SUGIHARTO
PENYELENGGARA
PT LANTO MASA ANUGERAH
MEDAN, 26 JANUARI 2021 s.d 28 JANUARI 2023
DAFTAR ISI
REFERENSI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era Industrialisasi saat ini, perkembangan industri dan perubahan secara
global di bidang pembangunan di dunia semakin meningkat. Indonesia juga
melakukan perubahan-perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang teknologi
maupun industri. Seiring dengan perkembangan sektor industri, terdapat banyak
sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan bahaya. Kemungkinan bahaya besar
mengintai setiap pekerja baik itu kecelakaan ringan, kecelakaan besar, kebakaran,
ledakan, pencemaran lingkungan, dan penyakit akibat kerja yang mengakibatkan
pekerja mengalami kecacatan dan bahkan potensi meninggal dunia. Potensi bahaya
besar itu diakibatkan karena ketidakmampuan, ketidakcakapan, kurangnya
kompetensi dan kurangnya pemahaman terhadap alat-alat produksi.
Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam sebuah organisasi
atau perusahaan dalam mencapai sebuah keberhasilan. Pekerja merupakan sebuah
aset berharga bagi perusahaan dan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan,
oleh karena itu harus dijaga keselamatannya, kesehatannya, dibimbing dan
dikembangkan potensi mengenai kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja dan
kesehatan kerja, sehingga memberikan output yang optimal bagi perusahaan.
Dalam mengelola sumber daya manusia diperlukan sebuah manajemen yang
dapat mengelola sumber daya secara terencana, sistematis dan efisien agar
perusahaan dapat berkembang dengan baik dan tujuan perusahaan juga tercapai
dengan maksimal. Salah satu hal yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam
manajemen sumber daya manusia adalah keselamatan kerja. Masalah keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum masih sering
terabaikan dan kondisinya diperkirakan termasuk rendah. Hal ini ditunjukkan dengan
masih tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi. Sehingga diperlukan penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada setiap
perusahaan di Indonesia.
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan
langkah yang tepat di mana semakin banyaknya angka korban jiwa akibat dari
kecelakaan kerja di berbagai sektor industri. Tujuan dari penerapan SMK3 ini adalah
1
untuk meminimalisir dampak yang akan timbul dari potensi bahaya yang ada di
dalam lingkungan kerja. Dampak yang mungkin terjadi antara lain, kecelakaan kerja,
penyakit yang timbul akibat suatu pekerjaan, kejadian berbahaya seperti kebakaran,
peledakan, dan lain-lain. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dari penerapan
SMK3 maka perlu adanya seorang ahli dibidang K3 yang berkewajiban dan memiliki
wewenang untuk mengawasi kegiatan di lingkungan kerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang terkandung di dalam SMK3. Pelatihan dan pembinaan
ahli K3 perlu dilakukan agar sistem manajemen yang diharapkan dapat terealisasi.
Ahli bidang K3 berada di bawah naungan Kementerian Tenaga Kerja di mana pihak
Kementerian Tenaga Kerja yang akan memberikan pembinaan, pengarahan, serta
pengawasan tentang efisiensi penerapan SMK3 di lingkungan kerja yang mana
dibantu juga oleh Pembina Jasa Keselamatan dan Kesehatan kerja (PJK3), Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), serta Lembaga terkait lainnya.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam
pelatihan ahli K3 Umum untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan peserta
pelatihan dalam konteks yang lebih praktikal sehingga peserta memiliki semua
pengetahuan teoritis dan juga pengetahuan lapangan serta implementasi teori
tersebut secara langsung.
2
3. Untuk memberi pembinaan kepada calon ahli K3 dalam menganalisis beberapa
studi kasus yang terdapat di sebuah perusahaan sebagai contoh.
4. Untuk meningkatkan pengetahuan & pemahaman tentang peraturan perundang-
undangan K3, meningkatkan kemampuan, keahlian, serta keterampilan dalam
melakukan identifikasi bahaya di tempat kerja, dan meningkatkan kemampuan
dan keahlian serta keterampilan dalam menerapkan K3 sesuai dengan peraturan
perundang- undangan di tempat kerja.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup perusahaan selama kegiatan PKL untuk calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U) adalah di perusahaan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit dengan data-data sebagai berikut:
Nama : PT Amal Tani
Alamat : Desa Amal Tani, Tanjung Putri
Kecamatan Sirapit Kabupaten Langkat
Propinsi Sumatera Utara.
Tanggal : 04 Februari 2023
Waktu : Pukul 10:00 s.d 12:00 WIB
D. Dasar Hukum
1. K3 Umum
a. Undang -undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Undang – undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. Permenakertrans No. PER. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
3
2. K3 Lingkungan Kerja Dan Bahan Berbahaya Dan Beracun
a. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun
b. Kepmenaker No. 187 Tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat kerja
3. K3 Kesehatan Kerja
a. Permenakertrans No. 02 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan dan
Keselamatan Tenaga kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
b. Permenakertrans No. 03 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
c. Permenakertrans No. 15 Tahun 2008 tentang P3K di Tempat Kerja
d. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE. 01/MEN/1979 tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
e. Kep. Dirjen Binwasnaker No. 53 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelatihan
dan Pemberian Lisensi Petugas P3K di Tempat Kerja
4. Penerapan Smk3
a. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003
b. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
5. K3 Mekanik
a. Permenaker No. 08 Tahun 2020 tentang Pesawat Angkat dan Angkut
b. Permenaker No. 38 Tahun 2016 tentang K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
c. Permenakertrans No. 02 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las di
Tempat Kerja
4
d. Permenaker No. 37 Tahun 2016 tentang K3 Bejana Tekan dan Tangki
Timbun
e. Surat Edaran Menakertrans No. 05 Tahun 2011 tentang Lisensi Operator
Pesawat Uap
8. K3 Konstruksi Bangunan
a. Permenakertrans No. 01 Tahun 1980 tentang K3 Pada Konstruksi
Bangunan
9. K3 Instalasi Listrik
a. Permenaker No. 31 Tahun 2015 tentang Pengawasan Instalasi Petir
b. Permenaker No. 33 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja
5
BAB II KONDISI PERUSAHAAN
6
3. Sertifikat ISPO Sejak Tahun 2017, dan pada tanggal 5-9 September 2022 PT Amal
Tani telah di Audit untuk Resertifikasi (RC) Perpanjangan Sertifikat ISPO dengan
hasil tanpa MC, dan menunggu penerbitan Sertifikat ISPO sesuai dengan
Permentan No.38 Tahun 2022 dari Komisi ISPO Indonesia.
Fasilitas yang diberikan Perusahaan untuk kesejahteraan tenaga kerja antara
lain, yaitu:
1. Gaji
2. Tunjangan Perumahan
3. Beras (Pekerja, Istri dan Anak sampai 3 orang tanggungan)
4. BPJS Ketenagakerjaan (JHT, JKK, JKM dan Jaminan Pensiun)
5. BPJS Kesehatan (Pekerja, Istri dan 3 orang anak tanggungan)
B. Fasilitas Penunjang
1. Perumahan pekerja
2. Pos security
3. Mushola
4. Laboratorium
5. Gudang sparepart
6. Workshop
C. Sarana Pokok Perusahaan
1. Gedung utama/kantor
2. Stasiun penerimaan buah
3. Stasiun rebusan kelapa sawit
4. Stasiun penebah
5. Stasiun kempa
6. Stasiun pemurnian minyak sawit
7. Stasiun pabrik biji
8. Stasiun pengolahan air
9. Stasiun ketel uap
10. Stasiun pembangkit
11. Stasiun pengolahan limbah
12. Stasiun penimbunan dan pengiriman crude palm oil
7
D. Prasarana dan Fasilitas
1. Toilet
2. Taman bermain anak
3. Ruang terbuka hijau
4. Tempat parkir
8
BAB III TEMUAN & ANALISA
9
4 Area PKS Adanya Kotak P3K Monitoring Permenakertrans No.
di beberapa titik Ketersedian dan 15 tahun 2008
PKS masa berlaku (Pasal 10)
pemakaian Permenakertrans No
obat2an secara -PER.15/MEN/VIII/
berkala 2008 Lampiran II
Terkait isi kotak P3K
10
7 Sertifikat Ahli Penerapan SMK3 Melakukan Audit Permenaker
yang terintegrasi secara rutin, No. 26 Tahun 2014
dengan sistem di dimana hasil audit (Pasal 2 ayat 1 & 2)
perusahaan dijadikan 1.Setiap Perusahaan
bahan wajib menerapkan
pertimbangan SMK3 yang terintegrasi
dalam upaya dengan system di
peningkatan perusahaan
SMK3 1. 2. Kewajiban
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1 berlaku
bagi perusahaan :
a. Mempekerja
kan pekerja/ buruh
paling sedikit 100
(seratus) orang ; atau
b. Mempunyai tingkat
potensi bahaya tinggi
11
10 Dokumen Adanya personil Dilakukan Kepmenaker No 186
unit perpanjangan Tahun 1999
penanggulangan sertifikasi (Pasal 2 Ayat 2 huruf
kebakaran di kompetensi d)
tempat kerja sebelum berakhir “Pembentukan unit
masa berlakunya penanggulangan
kebakaran di
tempat kerja”
12
B. Temuan & Analisa Negatif
Peraturan Perundang-
Potensi Saran /
Lokasi Temuan undangan
No Bahaya Rekomendasi
(termasuk pasal dan ayat)
1 Area PKS Petugas Berisiko Wajib UU no 1 tahun 1970
bongkar muat terkena duri menggunakan (Pasal 13)
tidak buah TBS APD Lengkap “Barangsiapa akan
menggunakan (Sarung Tangan memasuki sesuatu tempat
sarung tangan yang sesuai) kerja, diwajibkan mentaati
berisiko semua petunjuk
terkena duri keselamatan kerja dan
buah TBS memakai alat-alat
perlindungan diri yang
diwajibkan.”
Permenakertrans
No.PER.08/MEN/VII/2010
(pasal 6 ayat 1)
“Pekerja/buruh dan orang
lain yang memasuki tempat
kerja wajib memakai atau
menggunakan APD sesuai
dengan potensi
bahaya dan risiko”
2 ` Area PKS Lambang kotak Tidak sesuai Menyesuaikan Permenakertrans
P3K masih ketentuan lambang P3K No.PER.15/MEN/VIII/2008
berwarna yang berlaku dengan (pasal 10 huruf a)
merah pada mengganti “Terbuat dari bahan yang
Permenakert menjadi warna kuat dan mudah dibawa,
rans hijau berwarna dasar putih dengan
lambang P3K berwarna
hijau”
13
4 Area PKS Pekerja Potensi Menggunakan UU Nomor 1 Tahun 1970
melepas risiko terjadi alat bantu ketika (Pasal 1 huruf a)
sambungan kecelakaan melepas “Mencegah dan mengurangi
lori angkut tertarik sambungan kecelakaan”
sawit tanpa ataupun
menggunakan terserempet
alat bantu lori
14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
1. PT Amal Tani sudah menerapkan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang ada dengan baik.
2. Tingkat kegiatan pekerja yang tinggi menjadi tantangan yang dihadapi oleh
perusahaan untuk memastikan setiap pihak dapat bekerja dengan aman, selamat
dan produktif.
3. Komitmen yang cukup baik dari perusahaan terhadap Keselamatan dan Kesehatan
Kerja meskipun masih terdapat beberapa aspek K3 yang belum terpenuhi dengan
maksimal.
B. Saran
1. Semua sistem yang telah diimplementasikan diharapkan dapat menjadi budaya
yang melekat bagi perusahaan.
2. Melaksanakan studi banding ke perusahaan lain yang bergerak di bidang usaha
yang sama perihal penerapan dan implementasi K3 agar menjadi improvement
perusahaan.
3. Memperbanyak poster rambu – rambu dan SOP tentang keselamatan kerja.
15
REFERENSI
16
• Permenaker No. 31 Tahun 2015 tentang Pengawasan Instalasi Petir
• Permenakertrans No. 04 Tahun 1980 Tentang Syarat – syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
• Kep. Menaker No. 186 Tahun 1999 TentangUnit Penanggulangan
Kebakaran
• Permenaker No. 02 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatik
17
Lampiran 1 Struktur Organisasi P2K3
18
Lampiran 2 Kebijakan Perusahaan
Lampiran 3 Komitmen Perusahaan
Lampiran 4 Daftar Inventaris Kebakaran Perusahaan