Salaf
Oleh:
Penerjemah:
Adapun selanjutnya:
2
Bahkan telah banyak nash-nash yang datang guna menunjukkan akan
betapa penting dan agungnya masa muda ini, sehingga sungguh Nabi
n sendiri juga telah mendorong lagi memotivasi untuk bersegera
memanfaatkan dan membekali diri semenjak seseorang masih berada
di masa mudanya, serta sebaliknya telah mentahdziir (mengingatkan
akan bahayanya) menyia-nyiakan waktu masa muda ini.
.َمقَِبىًََ ِ٘تٔم
َ ََاتَٚ َٗح,َؽ ِػؤم
ُ َمقَِبى
َ َ ََٗؾضَاغ,ََٗغَِٔاَنقَِبَىؾَِكضِن
.َمقَِبىًََ ِ٘تٔم
َ ََاتََٚٗح
1
Diriwayatkan oleh Al-Haakim di dalam Al-Mustadrok (no. 7846), dan iapun telah
mesnhohiihkannya, serta telah disepakati pula oleh Adz-Dzahabiy. Kemudian telah
dinyatakan shohiih pula oleh Al-Albaaniy di dalam Shohiihul Jaami’ (1077).
3
Namun ternyata beliau n kembali menyebutkan masa muda
secara khusus di dalam sabdanya yang lain, dikarenakan oleh betapa
agung, besar, dan pentingnya masa muda ini, sehingga sepantasnya
seseorang memang harus menyadari lagi mawas diri dengan masa
mudanya, dan tidak menyia-nyiakannya begitu saja.
ٖٔض
ِ ٌِ عَ ِّ ُع:ٍُغِأَيَ َعِّ خٌَِػًِّٟٖٙٔٔ عِٔزٔ صَبِّٕٔ حَتًََٞاٚٔ َِ٘اهِكََٙظِٗيُقَ َزَُ اِبِّ آَر
ُ هَاَت
ًََٗاسَا,ٍَُٕأَُِؿَك
َ ِٚغَبُٕ َٗٔؾ
َ َّ اكَِتِٙ ًََٗاهًٕٔٔٔ َِّأ,ٍَُٖأِبَوا
َ ِٚؽَبابٕٔٔٔؾ
َ ِّ َ ع,ٍَُٖأِؾَِا
َ ِٚٔؾ
.ٍ
َ ٌَا عَٔوَِٚعٌَٔىٔؾ
“Tidak akan pernah bergeser kaki anak cucu Aadam di sisi Robb
Tuhannya kelak pada hari kiamat, sebelum ia ditanyai dan dimintai
pertanggung-jawaban atas 5 perkata: Tentang umurnya untuk apakah
ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apakah ia pergunakan,
tentang hartanya darimanakah ia peroleh lagi upayakan, serta
kemanakah ia infaaqkan (belanjakan), dan apakah yang telah dia
amalkan dari ilmunya.”2
2
Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy (no. 2416). Kemudian telah dishohiihkan oleh Al-Albaaniy
di dalam Ash-Shohiihah (946).
4
Kedua: Akan ditanyai soal perihal masa mudanya secara
khusus. Padahal jikalau saja ia sudah ditanyai soal kehidupannya
secara umum, sebenarnya di dalamnya juga telah masuk pula tentang
perihal masa mudanya. Akan tetapi ternyata di hari kiamat kelak
dirinya tetaplah akan ditanyai secara khusus tentang perihal masa
mudanya.
5
para pemuda adalah orang-orang yang memang sangatlah butuh
untuk diperhatikan, sangat butuh untuk diperlakukan lemah lembut,
halus, untuk dijaga, dilindungi, dirayu, dicintai, dan dirangkul, serta
diarahkan, agar mereka dapat pula mencintai perkara-perkara
kebaikan, maupun mencintai pula orang-orang yang baik. Sehingga
dengan demikian diri mereka tidak disambar, tidak diculik, ataupun
direbut oleh para ahlul baathil, maupun oleh orang para budak
(hamba dan pelayan) dari hal-hal yang diharomkan.
ح
ٔ ِٙ ََٗأ ِٓىُ اهِحَ ٔز, ؾَإُِٖلٍُِ ُخُوِ٘ؾَُِا,َِحٙ َٗأَِْ َُِؿٌََٔلٍُُ اهِحَ ٔز,ِجؤػ
ِ ٌَِاه
.َبعِزََُا
6
itu adalah para pengganti setelah kami3, serta kalianlah nantinya yang
akan menjadi generasi ahli hadits setelah kami.”
.َٕٞوُِٚٔىقَب
ِّحَاِْ كِٙص
َ ,ٔ ِ٘تُُٚػاهِب
ِ ُُحو
3
Yakni kalianlah yang akan menggantikan posisi kami di dalam mengajarkan dan
membimbing umat manusia, serta di dalam dakwah mengajak mereka untuk kembali
kepada agama Allah k.
4
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy di dalam kitabnya Syu’abul Iimaan (no. 1610).
7
“Marhaban (selamat datang) wahai kalian yang kelak akan menjadi
sumber mata air hikmah serta sumber cahaya penerang bagi
kegelapan, orang-orang yang nantinya akan menjadikan pakaiannya
usang5, orang-orang dengan hati-hati yang baru nan sungguh-
sungguh, lagi akan membawa pembaharuan pula untuk hati-hati
manusia, orang-orang yang akan senantiasa menetapi lagi menjadi
penjamin bagi setiap rumah, sekaligus merupakan roihaan (tumbuh-
tumbuhan yang berbau harum semerbak) bagi setiap qobiilah.”6
5
Di dalam ilmu, ta’liim, bimbingan, dakwah, dan tarbiyyah, guna mengajak umat manusia
kembali kepada agama Allah, pent.
6
Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abdilbarr di dalam Jaami’u Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi (no. 256).
7
Asal dari risalah ini adalah merupakan muhaadhoroh yang beliau sampaikan di Al-
Mamlakatul Bahroin (kerajaan Bairoon) pada tanggal 13 Jumaadil Uulaa tahun 1435 H.
pada pertemuan di Universitas Hamdun di wilayah Al-Muharriq, yang kemudian
selanjutnya muhaadhoroh tersebut ditranskrip, dan ditambahkan faedah-faedah
berikutnya setelah dimurooja’ah (diperiksa kembali) oleh beliau. Semoga Allah
memberikan balasan yang terbaik kepada siapa saja yang terlibat di dalam menerbitkan
risalah ini.
8
WASIAT PERTAMA
Dari Abul Ahwash, ia telah berkata: Abu Ishaaq –yakni ‘Amr As-
Sabii’iy- telah berkata:
َٔاِٚضُأٔؾ
َ ِإَّها ََٗأِقَْٞوَِٚهٛضٔب
ٗ ٌَُقَُّوٌَات,-ٍ
ِ ل
ُ َ ؽََباب:ِٜ َأ- ض اهؾَٖبابٔ اغَِتٌُِٔ ِ٘ا
َؾ
َ اًَ ِعَٙ
ََٞ ََٗثَواث,َِض
ُح
ُ ِض اه
َ ُٔؽ
ِ ص ََُِ٘أ
ُ هََأُِّٛ َِٗإ,ٕٞكَع
ِ َ صٛٔؾَٝض
َ ضُأ اهَِبَك
َ َهَأِقُِّٛ َِٗإ,َٕٞٙـ آ
َ َأِه
﴾
Lafadzh:
8
Diriwayatkan oleh Al-Haakim di dalam Al-Mustadrok (no. 3947).
9
َٕٞٙـآ
َ َِٔاأَهِٚٔأَِقضَُأؾ
.ض كَشَا
ِ َِٚ َٗصَطَقًََّٔ اِهد, كَشَاٝٔصوَا
ٖ ًََّٔ اهَٞ اهللُاهِبَاصِحٛ
َ َِٔهَكَ ِز صَطَق
9
Diriwayatkan oleh Al-Haakim di dalam Al-Mustadrok (3948).
10
Kemudian di dalam kedua atsar tersebut juga terdapat salah
satu bentuk metode tarbiyyah (pendidikan dan pengajaran), yakni
berupa metode qudwah (mengambil atau memberikan contoh dan
panutan). Sebab para pemuda memang sangat butuh kepada
tarbiyyah yang demikian, agar mereka termotivasi dan mudah untuk
mengambil contoh. Namun tentu saja sepantasnya bagi seorang
mu’allim (pengajar ilmu) agar senantiasa pula memperhatian
kebaikan niat dan tujuannya, sehingga jangan sampai dengan metode
yang demikian dirinya justru malah terjatuh kepada sikap riyaa’, yang
akibatnya justru malah akan memakan habis lagi menghancurkan
seluruh amalannya.
11
WASIAT KEDUA
.ٍُُِِِلٙٔر
12
(Ahlus Sunnah Salafiyyuun) yang benar-benar telah roosikh
(mendalam lagi tertanam) kakinya di dalam As-Sunnah dan Al-Haq.
.ٕٔٔؾ ِ٘ئ
ُ َُُِأٖٗيَٟؾَإِْٖ اهؾٖابَ َعو.ًُِِِٕٔئَػَٙأ ِِٓىاهِبٔ َزِعَؾا
13
َٟ َٗإًَِِْايَإِه,ٍَٔغو
ِ ٍَُِْٙ كَارَأ
ِ ِػَأ ِٓىَ اِهٔعو
َ ٔجَاهَُِْٙضأ
َ ؾَإِْٖ آَث,َُِؾٔأَٚإِْٖ اهؾٖابٖه
.ُعِطَبٍََٙ كَار
ِ ٔٓض
ِ َِٚغ
11
Semua atsar tersebut telah diriwayatkan oleh Ibnu Baththoh di dalam Al-Ibaanatul
Kubroo (1/204)(no. 42-44).
14
WASIAT KETIGA
.ٔ اهؾٖبَابٛٔضؾ
ُ َِٚإٌَُِٖا اِهد
12
Diriwayatkan oleh Al-Khothiib di dalam Al-Jaami’ Liakhlaaqir Roowiy wa Aadaabis Saami’
(673).
15
muda (yang ia pergunakan dengan sia-sia, pent.), antara waktu luang
yang dimilikinya (dan dihabiskannya sia-sia, pent.), serta antara
curahan harta yang dibelanjakannya dengan tangannya (pada kesia-
siaan, pent.), maka sungguh hal tersebut benar-benar akan menjadi
kecelakaan sekaligus kebinasaan untuknya, sebagaimana yang
dikatakan:
.ٔ اهؾٖبَابٛٔضؾ
ُ َِٚإٌَُِٖا اِهد
16
“Sesungguhnya kebaikan itu hanyalah di masa muda.”
17
WASIAT KEEMPAT
َِْٗص
ُ ِ ؾَإُِٖلٍُِ هَا تَز,ٍَِِ َٓشَا اِهعٔوَٞجُوِ٘ا َبضَك
ٖ ؾضَ اهؾٖبَابٔ َتَع
َ َِا ًَعٙ
.ٍَبعِضّا
ِ ُُؿٔ ِزَبعِضُلٚٔه,ًًََُُِِْٕٔ٘و
َِّهعَوَّلٍُِهَاتَِبُوُػًََِْ٘اُتؤ
13
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam kitabnya Hilyatul Awliyaa’ (6/370).
18
Sebab apabila seorang insan telah mencapai usia tua, dirinya tidak
akan lagi mempunyai semangat, kemampuan, dan kecerdasan yang
mumpuni seperti ketika semisal ia masih di masa mudanya dahulu.
Terlebih lagi dengan telah adanya sekian banyak kewajiban dan
tanggung-jawab yang sudah harus dipikul olehnya, baik itu berupa
tanggung-jawab pekerjaan, kesibukan-kesibukan, serta urusan-urusan
kemashlahatan lainnya. Sementara ketika di masa muda, ia sama
sekali tidak terbebani dengan kesemua hal tersebut. Selain itu pula
lebih dikarenakan oleh alasan berupa akan betapa cepat berlalunya
masa muda itu sendiri, sebagaimana pernyataan yang telah
dinyatakan oleh Al-Imaam Ahmad v:
Adapun lafadzh:
ًًََُُِِْٕٔ٘و
ِّصََِْٗهعَوَّلٍُِهَاتَِبُوُػًََِْ٘اُتؤ
ُ ِؾَإُِٖلٍُِهَاتَز
14
Telah disebutkan oleh Al-Haafdizh Adz-Dzahabiy di dalam Siyar A’laamin Nubalaa’
(11/305).
19
untuk menghapalkan demikian dan demikian, serta akan dapat selesai
membaca kitab-kitab yang demikian dan demikian, maupun lain
sebagainya dari perkara-perkara yang dibayangkan olehnya, namun
ternyata akhirnya ia malah tidak berhasil memperoleh kesemua
bayangannya tersebut. Akan tetapi apabila ia sejak awal telah
bersungguh-sungguh di dalam dirinya, dan iapun telah beristi’aanah
(memohon pertolongan) kepada Allah, serta telah benar-benar
bersemangat untuk memanfaatkan betul masa mudanya (untuk
berbekal dengan kebaikan dan ilmu agama, pent.), niscaya atas seizin
dari Allah k diapun pasti akan dapat meraih kebaikan yang besar
nan agung. Sebab Allah k telah berfirman:
.ٍَبعِضّا
ِ ُُؿٔ ِزَبعِضُلٚٔه
20
Adalah sebagai bentuk motivasi dan anjuran kepada para
pemuda agar memanfaatkan dan mengambil faedah sebanyak-
banyaknya dari setiap pertemuan maupun perjumpaan di antara
mereka, yaitu dengan cara saling memberikan faedah yang
bermanfaat di antara satu sama lainnya, serta dengan cara saling
mengingatkan dengan kebaikan-kebaikan ilmu agama.
21
WASIAT KELIMA
ب
َ ََِِاًَِّ َطوٙضّا صََأِٚٔؾَلَج.ٔؾَا ِطوُُب َِ٘ٓاَِٝلٍُِبٔاهِآخٔضَٚ َعو,ٔؾضَ اهؾٖبَاب
َ َِاًَعٙ
.َاُِٚٗاهز
22
benar-benar hanya menyibukkan waktunya dengan upaya ketaatan
serta pendekatan diri kepada Robb Tuhannya. Karena barangsiapa
yang melakukan hal tersebut, niscaya Allah k akan
menganugerahkan nikmat kepadanya berupa jatah bagian untuknya
pula dari keduniaan ini.
“(Ya Allah) Janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai himmah (cita-
cita dan tujuan) terbesar kami, dan janganlah pula Engkau jadikan ia
sebagai puncak dari segala yang ingin kami raih dengan ilmu agama
kami.”16
16
Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy di dalam Al-Jaami’, pada Abwaabud Da’awaat (no. 3502).
Kemudian telah dinyatakan hasan pula oleh Al-Albaaniy di dalam Al-Kalimuth Thoyyib (no.
226).
23
.ََتَلَؿَُّؿَِْ٘ اهِٖاؼَّٙٞصٍُِٓ عَاه
َ َضًْٔ ِّأَِْتَشَِٚ خ,َّاءِِٚٔمَأغ
َ َص َٗصَثَت
ِ َمإِِْتَش
َ ُِٖإ
17
Diriwayatkan oleh Al-Bukhooriy di dalam Shohiihnya (no. 1295). Muslim di dalam
Shohiihnya (no. 1628).
24
WASIAT KEENAM
.ُجى
َ ٌُِِِٔتَ َظضُبٔاِهحَصَارِٔإسَاَبوَؼَاهٙؾٌََا,ٌََُِْ٘ ُِ٘تََِِٙا اهؾٖبَابٙقَزِ صََأ,ٔؾضَ اهؾٖبَاب
َ ًَِع
.ََُٕتٌََِٚػٗٔهحٙٗ
18
Al-Minjal adalah alat buatan tangan yang biasa digunakan untuk memanem sawah hasil
pertanian.
19
Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunyaa di dalam kitabnya Al’Umru wasy Syaib (no. 42).
25
dipanjangkan umurnya. Sebab banyak dari umat manusia yang tertipu
setelah dirinya melihat adanya sebagian orang yang masih bisa hidup
hingga usia tuanya, sehingga merekapun menyangka bahwa mereka
juga bisa mencapai usia umur yang semisal dengan orang-orang
tersebut, akibatnya merekapun banyak melalaikan lagi menyia-
nyiakan urusan mereka, sembari berkhayal bahwa masih akan
datangnya waktu nanti dan masa-masa lainnya pada kesempatan-
kesempatan yang akan datang, sebagaimana dikatakan:
“Seorang saja yang berhasil mencapai usia tua telah dapat menipu
seluruh kaumnya, sehingga merekapun dibuat lupa bahwa ternyata di
sana telah banyak orang-orang muda yang juga sudah meninggal
dunia di usia mudanya.”
ض
َؾَ َِا ًَعٙ:َقَاي.ُ احلَصَار:صعِِإسَاَبوَؼَ؟قَاُهِ٘ا
ِ ُِٖتَ َظضُبٔاهظٙ ًَا,ِِ٘ذُٚٗؾضَ اهؾ
َ َِا ًَعٙ
.ََِبوُؼَِْٙقَِبَىأَُٞٓصَعقَزِتُزِصِكُُٕ اِهعَا
ِ ٖإِْٖ اهظ,ٔاهؾٖبَاب
“Wahai sekalian para orang tua! Apa yang akan kalian harapkan dari
sawah ladang kalian apabila tanamannya sudah tua umurnya?
Merekapun menjawab: Tentu kami akan mengharapkan hasil
panennya. Beliau berkata lagi: Wahai sekalian para pemuda!
Sesungguhnya terkadang sawah itu juga bisa jadi sudah lebih dahulu
26
terserang oleh hama, bahkan sebelum ia sempat tua umurnya (dan
sebelum ia sempat siap untuk dipanen, pent.).”20
.َضاهٌَِغَاء
ِ تَؾوَاتَِتَ ٔظ
َ ِ َِٗإسَاأَصَِبح,َض اهصٖبَاح
ِ تَؾوَاتَِتَ ٔظ
َ َِِٚإسَاأًَِغ
20
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy di dalam Kiataabuz Zuhd (no. 500).
21
Diriwayatkan oleh Al-Bukhooriy (6416), dari ‘Abdullah bin ‘Umar c secara mauquuf
dari diriya.
22
Lihat Shoidul Khoothir (hal. 240).
27
bahwa ternyata lebih banyak orang-orang yang telah meninggal muda
di usia mudanya atau bahkan diusia kanak-kanaknya.
28
WASIAT KETUJUH
:-ٍُِِٔطَٔهِٚٔعِ َٗاهتِٖؾٚٔؾج
ِ ٖ َٗجِٕٔ اِهحَحِّ َٗاهتََٟعو- َقَاي,ًٍََُِِّٔأَُِتَ؟َؾوٌَٖا عَأه
23
Diriwayatkan oleh Abu Khoitsamah di dalam Kitaabul ‘Ilmi (no. 80).
29
Maka di sini beliaupun mengingatkan agar mereka hendaknya
bersegera memanfaatkan kebaikan serta keberkahan masa muda
mereka, dikarenakan ia merupakan kesempatan yang agung lagi besar
untuk sepantasnya dijadikan sebagai bekal, dan sebagai kesempatan
untuk mencari penghasilan, serta dikarenakan masa muda adalah
masa di mana seorang masih memiliki modal semangat ataupun
kekuatan penuh.
30
WASIAT KEDELAPAN
ِّ ًََكض
َ َ َٗس.ٔهَاَتحِتَا ُجَِْ٘أَِْتَِأُتِ٘اأَِبَ٘ابَ َٓؤُهَاء,أحِتَضُِؾِ٘ا,ٔؾضَ اهؾٖبَاب
َ َِا ًَعٙ
.ُٖض
َلِ َٙ
24
Kitaabul Waro’ (no. 94).
31
WASIAT KESEMBILAN
ِ َٗكَاَْقَزِ حُبِّبَت.َُٕعجُزَه
ِ َأَِْأَِّّٛ صَبَِٚ َٗبَِِٛٔٚ ٔحوِتٍُِب,ٔؾضَ اهؾٖبَاب
َ َِا ًَعٙ
.ُٝصوَا
ٖ ِٕٔ اهَٚإِه
25
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Hilyatul Awliyaa’ (2/322).
32
perbuatan para pemuda tersebut justru menghalangi keinginan
orang-orang tersebut dari Allah dan dari sholatnya. Sehingga para
pemuda tersebut datang ke masjid tujuannya bukan untuk sibuk
melakukan ibadah kepada Allah dan berdzikrullahi k, namun
mereka juga tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
menyibukkan diri beribadah kepada Allah dan menghadap kepada-
Nya.
Terlebih lagi dengan apa yang telah ada di zaman sekarang ini
berupa alat-alat komunikasi jarak jauh yang biasa mereka bawa dan
letakkan di kantong-kantong mereka, di mana terkadang suara nada
deringnya ataupun sikapnya yang seenaknya mengangkat dan
menjawab telepon dapat menimbulkan gangguan bagi manusia yang
tengah melaksanakan sholat-sholat mereka. Sebab hal tersebut dapat
menimbulkan tasywiisy (gangguan dan ketidak-konsentrasian) di
dalam sholat-sholat mereka, sehingga membuat mereka tidak lagi
merasakan tenang dan tuma’ninah di dalam sholatnya.
33
WASIAT KESEPULUH
ِ قُى,ُٔ اهؾٖبَابٖٞٚٔ َٓشٖٔٔ َتح:َ ؾَكَاي,َُانَ اهللَٚ ح:ٌُُُِِْ٘ ِبُّ ًِٔٔضَاَْ ؾَُكوِتًَٚ َِٛٔٚٔهَك
.ٍِِّ عَو:َِٜأ.َِغوَا
ٖ بٔاه
.ُِٖ٘ ُِبٚٔغوَاََِؾوَاُتج
ٖ لوَاَِقَِبَى اه
َ ًَِ ِّبَزََأبٔاه
26
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Al-Hilyah (4/86).
27
Diriwayatkan oleh Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaumi wal Lailati (no. 214). Lihat pula
Ash-Shohiihah (816).
34
ٔ اهؾٖبَابَُٖٞٚٔٓ ٔشَٖٔتح
35
WASIAT KESEBELAS
Adapun ucapan:
28
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Al-Hilyah (4/87).
36
“Sementara untuk kalian wahai sekalian para orang tua! Mau sampai
kapan kalian?”
37
WASIAT KEDUA BELAS
ٍ
ِ َِإسَاه:َُُكِ٘يَٚ اهؾٖبَابٔؾَٟوِتَؿٔتُإِهٍَُٖٙثُِّٟصَوٙ v َِٜٗاُْ اهٖجِ٘صِٚكَاَْ عُؿ
؟َٟ َِ٘ؾٌََتََِٚوِ٘ااه
ُّتَص
29
Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Al-Hilyah (7/59).
38
؟َٟ َِ٘ؾٌََتََِٚوِ٘ااه
ُِّإسَاهٍَِتَص
39
WASIAT KETIGA BELAS
ِّ؟ِٚٔص اِهع
ِ ِ٘ح
ُ اِهَٟأًَٖاتَؾِتَاُقَِْ٘إِه,ٔض اهؾٖبَاب
َؾَ َِاًَعٙ
30
Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunyaa di dalam kitabnya Shifatul Jannah (no. 312).
40
41
WASIAT KEEMPAT BELAS
.ُفأَِؾَعى
َ ِ٘ ع
َ ,ُفأَؾَِعى
َ ِ٘ ع
َ :َِـِٙ٘غ
ِ ٍٖ َٗاهت
ِ ُٖاكِٙإ,ٔض اهؾٖبَاب
َؾَ َِاًَعٙ
Ucapan beliau:
َِـِٙ٘غ
ِ ٍٖ َٗاهت
ِ ُٖاكِٙإ
42
akhirnya iapun hanya sampai kepada nanti, nanti, dan nanti, serta
terus-menerus menunda lagi mengakhirkannya, sampai akhirnya
iapun luput dari keberkahan masa mudanya, dan tidak sempat lagi
memanfaatkan kesempatan untuk berinvestasi kebaikan dengan
waktu-waktu yang telah sempat dimilikinya.
43
WASIAT KELIMA BELAS
ت
ُ َِٙ َٗاهللًَٔا صَأُِِّٛؾَإ.ْ خُ ُشِٗأًِّأَُِؿُغٔلٍُِ َٗأَُِتٍُِ ؽَبَاب,ٔؾضَ اهؾٖبَاب
َ َِاًَعٙ
.ٔ اهؾٖبَابٛٔاِهعٌَََىإِهَّاؾ
32
Diriwayatkan oleh Al-Marwaziy v di dalam Mukhtashor Qiyaamil Laili (hal. 49).
44
memperturutkan kelezatan, syahwaat, dan keinginan jiwa, serta
kesenangannya semata, terlebih lagi pada kesenangan-kesenangan
yang diharomkan –wal’iyaadzu billahi- sehingga iapun malah
menganggap yang demikian tersebut sebagai air penawar dahaga
baginya, maka sungguh ia telah berlaku jinaayah (dosa) terhadap
masa mudanya dan terhadap masa depannya sendiri, sebagaimana
dikatakan:
اهؾٖبَابٔهَٔأ ِٓٔؤَاٛٔتؾ
ِ َُب كَا
ُ ًَِآص
ِبٔ عَشَابّاٚٔاهٌَِؾٛٔتؾ
ِصَ عٔشَابّاؾَصَا
Oleh karena itu masa muda adalah masa yang sangat penting
lagi agung di dalam kehidupan seseorang, sehingga memang sudah
sepantasnya apabila seseorang benar-benar membekali masa
45
mudanya dengan berbagai macam kebaikan dan keutamaan.
Kemudian hendaknya seseorang juga benar-benar meneguhkan lagi
menseriuskan jiwanya, agar jangan sampai ia luput dari kebaikan dan
keberkahan sekecil apapun di masa mudanya, sambil pula tetap
senantiasa beristi’aanah (memohon pertolongan) kepada Allah k,
memohon kemudahan, bantuan, dan taufiiq-Nya, lagi terus-menerus
mengingatkan jiwanya dengan peringatan berupa bahwasanya Allah
pasti akan tetap memintai pertanggung-jawaban atas masa mudanya
tersebut dengan pertanggung-jawaban yang besar lagi berat di hari
ketika ia berjumpa dengan-Nya.
46