Anda di halaman 1dari 34

Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9


Wasiat Salaf Untuk
Pemuda
Syaikh Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Judul Asli:

‫من وصايا السلف للشباب‬

‫للشيخ عبد الرزاق بن عبد المحسن العبد البدر‬

Judul Terjemah:

Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Penerjemah:

Nor Kandir

Rizki Amirurrosyid
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

Daftar Isi

Daftar Isi......................................................................................3
Wasiat Ke-1...............................................................................10
Wasiat Ke-2...............................................................................13
Wasiat Ke-3...............................................................................16
Wasiat Ke-4...............................................................................18
Wasiat Ke-5...............................................................................21
Wasiat Ke-6...............................................................................24
Wasiat Ke-7...............................................................................27
Wasiat Ke-8...............................................................................29
Wasiat Ke-9...............................................................................30
Wasiat Ke-10.............................................................................32
Wasiat Ke-11.............................................................................34
Wasiat Ke-12.............................................................................35
Wasiat Ke-13.............................................................................36
Wasiat Ke-14.............................................................................38
Wasiat Ke-15.............................................................................39
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Salaf Untuk Pemuda

S egala puji milik Allah Rabb semesta alam. Aku bersaksi


bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah,
tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan dan hambaNya. Semoga shalawat
dan salam tercurah untuk beliau, keluarganya, dan seluruh
Sahabatnya. Amma ba’du:

Tidak tersembunyi bahwa masa muda adalah masa yang


sangat penting dalam kehidupan seseorang, karena ia masa
kekuatan dan semangat, mudah bergerak, kuat jasadnya, sehat
panca indranya. Sebaliknya, ketika seseorang sudah mulai
menua maka akan melemah panca indranya dan kekuatannya.

Untuk itu Islam memberi perhatikan kepada masa muda


ini dengan perhatian yang besar. nash-nash datang menguatkan
besarnya perkara masa muda ini. Sungguh Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam memotifasi untuk segera memanfaatkannya
dan memperingatkan dari menyia-nyiakannya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, ia


berkata: Rasulullah menasihati seseorang seraya bersabda:
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

،‫ك‬َ 6‫ َل هَ َر ِم‬6‫ك قَ ْب‬َ َ‫بَاب‬6‫ َش‬:‫س‬ ٍ ‫ل َخ ْم‬6 َ 6‫ا قَ ْب‬6‫م َخ ْم ًس‬6ْ ِ‫«ا ْغتَن‬
َ 6‫ َوفَ َرا َغ‬،‫ك‬
‫ك‬ َ ‫ر‬6 ِ 6‫ل فَ ْق‬6
َ 6‫ك قَ ْب‬َ ‫ا َء‬66َ‫ َو ِغن‬،‫ك‬ َ ‫قَ ِم‬6‫ك قَ ْب َل َس‬ َ َ‫ص َّحت‬
ِ ‫َو‬
»‫ك‬َ ِ‫ك قَب َْل َم ْوت‬ َ َ‫ َو َحيَات‬،‫ك‬ َ ِ‫قَ ْب َل ُش ْغل‬
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima
perkata: masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum
sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum
sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.”1

Masa muda sudah tercakup dalam sabda beliau,


“Hidupmu sebelum matimu,” tetapi beliau menyebutkannya
secara khusus di awal hadits yang menunjukkan besar dan
pentingnya perkara tersebut. Maka sudah selayaknya masa muda
diperhatikan dan tidak diabaikan.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi Shallallahu


‘Alaihi wa Sallam, bersabda:

‫ ِد َربِّ ِه‬6‫ ِة ِم ْن ِع ْن‬6‫و َم القِيَا َم‬6 ْ 6َ‫«اَل تَ ُزو ُل قَ َد ُم ا ْب ِن آ َد َم ي‬


‫ َو َع ْن‬،ُ‫اه‬666َ‫ر ِه فِي َم َأ ْفن‬666
ِ ‫ َع ْن ُع ُم‬:‫س‬ ٍ ‫َأ َل َع ْن َخ ْم‬666‫َحتَّى ي ُْس‬
،ُ‫ه‬666َ‫بَهُ َوفِي َم َأ ْنفَق‬666‫ ِه ِم ْن َأي َْن ا ْكتَ َس‬666ِ‫ َو َمال‬،ُ‫بَابِ ِه فِي َم َأ ْباَل ه‬666‫َش‬
»‫َو َما َذا َع ِم َل فِي َما َعلِ َم‬
“Telapak kaki manusia tidak akan bergeser dari sisi
Rabb-nya hingga ditanya tentang lima perkata: tentang
1
HR. Al-Hakim no. 7846 dengan sanad shahih.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

umurnya dihabiskan untuk apa, tentang masa mudanya


digunakan untuk apa, tentang hartanya darimana ia dapatkan
dan kemana ia belanjakan, dan apa yang sudah diamalkan dari
ilmunya.”2

Dalam hadits ini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam


mengabarkan bahwa seseorang akan ditanya pada hari Kiamat
tentang hidupnya dengan dua pertanyaan:

1. Tentang hidupnya secara umum, dari awal


hingga meninggal, dan
2. Tentang masa muda secara khusus.

Padahal seandainya ia hanya ditanya tentang hidupnya


maka sudah mencakup masa muda, tetapi justri ia ditanya secara
khusus tentang masa muda.

Oleh karena itu, selayaknya para pemuda memperhatikan


pentingnya masa muda ini, dan selalu ingat bahwa Rabb-nya
kelak akan bertanya kepadanya pada hari Kiamat atas apa yang
ia kerjakan di masa-masa itu, di samping pertanyaan amalnya di
seluruh usianya yang juga mencakup masa muda. Sebab masa
muda adalah masa kekuatan dan semangat, mudah bergerak,
kuatnya otot, dan sempurnya panca indra.

Untuk itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam


memotifasi para pemuda dalam hadits yang lalu untuk
memanfaatkan masa muda dengan perhatian yang besar.

2
HR. Tirmidzi no. 2416 dengan sanad hasan.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga memberi wasiat


kepada para ahli ilmu dan pendidik, penggiat dakwah dan
pengajaran agar memperhatikan para pemuda. Mereka butuh
perhatian, kasih sayang, kelembutan, cinta, dan mendorong
mereka mencintai kebaikan, sehingga mereka tidak ditarik oleh
para ahli kebatilan dan penyembah keharaman.

Untuk itu, para Sahabat bersemangat mewujudkan


wasiat ini, sebagaimana Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu
‘Anhu apabila melihat seorang pemuda maka beliau berkata:

‫ ِه‬66ْ‫لَّى هَّللا ُ َعلَي‬66‫ص‬ َ ِ‫و ِل هللا‬66‫يَّ ِة َر ُس‬66‫ص‬ ِ ‫ا بِ َو‬66ً‫« َمرْ َحب‬


‫لَّ َم َأ ْن‬6 ‫ ِه َو َس‬6 ‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬6 ‫ص‬
َ ِ‫و ُل هللا‬6 ‫انَا َر ُس‬6 ‫ص‬ َ ‫ َأ ْو‬،‫لَّ َم‬6 ‫َو َس‬
َ ‫ ِد‬666‫ َوَأ ْن نُفَهِّ َم ُك ُم ْال َح‬،‫س‬
‫ِإنَّ ُك ْم‬666َ‫يث ف‬ ِ ِ‫ َع لَ ُك ْم فِي ْال َمجْ ل‬666‫نُ َو ِّس‬
ِ ‫ َوَأ ْه ُل ْال َح ِدي‬،‫ُخلُوفُنَا‬
»‫ث بَ ْع َدنَا‬
“Selamat datang dengan wasiat Rasulullah. Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mewasiatkan kami agar kami
meluaskan majlis untukmu, memahamkan hadits kepadamu
karena kamu adalah generasi penerus kami dan ahli hadits
sepeninggal kami.”

Kadang Abu Said mencium keningnya seraya berkata:


10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

‫ ْلنِي َحتَّى‬6‫ت فِي َش ْي ٍء؛ فَ َس‬ َ ‫«يَا اب َْن َأ ِخي! ِإ َذا َش َك ْك‬
َّ َ‫ين َأ َحبُّ ِإل‬
‫ي ِم ْن‬ ِ ِ‫ف َعلَى ْاليَق‬ْ ‫ ِر‬666‫ص‬َ ‫ك ِإ ْن تَ ْن‬َ َّ‫ فَِإن‬،‫تَ ْيقِ َن‬666‫تَ ْس‬
»‫ك‬ِّ ‫ف َعلَى ال َّش‬ َ ‫ص ِر‬َ ‫َأ ْن تَ ْن‬
“Wahai putra saudaraku, jika kamu merasa ragu tentang
sesuatu (dari perkara agama), tanyakanlah kepadaku hingga
kamu benar-benar yakin. Kamu pulang di atas keyakinan lebih
kusukai daripada pulang di atas keraguan.”3

Apabila Ibnu Mas’ud melihat para pemuda hendak


menuntut ilmu, maka ia berkata:

‫ ُخ ْلقَا ِن‬،‫الظلَ ِم‬


ُّ ‫يح‬ ِ ِ‫صاب‬ َ ‫ َو َم‬،‫يع ْال ِح ْك َم ِة‬
ِ ِ‫« َمرْ َحبًا بِيَنَاب‬
»‫ت َري َْحا ِن ُكلِّ قَبِيلَ ٍة‬ِ ‫س ْالبُيُو‬ ِ ُ‫ ُحل‬،‫ب‬ ِ ‫ ُج ُد ِد ْالقُلُو‬،‫ب‬ ِ ‫الثِّيَا‬
“Selamat datang para sumber hikmah, lentera kegelapan,
penjual pakaian bekas (?), pembaharu hati, perindah rumah, dan
kebanggaan setiap kabilah.”4

Wasiat para Salaf untuk para pemuda dan perhatian


mereka atas masa muda begitu banyak, dan di dalam risalah ini
(Wasiat Para Salaf Untuk Para Pemuda) kupilih sejumlah
wasiat dari mereka disertai komentar sederhana di tiap wasiat.5[]
3
HR. Al-Baihaqi no. 1610 dalam Su’abul Iman.
4
HR. Ibnu Abdil Barr no. 257 dalam Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlih.
5
Risalah ini mulanya adalah ceramah yang kusampaikan di negeri Bahrain
pada 13 Jumadal Ula 1435 H di Universitas Hamad Kanu di Provinsi Muhriq,
kemudian risalah ini dicetak dan diberi beberapa faidah setelah dimurojaah.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

Wasiat Ke-1
Diriwayatkan dari Abul Ahwas bahwa Abu Ishaq yakni
Amr As-Sabii berkata:

6ٌ‫ة‬6َ‫رُّ بِي لَ ْيل‬6‫ا تَ ُم‬6‫ قَلَّ َم‬،‫وا‬6‫ب! ا ْغتَنِ ُم‬ ِ ‫«يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا‬
،‫ ٍة‬6‫ َرةَ ِفي َر ْك َع‬6 َ‫رُأ ْالبَق‬6 َ 6‫ َوِإنِّي َأَل ْق‬،‫ف آيَ ٍة‬ َ ‫ِإاَّل َوَأقَ َرُأ فِيهَا َأ ْل‬
،‫ه ٍْر‬6 ‫لِّ َش‬66‫ َوثَاَل ثَةَ َأي ٍَّام ِم ْن ُك‬،‫َوِإنِّي َأَلصُو ُم َأ ْشهُ َر ْال ُحر ُِم‬
﴾‫ث‬ ْ ‫ ِّد‬666‫ك فَ َح‬َ ِّ‫ ِة َرب‬666‫ ثُ َّم تَاَل ﴿ َوَأ َّما بِنِ ْع َم‬،‫يس‬
َ ‫َوااِل ْثنَ ْي ِن َو ْال َخ ِم‬
»]11 :‫[الضحى‬
“Wahai para pemuda! Manfaatkan masa muda kalian,
tidaklah berlalu sebuah malam padaku melainkan kubaca seribu
ayat, dan aku benar-benar membaca surat Al-Baqoroh dalam
satu rakaat, aku benar-benar berpuasa di bulan-bulan haram
(Dzulqodah, Dzulhijjah, Muharrom, dan Rojab), tiga hari setiap
bulan, serta hari Senin dan Kamis.” Kemudian ia membaca
firman Allah: “Adapun terhadap nikmat Rabb-mu maka
ceritakanlah.” (QS. Dhuha: 11)6

Makna ucapan: “kubaca seribu ayat” pendekatan bukan


pembatasan. Yakni ia mengkatamkan Al-Quran tiap sepekan
sekali, dan khataman Quran dalam sepekan adalah tradisi
kebanyakan Salaf.

Semoga Allah membalas kebaikan orang-orang yang turut merilis risalah ini.
6
HR. Al-Hakim no. 3947 dalam Al-Mustadrok.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Diriwayatkan dari Amr bin Maimun bahwa ia bertemu


salah satu temannya lalu ia berkata:

َ ‫ َذا َو َر َز‬66‫صاَل ِة َك‬


‫ق‬ ِ َ‫«لَقَ ْد َر َزقَنِي هَّللا ُ ْالب‬
َّ ‫ار َحةَ ِم َن ال‬
»‫ِم َن ْال َخي ِْر َك َذا‬
“Sungguh tadi malam Allah menganugrahiku shalat
sekian dan kebaika sekian.”7

Abu Abdillah Al-Hakim setelah membawakan dua atsar


di atas, beliau berkata: “Semoga Allah merahmati Amr bin
Ubaidillah As-Sabii dan Amr bin Maimun Al-Audi yang telah
menyemangati para pemuda dalam beribadah.”

Disebutkan dalam sebuah atas: “Mendidik itu dengan


memberikan keteladan. Pemuda membutuhkan perkara ini
sehingga menggiatkan dan memudahkan mereka mencontoh,
tetapi seorang guru selayaknya memperhatikan niatnya agar
tidak terjatuh ke riya yang membatalkan amalnya.”[]

7
HR. Al-Hakim no. 3948 dalam Al-Mustadrok.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

Wasiat Ke-2
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat dari Hammad bin Zaid ia berkata: kami mengunjungi
Anas bin Sirin saat sakit lalu ia berkata:

‫ ِم َّم ْن‬6‫رُوا‬666ُ‫ب! ا ْنظ‬


ِ ‫بَا‬666‫الش‬ َّ ‫ َر‬666‫ْش‬َ ‫ا َمع‬666َ‫وا هَّللا َ ي‬666ُ‫«اتَّق‬
َ ‫ون هَ ِذ ِه اَأْل َحا ِد‬
»‫يث؛ فَِإنَّهَا ِم ْن ِدينِ ُك ْم‬ َ ‫تَْأ ُخ ُذ‬
“Bertakwalah kalian wahai para pemuda! Perhatikan
kepada siapa kalian mengambil hadits, karena hadits tersebut
adalah agama kalian.”8

Ini wasiat agung sekali, yaitu para pemuda yang sedang


menuntut ilmu dan mencari hadits agar mencarinya kepada ahli
ilmu yang mendalam ilmunya dan kokoh, yang memiliki
pemahaman dan bashiroh, ditokohkan dalam ilmu, dan agar
tidak mengambil dari sembarang orang. Ilmu itu diambil dari
Ahli Sunnah yang mendalam ilmunya.

Diriwayatkan dari Ibnu Syaudzab, ia berkata:

‫ك َأ ْن‬ َّ ‫ ِة هَّللا ِ َعلَى‬666‫«ِإ َّن ِم ْن نِ ْع َم‬


َ 666‫ابِّ ِإ َذا تَنَ َّس‬666‫الش‬
»‫ب ُسنَّ ٍة؛ يَحْ ِملُهُ َعلَ ْيهَا‬
َ ‫صا ِح‬َ ‫يُ َوا ِخ َي‬

8
HR. Al-Khatib Al-Baghdadi no. 139 dalam Al-Jami li Akhlaqir Rowi wa
Adabis Sami.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

“Di antara nikmat Allah atas seorang pemuda adalah


apabila ia menyertai Ahlus Sunnah lalu diangkat di atas Sunnah
tersebut.”

Dari Amr bin Qois Al-Malai, ia berkata:

‫نَّ ِة‬6‫الس‬
ُّ ‫ل‬6 ِ 6‫ َع َأ ْه‬6‫ُأ َم‬6‫ا يَ ْن َش‬66‫ْت ال َّشابَّ َأ َّو َل َم‬
َ ‫«ِإ َذا َرَأي‬
ِ ‫ َد‬6 ِ‫ل ْالب‬6
ْ‫ايَْئس‬66َ‫ع؛ ف‬ ِ 6‫ َوِإ َذا َرَأ ْيتَهُ َم َع َأ ْه‬،ُ‫َو ْال َج َما َع ِة؛ فَارْ ُجه‬
»‫ فَِإ َّن ال َّشابَّ َعلَى َأ َّو ِل نُ ُشوِئ ِه‬،ُ‫ِم ْنه‬
“Apabila engkau melihat seorang pemuda awal
pertumbuhannya bersama Ahli Sunnah wal Jamaah maka
berharaplah. Namun jika engkau melihatnya bersama ahli bid’ah
maka pesimislah darinya, karena pemuda itu menjadi sesuai di
awal pertumbuhannya.”

Amr bin Qois juga berkata:

‫ل ْال ِع ْل ِم‬66 َ ِ‫ فَِإ ْن آثَ َر َأ ْن ي َُجال‬،‫«ِإ َّن ال َّشابَّ لَيَ ْن َشُأ‬


َ ‫س َأ ْه‬
» ُ‫ال ِإلَى َغي ِْر ِه ْم َكا َد يَ ْعطَب‬ َ ‫ َوِإ ْن َم‬،‫َكا َد َأ ْن يَ ْسلَ َم‬
“Saat pemuda tumbuh lalu ia lebih mementingkan majlis
ahli ilmu maka ia selamat, dan jika ia menoleh ke selain mereka
maka ia akan binasa.”9[]

9
HR. Ibnu Bathoh no. 43-45 dalam Al-Ibanah Al-Kubro.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

Wasiat Ke-3
Diriwayatkan dari Malik bin Dinar, ia berkata:

ِ ‫«ِإنَّ َما ْال َخ ْي ُر فِي ال َّشبَا‬


»‫ب‬
“Kebaikan hanya ada di masa muda.”10

Ini perhatian agung dari Malik bin Dinar akan


pentingnya masa muda. Apabila pemuda memanfaatkan masa
mudanya maka ia akan mendapatkan banyak kebaikan, dan apa
yang ia dapatkan di masa muda menjadi kuat dan kokoh hingga
menjelang wafatnya, yang bermanfaat bagi dirinya, umat, dan
lainnya.

Namun, jika ia tidak menggunakannya maka ia akan


kehilangan banyak kebaikan dan barokahnya.

Apabila terkumpul pada pemuda: kekuatan, waktu luang,


dan harta maka hal ini justru akan membinasakannya, seperti
yang diucapkan penyair:

َّ ‫رْ ِء َأ‬66‫ َدةٌ لِ ْل َم‬6 ‫ َّدة ُم ْف ِس‬6‫را َغ َوال َج‬6


‫ي‬ َ 6َ‫اب َوالف‬ َّ ‫ِإ َّن‬
َ َ‫ب‬6 ‫الش‬
‫َم ْف َس َدة‬
“Sesungguhnya masa muda, waktu luang, dan kekuatan
akan membinasakan seseorang dengan sebenar-benarnya.”

10
HR. Al-Khatib Al-Baghdadi no. 673 dalam Al-Jami li Akhaqi Rowi wa
Adabis Sami.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Apabila kekuatan, waktu luang, dan harta berkumpul


dengan perkara yang keempat yaitu banyaknya fitnah, dekat
dengannya, dan banyaknya pintu menujunya maka hal ini
sebesar-besar penghancur yang datang ke masa muda, dan bisa
menghilangkan dirinya dari banyak kebaikan dan barokahnya.

Untuk itu Malik bin Dinar berkata: “Kebaikan hanya ada


di masa muda,” sebagai perhatiannya akan banyaknya barokah
dan kebaikan di masa ini, yaitu apabila ia diberi taufik Allah dan
dibantu memanfaatkannya dalam kebaikan yang diridhoiNya.[]
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

Wasiat Ke-4
Di antara wasiat Salaf kepada pemuda adalah riwayat
Zaid bin Abi Zarqo ia berkata: Sufyan Ats-Tsauri keluar
menemui kami saat kami di depan pintu lalu berkata:

‫ب! تَ َع َّجلُوا بَ َر َكةَ هَ َذا ْال ِع ْل ِم فَِإنَّ ُك ْم‬


ِ ‫«يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا‬
‫ َد‬66‫ لِيُفِي‬،ُ‫ه‬66‫ون ِم ْن‬66 َ ُ‫ا تَُؤ ِّمل‬66‫ون َم‬66 َ ‫ُون لَ َعلَّ ُك ْم اَل تَ ْبلُ ُغ‬
َ ‫ ْدر‬66َ‫اَل ت‬
»‫ض ُك ْم بَ ْعضًا‬ ُ ‫بَ ْع‬
“Wahai para pemuda! Bersegeralah kalian mencari
barokah ilmu, karena kalian tidak tahu boleh jadi kalian tidak
lagi mendapatkan apa yang kalian inginkan darinya. Hendaknya
masing-masing kalian saling memberi faidah.”11

Ucapannya: “Bersegeralah kalian mencari barokah


ilmu,” yakni manfaatkanlah waktu muda kalian untuk
mendapatkan ilmu, karena jika ia sudah tua maka ia tidak lagi
memiliki semangat, daya hafal, dan kekuatan seperti masa-masa
muda ini, karena banyaknya urusan, pekerjaan, kesibukan, dan
maslahat lainnya. Sementara pemuda tidak memiliki rintangan
tersebut.

Juga dikarenakan masa muda berjalan begitu cepat,


seperti yang diucapakan Imam Ahmad:

11
HR. Abu Nuaim 6/370 dalam Hilyatul Auliya.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

َ 6‫ ْي ٍء َك‬6 ‫اب ِإالَّ بِ َش‬


،‫ان فِي ُك ِّمي‬6 َّ ‫ْت‬
َ َ‫ب‬6 ‫الش‬ ُ ‫بَّه‬6 ‫ا َش‬66‫« َم‬
»َ‫فَ َسقَط‬
“Aku memperumpamakan masa muda dengan sesuatu
yang kecil di lengan baju lalu terjatuh.”12

Ucapan: “karena kalian tidak tahu boleh jadi kalian tidak


lagi mendapatkan apa yang kalian inginkan darinya,”
maksudnya terkadang pemuda berkeinginan mendapatkan ilmu
ini dan itu, hafal ini dan itu, dan membaca sekian kitab, dan
impian-impian lain, tetapi ternyata ia tidak meraihnya. Namun,
jika bersungguh-sungguh, meminta tolong kepada Allah,
bersemangat di masa mudanya, maka ia akan mendapatkan apa
yang ia impikan dengan seizin Allah. Allah berfirman:

‫ َع‬6‫بُلَنَا َوِإ َّن هَّللا َ لَ َم‬6‫ين َجاهَ ُدوا فِينَا لَنَ ْه ِديَنَّهُ ْم ُس‬
َ ‫﴿ َوالَّ ِذ‬
﴾‫ين‬ َ ِ‫ْال ُمحْ ِسن‬
“Siapa yang bersungguh-sungguh kepada Kami, maka
Kami tunjukkan ia kepada jalan-jalan Kami. Sungguh Allah
bersama orang-orang yang berbuat baik.”13

Ucapan: “Hendaknya masing-masing kalian saling


memberi faidah,” mengandung anjuran kepada para pemuda
untuk memanfaatkan perjumpaan mereka dengan saling
mengambil faidah dan murojaah ilmu.[]
12
HR. Adz-Dzahabi 11/305 dalam Siyar Alamin Nubala.
13
QS. Al-Ankabut [29]: 69.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-5
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat Hasan Al-Bashri yang sering mengatakan:

ْ َ‫اآْل ِخ َر ِة ف‬6 ِ‫ب! َعلَ ْي ُك ْم ب‬


‫ا؛‬66َ‫اطلُبُوه‬ َّ ‫ َر‬6 ‫ْش‬
ِ ‫بَا‬6 ‫الش‬ َ ‫«يَا َمع‬
‫ا‬66‫ َو َم‬،‫ ُّد ْنيَا‬6‫ َع ال‬6‫ب اآْل ِخ َرةَ فََأ ْد َر َكهَا َم‬ َ َ‫فَ َكثِيرًا َرَأ ْينَا َم ْن طَل‬
»‫ك اآْل ِخ َرةَ َم َع ال ُّد ْنيَا‬ َ ‫ب ال ُّد ْنيَا فََأ ْد َر‬
َ َ‫َرَأ ْينَا َأ َح ًدا طَل‬
“Wahai para pemuda! Fokuslah mencari Akhirat.
Kebanyakan yang kami lihat orang yang mencari Akhirat bisa
meraihnya, sekaligus dunianya. Namun, kami tidak menjumpai
ada yang mencari dunia lalu mendapatkan Akhirat berserta
dunianya.”14

Ini perhatian besar Hasan Al-Bashri kepada para pemuda


agar menjadikan cita-citanya hanya Akhirat, berusaha
meraihnya, menyibukkan waktunya kepada apa yang
mendekatkannya kepada Rabb-nya. Jika ia berhasil
melakukannya maka Allah akan memberikannya bagian di
dunia.

Ucapan ini tidak dipahami bahwa seseorang perlu


meninggalkan apa yang menopang hidupnya berupa rizki,
tempat tinggal, dan pakaiannya, lalu menjadi orang miskin
membebani orang lain. Yang benar tidak dilarang seorang
Muslim bekerja dan meraih dunia hingga memiliki banyak
14
HR. Al-Baihaqi no. 12 dalam Kitab Az-Zuhdul Kabir.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

harta, akan tetapi yang berbahaya adalah jika dunia menjadi


cita-cita utamanya dan puncak pengetahuannya, seperti hadits
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam doanya:

»‫ َواَل َم ْبلَ َغ ِع ْل ِمنَا‬،‫« َواَل تَجْ َع ِل ال ُّد ْنيَا َأ ْكبَ َر هَ ِّمنَا‬


“Dan janganlah Engkau jadikan dunia sebagai cita-cita
terbesar kami dan puncak pengetahuan kami.”15

‫ َخ ْي ٌر ِم ْن َأ ْن تَ َذ َرهُ ْم‬،‫ك َأ ْغنِيَا َء‬


َ َ‫ك َأ ْن تَ َذ َر َو َرثَت‬
َ َّ‫«ِإن‬
َ َّ‫ون الن‬
»‫اس‬ َ ُ‫َعالَةً يَتَ َكفَّف‬
“Sungguh kamu tinggalkan ahli warismu dalam keadaan
kecukupan itu lebih baik daripada kamu tinggalkan dalam
kondisi miskin sehingga meminta manusia.”16

Siapa yang menjadikan Akhirat sebagai cita utamanya


maka Allah mudahkan urusannya dan dunia mendatanginya
dengan hina. Sebaliknya, siapa yang menjadikan dunia sebagai
cita utamanya, maka Allah cerai beraikan urusannya, dan
menjadikan kemiskinan di pelupuk matanya, dan dunia tidak
mendatanginya kecuali sebatas yang tertulis untunya.[]

15
HR. At-Tirmidzi no. 3502 dengan sanad hasan.
16
HR. Al-Bukhari no. 1295 dan Muslim no. 1628.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-6
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat Uqbah bin Abi Hakim, ia berkata: kami duduk di dekat
Aun bin Abdillah lalu ia berkata:

َ 6ُ‫اب يَ ُموت‬
‫ا‬66‫ فَ َم‬،‫ون‬6 َ َ‫ب! قَ ْد َرَأ ْينَا ال َّشب‬ ِ ‫« َم ْع َش َر ال َّشبَا‬
ُ‫صا ِد ِإ َذا بَلَ َغ ْال ِم ْن َج ُل» َويَ َمسُّ لِحْ يَتَه‬
َ ‫يُ ْنتَظَ ُر بِ ْال َح‬
“Wahai para pemuda! Kami melihat masa muda (kami)
sudah mati. Sebentar lagi ia akan dibabat, jika telah tiba minjal
(alat pembabat tanaman).” Lalu ia memegang jenggotnya.17

Maksudnya adalah orang yang sudah mencapai usia ini


maka akan segera mati, karena tanaman jika sudah tua akan
segera dibabat, begitu pula siapa yang usianya sudah tua juga
telah dekat ajalnya. Beliau mengingatkan mereka agar perhatian
tidak tertipu dengan melihat orang yang panjang usianya.
Kebanyakan manusia tertipu ketika melihat orang-orang yang
panjang usianya bahwa dia menyangka akan panjang juga
usianya, sehingga ia pun menggampangkan banyak ibadah,
menundanya, dan mengakhirkannya, sebagaimana ucapan:

“Satu orang dipanjangkan usianya lalu menipu banyak


orang sehingga seorang pemuda lupa akan mati.”

17
HR. Ibnu Abid Dunya no. 42 dalam Al-Umru was Syaib.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

Yang semakna dengan ini adalah riwayat Hasan Al-


Bashri yang duduk besama teman-temannya, ada yang tua dan
ada yang muda, seraya berkata:

»‫ َغ؟‬66َ‫ع ِإ َذا بَل‬ِ ْ‫ظ ُر بِال َّزر‬َ َ‫ُوخ! َما يُ ْنت‬


ِ ‫«يَا َم ْع َش َر ال ُّشي‬
ِ ‫ «يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا‬:‫ال‬
‫ ْد‬66َ‫ب! ِإ َّن ال َّزرْ َع ق‬ َ َ‫ ق‬،‫صا ُد‬ َ ‫ ْال َح‬:‫قَالُوا‬
»‫تُ ْد ِر ُكهُ ْال َعاهَةُ قَ ْب َل َأ ْن يَ ْبلُ َغ‬
“Wahai orang-orang tua! Apa yang ditunggu tanaman
jika sudah matang?” Mereka menjawab: dituai. Dia berkata:
“Wahai para pemuda! Tanaman terkadang sudah mati sebelum
dituai.”18

Selayaknya bagi setiap Muslim untuk menjadikan


keadaannya seperti dalam hadits:

ْ ‫ َوِإ َذا َأ‬،‫اح‬


َ ْ‫بَح‬6‫ص‬
‫ت‬ َ َ‫ب‬6‫الص‬ َ ‫«ِإ َذا َأ ْم َسي‬
َّ ‫ ِر‬6‫ْت فَالَ تَ ْنتَ ِظ‬
»‫فَالَ تَ ْنتَ ِظ ِر ال َم َسا َء‬
“Jika kamu di sore hari maka jangan menunggu pagi
hari. Dan jika kamu di pagi hari maka jangan menunggu sore
hari.”19

Ibnu Jauzi berkata: “Wajib bagi siapa yang tidak tahu


kapan kematian menjemputnya untuk bersiap-siap, janganlah
pemuda tertipu dengan kesehatan. Sedikit sekali yang mati dari
18
HR. Al-Baihaqi no. 500 dalam Az-Zuhdul Kabir.
19
HR. Al-Bukhari no. 6416.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

kalangan orang tua, dan betapa banyak yang mati dari kalangan
pemuda, oleh karena itu sedikit yang mencapai usia tua.”20

Poin kita di sini adalah jika kamu melihat sebuah


keluarga maka akan mendapati yang panjang umur begitu
sedikit, dan kebanyakan yang mati adalah dari kalangan pemuda
dan anak-anak.[]

20
Saidul Khotir hal. 240 oleh Ibnul Jauzi.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

Wasiat Ke-7
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat Qobus putra Abu Zhobyan, ia berkata:

‫الَةَ اُأْل ْولَى‬66‫ص‬ َ ‫ان‬66ِ َ‫ف َأبِي ظَ ْبي‬66 َ ‫ا َخ ْل‬66‫لَّ ْينَا يَ ْو ًم‬66‫ص‬َ
‫ فَلَ َّما‬،‫ ُكلُّنَا ِم َن ْال َح ِّي ِإاَّل ْال ُمَؤ ِّذ َن فَِإنَّه َش ْي ٌخ‬، ٌ‫َونَحْ ُن َشبَاب‬
‫ت؟ َم ْن‬ َ ‫ َم ْن َأ ْن‬:‫اب‬ َ َ‫ب‬6 ‫الش‬ َّ ‫َأ ُل‬6 ‫ َل يَ ْس‬6‫ا ثُ َّم َج َع‬66َ‫ت ِإلَين‬ َ َ‫َسلَّ َم ْالتَف‬
‫ َو‬6666ُ‫ث نَبِ ٌّي ِإاَّل َوه‬ َ َ‫َألَهُ ْم ق‬6666‫ت؟ فَلَ َّما َس‬
ْ ‫ «ِإنَّه لَ ْم يَ ْب َع‬:‫ال‬6666 َ ‫َأ ْن‬
» ٌّ‫ت ْال ِع ْل ُم َخ ْي ٌر ِم ْنهُ َوهُ َو َشاب‬ َ ‫ َولَ ْم يُْؤ‬، ٌّ‫َشاب‬
“Pada suatu hari kami sholat bersama Abu Zhobyan saat
kami masih muda dan sepantaran kecuali muadzin, dia seorang
tua. Ketika ia salam, ia menoleh kepada kami lalu bertanya
kepada kami para pemuda: siapa kamu? Siapa kamu? Ketika ia
bertanya seperti itu, ia menjawab sendiri: tidaklah diutus
seorang Nabi melainkan ia seorang pemuda, dan tidaklah ia
diberi ilmu yang lebih baik melebihi saat muda.”21

Dia mengingatkan mereka untuk memanfaatkan


kebaikan masa muda dan barokahnya, dan ia adalah kesempatan
agung untuk berbekal dan menghasilkan, didukung dengan
kesungguhan dan kekuatan.[]

21
HR. Abu Khoitsamah no. 80 dalam Kitabul Ilmi.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-8
Imam Ahmad meriwayatkan dalam kitabnya Al-Waro
dari Ayyub As-Sikhtiyani, ia berkata:

‫ُون َأ ْن‬
َ ‫اج‬66َ‫وا؛ اَل تَحْ ت‬66ُ‫ب! احْ تَ ِرف‬ِ ‫بَا‬6‫الش‬ َّ ‫ َر‬6‫ْش‬
َ ‫ا َمع‬66َ‫«ي‬
َ ‫تَْأتُوا َأ ْب َو‬
ُ‫اب هَُؤ ال ِء» َو َذ َك َر َم ْن يُ ْك َره‬
“Wahai para Pemuda! Bekerjalah, kalian tidak butuh
mendatangi pintu-pintu mereka.” Lalu beliau menyebutkan
orang yang dibencinya.22

Maksudnya, para pemuda hendaknya bekerja disamping


belajar untuk mendapatkan uang dan rezeki guna menopang
dirinya dan keluarganya, dan jangan menjadi beban bagi orang
lain. Sehingga di saat sudah tua tidak perlu mendatangi si fulan
dan si alan meminta bantuan dan pertolongan. Rezeki yang
paling barokah, paling bermanfaat, dan paling baik adalah dari
keringat sendiri.[]

Wasiat Ke-9
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat dari Jafar, ia berkata: Tsabit Al-Bunani mendatangi
kami saat kami berada di kiblat seraya berkata:

22
HR. Ahmad no. 94 dalam Al-Waro.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

‫ب! ِح ْلتُ ْم بَ ْينِي َوبَي َْن َربِّي َأ ْن‬ َّ ‫ َر‬66‫اش‬


ِ ‫بَا‬66‫الش‬ ِ ‫ا َم َع‬66َ‫«ي‬
ُ‫صاَل ة‬ َّ ‫ه ال‬6ِ ‫ت ِإلَ ْي‬ َ ‫ َو َك‬،»ُ‫َأ ْس ُج َد لَه‬
ْ َ‫ان قَ ْد ُحبِّب‬
“Wahai para pemuda! Kalian menghalangi antara aku
dengan Rabb-mu untuk bersujud kepadaNya.” Beliau orang
yang gemar shalat.23

Beliau membimbing para pemuda yang saling bertemu


di masjid yang tersibukkan dengan ngrumpi dengan teman-
temannya di sudut masjid, sementara datang orang lain yang
hendak ibadah di masjid dengan mengharap ketenangan dan
khusyuk dalam shalatnya, mereka justru menghalangi orang
tersebut dari ibadah tersebut. Bahkan mereka justru tidak
menyibukkan dirinya di masjid dengan ibadah dan berdzikir
kepada Allah, dan tidak pula membiarkan seseorang beribadah
dengan tenang di masjid.

Oleh karena itu, para pemuda perlu memperhatikan


kehormatan masjid dan jamaah masjid, agar tidak mengganggu
mereka untuk tenang dan khusyu dalam ibadah.

Amat di sayangkan di zaman ini di mana para pemuda


banyak yang membawa alat komunikasi di sakunya ke masjid.
Terkadang hal itu mengganggu orang lain dalam ibadah lewat
nada deringnya atau mengangkat panggilan atau
semisalnya. Hal ini menjadikan orang-orang terganggu
shalatnya dan berkurang ketenangan dan khusyuknya.[]

23
HR. Abu Nuaim 2/322 dalam Hilyatul Auliya.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

Wasiat Ke-10
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat dari Muhammad bin Suqoh, ia berkata:

َ 6َ‫ فَق‬،ُ‫َّاك هللا‬


:‫ال‬6 ُ ‫ان فَقُ ْل‬
َ ‫ َحي‬:‫ت‬ َ ‫ر‬6 ُ ‫لَقِيَنِي َم ْي ُم‬
َ 6‫ون ب ُْن ِم ْه‬
»‫ قُلْ بِال َّساَل ِم‬،‫ب‬ ِ ‫«هَ ِذ ِه تَ ِحيَّةُ ال َّشبَا‬
Maimun bin Mihron berpapasan denganku lalu
kukatakan: hayyakallah (semoga Allah menghidupkan Anda).
Lalu ia menjawab: “Ini adalah penghormatan para pemuda,
tetapi ucapkanlah: Assalamualalikum.”24

Disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa


Sallam:

»ُ‫« َم ْن بَ َدَأ بِ ْالكَاَل ِم قَ ْب َل ال َّساَل ِم فَاَل تُ ِجيبُوه‬


“Siapa yang memulai pembicaraan sebelum salam maka
jangan direspon.”25

Ucapan: “Ini adalah penghormatan para pemuda,”


maknanya sebagian pemuda suka dengan salam penghormatan
terutama saat saling bertemu lalu mereka meninggalkan salam
dan menggantinya dengan penghormatan-penghormatan yang
disukainya dan condong kepadanya. Terkadang mereka
24
HR. Abu Nuaim 4/86 dalam Hilyatul Auliya.
25
HR. Ibnu Sunni 214 dalam Amalul Yaum wal Lailah dan As-Shahihah no.
816.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

mengurangi salam, dan terkadang salam setelah mengucapkan


penghormatan itu.[]
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

Wasiat Ke-11
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat dari Abul Malih, ia berkata: Maimun bin Mihran berkata
kepada kami yang ada di sekelilingnya:

،‫بَابِ ُك ْم‬6‫ا فِي َش‬66َ‫ب! قُ َّوتُ ُك ُم اجْ َعلُوه‬


ِ ‫«يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا‬
‫ُوخ! َحتَّى‬ ُّ ‫ َر‬66‫ْش‬
ِ ‫ي‬66‫الش‬ َ ‫ا َمع‬66َ‫ ي‬،ِ‫ ِة هللا‬66‫اطَ َك ُم فِي طَا َع‬66‫َونَ َش‬
»‫َمتَى؟‬
“Wahai para Pemuda! Letakkanlah kekuatan kalian di
masa muda kalian, kesungguhan kalian di ketaatan kepada
Allah. Wahai sekalian orang tua! Hingga kapan?!”26

Beliau mewasiatkan kepada para pemuda untuk


memanfaatkan kekuatan dan kesungguhan masa muda dalam
ketaatan kepada Allah dan mendekat kepadaNya.

Kemudian beliau berkata: “Wahai sekalian orang tua!


Hingga kapan?!” yakni hingga kapan kalian menunggu dan
tidak menggunakan hidup kalian dalam ketaatan kepada Allah
Azza wa Jalla?![]

26
HR. Abu Nuaim 4/87 dalam Hilyatul Auliya.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-12
Diriwayatkan dari Firyabi, ia berkata:

‫ب‬ ُ ِ‫ُصلِّي ثُ َّم يَ ْلتَف‬


َّ ‫ت ِإلَى‬
ِ ‫بَا‬66‫الش‬ َ ‫ان الثَّ ْو ِريُّ ي‬
ُ َ‫ان ُس ْفي‬ َ ‫َك‬
»‫صلُّوا ْاليَ ْو َم؛ فَ َمتَى؟‬ َ ُ‫ «ِإ َذا لَ ْم ت‬:ُ‫فَيَقُول‬
“Sufyan Ats-Tsauri shalat lalu menolah kepada para
pemuda lalu berkata: ‘Jika kalian tidak shalat sekarang, lantas
kapan lagi?”27

Sufyan Ats-Tsauri mewasiatkan para pemuda wasiat


agung untuk mempergunakan masa mudanya dalam ketaatan.
Kapan pemuda tidak memanfaatkan masa mudanya sujud
kepada Allah, kelak akan masuk ke masa ia sangat ingin
melakukannya tetapi tidak mampu, karena menjadi lemah dan
sakit yang tidak memungkinkannya besujud lagi. Oleh karena
itu, ia berkata: “Jika kalian tidak shalat sekarang, lantas kapan
lagi?”[]

Wasiat Ke-13
Diriwayatkan dari Robiah bin Kultsum, ia berkata:
Hasan menatap kami yang berada di sekelilingnya sementara
kami adalah pemuda lalu berkata:

27
HR. Abu Nuaim 7/59 dalam Hilyatul Auliya.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

ِ 6‫ون ِإلَى ْال ُح‬


‫ور‬6 َ ُ‫تَاق‬6 ‫ا تَ ْش‬66‫ب! َأ َم‬ َّ ‫ َر‬6 ‫ْش‬
ِ ‫بَا‬6 ‫الش‬ َ ‫ا َمع‬66َ‫«ي‬
ِ ‫ْال ِع‬
»‫ين؟‬
“Wahai para Pemuda! Tidakkah kalian rindu kepada
bidadari?”28

Ini adalah motifasi indah dari Imam Al-Hasan Al-Bashri


mengingatkan para pemuda dengan kenikmatan dan kelezatan
Surga yang diantaranya adalah bidadari nan jelita, agar
bertambah giat dan semakin rindu kepada Surga dan
kenikmatannya. Jika hal ini tertancap pada hati pemuda –
setelah taufiq dari Allah – maka akan mendorongnya menuju
kesungguhan beramal Akhirat, Allah berfirman:

ِ ‫﴿ َو َم ْن َأ َرا َد‬
‫اآلخ َرةَ َو َس َعى لَهَا َس ْعيَهَا َوهُ َو ُمْؤ ِم ٌن‬
﴾‫ان َس ْعيُهُ ْم َم ْش ُكورًا‬
َ ‫ك َك‬َ ‫فَُأولَِئ‬
“Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan
Akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh
sedang ia adalah Mukmin, maka mereka itu adalah orang-
orang yang usahanya dibalas dengan baik.” (QS. Al-Isro [17]:
19)[]

28
HR. Ibnu Abid Dunya no. 312 dalam Sifatul Jannah.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-14
Diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri, ia berkata:

‫ف‬ َ ‫ ِو‬6 ‫ب! ِإيَّا ُك ْم َوالتَّ ْس‬


َ ‫ ْو‬6 ‫ َس‬:‫يف‬ َّ ‫ َر‬6 ‫ْش‬
ِ ‫بَا‬6 ‫الش‬ َ ‫ا َمع‬66َ‫«ي‬
»‫ف َأ ْف َع ُل‬
َ ‫ َس ْو‬،ُ‫َأ ْف َعل‬
“Wahai para Pemuda! Jauhilah menunda-nunda: nanti
kukerjakan, nanti kukerjakan!”29

Ucapan: “Jauhilah menunda-nunda,” ia adalah penyakit


yang merusak banyak pemuda, seperti ucapan mereka: nanti
kukan tobat, nanti kukan jaga sholatku, nanti kukan berbakti...
lalu tidak ia kerjakan, bahkan diulur dan ditunda. Jika jiwanya
terbetik bertaubat atau menjaga shalat atau yang lainnya, maka
penyakit itu muncul dan memalingkannya dari kebaikan. Ia
senantiasa menunda dan menunda hingga hilang masa mudanya
dan hilang keemasan waktunya.

Sebagian mereka menunda taubat hingga menjelang


umur sekian dari usianya lalu kematian menjemputnya sebelum
ia sampai pada usianya tersebut.[]

Wasiat Ke-15
Diriwayatkan dari Hafshoh binti Sirin, ia berkata:

29
HR. Ibnu Abid Dunya no. 212 dalam Qishorul Amal.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

‫ ُك ْم َوَأ ْنتُ ْم‬66‫ ُذوا ِم ْن َأ ْنفُ ِس‬66‫ب! ُخ‬ َّ ‫ َر‬66‫ْش‬


ِ ‫بَا‬66‫الش‬ َ ‫ا َمع‬66َ‫«ي‬
»‫ب‬ ِ ‫ْت ْال َع َم َل ِإاَّل فِي ال َّشبَا‬
ُ ‫ فَِإنِّي َوهَّللا ِ َما َرَأي‬، ٌ‫َشبَاب‬
“Wahai Pemuda! Pergunakanlah jiwamu di masa muda,
demi Allah, aku tidak melihat mampu beramal kecuali di masa
muda.”30

Ucapan: “aku tidak melihat mampu beramal kecuali di


masa muda,” yakni masa muda adalah masa teragung untuk
banyak berbuat kebaikan, yaitu jika pemuda tersebut diberi
taufik Allah biidznillah memanfaatkannya. Namun, jika ia lalai
dari masa muda ini dan merusak masa muda ini dengan
menuruti kelezatan, syahwat, hajat jiwa, dan tuntutan-
tuntutannya, apalagi jika itu harom –semoga Allah menjauhkan
kita darinya- maka ia telah merugikan masa mudanya dan masa
depannya, seperti ucapan penyair:

Menuruti hajat-hajat di masa muda adalah kelezatan,


tetapi di masa depan menjadi adzab.

Menuruti hajat-hajat di masa muda memang nampak


lezat dirasakan oleh pelakunya, namun ketika ia sudah beranjak
menua, ia mulai merasakan adzab (sakit dan penyesalan), hal itu
disebabkan efek yang ditimbulkannya berupa hukuman yang
pedih.

Masa muda adalah masa agung di kehidupan seseorang,


maka sudah selayaknya ia diberi perhatian lebih, dan selayaknya
30
HR. Al-Marwazi hal. 49 dalam Mukhtasar Qiyamil Lail.
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

memaksa diri dengan sungguh-sungguh agar tidak terluput dari


kebaikan dan barokahnya, seraya meminta pertolongan kepada
Allah, dan senantiasa ingat bahwa Allah kelak akan bertanya
tentang masa mudanya pada hari ia berjumpa denganNya.

Inilah yang mudah dikumpulkan dalam pembahasan ini.


Aku memohon kepada Allah yang Maha Mulia pemilik Arsy
yang agung dengan nama-namaNya yang indah dan sifat-
sifatNya yang tinggi agar memberi kita taufik kepada apa yang
dicintaiNya berupa ucapan yang lurus dan amal shalih, dan
memperbaiki seluruh urusan kita, dan tidak menyerahkan diri
kepada kita sendiri meski sekejap mata, dan memberi petunjuk
kita ke jalan lurus, dan semoga shalawat dan salam tercurah
kepada Rasulullah, keluarganya, dan para Sahabatnya.[]

Anda mungkin juga menyukai