PENYELENGGARA
13 - 25 Juni 2022
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................II
C. RUANG LINGKUP..................................................................................................3
D. DASAR HUKUM.....................................................................................................4
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ...................................................................................10
B. TEMUAN .............................................................................................................13
BAB III ANALISA ............................................................................................................17
A. KESIMPULAN .....................................................................................................30
B. SARAN ................................................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap tenaga kerja maupun perusahaan tidak ada yang menghendaki
terjadinya kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan
yang dapat membahayakan serta dapat menyebabkan celaka kepada para
tenaga kerja serta tentu dapat menimbulkan kerugian yang dapat dialami oleh
perusahaan. Suatu kemungkinan bahaya besar, berupa kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat diakibatkan
oleh kesalahan dalam penggunaan peralatan, pemahaman dan kemampuan
serta keterampilan tenaga
kerja yang kurang memadai.
Menurut Wibowo (2015), K3 harus diterapkan di setiap tempat kerja. Hal
ini sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1 bahwa
setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan
Kerja (SMK3)
Pelaksanaan K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Keselamatan kerja tinggi
akan menekan tingkat kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat dan kematian.
Keselamatan kerja rendah akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan
sehingga berakibat pada produktivitas yang menurun. Kecelakaan kerja bukan
hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga mengganggu proses produksi secara menyeluruh dan
merusak lingkungan yang akhirnya berdampak kepada masyarakat luas. Karena
itu, perlu dilakukan upaya yang nyata untuk mencegah dan mengurangi resiko
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja secara maksimal.
Kecelakaan, peledakan, kebakaran dan penyakit akibat kerja pada umumnya
disebabkan oleh tidak dijalankannya syarat-syarat K3
secara baik dan benar
1
B. Maksud dan Tujuan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam pelatihan
dan Pembinaan Calon Ahli K3 Umum, dimaksudkan untuk menambah wawasan
dan pengetahuan peserta pelatihan sehingga peserta tidak hanya memiliki
pengetahuan teoritis, tapi juga memiliki pengetahuan lapangan yang merupakan
implementasi teori tersebut secara langsung. Selain itu, PKL ini juga
dimaksudkan untuk membekali pengetahuan bagi para calon Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Umum (AK3U) mengenai K3, dengan praktik nyata dalam
penerapan persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja yang meliputi: konstruksi
bangunan, sarana penanggulangan kebarakan, dan listrik.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu bagian
dari kegiatan pelatihan dan pembinaan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Umum (AK3U) dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja. Melalui
PKL, calon Ahli K3 Umum dapat mengetahui tugas dan tanggungjawabnya sesuai
dengan bidang yang ditentukan dalam surat keputusan penunjukannya (SKP), seperti
yang dijelaskan di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-02/MEN/1992
tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pasal 9
dan pasal 10.
Tujuan dari calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U)
ini mengikuti PKL di PT. PLN (Persero) UPDK Tello, adalah agar wawasan yang
diperoleh selama PKL dapat menambah khasanah keilmuan terkait penerapan
peraturan dan norma K3 di tempat kerja nantinya. Serta melakukan pengawasan serta
perbaikan yang berkesinambungan, dalam rangka mengurangi risiko kecelakaan
kerja di perusahaan
yang disebabkan oleh faktor kelalaian manusia maupun kegagalan fungsi mesin.
Adapun tujuan penulisan laporan PKL ini, adalah untuk mengetahui
penerapan peraturan dan normal K3 di perusahaan yang dikunjungi. Dan laporan
ini juga bisa digunakan untuk sebagai masukan bagi pihak perusahaan untuk
menghindari risiko
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengamatan Kelompok III sebagai berikut :
1. Pengamatan dan Penerapan K3 Konstruksi Bangunan
- Ruang lingkup K3 Bangunan meliputi fungsi, persyaratan,
penyelenggaraan, peran masyarakat, dan pembinaan terkait konstruksi
bangunan
2. Pengamatan dan Penerapan Keahlian dan Kelembagaan K3
- Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
- Pengesahan P2K3
- Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3)
- Organisasi dan Program Kerja
- Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
3. Pengamatan dan Penerapan K3 Lingkungan Kerja
- Norma K3 Lingkungan Kerja di Tempat Kerja
4. Pengamatan dan Penerapan K3 Mekanik
- Norma K3 Mekanik PesawatAngkat dan PesawatAngkut
- Norma K3 Mekanik Pesawat Tenaga Produksi
5. Pengamatan dan Penerapan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
- Norma K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
6. Pengamatan dan Penerapan SMK3
- Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja
- Kebijakan dan Komitmen K3
- Audit SMK3
- Penghargaan K3 (Zero Accident Award Sertifikat SMK3)
7. Pengamatan dan Penerapan K3 Kesehatan Kerja
- K3 Pemeriksaan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja
8. Pengamatan dan Penerapan Ergonomi K3
- Pelaksanaan Ergonomi K3 di Tempat Kerja
9. Pengamatan dan Penerapan K3 Penanggulangan Kebakaran
- Personil K3 Penanggulangan Kebakaran
- Sistem Proteksi Kebakaran
10. Pengamatan dan Penerapan K3 Instalasi Listrik
;
- K3 Instalasi Penyalur Petir
- K3 Elevator dan Eskalator
- Personil K3 Listrik
11. Pengamatan dan Penerapan K3 Bahan Berbahaya
- Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3)
D. Dasar Hukum
Dasar Hukum sebagai berikut :
1. Dasar Hukum (Umum)
- Undang - Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan
- Undang Undang No. 2 Tahun 2003 tentang Jasa Konstruksi
- Undang - Undang No. 28 Tahun 2002 tenntang Bangunan Gedung
- Permenakertrans No. PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
4
Dewan Keselamatan Dan
4
Kesehatan Kerja Wilayah Dan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
- Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No.
Per-01/MEN/1/2007 Tentang Pedoman Pemberian Penghargaan K3
5
- Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja lingkungan kerja
7
- Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 22 tahun
2008 tentang petunjuk teknis penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja.
8
9. Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran
8
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 186 Tahun
1999 tentang Unit Penanggulangan Kebaran di Tempat Kerja
10
unit asuhan PLTD Bulukumba diserahkan kepada PLN UP, sedangkan unit
GI dan transmisi diserahkan pada PLN UP2B.
Pada tanggal 31 Mei 2000 PLN Sektor Tello diubah menjadi PT.
PLN (Persero) Wilayah Sulselbartra Sektor Tello. Perubahan dilakukan
kembali pada bulan November 2010, Unit PLTD Selayar yang semula
merupakan Unit dari PLN Sektor Bakaru bergabung menjadi Unit dari PLN
Sektor Tello. Pada bulan Mei 2012, Unit PLTU Barru yang merupakan
Unit dari PLN
Sektor Bakaru bergabung menjadi Unit dari PLN Sektor Tello.
Pembangkit-pembangkit yang berada di PLN Sektor Tello saat
ini umumnya hanya dioperasikan saat-saat beban puncak, guna
mengantisipasi kenaikan beban dan memperbaiki mutu tegangan di
samping cadangan
putar jika sewaktu-waktu terjadi gangguan system.
PT. PLN (Persero) UPDK Tello terletak pada bagian Timur
Kota Makassar, tepatnya di Jl. Urip Sumoharjo Km. 7. Letak PT. PLN
(Persero) UPDK Tello tidak berada pada pusat kota, letaknya
strategis dalam melakukan produksi untuk menghasilkan daya, sehingga
aktivitas tersebut tidaklah mengganggu aktivitas masyarakat. Meskipun
tidak berada pada pusat kota, tapi tetap dapat dijangkau dengan mudah
melalui transportasi
umum maupun pribadi.
Tello Makassar:
- Pos Pengamanan (Pos Security)
- Area Parkir Kendaraan
- Aula Sikarannuang
- Klinik Perusahaan (1 Dokter Pemeriksa dan 2 Tenaga Paramedis)
- Kantin
- Musholla
11
- Toilet
- Jalur Pejalan Kaki & Assembly Point
11
- Rumah Pompa (Pump House)
- Fire Fighting Station & Fire Hydrant Station
- Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 Cair
- APAR, Hydrant (Barel & Box), Selang Hydrant
- Gantry Crane & Overhead Crane
- Alat Perlindungan Diri
- Kotak P3K
- Tempat Sampah
- Electric Forklift
3. Struktur Organisasi
Berikut Struktur Organisasi Susunan Pengurus P2K3 PT. PLN (Persero)
UPDK Tello Makassar
12
5. Visi dan Misi
Visi Perusahaan:
“Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh Kembang,
Unggul, dan Terpercaya dengan Bertumpu pada Potensi Insan” .
Misi Perusahaan:
- Menghimpun dan menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain
yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota
perusahaan, dan pemegang saham.
B. Temuan
1. Temuan Positif
i. K3 Konstruksi Bangunan
- Tersedianya Pintu Darurat dan Jalur Evakuasi serta
Titik Kumpul
- Area Parkir Motor dalam tahapan Renovasi (Pemeliharaan)
ii. Keahlian dan Kelembagaan K3
- Adanya Struktur P2K3
- Adanya Sertifikat dan Lisensi Ahli petugas kebakaran
iii. K3 Lingkungan Kerja
- Memiliki fasilitas Kantin untuk karyawan/pekerja
- Adanya rambu peringatan area berbahaya
iv. K3 Mekanik
- Memiliki Electric Forklift
- Memiliki Crane jenis Overhead dan Gantry
- Operator telah menggunakan APD sesuai prosedur
- Operator telah memiliki SIO
13
v. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
- Memiliki Bejana Tekan
- Penggunaan Pesawat Tenaga Produksi yang terencana
dan aman
vi. SMK3
- Adanya Sertifikat Penghargaan Penerapan SMK3
- Adanya Sertifikat Penghargaan Zero Accident
Award (Kecelakaan Nihil)
vii. K3 Kesehatan Kerja
- Memiliki Klinik Perusahaan ( 1 Dokter Pemeriksa dan 2 Tenaga
Paramedis )
viii. K3 Penanggulangan Kebakaran
- Tersedianya APAR (Alat Pemadam Api Ringan) jenis
Karbon Dioksida (CO2) sebanyak 123 unit.
- Memiliki 1 unit Fire Fighting Station
- Memiliki 1 unit Fire Hydrant Station
- Memiliki 1 unit Rumah Pompa Hydrant
- Tersedianya Hydrant (Barel & Box) dan Selang
Hydrant, ditempatkan pada setiap area/Gedung dengan total
10 Pilar Hydrant
14
- Adanya Penyalur Petir
- Telah dilakukan RIKSAUJI Berkala pada Penyalur Petir
x. K3 Bahan Berbahaya
- Terdapat Tempat Penyimpanan Sementara untuk Bahan B3
Cair
2. Temuan Negatif
i. K3 Konstruksi Bangunan
- Untuk Area Pejalan Kaki, ada Sebagian yang tidak terpasang
Railing.
ii. Keahlian dan Kelembagaan K3
- Salah satu petugas K3 Listrik tidak dapat menunjukkan SKP
- Salah satu petugas K3 Kimia tidak dapat menunjukkan
Sertifikat / Lisensinya
- Tidak adanya lisensi / surat izin operasi (SIO) Forklift
iii. K3 Lingkungan Kerja
- Terdapat beberapa rambu evakuasi yang tidak terlihat
dengan jelas
- Beberapa pekerja tidak menggunakan APD dengan lengkap
- Kebersihan lingkungan kurang terjaga
iv. K3 Mekanik
- Posisi penempatan Forklift tidak sesuai
v. K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
- Pada Pesawat Tenaga Produksi tidak ditemukan pelat papan
nama
vi. K3 Kesehatan Kerja
- Kotak P3K tidak sesuai prosedur
vii. K3 Penanggulangan Kebakaran
- Tidak ditemukan alat deteksi dini kebakaran (smoke detector)
pada ruangan Penyimpanan Sementara Limbah B3
viii. K3 Instalasi Listrik
15
- Tidak ditemukannya pemberian label tanda bahaya pada Panel
- Tidak ditemukannya pemberian label nama pada
Sebagian Panel
- Tidak adanya pemasangan garis K3 di sekitar Panel
16
BAB III
ANALISA
Tersedianya Pintu
PT. PLN Melakukan
Darurat dan Jalur Adanya jalur Permenaker No. 1
(Persero) pengecekan
1 Evakuasi serta evakuasi pada saat Tahun 1980 Bab II
UPDK dan perawata
Titik Kumpul keadaan darurat Pasal 5.1
Tello secara
(Assembly
berkala
Point)
17
SE. Mennakertrans
PT. PLN
Memiliki fasilitas No. Se.
(Persero) Memenuhi standar
4 Kantin untuk Dipertahankan 01/Men/1979 tentang
UPDK kebersihan.
karyawan/pekerja pengadaan
Tello
kantin dan ruang
makan
Dengan adanya Rambu yang ada
Permenaker No. 5
PT. PLN rambu peringatan perlu
Adanya rambu tahun 2018
(Persero) area berbahaya ditambahkan
5 peringatan area tentang
UPDK dapat diarea rawan
berbahaya keselamatan dan
Tello mengurangi berbahaya dan
kesehatan kerja
resiko kecelakaan dapat terlihat
lingkungan kerja
kerja dan PAK denganjelas
18
Dengan
PT. PLN tercantumnya
Permenaker No
(Persero) Memiliki Crane jenis kapasitas maksimum
7 Dipertahankan 09 Tahun 2010
UPDK Overhead dan Gantry sehinggah
Bab V
Tello mempermudah
pasal 34 bagian a
mengontrolnya
Dengan adanya
Bejana Tekan bisa
PT. PLN menampung gas
Permenakertrans No
(Persero) atau campuran udara
8 Memiliki Bejana Tekan Dipertahankan 37 tahun 2016 pasal
UPDK baik
16 ayat 1,2,3,4,5,6,7.
Tello terkempa menjadi
cair atau dalam
keadaan larut atau
beku
Terdapat pelindung
atau penutup
PT. PLN mesin gerak dari
Penggunaan Pesawat Permenaker No. 4
(Persero) pesawat
9 Tenaga Produksi Dipertahankan tahun 1985. Pasal 35
UPDK tenaga produksi
yang dan pasal 36
Tello menjadikan alat atau
terencana dan aman
mesin kerja yang
aman saat
19
beroperasi.
19
PT. PLN (Persero)
PT. PLN Peraturan Pemerintah
Adanya Sertifikat telah melaksanakan
(Persero) No 50 Tahun 2012
10 Penghargaan SMK3 dengan baik Dipertahankan
UPDK Tentang penerapan
Penerapan SMK3 sesuai peraturan
Tello SMK3 Pasal 8 ayat 3
perundang-undangan
Peraturan
PT. PLN Adanya Sertifikat PT. PLN (Persero) 01/MEN/I/2007
(Persero) Penghargaan Zero membuktikan Tentang pedoman
11 Dipertahankan
UPDK Accident Award bahwa menerapkan penghargaan
Tello (Kecelakaan Nihil) SMK3 keselamatan dan
dengan baik kesehatan kerja
Terdapat fasilitas
Disediakannya Permenakertrans No.
PT. PLN Memiliki Klinik kesehatan sebagai
Sarana/Fasilitas di Per.03/MEN/1982
(Persero) Perusahaan ( 1 Dokter dengan 1 personil
12 sekitaran Klinik tentang pelayanan
UPDK Pemeriksa dan 2 dokter pemeriksa
seperti tempat kesehatan tenaga
Tello Tenaga Paramedis ) dan 2 tenaga
sampah, APAR, dll kerja
paramedis
(asisten dokter)
PT. PLN
Sesuai diskusi dengan
(Persero) Adanya Petugas Ahli Sebagai pengawas Permenaker No. 12
13 pihak PT. PLN (Persero)
UPDK K3 Listrik K3 listrik Tahun 2015
UPDK Tello
Tello
20
20
PT. PLN Untuk melindungi
Sesuai diskusi dengan Adanya APD Khusus
(Persero) tenaga kerja dari UU No. 1 Tahun 1970
14 pihak PT. PLN (Persero) untuk Pekerjaan
UPDK bahaya tegangan Pasal 3.1 ( f )
UPDK Tello Bertegangan Tinggi
Tello tinggi
PT. PLN
Sesuai diskusi dengan Untuk mencegah
(Persero) Permenaker No. 2
15 pihak PT. PLN (Persero) Adanya Penyalur Petir terjadinya kecelakaan
UPDK Tahun 1989 Pasal 9
UPDK Tello akibat sambaran Petir
Tello
21
Keputusan Menteri
Memperhatikan Tenaga Kerja RI
PT. PLN Adanya Fire Fighting
perawatan dan No.186/MEN/1999
(Persero) Memiliki 1 unit Fire Station yang siap
18 pemeliharaan Fire tentang Unit
UPDK Fighting Station digunakan apabila
Fighting Station Penanggulangan
Tello terjadi kebakaran
secara berkala Kebakaran di Tempat
Kerja.
22
Tersedianya Hydrant Keputusan Menteri
(Barel & Box) dan Tenaga Kerja RI
PT. PLN
Selang Hydrant, Memperhatikan No.186/MEN/1999
(Persero) Tersedianya Hydrant
21 ditempatkan pada pemeliharaan tentang Unit
UPDK (Barel & Box)
setiap area/Gedung secara berkala. Penanggulangan
Tello
dengan total 10 Kebakaran di Tempat
Pilar Kerja.Pasal 2
Hydrant
Memperhatikan Undang - Undang
PT. PLN Sebagai penanda
penanda Fire No. 1 Tahun 1970
(Persero) Adanya Fire Hazard bahaya mudah
22 Hazard Labels tentang
UPDK Labels terbakar
agar terlihat/tidak Keselamatan Kerja
Tello
terhalang. Pasal 12 ( b,c ) Pasal
14 ( b )
Peraturan Menteri
PT. PLN Tersedianya alarm
Tenaga Kerja No.
(Persero) Adanya Alarm kebakaran yang
23 Dipertahankan 2 tahun 1983
UPDK Kebakaran digunakan apabila
tentang
Tello terjadi kebakaran
instalasi alarm
kebakaran automatik
23
PT. PLN Memperhatikan
23
PT. PLN
Sesuai diskusi dengan Telah dilakukan
(Persero) Pengarahan tentang Permenkes nomor 48
25 pihak PT. PLN (Persero) Induksi Tanggap Dipertahankan
UPDK K3 tanggap darurat tahun 2016
UPDK Tello Darurat
Tello
Kepmenakertrans
24
PT. PLN
Agar mudah terlihat, UU No. 1 Tahun
(Persero) Terdapat rambu K3 di
29 di taati dan di Dipertahankan 1970 Pasal 12 ( b,c )
UPDK depan Gardu Induk
laksanakan Pasal
Tello
14 ( b )
PP No.101 Tahun
2014 Pasal 3 ayat 1
PT. PLN Terdapat Tempat PT. PLN (Persero)
dan Permenaker No.
(Persero) Penyimpanan Sudah memiliki
30 Dipertahankan 187/Men/1999
UPDK Sementara untuk TPS
tentang
Tello Bahan B3 Cair Limbah Sesuai
pengendalian bahan
Prosedur berlaku.
kimia berbahaya di
tempat kerja
25
B. Temuan & Analisa negatif
PT. PLN
Dapat menyebabkan Permenaker No. 1
(Persero) Jalur pejalan kaki ada Segera lakukan
1 tenaga kerja Tahun 1980 Bab II
UPDK yang tidak memiliki railing pemasangan railing
tergelincir / terjatuh Pasal 8
Tello
Melakukan
PT. PLN pengecekan
Salah satu petugas K3 Harusnya petugas K3
(Persero) terhadap petugas UU No. 1 Tahun 1970
2 Listrik tidak dapat Listrik memiliki
UPDK khusunya K3 Listrik Pasal 1 (6)
menunjukkan SKP sertifikat/SKP/lisensi
Tello yg tidak memiliki
SKP
Melakukan
PT. PLN Salah satu petugas K3 pengecekan
Harusnya petugas K3
(Persero) Kimia tidak dapat terhadap petugas UU No. 1 Tahun 1970
3 Kimia memiliki
UPDK menunjukkan Sertifikat / khusunya K3 Listrik Pasal 1 (6)
sertifikat/SKP/lisensi
Tello Lisensinya yg tidak memiliki
SKP
26
Melakukan Permenaker No.5 tahun
PT. PLN Terdapat beberapa
Terdapat beberapa pemangkasan atau 2018 tentang
(Persero) rambu evakuasi
4 rambu evakuasi yang di pindahkan keselamatan dan
UPDK terhalang oleh ranting
tidak terlihat denganjelas ketempat yang kesehatan kerja
Tello pohon
mudah terlihat lingkungan kerja
Terdapat beberapa
titik penumpukan Permenaker No. 5 tahun
PT. PLN
sampah/barang 2018 tentang
(Persero) Kebersihan lingkungan Menjaga kebersihan
5 rongsokan, instalasi keselamatan dan
UPDK kurang terjaga lingkungan
kabel yang tidak kesehatan kerja di
Tello
sesuai prosedur lingkungan kerja
Menempatkan
Permenaker No. 08
PT. PLN Forklift disembarang
Memberikan tempat tahun 2020 tentang
(Persero) Posisi penempatan tempat
6 khusus atau keselamatan kerja dan
UPDK Forklift tidak sesuai dapat
ruangan tersendiri pesawat angkat dan
Tello membahayakan dan
angkut pasal 89 ayat 2
menjadi penyebab
kecelakaan kerja
27
Tidak adanya papan Merekomendasikan UU no. 38 Tahun 2016
PT. PLN
Pada Pesawat Tenaga nama bisa dapat agar adanya tentang Kesehatan
(Persero)
7 Produksi tidak ditemukan mengakibatkan pemasangan keselamatan kerja
UPDK
pelat papan nama terjadinya kecelakaan pemberitahuan pesawat produksi pada
Tello
kerja. pelat papan nama pasal 15
27
Tidak ada
Menambahjumlah Permenaker No.
pemeliharaan
PT. PLN kotak P3K dan 15/Men/VIII/2008
terhadap kotak P3K
(Persero) Kotak P3K tidak sesuai menyediakaan tentang pertolongan
8 yang telah di
UPDK prosedur kotak P3K di pertama pada
sediakan sesuai
Tello tempat tempat yang kecelakan di tempat
dengan standaryang
mudah kerja
telah di tentukan
dijangkau
PT. PLN
Tidak ditemukannya Segera di lakukan UU No. 1 Tahun 1970
(Persero) Dapat terjadi
9 pemberian label tanda pemasangan Pasal 12 ( b,c ) Pasal 14
UPDK kecelakaan kerja
bahaya pada Panel label (b)
Tello
tanda bahaya
PT. PLN Segera di
Tidak ditemukannya UU No. 1 Tahun 1970
(Persero) Dapat terjadi salah lengkapi label
10 pemberian label nama Pasal 12 ( b,c ) Pasal 14
UPDK pengoperasian alat nama pada
pada sebagian Panel (b)
Tello panel yang tidak
memiliki label
PT. PLN Bisa menyebabkan
Tidak adanya Melakukan UU No. 1 Tahun 1970
(Persero) gangguan pada saat
11 pemasangan garis K3 di pemasangan garis Pasal 12 ( b,c ) Pasal 14
UPDK pengoperasian/pemel
sekitar Panel K3 (b)
Tello iharaan
Sesuai diskusi dengan PT. PLN Tidak terdapat Smoke Dapat menyebabkan Sebaiknya segera
Permenaker No. 02
12 pihak PT. PLN (Persero) (Persero) detector di ruang lambatnya di lakukan
Tahun 1983
UPDK Tello UPDK penyimpanan limbah penangan pemasangan
28
kebakaran karena
28
Tello sementara peringatan yang smoke detector
lambat untuk peringatan
kebakaran
sedini
mungkin.
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan SMK3 di PT. PLN (Persero) UPDK Tello Makassar dapat
dikategorikan sangat baik dibuktikan dengan penghargaan SMK3 dan Zero Accident.
Keahlian dan Kelembagaan K3 yang baik pula dibuktikan dengan pembentukan P2K3,
Ahli ahli K3 di
masing-masing bidangnya.
Dalam pelaksanaan dan penerapan norma K3 bidang Konstruksi, K3
bidang Mekanik (Pesawat Angkat Angkut, Pesawat Tenaga Produksi), K3 bidang
Pesawat Uap dan Bejana Tekan K3 bidang Penanggulangan Kebakaran, K3 bidang
Instalasi Listrik,
K3 bidang Bahan Berbahaya telah dilakukan dengan baik.
K3 bidang Lingkungan Kerja, K3 bidang Kesehatan Kerja, Ergonomi K3
telah dilakukan dengan baik pula, dengan tersedianya sarana/fasilitas penunjang
K3 di
tempat kerja.
Sehingga, dapat disimpulkan PT. PLN (Persero) UPDK Tello telah
melaksanakan K3 sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam ketentuan-
ketentuan perundang-
undangan dan peraturan pemerintah mengenai K3.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan berdasarkan kesimpulan yaitu:
- Agar temuan-temuan yang berkaitan dengan belum terpenuhinya
Peraturan Pemerintah yang menjadi dasar hukum K3 dapat
dipenuhi/diperbaiki dengan segera oleh Perusahaan
30
- Agar Melakukan maintenance secara rutin untuk peralatan penunjang.
30
REFERENSI
31