Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT. PLN (PERSERO) UPDK TELLO MAKASSAR

PELATIHAN AHLI CALON K3 UMUM

ANGKATAN KE - 112 (Online)

PARANTO LISU PADANG

PENYELENGGARA
PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI
Makassar, 20 Februari – 4 Maret 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan Kasih-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
penulisan laporan PKL ini tepat pada waktunya. Laporan PKL ini disusun
guna memenuhi salah satu persyaratan dari pelatihan Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum yang diadakan oleh PJK3 PT.
Indotama Jasa Sertifikasi.
Dalam penyusunan laporan PKL ini penulis melakukan praktek
kunjungan lapangan (PKL) secara langsung di PT. PLN UPDK TELLO
MAKASSAR. Bidang yang saya teliti adalah bidang K3 Lingkungan kerja,
K3 Kesehatan Kerja dan B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun )
Tak lupa juga penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga
kepada para instruktur Ahli K3 Umum dan rekan-rekan Indotama Jasa
Sertifikasi atas bimbingan dan dorongannya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan PKL ini sesuai waktu yang ditentukan. Kemudian
kepada rekan-rekan calon AK3 Umum atas kebersamaan dan
dukungannya selama ini. Dalam penyusunan laporan ini penulis sadar
bahwa masih banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun
sehingga tercapainya kesempurnaan isi maupun penulisan darilaporan ini.

Hormat Saya

Paranto Lisu Padang

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................1

1.2 Maksud dan Tujuan ..........................................................................2

1.3 Ruang Lingkup .................................................................................2

1.4 Dasar Hukum.....................................................................................3

BAB II KONDISI PERUSAHAAN ................................................................12

2.1 Gambaran Umum Perusahaan .......................................................12

2.2 Temuan Observasi..........................................................................18

BAB III ANALISA .........................................................................................22

3.1 Analisa Temuan Positif ..................................................................22

3.2 Analisa Temuan Negatif ................................................................38

BAB IV PENUTUP........................................................................................46

4.1 Kesimpulan .....................................................................................46

4.2 Saran................................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................48

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah segala kegiatan


untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
(PP No. 50 Tahun 2012). Tujuannya untuk menciptakan tempat kerja
yang nyaman dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin
risiko kecelakaan dan penyakit kerja, peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja diharapkan berdampak pada penurunan angka
kecelakaan kerja di perusahaan. Beberapa faktor dan kondisi yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, seperti kurangnya perawatan
terhadap perlengkapan kerja, penggunaan perlengkapan kerja yang tidak
sesuai prosedur dan peralatan kerja yang sudah tidak layak pakai. Untuk
mengurangi resiko kecelakaan kerja perusahaan harus menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) agar
pekerja mengerti tentang prosedur melakukan pekerjaan.
Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan.
Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi serta
upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Secara garis besar kejadian
kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu tindakan manusia yang
tidak memenuhi keselamatan kerja (Unsafe Action) dan keadaan-keadaan
lingkungan yang tidak memenuhi keselamatan yang tidak memenuhi
keadaan yang aman (Unsafe Condition). Dalam sebuah perusahaan,
tenaga kerja merupakan salah satu aset yang sangat penting, Tenaga
kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat, dengan begitu tenaga kerja merupakan
penggerak utama dalam kelangsungan bisnis perusahaan dan ekonomi
bangsa.

1
Tujuan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 ada 3.
Pertama, tujuan K3 yang paling utama, yaitu memberikan perlindungan
terhadap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja agar
terjamin keselamatannya. Kedua, tujuan K3 menjamin setiap sumber
produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. Dengan adanya K3
ini, diharapkan mampu mendorong produktivitas para pekerja. Kemudian
yang ketiga, tujuan K3 yaitu meningkatkan kesejahteraan dan
produktivitas Nasional. Pekerja juga dapat secara aktif berpartisipasi
dalam membudayakan K3 yang diharapkan menjadi bagian integral dalam
pembangunan nasional untuk meningkatkan produktivitas dan
kesejahteraan masyarakat.
Laporan praktek kerja ini di buat sebagimana persyaratan untuk
menyelesaikaan pelatihan K3 Umum dan memeperoleh sertifikasi dari PT.
Indotama Jasa Sertifikasi yang bekerjasama dengan Kementrian
Ketenagakerjan Republik Indonesia. Praktek kerja ini dilakukan dengan
observasi video dari PT. PLN (Persero) UPDK Tello Makassar.
PT. PLN (Persero) UPDK Tello Makassar adalah Unit Pelaksana
Pengendalian dan Pembangkitan Pembangkitan Dan Penyaluran
Sulawesi, Perusahaan tersebut adalah badan usaha milik negara yang
bertugas menangani semua aspek ketenagalistrikan di Indonesia. Berdiri
pertama kali pada 27 Oktober 1945, kemudian berkembang dengan
pesat, menyesuaikan dengan bertambahnya konsumsi listrik di indonesia.

B. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah:
1. Mengetahui penerapan K3 di lapangan dan penerapan regulasi-
regulasi K3 yang telah dipelajari dalam kelas materi.
2. Sebagai bentuk evaluasi pelatihan calon AK3U bagi peserta dalam
pemahaman materi yang di berikan di dalam kelas.

C. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup pengamatan laporan ini sebagai berikut :

2
1. Pengamatan dan Penerapan Keahlian dan Kelembagaan K3
a. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
b. Pengesahan P2K3.
c. Organisasi dan Program Kerja.
d. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Pengamatan dan Penerapan K3 Konstruksi Bangunan.
a. Ruang lingkup K3 Bangunan meliputi fungsi, persyaratan,
penyelenggaraan, peran masyarakat, dan pembinaan terkait
konstruksi bangunan.
3. Pengamatan dan Penerapan K3 Lingkungan Kerja.
a. Norma K3 Lingkungan Kerja di Tempat Kerja
4. Pengamatan dan Penerapan K3 Mekanik.
a. Norma K3 Mekanik Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.
b. Norma K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi.
5. Pengamatan dan Penerapan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan.
a. Norma K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekanan.
6. Pengamatan dan Penerapan K3 Kesehatan Kerja.
a. K3 Pemeriksaan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja.
b. Pengamatan dan Penerapan Ergonomi K3.
c. Pelaksanaan Ergonomi K3 di Tempat Kerja.
7. Pengamatan dan Penerapan K3 Bahan Berbahaya.

D. Dasar Hukum
Dasar Hukum pada laporan ini meliputi :
1. Dasar Hukum (Umum).
a. Undang – Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
b. Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaa.
2. Kelembagaan & Keahlian K3.
a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2).
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

3
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.4/MEN/1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukkan Ahli.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02 Tahun 1992 tentang
Tata Cara
Penunjukkan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.4/MEN/1995 tentang
Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.18/MEN/2016 tentang
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional/wilayah
g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. Kep-
1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
h. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No : Kep-245/Men/1990
tentang hari keselamatan dan kesehatan kerja nasional.
i. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia
No : Kep.239/Men/2003 tentang pedoman pelaksanaan
sertifikasi kompetensi calon ahli keselamatan dan kesehatan
kerja umum.
j. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor: Kep. 372 /Men/XI/2009 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Bulan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
Tahun 2010 – 2014.
k. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor SE.
02/MEN/DJPPK/I/2011
tentang Peningkatan Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap
Perusahaan Jasa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
l. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja SE.03/MEN/DJPPK/I/2011
tentang Pelaksanaan Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja

4
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja yang selanjutnya disebut Ahli
K3
m.Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan Dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
NO.KEP.69/PPK&K3/XII/2015 Tentang Pedoman Pembinaan
Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Umum.
n.Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. Kep-37/DJPPK/XI/2004 tentang
kelengkapan dan identitas Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

3. Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan.


a. Undang Undang No. 2 Tahun 2003 tentang Jasa Konstruksi.
b. Undang – Undang No. 28 Tahun 2002 tenntang Bangunan
Gedung.
c. Permenakertrans No. PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
d. Kep. Dirjen Panwasnaker No. KEP.20/DJPPK/VI/2004 tentang
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bidang Konstruksi Bangunan.

4. Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja.


a. Permanakertrans No. 8 tahun 2010 tentang alat pelindung diri.
b. Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja lingkungan kerja.
c. Permenaker No. 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
kesehatan kerja dalam pekerjaan pada ketinggian.
d. SK Dirjen pembinaan pengawasan ketenagakerjaan No.
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman Teknis Petugas K3
Ruang terbatas (confined space).

5
e. SK Dirjen pembinaan pengawasan ketenagakerjaan RI No.
045/DJPPK/IX2008 (DICABUT).
f. Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
84
Tahun 2012 tentang tata cara penyusunan dokumen
pengendalian potensi bahaya besar dan menengah.

5. Dasar Hukum K3 Mekanik.


a. Permenaker No. 38 Tahun 2016, Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi.
b. Permenaker No.8 Tahun 2020, Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.

6. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan.


a. Undang-undang Uap 1930.
b. Pesawat Uap Tahun 1930.
c. Permenakertrans No.02/Men/1982 Tentang Kwalifikasi Juru Las
di Tempat Kerja.
d. Undang-undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
e. PermenakerNo.01/Men/1988 Tentang Kulasifikasi Syarat-syarat
Operator Pesawat Uap.
f. Permenakertrans No.37 Tahun 2016, Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekan Dan Tangki Timbun.

7. Dasar Hukum K3 Kesehatan Kerja.


a. PP 88 tahun 2019 tentang Kesehatan kerja.
b. Peraturan Presiden No. 7 tahun 2019 tentang penyakit akibat
kerja.
c. Permenaker No. I/Men/1976 tentang kewajiban latihan hyperkes
bagi
dokter perusahaan.

6
d. Permenaker No. I/Men/1979 tentang kewajiban latihan Hygiene
Perusahaan kesehatan dan keselamatan Kerja bagi Paramedis
Perusahaan.
e. Kepmenaker No. 333/Men/1989 tentang diagnosa dan pelaporan
penyakit akibat kerja.
f. Permenakertrans No. Per. 02/MEN/1980 tentang pemeriksaan
Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja.
g. Permenaker No. I/Men/1981 tentang kewajiban melapor penyakit
akibat kerja.
h. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang pelayanan
kesehatan
kerja.
i. Kepmenaker No. 312 tahun 2020 tentang pedoman penyusunan
perencanaan keberlangsungan usaha dalam menghadapi
pandemi penyakit.
j. Kepmenaker No. 317 tahun 2020 tentang senam pekerja sehat.
k. Kepmennakertrans No. KEP. 68/MEN/IV/2004 tentang
pencegahan dan penanggulangan hiv/aids di tempat kerja.
l. Permenaker No. 11/Men/VI/2005 tentang pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja.
m. Permenaker No. 15/Men/VIII/2008 tentang pertolongan pertama
pada
kecelakaan di tempat kerja.
n. Instruksi Mennaker No. Ins.03/M/Bw/1999 tentang pengawasan
terhadap pengelolaan makanan di tempat kerja.
o. Mennakertrans No. Se. 01/Men/1979 tentang pengadaan kantin
dan
ruangan makan.

7
p. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 20
tahun 2005 tentang petunjuk teknis pelaksanaan pencegahan
dan penanggulangan hiv/aids di tempat kerja.
q. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 22
tahun 2008 tentang petunjuk teknis penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kerja.
r. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 53
tahun 2009 tentang pedoman pelatihan dan pemberian lisensi
petugas pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja.
s. SE. Dirjen Binawas No. Se. 86/Bw/1989 tentang perusahaan
catering
yang mengelola makanan Bagi tenaga kerja.
t. SE Menaker No. M/9/HK.04/VII/2021 Tentang Optimalisasi
Penerapan
Protokol Kesehatan Di Tempat Kerja Dan Penyediaan
Perlengkapan Sarana Kesehatan Bagi Pekerja/Buruh Oleh
Perusahaan selama Pandemi Covid-19.
u. SE Menaker No. M/8/HK.04/V/2020 tentang perlindungan
pekerja/buruh dalam program jaminan kecelakaan kerja pada
kasus penyakit akibat kerja karena corona virus disease 2019
(covid-19)
v. SEMenakerNo.M/7/AS.02.02/V/2020tentangRencanaKeberlangs
ungan Usaha Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus
Disease 2019.
w. SE Menaker No. M/3/HK.04/III/2020 tentang pelindungan
pekerja/buruh dan kelangsungan usaha dalam rangka
pencegahan dan penanggulangan covid- 19.
x. Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/36/HM.01/IV/2020 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Usaha
Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19).

8
y. Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/76/HM.01/VII/2020 tentang
Protokol
K3 Kembali Bekerja Dalam Pencegahan Penularan Covid-19.
z. Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. 5/77/HM.01/VII/2020 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Usaha
Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) Bagi Usaha Kecil dan Menengah. Kepdirjen Binwasnaker
dan K3 No. 5/151/AS.02/XI/2020 tentangpedoman Keselamatan
dan kesehatan kerja (k3)Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja Pada masa pandemi Covid-19.

8. Dasar Hukum K3 Bahan Berbahaya.


a. Permenaker No. 187/Men/1999 tentang pengendalian bahan
kimia berbahaya di tempat kerja.

9. Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran.


a. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 186
Tahun
1999 tentang Unit Penanggulangan Kebaran di Tempat Kerja.
b. Permenakertrans Republik Indonesia No. PER.04/MEN/1980
tentang Syarat Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan.
c. Instruksi Menaker RI No. INS 11/M/BW/1997 tentang
pengawasan khusus K3 penanggulangan kebakaran.
d. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang
persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan
gedung
dan lingkungan.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 tahun 1983 tentang
instalasi alarm kebakaran automatic.

9
10. Dasar Hukum K3 Instalasi Listrik.
a. Permenaker No. 12 tahun 2015 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja.
b. Undang – Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.
c. PermenakerRI No. 31 tahun 2015 dan Permenaker RI
No.PER.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur
Petir.
d. Permenaker RI No. 6 tahun 2017 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Elevator dan Eskalator.
e. Kep. Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. KEP.407/BW/1999 tentang Persyaratan,
Penunjukan, Hak dan Kewajiban Teknisi Lift.
f. Kep. Dirjen Panwasnaker dan K3 No. KEP.48/PPK&K3/VIII/2015
tentang
Pembinaan Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Listrik.
g. Kep. Dirjen Panwasnaker dan K3 No. KEP.47/PPK&K3/VIII/2015
tentang Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Bidang Listrik.
h. Kep. Dirjen Panwasnaker No. KEP.89/PPK/XII/2012 tentang
Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Spesialis Listrik.

11. Dasar Hukum Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan


kerja
(SMK3).
a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2).
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
c. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
d. Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem.

10
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor PER-
01/MEN/I/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemberian
Penghargaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).
f. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
26
Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan
Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.

11
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. PLN UPDK TELLO (Persero) Unit Pembangkitan dan


Penyaluran Sulawesi, Unit Pelaksana Pengendalian dan
Pembangkitan Tello Makassar. PT. PLN (Persero) adalah badan
usaha milik negara yang bertugas menangani semua aspek
ketenagalistrikan di Indonesia. Berdiri pertama kali pada 27 Oktober
1945, PT. PLN (Persero) berkembang dengan pesat, menyesuaikan
dengan bertambahnya konsumsi listrik di indonesia.
Unit PT. PLN (Persero) dibagi dalam beberapa wilayah untuk
mengurusi, pembangkitan, penyaluran (transmisi), pengaturan beban,
dan distribusi kepada pelanggan.

Gambar 2.1 Peta Lokasi PT. PLN (Persero) UPDK Tello Makassar

Sektor Pembangkitan Tello, terletak di Jalan Urip Sumoharjo


Nomor 7 Makassar menjadi salah satu sektor vital penyediaan energi
listrik di Sulawesi Selatan dan sekitarnya di bawah naungan PLN
Wilayah Sulselrabar. Menyediakan total 324,85 MW daya listrik yang

12
dapat dibangkitkan dari empat pusat listrik dibawah naungan Sektor
Pembangkitan Tello, yaitu:
1. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Tello
2. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG/U) Tello
3. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Selayar
4. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Barru
Dengan mesin-mesin pembangkit yang dikelolanya, maka PLN
Sektor Pembangkitan Tello sanggup memasok Energi Listrik baik
sebagai pemikul beban dasar maupun beban puncak pada sistem
kelistrikan Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, bahkan telah
dikembangkan sistem interkoneksi dengan Sulawesi Tengah.
PLTU Tello mulai beroperasi dan diresmikan oleh Bapak
Presiden RI, Soeharto pada tahun 1973, dipasang 2 buah mesin
diesel dengan daya terpasang masing-masing sebesar 2,84 MW yang
berlokasi di dekat PLTU Tello. Pada tahun 1976, tepatnya bulan Juni
dibentuk unit-unit Sektor Tello. Dengan nama PLN Wilayah VIII
dengan unit asuhan PLTD Bontoala dan Gardu Induk Transmisi.
Pada tahun yang sama PT. PLN Wilayah VIII Sektor Tello
mendapat tambahan 1 unit PLTG dengan daya terpasang 14,66 MW.
Dengan berkembangnya pembangunan di Kota Makassar, serta
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, PLN
mendapat tambahan beberapa pembangkit yaitu:
1. Tahun 1982 dibangun 2 unit PLTG Alston dengan daya terpasang
21,35 MW.
2. Tahun 1984 dibangun 2 unit PLTD Mitsubishi dengan daya
terpasang 2 x 12,6 MW.
3. Tahun 1989 dibagun 2 unit PLTD SWD dengan daya terpasang 2
x 12,4 MW.
4. Tahun 1997 dibangun 2 unit PLTG GE dengan daya 2 x 33,4 MW.
Untuk menyalurkan saluran energi dan pembangkit-pembangkit
yang berasa di lingkungan kerja PT. PLN Makassar kepada
Pelanggan, serta untuk menunjang dan mengantisipasi peningkatan

13
beban pada daerah-daerah baru, maka tahap pertama sejak tahun
1969 dibangun saluran transmisi sistem tegangan 30 KV dan Gardu
Induk (Tello, Bontoala, Kalukuang, Sungguminasa, Parangloe,
Mandai, dan Tonasa I). Selanjutnya di bangun saluran transmisi
sistem tegangan 70 KV dan sistem tegangan 150 KV dan Gardu
Induk (Pangkep, Tonasa II, Daya, Tello, dan Tello Lama) serta
perluasan Gardu Induk Existing.

Sarana Pokok dan Fasilitas Penunjang:


Berikut Sarana Pokok dan Fasilitas Penunjang PT. PLN (Persero)
UPDK Tello Makassar:
1. Pos Pengamanan (Pos Security)
2. Area Parkir Kendaraan
3. Aula Sikarannuang
4. Klinik Perusahaan (1 dokter Pemeriksa dan 2 tenaga Paramedis)
5. Kantin
6. Musholla
7. Toilet
8. Jalur Pejalan Kaki & Assembly Point
9. Rumah Pompa (Pump House)
10. Fire Fighting Station & Fire Hydrant
11. Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Cair
12. APAR, Hydrant (Barel & Box), Selang Hydrant
13. Gantry Crane & Overhead Crane
14. Alat Pelindung Diri
15. Kotak P3K
16. Tempat Sampah
17. Electric Forklift

14
Struktur Organisasi
Berikut Struktur Organisasi Pengurus PT. PLN
(Persero) UPDK Tello Makassar.

Sumber : PT. PLN (Persero) Sektor


Pembangkitan Tello, Makassar.

Adapun Visi dan Misi Perusahaan:


Visi:
1. Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumpu
kembuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu
pada potensi insani.
2. Menjadi unit pembangkitan yang andal, efesien dan
berwawasan lingkungan.
Misi:
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lainnya yang terkait,
berorientasi kepada pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.

15
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan.
5. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
6. Melaksanakan pemeliharan yang berorientasi kepada “On
Condition Base Maintenance” serta selalu mengikuti dan
memperlihatkan buku petunjuk pabrik dan pengalaman
operasi.
7. Memantau dan mengendalikan secara terus menerus
pengaruh operasi pembangkitan terhadap mutu.
8. Kecelakaan nihil.

Jumlah Tenaga Kerja


Jumlah Tenaga Kerja PT. PLN (Persero) UPDK Tello Makassar
sebanyak 239 orang telah membentuk P2K3.

Kebijakan PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tello


Makassar Bidang K3
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tello Makassar
sebagai penyedia energi listrik bagian sulawesi selatan dan barat
yang melingkupi ULPLTD Selayar, ULPLTD Tello, dan ULPLTG Tello
berkomitmen untuk melaksanakan penerapan SMK3, SMM, SML, dan
SMP sesuai peraturan perundangan yang berlaku secara menyeluruh
dan berkesinambungan. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
Tello Makassar memiliki jumlah keseluruhan tenaga kerja sebanyak
239 orang dan telah memiliki struktur P2K3. Seluruh personil yang
tergabung dalam pengurus P2K3 berasal dari pengurus dan tenaga
kerja yang sudah tersertifikasi sesuai dengan kebijakan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa pengurus yang sudah tersertifikasi antara lain :
1. Memiliki 2 personil ahli K3 umum.
2. Memiliki 1 personil ahli K3 listrik.
3. Memiliki 1 personil petugas K3 kimia.

16
4. Memiliki 1 Petugas P3K.
5. Memiliki 1 personil ahli K3 Kebakaran.
6. Operator PAA (Forklift dan crane) telah memiliki SIO
7. PAA (Forklift & Crane) telah memiliki SILO
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tello Makassar juga
telah menerapkan kebijakan terhadap pengujung atau tamu yang
berkunjung ke lokasi. Pengunjung harus mematuhi sejumlah aturan
yang diterapkan sebagai Kawasan tertib K3 antara lain :
1. Wajib memakai Helmet.
2. Wajib memakai sepatu.
3. Patuhi pejalan kaki.
4. Patuhi rambu-rambu lalu lintas.
5. Tamu dilarang memotret.
6. Dilarang merokok disembarang tepat.
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tello Makassar juga
telah menerapkan SMK3 dengan capaian terbaik sebesar 92,77%,
memiliki zero accident award tingkat nasional dan zero accident
award tingkat provinsi Sulawesi selatan. Selain itu, PT PLN (Persero)
Sektor Pembangkitan Tello Makassar juga telah menerapkan K3
penanggulangan kebakaran dengan menyediakan beberapa
perangkat alat pemadam kebakaran sebagai bagian dari
penanggulangan kebakaran yang terjadi secara tidak terduga.
Seperangkat alat pemadam kebakaran antara lain.
1. Memiliki 1 unit fire fighting station.
2. Memiliki 1 unit fire hydrant station
3. Memiliki 1 unit rumah pompa hydrant.
4. Memiliki hydrant yang ditempatkan pada setiap titik area gedung
sebanyak 10 pilar.
5. Memiliki APAR jenis karbondioksida sebanyak 123
unit.
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tello Makassar
memperhatikan jenis limbah yang dihasilkan sehingga menyediakan

17
tempat penampungan limbah sementara yang akan dikelola oleh
mitra kerja sebagai pihak kedua untuk diproses lebih lanjut. Limbah
yang dihasilkan adalah jenis limbah oli bekas karena proses
pembangkitan menggunakan tenaga diesel. Selain itu limbah yang
dihasilkan juga dalam bentuk sludge sehingga proses pendistribusian
berbeda dengan limbah cair yang dihasilkan dari oli. Untuk mengelola
limbah cair tersebut, PT PLN (Persero) Tello Makassar telah
menerapkan standar operasionalnya antara lain:
1. SOP Penanganan Tumpahan Limbah B3 Cair.
2. SOP Penyimpanan Limbah B3.
3. SOP Pengangkutan Limbah B3 yang terbagi dalam limbah padat
menggunakan limbah container sedangkan limbah cair
menggunakan mobil tanki.

2.2 Temuan

1. Keahlian dan Kelembagaan K3


Positif
a. P2K3 sudah dibentuk oleh perusahaan.
b. P2K3 sudah tersertifikasi
2. Sistem Manajemen K3 (SMK3)
Positif
a. Perusahaan telah menerapkan sistem manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan baik sehingga
mendapat penghargaan dari Kementrian Tenaga Kerja
(Kemennaker)
a. Perusahaan telah melakukan sosialisasi dan informasi tentang
SMK3 kepada karyawan melalui papan informasi yg dipasang di
tempat-tempat yang mudah dilihat.
b. SOP penyimpanan dan pengangkutan limbah B3

18
3. K3 Mekanik (PAA,PTP)
Positif
a. Adanya unit Gantry Crane yang sudah memiliki kapasitas
sebesar 20 ton dan menggunakan hand rail pada tangga
untuk naik.
b. Operator sudah memilki sertifikat SIO (Surat Ijin Operasi),
namun dokumen tersebut tidak dapat ditunjukan.
c. Pencahayaan di area industri cukup baik dan terliat dengan
jelas

Negatif
a. Tidak ditemukan pelat nama untuk menandakan data Pesawat
Tenaga Produksi.

b. Terdapat mesin yang berdebu

c. Gantry Crane tidak berfungsi ( Dalam Perbaikan )

4. K3 pesawat Uap dan Bejana Tekan

5. K3 Konstruksi Bangunan
Negatif
a. Kusen ventilasi toilet tidak layak pakai
b. Flafon yang sudah bocor
6. K3 Penanggulangan Kebakaran.
Positif
a. Terdapat APAR dan Hydrant.
Negatif
a. Tidak ada APAR di area Oil Trap
7. K3 Instalasi Listrik
Positif
a. Terdapat pagar pembatas dan rambu peringatan di
Travo/Panel.
Negatif

19
b. Terdapat kabel yang tidak aman di dalam toilet.
8. K3 Elevator dan Eskalator
Positif
a. Perusahaan telah memiliki 2 (dua) unit Overhead Crane
dengan kapasitas masing-masing yaitu 5 ton dan 20 ton yang
telah diriksa uji setahun sekali.
9. K3 Lingkungan Kerja
Positif

a. Pengunjung di wajibkan untuk memberikan kartu identitas diri


dan mengisi buku tamu serta menggunakan APD (sesuai
potensi bahaya di tempat kerja)

b. Larangan merokok bagi pengunjung maupun karyawan yang


berada di area perusahaan.

c. Tersedia jalur evakuasi, pintu darurat (emergency exit) dan


Assembly/Muster point.

d. Tersedianya tempat sampah yang telah terpilah berdasarkan


jenis sampah.

e. Telah dilakukan pengukuran lingkungan kerja berupa


pencahayaan, kebisingan, getaran dan hygiene factor.

f. Tersedia Fasilitas Hygiene di tempat kerja (toilet dan


wastafel).

g. Tersedianya fasilitas kantin karyawan.

h. Terdapat banyak pohon di lingkungan kerja

i. Terdapat beberapa, papan informasi dan safety education.


Negatif
a. Papan petunjuk jalur evakuasi terhalang pohon.

b. House keeping tidak tertata dengan rapi

20
10. K3 kesehatan Kerja
Positif
a. Perusahaan telah menyediakan fasilitas P3K.
b. Penyediaan tempat penyimpanan sementara limbah B3 cair.
c. Tersedia fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan
karyawan.
d. Petugas P3K sudah tersertifikasi.

Negatif
a. Masih ada beberapa area, baik di dalam ruangan maupun di
halaman perusahaan tidak tertata dengan rapi.
b. Tempat pembuangan limbah cair secara terbuka
11. Bahan Berbahaya dan Beracun
Positif
a. Tersedia penyimpanan sementara untuk limbah B3 cair.
Negatif
a. Tidak terlihat LDKB pada penyimpanan limbah B3.

21
BAB III
ANALISIS

Berikut merupakan hasil analisis yang di temukan pada saat melakukan kunjungan praktek kerja lapangan
di PT.PLN (Persero) UPDK Tello Kota Makassar :
3.1 Analisis temuan positif

Saran dan
No. Foto Lokasi Temuan Analisa Dasar Humum
Rekomendasi

22
1
PT. PLN Perusahaan telah Dengan diadakan safety Sebaiknya UU No. 1 Tahun
(Persero) menerapkan briefing, para pekerja perusahaan 1970, tentang
UPDK Tello Safety Briefing maupun pengunjung mempertahankan keselamatan
bagi Tamu / dapat mengetahui dan rutinitas ini agar kerja pasal 13
pengunjung terhindar dari segala budaya safety
macam potensi bahaya briefing terus
yang terdapat di area berjalan sesuai
perusahaan sehingga dengan prosedur.
diharapkan tenaga kerja
maupun pengunjung
dapat memperhatikan
keselamatan dan
Kesehatan kerja.

2 PT. PLN Perusahaan telah Penting bagi setiap Diharapkan  UU No. 13 Tahun
(Persero) menerapkan perusahaan untuk perusahaan untuk 2003 Pasal 87
UPDK Tello Sistem Manajemen menerapkan SMK3 tetap konsisten ayat 1
Makassar Keselamatan dan secara keseluruhan menerapkan SMK3,  PP No. 50 Tahun
Kesehatan Kerja dalam rangka 2012 Pasal 4 ayat
dengan baik pengendalian risiko 1 dan 2
sehingga yang berkaitan dengan  PP No. 50 Tahun
23
mendapat kegiatan kerja guna 2012 Pasal 1 ayat
penghargaan dari terciptanya tempat kerja 7
Kementerian yang aman, efisien dan
Tenaga Kerja produktif.
(Kemenaker)

3 PT. PLN Adanya unit Gantry Gantry Crane digunakan Disarankan untuk Permenaker No.08
UPDK Tello Crane yang sudah untuk mengangkat benda operator yang akan Tahun 2020
Makassar memiliki kapasitas dimana strukturnya dapat naik keatas gantry Tentang
sebesar 20 ton dan berdiri sendiri dan jika crane harus Keselamatan Dan
menggunakan hand sudah mengangkat berat berpegangan pada Kesehatan Kerja
rail pada tangga sesuai aturan, dianalisis hand rail. Pesawat Angkat
untuk naik tidak akan berpontensi Dan Pesawat
bahaya dan aman bagi Angkut Pasal 1
pekerja. Ayat 12:

4 PT. PLN UPDK Perusahaan telah 2 (dua) Unit Overhead Unit harus dalam Permenaker
Tello Makassar memiliki 2 (dua) dalam keadaan baik kondisi yang baik No.08 Tahun
unit Overhead sehingga dapat dan aman pada saat 2020 Tentang
Crane dengan berfungsi dan layak digunakan dalam Keselamatan Dan
kapasitas masing- untuk dioperasikan ruangan Kesehatan Kerja
masing yaitu 5 ton Pesawat Angkat

24
dan 20 ton yang Dan Pesawat
telah diriksa uji Angkut. Pasal 176
setahun sekali tentang riksa uji
berkala

5 Halaman Terdapat Poster K3/ Dengan terdapatnya Perlu  UU No. 1 Tahun


terbuka papan informasi K3 poster/ papan wicara K3 memperbaharui 1970, tentang
PT. PLN pada lingkungan kerja pewarnaan cat keselamatan kerja
(Persero) sebagai salah satu papan wicara pasal 14 huruf b
UPDK Tello tindakan promotive dan minimal per 6 bulan
 Permenaker No.
preventif dalam sekali sehingga
5 Tahun 2018
pencegahan kecelakaan mudah terlihat dan
tentang
kerja dan penyakit akibat terbaca
Keselamatan
kerja.
dan Kesehatan
Lingkungan
Kerja

 UU No. 1 Tahun
1970 tentang
keselamatan
25
kerja pasal 14
huruf a

Portal pintu Pengunjung di Dengan menerapkan Pihak perusahaan UU No. 1


6 masuk area wajibkan untuk aturan ini diharapkan hendaknya Tahun1970,
PT. PLN memberikan kartu memberikan edukasi mempertahankan tentang
Persero identitas diri dan kepada para tamu atau dan meningkatkan keselamatan
UPDK Tello mengisi buku tamu pengunjung yang akan hal yang positif kerja pasal 13
serta menggunakan masuk ke area
APD (sesuai potensi perusahaan untuk disiplin
bahaya di tempat mematuhi aturan
kerja) keselamatan kerja.

26
7 Area Kerja PT. Larangan merokok Dengan adanya Pihak perusahaan  Permenaker
PLN Persero bagi pengunjung pelarangan merokok di perlu No. 5 Tahun
UPDK Tello maupun karyawan area perusahaan bagi mempertahankan 2018 tentang
yang berada di pengunjung dapat Keselamatan
area perusahaan mencegah kecelakaan dan Kesehatan
dan penyakit akibat kerja Lingkungan
Kerja

 UU No. 36
Tahun 2009
tentang
kesehatan
pasal 115 ayat
1

27
8
Tersedia jalur Jalur evakuasi dan pintu Saran untuk  UU No. 28 Tahun
Area Kerja evakuasi, pintu darurat serta area titik pewarnaan pada 2022 tentang
PT. PLN darurat (emergency kumpul merupakan papan arah evakuasi Bangunan
(Persero) exit) dan komponen keselamatan sebaiknya warnanya Gedung Pasal
UPDK Tello Assembly/Muster yg penting dan harus ada disamakan dengan 59 ayat 1
point. di setiap gedung. Sebab, pewarnaan papan
kondisi darurat bisa pintu darurat. Selain
muncul kapan saja. baik itu,  Permen PUPR
itu kecelakaan kerja atau sebaiknya cat tanda no. 14 tahun
bencana alam. dengan muster point di 2017 tentang
adanya fasilitas tersebut perbaharui agar titik
sangat membantu dalam tulisannya lebih jelas kumpul/muster
proses evakuasi. bagi tenaga point.
kerja/visitor sehingga
mudah mengenali
lokasi tersebut.

28
Tempat Tersedianya tempat Tempat sampah yang Sebaiknya dilakukan Permenaker No.
9 sampah sampah yang telah tersedia di halaman penambahan jumlah 05 tahun 2018
sementara di terpilah berdasarkan perusahaan sudah tempat sampah di tentang
area kerja PT. jenis sampah memenuhi aturan yang berbagai unit kerja Keselamatan dan
PLN (Persero) berlaku berdasarkan dan area kerja, Kesehatan kerja
UPDK Tello jenis sampah. sehingga tercipta lingkungan kerja
kenyamanan pasal 33.
lingkungan kerja yang
dapat menunjang
produktifitas kerja.

Unit Kerja PT. Ketersediaan APD APD yang disediakan Sebaiknya semua  UU No.1 tahun
10 PLN UPDK untuk karyawan. perusahaan sangat karyawan diwajibkan 1970 pasal 14
TELLO diperlukan untuk memakai APD selama poin c tentang
mendukung berada di area kerja kewajiban
keselamatan dan tanpa terkecuali. Hal pengurus untuk
Kesehatan kerja ini terlihat pada saat menyediakan
sehingga karyawan salah seorang APD secara
bekerja dapat merasa karyawan tidak cuma-cuma.
aman, nyaman dan menggunakan APD
 Peraturan
terhindar dari berbagai saat menghidupkan
Menteri Tenaga
macam potensi bahaya alarm
Kerja dan
di tempat kerja

29
Transmigrasi RI
PER.08/MEN/VII/
2010 tentang
Alat Pelindung
Diri pasal 7

Area Kerja Terdapat rambu- Pemasangan rambu- Sebaiknya cat Undang-Undang


11
PT. PLN rambu Keselamatan rambu di area kerja rambu-rambu K3 No. 1 Tahun 1970
(Persero) dan Kesehatan merupakan salah satu diperbaharui minimal Pasal 14 huruf b
UPDK Tello Kerja upaya promotive dan 1 kali dalam 6 bulan & Permenaker
preventif bagi pekerja sehingga mudah No. 05 Tahun
terkait kecelakaan kerja terlihat dan terbaca 1996 Tentang
dan penyakit akibat Sistem
kerja. Manajemen
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Kriteria audit
6.4.4 “Rambu-
rambu mengenai
keselamatan dan
tanda pintu
darurat harus
dipasang sesuai
dengan standar
30
dan pedoman.”

12 Ruangan PT. Perusahaan telah Pihak pengusaha dan Seharusnya di setiap  Permenaker 03
PLN (Persero) menyediakan fasilitas pengurus wajib unit kerja dilengkapi Tahun 1982
UPDK Tello P3K menyediakan fasilitas dengan kotak P3K Tentang
P3K di tempat kerja. dan petugas P3K Pelayanan
memastikan kesehatan
ketersediaan alat dan Tenaga kerja,
obat-obatan yang  Permenakertrans
sesuai. No. Per.
15/MEN/VIII/2008
Tentang P3K di
tempat kerja
pasal 2 ayat 1

31
Unit Kerja PT. SOP penyimpanan Setiap bahan Diharapkan Kepmenaker
13 PLN (Persero) limbah B3 berbahaya yang perusahaan No.
UPDK Tello digunakan dalam mempertahankan 187/MEN/1999
perusahaan harus pemberian label pada tentang
memiliki label untuk limbah B3 pengendalian
memberikan informasi bahan kimia
trkait limbah B3 tersebut berbahaya
pasal 5

Unit Kerja SOP Pengangkutan Pengangkutan limbah B3 Pihak petugas harus PERMENLHK
14
PT. PLN Limbah B3 yang sesuai dengan SOP konsisten No. 4 Tahun
(Persero) mencegah terjadinya menerapkan SOP 2020 tentang
UPDK Tello pencemaran lingkungan pengangkutan limbah pengangkutan
di tempat kerja B3 limbah bahan
berbahaya dan
beracun

Area PT. Penyediaan tempat Dengan tersedianya Sebaiknya Kepmenaker


15
PLN Persero penyimpanan ruang penyimpanan perusahaan 187 Tahun1999
UPDK Tello sementara limbah B3 limbah maka para tenaga menyediakan tempat tentang
cair kerja bisa terhindar dari penyimpanan limbah pengendalian
PAK akibat bahan-bahan B3 untuk semua jenis bahan
yang berbahaya dan limbah B3 berbahaya di

32
beracun. tempat kerja

16
Unit Kerja PT. Telah dilakukan Pemeriksaan dan Pihak perusahaan Permenaker No.
PLN (Persero) pengukuran pengukuran lingkungan perlu mempertahanan 5 Tahun 2018
UPDK Tello lingkungan kerja kerja secara berkala yang dan meningkatkan tentang K3
berupa pencahayaan, dilakukan oleh kualitas Lingkungan
kebisingan, getaran laboratorium terakreditasi Kerja Pasal 6, 8,
dan hygiene factor. merupakan salah satu 10, 11, dan 16
upaya untuk mencegah
penyakit akibat kerja.
17
Area Kerja PT. Tersedia Fasilitas Penyediaan toilet dan Pihak perusahaan Permenaker No.
PLN (Persero) Hygiene di tempat kerja wastafel di tempat kerja perlu melengkapi 05 tahun 2018
UPDK Tello (toilet dan wastafel) dapat menunjang fasilitas toilet dengan tentang
hygiene per orangan di menyediakan sabun Keselamatan
tempat kerja dan cuci tangan, tissue, dan Kesehatan
terwujudnya lingkungan dan handrailing. kerja
kerja yang sehat, bersih lingkungan
33
dan nyaman kerja pasal 5,
33, dan 34.

18 Area PT. PLN Tersedianya fasilitas Dengan tersedianya Pihak perusahaan Surat Edaran
(Persero) kantin karyawan kantin, maka hendaknya Menteri Tenaga
UPDK Tello perusahaan mudah mempertahankan dan dan
menyediakan makanan meningkatkan kualitas Transmigrasi
sesuai dengan kalori kantin sehingga No.
yang dibutuhkan para memberikan SE.01/MEN/1979
pekerja kontribusi positif tentang
terhadap produktifitas pengadaan kantin
kerja dan ruang tempat
makan

34
 UU No 1 tahun
19 Area PT. PLN Tersedia fasilitas Dengan disediakannya Sebaiknya
1970 tentang
(Persero) kesehatan untuk fasilitas kesehatan di perusahaan
keselamatan
UPDK Tello pemeriksaan perusahaan berupa meningkatkan
kerja pasal 8
kesehatan karyawan KLINIK maka seluruh pelayanan di klinik
ayat 1 dan 2
karyawan dapat perusahaan seperti
diperiksa kesehatannya mengatur jadwal  PP 88 tahun
mulai dari pemeriksaan petugas P3K 2019 Tentang
awal, berkala dan kesehatan
khusus sebagaimana di kerja
atur dalam undang  Permenakertra
undang sehingga ns No. Per
perusahaan dapat 02/MEN/1980
mengendalikan bahaya  Permenakertra
penyakit akibat kerja ns No. Per.
(PAK) terhadap 03/MEN/1982
karyawan. tentang
pelayanan
kesehatan kerja

35
20 Area PT. PLN Terdapat banyak Area perusahaan yang Perusahaan perlu  UU No. 1 Tahun
(Persero) pohon di lingkungan hijau dengan pepohonan menata lingkungan 1970
UPDK Tello kerja merupakan salah satu sehingga terlihat asri  Permenaker
cara untuk membuat dan nyaman terutama No. 5 Tahun
lingkungan bebas dari pohon yang 2018 tentang
pencemaran udara menghalangi papan Keselamatan
informasi/ wicara dan Kesehatan
perlu dilakukan Lingkungan
pemangkasan dahan. Kerja

PT. PLN Petugas P3K Petugas P3K yang Pihak perusahaan


21  Permenakertran
(Persero) bersertifikat memiliki sertifikat P3K memastikan masa
s No. Per.
UPDK Tello menunjukkan bahwa berlaku lisensi
15/MEN/VIII/2008
yang bersangkutan petugas P3K
Tentang P3K di
memiliki pengetahuan
tempat kerja
dasar di bidang P3K di
pasal 3 ayat 2
tempat kerja

22 PT. PLN Operator sudah Operator yang memiliki Harus dipertahankan Permenaker
UPDK Tello memilki sertifikat SIO SIO sudah bisa karena saat No.08 Tahun
Makassar (Surat Ijin Operasi), mengoperasikan alat pengoperasi alat 2020 Tentang

36
namun dokumen mekanik tersebut. mekanik, opeator Keselamatan Dan
tersebut tidak dapat harus memilki SIO Kesehatan Kerja
ditunjukan. sesuai dengan aturan, Pesawat Angkat
diharapkan operator Dan Pesawat
memperhatikan masa Angkut Pasal 140
berlaku SIO agar ayat 3:
segera diperpanjang
sebelum habis masa
berlaku (5 tahun).

PT. PLN UPDK Terdapat pagar PT. PLN UPDK Tello Dipertahankan
23 UU No.1 Tahun
Tello Makasar pembatas dan rambu telah memasang pagar 1970 Pasal 3 ayat
peringatan di pembatas dan rambu (1) huruf q
Travo/Panel. peringatan di area dengan peraturan
travo/panel agar tidak
perundangan di
sembarang orang masuk
tetapkan syarat
ke area tersebut. syarat k3 untuk
mencegah
terkena aliran
listrik berbahaya

Permenaker RI
PT. PLN Pencahayaan di area PT. PLN UPDK Tello Dipertahankan No. 5 Tahun
24
UPDK Tello industri cukup baik Menerapkan 2018 Pasal 1
Makassar dan terliat dengan pencahayaan di area ayat (29)
jelas. industri dengan cukup Pencahayaan
baik sehingga para sesuatu yang
37
tenaga kerja dapat memberikan
bekerja dengan terang atau
maksimal. yang
menerangi,
meliputi
pencahayaan
alami dan
buatan.

Sebaiknya di setiap  UU No1 tahun


PT. PLN Tersedia APAR dan Untuk memadamkan
25 unit kerja disediakan 1970 Tentang
(Persero) Hydrant kebakaran ketika terjadi
APAR syarat-syarat
UPDK Tello kebakaran pada area Keselamatan
Makassar perusahaan juga kerja pasal 3 (b)
ketersediaan APAR  Permenaker
dengan posisi (jarak dan No. 4
tahun1980
tinggi) sudah sesuai
Pasal 6 ayat (1)
dengan ketentuan yang Tentang
berlaku. pemasangan
dan
pemeliharaan
APAR

38
3.1. Analisa Temuan Negatif

Saran dan
No. Foto Lokasi Temuan Analisa Dasar Hukum
Rekomendasi

PT. PLN pada saat evakuasi Pada saat simulasi Saat menghadapai
1  UU No. 28
Persero UPDK tenaga kerja terlihat keadaan darurat, keadaan darurat
Tahun 2022
Tello terburu-buru dan beberapa karyawan disarankan karyawan
tentang
panik terlihat terbu-buru dan tetap tenang, bunyikan
Bangunan
panik saat proses alat tanda
Gedung Pasal
evakuasi, hal ini tidak bahaya/alarm, hubungi
59 ayat 1
disarankan karena nomor telpon keadaan
bisa saja darurat, mengikuti
menimbulkan instruksi dari petugas
kecelakaan saat yg bertanggungjawab
evakuasi tersebut dalam keadaan
seperti terjatuh dan darurat, tetap berada
secara psikologis dalam jalur evakuasi,
memengaruhi dan berkumpul di
kejiwaan setiap assembly point.
pekerja

39
Diharapkan pihak
2 PT. PLN Papan petunjuk jalur Terdapat beberapa Undang-
perusahaan secara
Persero UPDK evakuasi terhalang papan petunjuk yang Undang No. 1
rutin melakukan
Tello pohon terlindung pohon- Tahun 1970
pemangkasan dahan
pohon sehingga tidak Pasal 14 huruf
pohon di area
terlihat dan terbaca b
perusahaan terutama
secara jelas
musim penghujan,
sehingga rambu-
rambu/papan wicara
K3 bisa terlihat dan
terbaca secara jelas

PT. PLN Tidak ditemukan pelat Jika tidak ditemukan Diharapkan untuk Permenaker No.38
UPDK Tello nama untuk adanya pelat nama segera membuat pelat tahun 2016
Makassar menandakan data pada Pesawat nama pada setiap alat tentang
Pesawat Tenaga Tenaga Produksi Pesawat Tenaga Keselamatan Dan
Produksi dapat menyebabkan Produksi Kesehatan
kesalahan saat Pesawat Tenaga
pengoperasi Produksi Pasal 15

40
Diharapkan
3 Area tempat Housekeeping kurang Ada beberapa area  Permenakertr
perusahaan
kerja PT. PLN rapih kerja yang terdeteksi ans No. 5
melakukan penataan
Persero UPDK tidak rapih dan tidak Tahun 2018
lingkungan kerja
Tello hygiene karena tentang
sehingga
penempatan barang- Keselamatan
housekeeping menjadi
barang yang tidak dan
teratur dan lingkungan
terpakai di letakkan kesehatan
kerja menjadi hygiene
secara berserakan, kerja
sehingga pekerja
sehingga dapat lingkungan
mendapatkan
menjadi sumber kerja pada
lingkungan kerja yang
pembiakan vector pasal 3
bersih dan sehat,
penyakit, juga dapat
aman, dan nyaman  Permenaker
menghalangi ruang No.01 Tahun
gerak para pekerja 1980 tentang
yang mengakibatkan Keselamatan
kecelakaan kerja dan
Kesehatan
Kerja pada
Konstruksi
Bangunan
pasal 6

41
42
Diharapkan
4 Area tempat Tempat pembuangan Pembuangan limbah Permenakertra
perusahaan membuat
kerja PT. PLN limbah cair secara cair yang terbuka dapat ns No. 5 Tahun
pembuangan limbah
Persero UPDK terbuka menjadi sumber vektor 2018 tentang
yang tertutup
Tello penyakit seperti tikus, Keselamatan
sehingga tercipta
kecoak, dll dan kesehatan
lingkungan kerja yang
Selain itu, dapat kerja
hygiene.
menimbulkan bau yang lingkungan
tidak sedap sehingga kerja
mengganggu
kenyamanan para
pekerja

Diharapkan
5 Tempat Tidak terlihat LDKB LDKB sangat penting
perusahaan  Kepmenaker
penyimpanan pada penyimpanan untuk memberikan No.
mencantumkan LDKB
sementara limbah B3 informasi terkait Kep.187/MEN/
yang mudah trlihat
limbah B3 identitas 1999 tentang
oleh pekerja.
pengendalian
bahan kimia
berbahaya
pasal 4

43
Diharapkan
6 Area tempat Terdapat mesin yang Mesin yang digunakan Permenakertra
perusahaan, selain
kerja PT. PLN berdebu di perusahaan ns No. 5 Tahun
maintenance alat juga
Persero UPDK seharusnya terawat 2018 tentang
harus memperhatikan
Tello dengan baik sehingga Keselamatan
kebersihan dari pada
tidak terlihat debu dan kesehatan
alat yang digunakan
pada permukaan alat kerja
tersebut lingkungan
kerja

Pihak perusahaan
7 Toilet PT. PLN Terdapat kabel listrik Pada lampu toilet Permenaker
hendaknya melakukan
Persero UPDK yang tidak aman terlihat kabel listrik no. 12 Tahun
perbaikan terhadap
Tello yang tidak aman (kabel 2015 tentang
sambungan kabel
lampu disambungkan keselamatan
listrik pada toilet
dengan kabel lain) dan kesehatan
yang merupakan kerja (K3)
potensi bahaya di listrik di tempat
tempat kerja. kerja pasal 3

44
PT. PLN Tidak ada APAR di Oil Trap rawan tersulut Diperbarui Peraturan
8
UPDK Tello area Oil Trap percikan api oleh 04/MEN/1980
Makasar karena itu di (Pengertian)
butuhkannya Alat Tentang Syarat-
Pemadam Api Ringan syarat
(APAR) jika tersulutnya Pemasangan dan
percikan api di oil trap. Pemeliharaan Alat
Pemadam Api
Ringan. Pasal 2
ayat (1) Kebakar
bahan cair atau
gas yang mudah
terbakar.
Diharapkan
9 Area tempat Kusen ventilasi toilet Ventilasi sebuah Permenaker
perusahaan
kerja PT. PLN tidak layak pakai ruangan sangat No. 05 tahun
melakukan perbaikan
Persero UPDK penting dalam hal 2018 tentang
kusen ventilasi yang
Tello sirkulasi udara Keselamatan
telah lapuk dimakan
terutama dalam toilet dan Kesehatan
rayap
kerja
lingkungan
kerja pasal 5,
33, dan 34.

45
10 PT. PLN Area pelafon bocor Area Pelafon bocor, Sebaiknya flapon yang Permenaker No.1
UPDK Tello dapat menyebabkan air sudah bocor diganti tahun 1980
Makasar hujan masuk ke area atau diperbaiki tentang
industry sehingga sehingga tidak keselamatan dan
menyebabkan lantai menyebabkan lantai Kesehatan kerja
licin. licin, dan mengganggu pada konstruksi
operasional alat dalam bangunan.
perusahaan.

46
47
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada praktik kerja lapangan di
PT.PLN (Persero) UPDK Tello Makassar, dapat dikategorikan “Baik”
yang dapat dibuktikan dengan sistim manajemen K3 yang teroganisir
meskipun dalam pelaksanaan dan penerapan norma K3 dibidang
konstruksi , K3 mekanik (pesawat angkat angkut), K3 bidang pesawat
uap dan bejana tekan, K3 penanggulangan kebakaran, K3 bidang listrik,
K3 bidang bahan berbahaya dan beracun telah dilakukan dengan baik.

Pada penerapan K3 di PT. PLN (Persero) UPDK Tello Makassar ada


beberapa hal yang perlu diperhatikan lagi guna mendukung tenaga kerja
yang berbudaya K3, hal tersebut dapat menjadi perhatian dari pengurus
perusahaan, untuk memastikan tenaga kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dari setiap risiko dan potensi bahaya yang ada serta
penyakit akibat kerja, karena penerapan K3 pada perusahaan juga
secara tidak langsung akan berdampak pada produktivitas perusahaan

B. Saran
Dari hasil praktik kerja lapangan di PT. PLN (Persero) UPDK
Tello Makassar didapati bahwa dalam penerapan K3 di tempat kerja
masih ada beberapa temuan negatif maka dari itu diperoleh saran :

1. Kepada pihak pengurus


Pihak pengurus dalam hal ini pimpinan perusahaan agar dapat
memperbaiki penerapan K3 dengan maksimal dalam perusahaan,
karena dalam penerapannya masih ada hal-hal yang tidak sesuai
dengan syarat dan ketentuan Regulasi terkait.
2. Kepada para tenaga kerja
Tenaga kerja dalam hal ini adalah semua pekerja yang ada
didalamnya, agar bisa menerapkan K3 dengan baik, sehingga
peningkatan produksi, kesehatan dan keselamatan kerja dapat
terlaksana dengan baik.

48
LAMPIRAN

49

Anda mungkin juga menyukai