :
a. Temuan Positif pada Area Pesawat Uap dan Bejana Tekan dan pada Area Pesawat Angkat dan Angkut
Temuan Positif pada Area Pesawat Uap dan Bejana Tekan

10
No. Temuan Positif Foto Analisa (Deskripsi)
1. Pesawat uap/ketel uap yang Berdasarkan UU uap thn 1930 pasal 6 ayat
beroperasi di dalam pabrik 1,setiap perusahaan wajib memiliki A.I dari
gula sudah dilengkapi akte ijin kepala jawatan pengawasan keselamatan
untuk menjalankannya dari kerja ketika sebuah pesawat/ketel uap
kepala jawatan pengawasan beroperasi, kecuali jenis pesawat uap
keselamatan kerja. dengan kriteria yg disebutkan pada psl 7
(pasal 6 UU Uap thn 1930) Peraturan Uap 1930.
A.I diberikan bila riksa & uji atas pesawat
uap serta alat-alat perlengkapannya
(Gambar Spech Boiler PG.
memenuhi syarat. Dokumen A.I harus
Kremboong)
memenuhi syarat psl 6 Peraturan uap 1930.
Sebagai contoh : Name plate pada Ketel
uap harus sesuai dg dokumen A.I (Merk
Ketel, No.Serie Ketel, tekanan kerja ,Tgl.
Riksa terakhir).
2. Pemeriksaan pada ketel uap - Berdasarkan Peraturan uap thn 1930 pasal
telah dilakukan secara berkala 40 ayat 1 bahwa pemeriksaan dalam pd
(Peraturan Uap psl 40 ayt 1) ketel uap darat sekurang-kurangnya sekali
dalam 2 tahun. Pada PG. Krembung ketel
uapnya telah dilakukan pemeriksaan 2x dlm
1 tahun pada masa giling dan 1x dlm 1thn
diluar masa giling sehingga telah memenuhi
standart aturan.
3. Ketel uap telah dilakukan - Pengujian pada ketel uap dilakukan secara
pengujian secara rutin dan rutin dan sesuai prosedur yang dianjurkan
sesuai prosedur (Peraturan 11 (menurut pasal 44 Peraturan Uap thn 1930).
Uap thn 1930 pasal 44) Pengujian ini bisa berupa: Hidrostatik test,
NDT test, Steam test,dll.
3. Operator PU telah memenuhi Menurut Permenaker No.PER.01/MEN/1988
Temuan Positif pada Area Pesawat Angkat dan Angkut
No. Temuan Positif Foto Analisa
1. Operator pesawat angkat - Pada PG Kremboong, semua operator
angkut telah memiliki lisensi k3 pesawat angkat dan angkut telah memiliki
dan buku sesuai jenis dan lisensi K3 (SIO/SUrat Ijin Operator). Yang
kualifikasinya. mana hal ini telah sesuai dengan
rmenakertrans RI No : PER.09/MEN/2010
tentang Operator dan Petugas Pesawat
Angkat dan Angkut.

2. Operator peralatan angkat - Dari temuan yang didapat, bahwa operator


telah menghindari melakukan pengangkatan beban dengan
pengangkatan muatan melalui menghindari orang-orang sekitar.
orang-orang saat melakukan Berdasarkan PERMEN No.5 thn 1985 BAB
pengangkatan muatan. III pasal 23, operator peralatan angkat
menghindari pengangkatan muatan melalui
orang-orang saat melakukan pengangkatan
muatan.

12
3. Beban maksimum yang Berdasarkan PERMEN No.5 thn 1985 pasal
diijinkan dari pesawat angkat 3 ayat 2. Pada pesawat angkat dan angkut
angkut telah ditulis pada pada pabrik gula krembong, semua
bagian yang mudah dilihat. pesawat angkat angkut telah diberi tanda
beban maksimum yang di ijinkan.

(Gambar Beban Maks. diijinkan)


4. Penurunan dan pengangkatan Saat menurunkan dan pengangatan tebu,
muatan pada pesawat angkat operator crane sangat berhati-hati dan
angkut dilakukan secara perlahan-lahan. Yang mana hal ini telah
perlahan-lahan. sesuai dengan Permenaker RI,
No:Per.05/MEN/1985 tentang pesawat
angkat dan angkut, BAB I, Pasal 3, Ayat 3.
(Gambar Penurunan dan
pengangkatan muatan)

13
5. Tali serat digulung pada tromol Dari hasil observasi yang dilakukan,
yang tidak memiliki permukaan ditemukan tali serat digulung pada tromol
tajam. yang permukaannya tidak tajam, yang mana
hal ini telah sesuai dengan Permenaker RI,
No : Per.05/MEN/1985 tentang pesawat
angkat dan angkut, BAB III, Pasal 10, Ayat
(Gambar Tali serat digulung pd 4.
tromol yg tidak memiliki
permukaan tajam)
6. Sudah terdapat indikator Seperti terlihat pada gambar disamping,
pengukur berat muatan pada sudah terdapat indicator pengukur berat
keran. muatan pada keran. Hal ini telah sesuai
dengan Permenaker RI, No :
Per.05/MEN/1985 tentang pesawat angkat
dan angkut, BAB III, pasal 73.

(Gambar indikator pengukur berat


muatan)

14
b. Temuan Negatif pada Area Pesawat Uap dan Bejana Tekan dan pada Area Pesawat Angkat dan Angkut
Temuan Negatif pada Area Pesawat Uap dan Bejana Tekan

Temuan / Peraturan yang


No Lokasi Gambar Kondisi Analisa potensi bahaya
ketidakseusian terkait
1. Sekitar Botol baja yang Dapat menimbulkan Permenaker
Boiler tergeletak kecelakaan jika terjadi No.PER.01/MEN/198
sembarangan di kebocoran botol baja , dan 2 Tentang Bejana
sekitar jalan tempat dapat mengganggu lalu Tekan Pasal 35, dan
boiler dan kondisi lalang para pekerja yang 36
berkarat/korosif. lewat. Surat Edaran Tenaga
Kerja No.06
Cat botol baja yang /MEN/1990 Tentang
sudah mulai Ketentuan
(Gambar Botol baja yang
memudar Pewarnaan Tabung
tergeletak sembarangan dan
Gas Bertekanan
warna cat sudah memudar)

Dua botol baja yang Dapat menimbulkan Permenaker


Sekitar
2. berisi gas berbeda kecelakaan pada para No.PER.01/MEN/198
Boiler
diletakkan saling pekerja yang sedang 2 Tentang Bejana

15
berdekatan dan tidak melintas jika botol baja Tekan Pasal 35.
diberi alat anti guling terguling.
serta Peletakan kabel
yang berserakan.

(Gambar Dua botol baja yang


berisi gas berbeda diletakkan
saling berdekatan & Peletakan
kabel yang berserakan )
Pekerja tidak Dapat menimbulkan PERMENAKER
Tempat menggunakan APD kecelakaan kerja, seperti No.08/MEN/VII/2010
instalasi lengkap dalam percikan api yang Tentang Alat
3. evaporator melakukan tugasnya, dihasilkan dapat mengenai Pelindung Diri
(pesawat seperti kacamata las muka, mata, dan tangan Pasal 3, 4, dan 6
uap) (gogle), sarung dan bisa terpapar radiasi
tangan, dan selain itu posisi mengelas

16
respirator. yang kurang ergonomi
terlalu membungkuk
sehingga jika pekerjaan ini
dilakukan dalam waktu
yang lama dapat
menciderai bahu pekerja.

(Gambar Pekerja yang sedang


melakukan pengelasan diarea
instalasi evaporator )

17
Temuan Negatif pada Area Pesawat Angkat dan Angkut

Temuan / Peraturan yang


No Lokasi Gambar Kondisi Analisa potensi bahaya
ketidakseusian terkait
1 Loading Tidak terdapat kunci Sling atau rantai dapat Permenaker RI,
dan pada pengait beban terlepas sewaktu waktu No:
Unloading karna tidak adanya Per.05/MEN/1985
material pengunci pada pengait tentang Pesawat
Angkat dan
Angkut (BAB III,
(Gambar Ketika Loading dan Pasal 14, ayat 1)
Unloading material)
2 Loading Tidak terdapat Bahan yang diangkut dapat Permenaker RI,
sisa pengaman bagian jatuh ataupun tersebar No:
bahan pinggir dan tutup pada daerah sekitar Per.05/MEN/1985
bakar pada conveyor tentang Pesawat
Angkat dan
Angkut (BAB IV,
(Gambar Ketika Loading sisa
Pasal 77 dan 79)
bahan bakar)

18
3 Loading Tidak ada sign di Dapat menabrak orang Permenaker RI,
tebu sekitar jalur rel lori yang lewat karena tidak No:
dengan mengetahui adanya lori Per.05/MEN/1985
lori disekitar yang beroprasi tentang Pesawat
Angkat dan
Angkut (BAB VI,
(Gambar Ketika Loading tebu Pasal 127)
dengan lori)
4 Loading Tidak terdapat Bahan yang diangkut dapat Permenaker RI,
bagas pengaman bagian jatuh pada daerah sekitar No:
untuk pinggir pada Per.05/MEN/1985
dibawa ke conveyor tentang Pesawat
tempat Angkat dan
bagas Angkut (BAB IV,
(Gambar Ketika Loading bagas Pasal 77 dan 79)
untuk dibawa ke tempat bagas)

19
5 Loading Tidak ada rigger Kesalahan dalam Permenaker RI,
dan (orang yang bagian penangkapan informasi No:
unloading mengarahkan yaitu yang diberikan Per.05/MEN/1985
tebu orang yang bagian tentang Pesawat
mengaitkan kait pada Angkat dan
sling) Angkut (BAB III,
Pasal 19, Ayat 1)
(Gambar Ketika Loading dan
unloading tebu)

20
Keterangan:
Prosentase Hasil Temuan Positif dan Negatif pada Area
Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Berdasarkan hasil inspeksi yang telah dilakukan maka
ditemukan beberapa temuan positif dan temuan negatif pada area
PUBT. Dari checklist (20 point) yang telah terisi maka kami dapat
menghitung prosentase antara masing-masing temuan.

a) Terdapat 17 temuan positif


17
x100% 85%
20
b) Terdapat 3 temuan negatif
3
x100% 15%
20
Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
temuan pada area PUBT di Pabrik Gula PTPN X Kremboong - Kec.
Krembung, Sidoarjo untuk temuan positif sebesar 85 % dan
temuan negatif 15%. Karena data menunjukkan temuan positif
lebih besar dari pada temuan negative maka penerapan norma K3
PUBT pada area PUBT di Pabrik Gula PTPN X Kremboong -
Kec. Krembung, Sidoarjo sudah memenuhi dan mematuhi
peraturan yang berlaku.

Prosentase Hasil Temuan Positif dan Negatif pada Area


Pesawat Angkat dan Angkut
Berdasarkan hasil inspeksi yang telah dilakukan maka
ditemukan beberapa temuan positif dan temuan negatif pada area
Angkat & Angkut. Dari checklist (30 point) yang telah terisi maka
kami dapat menghitung prosentase antara masing-masing temuan.
a. Terdapat 25 temuan positif
25
x100% 83,3%
30
b. Terdapat 5 temuan negatif
5
x100% 16,7%
30
Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
temuan pada area Angkat & Angkut di Pabrik Gula PTPN X

24
Kremboong - Kec. Krembung, Sidoarjo untuk temuan positif
sebesar 83,3 % dan temuan negatif 16,7%. Karena data
menunjukkan temuan positif lebih besar dari pada temuan negative
maka penerapan norma K3 Pesawat Angkat & Angkut pada area
Pabrik Gula PTPN X Kremboong - Kec. Krembung, Sidoarjo sudah
memenuhi dan mematuhi peraturan yang berlaku.

25
3.2 Pemecahan Masalah
a. Rekomendasi Untuk Temuan Negatif pada Area Pesawat Uap dan Bejana Tekan

Temuan / Analisa potensi Peraturan yang


No Lokasi Saran / rekomendasi
ketidakseusian bahaya terkait
1 Sekitar Botol baja yang Dapat menimbulkan - Berdasarkan UU, Permenaker
Boiler tergeletak kecelakaan jika terjadi Penyimpanan/penempatan botol No.PER.01/MEN/1982
sembarangan di kebocoran botol baja, baja tersebut harus sesuai pada Tentang Bejana Tekan
sekitar jalan dan dapat mengganggu tempatnya, meskipun dalam Pasal 35, dan 36
tempat boiler lalu lalang para pekerja keadaan kosong botol baja harus Surat Edaran Tenaga
dan kondisi yang lewat. ditempatkan pada tempat yang Kerja No.06
berkarat/korosif. tepat, terhindar dari panas, harus /MEN/1990 Tentang
terlindungi dari cahaya matahari Ketentuan Pewarnaan
Cat botol baja dan penyebab karat, berventilasi Tabung Gas
yang sudah cukup dan tidak mengganggu Bertekanan
mulai memudar aktifitas pekerja.
- Jika warnanya sudah berubah,
luntur dan sudah tidak
menunjukkan lagi identitas warna

26
yang seluruhnya (50% luasan
permukaan badan botol baja)
dapat dilakukan pewarnaan
ulang, agar terhindar dari
kesalahan dalam penempatan
maupun penggunaan.
- Serta dilaksanakan pengujian
/pengetesan (hydrostatic test) di
bawah pengawasan Depnaker
jika akan Dilakukan penggantian
pengisian / penggunaan botol
baja tersebut.
- Bila sudah kosong pasanglah
kartu penana serta kembalikan
pada penyalur.

27
2. Sekitar Dua botol baja Dapat menimbulkan Sebaiknya penyimpanan/peletakan Permenaker
Boiler yang berisi gas kecelakaan pada para dilakukan secara terpisah karena No.PER.01/MEN/1982
berbeda pekerja yang sedang berdasarkan UU bahwa Tentang Bejana Tekan
diletakkan melintas jika botol baja penyimpanan botol baja harus Pasal 35.
saling terguling. dipisahkan menurut sifat-sifat
berdekatan dan gasnya. Dan tempat penyimpanan
tidak diberi alat diberi diberi tanda terang supaya
anti guling serta tidak keliru.
Peletakan kabel Selain itu, botol tersebut diberikan
yang pengikat satu sama lain (atau
berserakan. diberikan alat anti guling) agar tidak
tergelinding.
Pemberlakuan piket kebersihan
setiap kali selesai menggunakan
botol baja,misal menggulung kabel
dgn rapi agar sekitar area tersebut
aman.

3. Tempat Pekerja tidak Dapat menimbulkan Sehingga pengendalian yang PERMENAKER

28
instalasi menggunakan kecelakaan kerja, dilakukan yaitu dengan pemberian No.08/MEN/VII/2010
evaporator APD lengkap seperti percikan api APD yang sesuai dengan bahaya Tentang Alat Pelindung
(pesawat dalam yang dihasilkan dapat yang dihadapi (Walaupun Diri
uap) melakukan mengenai muka, mata, Pengusaha sudah menyediakan Pasal 3, 4, dan 6
tugasnya, dan tangan dan bisa APD). Selain itu perlu diadakan
seperti terpapar radiasi selain penerapan sanksi bagi pekerja yang
kacamata las itu posisi mengelas tidak memaki APD lengkap saat
(gogle), sarung yang kurang ergonomi bekerja. Dan memberikan
tangan, dan terlalu membungkuk pengarahan pada para pekerja akan
respirator. sehingga jika pekerjaan pentingnya penggunaan APD.
ini dilakukan dalam
waktu yang lama dapat
menciderai bahu
pekerja.

b. Rekomendasi Untuk Temuan Negatif pada Area Pesawat Angkat dan Angkut

29
Temuan / Analisa potensi Peraturan yang
No Lokasi Saran / rekomendasi
ketidakseusian bahaya terkait
1 Loading dan Tidak terdapat kunci pada Sling atau rantai Sebaiknya diberi pengunci Permenaker RI, No:
Unloading pengait beban dapat terlepas pada overhead crane agar Per.05/MEN/1985
material sewaktu waktu karna lebih aman tentang Pesawat
tidak adanya Angkat dan Angkut
pengunci pada (BAB III, Pasal 14,
pengait ayat 1)
2 Loading sisa Tidak terdapat pengaman Bahan yang diangkut Sebaiknya diberi pengaman Permenaker RI, No:
bahan bakar bagian pinggir dan tutup dapat jatuh ataupun pinggir, dan penutup pada Per.05/MEN/1985
pada conveyor tersebar pada daerah conveyor tentang Pesawat
sekitar Angkat dan Angkut
(BAB IV, Pasal 77
dan 79)
3 Loading Tidak ada sign di sekitar Dapat menabrak Sebaiknya memberikan safety Permenaker RI, No:
tebu dengan jalur rel lori orang yang lewat sign pada daerah perlintasan Per.05/MEN/1985
lori karena tidak lori, agar orang yang lewat tentang Pesawat
mengetahui adanya daerah tersebut mengetahu Angkat dan Angkut
lori disekitar yang akan adanya lori yang (BAB VI, Pasal 127)

30
beroprasi beroprasi
4 Loading Tidak terdapat pengaman Bahan yang diangkut Sebaiknya diberi pengaman Permenaker RI, No:
bagas untuk bagian pinggir pada dapat jatuh pada pinggir, dan penutup pada Per.05/MEN/1985
dibawa ke conveyor daerah sekitar conveyor tentang Pesawat
tempat Angkat dan Angkut
bagas (BAB IV, Pasal 77
dan 79)
5 Loading dan Tidak ada rigger (orang Kesalahan dalam Sebaiknya ditunjuk rigger, agar Permenaker RI, No:
unloading yang bagian penangkapan tidak terjadi miss komunikasi Per.05/MEN/1985
tebu mengarahkan yaitu orang informasi yang tentang Pesawat
yang bagian mengaitkan diberikan Angkat dan Angkut
kait pada sling) (BAB III, Pasal 19,
Ayat 1)

31
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara, inspeksi dan checklist pada
area Pesawat Uap & Bejana Tekan (PUBT) dan Mekanik (Angkat &
Angkut) maka ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan
penerapan norma K3 PUBT pada area PUBT di Pabrik Gula PTPN X
Kremboong - Kec. Krembung, Sidoarjo sudah memenuhi dan
mematuhi peraturan yang berlaku. (Dengan hasil prosentase
perhitungan dari checklist untuk temuan positif sebesar 85 % dan
temuan negatif 15%.)
Sedangkan penerapan norma K3 Mekanik khususnya Pesawat
Angkat dan Angkut di Pabrik Gula PTPN X Kremboong - Kec.
Krembung, Sidoarjo sudah memenuhi dan mematuhi peraturan yang
berlaku. (Dengan hasil prosentase perhitungan dari checklist untuk
temuan positif sebesar 83,3 % dan temuan negatif 16,7%.)
Walaupun ada sedikit temuan-temuan negatif yang
menyimpang dari aturan, hal ini umumnya disebabkan oleh human
error (Pekerja itu sendiri) namun secara keseluruhan Sistem K3 di
Pabrik Gula PTPN X Kremboong - Kec. Krembung, Sidoarjo sudah
diterapkan dengan baik.

32
4.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan pada laporan ini:
Meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia yang ada. Baik
dari sisi sistem manajemennya maupun pekerja
Revitalisasi terhadap semua peralatan sangat penting dan harus
terus dilaksanakan, hal ini sangatlah berpengaruh terhadap laju
operasional produksi
Inspeksi (Kunjungan Industri) ini harusnya perlu diperhatikan
lebih baik lagi kedepannya dan diperlukan inspeksi berkelanjutan
(analisis lebih lanjut) agar dapat menghasilkan data yang lebih
akurat.

DAFTAR PUSTAKA

www.ptpn10.com diakses pada tanggal 24/08/ 2016


Undang-undang No. 1 Th.1970.Tentang Keselamatan Kerja
Undang-undang No. 13 Th.2013 Tentang Ketenagakerjaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per-
08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang SMK3 Kriteria audit 6.4.4
Undang-undang Uap Th. 1930 dan Peraturan Uap Th.1930

33
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per-
01/MEN/1982 tentang Bejana Tekanan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-01/MEN/1988 tentang
Kwalifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat UAP
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.06/MEN/1990 tentang
ketentuan pewarnaan tabung gas bertekanan
Permenaker No.PER.04/MEN/1985 Tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi
Permenaker No.PER.01/MEN/1982 Tentang Pesawat Angkat dan
Angkut
Permenakertrans No.PER.09/MEN/VII/2010Tentang operator Petugas
Pesawat Angkat dan Angkut
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/64847/h11fna1.
pdf?sequence=1 diakses pada tanggal 24/08/ 2016

34
LAMPIRAN
Gambar Mengenai Stasiun Boiler (Spech)

Gambar Mengenai Stasiun Boiler (Revitalisasi)

35
36
37
38
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
Jalan Teknik Kimia Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111, Telepon (031) 5947186 5925524
Faksimile. (031) 5925524, e-mail : ppns-its@telkom.net

CHECKLIST K3 PUBT

Berikan tanda cek () pada jawaban !


UU Uap thn 1930 dan Peraturan Uap thn 1930 (PESAWAT UAP)
No. Pertanyaan YA TIDAK NA Keterangan
Apakah pesawat uap/ketel uap yang
beroperasi di dalam pabrik gula sudah
data A.I telah di riksa uji berkala baik oleh
1. dilengkapi surat/akte ijin untuk
Inspektore/PJK3
menjalankannya dr kpla jawatan pengawasan
keselamatan kerja? (pasal 6)
Pengendalian
(Peraturan Uap pasal 12 s/d 15)
2. Apakah peralatan safety devices tsb pesawat uap/ketel uap dilengkapi peralatan safety
berfungsi dengan baik (kondisi)? (Pasal 12), devices (Apendages) dan sudah memadai/mencukupi
terdiri dari
- 2 buah tingkap pengaman (safety
valve)
- Satu pedoman tekanan (manometer)
- 2 buah gelas pedoman air
- 2 buah alat (pompa) pengisi air (feed
water pump)
- 1 alat tanda bahaya (alat pengontrol
otomatis)
- 1 tanda batas air terendah
- 1 keran cabang tiga
39
- Kran penguras sebanyak diperlukan
(katup pembuangan/blow down)
- Lubang lalu orang/Pemeriksaan (300 x
400 mm)
- 1 pelat nama
Pemeriksaan dan Pengujian
(Pasal 40 Peraturan Uap 1930)
pemeriksaan 2x dlm 1 tahun pada masa giling dan 1x
Apakah pemeriksaan pada ketel uap telah
dlm 1thn diluar masa giling, pernah dilakukan
3. dilakukan secara berkala? (min. 2 thn sekali )
pemeriksaan secara khusus pada ketel uap ketika pipa-
psl 40 ayt 1
pipa bocor
Apakah selama ini inspeksi dilakukan sesuai
4. dengan prosedur dan dilakukan oleh pihak (pengujian Hidrostatis,NDT,Pemadatan,steam test)
yang berwenang?
Apakah Terdapat SOP yang terpasang pada
5.
pesawat uap/ketel uap
Apakah Air pengisinya ketel uap memenuhi
6.
syarat (diolah/Treatment/Tidak)
Apakah Kondisi Instalasi pipa masih baik?
7.
(tidak berkarat, berlubang, cat memudar)
Apakah mutu sambungan las memenuhi
8.
syarat
Analisa Sumber Bahaya
(Peraturan Uap pasal 12 s/d 15)
9. Apakah ketel uap pernah meledak?
Lingkungan Kerja
Apakah Lingkungan/Tata Letak pesawat
10.
uapnya sudah memenuhi syarat aman
11. Apakah terpasang rambu-rambu k3 di tempat

40
kerja tsb?
PERMENAKERTRANS No.01/MEN/1988 (OPERATOR PESAWAT UAP)
No Pertanyaan Y N NA Keterangan
Apakah Operator pesawat uap memiliki sertifikat dan
kualifikasi sesuai PERMENAKERTRANS
12. No.01/MEN/1988 pasal 3
- Operator kelas I (kapasitas uap >10 ton/jam)
- Operator kelas II (kapasitas uap <10 ton/jam)
Pekerja tidak menggunakan APD lengkap dalam
melakukan tugasnya, seperti kacamata las (gogle),
13. Apakah Operator menggunakan APD secara lengkap?
sarung tangan, dan respirator.
Tempat instalasi evaporator (pesawat uap)
14. Apakah terdapat Ahli K3 spesialis PUBT?
PERMENAKERTRANS No.01/MEN/1982 Tentang Bejana Tekan
No Pertanyaan Y N NA Keterangan
15. Apakah bejana tekan memiliki sertifikat operasi?
Botol baja yang tergeletak sembarangan di sekitar
Tanda-tanda pengenal harus mudah dilihat, dibaca dan
16. jalan tempat boiler dan kondisi berkarat/korosif.
tidak mudah dilepas (spesifikasi bejana)
Cat botol baja yang sudah mulai memudar
Apakah peralatan safety devices Bejana Tekan
berfungsi dengan baik (kondisi)?
- Alat Perlengkapan :
17. Pressure Gauge
Level Gauge
Termometer Gauge
- Alat Pengaman
- pelat Nama
18. Apakah pemeriksaan pada bejana tekan telah
dilakukan secara berkala?
41
-min.2 thn sekali untuk bejana2 yg korosif
-min.5 thn sekali untuk bejana2 lainnya
-utk safety valve diusahakan 2thn sekali
Pewarnaan cat pada tabung bejana tekan harus sesuai
pasal 23
- Bejana tekanan atau yang dipergunakan untuk zat
asam, harus dicat biru muda.
- Bejana tekanan yang dipergunakan untuk gas
19. yang mudah terbakar harus dicat warna merah.
- Bejana tekanan yang dipergunakan untuk gas
yang beracun harus dicat warna kuning.
- Bejana tekanan untuk gas yang beracun dan juga
mudah terbakar harus dicat warna kuning dan
merah
Apakah botol-botol baja dan bejana transport
Dua botol baja yang berisi gas berbeda diletakkan
ditempatkan pada tmpat yang aman dan sesuai
20. saling berdekatan dan tidak diberi alat anti guling
standar pasal 36-37 permenakertrans
serta Peletakan kabel yang berserakan.
no.01/men/1982 (penyimpanan)

42
N TIDA N/
o PERTANYAAN YA K A KETERANGAN
Permenaker RI No.Per 05/MEN/1985 Tentang Pesawat Angkat dan Angkut
sudah memenuhi
apakah beban maksimum yang diijinkan dari Permenaker RI No.Per
pesawat angkat dan angkut telah ditulis pada bagian 05/MEN/1985 Tentang
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI
yang mudah dilihat dan dibaca dengan jelas ? (BAB SURABAYA Pesawat Angkat dan
Jalan Teknik Kimia Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111, Telepon (031) 5947186 5925524
1 Faksimile.
I, Pasal 3, Ayat 1)
(031) 5925524, e-mail : ppns-its@telkom.net
Angkut
sudah memenuhi
Permenaker RI No.Per
apakah Pengangkatan dan penurunan muatan pada 05/MEN/1985 Tentang
pesawat angkat dan angkut dilakukan secara Pesawat Angkat dan
CHECKLIST K3
2 perlahan-lahan ? (BAB I, Pasal 3, Ayat 3) Angkut
sudah memenuhi
Permenaker RI No.Per
apakah pesawat angkat dan angkut memulai gerak 05/MEN/1985 Tentang
mula dan berhenti tidak secara tiba-tiba ? (BAB I, Pesawat Angkat dan
3 Pasal 3, Ayat 4) Angkut
sudah memenuhi
apakah setiap pesawat angkat dan angkut dilayani Permenaker RI No.Per
oleh operator yang mempunyai kemampuan dan 05/MEN/1985 Tentang
telah memiliki ketrampilan khusus tentang Pesawat Pesawat Angkat dan
4 Angkat dan Angkut ? (BAB I, Pasal 4) Angkut
apakah Tali baja yang digunakan untuk
mengangkat : a. terbuat dari bahan baja
yang kuat dan berkualitas tinggi ? b.
mempunyai factor keamanan sekurang- sudah memenuhi
kurangnya 3 kali beban maksimum ? Permenaker RI No.Per
c. tidak ada sambungan ?; d. tidak ada 05/MEN/1985 Tentang
simpul, belitan, kusut, berjumbai dan Pesawat Angkat dan
5 terkupas ? (BAB III, Pasal 9, Ayat 1) Angkut
sudah memenuhi
Permenaker RI No.Per
apakah Tali baja diberi pelumas yang 05/MEN/1985 Tentang
tidak mengandung asam atau alkali ? Pesawat Angkat dan
6 (BAB III, Pasal 9, Ayat 2) Angkut
apakah Tali baja diperiksa pada waktu
pemasangan pertama dan setiap hari
oleh operator serta sekurang-kurangnya sudah memenuhi
satu kali dalam seminggu oleh tenaga Permenaker RI No.Per
yang berkeahlian khusus Pesawat Angkat 43 05/MEN/1985 Tentang
dan Angkut dari Perusahaan ? (BAB III, Pesawat Angkat dan
7 Pasal 9, Ayat 3) Angkut
sudah memenuhi
apakah Tali serat untuk perlengkapan Permenaker RI No.Per
pengangkat dibuat dari serat alam atau 05/MEN/1985 Tentang

Anda mungkin juga menyukai