Anda di halaman 1dari 42

Wasiat Salaf Untuk Pemuda 1

2 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Judul Asli:

‫من وصايا السلف للشباب‬

‫للشيخ عبد الرزاق بن عبد المحسن العبد البدر‬

Judul Terjemah:

Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Penerjemah:

Nor Kandir

Rizki Amirurrosyid
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 3

Daftar Isi

Daftar Isi .............................................................................. 3


Wasiat Ke-1 ....................................................................... 10
Wasiat Ke-2 ....................................................................... 13
Wasiat Ke-3 ....................................................................... 16
Wasiat Ke-4 ....................................................................... 18
Wasiat Ke-5 ....................................................................... 21
Wasiat Ke-6 ....................................................................... 24
Wasiat Ke-7 ....................................................................... 27
Wasiat Ke-8 ....................................................................... 29
Wasiat Ke-9 ....................................................................... 30
Wasiat Ke-10 ..................................................................... 32
Wasiat Ke-11 ..................................................................... 34
Wasiat Ke-12 ..................................................................... 36
Wasiat Ke-13 ..................................................................... 37
Wasiat Ke-14 ..................................................................... 39
Wasiat Ke-15 ..................................................................... 40
4 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

S
egala puji milik Allah Rabb semesta alam.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak
disembah selain Allah, tiada sekutu
bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
utusan dan hambaNya. Semoga shalawat dan salam
tercurah untuk beliau, keluarganya, dan seluruh
Sahabatnya. Amma ba’du:

Tidak tersembunyi bahwa masa muda adalah


masa yang sangat penting dalam kehidupan seseorang,
karena ia masa kekuatan dan semangat, mudah
bergerak, kuat jasadnya, sehat panca indranya.
Sebaliknya, ketika seseorang sudah mulai menua maka
akan melemah panca indranya dan kekuatannya.

Untuk itu Islam memberi perhatikan kepada masa


muda ini dengan perhatian yang besar. nash-nash datang
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 5

menguatkan besarnya perkara masa muda ini. Sungguh


Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memotifasi untuk
segera memanfaatkannya dan memperingatkan dari
menyia-nyiakannya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu


‘Anhuma, ia berkata: Rasulullah menasihati seseorang
seraya bersabda:

َْ ‫ك ْقَ ْب‬
ْ،‫ل ْ َْه َر ِم َك‬ َْ ‫ش َبا َب‬ َ ْ :ْ‫ل ْخ َْمس‬ َْ ‫سا ْقَ ْب‬ً ‫«ا ْغت َ ِن ْْم ْخ َْم‬
َْ ‫ ْ َوفَ َراغ‬،‫ل ْفَ ْق ِر َك‬
ْ‫َك‬ َْ ‫ك ْقَ ْب‬
َْ ‫ ْ َو ِغنَا َء‬،‫سقَ ِم َك‬ َ ْ‫ل‬ َْ ‫ك ْقَ ْب‬
َْ َ ‫ص َّحت‬
ِ ‫َو‬
»‫ك‬ َْ ِ‫لْ َم ْوت‬ َْ َ ‫ْ َو َحيَات‬،‫ش ْغ ِل َك‬
َْ ‫كْقَ ْب‬ ُ ْ‫ل‬َْ ‫قَ ْب‬
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima
perkata: masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu
sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu
luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum
matimu.”1

Masa muda sudah tercakup dalam sabda beliau,


“Hidupmu sebelum matimu,” tetapi beliau
menyebutkannya secara khusus di awal hadits yang
menunjukkan besar dan pentingnya perkara tersebut.

1
HR. Al-Hakim no. 7846 dengan sanad shahih.
6 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Maka sudah selayaknya masa muda diperhatikan dan


tidak diabaikan.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi


Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bersabda:

ْ‫ن ْ ِع ْن ِْد ْ َر ِب ِْه‬ ِْ ‫ل ْقَدَ ُْم ْاب‬


ْْ ‫ْن ْآدَ َْم ْيَ ْو َْم ْال ِقيَا َم ِْة ْ ِم‬ ُْ ‫ل ْت َ ُزو‬ َْ «
ْ‫ن‬ْْ ‫ع‬ َ ‫ ْ َو‬،ُ‫يم ْأ َ ْفنَاه‬ َْ ِ‫ع ُم ِر ِْه ْف‬ ُ ْ‫ن‬ ْْ ‫ع‬ َ ْ :ْ‫ن ْخ َْمس‬ ْْ ‫ع‬
َ ْ‫ل‬ َْ َ ‫َحتَّى ْيُ ْسأ‬
ْ،ُ‫يم ْأ َ ْنفَقَه‬ َ َ ‫ن ْأَيْنَْ ْا ْكت‬
َْ ‫س َب ْهُ ْ َو ِف‬ ْْ ‫ ْ َو َما ِل ِْه ْ ِم‬،ُ‫يم ْأَب ََْله‬ َْ ‫ش َبا ِب ِْه ْ ِف‬
َ
»‫ع ِل َْم‬
َ ْ‫لْفِي َما‬ َْ ‫ع ِم‬ َ ْ‫َو َماذَا‬
“Telapak kaki manusia tidak akan bergeser dari sisi
Rabb-nya hingga ditanya tentang lima perkata: tentang
umurnya dihabiskan untuk apa, tentang masa mudanya
digunakan untuk apa, tentang hartanya darimana ia
dapatkan dan kemana ia belanjakan, dan apa yang sudah
diamalkan dari ilmunya.”2

Dalam hadits ini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam


mengabarkan bahwa seseorang akan ditanya pada hari
Kiamat tentang hidupnya dengan dua pertanyaan:

1. Tentang hidupnya secara umum, dari awal


hingga meninggal, dan

2
HR. Tirmidzi no. 2416 dengan sanad hasan.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 7

2. Tentang masa muda secara khusus.

Padahal seandainya ia hanya ditanya tentang


hidupnya maka sudah mencakup masa muda, tetapi justri
ia ditanya secara khusus tentang masa muda.

Oleh karena itu, selayaknya para pemuda


memperhatikan pentingnya masa muda ini, dan selalu
ingat bahwa Rabb-nya kelak akan bertanya kepadanya
pada hari Kiamat atas apa yang ia kerjakan di masa-masa
itu, di samping pertanyaan amalnya di seluruh usianya
yang juga mencakup masa muda. Sebab masa muda
adalah masa kekuatan dan semangat, mudah bergerak,
kuatnya otot, dan sempurnya panca indra.

Untuk itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam


memotifasi para pemuda dalam hadits yang lalu untuk
memanfaatkan masa muda dengan perhatian yang besar.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga memberi


wasiat kepada para ahli ilmu dan pendidik, penggiat
dakwah dan pengajaran agar memperhatikan para
pemuda. Mereka butuh perhatian, kasih sayang,
kelembutan, cinta, dan mendorong mereka mencintai
kebaikan, sehingga mereka tidak ditarik oleh para ahli
kebatilan dan penyembah keharaman.
8 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Untuk itu, para Sahabat bersemangat mewujudkan


wasiat ini, sebagaimana Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu
‘Anhu apabila melihat seorang pemuda maka beliau
berkata:

ْ‫علَ ْي ِْه‬َ ْ ُ‫صلَّى ْاللَّ ْه‬ َ ْ ‫ل ْالل ِْه‬ ِْ ‫سو‬ ُ ‫صْيَّ ِْة ْ َر‬
ِ ‫« َم ْر َحبًا ْ ِب َو‬
ْ‫ن‬ْْ َ ‫سلَّ َْم ْأ‬ َ ْ ُ‫صلَّى ْاللَّ ْه‬
َ ‫علَ ْي ِْه ْ َو‬ َ ْ ‫ل ْالل ِْه‬ ُْ ‫سو‬ ُ ‫صانَا ْ َر‬ َ ‫ ْأ َ ْو‬،‫سلَّ َْم‬
َ ‫َو‬
َْ ‫ن ْنُفَ ِه َم ُك ُْم ْ ْال َحد‬
ْ‫ِيث ْفَإِنَّ ُك ْْم‬ ْْ َ ‫ ْ َوأ‬،‫نُ َو ِس َْع ْلَ ُك ْْم ْفِي ْ ْال َم ْج ِل ِس‬
»‫ثْ َب ْعدَنَا‬ ِْ ‫لْ ْال َحدِي‬
ُْ ‫ْ َوأ َ ْه‬،‫ُخلُوفُنَا‬
“Selamat datang dengan wasiat Rasulullah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mewasiatkan kami
agar kami meluaskan majlis untukmu, memahamkan
hadits kepadamu karena kamu adalah generasi penerus
kami dan ahli hadits sepeninggal kami.”

Kadang Abu Said mencium keningnya seraya


berkata:

ْ‫س ْل ِنيْ َحتَّى‬ َ َ‫َيءْ؛ْف‬ْ ‫تْفِيْش‬ َْ ‫ش َك ْك‬َ ْ‫«يَاْابْنَْْأ َ ِخي!ْإِذَا‬


ْْ ‫ي ْ ِم‬
ْ‫ن‬ ِْ ‫علَى ْ ْاليَ ِق‬
َّْ َ‫ين ْأ َ َحبْ ْ ِإل‬ َ ْ‫ف‬ ْْ ‫ص ِر‬َ ‫ن ْت َ ْن‬ َْ َّ‫ ْفَإِن‬، َ‫ت َ ْست َ ْي ِقن‬
ْْ ‫ك ْ ِإ‬
»‫ك‬ِْ ‫ش‬َّ ‫علَىْال‬ َ ْ‫ف‬ َْ ‫ص ِر‬ َ ‫نْت َ ْن‬ ْْ َ ‫أ‬
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 9

“Wahai putra saudaraku, jika kamu merasa ragu


tentang sesuatu (dari perkara agama), tanyakanlah
kepadaku hingga kamu benar-benar yakin. Kamu pulang
di atas keyakinan lebih kusukai daripada pulang di atas
keraguan.”3

Apabila Ibnu Mas’ud melihat para pemuda hendak


menuntut ilmu, maka ia berkata:

ِْ َ‫ْ ُخ ْلق‬،‫يحِْالظلَ ِم‬


ْ‫ان‬ ْ ‫صا ِب‬ ِْ ‫يعِْ ْال‬
َ ‫ْ َو َم‬،‫ح ْك َم ِْة‬ ْ ‫« َم ْر َحبًاْ ِب َينَا ِب‬
»ْ‫لْقَبِيلَة‬ ِْ ‫انْ ُك‬ ِْ ‫سْ ْالبُيُو‬
ِْ ‫تْ َر ْي َح‬ ْ ِ ُ‫ْ ُحل‬،‫ب‬ ِ ‫ْ ُجدُ ِْدْ ْالقُلُو‬،‫ب‬ ِ ‫الثِيَا‬
“Selamat datang para sumber hikmah, lentera
kegelapan, penjual pakaian bekas (?), pembaharu hati,
perindah rumah, dan kebanggaan setiap kabilah.”4

Wasiat para Salaf untuk para pemuda dan


perhatian mereka atas masa muda begitu banyak, dan di
dalam risalah ini (Wasiat Para Salaf Untuk Para Pemuda)
kupilih sejumlah wasiat dari mereka disertai komentar
sederhana di tiap wasiat.5[]

3
HR. Al-Baihaqi no. 1610 dalam Su’abul Iman.
4
HR. Ibnu Abdil Barr no. 257 dalam Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlih.
5
Risalah ini mulanya adalah ceramah yang kusampaikan di negeri
Bahrain pada 13 Jumadal Ula 1435 H di Universitas Hamad Kanu di
Provinsi Muhriq, kemudian risalah ini dicetak dan diberi beberapa
10 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-1
Diriwayatkan dari Abul Ahwas bahwa Abu Ishaq
yakni Amr As-Sabii berkata:

ْْ‫ ْقَلَّ َما ْت َ ُمرْ ْ ِبي ْلَ ْيلَة‬،‫ب! ْا ْغتَنِ ُموا‬ ِْ ‫ش َبا‬ َّ ‫َر ْال‬
َْ ‫« َيا ْ َم ْعش‬
ْ،‫ ْ َو ِإ ِني ْ ََل َ ْق َرْأ ُ ْ ْال َبقَ َر ْة َ ْ ِفي ْ َر ْك َعة‬،ْ‫ف ْآ َية‬ َْ ‫ل ْ َوأَقَ َرْأ ُ ْ ِفي َها ْأ َ ْل‬
ْ َّ ‫ِإ‬
ْ،ْ‫ش ْهر‬ َ ْ‫ل‬ِْ ‫ن ْ ُك‬ْْ ‫ ْ َوث َ ََلث َ ْةَ ْأَيَّامْ ْ ِم‬،‫صو ُْم ْأ َ ْش ُه َْر ْ ْال ُح ُر ِْم‬ ُ َ ‫َو ِإنِي ْ ََل‬
ْْ ‫ك ْفَ َحد‬
ْ﴾‫ِث‬ َْ ‫َل ْ﴿ َوأ َ َّما ْ ِبنِ ْع َم ِْة ْ َر ِب‬ ْ َ َ ‫ ْث ُ َّْم ْت‬،‫يس‬ َ ‫ْن ْ َو ْالخ َِم‬ ِْ ‫َو ِالثْنَي‬
»]11ْ:‫[الضحى‬
“Wahai para pemuda! Manfaatkan masa muda
kalian, tidaklah berlalu sebuah malam padaku melainkan
kubaca seribu ayat, dan aku benar-benar membaca surat
Al-Baqoroh dalam satu rakaat, aku benar-benar berpuasa
di bulan-bulan haram (Dzulqodah, Dzulhijjah, Muharrom,
dan Rojab), tiga hari setiap bulan, serta hari Senin dan
Kamis.” Kemudian ia membaca firman Allah: “Adapun
terhadap nikmat Rabb-mu maka ceritakanlah.” (QS.
Dhuha: 11)6

faidah setelah dimurojaah. Semoga Allah membalas kebaikan orang-


orang yang turut merilis risalah ini.
6
HR. Al-Hakim no. 3947 dalam Al-Mustadrok.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 11

Makna ucapan: “kubaca seribu ayat” pendekatan


bukan pembatasan. Yakni ia mengkatamkan Al-Quran
tiap sepekan sekali, dan khataman Quran dalam sepekan
adalah tradisi kebanyakan Salaf.

Diriwayatkan dari Amr bin Maimun bahwa ia


bertemu salah satu temannya lalu ia berkata:

ِ َ‫«لَقَ ْْدْ َرزَ قَنِيْاللَّ ْهُْ ْالب‬


َّ ‫ار َح ْةَْ ِمنَْْال‬
َْْ‫ص ََلةِْْ َكذَاْ َو َرزَ ق‬
»‫ْرْ َكذَا‬ ِْ ‫ِمنَْْ ْال َخي‬
“Sungguh tadi malam Allah menganugrahiku
shalat sekian dan kebaika sekian.”7

Abu Abdillah Al-Hakim setelah membawakan dua


atsar di atas, beliau berkata: “Semoga Allah merahmati
Amr bin Ubaidillah As-Sabii dan Amr bin Maimun Al-Audi
yang telah menyemangati para pemuda dalam
beribadah.”

Disebutkan dalam sebuah atas: “Mendidik itu


dengan memberikan keteladan. Pemuda membutuhkan
perkara ini sehingga menggiatkan dan memudahkan
mereka mencontoh, tetapi seorang guru selayaknya

7
HR. Al-Hakim no. 3948 dalam Al-Mustadrok.
12 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

memperhatikan niatnya agar tidak terjatuh ke riya yang


membatalkan amalnya.”[]
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 13

Wasiat Ke-2
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat dari Hammad bin Zaid ia berkata: kami
mengunjungi Anas bin Sirin saat sakit lalu ia berkata:

ْ‫ن‬ ُ ‫ب! ْا ْن‬


ْْ ‫ظ ُروا ْ ِم َّم‬ ِْ ‫شبَا‬ َّ ‫َر ْال‬َْ ‫«اتَّقُوا ْاللَّ ْهَ ْيَا ْ َم ْعش‬
»‫نْدِينِ ُك ْْم‬ َْ ‫تَأ ْ ُخذُونَْْ َه ِذ ِْهْ ْاَل َ َحاد‬
ْْ ‫ِيث؛ْفَإِنَّ َهاْ ِم‬
“Bertakwalah kalian wahai para pemuda!
Perhatikan kepada siapa kalian mengambil hadits, karena
hadits tersebut adalah agama kalian.”8

Ini wasiat agung sekali, yaitu para pemuda yang


sedang menuntut ilmu dan mencari hadits agar
mencarinya kepada ahli ilmu yang mendalam ilmunya
dan kokoh, yang memiliki pemahaman dan bashiroh,
ditokohkan dalam ilmu, dan agar tidak mengambil dari
sembarang orang. Ilmu itu diambil dari Ahli Sunnah yang
mendalam ilmunya.

Diriwayatkan dari Ibnu Syaudzab, ia berkata:

8
HR. Al-Khatib Al-Baghdadi no. 139 dalam Al-Jami li Akhlaqir Rowi wa
Adabis Sami.
14 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

ْْ َ ‫ك ْأ‬
ْ‫ن‬ َّ َ‫اب ْ ِإذَا ْتَن‬
َْ ‫س‬ َّ ‫علَى ْال‬
ِْ ‫ش‬ َ ْ ‫ن ْنِ ْع َم ِْة ْاللَّ ِْه‬ْْ ‫ن ْ ِم‬
َّْ ‫« ِإ‬
َ ُْ‫سنَّةْ؛ْ َي ْح ِملُ ْه‬
»‫علَ ْي َها‬ ُ ْ‫ب‬َْ ‫اح‬ ِ ‫ص‬َ ْ‫ي‬ َْ ‫اخ‬
ِ ‫يُ َو‬
“Di antara nikmat Allah atas seorang pemuda
adalah apabila ia menyertai Ahlus Sunnah lalu diangkat di
atas Sunnah tersebut.”

Dari Amr bin Qois Al-Malai, ia berkata:

ْ‫ل ْالسنَّ ِْة‬ ِْ ‫ل ْ َما ْيَ ْنشَْأ ُ ْ َم َْع ْأ َ ْه‬ َْ ‫شابَّْ ْأ َ َّو‬ َْ ‫«ِْإذَا ْ َرأَي‬
َّ ‫ْت ْال‬
ْ‫س‬ْْ َ ‫عِ؛ ْفَا ْيئ‬ْ َ‫ل ْ ْال ِبد‬ِْ ‫ ْ َو ِإذَا ْ َرأ َ ْيت َ ْهُ ْ َم َْع ْأ َ ْه‬،ُ‫ار ُجه‬ْ َ‫ع ِْة؛ ْف‬ َ ‫َو ْال َج َما‬
»‫شو ِئ ِْه‬ ُ ُ ‫لْن‬ ِْ ‫علَىْأ َ َّو‬َ َّْْ‫شاب‬ َّ ‫نْال‬ َّْ ِ ‫ْفَإ‬،ُ‫ِم ْنه‬
“Apabila engkau melihat seorang pemuda awal
pertumbuhannya bersama Ahli Sunnah wal Jamaah maka
berharaplah. Namun jika engkau melihatnya bersama ahli
bid’ah maka pesimislah darinya, karena pemuda itu
menjadi sesuai di awal pertumbuhannya.”

Amr bin Qois juga berkata:

ْ‫ل ْ ْال ِع ْل ِْم‬


َْ ‫س ْأ َ ْه‬ ْْ ِ‫ ْفَإ‬،ُ‫شابَّْ ْلَ َي ْنشَأ‬
ْْ َ ‫ن ْآث َ َْر ْأ‬
َْ ‫ن ْْيُ َجا ِل‬ َّ ‫ن ْال‬َّْ ‫« ِإ‬
»‫ب‬ ُْ ‫ط‬َ ‫غي ِْر ِه ْْمْ َكا ْدَْ َي ْع‬َ ْ‫لْ ِإلَى‬ َْ ‫نْ َما‬ ْْ َ ‫َكا ْدَْأ‬
ْْ ‫ْ َو ِإ‬،‫نْ َي ْسلَ َم‬
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 15

“Saat pemuda tumbuh lalu ia lebih mementingkan


majlis ahli ilmu maka ia selamat, dan jika ia menoleh ke
selain mereka maka ia akan binasa.”9[]

9
HR. Ibnu Bathoh no. 43-45 dalam Al-Ibanah Al-Kubro.
16 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-3
Diriwayatkan dari Malik bin Dinar, ia berkata:

»‫ب‬
ِْ ‫شبَا‬ ُْ ‫« ِإنَّ َماْ ْال َخي‬
َّ ‫ْرْفِيْال‬
“Kebaikan hanya ada di masa muda.”10

Ini perhatian agung dari Malik bin Dinar akan


pentingnya masa muda. Apabila pemuda memanfaatkan
masa mudanya maka ia akan mendapatkan banyak
kebaikan, dan apa yang ia dapatkan di masa muda
menjadi kuat dan kokoh hingga menjelang wafatnya,
yang bermanfaat bagi dirinya, umat, dan lainnya.

Namun, jika ia tidak menggunakannya maka ia


akan kehilangan banyak kebaikan dan barokahnya.

Apabila terkumpul pada pemuda: kekuatan, waktu


luang, dan harta maka hal ini justru akan
membinasakannya, seperti yang diucapkan penyair:

َّ َ ‫ْوال َجدَّة ْ ُم ْف ِسدَة ْ ِل ْل َم ْر ِء ْأ‬


ْ‫ي‬ َ ‫غ‬َ ‫ْوالفَ َرا‬
َ ‫اب‬ َّ ‫ِإ َّن ْال‬
َ ‫ش َب‬
َ ‫َم ْف‬
‫سدَة‬
10
HR. Al-Khatib Al-Baghdadi no. 673 dalam Al-Jami li Akhaqi Rowi wa
Adabis Sami.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 17

“Sesungguhnya masa muda, waktu luang, dan


kekuatan akan membinasakan seseorang dengan
sebenar-benarnya.”

Apabila kekuatan, waktu luang, dan harta


berkumpul dengan perkara yang keempat yaitu
banyaknya fitnah, dekat dengannya, dan banyaknya pintu
menujunya maka hal ini sebesar-besar penghancur yang
datang ke masa muda, dan bisa menghilangkan dirinya
dari banyak kebaikan dan barokahnya.

Untuk itu Malik bin Dinar berkata: “Kebaikan hanya


ada di masa muda,” sebagai perhatiannya akan
banyaknya barokah dan kebaikan di masa ini, yaitu
apabila ia diberi taufik Allah dan dibantu
memanfaatkannya dalam kebaikan yang diridhoiNya.[]
18 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-4
Di antara wasiat Salaf kepada pemuda adalah
riwayat Zaid bin Abi Zarqo ia berkata: Sufyan Ats-Tsauri
keluar menemui kami saat kami di depan pintu lalu
berkata:

ْ‫ب!ْت َ َع َّجلُواْ َب َر َك ْةَْ َهذَاْ ْال ِع ْل ِْمْفَإِنَّ ُك ْْم‬ َّ ‫َرْال‬


ِْ ‫ش َبا‬ َْ ‫« َياْ َم ْعش‬
َْ‫ ْ ِليُ ِفي ْد‬،ُ‫ل ْت َ ْبلُغُونَْ ْ َما ْت ُ َؤ ِملُونَْ ْ ِم ْن ْه‬ ْ َ ْ ‫ل ْت َ ْد ُرونَْ ْلَ َعلَّ ُك ْْم‬
َْ
»‫ض ا‬ ً ‫ض ُك ْْمْبَ ْع‬
ُ ‫بَ ْع‬
“Wahai para pemuda! Bersegeralah kalian mencari
barokah ilmu, karena kalian tidak tahu boleh jadi kalian
tidak lagi mendapatkan apa yang kalian inginkan darinya.
Hendaknya masing-masing kalian saling memberi
faidah.”11

Ucapannya: “Bersegeralah kalian mencari barokah


ilmu,” yakni manfaatkanlah waktu muda kalian untuk
mendapatkan ilmu, karena jika ia sudah tua maka ia tidak
lagi memiliki semangat, daya hafal, dan kekuatan seperti
masa-masa muda ini, karena banyaknya urusan,

11
HR. Abu Nuaim 6/370 dalam Hilyatul Auliya.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 19

pekerjaan, kesibukan, dan maslahat lainnya. Sementara


pemuda tidak memiliki rintangan tersebut.

Juga dikarenakan masa muda berjalan begitu


cepat, seperti yang diucapakan Imam Ahmad:

ْ ‫لَّ ْ ِبش‬
ْ،‫َيءْ ْ َكانَْ ْ ِفي ْ ُك ِمي‬ ْ ‫اب ْ ِإ‬ َّ ‫شبَّ ْهتُْ ْال‬
َْ َ‫شب‬ َ ْ ‫« َما‬
َْ َ‫سق‬
»‫ط‬ َ َ‫ف‬
“Aku memperumpamakan masa muda dengan
sesuatu yang kecil di lengan baju lalu terjatuh.”12

Ucapan: “karena kalian tidak tahu boleh jadi kalian


tidak lagi mendapatkan apa yang kalian inginkan
darinya,” maksudnya terkadang pemuda berkeinginan
mendapatkan ilmu ini dan itu, hafal ini dan itu, dan
membaca sekian kitab, dan impian-impian lain, tetapi
ternyata ia tidak meraihnya. Namun, jika bersungguh-
sungguh, meminta tolong kepada Allah, bersemangat di
masa mudanya, maka ia akan mendapatkan apa yang ia
impikan dengan seizin Allah. Allah berfirman:

ْ‫ن ْاللَّ ْهَْلَ َم َْع‬ ُ ْ ‫﴿ َوالَّذِينَْ ْ َجا َهدُوا ْفِينَا ْلَنَ ْه ِد َينَّ ُه ْْم‬
َّْ ‫سبُلَنَا ْ َو ِإ‬
﴾َْ‫ْال ُم ْح ِسنِين‬
12
HR. Adz-Dzahabi 11/305 dalam Siyar Alamin Nubala.
20 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

“Siapa yang bersungguh-sungguh kepada Kami,


maka Kami tunjukkan ia kepada jalan-jalan Kami. Sungguh
Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.”13

Ucapan: “Hendaknya masing-masing kalian saling


memberi faidah,” mengandung anjuran kepada para
pemuda untuk memanfaatkan perjumpaan mereka
dengan saling mengambil faidah dan murojaah ilmu.[]

13
QS. Al-Ankabut [29]: 69.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 21

Wasiat Ke-5
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat Hasan Al-Bashri yang sering mengatakan:

ْ‫اطلُبُو َْها؛‬ْ َ‫علَ ْي ُك ْْم ْ ِب ْاْل ِخ َرةِْ ْف‬ َ ْ !‫ب‬ ِْ ‫ش َبا‬ َّ ‫َر ْال‬
َْ ‫« َيا ْ َم ْعش‬
ْ‫ ْ َو َما‬،‫ب ْ ْاْل ِخ َرْة َ ْفَأ َ ْد َر َك َها ْ َم َْع ْالد ْن َيا‬ َْ َ‫طل‬ َ ْ‫ن‬ْْ ‫يرا ْ َرأ َ ْينَا ْ َم‬
ً ‫فَ َك ِث‬
»‫كْ ْاْل ِخ َر ْة َْ َم َْعْالد ْنيَا‬ َْ ‫بْالد ْنيَاْفَأ َ ْد َر‬َْ َ‫طل‬َ ْ‫َرأ َ ْينَاْأ َ َحدًا‬
“Wahai para pemuda! Fokuslah mencari Akhirat.
Kebanyakan yang kami lihat orang yang mencari Akhirat
bisa meraihnya, sekaligus dunianya. Namun, kami tidak
menjumpai ada yang mencari dunia lalu mendapatkan
Akhirat berserta dunianya.”14

Ini perhatian besar Hasan Al-Bashri kepada para


pemuda agar menjadikan cita-citanya hanya Akhirat,
berusaha meraihnya, menyibukkan waktunya kepada apa
yang mendekatkannya kepada Rabb-nya. Jika ia berhasil
melakukannya maka Allah akan memberikannya bagian
di dunia.

Ucapan ini tidak dipahami bahwa seseorang perlu


meninggalkan apa yang menopang hidupnya berupa

14
HR. Al-Baihaqi no. 12 dalam Kitab Az-Zuhdul Kabir.
22 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

rizki, tempat tinggal, dan pakaiannya, lalu menjadi orang


miskin membebani orang lain. Yang benar tidak dilarang
seorang Muslim bekerja dan meraih dunia hingga
memiliki banyak harta, akan tetapi yang berbahaya
adalah jika dunia menjadi cita-cita utamanya dan puncak
pengetahuannya, seperti hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam dalam doanya:

»‫لْ َم ْبلَ َْغْ ِع ْل ِمنَا‬


ْ َ ‫ْ َو‬،‫لْالد ْنيَاْأ َ ْكبَ َْرْه َِمنَا‬ ْ َ ‫« َو‬
ِْ ‫لْت َ ْج َع‬
“Dan janganlah Engkau jadikan dunia sebagai cita-
cita terbesar kami dan puncak pengetahuan kami.”15

ْْ َ ‫نْأ‬
ْ‫نْتَذَ َر ُه ْْم‬ ْْ ‫ْ َخيْرْْ ِم‬،‫كْأ َ ْغنِ َيا َء‬ ْْ َ ‫كْأ‬
َْ َ ‫نْتَذَ َْرْ َو َرثَت‬ َْ َّ‫« ِإْن‬
»‫اس‬َْ َّ‫عالَ ْةًْيَت َ َكفَّفُونَْْالن‬
َ
“Sungguh kamu tinggalkan ahli warismu dalam
keadaan kecukupan itu lebih baik daripada kamu
tinggalkan dalam kondisi miskin sehingga meminta
manusia.”16

Siapa yang menjadikan Akhirat sebagai cita


utamanya maka Allah mudahkan urusannya dan dunia

15
HR. At-Tirmidzi no. 3502 dengan sanad hasan.
16
HR. Al-Bukhari no. 1295 dan Muslim no. 1628.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 23

mendatanginya dengan hina. Sebaliknya, siapa yang


menjadikan dunia sebagai cita utamanya, maka Allah
cerai beraikan urusannya, dan menjadikan kemiskinan di
pelupuk matanya, dan dunia tidak mendatanginya kecuali
sebatas yang tertulis untunya.[]
24 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-6
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat Uqbah bin Abi Hakim, ia berkata: kami duduk di
dekat Aun bin Abdillah lalu ia berkata:

ْ‫ ْفَ َما‬،َْ‫اب ْيَ ُموتُون‬ َّ ‫ب! ْقَ ْْد ْ َرأ َ ْينَا ْال‬
َْ َ‫شب‬ ِْ ‫شبَا‬ َّ ‫َر ْال‬ َْ ‫« َم ْعش‬
ُ‫ل»ْ َويَ َمسْْ ِل ْحيَت َ ْه‬ ُْ ‫صا ِْدْ ِإذَاْبَلَ َْغْ ْال ِم ْن َج‬َ ‫ظ ُْرْ ِب ْال َح‬
َ َ ‫يُ ْنت‬
“Wahai para pemuda! Kami melihat masa muda
(kami) sudah mati. Sebentar lagi ia akan dibabat, jika
telah tiba minjal (alat pembabat tanaman).” Lalu ia
memegang jenggotnya.17

Maksudnya adalah orang yang sudah mencapai


usia ini maka akan segera mati, karena tanaman jika
sudah tua akan segera dibabat, begitu pula siapa yang
usianya sudah tua juga telah dekat ajalnya. Beliau
mengingatkan mereka agar perhatian tidak tertipu
dengan melihat orang yang panjang usianya.
Kebanyakan manusia tertipu ketika melihat orang-orang
yang panjang usianya bahwa dia menyangka akan
panjang juga usianya, sehingga ia pun

17
HR. Ibnu Abid Dunya no. 42 dalam Al-Umru was Syaib.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 25

menggampangkan banyak ibadah, menundanya, dan


mengakhirkannya, sebagaimana ucapan:

“Satu orang dipanjangkan usianya lalu menipu


banyak orang sehingga seorang pemuda lupa akan
mati.”

Yang semakna dengan ini adalah riwayat Hasan Al-


Bashri yang duduk besama teman-temannya, ada yang
tua dan ada yang muda, seraya berkata:

ْ»‫عِ ْ ِإذَا ْ َبلَغَ؟‬


ْ ‫الز ْر‬َّ ‫ظ ُْر ْ ِب‬َ َ ‫وخِ! ْ َما ْيُ ْنت‬
ْ ُ‫َر ْالشي‬ َْ ‫« َيا ْ َم ْعش‬
ْ‫ع ْقَ ْْد‬ َّ ْ ‫ن‬
َْ ‫الز ْر‬ َّْ ِ‫ب! ْإ‬ِْ ‫شبَا‬ َّ ‫َر ْال‬
َْ ‫ْ«يَا ْ َم ْعش‬:‫ل‬ َْ ‫ ْقَا‬،ُ‫صاد‬ َ ‫ْ ْال َح‬:‫قَالُوا‬
َْ ‫ت ُ ْد ِر ُك ْهُْ ْال َعا َه ْةُْقَ ْب‬
ْْ َ ‫لْأ‬
»‫نْيَ ْبلُ َْغ‬
“Wahai orang-orang tua! Apa yang ditunggu
tanaman jika sudah matang?” Mereka menjawab: dituai.
Dia berkata: “Wahai para pemuda! Tanaman terkadang
sudah mati sebelum dituai.”18

Selayaknya bagi setiap Muslim untuk menjadikan


keadaannya seperti dalam hadits:

18
HR. Al-Baihaqi no. 500 dalam Az-Zuhdul Kabir.
26 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

ْ‫ت‬ ْ َ ‫ ْ َو ِإذَا ْأ‬،‫صبَا َح‬


َْ ‫صبَ ْح‬ َّ ‫َلَ ْت َ ْنت َ ِظ ِْر ْال‬
ْ َ‫ْت ْف‬
َْ ‫سي‬َ ‫« ِإذَا ْأ َ ْم‬
»‫سا َْء‬َ ‫َلَْت َ ْنت َ ِظ ِْرْال َم‬
ْ َ‫ف‬
“Jika kamu di sore hari maka jangan menunggu
pagi hari. Dan jika kamu di pagi hari maka jangan
menunggu sore hari.”19

Ibnu Jauzi berkata: “Wajib bagi siapa yang tidak


tahu kapan kematian menjemputnya untuk bersiap-siap,
janganlah pemuda tertipu dengan kesehatan. Sedikit
sekali yang mati dari kalangan orang tua, dan betapa
banyak yang mati dari kalangan pemuda, oleh karena itu
sedikit yang mencapai usia tua.”20

Poin kita di sini adalah jika kamu melihat sebuah


keluarga maka akan mendapati yang panjang umur
begitu sedikit, dan kebanyakan yang mati adalah dari
kalangan pemuda dan anak-anak.[]

19
HR. Al-Bukhari no. 6416.
20
Saidul Khotir hal. 240 oleh Ibnul Jauzi.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 27

Wasiat Ke-7
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat Qobus putra Abu Zhobyan, ia berkata:

ْ‫اَل ُ ْولَى‬
ْ ْ ْ َ ‫صَلَْة‬ َ ْ ‫ان‬ ِْ ‫ظ ْب َي‬َ ْ ‫ف ْأ َ ِبي‬ َْ ‫صلَّْْينَا ْ َي ْو ًما ْخ َْل‬ َ
ْ‫ْفَلَ َّما‬،‫شيْخ‬ َ ْ‫لْ ْال ُم َؤذِنَْْفَإِنَّه‬ ْ ‫ْ ُكلنَاْ ِمنَْْ ْال َح‬،ْ‫ش َباب‬
ْ َّ ‫ي ِِْْإ‬ َ ْ‫ن‬ُْ ‫َون َْح‬
ْ‫ن‬ْْ ‫ت؟ ْ َْم‬ َ ‫ن ْأ َ ْن‬ْْ ‫ ْ َْم‬:‫اب‬
َ َ‫شب‬ َّ ‫ل ْال‬ ُْ َ ‫ل ْيَ ْسأ‬ َْ ‫ت ْإِلَينَا ْث ُ َّْم ْ َج َع‬ َْ َ‫سلَّ َْم ْا ْلتَف‬
َ
ْ‫ل ْ َو ُه َْو‬ ْ َّ ‫ث ْنَ ِبيْ ِْْإ‬ْْ ‫ ْ« ِإنَّه ْلَ ْْم ْيَ ْب َع‬:‫ل‬ َْ ‫سْأ َْلَ ُْه ْْم ْ َقا‬
َْ ْ ‫ت؟ ْفَلَ َّما‬ َ ‫أ َ ْن‬
»ْ‫تْ ْال ِع ْل ُْمْ َخيْرْْ ِم ْن ْهُْ َو ُه َْوْشَاب‬ َْ ْ‫ْ َولَ ْْمْيُؤ‬،‫شَاب‬
“Pada suatu hari kami sholat bersama Abu
Zhobyan saat kami masih muda dan sepantaran kecuali
muadzin, dia seorang tua. Ketika ia salam, ia menoleh
kepada kami lalu bertanya kepada kami para pemuda:
siapa kamu? Siapa kamu? Ketika ia bertanya seperti itu,
ia menjawab sendiri: tidaklah diutus seorang Nabi
melainkan ia seorang pemuda, dan tidaklah ia diberi ilmu
yang lebih baik melebihi saat muda.”21

Dia mengingatkan mereka untuk memanfaatkan


kebaikan masa muda dan barokahnya, dan ia adalah

21
HR. Abu Khoitsamah no. 80 dalam Kitabul Ilmi.
28 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

kesempatan agung untuk berbekal dan menghasilkan,


didukung dengan kesungguhan dan kekuatan.[]
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 29

Wasiat Ke-8
Imam Ahmad meriwayatkan dalam kitabnya Al-
Waro dari Ayyub As-Sikhtiyani, ia berkata:

ْْ َ ‫ل ْت َ ْحتَا ُجونَْ ْأ‬


ْ‫ن‬ ْ َ ْ ‫احت َ ِرفُوا؛‬ ْ ْ !‫ب‬ ِْ ‫شَْبا‬َّْ ‫ش َْر ْال‬
َْ ‫« َيا ْ َْم ْْع‬
ُ‫نْيُ ْك َر ْه‬
ْْ ‫ُلء»ْ َوذَ َك َْرْ َم‬ِْ ‫ابْ َهؤ‬ َْ ‫تَأْتُواْأَب َْو‬
“Wahai para Pemuda! Bekerjalah, kalian tidak
butuh mendatangi pintu-pintu mereka.” Lalu beliau
menyebutkan orang yang dibencinya.22

Maksudnya, para pemuda hendaknya bekerja


disamping belajar untuk mendapatkan uang dan rezeki
guna menopang dirinya dan keluarganya, dan jangan
menjadi beban bagi orang lain. Sehingga di saat sudah
tua tidak perlu mendatangi si fulan dan si alan meminta
bantuan dan pertolongan. Rezeki yang paling barokah,
paling bermanfaat, dan paling baik adalah dari keringat
sendiri.[]

22
HR. Ahmad no. 94 dalam Al-Waro.
30 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-9
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat dari Jafar, ia berkata: Tsabit Al-Bunani
mendatangi kami saat kami berada di kiblat seraya
berkata:

ْْ َ ‫ب! ْ ِح ْلت ُ ْْم ْ َب ْينِي ْ َو َبيْنَْ ْ َر ِبي ْأ‬


ْ‫ن‬ ِْ ‫ش َبا‬ َّ ‫« َيا ْ َم َعا ِش َْر ْال‬
َّ ‫تْإِلَ ْي ِْهْال‬
ُ ‫ص ََلْة‬ ْْ ‫ْ َو َكانَْْقَ ْْدْ ُح ِب َب‬،»ُ‫أ َ ْس ُج ْدَْلَ ْه‬
“Wahai para pemuda! Kalian menghalangi antara
aku dengan Rabb-mu untuk bersujud kepadaNya.” Beliau
orang yang gemar shalat.23

Beliau membimbing para pemuda yang saling


bertemu di masjid yang tersibukkan dengan ngrumpi
dengan teman-temannya di sudut masjid, sementara
datang orang lain yang hendak ibadah di masjid dengan
mengharap ketenangan dan khusyuk dalam shalatnya,
mereka justru menghalangi orang tersebut dari ibadah
tersebut. Bahkan mereka justru tidak menyibukkan dirinya
di masjid dengan ibadah dan berdzikir kepada Allah, dan
tidak pula membiarkan seseorang beribadah dengan
tenang di masjid.

23
HR. Abu Nuaim 2/322 dalam Hilyatul Auliya.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 31

Oleh karena itu, para pemuda perlu


memperhatikan kehormatan masjid dan jamaah masjid,
agar tidak mengganggu mereka untuk tenang dan
khusyu dalam ibadah.

Amat di sayangkan di zaman ini di mana para


pemuda banyak yang membawa alat komunikasi di
sakunya ke masjid. Terkadang hal itu mengganggu orang
lain dalam ibadah lewat nada deringnya atau
mengangkat panggilan atau semisalnya. Hal ini
menjadikan orang-orang terganggu shalatnya dan
berkurang ketenangan dan khusyuknya.[]
32 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-10
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat dari Muhammad bin Suqoh, ia berkata:

َْ ‫ْ َحي‬:ُْ‫ْن ْ ِم ْه َرانَْ ْفَقُ ْلت‬


َْ ‫ ْفَقَا‬،ُ‫َّاك ْالل ْه‬
ْ:‫ل‬ ُْ ‫لَ ِق َينِي ْ َم ْي ُْم‬
ُْ ‫ون ْب‬
»‫س ََل ِْم‬
َّ ‫لْ ِبال‬ْْ ُ‫ْق‬،‫ب‬ َّ ‫« َه ِذ ِْهْت َ ِحيَّ ْةُْال‬
ِ ‫ش َبا‬
Maimun bin Mihron berpapasan denganku lalu
kukatakan: hayyakallah (semoga Allah menghidupkan
Anda). Lalu ia menjawab: “Ini adalah penghormatan para
pemuda, tetapi ucapkanlah: Assalamualalikum.”24

Disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa


Sallam:

»ُ‫َلْت ُ ِجيبُو ْه‬


ْ َ َ‫س ََل ِْمْف‬ َْ ‫نْ َبدَْأ َْ ِب ْال َك ََل ِْمْقَ ْب‬
َّ ‫لْال‬ ْْ ‫« َم‬
“Siapa yang memulai pembicaraan sebelum salam
maka jangan direspon.”25

Ucapan: “Ini adalah penghormatan para pemuda,”


maknanya sebagian pemuda suka dengan salam

HR. Abu Nuaim 4/86 dalam Hilyatul Auliya.


24

25
HR. Ibnu Sunni 214 dalam Amalul Yaum wal Lailah dan As-
Shahihah no. 816.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 33

penghormatan terutama saat saling bertemu lalu mereka


meninggalkan salam dan menggantinya dengan
penghormatan-penghormatan yang disukainya dan
condong kepadanya. Terkadang mereka mengurangi
salam, dan terkadang salam setelah mengucapkan
penghormatan itu.[]
34 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-11
Di antara wasiat Salaf kepada para pemuda adalah
riwayat dari Abul Malih, ia berkata: Maimun bin Mihran
berkata kepada kami yang ada di sekelilingnya:

َ ْ ‫اجعَلُوهَا ْفِي‬
ْ،‫شبَابِ ُك ْم‬ ْ ْ ‫ب! ْقُ َّوت ُ ُك ُْم‬ َّْ ‫َر ْال‬
ِْ ‫شبَا‬ َْ ‫«يَا ْ َم ْعش‬
ْ‫وخِ! ْ َحتَّى‬ ْ ُ‫َر ْالشي‬َْ ‫ ْيَا ْ َم ْعش‬،‫ع ِْة ْالل ِه‬ َ ْ ‫ط َك ُْم ْ ِفي‬
َ ‫طا‬ َ ‫َونَشَا‬
»‫َمتَى؟‬
“Wahai para Pemuda! Letakkanlah kekuatan kalian
di masa muda kalian, kesungguhan kalian di ketaatan
kepada Allah. Wahai sekalian orang tua! Hingga
kapan?!”26

Beliau mewasiatkan kepada para pemuda untuk


memanfaatkan kekuatan dan kesungguhan masa muda
dalam ketaatan kepada Allah dan mendekat kepadaNya.

Kemudian beliau berkata: “Wahai sekalian orang


tua! Hingga kapan?!” yakni hingga kapan kalian
menunggu dan tidak menggunakan hidup kalian dalam
ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla?![]

26
HR. Abu Nuaim 4/87 dalam Hilyatul Auliya.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 35
36 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-12
Diriwayatkan dari Firyabi, ia berkata:

ْ‫ب‬ َّ ‫ص ِلي ْث ُ َّْم ْيَ ْلت َ ِفتُْ ْ ِإلَى ْال‬


ِْ ‫شبَا‬ َ ُ‫ان ْالث َّ ْو ِريْ ْي‬
ُْ َ‫س ْفي‬
ُ ْ َْ‫َكان‬
»‫صلواْ ْاليَ ْو َْم؛ْفَ َمتَى؟‬ َ ُ ‫ْ« ِإذَاْلَ ْْمْت‬:‫ل‬
ُْ ‫فَيَقُو‬
“Sufyan Ats-Tsauri shalat lalu menolah kepada
para pemuda lalu berkata: ‘Jika kalian tidak shalat
sekarang, lantas kapan lagi?”27

Sufyan Ats-Tsauri mewasiatkan para pemuda


wasiat agung untuk mempergunakan masa mudanya
dalam ketaatan. Kapan pemuda tidak memanfaatkan
masa mudanya sujud kepada Allah, kelak akan masuk ke
masa ia sangat ingin melakukannya tetapi tidak mampu,
karena menjadi lemah dan sakit yang tidak
memungkinkannya besujud lagi. Oleh karena itu, ia
berkata: “Jika kalian tidak shalat sekarang, lantas kapan
lagi?”[]

27
HR. Abu Nuaim 7/59 dalam Hilyatul Auliya.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 37

Wasiat Ke-13
Diriwayatkan dari Robiah bin Kultsum, ia berkata:
Hasan menatap kami yang berada di sekelilingnya
sementara kami adalah pemuda lalu berkata:

ِْ ‫ب! ْأ َ َما ْت َ ْشتَاقُونَْ ْإِلَى ْ ْال ُح‬


ْ‫ور‬ َّ ‫َر ْال‬
ِْ ‫شبَا‬ َْ ‫«يَا ْ َم ْعش‬
ِْ ‫ْال ِع‬
»‫ين؟‬
“Wahai para Pemuda! Tidakkah kalian rindu
kepada bidadari?”28

Ini adalah motifasi indah dari Imam Al-Hasan Al-


Bashri mengingatkan para pemuda dengan kenikmatan
dan kelezatan Surga yang diantaranya adalah bidadari
nan jelita, agar bertambah giat dan semakin rindu kepada
Surga dan kenikmatannya. Jika hal ini tertancap pada hati
pemuda – setelah taufiq dari Allah – maka akan
mendorongnya menuju kesungguhan beramal Akhirat,
Allah berfirman:

َ ْ‫سعَىْلَ َها‬
ْْ‫س ْعيَ َها ْ َو ُه َْوْ ُمؤْ ِمن‬ ِ َْ‫نْأ َ َرا ْد‬
َ ‫اْلخ َر ْة َْ َو‬ ْْ ‫﴿ َو َم‬
ً ‫س ْعيُ ُه ْْمْ َم ْش ُك‬
﴾‫ورا‬ َ َْْ‫كْ َكان‬َْ ِ‫فَأُولَئ‬

28
HR. Ibnu Abid Dunya no. 312 dalam Sifatul Jannah.
38 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

“Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan


Akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-
sungguh sedang ia adalah Mukmin, maka mereka itu
adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.”
(QS. Al-Isro [17]: 19)[]
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 39

Wasiat Ke-14
Diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri, ia berkata:

ْ‫ف‬
َْ ‫س ْو‬ َْ ‫ب! ْ ِإيَّا ُك ْْم ْ َوالت َّ ْس ِو‬
َ ْ :‫يف‬ َّ ‫َر ْال‬
ِْ ‫شبَا‬ َْ ‫«يَا ْ َم ْعش‬
»‫ل‬ُْ ‫فْأ َ ْف َع‬ َ ْ،ُ‫أ َ ْف َعل‬
َْ ‫س ْو‬
“Wahai para Pemuda! Jauhilah menunda-nunda:
nanti kukerjakan, nanti kukerjakan!”29

Ucapan: “Jauhilah menunda-nunda,” ia adalah


penyakit yang merusak banyak pemuda, seperti ucapan
mereka: nanti kukan tobat, nanti kukan jaga sholatku,
nanti kukan berbakti... lalu tidak ia kerjakan, bahkan diulur
dan ditunda. Jika jiwanya terbetik bertaubat atau menjaga
shalat atau yang lainnya, maka penyakit itu muncul dan
memalingkannya dari kebaikan. Ia senantiasa menunda
dan menunda hingga hilang masa mudanya dan hilang
keemasan waktunya.

Sebagian mereka menunda taubat hingga


menjelang umur sekian dari usianya lalu kematian
menjemputnya sebelum ia sampai pada usianya
tersebut.[]

29
HR. Ibnu Abid Dunya no. 212 dalam Qishorul Amal.
40 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

Wasiat Ke-15
Diriwayatkan dari Hafshoh binti Sirin, ia berkata:

ْ‫ن ْأ َ ْنفُ ِس ُك ْْم ْ َوأ َ ْنت ُ ْْم‬


ْْ ‫ب! ْ ُخذُوا ْ ِم‬ ِْ ‫شبَا‬َّ ‫َر ْال‬ َْ ‫«يَا ْ َم ْعش‬
»‫ب‬ِْ ‫شبَا‬ َّ ‫لْفِيْال‬ َْ ‫ْفَإِنِيْ َواللَّ ِْهْ َماْ َرأَيْتُْْ ْال َع َم‬،‫شبَاب‬
ْ َّ ‫لْ ِإ‬ َ
“Wahai Pemuda! Pergunakanlah jiwamu di masa
muda, demi Allah, aku tidak melihat mampu beramal
kecuali di masa muda.”30

Ucapan: “aku tidak melihat mampu beramal


kecuali di masa muda,” yakni masa muda adalah masa
teragung untuk banyak berbuat kebaikan, yaitu jika
pemuda tersebut diberi taufik Allah biidznillah
memanfaatkannya. Namun, jika ia lalai dari masa muda
ini dan merusak masa muda ini dengan menuruti
kelezatan, syahwat, hajat jiwa, dan tuntutan-tuntutannya,
apalagi jika itu harom –semoga Allah menjauhkan kita
darinya- maka ia telah merugikan masa mudanya dan
masa depannya, seperti ucapan penyair:

30
HR. Al-Marwazi hal. 49 dalam Mukhtasar Qiyamil Lail.
Wasiat Salaf Untuk Pemuda 41

Menuruti hajat-hajat di masa muda adalah


kelezatan, tetapi di masa depan menjadi adzab.

Menuruti hajat-hajat di masa muda memang


nampak lezat dirasakan oleh pelakunya, namun ketika ia
sudah beranjak menua, ia mulai merasakan adzab (sakit
dan penyesalan), hal itu disebabkan efek yang
ditimbulkannya berupa hukuman yang pedih.

Masa muda adalah masa agung di kehidupan


seseorang, maka sudah selayaknya ia diberi perhatian
lebih, dan selayaknya memaksa diri dengan sungguh-
sungguh agar tidak terluput dari kebaikan dan
barokahnya, seraya meminta pertolongan kepada Allah,
dan senantiasa ingat bahwa Allah kelak akan bertanya
tentang masa mudanya pada hari ia berjumpa
denganNya.

Inilah yang mudah dikumpulkan dalam


pembahasan ini. Aku memohon kepada Allah yang Maha
Mulia pemilik Arsy yang agung dengan nama-namaNya
yang indah dan sifat-sifatNya yang tinggi agar memberi
kita taufik kepada apa yang dicintaiNya berupa ucapan
yang lurus dan amal shalih, dan memperbaiki seluruh
urusan kita, dan tidak menyerahkan diri kepada kita
sendiri meski sekejap mata, dan memberi petunjuk kita ke
42 Wasiat Salaf Untuk Pemuda

jalan lurus, dan semoga shalawat dan salam tercurah


kepada Rasulullah, keluarganya, dan para Sahabatnya.[]

Anda mungkin juga menyukai