Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VI - PABRIK KELAPA SAWIT AUR


GADING JAMBI BIDANG K3 PESAWAT UAP & BEJANA TEKANAN
SERTA PESAWAT TENAGA PRODUKSI, PESAWAT ANGKAT &
PESAWAT ANGKUT

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

JAMBI, 27 JUNI 2023

KELOMPOK III :

NANDA DWI MULYO

AKHMAD SHOBRI

SOPIAN EFENDI

DINDA OKTAFIA

PT. BERKARYA SUKSES GEMILANG

JAMBI 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha ESA penulis ucapkan kehadiran Allah
SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan-Nya,sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan ini dengan baik.
Shalawat beserta salam kepada baginda Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW.
Atas berkah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Kerja Lapangan dengan fokus pada bidang “Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pesawat Uap& Bejana Tekanan, serta Pesawat Tenaga Produksi, Pesawat
Angkat & Pesawat Angkut”. Laporan PKL ini berisi tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Pesawat Uap dan Bejana Tekan serta K3 Mekanik (Pesawat
Tenaga Produksi, Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut) yang di terapkan pada
perusahaan tersebut. Dengan ini penulis jadi tahu bagai mana implementasi dari
peraturan-peraturan dan Perundang – Undangan yang berhubungan dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan laporan ini terdapat berbagai kendala namun berkat bantuan dan
bimbingan berbagai pihak sehingga kendala-kendala dapat teratasi dengan baik.
Sebagai ungkapan hormat dan penghargaan penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Tim evaluator dari Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi


Republik Indonesia
2. PT. Berkarya Sukses Gemilang selaku penyelenggaran pembinaan dan
pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Pabrik Kelapa Sawit Aur Gading Jambi yang telah memberikan izin
dan memfasilitasi tim selama proses PKL berlangsung.
4. Rekan seperjuangan pelatihan dan sertifikasi Ahli K3 Umum Jambi
Periode 19 Juni – 04 Juli 2023 atas segala ilmu dan sharing
pengalamannya yang tentunya sangat berguna untuk kedepannya.

Penulis menyadari bahwa laporan ini ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan bidang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja khususnya bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekanan, Pesawat
Tenaga Produksi, dan Pesawat Angkat & Pesawat Angkut.

Jambi, 27 Juni 2023

Kelompok III

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Tujuan PKL ................................................................................................... 2

1.3 Ruang Lingkup .............................................................................................. 2

1.4 Dasar Hukum ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

2.1. Gambaran Umum Tempat Kerja .................................................................. 4

2.2 Proses Pengolahan Buah Sawit 6

2.3. Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara VI ................................................ 8

2.4. Temuan Kesesuaian dan Temuan Ketidaksesuaian ...................................... 9

BAB III ANALISA TEMUAN ............................................................................. 11

3.1. Temuan Positif ........................................................................................... 11

3.2. Temuan Negatif .......................................................................................... 22

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 32

4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 32

4.2. Saran ....................................................................................................... 33

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT Perkebunan Nusantara VI disingkat (PTPN VI) adalah perusahaan yang
bergerak di bidang perkebunan yang bergerak di bidang pengolahan sawit sebagai
bahan baku pembuatan atau produksi CPO untuk beberapa perusahaan. PT
Perkebunan Nusantara VI Aur Gading terletak pada area jalan raya Tembesi-
sarolangun, Desa aur Gading , kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari,
Provinsi Jambi telah beroprasi sejak tahun 1996 sampai sekarang .saat ini
memiliki jumblah karyawan 110 orang terdiri dari staf dan buruh pabrik untuk
menunjang keselamatan kerja (K3), Perusaan ini memiliki 2 orang Ahli K3 dan 1
Orang petugas P3K yang sudah di sertifikasi hyperkes, serta memiliki organisasi
P2K3 yang belum terlapor di Disnakertrans Provinsi setempat.

PT Perkebunan Nusantara VI Aur Gading Jambi sampai saat ini belum


memiliki klinik akan tetapi perusaan telah bekerjasama dengan puskesmas yang
berada berdekatan dengan pabrik yang beroprasi tetapi belum bekerja sama
dengan rumah sakit daerah setempat. Untuk menunjang operasiaonal perusahaan
ini memiliki pembagkit listrik sendiri 2 unit ( Generatorset) dengan kapasitas 150
kva dan 500 kva tetapi yang beroprasi hanya 1 mesin kapasitas 150 kva sedangkan
yang 500 lagi masa perbaikan dan belum memenuhi syarat standar PUIL 2000
Menurut permenaker nomor 12 tahun 2015.

PT Perkebunan Nusantara VI Aur Gading memiliki beberapa jenis Pesawat


Uap & Bejana Tekanan, Pesawat Tenaga Produksi, dan Pesawat Angkat dan
Angkut. PTPN VI Aur Gading mempunyai Wheel Loader 1 unit dengan kapasitas
Bucket Loader 3 ton, yang mana operator sudah memiliki lisensi pesawat angkat
dan angkut dengan total operator 3 orang, serta sudah melakukan reksa uji secara
berkala dan memiliki Conveyor yang telah memiliki tangga pengaman (Safety
Guard) Terdapat SOP pengoperasian conveyor serta masih banyak lagi
penggunaan Pesawat Uap & Bejana Tekanan, Pesawat Tenaga Produksi, dan
Pesawat Angkat dan Angkut guna mendukung produksi perusahaan.

1
1.2 Tujuan PKL
Adapun tujuan dari PKL ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mempraktekkan teori yang telah dipelajari selama kelas Pembinaan dan
Sertifikasi Calon Ahli K3 Umum.
b. Untuk lebih memahami bagaimana penerapan K3 pada PT Perkebunan
Nusantara VI – Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aur Gading khususnya pada K3
Mekanik Uap dan Bejana Tekanan.
c. Setelah melakukan PKL peserta Calon Ahli K3 Umum dapat mengidentifikasi,
menganalisa, membuat dokumentasi dan memberikan saran atau rekomendasi
kepada perusahaan terkait penerapan K3 di area tempat kerja.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang Lingkup dalam kegiatan ini:

Nama Perusahaan : PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi

Alamat : Jalan Raya Tembesi Sarolangun, Desa Aur Gading


Kecamatan Batin XXIV Kabupaten Batang Hari – 36256,
Indonesia

Objek Obsevarsi : Pesawat Uap dan Bejana Tekanan, Pesawat Tenaga dan
Produksi, Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut).

1.4 Dasar Hukum


1.4.1 Dasar Hukum Bejana Tekanan

a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja

b. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik Indonesia


Nomor 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri

c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik Indonesia


Nomor 37 Tahun 2016 Tentang K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun

2
1.4.2 Dasar Hukum Pesawat Tenaga Produksi, Pesawat Angkat dan Angkut

a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970.


b. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri.

c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik Indonesia


Nomor 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pesawat Tenaga dan Produksi.
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 8 tahun 2020 tentang Kesehatan dan keselamatan kerja pesawat
angkat dan angkut.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum Tempat Kerja

PT. Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI) didirikan berdasarkan Peraturan


Pemerintah No. 11 Tanggal 14 Februari 1996, dan disahkan melalui Akta Notaris
Harun Kamil, S.H. No. 39 Tanggal 11 Maret 1996 dengan kedudukan Kantor
Direksi di Padang, yang telah diubah dengan Akta Notaris Sri Rahayu Hadi
Prasetyo, S.H. di Jakarta Nomor 19 Tahun 2020 Tanggal 30 September 2020
dengan Kantor Direksi berkedudukan di Jambi.
PTPN VI memiliki 14 (empat belas) Unit Usaha, 8 (delapan) Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) dengan kapasitas keseluruhan 305 ton TBS per jam, 1 (satu) pabrik
karet remah (CRF) dengan kapasitas pengolahan 20 ton karet kering per hari, 2
(dua) pabrik teh dengan kapasitas pengolahan 125 ton daun basah per hari, dan 2
(dua) unit mesin teh celup dengan kapasitas 1 (satu) mesin teh celup 150 kotak per
jam atau 2,5 kotak per menit. Salah satu unit usaha yang dimiliki PTPN VI adalah
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aur Gading Jambi.
Unit Usaha Pabrik Kelapa Sawit Aur Gading adalah usaha perkebunan
dengan jenis usaha pabrik yang mengelolah kelapa sawit menjadi Crude Palm
Oil (CPO) dan menghasilkan inti sawit. Perolehan bahan baku didapat dari 2 (dua)
kebun Inti PT. Perkebunan Nusantara VI, Yaitu dari Unit Usaha Durian Luncuk
(±20 km), Unit Usaha Bukit Cermin (±70 km).
PKS Aur Gading terletak pada area jalan raya Tembesi - Sarolangun, Desa
Aur Gading, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batang Hari, Provinsi
Jambi. Jarak dari Kota Jambi +- 120 Km, bisa ditempuh dalam waktu 2 jam
perjalanan darat. Titik Koordinat : 103º 1` 0” E, 1º 52` 0” S dan 103º 1` 20” E
dan 1º 1’ 40” S dengan Batas Wilayah :
 Utara : Hutan
 Timur : Hutan
 Selatan : Hutan
 Barat : Desa Aur Gading

4
Gambar 2.1. Wilayah Kerja PTPN VI Jambi - Sumbar
Pabrik pengolahan kelapa sawit memiliki kapasitas olah sebesar 30 ton/jam.
Unit usaha Pabrik Kelapa Sawit Aur Gading adalah salah satu dari 4 pabrik kelapa
sawit milik PT. Perkebunan Nusantara VI yang memakai teknologi perebusan
Vertical Sterillizer. Sistem ini menonjolkan tingkat efisien tinggi, beberapa pos
operasional yang biasanya merupakan rangkaian proses pada sistem Horizontal
Sterilizer ditiadakan, seperti lori. Hosting Crane dan Transfser Carriage. Karena
banyak dari komponen mesin yang berkurang, maka luas bangunan mesin lebih
murah serta biaya maintance jauh lebih efisien.
Seperti umumnya perusahaan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa
sawit yang membutuhkan cukup banyak tenaga kerja dalam melaksanakan
operasinya, Unit Usaha PKS Aur Gading memberikan kesempatan serta peluang
kepada masyarakat local untuk bergabung diperusahaan sesuai dengan pendidikan
dan kompetensi serta kebutuhan perusahaan. Hal ini bisa dilihat dari komposisi
jumlah tenaga yang bekerja secara keseluruhan berjumlah 110 tenaga kerja.

5
2.2 Proses Pengolahan Buah Sawit
PT Perkebunan Nusantara VI PKSAur Gading mengolah tandan buah sawit
menjadi crude palm oil (CPO). Kemudian CPO hasil produksi akan
didistribusikan ke beberapa pabrik pembuatan minyak goreng. Proses pengolahan
kelapa sawit menjadi crude palm oil melalui beberapa langkah yang dijelaskan di
bawah ini :
1) Proses Pemilihan Bahan Baku
Dalam produksi kelapa sawit, hal pertama yang harus dilakukan adalah
pemilihan bahan baku yang baik dan berkualitas. Tanaman yang dipilih harus
sudah mencapai tahap yang tepat dan memiliki buah yang sudah matang.
Tanaman yang dipilih harus dalam kondisi sehat dan bebas dari hama dan
penyakit.

2) Stasiun Timbangan
Setelah bahan baku dipilih, tanaman akan dibawa ke stasiun timbangan.
Stasiun ini berfungsi untuk menimbang jumlah bahan baku yang akan digunakan
dalam produksi.

3) Proses Sortasi
Kelapa sawit akan dibawa ke stasiun sortasi. Stasiun ini berfungsi untuk
memisahkan buah yang sudah matang dan buah yang belum matang. Buah yang
belum matang akan dikembalikan ke ladang dan buah yang sudah matang akan
digunakan dalam produksi.

4) Proses Perebusan
Setelah bahan baku dipisahkan, bahan baku akan dibawa ke stasiun
perebusan. Stasiun ini berfungsi untuk membuka buah dan memisahkan daging
buah dan biji. Daging buah akan diteruskan ke stasiun pengepresan dan biji akan
diteruskan ke stasiun pengutipan inti.

6
5) Proses Pengepresan
Setelah daging buah dipisahkan, daging buah akan diteruskan ke stasiun
pengepresan. Stasiun ini berfungsi untuk mengepres daging buah dan memperoleh
minyak sawit. Minyak sawit yang diperoleh akan diteruskan ke stasiun
pengutipan/pemurnian minyak.

6) Proses Pemurnian Minyak


Setelah minyak sawit diperoleh, minyak sawit akan diteruskan ke stasiun
pengutipan/pemurnian minyak. Stasiun ini berfungsi untuk membersihkan minyak
sawit dari sisa-sisa daging buah dan biji. Minyak sawit yang sudah bersih akan
diteruskan ke stasiun tangki penimbunan minyak.

7) Pengumpulan Janjangan Kosong


Dalam produksi kelapa sawit, Stasiun Pengumpul Janjangan Kosong atau
yang dikenal dengan Empty Bunch Hopper Station adalah tahap penting dalam
mengumpulkan janjangan kosong hasil dari proses perebusan dan pengepresan.
Janjangan kosong ini akan diproses lebih lanjut menjadi bahan bakar bagi
pembangkit tenaga.

8) Proses Penimbunan Minyak


Setelah minyak kelapa sawit mentah diperoleh melalui proses pengutipan
/pemurnian minyak, maka minyak tersebut akan disimpan dalam tangki
penimbunan minyak. Tangki penimbunan minyak ini akan memastikan bahwa
minyak kelapa sawit dapat terjaga kualitasnya selama proses distribusi.

9) Stasiun Pemurnian Air (Water Treatment Station)


Stasiun Pemurnian Air atau Water Treatment Station merupakan tahap
penting dalam mengatasi masalah lingkungan. Air limbah yang dihasilkan dari
proses produksi kelapa sawit akan diproses dan diolah sehingga memenuhi
standar lingkungan dan dapat dikembalikan ke lingkungan dengan aman.
10) Stasiun Pembangkit Tenaga (Power Plant Station)
Stasiun Pembangkit Tenaga atau Power Plant Station adalah tahap dimana
janjangan kosong dan limbah lainnya akan diolah menjadi bahan bakar untuk
memproduksi tenaga listrik yang dibutuhkan dalam proses produksi kelapa sawit.

7
11) Stasiun Ketel Uap (Steam Boiler Station)
Stasiun Ketel Uap atau Steam Boiler Station adalah tahap dimana bahan
bakar yang diperoleh dari proses pengumpulan janjangan kosong akan diolah
menjadi uap untuk memproduksi tenaga.

12) Stasiun Air Limbah


Setelah melalui seluruh proses produksi, air limbah dari kelapa sawit harus
diteruskan ke stasiun air limbah sebelum dikeluarkan ke lingkungan. Stasiun ini
bertanggung jawab untuk memproses air limbah dan membuatnya aman bagi
lingkungan.

Proses pemurnian air limbah melibatkan penghilangan minyak dan bahan


organik, serta memastikan bahwa air limbah memenuhi standar kualitas air yang
ditetapkan oleh pemerintah. Ini bisa dilakukan melalui beberapa cara seperti
penyaringan, pengendapan, dan proses biologis.

Setelah proses pemurnian selesai, air limbah yang bersih bisa dikembalikan
ke lingkungan tanpa merugikan ekosistem. Ini sangat penting bagi pengembangan
industri kelapa sawit yang bertanggung jawab dan memprioritaskan pemeliharaan
lingkungan.

2.3. Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara VI


2.3.1. Visi
Adapun Visi PT Perkebunan Nusantara VI adalah “Menjadi Perusahaan
Perkebunan terdepan yang memberikan nilai manfaat tertinggi dan berkelanjutan
kepada Stakeholders”.
2.3.2. Misi

 Kami fokus mengelola perkebunan kelapa sawit, karet, teh, kopi, dan
usaha lain yang terkait erat dengan usaha perkebunan secara berkelanjutan,
serta bekerjasama dengan petani dan mitra srategis lainya.

8
 Kami berkomitmen menciptakan produk-produk unik secara konsisten dan
berkelanjutan melalui keunggulan operasional, standar kinerja tinggi
ramah lingkungan.
 Kami terus berupaya untuk memberikan imbalan hasil financial tinggi
melalui cara pemasaran dan komunikasi pasar yang sangat baik.
 Kami membangun lingkungan kerja yang kondusif dan nilai-nilai etika
yang tinggi untuk mengangkat kopentensi sumber daya manusia
perusahaan.

2.4. Temuan Kesesuaian dan Temuan Ketidaksesuaian


2.4.1. Temuan Kesesuaian

a. Mempunyai loader dengan jumlah 1 kapasitas Bucket Loader 3 ton


yang dioperasikan oleh operator yang telah berlisensi erta telah
dilakukan riksa uji secara berkala.
b. Conveyor telah memiliki tangga pengaman (Safety Guard) yang
dilengkapi dengan SOP pengoperasian conveyor.
c. Terdapat dua buah tangki timbun dengan kapasitas 200 ton yang
digunakan untuk menyimpan crude palm oil (CPO) hasil proses,
sebelum akhirnya dimuat kedalam mobil tangki dan dibawa ke pabrik
pengolahan minyak goreng
d. Terdapat boiler dengan kapasitas 35 ton dengan jumlah operator 2 orang
yang telah berlisensi serta dilengkapi dengan SOP pengoperasiannya.
e. Mesin bubut yang digunakan telah dilakuka riksa uji dan dilengkapi
dengan SOP pengoperasian mesin.
f. Memiliki genset dengan kapasitas 500 kVA yang telah melakukan reksa
uji secara berkala dan dilengkapi dengan SOP penggunaan mesin genset
g. Memiliki turbin dengan kapasitas 4000-4500 yang telah melakukan
reksa uji secara berkala dan dilengkapi dengan SOP penggunaan mesin
genset.

9
2.4.2 Temuan Ketidaksesuaian
a. Tidak ada jalur khusus dan rambu peringatan untuk wheel loader.
b. Tidak ada pagar pembatas di area pengoperasian conveyor.
c. Tidak adanya safety guard pada roda gigi dan rantai yang bergerak di
conveyor dan mesin bubut.
d. Tangki timbun tidak dilengkapi dengan plat nama,indicator volume atau
berat, pengukur temperature, dan sarana pemadam kebakaran, tidak
dipasang pagar pengaman tangki timbun, dan tidak dilakukan
pemeriksaan secara berkala.
e. Terdapat pipa steam boiler yang bocor dan pemasangan pipa steam
tidak tertata dengan rapi.
f. Mesin bor tidak sesuai standard dan tidak layak untuk digunakan karena
merupakan mesin modifikasi yang tidak sesuai dengan fungsinya yang
mana seharusnya berfungsi sebagai mesin bor tangan namun dijadikan
mesin bor duduk.

10
BAB III

ANALISA TEMUAN
Hasil observasi merupakan kumpulan peristiwa atau keadaan sebenarnya selama proses pengamatan langsung dilakukan dilapangan.
Mengacu pada Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang mana alat-alat yang ada pada perusahaan tersebut dapat
menimbulkan bahaya peledakan sesuai pasal 3 ayat 1, maka menurut pasal 4 seluruh ayat harus memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja.
Berikut ini merupakan temuan positif dan negatif dari observasi yang telah dilakukan beserta saran dan dasar hukum.

3.1. Temuan Positif


No. Temuan Dokumentasi Analisa Kesesuaian Saran Dasar Hukum
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
1. Wheel Loader  Temuan sesuai  Diharapkan  Permenakertrans
 Mempunyai loader dengan peraturan untuk Nomor 8 Tahun
dengan jumlah 1 yang berlaku yakni perusahaan agar 2020 Bab VII
kapasitas Bucket Peraturan Menteri terus tentang
Loader 3 ton Ketenagakerjaan dan melakukan pemeriksaan dan
 Operator sudah Transmigrasi sosialisasi pengujian pesawat
memiliki lisensi Republik Indonesia melalui angkat dan angkut
pesawat angkat dan No 8 Tahun 2020 perantara HSE  Permenakertrans
angkut dengan tentang K3 Pesawat terkait SOP Nomor 8 Tahun
total operator 3 Angkat dan Angkut. pengoperasian 2020 pasal 153
orang  Dengan melakukan wheel loader di ayat 2 bahwa
 Sudah melakukan reksa uji secara tempat kerja operator pesawat
reksa uji secara berkala 5 tahun sekali terutama di angkut harus
berkala perusahaan dapat bidang memiliki lisensi
mengetahui kapasitas pengolahan K3

11
atau kondisi mesin kelapa sawit
pada alat agar dapat  Diharapkan
mengetahui kondisi untuk
dan kemampuan alat perusahaan agar
tersebut untuk terus konsisten
menunjang pekerjaan dalam
 Dengan memiliki melakukan
operator pesawat reksa uji alat
angkat dan angkut berat secara
yang berlisensi, berkala
operator tersebut  Diharapkan
dapat mengoperasikan untuk
dan merawat alat perusahaan agar
tersebut dengan tujuan selalu
untuk meminimalisir mengecek dan
terjadinya potensi mengingatkan
bahaya yang dapat jika ada
menimbulkan kedapatan
terjadinya kecelakaan lisensi K3
kerja. operator yang
sudah tidak
berlaku

12
1. Conveyor  Hasil temuan sesuai  Diharapkan  Permenakertrans
 Conveyor telah dengan ketentuan agar perusahaan Nomor 8 Tahun
memiliki tangga peraturan yang secara rutin 2020 pasal 16
pengaman berlaku bahwa mengecek terkait safety
(Safety Guard) perusahaan harus tangga guard dan safety
 Terdapat SOP menyediakan alat pengaman agar device pada
pengoperasian pengaman dan alat terhindar dari pesawat angkat
conveyor perlindungan pada terjadi dan angkut.
pesawat angat dan kecelakaan  Permenakertrans
angkut kerja Nomor 8 Tahun
 Terdapat tangga dikiri  Diharapkan 2020 pasal 19
dan kanan conveyor perusahaan agar terkait
yang dapat selalu pengoperasian
meminimalisir mensosialisiasi pesawat angkat
terjadinya potensi kan terkait SOP dan angkut
bahaya yang dapat pengoperasian
menimbulkan conveyor
terjadinya kecelakaan tersebut dengan
kerja tujuan
 Dapat memudahkan menghindari
pekerja dalam dan
melakukan meminimalisir
pengoperasian terjadinya
conveyor dan bisa kecelakaan
mengambil tindakan kerja
apabila terjadi hal
yang tidak diinginkan
dan tidak diduga

13
Pesawat Uap dan Bejana Tekanan
2. Tangki timbun  Terdapat rambu- • Diharapkan • Pemenakertrans
 Terdapat dua rambu informasi kepada No 37 Tahun
buah tangki bahan mudah terbakar perusahaan 2016 pasal 59
timbun dengan dan rambu larangan selalu tentang
kapasitas 200 ton. merokok mengingatkan pemasangan,
 Tangki timbun  Tangki timbun diisi kepada petugas pemeliharaan,
digunakan untuk sesuai kapasitas K3 untuk perbaikan,
menyimpan crude maksimal nya melakukan modifikasi, dan
palm oil (CPO) pengecekan pengisian bejana
hasil proses, rambu rambu tekanan dan
sebelum akhirnya yang ada agar tangki timbun
dimuat kedalam dalam kondisi dilakukan oleh
mobil tangki dan baik dan mudah teknisi K3 Bidang
dibawa ke pabrik dibaca. Bejana Tekanan
pengolahan • Pengisian dan Tangki
minyak goreng tangki timbun Timbun
harus selalu
diperhatiakan
sesuai dengan
batas maksimal
sebagaimana
ketentuan
berlaku.

14
3. Boiler  Terdapat operator  Diharapkan  Permenakertrans
 Terdapat boiler yang telah sesuai agar perusahaan No 37 Tahun
dengan kapasitas dengan peraturan terus 2016 Pasal 68
35 ton dengan yaitu kapasitas diatas memperhatikan tentang
jumlah operator 2 20 ton dan di bawah pekerja pada pemeriksaan dan
orang 40 ton dengan bagian boiler pengujian bejana
 Terdapat SOP operator kelas I 1 mengingat tekanan
pengoperasian orang dan operator tingkat risiko  Permenakertrans
boiler kelas II 1 orang terjadinya No 8 Tahun 2010
 Pekerja pada bagian kecelakaan tentang Alat
boiler telah pada bagian Pelindung Diri
menggunakan APD boiler cukup
lengkap seperti helm, tinggi
sepatu, dan sarung  Diharapkan
tangan agar perusahaan
terus
mengingatkan
kepada pekerja
untuk terus
menggunakan
APD nya dan
melakukan
patrol rutin
untuk
mengawasi para
pekerja tersebut

15
Pesawat Tenaga Produksi
4. Mesin bubut  Dengan melakukan  Diharapkan  UU no 1 tahun
 Sudah melakukan riksa uji secara perusahaan agar 1970 pasal 12
riksa uji secara berkala 5 tahun sekali selalu rutin poin B tentang
berkala perusahaan dapat mensosialisasik keselamatan kerja
 Terdapat SOP mengetahui kapasitas an SOP bahwa setiap
pengoperasian atau kondisi mesin pengoperasian tenaga kerja wajib
mesin bubut pada alat agar dapat mesin bubut menggunakan
mengetahui kondisi terutama untuk pelindung diri
dan kemampuan alat karyawan yang  Permenaker 38
tersebut untuk baru masuk dan Tahun 2016 Bab
menunjang pekerjaan bekerja untuk IX Pasal 129 -
 Dapat memudahkan menghindari 138 Tentang
pekerja saat sekaligus Pemeriksaan dan
mengoperasikan meminimalisis Pengujian
mesin dan melakukan terjadinya Pesawat Tenaga
tindakan jika terjadi kecelakaan dan Produksi
hal yang tidak terduga kerja

16
5. Turbin  Dapat memudahkan  Diharapkan  Permenaker
 Memiliki turbin pekerja saat agar perusahaan No. 38 tahun
dengan kapasitas mengoperasikan selalu 2016 tentang
4000-4500 kVA mesin dan melakukan melakukan K3 Pesawat
 Terdapat SOP tindakan jika terjadi patroli rutin tenaga dan
pengoperasian hal yang tidak terduga untuk produksi pasal
turbin  Denga melakukan mengawasi para 2 dan pasal 3.
 Sudah melakukan reksa uji secara pekerja guna  Permenaker
reksa uji secara berkala 5 tahun sekali menghindari No. 38 Tahun
berkala perusahaan dapat terjadinya 2016 Bab IX
mengetahui kapasitas perilaku tidak Pasal 129 - 138
atau kondisi mesin aman yang Tentang
pada alat agar dapat dilakukan para Pemeriksaan
mengetahui kondisi pekerja dan Pengujian
dan kemampuan alat  Diharapkan Pesawat
tersebut untuk agar perusahaan Tenaga dan

17
menunjang pekerjaan terus mengecek Produksi
 Operator turbin telah alat alat support
menggunakan APD yang
lengkap di saat menunjang
melakukan pekerjaan kegiatan
pengoperasian turbin produksi
dengan tujuan
menghindari
terjadinya
kecelakaan
kerja yang
ditimbulkan
dari mesin
ataupun alat

18
6. Motor bakar (genset)  Dapat memudahkan  Diharapkan  Permenaker No.
 Memiliki genset pekerja saat pada 38 tahun 2016
dengan kapasitas mengoperasikan perusahaan tentang K3
500 kVA mesin dan melakukan untuk selalu Pesawat tenaga
 Terdapat SOP tindakan jika terjadi melakukan dan produksi
penggunaan hal yang tidak terduga safety patrol pasal 2 dan pasal
mesin genset  Dengan melakukan agar 3.
 Sudah melakukan reksa uji secara menghindari  Permenaker No.
reksa uji secara berkala 5 tahun sekali perilaku yang 38 tahun 2016
berkala perusahaan dapat tidak aman dari tentang K3
mengetahui kapasitas pekerja. Pesawat tenaga
atau kondisi mesin dan produksi Bab
pada alat agar dapat IX terkait
mengetahui kondisi pemeriksaan dan
dan kemampuan alat pengujian
tersebut untuk
menunjang pekerjaan

19
7. Mesin Cutting  Mesin gerinda potong  Diharapkan  Permenakertrans
 Terdapat mesin besar memiliki tuas operator selalu No 38 Tahun
potong besi besar handle sehingga melakukan 2016 tentang
 Terdapat mesin memudahkan operator pemeriksaan Pesawat Tenaga
gerinda tangan untuk sebelum dan Produksi pasal 8
mengoperasikannya setelah bahwa pesawat
 Terdapat safety guard menggunakan tenaga produksi
pada bagian mata gerinda agar harus dilengkapi
pisau gerinda tetap dalam alat pengaman
sehingga jika terjadi kondisi yang
mata pisau patah, baik.
tidak melukai operator  Diharapkan
untuk ahli
keselamatan
dan kesehatan
kerja untuk
menyampaikan
dan
mensosialisasik
an SOP dalam
menggunakan
gerinda

20
8. Mesin bor  Pekerja yang  Diharapkan Permenaker 38
 Terdapat SOP menggunakan mesin agar perusahaan tahun 2016
penggunaan bor sudah lebih tentang K3
mesin bor menggunakan APD memperhatikan Pesawat tenaga
lengkap seperti pekerja yang dan produksi
kacamata, helm, dan sering
sarung tangan melakukan
perilaku tidak
aman seperti
tidak
menggunakan
APD disaat
menggunakan
mesin bor

21
3.2. Temuan Negatif
No. Temuan Dokumentasi Analisa Ketidaksesuaian Saran Dasar Hukum
Pesawat Angkat dan Angkut
1. Wheel Loader  Wheel loader harus  Perusahaan  Permenakertrans
 Tidak ada jalur berjalan di jalur yang menyediakan jalur Nomor 8 Tahun
khusus untuk memiliki tanda khusus khusus wheel loader 2020 pasal 20
wheel loader dan memperhatikan agar dapat beroperasi poin c
 Tidak ada rambu rambu dengan aman  Permenakertrans
rambu peringatan  Memasang rambu- Nomor 8 Tahun
peringatan  Memberikan teguran rambu peringatan 2020 pasal 173
lintasan wheel kepada operator untuk saat pengoperasian tentang
loader tidak mengangkut untuk memastikan pemeriksaan dan
 Operator penumpang lain dalam material atau orang pengujian
memberikan mengoperasikan wheel lain disekitar area pesawat angkat
tumpangan loader kerja aman dan angkut
kepada pekerja  Adanya pengawasan  Permenakertrans
lain lebih oleh HSE Nomor 8 Tahun
perusahaan untuk 2020 pasal 153
memastikan operator ayat 2 bahwa
bekerja dengan operator pesawat
perilaku aman angkut harus
dengan tidak memiliki lisensi
mengangkut K3
penumpang lain saat
pengoperasian wheel
loader karena dapat
berisiko terhadap
kecelakaan kerja.

22
2. Conveyor  Conveyor harus Perusahaan memastikan  Permenakertrans
 Tidak ada pagar dipasang pagar alat produksi beroperasi Nomor 8 Tahun
pembatas di pengaman agar dalam dengan aman yakni 2020 pasal 16
area pengoperasiannya dioperasikan oleh terkait safety
pengoperasian tidak membahayakan operator yang berlisensi, guard dan safety
conveyor operator ataupun terpasangnya safety device pada
 Tidak adanya orang lain disekitar guard dan safety device pesawat angkat
safety guard lingkungan kerja. agar meminimalisir dan angkut.
pada roda gigi  Safety guard risiko kecelakaan kerja.  Permenakertrans
dan rantai yang seharusnya dipasang Nomor 8 Tahun
bergerak di pada roda gigi atau 2020 pasal 19
conceyor rantai yang bergerak terkait
untuk meminimalisir pengoperasian
terjadinya kecelakaan pesawat angkat
kerja. dan angkut

23
Pesawat Uap dan Bejana Tekanan
3. Tangki timbun  Tangki timbun  Perusahaan harus  Pemenakertrans
 Tangki timbun seharusnya dilengkapi memasang identitas No 37 Tahun
tidak dilengkapi dengan plat nama, karakteristik tangki 2016 pasal 59
dengan plat indicator volume atau timbun seperti plat tentang
nama,indicator berat, pengukur nama, pipa pemasangan,
volume atau temperature, dan pengaman, indicator pemeliharaan,
berat, pengukur sarana pemadam volume atau berat, perbaikan,
temperature, kebakaran. pengukur modifikasi, dan
dan sarana  Lokasi tangki timbun temperature, katup pengisian bejana
pemadam harus dipasang pagar pengisian dan tekanan dan
kebakaran. pengamandengan jarak pengeluaran,lubang tangki timbun
 Tidak dipasang paling sedikit 25 meter lalu orang/lubang dilakukan oleh
pagar dari dinding tangki pemeriksaan, alat teknisi K3
pengaman timbun dengan tinggi penyalur petirdan Bidang Bejana
tangki timbun pagar pengaman pembumian, dan Tekanan dan
 Tidak paling rendah 2 meter. sarana pemadam Tangki Timbun
dilakukan  Ditemukan bahwa kebakaran sesuai
pemeriksaan tangki timbun terakhir dengan ketentuan
secara berkala kali dilakukan yang berlaku.
pencucian pada 2020,  Perusahaan harus
seharusnya dilakukan memasang pagar
pemeriksaan secara pengaman tangki
berkala dan pengujian timbun sesuai dengan
sebagaimana peraturan dan
ketentuan peraturan ketentuan yang
yang berlaku berlaku.
 Perusahaan

24
sebaiknya dan
seharusnya
melakukan
pemeriksaan secara
berkala dan riksa uji.

25
4. Boiler  Ditemukan beberapa  Perusahaan Pemenakertrans No 37
 Terdapat pipa pipa steam yang seharusnya Tahun 2016 Pasal 68
steam yang mengalami kebocoran, melakukan tentang pemeriksaan
bocor hal ini dapat terjadi pemeliharan dan dan pengujian bejana
 Pemasangan karena tidak adanya pemeriksaan terhadap tekanan
pipa steam pemeliharaan dan alat alat produksi,
tidak tertata perawat pada boiler apabila bila
dengan rapi sehingga terdapat ditemukan kerusakan
beberapa komponen harap untuk segera
boiler mengalami dilakukan perbaikan
korosi sehingga terjadi atau diganti.
kebocoran  Perusahaan melalui
 Ditemukan Ahli K3 harus
pemasangan pipa memperhatikan
steam yang tidak peletakan alat atau
tertata dengan rapi mesin agar dapat
sehingga berisiko menciptakan kondisi
terbentur oleh pekerja, kerja yang aman dan
seharusnya tidak menganggu
pemasangan pipa efektivitas kerja.
harus
mempertimbangkan
dengan aktivitas
pekerja lain agara
dapat meminimalisisir
risiko kecelakaan
kerja.

26
Pesawat Tenaga Produksi
5. Mesin bubut  Mesin bubut  Perusahaan  UU no 1 tahun
 Tidak terdapat seharusnya diberikan sebaiknya 1970 pasal 12
pagar pembatas pagar pembatas agar menyediakan dan poin B tentang
 Salah satu pengeporasian alat memasang safety keselamatan kerja
pekerja tidak tidak membahayakan device pada mesin bahwa setiap
menggunakan pekerja atau orang lain bubut agar alat dapat tenaga kerja
APD ketika disekitar tempat kerja. beroperasi dengan wajib
bekerja  Pekerja seharusnya aman. menggunakan
menggunakan APD  Pekerja harus pelindung diri
sesuai dengan menggunakan APD  Permenakertrans
ketentuan yang sesuai dengan No 38 Tahun
berlaku agar dapat ketentuan agar dapat 2016 tentang
meminimalisir risiko meminimalisir risiko Pesawat Tenaga
kecelakaan kerja kecelakaan kerja Produksi pasal 8
serta perlunya bahwa pesawat
pengawasan lebih tenaga produksi
agar pekerja patuh harus dilengkapi
terhadap penggunaan alat pengaman
APD.  Permenakertrans
No 8 Tahun 2010
tentang Alat
Pelindung Diri

27
6. Turbin  Perusahaan harus  Diharapkan agar  Permenaker 38
 Safety device memastikan kondisi perusahaan selalu Tahun 2016 Bab
sudah tidak safety device dalam menyosialisasikan 9 Pasal 129 - 138
terlihat keadaan baik, jika pentingnya Tentang
 Terdapat terdapat kerusakan penggunaan APD Pemeriksaan dan
pekerja yang diupayakan untuk (ear plug) yang Pengujian
tidak segera diganti. bekerja di area kerja Pesawat Tenaga
menggunakan  Pekerja seharusnya yang menimbulkan dan Produksi
ear plug menggunakan APD suara bising.  Permenakertrans
sesuai dengan  Mengganti safety No 38 Tahun
ketentuan yang device yang tidak 2016 tentang
berlaku terlihat dengan Pesawat Tenaga
petunjuk yang baru Produksi pasal 8
bahwa pesawat
tenaga produksi
harus dilengkapi
alat pengaman
 Permenakertrans
No 8 Tahun 2010
tentang Alat
Pelindung Diri

28
7. Motor bakar  Mesin genset harus  Perusahaan  Permenaker 38
(genset) dipasang tutup sebaiknya tahun 2016
 Tidak terdapat pengaman agar aman memperhatikan alat tentang K3
tutup pengaman dalam beroperasi alat yang berisiko Pesawat tenaga
pada mesin  Peletakan mesin terhadap kecelakaan dan produksi
genset genset diletakan kerja untuk dipasang  Permenakertrans
 Peletakan ditempat yang aman alat pengaman salah No 38 Tahun
mesin genset agar aman dalam satunya mesin genset. 2016 tentang
yang tidak beroperasi dan aman  Meletakan mesin Pesawat Tenaga
sesuai bagi orang lain sekitar genset ditempat yang Produksi pasal 8
tempat kerja aman dan sesuai agar bahwa pesawat
tidak membahayakan tenaga produksi
mesin, tenaga kerja, harus dilengkapi
atau pun orang lain alat pengaman
disekitar area kerja.

29
8. Mesin Cutting  Pekerja tidak  Pekerja harus  UU no 1 tahun
 Alat tidak menggunakan seperti menggunakan prinsip 1970 pasal 12
dikembalikan kacamata, helm, dan 5R (Ringkas, Rapi, poin B tentang
ke tempat yang sarung tangan saat Resik, Rawat, Rajin) keselamatan kerja
aman setelah mengoperasikan alat. untuk menciptakan bahwa setiap
digunakan  Alat tidak diletakan ke tempat kerja yang tenaga kerja
 Pekerja tidak tempat semula atau aman, nyaman wajib
menggunakan tempat penyimpanan  Pekerja seharusnya menggunakan
APD saat setelah digunakan. menggunakan APD pelindung diri
pengoperasian sebagaimana  Permenakertrans
mesin cutting ketentuan yang No 8 Tahun 2010
berlaku. tentang Alat
Pelindung Diri

30
9. Mesin bor  Mesin bor tidak sesuai  Diharapkan agar  UU no 1 tahun
 Mesin bor ini standard dan tidak perusahaan 1970 pasal 12
tidak sesuai layak untuk digunakan menyediakan alat poin B tentang
standar karena merupakan support yang layak keselamatan kerja
mesin modifikasi yang dan sesuai standar bahwa setiap
tidak sesuai dengan sebagaimana tenaga kerja
fungsinya yang mana peraturan perundang wajib
seharusnya berfungsi undangan yang menggunakan
sebagai mesin bor berlaku serta pelindung diri
tangan namun pembuatan SOP  Permenaker 38
dijadikan mesin bor untuk alat support Tahun 2016 Bab
duduk. yang telah di kustom 9 Pasal 129 - 138
atau modifikasi. Tentang
Pemeriksaan dan
Pengujian
Pesawat Tenaga
dan Produksi

31
BAB IV

PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan Observasi Lapangan, di ketahui PKS Aur Gading telah
melakukan upaya - upaya dalam mengimplementasikan budaya K3 di tempat
kerja. Namun masih di dapati kekurangan dan juga mempunyai kelebihan sebagai
berikut :
1. Mempunyai loader dengan jumlah 1 kapasitas Bucket Loader 3 ton yang
dioperasikan oleh operator yang telah berlisensi erta telah dilakukan riksa
uji secara berkala.
2. Conveyor telah memiliki tangga pengaman (Safety Guard) yang dilengkapi
dengan SOP pengoperasian conveyor.
3. Terdapat dua buah tangki timbun dengan kapasitas 200 ton yang digunakan
untuk menyimpan crude palm oil (CPO) hasil proses, sebelum akhirnya
dimuat kedalam mobil tangki dan dibawa ke pabrik pengolahan minyak
goreng
4. Terdapat boiler dengan kapasitas 35 ton dengan jumlah operator 2 orang
yang telah berlisensi serta dilengkapi dengan SOP pengoperasiannya.
5. Mesin bubut yang digunakan telah dilakuka riksa uji dan dilengkapi
dengan SOP pengoperasian mesin.
6. Memiliki genset dengan kapasitas 500 kVA yang telah melakukan reksa uji
secara berkala dan dilengkapi dengan SOP penggunaan mesin genset
7. Memiliki turbin dengan kapasitas 4000-4500 yang telah melakukan reksa
uji secara berkala dan dilengkapi dengan SOP penggunaan mesin genset
8. Tidak ada jalur khusus dan rambu peringatan untuk wheel loader.
9. Tidak ada pagar pembatas di area pengoperasian conveyor
10. Tidak adanya safety guard pada roda gigi dan rantai yang bergerak di
conveyor dan mesin bubut.
11. Tangki timbun tidak dilengkapi dengan plat nama,indicator volume atau
berat, pengukur temperature, dan sarana pemadam kebakaran, tidak
dipasang pagar pengaman tangki timbun, dan tidak dilakukan pemeriksaan
secara berkala

32
12. Terdapat pipa steam boiler yang bocor dan pemasangan pipa steam tidak
tertata dengan rapi
13. Mesin bor tidak sesuai standard dan tidak layak untuk digunakan karena
merupakan mesin modifikasi yang tidak sesuai dengan fungsinya yang
mana seharusnya berfungsi sebagai mesin bor tangan namun dijadikan
mesin bor duduk

4.2. Saran
1. Diharapkan untuk perusahaan agar terus melakukan sosialisasi melalui
perantara HSE terkait SOP pengoperasian wheel loader di tempat kerja
terutama di bidang pengolahan kelapa sawit
2. Diharapkan untuk perusahaan agar terus konsisten dalam melakukan reksa
uji alat berat secara berkala
3. Diharapkan untuk perusahaan agar selalu mengecek dan mengingatkan jika
ada kedapatan lisensi K3 operator yang sudah tidak berlaku
4. Diharapkan agar perusahaan secara rutin mengecek tangga pengaman agar
terhindar dari terjadi kecelakaan kerja
5. Diharapkan perusahaan agar selalu mensosialisiasikan terkait SOP
pengoperasian alat dan mesin tersebut dengan tujuan menghindari dan
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja
6. Diharapkan kepada perusahaan selalu mengingatkan kepada petugas K3
untuk melakukan pengecekan rambu rambu yang ada agar dalam kondisi
baik dan mudah dibaca
7. Perusahaan menyediakan jalur khusus wheel loader agar dapat beroperasi
dengan aman, memasang rambu-rambu peringatan saat pengoperasian
untuk memastikan material atau orang lain disekitar area kerja aman, serta
adanya pengawasan lebih oleh HSE perusahaan untuk memastikan operator
bekerja dengan perilaku aman dengan tidak mengangkut penumpang lain
saat pengoperasian wheel loader karena dapat berisiko terhadap kecelakaan
kerja.

33
8. Perusahaan memastikan alat produksi beroperasi dengan aman yakni
dioperasikan oleh operator yang berlisensi, terpasangnya safety guard dan
safety device agar meminimalisir risiko kecelakaan kerja.
9. Perusahaan harus memasang identitas karakteristik tangki timbun seperti
plat nama, pipa pengaman, indicator volume atau berat, pengukur
temperature, katup pengisian dan pengeluaran,lubang lalu orang/lubang
pemeriksaan, alat penyalur petirdan pembumian, dan sarana pemadam
kebakaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
10. Perusahaan sebaiknya dan seharusnya melakukan pemeriksaan secara
berkala dan riksa uji.
11. Perusahaan seharusnya melakukan pemeliharan dan pemeriksaan terhadap
alat alat produksi, apabila bila ditemukan kerusakan harap untuk segera
dilakukan perbaikan atau diganti.
12. Pekerja harus menggunakan prinsip 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat,
Rajin) untuk menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman
13. Diharapkan agar perusahaan menyediakan alat support yang layak dan
sesuai standar sebagaimana peraturan perundang undangan yang berlaku
serta pembuatan SOP untuk alat support yang telah di kustom atau
modifikasi.

34

Anda mungkin juga menyukai