Anda di halaman 1dari 7

LATIHAN SOAL 1

Fajar Bahari merupakan pabrik otomotif yang berada di kawasan Cibitung Jawa Barat. Perusahaan
ini beroperasi 3 shift dan memiliki karyawan sebanyak 735 orang, terdiri dari 535 laki-laki dan
200 perempuan.

Perusahaan ini belum memiliki P2K3 akan tetapi mempunyai 3 orang Ahli K3 Umum yang telah
mendapatkan surat keputusan dari Kementerian Ketenagakerjaan R.I. Tugas dari Ahli K3 Umum
ini melakukan safety patrol (pemeriksaan K3) setiap 6 bulan sekali.

Perusahaan ini telah memiliki Ruang P3K akan tetapi tidak mempunyai dokter perusahaan, hanya
memiliki paramedis perusahaan yang telah mempunyai sertifikat hiperkes. Selain itu, kotak P3K
yang tersedia adalah tipe C dan diletakkan hanya di Ruang P3K sebanyak 1 buah dan area office
(kantor) sebanyak 1 buah. Petugas P3K yang telah memiliki sertifikat dari Kementerian
Ketenagakerjaan dan lisensi hanya berjumlah 1 orang.

Perusahaan memiliki program gladi penanggulangan kebakaran setiap 2 tahun sekali yang diikuti
seluruh tim security serta unit HSE dan sarana proteksi kebakaran yang disiapkan berupa APAR
golongan kebakaran ABC dimana penempatannya setiap 25 m dan digantung dengan tinggi
pemasangan 1.5 m. Unit penanggulangan kebakaran pada perusahaan tersebut hanya terdiri dari
12 orang petugas peran kebakaran dan 1 ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran.

Perusahaan ini memiliki pembangkit sebesar 750 kVA sebanyak 2 buah dan belum memiliki Ahli
K3 Spesialis Listrik serta Teknisi yang melakukan pemeliharaan instalasi listrik yang hanya pernah
mendapatkan sosialisasi internal perusahaan. Selain itu, terdapat instalasi penyalur petir tipe
konvensional (Franklin) yang dilakukan riksa uji berkala terakhir pada tahun 2015.

Sebagai calon Ahli K3 Umum, bagaimana upaya Anda dalam rangka pemenuhan syarat-
syarat K3 di perusahaan dibawah ini terkait :

1. kelembagaan/organisasi K3 dan keahlian K3


2. pengendalian listrik dan penanggulangan kebakaran di tempat kerja
3. penerapan kesehatan kerja
4. apakah perusahaan tersebut wajib menerapkan SMK3? Jelaskan!
Seluruh syarat-syarat K3 harus dijawab dan dijelaskan lengkap dengan dasar hukum peraturan
perundangan yang berlaku

Jawaban

1. Pabrik otomatif Fajar Bahari berkewajiban memiliki organisasi P2K3 sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER-04/MEN/1987 Tentang panitia Pembina
keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja,
pada pasal 2 ayat 1 menyatakan setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau
pengurus wajib membentuk P2K3 dan ayat 2 Pada point B yang menyatakan tempat kerja
dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan kurang dari 100 orang, akan tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai resiko yang besar akan
terjadinya peledakan, lebakaran, keracunan dan penyinaran radio aktif.
2. Pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Per-04/Men/1980 tentang syarat-
syarat pemasangan APAR di tempat kerja telah memenuhi regulasi yang berlaku juga seperti di
jelaskan bahwa pasal 4 poin 3 bahwa tinggi pemberian tanda pemasangan adalah 125 cm di mana
perusahaan ini menerapkan 150 cm sehingga sudah sesuai kemudian pasal 4 poin 5 menyatakan
bahwa penepatan APAR yang satu dengan yang lain tidak boleh melebihi 15 m kecuali di tetapkan
lain oleh pegawai atau pengawas atau ahli k3 kebakaran.nanh,disini perusahaan ini menerapkan
jarak 25 m letak APAR 1 satu dengan APAR yang lain ini tidak dapat di kategorikan melanggar
atau tidak sesuai dengan peraturan perundang undangan sebab bisa saja ada pertimbangan yang di
lakukan oleh tim pengawas atau ahli k3 kebakaran perusahan ini.untuk petugas penanggulangan
kebakaran sebagaimana dengan regulasi sudah sesuai perusahan ini membentuk tim
penanggulangan kebakaran di mana terdapat 12 petugas dan 1 ahli k3 kebakaran namun untuk
jumlah petugas sendiri tidak sesuai dengan regulasi dipasal 6 bahwa 2 petugas untuk 25 tenaga
kerja sedang diperusahaan ini memiliki 735 tenaga kerja sehingga minimal ada 29. Untuk
perusahaan ini melanggar regulasi di bidang kelistrikan dimana perusahaan pembangkit 750 kVA
harus memiliki ahli k3 dan teknisi listrik yang bersertifikat kemnaker ini tertuang pada permen no
12 tahun 2015. Sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI NO : KEP-186/MEN/1999 pasal 2
perusahaan Fajar Bahari harus memiliki buku rencana penanggulangan kebakaran karena
memperkerjakan lebih dari 100 orang tenaga kerja
3. Jika di tinjau dari pelaksanaan P3K di tempat kerja perusahaan ini jelas sudah melanggar atau tidak
sesuai dengan regulasi yang berlaku sesuai dengan permen no 15 tahun 2008 tentang p3k di tempat
kerja.bahwa di ataur jumlah petugas p3k dan jumlah kotak p3k sesuai dengan jumlah tenaga
kerja.olehnya perusahaan ini dengan tenaga kerja sebanyak 735 orang dan memiliki potensi bahaya
tinggi,memerlukan petugas p3k setidaknya sebanyak 8 orang dan untuk kotak p3k setidaknya 8
kotak C atau 16 kotak atau 32 kota A kemudian terdapat para medis yang tidak memiliki sertifikat
hyperkes jelas ini bertentangan dengan regulasi yang ada.Berdasarkan regulasi terkait tata cara
penyelenggaraan pelayanaan kesehatan perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 500 sampai 1000
orang tetapi memiliki tingkat resiko tinggi olehnya harus dilaksanakan sendiri dengan mendirikan
klinik perusahaan da nada dokter perusahaan bersifar hyperkes dan para medis
4. Perusahaan wajib untuk menerapkan SMK3 berdasarkan Pp no.50 tahun 2012 mempekerjakan
pekerja atau guru paling sedikit 100 orang mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi antara lain
perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan,minyak dan gas bumi,perusahaan yang
mempunyai potensi bahaya tinggi berdasarkan penetapan direktur jendral dan atau kepala dinas
provinsi.penetapanya berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian di perusahaan oleh pengawas
ketenagakerjaan

LATIHAN SOAL 2

PT Berani Usaha bergerak di bidang manufaktur memiliki jumlah tenaga kerja 335 orang serta
kerja 2 longshoft. Perusahaan telah memiliki P2K3 Yang di daftarkan kepada dinas Tenaga
setempat akan tetapi belum pernah mengirimkan laporan triwuln pelaksanaan program k3 ke
disnaker setempat. Selai itu perusahaan saat ini sedang melakukan pemasangan instalasi alamarm
kebakaran otomatis, akan tetapi tidk di lakukan oleh PJK3 bidang instalasi Sarana Proteksi
Kebakaran, PJK3 tersebut tidak memiliki SKP PJK3 dari kementrian Ketenaga kerjaan RI.
Penerapan SMK3 belum Optimal di lakukan perusahaan , karena kebijakan k3 masih dalam
pembahasan dan belum di setujui oleh seluruh angguta P2K3. Perusahaan ini memiliki tim tanggap
darurat kebakaran dengan jumlah yang telah di ikut sertakan dalam pembinaan k3 kebakaran
dengan rincian 8 orang , sebagai petugas peran kebakaran dan 1 orang sebagai ahli k3 spesialis
kebakaran yang telah memiliki skp dan lisensi dari kementria ketenaga kerjaan RI. Selain itu
sarana proteksi kebakaran yang di miliki adalah alat pemadam api ringan dengan media pemadam
tepung kering yang di letakkan di lantai setiap 20 meter. Di area produksi di dapatkan adanya roda
gigi pada mesin produksi yang tidak memiliki cover pelindung serta tidak memiliki operator
perkakas dan produksi yang bertanggung jawab pada pengoprasian seluruh mesin produksi. Selain
itu , sejak di operasikan tahun 2020, seluruh mesin produksi belum pernah di lakukan pemeriksaan
dan pengujian berkala. Perusahaan ini memiliki kotak P3K type C sejumlah 1 buah yang di
tempatkan pada pos security dan untuk petugas p3k. perusahaan memiliki 1 orang petugas yg telah
mendapatkan sertifikat dari kementrian ketenaga kerjaan. Perusahann memiliki bahan kimia yang
mudah terbakar ,akan tetapi tidak terdapat MSDS serta label pada wadah penyimpanan bahan
kimia. Perusahaan masuk dalam potensi bahaya menengah dan hanya memiliki 1 orng petugas K3
Kimia yang bekerja pada shift 1 saja

Sebagai calon Ahli k3 Umum. Bagaimana Upaya anda dalam pemenuhan syarat k3 di
perusahaan di bawah ini terkait:

a. K3 Kelembagaan , Keahlian K3 dan SMK 3

b. K3 Penanggulangan kebakaran

c. K3 Pesawat dan Tenagan Produksi

d. K3 Kesehatan Kerja dan bahan kimia berbahaya

Jawaban

1. Pada PT Berani Usaha yang bergerak di bidang manufaktur sudah memiliki jumlah karyawan
335 orang artinya sudah memenuhi sarat untuk membentuk P2k3 sesuai peraturan dari
Permenaker RI No. PER-04/MEN/1987 tentang kepanitian Pembina keselamatan dan
Kesehatan kerja serta tata cara penunjukan ahli keselamatan kerja. Namun belum pernah
sama sekali mengirinkan pelaoporan triwulan pelaksaan program kepada K3 kepada
disnaker.
2. Pada penanggulangan kebakaran Perusahaan diatas saat ini sdh dilakukan pemasanagn
alaram kebakaran namun bukan di pasang oleh PJK3 di bidang instalasi sarana proteksi
kebakaran dan juga PJK3 tersebut tidak memiliki SKP PJK3 dari kementrian Ketenaga
kerjaan RI. Berdasarkan Kepnaker No. 186/MEN tahun 1999 pasal 14 penunjukan tenaga
ahli dan intruktur fasilitas yang menunjang. Namun Perusahaan ini sdh berupaya melakukan
pembinaan K3 kebakaran sebagai petugas sebagai petugas peran kebakaran dan 1 orang
sebagai ahli k3 spesialis kebakaran yang telah memiliki skp dan lisensi dari kementria
ketenaga kerjaan RI. Perusahaan ini juga sdh berupaya dalam penanganan kebakaran dengan
sarana proteksi kebakaran yang di miliki adalah alat pemadam api ringan dengan media
pemadam tepung kering yang di letakkan di lantai setiap 20 meter. Namun Perusahaan ini
beum memiliki pelindung mesin dan juga belum pernah lagi dilakukan pemeriksaan dan uji
berkala.
3. Perusaahaan Ini Juga Telah Melanggar Permenaker 38 Tahun 2016 Tentang Pesawat Tenaga Produksi
Dimana Tidak Pernah Melakukan Pengujian Dan Pemeriksaaan Sebagai Mana Tertera Pada Pasal 4
Ayat 1. Dimana Perusahaan ini Di area produksi di dapatkan adanya roda gigi pada mesin
produksi yang tidak memiliki cover pelindung serta tidak memiliki operator perkakas dan
produksi yang bertanggung jawab pada pengoprasian seluruh mesin produksi. Selain itu , sejak
di operasikan tahun 2020, seluruh mesin produksi belum pernah di lakukan pemeriksaan dan
pengujian berkala.
4. Perusahaan Ini Juga Telah Melanggar Permenaker 15 Tahun 2008 Tentang P3k Ditempat Kerja,
Dimana Pada Pt Ini Telah Memperkejakan Karyawan Sebanyak Diatas 300 Orang Sehinnga
Seharunsya Memiliki Sekurang-Kurangnya Ahli P3k Sebnyak 3 Orang Dan Tipe P3k Nya Berada Pada
B. Dan Perusahaan Juga Telah Melanggar Pasal 5 Kepmenaker 187 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
B3 , Dimana Perusahaan Diwajibkan Memberikan Label Pada Tempat Penyimpanan Bahan Kimia,
Serta Telah Melanggar Pasal 7 Kepmenaker 187 Tahun 1999 Dimana Perusahaan Seharusnya
Menperkejakan Dengan Shift Sekurang-Kurangnya 3 Orang, Namun Pada Kenyataan Hanya 1 Orang
Saja.

LATIHAN SOAL 3

Maju Bersama merupakan pabrik manufacturing yang berada di Kawasan industry karawang –
jawa barat, beroperasi 2 longshift dan memiliki karyawan sebanyak 235 orang. Perusahaan ini
telah memiliki p2k3 namun belum didaftarkan ke dinas ketenagakerjaan provinsi jawa barat dan
yang menjadi sekretaris p2k3 adalah manager HRD yang belum pernah diikutksertakan dalam
pembinaan Ahli k3 umum. Perusahaan ini menyimpan Acethylene dengan kualitas 85 ton dan
memiliki petugas k3 kimia sebnayak 1 orang yang telah mendapatkan sertifikat dari kementrian
ketenagakerjaan. Selain itu, terdapat juga penggunaan chlorine di ruang produksi dimana
wadahnya tidak memiliki label serta MSDS diletakkan di ruang arsip. Perusahaan ini memiliki
ketel uap sebnyak 2 buah dengan kapasistas masing-masing 20 ton. Baik ketel uap maupun
Pesawat angkat-angkut terakhir dilakukan riksa uji berkala pada tahun 2014 dan operator yang
mengoperasikan boiler dan forklift belum memiliki lisensi k3 dari kementrian ketenagakerjaan RI.
Perusahaan ini di ruang produksi memiliki hasil pengukuran kebisingan sebesar 90 dBA, dan
perusahaan sudah memberikan earplug 1x setiap tahunnya, seringkali karyawan membeli earplug
secara mandiri dari luar perusahaan dan pada ruangan tersebut terdapat getaran sebesar 5m/det2

Sebagai calon Ahli k3 Umum. Bagaimana Upaya anda dalam pemenuhan syarat k3 di
perusahaan di bawah ini terkait:

1. Kelembagaan/organisasi K3 dan keashliaan k3


2. Pengendalian lingkungan kerja, bahan berbahaya, dan beracun
3. Pemakaian Pesawat uap dan Pesawat angkat angkut

Jawaban

1. Berdasarkan kasus di Maju Bersama sudah sesuai dengan aturan dari permenaker Ri No.
Per. 04 Men 1987 Tentang panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja serta tata cara
penunjukan ahli keselamatan kerja karena telah memiliki jumlah karyawan lebih dari 100 pekerja.
Namun masih melanggar ketentuan pengurus P2K3 dimana yang menjadi sekretaris harus ahli K3.
2. Sesuai pasal 2 Kepnaker Nomor 187 Tahun 1999 untuk bahan kimia berbahaya wajib disimpan
ditempat khusus dan diberikan label serta harus di sediakan LDKB atau MSDS guna mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan PAK. Kemudian pada kasus di Maju Bersama di mana Perusahaan
ini hanya memperkerjakan K3 hanya satu orang yang seharusnya sebanyak 5 orang dan juga
melanggar aturan tanteng syarat label pada penyimpanan bahan berbahaya Pasar 5 Kepnaker 187
Tahun 1999.
3. Berdasarkan Permenaker 08 tahun 2020 tentang pesawat angkat angkut Pasal 165 (1) Operator
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141 ayat (2) merupakan Tenaga Kerja yang memiliki tugas:
a. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
b. Melaksanakan identifikasi potensi bahaya pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
c. Selaksanakan teknik dan syarat-syarat K3 pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
d. melakukan pengecekan terhadap kondisi atau kemampuan kerja Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut, Alat Pengaman, dan alat-alat perlengkapan lainnya sebelum pengoperasian Pesawat
Angkat dan Pesawat Angkut; dan
e. bertanggung jawab atas kegiatan pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut dalam
keadaan aman. Kemudian di ayat (6) tentang Operator forklift/lifttruck, rack stackers, reach
stackers, telehandler kelas I selain berwenang melakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
juga berwenang: a. mengoperasikan forklift/lifttruck, rack stackers, reach stackers, telehandler
sesuai dengan jenisnya dengan kapasitas lebih dari 15 (lima belas) ton; dan b. mengawasi dan
membimbing kegiatan Operator kelas II.

LATIHAN SOAL 4

PT. Sejahtera Bahagia memiliki jumlah tenaga kerja 225 orang dengan komposisi pekerja Wanita
100 orang dan pekerja pria 125 orang serta waktu kerja 3 shift. Perusahaan memiliki bagan struktur
organisasi p2k3 akan tetapi komposisi anggotanya hanya dari pihak manajemen perusahaan. P2K3
adalah ahli k3 umum yang SKP dan kartu tanda kewenangannya telah habis masa berlaku sejak
tahun 2020. Untuk penerapan SMK3, perusahaan belum memiliki kebijakan k3 yang ditanda
tangani oleh pimpinan perusahaan.
Perusahaan ini awalnya selalu rutin melakukan pemeriksaan dan pengujian berkala untuk seluruh
objek k3, akan tetapi Ketika pandemic tahun 2020, seluruh objek k3 belum dilakukan pemeriksaan
dan pengujian berkala tahun 2019 dan terakhir dilakukan pengukuran grounding oleh teknisi
maintenance resistansinya mencapai 5,1 ohm. Instalasi listrik juga belum pernah dilakukan
pemeriksaan berkala sejak tahun 2019 dan selama ini yang melakukan pemeliharaan bukan teknisi
k3 listrik.

Perusahaan memiliki ketel uap dengan kapasitas 20 ton / jam , akan tetapi operator yang dimiliki
hanya 1 orang kelas 1 sehingga terdapat shift tertentu yang pengoperasian ketel uap dilakukan oleh
Teknisi Maintenance . Perusahaan juga memiliki forklift dengan kapasitas 20 ton dan dioperasikan
oleh Operator Forklift kelas 2 yang telah mendapatkan sertifikat lisensi dari Kementerian
Ketenagakerjaan RI.

Perusahaan ini memiliki klinik yang beroperasi pada shift 1 dengan jumlah paramedis perusahaan
1 orang dan dokter perusahaan yang dating setiap hari senin, rabu dan jumat . Saat ditanyakan
sertifikat hiperkes, hanya dimiliki oleh dokter perusahaan saja, paramedis belum pernah mengikuti
pelatihan hiperkes. Selain itu, terdapat keluhan 10 orang pekerja yang selama 3 bulan ini
merasakan adanya gangguan pendengaran tetapi nerusahaan masih belum melakukan pemeriksaan
kesehatan khusus dan terakhir pelaksanaan pemeriksaan Kesehatan berkala adalah tahun 2019.

Sebagai calon Ahli K3 Umum, bagaiman upaya anda dalam pemenuhan syarat-syarat k3 di
perusahaan dibawah ini terkait :

a. K3 Kelembagaan, Keahliaan K3, dam SMK3


b. K3 Listrik dan penanggulangan Kebakaran
c. K3 Mekanik dan Pesawat Uap
d. K3 Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja

Jawaban

1. Kelembagaan, keahlian K3 dan SMK3


a. P2K3 sudah terbentuk dan memiliki Ahli K3 Umum, sudah sesuai dengan Permenaker No. 4 Tahun
1987 tentang P2K3 pasal 3 ayat 1, keanggotaan P2K3 harus terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja
yang susunannya terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota. Ayat 2. Sekertaris P2K3 ialah Ahli K3
Umum dari perusahaan yang bersangkutan. Serta P2K3 harus diusulkan oleh pengusaha atau
pengurus ke Menteri Tenaga Kerja untuk memperoleh penetapan yang diatur dalam ayat 3 dalam
Permenaker ini.
b. Perusahaan belum memiliki Kebijakan K3. Dimana disebutkan dalam PP No. 50 Tahun 2012
tentang SMK3 pasal 5 bahwa perusahaan yang mempekerjakan 100 orang pekerja/buruh atau
mempunya tingkat potensi bahaya yang tinggi wajib menerapkan SMK3. Dalam penerapan SMK3
diwajibkan memenuhi 5 kriteria seperti yang dijelaskan dalam pasal 6 antara lain Penetapan
kebijakan K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan rencana K3, Pemantauan dan evaluasi kinerja K3,
peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.
2. Pengendalian Listrik dan Penanggulangan kebakaran
a. Pemeriksaan objek-objek K3 terakhir 2019
b. Pengukuran grounding 5.1 ohm tahun 2019 oleh teknisi maintenance
c. Instalasi listrik belum dilakukan pemeriksaan sejak tahun 2019. Berdasarkan Perrmenaker No 12
Tahun 2015 pasal 11 ayat 1 bahwa pemeriksaan berkala di lakukan paling sedikit setahun sekali.
Dalam pasal 10 ayat 1 juga menjelaskan bahwa pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh
Pengawas ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik, Ahli K3 bidang listrik pada perusahaan atau Ahli
K3 bidang listrik pada PJK3.
d. Pemeriksaan instalasi listrik tidak dilakukan oleh teknisi K3 listrik, menurut Permenaker No. 12
Tahun 2015 pasal 6 ayat 3 dimana perencanaan, pemasangan, perubahan dan pemeliharaan
dilakukan oleh Ahli K3 bidang listrik pada perusahaan atau ahli K3 bidang listrik pada PJK3.
3. Mekanik Pesawat Uap
a. Perusahaan memiliki ketel uap kapasitas 20 ton / jam, operator kelas 1 ada satu orang. Hal ini sudah
sesuai dengan Permenaker No. 1 Tahun 1988 pasal 8 ayat 1, namun berdasarkan lampiran I
Permenaker ini untuk ketel uap dengan kapasitas >20 Ton/jam - <40 Ton/jam harus menyediakan
operator kelas 1 (satu) dan kelas 2 (dua) masing-masing 1 (satu) orang
b. Perusahaan memiliki forklift kapasitas 20 ton, operator kelas 2 dengan lisensi Kemnaker RI. Hal ini
tidak sesuai dengan Permenaker No. 8 Tahun 2020 tentang pesawat angkat angkut pasal 165 Ayat
6, dimana operator kelas I berwenang mengoperasikan forklift sesuai dengan jenisnya dengan
kapasitas lebih dari 15 ton. Jadi seharusnya yang mengoperasikan adalah operator kelas 1.
Perusahaan harus menunjuk operator sesuai dengan Permenaker yang berlaku
4. Kesehatan kerja dan Lingkungan Kerja
a. Perusahaan memiliki klinik, paramedis 1 orang belum training hiperkes bekerja 1 shift,
berdasarkan Permenaker No. 1 Tahun 1979 bahwa perusahaan yang mempekerjakan tenaga
paramedis diwajibkan untuk mengirim tenaga tersebut untuk mengikuti pelatihan Hiperkes.
b. Dokter perusahaan belum memiliki sertifikat Hiperkes. Hal ini belum sesuai dengan Permenaker
No. 1 Tahun 1976 tentang kewajiban Latihan Hiperkes bagi dokter perusahaan. Pasal 1
menyebutkan Setiap perusahaan diwajibkan untuk mengirimkan setiap dokter perusahaannya
untuk mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
c. Dalam 3 bulan terakhir ada 10 orang pekerja yang mengalami gangguan pendengaran.
Berdasarkan Permenaker No. 2 Tahun 1980 pasal 5 ayat 1 bahwa Pemeriksaan Kesehatan khusus
dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga
kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu. Perusahaan wajib melakukan pemeriksaan
khusus. MCU berkala terakhir tahun 2019. Berdasarkan Permenaker No. 2 Tahun 1980 Semua
perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) tersebut di atas harus melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali kecuali ditentukan lain
oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja.

LATIHAN SOAL 5

1. PT Andalan Sawit Utama merupakan Pabrik pengelolahanyang berada di PKS deli Serdang –
Sumatra utara , beroperasi 2 longsift dan memiliki karyawan sebanyak 316 orang. Perusahaan ini
memiliki P2K3 namun belum di daftarkn ke dinas ketenaga kerjaan provinsi Sulawesi utara dan
menjadi sekertaris p2k3 adalah manager hrd yang belum pernah di ikutsertakan dalam
pembinaan ahli k3 umum perusahaan ini menyimpan Achetylene dengan kuantitas 60 ton dan
memiliki petugas k3 kimia sebanyak 1 orang yang telah mendapatkan sertifikat dari kementrian
ketenagakerjaan. Selain itu terdapat juga penggunaan clhorine di ruang produksi di mana
wadahnya tidak meiliki label serta MSDS di letakkan di ruang arsip . perusahaan in memiliki
ketel uap pipa air 3 buah dengan kapasitas 10 ton dan overhead crane dengan kapasitas 25 ton.
Baik ketel uap maupun pesawat angkat angkut terakhir di lakukan reksa uji berkala pada tahun
2017. Petugas yang mengoprasikan ketel uap memiliki lisensi operator peswat uap kelas 2, yang
mengoprasikan forklift memiliki lisensi operator forklift kelas 2 dan operator overhead crane
kelas 3 seluruh lisensi tersebut di terbitkan oleh kementrian ketenaga kerjaan RI Perusahaan ini
di ruang produksi.

Sebagai calon ahli k3 Umum, bagaimana upaya anda dalam pemenuhan syarat-syarat di
bawah ini terkait :

1. Kelembagaan/Organisasi K3 dan Keahlian K3.

2. Pengendalian lingkungan kerja Bahan bahaya dan beracun.

3. Pemakaian Pesawat Uap & Pesawat angkat angkut.

4. Apakah perusahaan tersebut wajib menerapkan SMK 3? Jelaskan!

Jawaban

1. Berdasarkan dasar hukum pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
ialah Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja. Disebutkan pada pasal 2 (dua) bahwa
tempat kerja dimana pengusaha/pengurus memperkerjakan 100 (seratus) orang atau lebih, atau tempat
kerja dimana pengusaha/pengurus memperkerjakan kurang dari 100 (seratus) tenaga kerja namun
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan,
kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif pengusaha/pengurus wajib membentuk
P2K3.Sekertris p2k3 haruslah ahli k3 umum sesuai dengan permenaker 04 tahun 1987 tentang
p2k3dan penunjukan ahli k3 pada pasal 3 ayat 2 yaitu Sekretaris P2K3 ialah ahli Keselamatan Kerja
dari perusahaan yang bersangkutan.
2. Perusahaan Wajib Mengendalikan bahan Kimia berbahaya sesuai Kepmenaker 187 thn 1999 tentang
Pengendalian bahan bahaya di tempat kerja pasal 2 Pengusaha atau Pengurus yang menggunakan,
menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja wajib
mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja.
3. Berdasarka Permenaker 08 tahun 2020 tentang pesawat angkat angkut Pasal 165 (1) Operator
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141 ayat (2) merupakan Tenaga Kerja yang memiliki tugas:
f. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
g. Melaksanakan identifikasi potensi bahaya pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
h. Selaksanakan teknik dan syarat-syarat K3 pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
i. melakukan pengecekan terhadap kondisi atau kemampuan kerja Pesawat Angkat dan Pesawat
Angkut, Alat Pengaman, dan alat-alat perlengkapan lainnya sebelum pengoperasian Pesawat
Angkat dan Pesawat Angkut; dan
j. bertanggung jawab atas kegiatan pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut dalam
keadaan aman. Kemudian di ayat (6) tentang Operator forklift/lifttruck, rack stackers, reach
stackers, telehandler kelas I selain berwenang melakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
juga berwenang: a. mengoperasikan forklift/lifttruck, rack stackers, reach stackers, telehandler
sesuai dengan jenisnya dengan kapasitas lebih dari 15 (lima belas) ton; dan b. mengawasi dan
membimbing kegiatan Operator kelas II.

4. Perusahaan WAJIB untuk menerapkan SMK3 Berdasarkan PP No.50 Tahun 2012: Karena memenuhi
syarat seperti. Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang,Mempunyai tingkat
potensi bahaya tinggi.Perusahaan yang mempunyai potensi bahaya tinggi berdasarkan penetapan
Direktur Jenderal dan/atau Kepala Dinas Provinsi. Penetapannya berdasarkan hasil pemeriksaan dan
pengujian di perusahaan oleh pengawas ketenagakerjaan

Anda mungkin juga menyukai