Anda di halaman 1dari 156

PENERBIT

AL FATH MEDIATAMA

KITAB PEDOMAN
UPACARA AMALIYAH MANAQIB
TUANKU SYEKH ABDUL QODIR
Al JAELANI QS

PONDOK PESANTREN
DZIKIR AL FATH & MADZAS AL FATH
(Majlis Dzikir Aurod dan Sholawat Al Fath)

‫معهد العالى ذكر الفتح سوكابومى‬

I
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
MADZAS AL FATH.
KITAB PEDOMAN
UPACARA AMALIYAH MANAQIB
TUANKU SYEKH ABDUL QODIR JAELANI QS
Panduan Manaqib, Al Fath Mediatama. Cet, 5. Januari, 2020 M

JUDUL :
KITAB PEDOMAN
UPACARA AMALIYAH MANAQIB
TUANKU SYEKH ABDUL QODIR AL JAELANI QS

DESAIN & LAY OUT :


IKBAL MAULANA

GILANG RAMADHAN

PENERBIT :
AL FATH MEDIATAMA

ALAMAT :
Komplek Ponpes Dzikir Al Fath, Jl. Merbabu Perum Gading
Kencana Asri Blok G.5 RT 009 RW. 015 Kelurahan.
Karangtengah, Kecamatan. Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, Jawa
Barat, Indonesia. Kode Pos 43121

II
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
KATA PENGANTAR

Oleh : Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir Al Fath Kota Sukabumi


(Prof. DR. KH. Muhammad Fajar Laksana. SE., CQM., MM., Ph.D.)

Bismillahirrohmanirrahim, Alhamdulillahi Robbil Alamin,


Asyhadu Alla Ilaaha Illallah Waasyhadu Anna
Muhammadarrasulullah. Astagfirulloohal
Ghofuurorrohim, Alloohumma Sholli Alaa Sayyidina
Muhammadin Nabiyyil Ummiyyi Wa Ala Aalihi
Washohbihi Wasallim. Ilaahi Anta Maqshudi Wa Ridhooka
Mathluubi A’thini Mahabbataka Wa Ma’rifataka Laailaaha
Illallaah Sayyiduna Muhammadur Rasulullah SAW.

Alhamdulillah Wasyukrulillah, Puji Syukur Kehadirat Allah


SWT bahwasanya telah selesai Kitab Pedoman Upacara
Amaliyah Manaqib Tuanku Syekh Abdul Qodir Jaelani
QS. Semoga bisa menjadi pedoman untuk mengamalkan
Amaliyah Manakiban khususnya di Ponpes Dzikir Al Fath
dan Majlis-Majlis Cabang Madzas Al Fath.

Kitab Pedoman Upacara Amaliyah Manakib Waliyullah


Tuanku Syekh Abdul Qodir Jaelani QS adalah suatu Kitab
yang menjelaskan Riwayat Kesholehan serta
kekaromahan dari seorang Waliyullah yg tidak diragukan
lagi yaitu Tuanku Syekh Abdul Qadir Jaelani QS.

III
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Kita semua berdoa agar senantiasa bisa mendapatkan
jalan yag lurus, seperti Firman Allah SWT dalam Q.S Al
Fatihah ayat 6 dan 7 ;
ِْْ َ‫ِعلاْيه ِْمِ ا‬
‫ت ا‬‫ينِأانْ اع ْم ا‬ َّ
‫ِصارا اطِالذ ا‬6ِ‫اِ ْهد اَنِالصارا اطِالْ ُم ْستاق ايم‬
7ِ‫ي‬
ِ‫ِالضال ا‬
َّ ‫ِعلاْيه ْم اِواَل‬
‫ضوب ا‬
ُ ‫الْ ام ْغ‬
Artinya : "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan
(pula jalan) mereka yang sesat”.
Selain itu, agar kita bisa sampai kepada Allah SWT melalui
perantaraan kesholehan dan kekaromahan waliyullah.
Seperti diperintahkan oleh Allah dalam Q.S Al Maidah
ayat 35 ;

َّ ‫ِآمنُواِاتَّ ُقو‬
ِ‫اِاَّللا اِوابْتا غُواِإِلاْيهِالْ اوسيلاةا اِو اجاه ُدواِفِِ اسبيله‬ ‫ين ا‬ َّ
‫اَيِأايُّ اهاِالذ ا‬
ِ‫تُ ْفل ُحو اِن لا اعلَّ ُك ْم‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri
kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya
kamu mendapat keberuntungan”.

Pelaksanaan Amaliah Manakib dilaksanakan sesuai


perintah Allah SWT dalam Q.S Al Maidah ayat 35 yang
menyuruh kepada kita untuk bisa mencari wasilah atau
perantaraan yg bisa sampai kepada Allah SWT.
IV
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Maka Amaliah Manakiban ini merupakan amaliah yang
menjadi perantaraan kita sampai kepada Allah melalui
Nabi Muhammad dan para wali khususnya Tuangku Syekh
Abdul Qadir Jaelani QS.

Selanjutnya, Allah juga menjelaskan dalam Q.S Al Anbiya


ayat 107 ;

‫اكِإََّل اِر ْْحاةًِل ْل اعالام ا‬


ِ‫ي‬ ‫اواماِأ ْار اس ْلنا ا‬
Artinya: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.

Firman Allah itu menjelaska bahwa rahmat Allah


diturunkan kepada nabi Muhammad Saw untuk di berikan
kepada seluruh Alam semesta. Kemudian, Nabi
Muhammad SAW menyampaikan bahwa pewaris para
nabi itu ialah Ulama.

Maka Ulama bisa menjadi wasilah sampai kepada Nabi


Muhammad saw untuk bisa mendapat rahmat dari Allah
SWT. Karena para wali Allah adalah kekasih Allah yg
dicintai oleh Allah seperti yang dijelaskan dalam Q.S
Yunus ayat 62 ;
ِ‫ِياُنَزنُو ان‬
ِْ‫ِه ْم ا‬
ُ ‫ِعلاْيه ْم اِواَل‬
‫ف ا‬ٌ ‫ِخ ْو‬ َّ ‫أااَلِإ َّنِأ ْاوليااءا‬
‫ِاَّلل اَِل ا‬

V
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Artinya: "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati”.

Firman Allah SWT tersebut telah menyatakan adanya


kekasih Allah yaitu Para Wali yang dicintai oleh Allah.

Maka ini yang bisa menjadi wasilah sampai kepada Nabi


Muhammad SAW dan kemudian sampai kepada Allah
SWT. Ini merupakan tujuan dari pada Upacara Manakib
setiap bulan dilaksanakan di Ponpes Dzikir Al Fath dan
Cabang Majlis Madzas Al Fath.

Semoga kita semua bisa istiqomah dalam melaksanakan


Manakiban sehingga bisa mendapatkan Karomahnya dari
Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW dan Para Wali
Allah SWT, Amiin yra…

Sukabumi, 05 Januari 2021 M


Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath Kota Sukabumi

Prof. DR. KH. Muhammad Fajar Laksana, SE., CQM., MM., Ph.D

VI
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
TUANKU SYEKH ABDUL QODIR JAELANI QS
DI LINGKUNGAN PONPES DZIKIR AL FATH & MADZAS AL FATH

KATA PENGANTAR …………………………………………………….… III


DAFTAR ISI ……………………………………………………………….… VII
Oleh : Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir Al Fath Kota Sukabumi
(Prof. DR. KH. Muhammad Fajar Laksana, SE., CQM., MM., Ph.D)

1. Upacara Manaqib …………………………………………………..… 3


2. Janji Anggota Jam’ah ……….………….………………………….… 4
3. Adab Etika Jama’ah …………………………………….………….… 7
4. Ajaran Jama’ah ………………….………….….…………..…….…… 7
5. Ajaran Pemahaman Al-Qur’an …………………………….…… 8
6. Panduan Tawasul ……………………………………………..……… 9
7. Do’a Seribu Dinar ……………………………………………….…… 37
8. Manaqib Syekh Abdulqodir Al-Jaelani …………………..… 38
9. Do’a Manaqib …………………………………………………….… 142
10. Sholawat Bani Hasyim ……………………..………………… 145
11. Daftar Madzas Cabang Ponpes Dzikir Al Fath ……… 146

-2-
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
PELAKSANAAN UPACARA MANAQIB
SYEKH ABDUL QODIR JAELANI QS

Di Lingkungan Ponpes Dzikir Al Fath & Madzas Al Fath

1. Pembukaan : …………………………
2. Pembacaan Kalam Ilahi Q.S : ………………………...
3. Pembacaan Janji Anggota Jam’ah : …………………………
4. Pembacaan Adab Etika Jama’ah : …………………………
5. Pembacaan Ajaran Jama’ah : …………………………
6. Pembacaan Ajaran Pemahaman Al-Qur’an : ………….
7. Tawashul Umum : ………….
8. Pembacaan Do’a Seribu Dinar Dilanjutkan : ………….
9. Pembacaan Manaqib : ………….
10. Syekh Abdulqodir Al-Jaelani Ke ____ : ………….
11. Do’a Manaqib : ………….
12. Dakwah Islam : ………….
13. Pembacaan Sholawat Bani Hasyim : ………….

-3-
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
JANJI ANGGOTA JAMA’AH

A. JANJI ANGGOTA JAMA’AH


Demi Allah Saya berjanji :
1. Akan berjuang menguatkan Agama Allah
dimanapun berada.
2. Akan berjuang membesarkan agama Allah
dimanapun berada.
3. Akan bejuang bertasbih dan berdzikir dimanapun
berada.

B. VISI JAMAAH
Memperjuangkan Al-Quran dan Sunnah Rasul,
Memahami, Mengajarkan, Mengamalkan,
Menegakan, Membangun, Mengagungkan, Menjaga,
Memelihara Kalimah Allah dan Sunnah Rasul.

C. MISI JAMAAH
1. Membangun Ta’lim, Dzikir dan jihad yaitu
Membangun tempat kajian ilmu (Ta’lim), tempat
pemelihara Qolbu (Dzikir), dan tempat peneguh
hati untuk berjuang (jihad)
2. Membangun jama’ah dan mengajarkan metode
Bashorun Fuadun yaitu mengembangkan dan
mengajarkan metode hidup dalam sistem dzikir.
-4-
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
3. Membuktikan alam musyahadah yaitu meneliti,
memahami, merasakan, meyakini adanya
kekuasaan Allah dalam hidup kita dan kehidupan
alam semesta.
4. Menegakan Dinul Islam yaitu mengembangkan
ajaran islam sebagai sistem tatanan hidup sosial
budaya manusia.
5. Membangun Qoriyah Thoibah Mubarokah (QTM),
Membangun lingkungan yang baik dan barokah
berlandaskan kepada ajaran islam dengan
membangun pendidikan formal dan nonformal
serta sistem ekonomi zakat yang menyatu dengan
Majlis dan Masjid sehingga terwujudnya sistem
tatanan hidup sosial budaya masyarakat islami.

D. TUJUAN JAMAAH
“Illahi Anta Maqsudi Waridhoka Mathluubi A’thinii
Mahabbataka Wama’rifataka”.
Artinya : “Ya Tuhanku hanya Engkaulah yang ku
maksud dan keridhoan_Mu lah yang ku cari berilah
aku kemampuan untuk bisa mencintai_Mu dan
Ma’rifat kepada Mu”.

-5-
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
E. KODE ETIK JAMAAH
1. Perjuangkan Alquran dan Sunnah Rasul
2. Hormati dan taati peraturan Agama dan Negara
3. Hormati setiap Ulama
4. Mau hidup berjamaah dalam sistem dzikir, aktif
mengikuti kegiatan atau orientasikan hidup dalam
Jamaah.
5. Jangan memeriksa dan mengoreksi ajaran orang
lain yang bersumber kepada Al Quran dan Sunnah
Rasul.
6. Jangan mudah sakit hati dan tersinggung
sehingga berhenti mencai ilmu dan bekerja.

F. MOTO HIDUP JAMAAH

“Hidup Mulia dalam Sistem Dzikir ( Al Qur’an)”

-6-
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
HUKUM ADAB ETIKA JAMAAH

Hukum Adab Etika Jam’ah Ada Lima ( 5 ) Peraturan :


1. Menjauhi Larangan Allah.
2. Dilarang Mengoreksi Ajaran Yang Sudah Di Tentukan.
3. Harus Bisa Menjaga Nama Baik Jama’ah.
4. Dilarang Menambah-Nambahkan Ajaran Jama’ah.
5. Dilarangan Membandingkan Jama’ah Dengan Jama’ah
Orang Lain.

AJARAN JAMA’AH

Ajaran Jama’ah Terdiri Dari Tujuh ( 7 ) Ajaran :

1. Menjalankan Ajaran Al-Qur’an Dan Sunah Rosul


2. Belajar Memahami Al-Qur’an
3. Bertawasul Tauhid
4. Pensucian Diri Dengan Tauhid
5. Berdzikir Tauhid
6. Ritual Tauhid
7. Melaksanakan Shalat – Shalat Sunnat

-7-
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
AJARAN PEMAHAMAN AL-QUR’AN

Ajaran Pemahaman Al-Qur’an Terdiri Dari Tiga ( 3 ) Bagian :

YANG PERTAMA :
 Memahami Al-Qur’an Karena Al-Qur’an Sebagai
Pedoman Hidup Kita.

YANG KEDUA :
 Menafsirkan Al-Qur’an Harus Berdampak Dalam
Kehidupan.

YANG KETIGA :
 Memahami Al-Qur’an Harus Berdasarkan Petunjuk.

-8-
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
TAWASUL UMUM

ٍ ‫ىُِم َّم‬
ِ‫ِعلاْيه اِو اسِلَّ ام‬ ‫ى‬ َّ
‫صطا ىف ُا ا ُ ا‬
‫ىِاَّلل‬ِ
‫ل‬ ‫ِص‬ ‫د‬ ْ ‫ضارةِِالنَّبِالْ ُم‬ ‫﴾ِا ىٰل ا‬۱﴿
ْ ‫ِح‬
ِ‫َِ اخ الِفِِباْيته‬
‫اهلِباْيته اِول ام ْن ا‬ ْ ‫او اع ىلىِاىله اِوا‬
ِْ ‫ص ىحبه اِوا ْزاواجه اِوذُرََّيته اِوأ‬
‫ِشي ٍء ى‬
ِ...ُ‫َِّللِ اَلُُمِالْ افاِتاة‬ ْ ‫ِ ُك ُّل ا‬,‫ي‬ ‫اْجاع ْ ا‬
ْ‫أ‬
“Ilaa hadrotin nabiyyil musthofaa Muhammadin
Shollalloohu ‘Alaihi Wa sallam wa‘alaa Aalihii wa
Ashhabihii wa Azwaajihii wa Dzurriyyaatihii wa Ahli
Baitihii wa Liman dakhola fii Baitihii ajma ‘iin, kullu syai'in
lillahi lahum”, Al-Faatihah… 1X
Yaa Allah semoga disampaikan pahala bacaan Faatihah ini
kehadapan Nabi Besar Muhammad Saw dan kepada
keluarga, sahabat, istri, anak cucu dan Ahli Baitnya dan
bagi siapa saja yang masuk di dalam rumahnya. Segala
sesuatu hanya milik Alloh, untuk mereka (kami)
hadiahkan Al-Faatihah... 1X

ِ‫اِوائ َّماتِنااِأاِبِبا ْك ٍر اِو ُع امار اِو ُعِثْ اما ان‬


‫اِوام اوالْي نا ا‬ ‫﴾ِ ُُثَِّا ىٰلِا ْراواح ا‬۲﴿
‫ِس ااَاتنا ا‬
ِ‫يِ اَلُْم‬
‫ي اِو اباب ِالتَّابعِ ا‬ َّ ‫او اعل َِّيِ اوا ىٰلِباقيَّة‬
‫ِالص احاباة اِوالْ اقاراباة اِوالِتَّابع ْ ا‬
...ُ‫ِشايْﺀٌِ ىَّللِِ اَلُُمِالْ اِفاِتاة‬,‫انِا ىٰلِيا ْومِالديْن‬ ٍ ‫ِبحس‬
‫ْا‬

-9-
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
“Tsumma ilaa arwaahi Saadaatinaa wa mawaaliinaa, wa
a'immatinaa Abii Bakrin wa ‘Umar wa ‘Utsmaan wa
‘Aliyy, wa ilaa baqiyyatish shohaabati wal qoroobati wat
taabi’iin wataabi’it taabi’iin lahum bi ihsaanin ilaa yaumid
diin”.
Syaiun lillaahi lahum, Al Faatihah… 1X
Artinya: Semoga disampaikan kepada ruh-ruh para
pembesar kita dan kepada yang mengurus kita dan
kepada para imam kita sekalian yakni Abu Bakar, Umar,
Utsman, dan Ali dan kepada semua sahabat dan kerabat,
kepada taabi’iin yang berbuat kebajikan hingga hari
kiamat. Segala sesuatu hanya milik Allah, untuk mereka
(kami) hadiahkan, Al Faatihah… 1 X

ِ‫ي اِوا ىٰل‬ ْ ‫﴾ِ ُُثَِّا ىٰلِأ ْاراواحِاى اَبئه اِواَُّم اهاته اِوا ْخ اوانهِمِ ان‬۳﴿
ِ‫ِاْانْبيااء اِوالْ ُم ْر اسل ْ ا‬
ِ,‫ِمْي اكائل‬,‫اِم اَلئ اكةاِج ْْيْل‬
‫ص ا‬ ًِ ‫ص ْو‬
ُ ‫ِخ‬
ُ ‫ي‬‫ي اِوالْ اكُرْوبي ْ ا‬
‫الْ ام اَلئ اكةِالْ ُم اقَّرب ْ ا‬
ِ,‫ْ اوان‬
ْ ‫ِر‬,ِ‫ِمال‬,
‫ِعاتِد ا‬,
‫ِ اراقب ا‬,‫ِ اَنكر‬,‫ِ ُمْن اكر‬,‫ا ْجارائْيل‬,‫ا ْسارافْيل‬
ِ‫اص احابِ ُك ٍِلِ اوا ىٰل ُِرْوحِأابْي نااِاى اَ اِم‬
ْ ‫ي اِواىلِ ُك ٍل اِوأ‬
‫الصاِل ْ ا‬
َّ ‫ُّه اداء اِو‬‫اوالش ا‬
‫ِشي ٍء ى‬
ِ‫َِّللِ اَلُُِم‬ ‫ى‬
ْ ‫اس الِباْي نا ُه اماِاٰلِيا ْومِالدِيْنِ ُك ُّل ا‬
‫اِه اواءا اِواماتانا ا‬
‫اوأُمنا ا‬
...ُ‫الْ افاِتاة‬

- 10 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
“Tsumma ilaa arwaahi Aabaaihii wa Ummahaatihi wa
Ikhwaanihii Minal anbiyyaa'i wal Mursaliin wa ilal
Malaaikatil Muqorrobiin wal Karuubiyyiina Khusushan
Jibril.Mikail.Isrofil.Izroil.mungkar. nakir.rakib.atid.malik
ridwan. Wasy Syuhadaai wash Shoolihiin. Wa aali kullin
wa Ashhaabi kullin, wa ilaa ruuhi Abiinaa Adam wa
Umminaa Hawaa, wamaa tanaasala bainahumaa ilaa
yaumid diin.
Kullu sya'in lillaahi lahum”, Al-Faatihah… 1X
Semoga disampaikan kepada ruh dari ayah-ayahnya,
saudara-saudaranya dari para Nabi, Para Rasul dan
Malaikat Muqorrobin dan mereka yang mati syahid dan
kepada para solihin dan keluarganya dan para sahabatnya
dan kepada ruhnya bapak sekalian yakni nabi Adam dan
ibu kita sekalian yakni Siti Hawa dan keturunan dari
keduanya hingga hari kiamat.
Segala sesuatu hanya milik Alloh, untuk mereka (kami)
hadiahkan, Al-Faatihah… 1X

ِ‫اعةِح ْك اماكيَّةِالْ افِْت ْح‬


‫ِْجا ا‬ ‫﴾ِ ُُثَِّا ىٰل ا‬٤﴿
ِ‫ِْجْي ِالْ ُعلا اماءِا ْهلِالذ ْكرِم ْن ا‬
ِ‫ي‬
ِ‫ِاْا ْعمامِقُطُبِالْ اعالامِ ْ ا‬
ِ ْ ‫ِاْ ْاوليااءِ اَ ْوث‬
ْ ‫ِس ْلطاان‬
ُ ‫ضارة‬ ‫صاِا ىٰل ا‬
ْ ‫ِح‬ ً ‫ص ْو‬ ُ ‫ُخ‬
‫َّس ى‬
ُُِ‫ِاَّللُِسَّر‬ ِ‫ِاْلاْي اَلِنِقاد ا‬
ْ ‫ِعْب ُدِالْ اقاَر‬
‫السيدِالشَّْيخ ا‬
َّ
- 11 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
‫َِهِْاُنَزِْةِفاانْ ُس ْوري‬
‫السيدِالشَّْيخ ا‬
‫او َّ‬
‫ِالس ِْواِم ِطْاراِنِ‬
‫سِالدِيْ ْن ُِّ‬
‫السيدِالشَّْيخِ اَشْ ُ‬
‫او َّ‬
‫ِالران ْْ ْيِ‬
‫ورِالديْن َّ‬
‫السيدِالشَّْيخِنُ ُ‬
‫او َّ‬
‫فِالْ اما اك اشارى‬
‫وس ْ‬
‫السيدِالشَّْيخِيُ ُ‬
‫او َّ‬
‫بِ‬
‫ِخاط ْ‬
‫السيدِالشَّْيخِا ْْحا ْد ا‬
‫او َّ‬

‫السيدِالشَّْيخِكيااِيِطاْل اح ِةا‬
‫او َّ‬
‫ِعْب ُدِالْ ُمع ْيِ‬
‫السيدِالشَّْيخ ا‬
‫او َّ‬
‫ُص ْوَل ْم اِوفُ ُرْوعه ْم اِوا ْهلِس ْلسلاته ْم اِوالْ ُِعلا اماءِا ْهلِالذ ْكرِ‬
‫اوأ ُ‬
‫ِمديْر اِم ْع اهدِالْ اعاٰلِِذ ْك ْرِالْ افْت ْحِكيااهىِ‬
‫صاِا اٰل ُ‬
‫ص ْو ً‬
‫ِخ ُ‬
‫ضارة ُ‬
‫ِح ْ‬
‫اوا اٰل اِ‬
‫اج ْار اَِل ْك اسا اَن‪ِ,‬الْ افاِتاةُ‪...‬‬
‫ُِما َّم ْدِفا ا‬
‫اج اِرَيْ ْن ُ‬
‫اِلا ْ‬
‫ْ‬
‫‪Tsumma Ilaa Jamiil Ulamai Ahli Dzikri Min Jama’ah‬‬
‫‪Hikmakiyyati Al-Fath, Khushuushon Ilaa Hadhroti ...‬‬
‫‪1. Sulthoonil Auliyaa'i Ghautsil A’zhom Quthbil ‘Aalamiina‬‬
‫‪Sayyidisy Syekh Muhyiddin Abdul Qodir Al Jaelani‬‬
‫‪Qaddasalloohu Sirrohu,‬‬

‫‪- 12 -‬‬
‫‪KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB‬‬
2. Wa Sayyidisy Syekh Hamzah Fansyuri
3. Wa Sayyidisy Syekh Syamsudin Al Sumatrani
4. Wa Sayyidisy Syekh Nurudin Al Raniri
5. Wa Sayyidisy Syekh Yusuf Al Makasyari
6. Wa Sayyidisy Syekh Akhmad Khatib
7. Wa Sayyidisy Syekh Kyai Tolhah
8. Wa Sayyidisy Syekh Abdul Muin
Wa Ushuulihim Wa Furuu'ihim Wa Ahli Silsilatihim
Wal Ulamaai Ahli Dzikri, Wa Ila Hadrati Khususon Ila
Mudiiri M’hadil Ali Dzikir Al Fath,
9. Al-Mukarrom KH. Raden Muhammad Fajar Laksana, Al
Fatihah… 1X

ِ,‫اعةِالْ افْت ْحِالُُّنَزاماِر‬


‫ِْجا ا‬ ‫﴾ِ ُُثَِّا ىٰل ا‬٥﴿
ِ‫ِْجْي ِالْ ُعلا اماءِا ْهلِالذ ْكرِِم ْن ا‬

ِ‫ِاَلا ْوليااءِِ اشْي ُِخِ ُُمدِيْن‬


ِ ْ ‫ِس ْلطاان‬
ُ ‫ِسيد اَن اِوام ْواَِل اَن‬
‫ضارة ا‬ ‫صاِا ىٰل ا‬
ْ ‫ِح‬ ً ‫ص ْو‬
ُ ‫ُخ‬
ُُِِ‫َّسِهللاُِسَّر‬
‫ِجْي اَلنِِقاد ا‬
‫اعْب ُدِالْ اقاَر ا‬
َِ‫اشْي ِْخِاِبِقااسمِ ُجنا ْيدِالْبا ْغ ادا‬

‫اشْي ْخِابُوِياُنَزيْدِالْبُ ْسطاامى‬

‫َِشْسى‬
‫َِب اَب ا‬
‫اشْي ْخ ا‬
- 13 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
‫ِبااءُِالديْنِالنَّ ْق اسبا ْندى‬
‫اشْي ْخ اِ‬

‫يِ اِس اقطى‬


‫اشْي ْخِسِر ِْ‬

‫اشْي ِْخِ ام ْعُرْوفِِاِلْ ُِك ْرفِ‬

‫ِاِلاْرقاانِ‬
‫ِح اسان ْ‬
‫اشْي ْخِاِب ا‬
‫ِي ايِ‬
‫سِب ْن اْ‬
‫ِج اَل ُلِالديْنِيُ ْونُ ْ‬
‫اشْي ْخ ا‬
‫َِهْاُنَزْةِ‬
‫ِسي ْد ا‬
‫اشْي ِْخِام ْرِ اك ْواَلِب ْن ا‬
‫سِالديْنِا ْْحا ْدِ‬
‫اشْي ِْخِ اَشْ ُ‬
‫ِالسيُ ْوطى‬
‫اشْي ِْخِ اج اَل ُلِالديْن ُّ‬
‫َِساْرقا ْندى‬
‫ِعبا ْيدِهللا ا‬
‫صُرِالديْن ُ‬
‫اشْي ِْخِنا ْ‬
‫ِش ْعارنِ‬
‫اشْي ِْخِ اعْب ُدِالْ اوَّهاب ا‬
‫َِساْرقا ْندى‬
‫اشْي ِْخِ ام ْواَل اَن اِمالِِابْ اراهْي ام ا‬
‫َِساْرقا ْندى‬
‫اشْي ِْخِ ُُما َّم ْدِ اك او اج ْه ا‬

‫‪- 14 -‬‬
‫‪KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB‬‬
‫ُِما َّم ْدِالبااقىَِبللِ‬
‫اشْي ِْخِ ُُمىِالديْن ُ‬
‫ِالرََّبنِ‬
‫اشْي ِْخِا امام َّ‬
‫اشْي ِْخِ اَةُِ اك ْهفِ‬

‫فِه اداياةُِهللاِ‬
‫ِشريْ ِْ‬
‫اشْي ِْخِ ام ْواَل اَن ا‬
‫ِخال افةُِهللاِ‬
‫اشْي ِْخِ ام ْواَل اَن ا‬
‫ضارةِ‬ ‫ص ْوَل ْم اِوفُُرْوعه ْم اِوأ ْاهلِس ْلسلاته ْم اِوالْ ُِعلا اماءِا ْهلِالذ ْكرِا ىٰل ا‬
‫ِح ِْ‬ ‫اواُ ُ‬
‫اج ْارِ‬
‫ُِما َّم ْدِفا اِ‬
‫اج اِرَيْ ْن ُ‬
‫اِلا ْ‬
‫اعةِالْ افْت ْحِالُُّنَزامارِكيااهىِ ْ‬
‫ِْجا ا‬
‫صاِِبُديْر ا‬‫ص ْو ً‬ ‫ُخ ُ‬
‫َِّللِ اَلُُمِالْ افاِتاةُ‪...‬‬ ‫ِشي ٍء ى‬
‫اَل ِْك اسا اَن‪ُ ِ,‬ك ُّل ا ْ‬
‫‪Tsumma Ilaa Jamiil Ulamaai Ahli Dzikri Min Jamaati Al‬‬
‫‪Fath Zumar,‬‬
‫… ‪Khushuushon Ilaa Hadhroti‬‬
‫‪1. Sayyidina Wa Maulana Sultonil Aulia Syekh Muhiddin‬‬
‫‪Abdul Qodir‬‬
‫‪Al Jaelani‬‬
‫‪2. Syekh Abi Qasim Junaidi AlBagdadi‬‬
‫‪3. Syekh Abu Yazid Albusthomi‬‬

‫‪- 15 -‬‬
‫‪KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB‬‬
4. Syekh Baba Syamsi
5. Syekh Bahauddin Naqsabandi
6. Syekh Sirri Sakoti
7. Syekh Ma’rufi Kurfi
8. Syekh Abi Hasan Harqoni
9. Syekh Jalaludin Yunus Bin Yahya
10. Syekh Amir Kaula Bin Sayyid Hamjah
11. Syekh Syamsudin Ahmad
12. Syekh Jalaludin Assuyuti
13. Syekh Nasrudin Ubaidilah Samarkondi
14. Syekh Abdul Wahab Sya’roni
15. Syekh Maulana Malik Ibrahim Samarkondi
16. Syekh Muhammad Kawajah Samarkondi
17. Syekh Muhiddin Muhammad Al Baqi Billah
18. Syekh Imam Rabbani
19. Syekh Datuk Kahfi
20. Syekh Maulana Syarif Hidayatullah
21. Syekh Maulana Khalifatullah

- 16 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
‫‪Wa Ushuulihim Wa Furuu‘Ihim Wa Ahli Silsilatihim Wal‬‬
‫‪Ulamaai Ahli Dzikri, Wailaa Hadroti Khususon Ila Mudiiri‬‬
‫‪Jamaah Al Fath Zumar, Al-Mukarrom KH. Raden‬‬
‫‪Muhammad Fajar Laksana, Al Faatihah… 1X‬‬

‫ِْجْي ِالْ ُعلا اماءِللِتا اع ااٰلِفِِالْ ام اشار اِوالْ ام ْغربِ‬


‫ضارة ا‬
‫ِح ِْ‬
‫﴿‪ ِ﴾٦‬اوا اٰل ا‬
‫ضارِة‬
‫ِح ِْ‬
‫صاِا اٰل ا‬
‫ص ْو ً‬
‫ِ ُخ ُ‬
‫ِ(شْي ْخ اِم ْواَل اَن اِمالِِابْ اراهْي ام)‬
‫ِ ا‬ ‫ُس ْو اَن ْنَِاراس ْ‬
‫ِ(رَيْ ْنِا ْْحا ْد اِر ْْحاةُِهللا)‬
‫ُس ْو اَن ْنِا ْمفْي ْل ا‬
‫ِهاش ْم)‬
‫فِالديْن ا‬
‫ِشريْ ُ‬
‫ِ(رَيْ ْن ا‬
‫ات ا‬‫َِ ار اج ْ‬
‫ُس ْو اَن ْن ا‬
‫ِ(رَيْ ْنَِماْ ُد ْوْمِابْ اراهْي ْم)‬
‫ُس ْو اَن ْنِبُ ْو اَننْ ْغ ا‬
‫ِشهْي ْد)‬
‫اِ(رَيْ ْن ا‬
‫ِجو َُو ا‬
‫ُس ْو اَن ْنِ اكاٰل ُ‬
‫فِه ادياةُِهللاِ)‬
‫ىِ(رَيْ ِْنِ اشريْ ْ‬
‫ِجات ا‬
‫ُس ْو اَن ْنِ ُك ْونُ ْونْ ْغ ا‬
‫يِالْياق ْي)‬
‫ِع ْ ُِ‬
‫ُِما َّم ْد ا‬
‫فُ‬ ‫ِشريْ ْ‬
‫ىِ(رَيْ ْنِفاا ُك ْو ا‬
‫ُس ْو اَن ْنِك ْْ ا‬

‫‪- 17 -‬‬
‫‪KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB‬‬
)‫ِالصديْ ْق‬
َّ ‫ِج ْع افار‬
‫ِ(شْي ُخ ا‬
‫س ا‬ ْ ‫ُس ْو اَن ْنِ ُك ْوَُ ْو‬
)‫ِسعْي ْد‬
‫ِع ام ْار ا‬
ُ ‫ِ(رَيْ ْن‬
‫ِم ْوراَي ا‬
ُ ‫ُس ْو اَن ْن‬
...‫ِشْي ٌئِللِ اَلُُمِالْ اِفاِتاِْة‬,
‫ي ا‬ ‫بِالْ اعالام ْ ا‬
َّ ‫َِي اِر‬
‫يا‬ ْ ْ ‫اوب ااْاكاِت ْم اِوب اكاراماِت ْمِام‬

Wa Ilaa Hadoroti Jamii’I ‘Ulamaai Lillahi Ta’ala Fil


Masyariqi Wal Maghribi Khushuson Ilaa Hadoroti :
1. Sunan Gresik (Syek Maulana Malik Ibrahin
2. Sunan Ampel (Raden Ahmad Rahmatulloh)
3. Sunan Drajat (Raden Syarifuddin Hasyim)
4. Sunan Bonang (Raden Machdum Ibrahim
5. Sunan Kalijogo (Raden Syahid)
6. Sunan Gunung Jati (Raden Syarif Maulana Hidayatullah)
7. Sunan Giri (Raden Paku Syarif Muhammad ‘Ainul Yaqin)
8. Sunan Kudus (Syaid Ja’far Shodiq)
9. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Wa Bibarokatihim Wa Bikaromatihim Amiin Yaa Robbal
‘Alamiina, Syaiulillahum —– Al Fatihah… 1X

- 18 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
‫ضارِة‬
ْ ‫ِح‬
‫صاِا اٰل ا‬
ً ‫ص ْو‬
ُ ‫ِ ُخ‬,‫ِْجْي ِالْ ُعلا اماءِللِتا اع ااٰل‬
‫ضارة ا‬
ْ ‫ِح‬
‫﴾ِوا اٰل ا‬
‫ ا‬٧﴿ :
................ ‫ ب ِْن‬.................

................ ‫ ب ِْن‬.................

...ِ‫اشْي ٌئِللِ اَلُُمِالْ افاِتاِْة‬


Wa Ilaa Hadloroti Jamii’i ‘Ulamaai’ Lillahi Ta’ala.
Khushuson Ilaa Hadloroti :
..............bin...........
...............bin..........
Syaiulillahi Lahum Al Fatihah… 1X
(Sebutkan Nama Guru-Guru Kita Para Ulama Yg Masiha
Ada dan Yg Sudah Meninggal).

- 19 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
ِ‫صاِا اٰل‬
ً ‫ص ْو‬
ُ ‫ِخ‬
ُ ‫ي اِوالْ ُِم ْسل امات‬
‫ىِوالْ ُم ْسلم ْ ا‬
‫ضارةِاِب اِواُم ا‬
ْ ‫ِح‬
‫﴾ِ اوا اٰل ا‬٨﴿
:ِِ‫ضارة‬
ْ ‫اح‬
................ ‫ ب ِْن‬.................

................ ‫ ب ِْن‬.................

ِ‫ اشْي ٌئِللِ اَلُُمِالْ افاِتا ْة‬...


Wa Ilaa Hadloroti Abi Wa Ummi, Wal Muslimina Wal
Muslimati Khushuson Ilaa Hadloroti :
..............bin...........
...............bin..........
Syaiulillahi Lahum Al Fatihah… 1X
(Sebutkan Nama Orang Tua Kita dan Saudara Kita yang Masih Ada).

:ِ‫صا‬
ً ‫ص ْو‬
ُ ‫ِخ‬
ُ ‫﴾ِوا اٰلِا ْراواح ْي‬
‫ ا‬٩﴿ :
................ ‫ ب ِْن‬.................

................ ‫ ب ِْن‬.................

...ِ‫اشْي ٌئِللِ اَلُُمِالْ افاِتاِْة‬


- 20 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Tsuma Ilaa Arwahi Khushuson:
..............bin...........
...............bin..........
Syaiulillahi Lahum Al Fatihah… 1X
(Sebutkan nama orang tua kita saudara kita yg sudah
meninggal).

ِ‫ي‬ ‫ي اِوالْ ُم ْؤمِناات اِوالْ ُم ْسلم ْ ا‬ ‫﴾ُِثَِّا ىٰلِأ ْاراواح ا‬


‫ِْجْي ِالْ ُم ْؤمن ْ ا‬ ُ ۰۱﴿
ِ‫ِاْ ْارِِا ىٰل‬ ْ ِ ‫احيااءِمْن ُه ْم اِو ْاْ ْام اواتِم ْن اِم اشار‬
ْ ْ‫ِا‬
ْ ‫والْ ُم ْسلِ امات‬
ٍ ‫ٰلِقا‬
ِ ‫افِم ْنِلَّ ُد ْنِاى اَ امِا ى‬
ِ‫ٰل‬ ِ ‫افِا ى‬ٍ ‫مغاارباِمن اَِيينهاِا ىٰلَِشاَلاِومنِقا‬
ْ ‫ا اا‬ ‫ا ا ْ ْا‬
‫ئِ ى‬
...ُِ‫َِّللِ اَلُُمِالْ افاِتاِة‬ ٍ ‫ِشْي‬
‫يا ْومِالْقيا اامةِ ُك ُّل ا‬
"Tsumma ilaa arwaahi jamii’il mu’miniina wal mu’minaat,
wal muslimiina wal muslimaat al ahyaa'i minhum wal
amwat, min masyaariqil ardhi ilaa maghooribihaa min
yamiinihaa ilaa syimaalihaa, wamin Qoofin ilaa Qoofin,
milladun Aadam ilaa yaumil Qiyaamah. Kullu sya'in lillaahi
lahum", Al Faatihah…
Artinya: Semoga disampaikan kepada seluruh saudara-
saudara kami, baik mukminin maupun muslimah, dan
muslim serta muslimah. Baik yang masih hidup maupun

- 21 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
yang sudah meninggal dunia mulai dari timur hingga
barat dunia, dari selatan hingga utara dunia, dan dari
Gunung Qaf ke Gunung Qaf, mulai dari Adam sampai hari
kiamat. Segala sesuatu hanya milik Allah, untuk mereka
(kami) hadiahkan,
Al Fatihah… 1X

‫اَلاىلهاِإََّل ى‬
ْ ‫ِاَّللُ اِو ىاَّللُِأا ْك اُْ اِو ىَّلل‬
ِ﴾﴿: ‫ِاِلا ِْم ُِد‬
Laa ilaaha illallohu walloohu Akbaru wa Lillaahil hamdu.
"Tiada tuhan selain Alloh, Dia-lah yang Maha Besar dan
hanya bagi-Nya segala puji".

BACA Q.S AL IKHLAS 5 Kali

ِ‫ِ اواَلِْيا ُكنِلَِّهُۥِِ ُك ُف ًواِأ ا‬,‫ِ اَلِْيال ْد اِواَلِْيُوِلا ِْد‬,‫لص ام ُِد‬


.‫اح ٌِد‬ َّ ‫َّللُِٱ‬
َِّ ‫ِٱ‬,‫اح ٌِد‬
‫َّللُِأ ا‬
َِّ ‫ِه اوِٱ‬
ُ ‫قُ ْل‬
‫اَلاىلهاِإََّل ى‬
ْ ‫ِاَّللُ اِو ىاَّللُِأا ْك اُْ اِو ىَّلل‬
ِ‫ِاِلا ْم ُد‬
Laa ilaaha illallohu walloohu Akbaru wa Lillaahil hamdu.
"Tiada tuhan selain Alloh, Dia-lah yang Maha Besar dan
hanya bagi-Nya segala puji".

- 22 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
BACA Q.S AL FALAQ 1 Kali

,‫ب‬
ِ‫اِوقا ا‬ ٍ
‫نِشرِ اَاسقِإ اذ ا‬
ِ‫ِ اوم ا‬,‫اِخلا اِق‬
‫نِشر اِم ا‬
‫ِم ا‬,ِ‫قُ ْلِأاعُوذُِباربِٱلْ افلاق‬
.‫اِح اس اِد‬‫ذ‬
‫ا‬ ‫ِإ‬ ٍ ِ‫ ومنِشرِحاس‬,ِ‫ومنِشرِٱلن ىََّّف ىثتِِفِٱلْع اقد‬
‫د‬
‫ا‬ ‫ُ ا ا ا‬ ‫ا‬ ‫ا ا‬
‫اَلاىلهاِإََّل ى‬
ْ ‫ِاَّللُ اِو ىاَّللُِأا ْك اُْ اِو ىَّلل‬
ِ‫ِاِلا ْم ُد‬
Laa ilaaha illallohu walloohu Akbaru wa Lillaahil hamdu.
"Tiada tuhan selain Alloh, Dia-lah yang Maha Besar dan
hanya bagi-Nya segala puji".

BACA Q.S ANNAS 1 Kali

‫ِم ا‬,ِ‫ِإىلاهِٱلنَّاس‬,ِ‫ِ املِِٱلنَّاس‬,ِ‫قُ ْلِأاعُوذُِباربِٱلنَّاس‬


ِِ‫نِشرِٱلْ او ْس اواس‬
.ِ‫ م انِٱ ْْلنَّةِِاِوٱلنَّاس‬,ِ‫ِص ُدورِٱلنَّاس‬
ُ ‫سِف‬ َّ
ُ ‫ِٱل ُ ا‬,ِ‫ٱ ْْلانَّاس‬
‫و‬ ‫س‬
ْ ‫و‬ ‫ي‬ ِ ‫ى‬‫ذ‬

‫اَلاىلهاِإََّل ى‬
ْ ‫ِاَّللُ اِو ىاَّللُِأا ْك اُْ اِو ىَّلل‬
ِ‫ِاِلا ْم ُد‬
Laa ilaaha illallohu walloohu Akbaru wa Lillaahil hamdu.
"Tiada tuhan selain Alloh, Dia-lah yang Maha Besar dan
hanya bagi-Nya segala puji".

- 23 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
‫‪BACA Q.S AL FATIHAH 1 Kali‬‬

‫ي‪ِ,‬ٱ َّلر ْ ى‬
‫ْحانِِٱ َّلرحِيمِ‪ِ,‬‬ ‫َّللِٱ َّلر ْ ى‬
‫ْحانِِٱ َّلرحيمِ‪ ,‬ٱ ِْلا ْم ُِدِ ََّّلل اِربِِٱلْ ىاعلام اِ‬ ‫ب ْسمِِٱ َِّ‬
‫طِ‬
‫ي‪ِ,‬ٱ ْهد اَِنِٱلص ىار اِ‬
‫امىلِِيا ْومِٱلدينِ‪ِ,‬إ ََّي اكِنا ْعبُ ُد اِوإ ََّي اكِنا ْستاعِ ُِ‬
‫ضوبِِ اعلاْيه ْم ِاِواَلِ‬
‫ِعلاْيه ْمِ اَ ِِْْٱلْ ام ْغ ُ‬
‫ت ا‬ ‫يم‪ِ,‬ص ىار اطِٱلَّذ اِ‬
‫ينِأانْ اع ْم ا‬ ‫ٱلْ ُم ْستاق اِ‬
‫ي‪.‬‬
‫لضآل اِ‬
‫ٱ َّ‬
‫‪BACA Q.S AL BAQOROH Ayat 1-5, 1 Kali‬‬

‫ي‪ِ,‬ٱلَّذ اِ‬
‫ينِيُ ْؤمنُو اِنِ‬ ‫ِۛه ًدىِل ْل ُمِتَّق اِ‬
‫بِِۛفيهِ ُ‬ ‫ي‬
‫ْ‬‫ِر‬ ‫َل‬
‫ا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ب‬ ‫ى‬
‫ت‬
‫ا‬ ‫ك‬‫ل‬
‫ْ‬ ‫ٱ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ا‬ ‫ل‬ ‫آَِلٓ‪ ,‬ى‬
‫ذ‬
‫ا‬
‫ا‬ ‫ا‬ ‫ُ‬
‫ينِيُ ْؤمنُِو انِِباآِ‬ ‫اِرازقْ ىنا ُه ْم ِِيُنف ُقو اِن‪ ,‬اِوٱلَّذ اِ‬
‫لصلا ىواِةِ اوِمَّ ا‬
‫يمو انِٱ َّ‬ ‫بِٱلْغاْيبِِ اويُق ُ‬
‫ِعِلا ىىِ‬ ‫ِ‬ ‫ئ‬‫أُنُنَزالِإلايِِومآِأُنُنَزالِمنِق بلِِوبِٱ ْلءاخرةِِ ِهمِيوقنو ِن‪ِ,‬أ ُ۟وىلآ‬
‫ا ا‬ ‫اْ ا ا ا ا ُ ْ ُ ُ ا‬ ‫ْ ا اا‬
‫ِه ُمِٱلْ ُم ْفل ُحو اِن‪.‬‬ ‫نِربمِِۖوأ ُ۟وىلآ‬
‫ُه ًدىِم َّ ْ ا ا ُ‬
‫ِ‬ ‫ئ‬
‫ۤ‬
‫ِالرحْي ُِم‬
‫ْح ُن َِّ‬‫ِالر ْ ى‬
‫ِه او َّ‬ ‫اوإىِل ُه ُك ْمِإىلهٌ َِّواح ٌد اَِلِإلهاِإَل ُ‬
‫َّ‬ ‫ى‬
‫‪Wa ilaahukum ilaahuw waahid, laa ilaaha illa Huwar Rohmaanur‬‬
‫‪Rohiim.‬‬

‫‪- 24 -‬‬
‫‪KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB‬‬
BACA AYAT KURSI 1 Kali (Q.S Al Baqoroh Ayat 255)

ِِ‫َِْ ُخ ُِذُُِۥِسناةٌ اِواَلِنا ْوٌمِِۚلَِّهُۥِ اماِف‬


‫ومِۚ اَِل ا‬
ُِ ُّ‫ِه اوِٱ ِْلا ُِّىِٱلْ اقي‬ َّ ‫َّللِاَلِٓإى‬
ُ ‫ٱ َُِّ ا‬
‫َل‬ ‫ِإ‬ ‫ه‬‫ل‬
‫ا‬
‫لس ىام ىاوتِِ اواماِفِٱْْ ْارِِِ اِمنِذااِٱلَّذىِيا ْش اف ُِعِ ا‬
ِِۚ‫ندُُِۥِِٓإََّلِِب ْذنهِۦ‬ َّ ‫ٱ‬
ِ‫اِخ ْل اف ُه ْمِ اِۖواَِلِ ُييطُو انِب اش ْى ٍءِم ْنِع ْلمهِۦِِٓإََّل‬‫يِأايْديه ْم اِوام ا‬ ‫يا ْعلا ُم اِماِباْ ا‬
ِ‫وَُُِۥِح ْفمُ ُه اماِ اِۚوُِه او‬ُ ُ‫ِِۖ ِاِواَلِيا‬
ِ‫لس ىام ىاوتِِاِوٱْْ ْار ا‬
َّ ‫اِشآءاِ اِۚوس ا ِ ُك ْرسيُّهُِٱ‬
ِ‫ِبا ا‬
.‫يم‬
ُِ ‫ٱلْ اعل ُِّىِٱلْ اعم‬

ِ
ۤ
ِ‫اِعلاْيه‬ ُّ
ِ‫اِصل ْو ا‬
‫ِآمنُ ْو ا‬ َّ
‫ِعلاىِالنَّبِ ىِي يايُّ اهاِالذيْ ان ا‬ ‫ِاَّللا اِوام ىلئ اكتاهُِيُ ا‬
‫صلُّ ْو ان ا‬ ‫إ َّن ى‬
.‫او اسل ُم ْواِتا ْسلْي ًما‬
Innallooha wa malaa'ikatahuu yusholluuna 'alan Nabiyy,
yaa ayyuhalladziina aamanuu sholluu 'alaihi wa sallimuu
tasliimaa.
“Sesungguhnya Alloh dan malaikat-malaikatnya
bersholawat kepada Nabi (Muhammad), hai orang-orang
yang beriman bersholawatlah kepadanya dengan
keselamatan yang sempurna”.

- 25 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
ِ‫ِالرحْيم‬
َّ ‫ْحن‬
‫ِالر ْ ى‬ ‫ب ْسم ى‬
َّ ‫ِاَّلل‬
ِ‫ُِما َّمدن‬
ُ ‫ىِسيد اَن‬‫ل‬‫ى‬ ِ
‫اِع‬ ‫م‬
ًّ ‫اِبا‬
‫ا‬ ‫م‬‫َل‬
‫ا‬ ‫ِس‬ ‫م‬ ‫ل‬‫س‬‫ِو‬ً‫ة‬‫ل‬
‫ا‬ ‫ام‬ ‫ك‬
‫ا‬ ًِ‫ة‬‫َل‬
‫ا‬ ‫ِص‬ ‫ل‬ ‫ِص‬ ‫م‬
َّ ‫ه‬ ‫اى‬
‫لل‬
‫ا ا‬ ً ‫اا ْ ا‬ ‫ُ ا ا‬
ِ‫ال‬
ُ ‫ِاِلااوائِ ُِج اِوتُنا‬ ُ ‫الَّذ ْيِتا ْن اح ُّلِبهِالْ ُع اق ُد اِوتا ْن افر ُجِبهِالْ ُكِار‬
ْ ‫ب اِوتُ ْقضىىِبه‬
ِ‫ِو اع ىلى‬
ِ‫ب اِو ُح ْس ُنِالْ اخ اواِت اِويُ ْستا ْس اقىِاِلْغا ام ُامِب او ْجههِالْ اكرم ا‬
ُ ‫ِالر اَائ‬
َّ ‫به‬
ٍ ُ‫سِبعدَِ ُِكلِمعل‬
...ِ‫اِتا ِْة‬
ِ ‫ِالْ اف‬,ِ
‫ا‬ ‫ل‬
‫ا‬ ِ ‫وم‬ ْ‫ا‬ ‫ِفِ ُكلِلا ْم اح ٍة اِونا اف ٍ ا ا‬ ْ ‫ص ْحبه‬ ‫اىله اِو ا‬
Bismillaahirrohmanirrohiim. Alloohumma sholli sholaatan
kaamilatan wa sallim salaaman taaman 'alaa sayyidina
Muhammadinil ladzii tanhallu bihil 'uqodu wa tanfariju
bihil kurobu wa tuqdhoo bihil hawaa'iju wa tunaalu bihir
roghoo'ibu wa husnul khowaatimi wa yustasqol
ghomaamu biwajhihil Kariimi wa 'alaa aalihi wa shohbihii
fii kulli lamhatiw wa nafasin bi 'adadi kulli ma'luumillak.
Al-Faatihah.. 1 Kali

: ‫ِالرحْي اِم‬ ‫استا ْغفُر ى‬


َّ ‫ِاَّللاِالْغا ُف ْوار‬ ْ ‫( أ‬x 3)
“Astaghfirulloohal Ghofuuror Rohiim” (3 X)
Aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha
Pengampun dan Maha Penyayang.

- 26 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
ِ‫ِو اسل ْم‬
ِ‫ص ْحبه ا‬‫ِو‬ ‫ه‬‫ل‬‫ى‬‫ا‬ِ‫ى‬‫ل‬‫ى‬ ‫ع‬‫و‬ ِ ‫ي‬
ِ ‫م‬
ِ ‫ِاَل‬ ‫َّب‬
‫ن‬ ‫ال‬ِ ٍ ‫ُِم َّم‬
ِ
‫د‬ ‫ى‬ ‫ى‬
‫اا‬ ‫اا‬ ُ ْ ‫ا ُ ا ا ا ا ا‬
ُ ‫َن‬ ‫د‬‫ي‬‫ىِس‬‫ل‬ ‫ِع‬ ‫ل‬ ‫ِص‬ ‫م‬
َّ ‫ه‬ ‫لل‬
(x 3)
"Alloohumma sholli ‘alaa Sayyidinaa Muhammadiw wa
‘alaa aalihii Wa shohbihii wa sallim" (3 X)
Artinya: Yaa Allah limpahkanlah rahmat-Mu kepada
sayyidina Muhammad Saw dan kepada keluarga, dan para
sahabatnya, serta limpahkanlah keselamatan baginya.

ِِ
‫ِ اِوام ْعِرفاتا ا‬
‫اك اِمطْلُ ْوِبِأ ْاعطنِِ اُمابَّ تا ا‬
‫ْا‬ ‫ص ْوَ ْي اِور ا‬ ‫إ ىَليِأانْ ا‬
ُ ‫ت اِم ْق‬
Ilaahii Anta maqshuudii wa ridhoo-Ka mathluubii, a’thinii
Mahabbata-Ka wa Ma’rifata-Ka
Artinya: “Tuhanku Engkaulah yang menjadi maksudku
dan keridhoan-Mu yang kucari. Berikanlah kepadaku
kecintaan dan ma’rifat kepada-Mu”.

ِ‫اَلِإىلهاِإََّل ى‬
ُ‫ِاَّلل‬ (x 3)

Laa Ilaaha Illallaah (3 X)


Artinya: Tiada Tuhan selain Allah
Kemudian dilanjutkan dengan Dzikir sekurang-kurangnya
165 Kali.
Lebih banyak lebih baik dan Dzikir diakhiri pada hitungan
dengan bilangan Ganjil.

- 27 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Adapun Penutup Dzikir adalah dengan Membaca :

ِ‫ِعلاْيهِ اِو اسلَّ ام‬ ‫ِصلَّ ى‬


‫ىِاَّللُ ا‬ ‫ُِما َّم ٌد اِر ُس ْو ُل ى‬
‫ِاَّلل ا‬ ُ ‫اسي ُد اَن‬
Sayyidunaa Muhammadur Rosuululloohi Shollalloohu
‘Alaihi wa Sallam.
Artinya: “Junjungan kita Muhammad Rasulnya Allah,
semoga Allah melimpahkan Rahmat dan keselamatan
atas beliau”.

- 28 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
TAWASUL DAN DZIKIR HARIAN BA’DA SHALAT
Amaliyah Setelah Ba’da Sholat Fardhu
Di Ponpes Dzikir Al Fath

ٍ ‫ىُِم َّم‬
ِ‫ِعلاْيه اِو اسلَّ ام‬ ‫ِصلَّ ى‬
‫ىِاَّللُ ا‬ ‫صطا ىف ُا ا‬
‫د‬ ْ ‫ضارةِِالنَّبِالْ ُم‬ ‫﴾ ا ىٰل ا‬۱﴿
ْ ‫ِح‬
ِ‫َِ اخ الِفِباْيته‬
‫ص ىحبه اِوا ْزاواجهِ اوذُرََّيته اِوأ ْاهلِباْيته اِول ام ْن ا‬ْ ‫او اع ىلىِاىله اِوا‬
‫ِشي ٍء ى‬
... ُ‫َِّللِ اَلُُمِالْ افاِتاِة‬ ْ ‫ِ ُك ُّل ا‬,‫ي‬‫اْجاع ْ ا‬
ْ‫أ‬
“Ilaa hadrotin nabiyyil musthofaa Muhammadin
Shollalloohu ‘Alaihi Wa sallam wa‘alaa Aalihii wa
Ashhabihii wa Azwaajihii wa Dzurriyyaatihii wa Ahli
Baitihii wa Liman dakhola fii Baitihii ajma ‘iin, kullu syai'in
lillahi lahum”, Al-Faatihah… 1X
Yaa Alloh semoga disampaikan pahala bacaan Faatihah ini
kehadapan Nabi Besar Muhammad Saw dan kepada
keluarga, sahabat, istri, anak cucu dan Ahli Baitnya dan
bagi siapa saja yang masuk di dalam rumahnya. Segala
sesuatu hanya milik Alloh, untuk mereka (kami)
hadiahkan Al-Faatihah... 1X

- 29 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
ِ‫اِوائ َّماتنااِأاِبِبا ْك ٍر اِو ُع امار اِو ُعثْ اما ان‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ال‬
‫و‬ ‫م‬‫اِو‬ ‫ن‬‫ات‬َ‫ا‬ ‫ِس‬ ‫اح‬
‫و‬ ‫ى‬
‫ا‬
‫اا ا‬ ْ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫﴾ ُُثَِّا ا‬۲﴿
‫ر‬
ْ ‫ا‬ِ ‫ٰل‬
ِ‫يِ اَلُْم‬
‫ي اِو اباب ِالتَّابع ا‬ َّ ‫او اعل َِّيِ اوا ىٰلِباقيَّة‬
‫ِالص احاباة اِوالْ اقاراباة اِوالتَّابع ْ ا‬
..ُ‫ِشايْﺀٌِ ىَّللِِ اَلُُمِالْ افاِتاِة‬,‫انِا ىٰلِيا ْومِالديْن‬ ٍ ‫ِبحس‬
‫ْا‬
“Tsumma ilaa arwaahi Saadaatinaa wa mawaaliinaa, wa
a'immatinaa Abii Bakrin wa ‘Umar wa ‘Utsmaan wa ‘Aliyy,
wa ilaa baqiyyatish shohaabati wal qoroobati wat taabi’iin
wataabi’it taabi’iin lahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin”.
Syaiun Lillaahi Lahum, Al Faatihah… 1X
Artinya: Semoga disampaikan kepada ruh-ruh para
pembesar kita dan kepada yang mengurus kita dan
kepada para imam kita sekalian yakni Abu Bakar, Umar,
Utsman, dan Ali dan kepada semua sahabat dan kerabat,
kepada taabi’iin yang berbuat kebajikan hingga hari
kiamat. Segala sesuatu hanya milik Allah, untuk mereka
(kami) hadiahkan, Al Faatihah… 1 X

Astaghfirulloohhal Ghofuuror Rohiim 3X. Alloohumma


Sholli ‘Alaa Sayyidinaa Muhammadinin Nabiyyil Ummiyyi,
Wa ’Alaa Aalihii Wa Shohbihii Wa Sallim 3X.
Ilaahii Anta Maqshuudii Wa Ridhoo-Ka Mathluubii A’thinii
Mahabbata-Ka Wa Ma'rifataKa.

- 30 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
ُِ‫اَلاِلاهاِاََّلهللا‬ Laa Ilaaha Illallooh, Minimal 165 Kali.

Kecuali Ba’da Sholat Subuh, Minimal 1.000 Kali.


Sayyidunaa Muhammadur Rosuulullooh Shollalloohhu
'Alaihhi Wa Sallam.
Ilaahi Anta Maqshuudii Waridhooka Mathluubii A'thinii
MahabbataKa Wama'rifataKa

ِ ‫اَِلالاهاِاََّل‬
ُ‫هللا‬ Laa Ilaahha Illallooh, Satu Kali.

Dzikir Khofi, 3 Kali.


Tutup dengan membaca
Sayyidunaa Muhammadur Rasulullaah SAW
Kemudian Membaca Doa …

- 31 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
‘TAWASUL DAN AUROD HARIAN’

A. SETIAP MALAM SELASA.


1. TAWASUL UMUM
2. AYAT KURSI 1.500 Kali
3. BACA Q.S AL MULK 1 Kali
4. TUTUP dengan DOA.

B. SETIAP MALAM RABU


1. TAWASUL UMUM
2. BACA Q.S AL MAIDAH Ayat 114 Sebanyak 3.000 Kali.

ِ‫ِالس اماء‬
َّ ‫اِمائ اد ًةِم ان‬ ‫الِعْي اسىِابْ ُن اِم ْراامِاللَّ ُه َّم اِربَّنااِانُْنَزْل ا‬
‫ِعلاْي نا ا‬ ‫"قا ا‬
"‫ي‬
ِ‫ِالرازق ْ ا‬
َّ ُْْ ‫ِخ‬
‫ت ا‬‫اِوانْ ا‬
‫ِ اِو ْارُزقْ نا ا‬
‫اِواخراَن اِواياةًِمْن ا‬
‫تا ُك ْو ُنِلانااِعِْي ًداَِلاَّولنا ا‬
3. BACA Q.S AL WAQIAH 1 Kali
4. TUTUP dengan DOA

- 32 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
C. SETIAP MALAM JUM’AT

1. TAWASUL UMUM.
2. DZIKIR Minimal 165 Kali.
3. BACA Q.S YASIN 1 Kali.
4. TUTUP dengan DOA

D. SETIAP MALAM SABTU.

1. TAWASUL UMUM.
2. DZIKIR Minimal 165 Kali.

3. 101 ِ‫ِالرحْيم‬
َّ ‫ْحن‬
‫ِالر ْ ى‬ ‫ ب ْسم ى‬Kali
َّ ‫ِاَّلل‬

4. ‫ار‬
ُِ َّ‫ اَي اجب‬- YAA JABBAR 100 Kali

5.‫ار‬
ُِ ‫ اَيِقا َّه‬- YA QOHAR 100 Kali

6. ُْ
ِ‫ – اللُِا ْك ا‬ALLAHU AKBAR 100 Kali

7. ِ‫ظ‬
ُ ‫ِحفْي‬
‫َِي ا‬
‫ اَيِاللُ ا‬- YA ALLAH YA HAFIDZ 100 Kali

- 33 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
8. ‫ف‬
ُِ ‫َِيِلاطْي‬
‫ اَيِاللُ ا‬- YA ALLAH YA LATIF 100 Kali
9. ُ‫َِيِقايُّ ْوِم‬
‫ِح ُّي ا‬
‫اَي ا‬ - YA HAYU YA QAYUM 100 Kali

10. ْ‫ِهللا‬
ِ ‫ ُسْب احا ان‬- SUBHANALLAH 500 Kali

11. Q.S AL AN’AM Ayat 103 sebanyak 73 Kali.

ُِْْ ‫ِاْلاب‬
ْ ‫ف‬ ُ ‫ص اار اِوُه اوِاللَّطِْي‬
‫ِاَلابْ ا‬
ْ ‫ص ُار اِوُه اوِيُ ْدرُك‬
‫ِاَلابْ ا‬
ْ ُ‫اَلِتُ ْدرُكه‬
12. TUTUP DOA.

E. SETIAP MALAM MINGGU.

1. TAWASUL UMUM.
2. DZIKIR Minimal 165 Kali.
3. SHOLAWAT NARIYAH Sebanyak 4.444 Kali
4. TUTUP dengan DOA.

- 34 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
‘TAWASUL DAN ISTIGHOSAH’
Tawasulan dan Istighosah dilaksanakan Setiap Satu Bulan
Sekali pada Malam Jum’at di Minggu Keempat..
Tatacara Pelaksanaan Istighosah :

1. Tawasul Umum
2. Q.S Al Ikhlas 500 Kali
3. Q.S Al Falaq 70 Kali
4. Q.S An Nas 70 Kali
5. Ayat Kursi 150 Kali
6. Shalawat Nariyah 144 Kali
7. Dzikir 165 Kali
َّ ‫الر ْح ٰمن‬ ‫ه‬
8. 101 ‫الر ِح ْي ِم‬ ِ
َّ ‫اّٰلل‬
ِ ‫ ِب ْس ِم‬Kali
9. Yaa Jabbar 100 Kali
10. Yaa Qohhar 100 Kali
11. Allahu Akbar 100 Kali
12. Yaa Allah Yaa Hafidz 100 Kali
13.Yaa Allah Yaa Latif 100 Kali
14 Yaa Hayyu Yaa Qayyum 100 Kali

- 35 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
15. Subhanallah 500 Kali
16. Q.S Al An’am ayat 103 Sebanyak 73 Kali

ُِْْ ‫ِاْلاب‬
ْ ‫ف‬ ُ ‫ص اار اِوُه اوِاللَّطِْي‬
‫ِاَلابْ ا‬
ْ ‫ص ُار اِوُه اوِيُ ْدرُك‬
‫ِاَلابْ ا‬
ْ ُ‫اَلِتُ ْدرُكه‬
17. Q.S Yasin 1 Kali.
19. Tutup dengan Doa.

- 36 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
‘DO’A SERIBU DINAR’

ِۚ‫ب‬
ُ ‫ِيتاس‬
ْ‫ث اَِل ا‬
ُ ‫ِحْي‬
‫ِوياْرُزقْهُِم ْن ا‬,‫ا‬
‫َِي اع ْلِلاهَُِماْار ًج ا‬
ْ‫ِاَّللا ا‬
َّ ‫اوام ْنِياتَّق‬

ُِ‫ِاَّلل‬
َّ ‫ِج اع ال‬
‫َِبل ُغِأ ْامرُِِۚقا ْد ا‬ َّ ‫ِح ْسبُهُِِۚإ َّن‬
‫ِاَّللا ا‬ ‫ىِاَّللِفا ُه او ا‬
َّ ‫ِعلا‬ ‫اوام ْنِياتا اوَّك ْل ا‬
‫ِش ْي ٍءِقا ْد ًرا‬
‫ل ُكل ا‬
Artinya :
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan
memberinya Rizki dari arah yang tidak dia duga. Dan
barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia
mencukupinya. Sesungguhnya Allah akan mencapai
urusanNya, sesungguhnya Allah telah mengadakan bagi
tiap-tiap sesuatu ketentuan”.

- 37 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
PEMBACAAN MANAQIB
SYEKH ABDUL QODIR JAELANI QS

1. MANQOBAH PERTAMA :

Menerangkan Tentang Nasab Keturunan Syekh Abdul


Qodir Jaelani
NASAB DARI AYAH
Sayyid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani ayahnya
bernama : Abu Sholeh Janki Dausat, putra Abdullah, putra
Yahya az-Zahid, putra Muhammad, putra Daud, putra
Musa at-Tsani, putra Musa al-Jun, putra Abdulloh al-
Mahdi, putra Hasan al-Mutsanna, cucu Nabi Muhammad
saw. putra Sayyidina 'Ali Karromallohu Wajhahu.
NASAB DARI IBU
Sayyid Abdul Qodir Jaelani ibunya bernama : Ummul
Khoer Ummatul Jabbar Fathimah putra Sayyid
Muhammad putra Abdulloh asSumi'i, putra Abi
Jamaluddin as-Sayyid Muhammad, putra al-Iman Sayid
Mahmud bin Thohir, putra al-Imam Abi Atho, putra sayid
Abdulloh al-Imam Sayid Kamaludin Isa, putra Imam Abi
Alaudin Muhammad al-Jawad, putra Ali Rido Imam Abi

- 38 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Musa al-Qodim, putra Ja'far Shodiq, putra Imam
Muhammad al-Baqir, putra Imam Zaenal Abidin, putra Abi
Abdillah al-Husain, putra Ali bin Abi Tholib Karromallohu
wajhah. Dengan demikian, Syekh Abdul Qodir Jaelani
adalah Hasani dan sekaligus Husaini.
Alloohhummansyur 'Alaihhi Rohmataw
Waridhwaana Waamiddana Bi Asrorihhi Fii Kulli Waqti
Wamakaan.

2. MANQOBAH KEDUA :

BEBERAPA MACAM TANDA KEMULIAAN PADA WAKTU


SYAIKH ABDUL QODIR DILAHIRKAN
Sayyid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani
dilahirkan di Naif, Jailani Irak pada tanggal 1 bulan
Romadhon, tahun 470 Hijriyah, bertepatan dengan 1077
Masehi. Beliau wafat pada tanggal 11 Rabiul Akhir tahun
561 Hijriyah bertepatan dengan 1166 Masehi, pada usia
91 tahun. Beliau dikebumikan di Bagdad, Irak.
PADA MALAM BELIAU DI LAHIRKAN ADA LIMA KAROMAH
(KEMULIAAN):
1. Ayah Syekh Abdul Qodir Jaelani, yaitu Abi Sholih Musa
Janki, pada malam hari bermimpi dikunjungi Rosululloh

- 39 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
SAW., diiringi para Sahabat dan Imam Mujtahidin, serta
para wali. Rosululloh bersabda kepada Abi Sholih Musa
Janki: "Wahai, Abi Sholih kamu akan diberi putra oleh
Allah SWT. Putramu bakal mendapat pangkat kedudukan
yang tinggi di atas pangkat kewalian sebagaimana
kedudukanku diatas pangkat kenabian. Dan anakmu ini
termasuk anakku juga, kesayanganku dan kesayangan
Alloh.
2. Setelah kunjungan Rosululloh SAW, para Nabi datang
menghibur ayah Syekh Abdul Qodir : "Nanti kamu akan
mempunyai putra, dan akan menjadi Sulthonul Auliya,
seluruh wali selain Imam Makshum, semuanya di bawah
pimpinan putramu".
3. Syekh Abdul Qodir sejak dilahirkan menolak untuk
menyusu, baru menyusu setelah berbuka puasa.
4. Di belakang pundak Syekh Abdul Qodir tampak telapak
kaki Rosululloh SAW, dikala pundaknya dijadikan tangga
untuk diinjak waktu Rosululloh akan menunggang buroq
pada malam Mi'raj.
5. Pada malam dilahirkan, Syekh Abdul Qodir diliputi
cahaya sehingga tidak seorangpun yang mampu
melihatnya. Sedang usia ibunya waktu melahirkan ia
berusia 60 tahun, ini juga sesuatu hal yang luar biasa.

- 40 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
3. MANQOBAH KETIGA : KECERDASAN SYEKH ABDUL
QODIR DALAM WAKTU MENUNTUT ILMU

Syekh Abdul Qodir dalam menuntut ilmu berusaha


mencari guru-guru yang sudah pakar dalam ilmunya.
Beliau mempelajari serta memperdalam bermacam-
macam disiplin ilmu diantaranya disiplin ilmu syari'ah.
Seluruh gurunya mengungkapkan tentang kecerdasan
Syekh Abdul Qodir. Beliau belajar ilmu Fiqih dari Abil
Wafa 'Ali bin 'Aqil. Dari Abi 'Ali Khotob alKaludiani dan Abi
Husein Muhammad bin Qodhi. Ditimbanya ilmu Adab dari
Abi Zakaria At-Tibrizi. Ilmu Thoriqoh dipelajarinya dari
Syekh Abi Khoer Hamad bin Muslim bin Darowatid
Dibbas.
Sementara itu, beliau terus menerus meraih pangkat
yang sempurna, berkat rahmat Alloh Yang Maha Esa
sehingga beliau menduduki pangkat tertinggi. Dengan
semangat juang yang tinggi, disertai kebulatan tekad yang
kuat beliau berusaha mengekang serta mengendalikan
hawa nafsu keinginannya. Beliau berkhalwat di Iraq dua
puluh tahun lamanya, dan tidak berjumpa dengan
siapapun.

- 41 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
4. MANQOBAH KEEMPAT : KEPRIBADIAN DAN BUDI
PEKERTI SYEKH ABDUL QODIR

Akhlaq, Pribadi Syekh Abduk Qodir Jaelani sangat


taqwa disebabkan sangat takutnya kepada Alloh, hatinya
luluh, air matanya bercucuran. Do'a permohonannya
diterima Alloh. Beliau seorang dermawan berjiwa sosial,
jauh dari perilaku buruk dan selalu dekat dengan
kebaikan.
Berani dan kokoh dalam mempertahankan haq,
selalu gigih dan tegar dalam menghadapi kemungkaran.
Beliau pantang sekali menolak orang yang meminta-
minta, walau yang diminta pakaian yang sedang beliau
pakai. Sifat dan watak beliau tidak marah karena hawa
nafsu, tidak memberi pertolongan kalau bukan karena
Alloh.
Beliau diwarisi akhlaq Nabi Muhammad SAW.,
ketampanan wajahnya setampan Nabi Yusuf a.s.
Benarnya (shiddiqnya) dalam segala hal sama dengan
benarnya Sayidina Abu Bakar r.a. Adilnya, sama dengan
keadilan Sayidina Umar bin Khottob r.a. Hilimnya dan
kesabarannya adalah hilimya Sayidina Utsman bin Affan
r.a. Kegagahan dan keberaniannya, berwatak keberanian
Sayidina Ali bin Abi Tholib Karromallohu wajhah.

- 42 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
5. MANQOBAH KELIMA : PAKAIAN SYEKH ABDUL QODIR
DAN UJIAN YANG BELIAU TERIMA

Pakaian Syekh Abdul Qodir yaitu jubah dari bulu


domba yang kasar, dikepala beliau dililitkan sebuah kain.
Di kala beliau berjalan walaupun jalan yang dilaluinya
banyak durinya, beliau jarang beralas kaki, tidak memakai
terompah apalagi sepatu. Makanannya cukup hanya
makan buah-buahan dan dedaunan.
Kebiasaan beliau, tidak tidur dan tidak minum air
kecuali hanya sedikit saja, dan pernah dalam waktu yang
lama, beliau tidak makan, kemudian beliau berjumpa
dengan seseorang yang memberikan sebuah pundi-pundi
berisikan sejumlah uang dirham. Sebagai pemberian
hormat kepada pemberinya, beliau mengambil sebagian
uang tadi untuk membeli roti dan bubur, kemudian
duduklah beliau untuk memakannya.
Tiba-tiba ada sepucuk surat yang tertulis demikian :
“Innamaa Ju'ilatis Syahawaatu Lidhu'afaa'i 'Ibaadii
Liyasta'iinuu Bihaa 'Alat-Tho'aati, Wa Ammal Aqwiyaa'u
Famaa Lahumus-Syahawaatu”
(Sesungguhnya syahwat-syahwat itu adalah untuk
hamba-hambaKu yang lemah, untuk menunjang berbuat

- 43 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
tho'at. Adapun orang-orang yang kuat itu seharusnya
tidak punya syahwat keinginan).
Maka setelah membaca surat tersebut beliau tidak
jadi makan. Kemudian beliau mengambial
saputangannya, terus meninggalkan makan roti dan
bubur tadi. Lalu beliau menghadap qiblat serta sholat dua
roka'at. Setelah sholat, beliau mengerti bahwa dirinya
masih diberi pertolongan oleh Alloh SWT. Dan hal itu
merupakan ujian bagi beliau.

6. MANQOBAH KEENAM : SYEKH ABDUL QODIR


BERSAMA NABI KHIDHIR DI IRAQ

Pada waktu Syekh Abdul Qodir memasuki negara


Iraq, beliau ditemani oleh Nabi Khidhir a.s., pada waktu
itu Syekh belum kenal, bahwa itu Nabi Khidhir a.s., Syekh
dijanjikan oleh Nabi Khidhir, tidak diperbolehkan
mengingkari janji.
Sebab kalau ingkar janji, bisa berpisah. Kemudian
Nabi Khidhir a.s. berkata : "Duduklah engkau disini !”
Maka duduklah Syekh pada tempat yang yang
ditunjukkan oleh Nabi Khidhir A.S selama 3 tahun. Setiap
tahunnya Syekh dikunjungi oleh Nabi Khidhir A.S sambil

- 44 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
berkata: "Janganlah kamu meninggalkan tempat ini
sebelum aku datang kepadamu !".

7. MANQOBAH KETUJUH : KEBIASAAN SYEKH ABDUL


QODIR SETIAP MALAM DIGUNAKAN UNTUK IBADAH
SHOLAT DAN DZIKIR

Syekh Abu Abdillah Muhammad al-Hirowi


meriwayatkan bahwa: "Saya berkhidmat menjadi mitra
dan mendampingi Syekh Abdul Qodir selama empat
puluh tahun lamanya. Selama itu saya (Syekh Abu
Abdillah) menyaksikan beliau bila sholat Shubuh hanya
dicukupkan dengan wudhu 'Isya, artinya beliau tidak
bathal wudhu”.
Seusai sholat lalu Syekh masuk kamar menyendiri
sampai waktu sholat Shubuh. Para pejabat pemerintah
banyak yang datang untuk bersilaturrahmi, tapi kalau
datangnya malam hari tidak bisa bertemu dengan beliau
terpaksa mereka harus menunggu sampai waktu Shubuh.
Pada suatu malam saya mendampingi beliau, sekejap
matapun saya tidak tidur, saya menyaksikan sejak sore
hari beliau melaksanakan sholat dan pada malam harinya
dilanjutkan dengan zikir, lewat sepertiga malam lalu
beliau membaca :

- 45 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
“Almuhiithur Robbusy Syahiidul Hasiibul Fa'aalul
Khollaaqul Khooliqul Baari`Ul Mushowwir”.
Tampak badannya bertambah kecil sampai mengecil
lagi, lalu badannya berubah menjadi besar dan
bertambah besar, lalu naik tinggi ke atas meninggi
bertambah tinggi lagi, sampai tidak tampak dari
pemandangan. Sejurus kemudian beliau muncul lagi
berdiri melakukan sholat dan pada waktu sujud sangat
lama sekali.
Demikianlah beliau mendirikan sholat semalam
suntuk, dari dua pertiga malam harinya, lalu beliau
menghadap qiblat sambil membaca do'a. Tiba-tiba
terpancarlah sinar cahaya menyoroti arah beliau dan
badannya diliputi sinar cahaya dan tidak henti-hentinya
terdengar suara yang mengucapkan salam sampai terbit
fajar.

- 46 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
8. MANQOBAH KEDELAPAN : BERLAKU BENAR DAN
JUJUR ADALAH PANDANGAN HIDUP SYEKH ABDUL
QODIR

Diriwayatkan, Syekh Abdul Qodir ditanya oleh


seorang ikhwan, "Apakah pedoman dalam pandangan
hidup ber'amal ?". Beliau menjawab: "Bagiku wajib benar
pantang untuk berdusta".
Diriwayatkan, pada waktu Syekh menginjak usia
muda belia, berusia 18 tahun. Pada suatu hari yaitu hari
Arafah bagi kaum muslimin yang naik haji atau sehari
sebelum 'Iedul Adha, beliau pergi ke padang rumput
menggembalakan seekor unta. Ditengah perjalanan unta
tersebut menoleh ke belakang dan berkata kepada beliau
: "Hei Abdul Qodir, kamu tercipta bukan sebagai
penggembala unta."
Peristiwa itu mengejutkan Syekh, dan beliau kembali
pulang. Sekembali di rumahnya, beliau naik ke atap
rumahnya, dan dengan mata bathinnya beliau melihat
suatu majelis yang amat besar di Arafah. Setelah itu
Syekh datang menemui ibunya dan berkata : "Wahai
Ibunda tercinta, tadi sewaktu saya menggembala unta, si
unta berkata padaku dengan bahasa manusia yang fasih ;
'Hei Abdul Qodir, kamu tercipta bukan sebagai

- 47 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
penggembala unta', karenanya bila bunda mengizinkan,
saya ingin mesantren ke negeri Baghdad."
Seperti telah diketahui umum, pada waktu itu
Baghdadlah pusat pengetahuan agama Islam. Ketika
Ibunya mendengar permohonan puteranya, maka
keluarlah air matanya, mengingat ia sudah tua dan
suaminya, yakni Ayahanda Syekh Abdul Qodir sudah lama
meninggal dunia; timbul pertanyaan di hati Sang Bunda:
apakah aku akan bertemu lagi dengan puteraku tercinta ?
Akan tetapi karena Sang Ibu adalah seorang wanita
yang bersih hati, maka ia tidak menghalangi niat mulia
Sang Putra. Lalu Sang Ibu berkata: "Baiklah wahai anakku,
bila memang tekadmu sudah bulat, Ibu mengizinkanmu
mesantren ke Baghdad, ini Ibu sudah mempersiapkan
uang 40 dinar yang ibu jahit dalam bajumu, persis
dibawah ketiak bajumu. Uang ini adalah peninggalan
Almarhum Ayahmu. Namun sebelum berpisah, Ibu ingin
agar kau berjanji pada ibu, agar jangan pernah kau
berdusta dalam segala keadaan."
Syekh Abdul Qodirpun mempersembahkan janjinya
pada Sang Bunda : "Saya berjanji untuk selalu berkata
benar dalam segala keadaan, wahai ibunda". Kemudian
berpisahlah ibu dan anak tersebut dengan hati yang amat
berat.

- 48 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Setelah beberapa hari kafilah berangkat, dan Syekh
Abdul Qodir turut pula di dalamnya berjalan dengan
selamat, maka tatkala kafilah itu hampir memasuki kota
Baghdad, di suatu tempat, Hamdan namanya, tiba-tiba
datang segerombolan perampok. Enam puluh orang
penyamun berkuda merampok kafilah itu habis-habisan.
Semua perampok tadi tidak ada yang
memperdulikan, menganiaya atau bersikap bengis kepada
Syekh Abdul Qodir, karena beliau nampak begitu
sederhana dan miskin. Mereka berprasangka bahwa
pemuda itu tidak punya apa-apa.
Kemudian ada salah seorang penyamun datang
bertanya "Hei anak muda, apa yang kau punyai ?"
Kemudian Syekh menjawab : "Saya punya uang 40 dinar".
"Tampang gembel gini ngaku kaya, huh,dasar !", Hardik si
penyamun sambil ngeloyor pergi.
Lalu si penyamun menghadap kepala rampok sambil
mengadu :" Wahai ketua , tadi ada pemuda miskin, ia
mengaku mempunyai 40 dinar, namun tidak ada satupun
yang percaya."
"Dasar bodoh, bukannya kalian buktikan, malah
dibiarkan, bawa pemuda itu kesini!", bentak si kepala
rampok pada anak buahnya. Lalu Syekh di hadapkan

- 49 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
kepada pimpinan rampok dan ditanya oleh ketua rampok
: "Hai anak muda, apa yang kau punyai?".
Syekh Abdul Qodir menjawab: "Sudah kubilang dari
tadi, bahwa aku mempunyai 40 dinar emas, di jahit oleh
ibuku di bawah ketiak bajuku, kalau kalian tidak percaya
biar kubuktikan!". Lalu Syekh membuka bajunya dan
mengiris kantong di bawah ketiak bajunya dan sekaligus
menghitung uang sejumlah 40 dinar tadi.
Melihat uang sebanyak itu, sang kepala penyamun
bukannya bergembira, tapi malah diam terpesona
sejenak, lalu bertanya pada Syekh : "Anak muda, orang
lain jangankan punya uang sebanyak ini, punya satu
senpun kalau belum dipukul belum mau menyerahkan,
kenapa kamu yang punya uang sebanyak ini justru selalu
jujur kalau ditanya?".
Syekh menjawab dengan tenang: " Aku telah berjanji
pada ibuku untuk jujur dan tidak dusta dalam keadaan
apapun. Jika aku berbohong maka tidak bermakna
upayaku menimba ilmu agama."
Mendengar jawaban itu, sang kepala penyamun tadi
bercucuranlah air matanya, dan jatuh terduduk di kaki
Syekh Abdul Qodir sambil berkata: "Dalam keadaan
segawat ini, kau tidak berani melanggar janji pada ibumu,
betapa hinanya kami yang selama ini melanggar perintah

- 50 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Tuhan, sekarang saksikan di hadapanmu bahwa kami
bertobat dari pekerjaan hina ini."
Kemudian kepala perampok tadi dan anak buahnya
mengembalikan semua barang-barang hasil rampokan
kepada kafilah, perjalanan dilanjutkan sampai ke
Baghdad. Anak buah perampok semua mengikuti jejak
langkah pemimpinnya. Kembalilah mereka kedalam
masyarakat biasa mencari nafkah dengan halal dan jujur.

* Diriwayatkan, kepala perampok itu menjadi murid


pertamanya.
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

9. MANQOBAH KESEMBILAN: SYEKH ABDUL QODIR


UNTUK PERTAMA KALINYA MEMBERIKAN CERAMAH
PENGAJIAN DI HADAPAN PARA ULAMA BAGHDAD

Dalam kitab Bahjatul Asror diterangkan bahwa pada


hari selasa tanggal enam bulan Syawal tahun 521 Hijriyah
menjelang waktu dzuhur, saya melihat kedatangan
Rosululloh SAW, kata Syekh Abdul Qodir, lalu beliau
bersabda kepadaku: "Wahai anakku, mengapa kamu tidak

- 51 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
segera memberikan pengajian pada jama'ah pengajian itu
?".
Lalu Syekh Abdul Qodir mengemukakan alasannya :
"Ya Rosulalloh, bagaimana saya bisa memberikan
pengajian, sebagaimana diketahui bahwa saya ini orang
ajam, sedangkan mereka para Alim Ulama Baghdad yang
akan kuhadapi, mereka sangat fasih berbahasa Arab".
"Coba buka mulutmu !", sabda Rosululloh SAW yang
ditujukan kepadaku. Lalu saat itu pula saya membuka
mulut, kemudian diludahinya mulutku tujuh kali oleh
Rosululloh SAW. Sabda beliau : "Mulai sekarang, silakan
kamu mengajar, ajaklah mereka menuju Tuhanmu
dengan jalan hikmat dan kebijaksanaan, berikan nasihat
dengan tuntunan dan tutur kata yang baik." Setelah itu
beliau menghilang dari pandanganku. Setelah kejadian itu
lalu aku melaksanakan sholat Dzuhur.
Tidak berapa lama kemudian saya melihat orang-
orang berdatangan dari beberapa arah, mereka
berbondong-bondong menuju madrosahku. Menghadapi
kejadian ini saya menjadi gugup, badan terasa menggigil,
dagu menggeletar, gigi gemeretak, hatiku berdebar-
debar. Dan anehnya lagi mulutku terasa terkunci dan
tidak bisa berbicara.
Menghadapi kebingungan ini tiba-tiba terlihat
Sayyidina Ali langsung berdiri di hadapanku sambil
- 52 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
bertanya: "Mengapa kamu tidak segera memulai
pengajian?". Dengan penuh khidmat saya menjawab:
"Saya menjadi kaku dan gugup, tidak bisa berbicara
menghadapi orang banyak". Lalu beliau menyuruh
padaku untuk membuka mulut.
Setelah mulutku dibuka agak ternganga, lalu
diludahinya enam kali. Saya bertanya kepada beliau:
"Mengapa tidak tujuh kali ?". Beliau memjawab: " Karena
menghormati kepada yang lebih tinggi kedudukannya,
yakni Rosululloh SAW". Setelah itu beliau menghilang lagi
dari pandanganku.
Sejurus kemudian badanku menjadi tidak kaku dan
hatiku terasa lapang, tidak ada sesuatu apapun yang
mengganjal, lalu saat itu pula pengajian dibuka dan
dimulai dengan lancarnya.
Pada pengajian pertama itu saya mulai memberikan
nasihat dengan pendahuluan pembahasan sebagai
berikut:
“Ghowwasul fikri yaghusu fi bahril qolbi 'ala duroril
ma'arifi faastakhrijuhaa ilas sahilis shodri fayunaadi
'alaiha simsarut turjumanil lisani watasytari binafaisi
husnit tho'ati fi buyutin adzinallohu anturfa'a”.
(Pola pikirku diibaratkan para penyelam, menyelam
ke dasar lautan hati, untuk mencari mutiara ma'rifat,

- 53 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
setelah kuperoleh lalu aku muncul kepermukakaan tepi
pantai lautan dada, lalu para pialang melalui para
penerjemahnya menawarkan dagangannya, dan mereka
membeli dengan nilai ketaatan, ketaqwaan yang baik).
Firman Allah SWT dalam Al Qur'an: “Pelita itu dalam
rumah-rumah (mesjid) yang sudah diijinkan Alloh
menghormatinya dan menyebut namaNYA dalam rumah
itu serta bertasbih didalamnya pagi dan petang." (Q.S. An-
Nur :36).
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

10. MANQOBAH KESEPULUH : PARA ULAMA BAGHDAD


BERKUMPUL DI MADROSAH SYEKH ABDUL QODIR
DENGAN MEMBAWA MASALAH YANG BERBEDA

Syekh Abu Muhammad Al-Mufarroj meriwayatkan ,


pada waktu saya ikut hadir di majelis Syekh Abdul Qodir,
seratus orang ulama Baghdad telah berkumpul masing-
masing membawa berbagai masalah untuk menguji
Syekh, lalu beliau menundukkan kepalanya, maka
tampaklah oleh mereka cahaya laksana kilat keluar dari
dada beliau.

- 54 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Kemudian cahaya itu menghampiri dada tiap para
ulama tadi, spontan mereka menjadi gemetar
kebingungan dan nafas mereka naik turun, lalu mereka
berteriak dengan teriakan yang sama, baju yang mereka
pakai mereka robek-robek sendiri, demikian pula sorban
yang mereka pakai, mereka lemparkan sendiri, lalu
mereka mendekati kursi Syekh dan di pegangnya kaki
beliau, lalu masing-masing bergiliran meletakkan kaki
Syekh di atas kepala mereka.
Pada saat itu suasana menjadi gaduh dan hiruk
pikuk. Lalu Syekh memeluk dan mendekap para alim
ulama itu seorang demi seorang, dan masalah yang akan
dikemukakan mereka satu-persatu dijawabnya dengan
tepat dan jelas serta memuaskan. Mereka menjadi
tercengang serta kagum atas kepintaran dan kehebatan
Syekh dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
tadinya akan mereka tanyakan.
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

- 55 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
11. MANQOBAH KESEBELAS : TELAPAK KAKI NABI
MUHAMMAD SAW. MEMIJAK PUNDAK SYEKH ABDUL
QODIR PADA MALAM MI'RAJ

Syekh Rosyidin Al-Junaidi meriwayatkan, pada


malam Mi'raj, malaikat datang menghadap Rosululloh
SAW. sambil membawa buroq. Tampak sekali kaki buroq
itu bercahaya laksana bulan, dan paku kasut telapak
kakinya bersinar seperti sinar bintang.
Dikala buroq itu dihadapkan kepada Rosululloh
SAW., ia tidak bisa diam dan kakinya bergoyang-goyang
seperti sedang menari. Rosululloh SAW bertanya:
"Mengapa kamu tidak diam? Apakah kamu menolak
untuk kutunggangi ?". Buroq berunjuk sembah: "Tidak,
demi nyawa yang menjadi penebusnya, saya tidak
menolak, namun ada suatu permohonan, nanti pada
waktu Rosululloh SAW. akan masuk surga, jangan
menunggangi yang lain selain saya sendiri yang menjadi
tunggangannya". Rosululloh SAW menjawab: "baik,
permintaanmu akan kukabulkan".
Buroq masih mengajukan permohonannya: "Ya
Rosulalloh, saya mohon agar tangan yang mulia
memegang pundakku untuk tanda bukti nanti pada hari
kiamat". Lalu dipegangnya pundak buroq itu oleh
Rosululloh SAW. Karena gejolak rasa gembira sehingga
- 56 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
jasad buroq itu tidak cukup untuk menampung ruhnya,
sehingga naiklah badannya membumbung tinggi keatas
setinggi empat puluh hasta tinggi badannya. Rosululloh
berdiri sebentar melihat badan buroq itu menjadi naik
keatas sehingga terpaksa Rosululloh SAW. mencari dan
memerlukan tangga.
Sementara itu, sekonyong-konyong datanglah ruh
Ghoutsul A'dhom Syekh Abdul Qodir Jailani mengulurkan
pundaknya sambil berkata: "Silahkan pundakku diinjak
untuk dijadikan tangga". Lalu Rosululloh memijakkan kaki
beliau pada pundak Syekh, dan ruh itu mengantarkan
telapak kaki Rosululloh SAW. untuk menunggangi buroq.
Di saat itu Rosululloh SAW. bersabda: "Telapak kakiku
menginjak pundakmu, dan telapak kakimu nanti akan
menginjak pundaknya para waliyulloh.
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

12. MANQOBAH KEDUA BELAS: PARA WALI


MENYAKSIKAN PERINGKAT KETINGGIAN SYEKH ABDUL
QODIR
Diriwayatkan dalam kitab Roudhotun Nadhirin fii
Manaqibi As-Syaikh Abdul Qodir, pada masa periode
keenam dari zaman Abi Ali Al-Hassan As-Sirri, sampai

- 57 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
pada masa kelahiran Syekh Abdul Qodir, tidak ada
seorang 'alim ulama, kecuali pada umumnya mereka
membicarakan tentang keagungan pangkat kewalian
Syekh dan akan menginjak pundak para waliyulloh.
Para 'alim ulama itu menerima isi dari pengumuman
tersebut, kecuali seorang wali dari kota Asfahan ia
menolak isi dari pengumuman itu. Dengan adanya
penolakan tentang kewalian Syekh, pada saat itu juga
gugurlah ia dari pangkat kewaliannya.
Hampir tigaratus tahun lagi Syekh Abdul Qodir akan
lahir, kedudukan pangkat kewaliannya sudah masyhur
dikenal masyarakat.

13. MANQOBAH KETIGA BELAS: KERUSAKAN ORANG-


ORANG YANG MENYEBUT SYEKH ABDUL QODIR TANPA
BERWUDHU

Dalam kitab Kanzil Ma'ani diriwayatkan bahwa Syekh


Abdul Qodir pada waktu pertama kali beliau menerima
pangkat kewaliannya, beliau diliputi dengan sifat Jalaliyah
Alloh, yakni sifat Keperkasaan-Kesaktian. Oleh karena itu
namanya menjadi sangat sakti. Kesaktiannya telah
terbukti bagi orang yang menyebut nama Syekh Abdul
Qodir dengan bersikap secara tidak sopan, menyebut

- 58 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
nama beliau dengan tidak punya wudhu, akan putus
lehernya.
Pada waktu berjumpa dengan Rosululloh SAW.,
Rosul berpesan: "Wahai Abdul Qodir, sikap perilakumu itu
jangan kau lakukan lagi, banyak yang menyebut nama
Alloh dan namaku, mereka tidak bersifat sopan".
Setelah menerima amanat beliau, saat itu juga sikap
perbuatan itu beliau tinggalkan.
Banyak ulama Baghdad yang menghadap Syekh
Abdul Qodir, mereka mengharapkan agar beliau
melepaskan sikap perbuatan itu, mengingat banyak yang
menjadi korban, dan merasa iba terhadap mereka. Syekh
Abdul Qodir berkata :"Sesungguhnya hal ini bukanlah
keinginan saya, saya menerima sabda dari Alloh yang
isinya: "Kamu sudah mengagungkan nama-Ku, namamu
juga ku agungkan".
Para alim ulama mengemukakan yang menjadi sebab
nama Syekh Abdul Qodir itu sangat sakti karena beliau
selalu membaca Saefi Hizbul Yaman karangan Sayyidina
Ali Karromallohu Wajhah.

- 59 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
14. MANQOBH KEEMPAT BELAS : ORANG YANG
MEMBACA HADIAH (BERTAWASUL) KEPADA SYEKH
ABDUL QODIR AKAN DI HASILKAN MAKSUDNYA

Diriwayatkan oleh guru-guru yang telah mendapat


kehormatan, barang siapa yang menyebut nama Syekh
Abdul Qodir dengan tidak berwudhu, Alloh akan
menyempitkan rezeqinya. Dan barang siapa yang
bernazar akan membaca hadiah bagi Syekh Abdul Qodir,
harus segera dilaksanakan agar kelak jangan disebut
orang yang menantang dan dikhawatirkan akan
menerima kutukan.
Barangsiapa yang bersedekah makanan yang manis-
manis pada malam Jum'at lalu dibagikan pada faqir miskin
dan sebelumnya membaca hadiah bertawasul dengan
membaca fatihah kepada Syekh Abdul Qodir lalu
dimohonkan karomah dan syafa'atnya, Insya Alloh akan
dihasilkan segala maksudnya dan akan mendapat
pertolongan dari Alloh.
Barangsiapa yang membaca fatihah berhadiah
kepada Syekh Abdul Qodir, bagi orang tersebut akan
diberi kelapangan, dan akan dikeluarkan dari segala
kesulitan dunia dan akhirat.

- 60 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Barangsiapa yang menyebut nama Syekh Abdul
Qodir dengan mempunyai wudhu dengan keikhlashan
serta mengagungkan dan menghormati kepada beliau,
Alloh akan melimpahkan kegembiraan pada hari itu
baginya serta akan dilebur dosanya.
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridhwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

15. MANQOBAH KELIMA BELAS: NAMA SYEKH ABDUL


QODIR SEPERTI ISMUL A'DZHOM

Di dalam kitab Haqoiqul-Haqoiq diriwayatkan, ada


seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul
Qodir mengadukan hal anaknya: "Saya hanya mempunyai
seorang anak, kini ia hilang tenggelam kedasar laut, saya
percaya dengan penuh keyakinan bahwa Syekh bisa
mengembalikan lagi anak saya dan menghidupkan
kembali, hidup seperti sedia kala, untuk hal ini saya
mohon pertolongannya".
Mendengar keluhan dan permohonan perempuan
itu, Syekh berkata: "Sekarang juga pulanglah dan anakmu
sekarang sudah berada di rumahmu".

- 61 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Perempuan itu pulang dengan tergesa-gesa,
setibanya di rumah, anaknya itu tidak ada.
Sementara itu segera ia menghadap lagi kepada
Syekh sambil menangis melapor bahwa anaknya itu tidak
ada di rumahnya.
Syekh berkata: "Sekarang anakmu sudah berada di
rumahmu, sebaiknya kamu segera pulang".
Perasaan rindu pada anaknya menggebu-gebu,
namun setibanya di rumah, anaknya belum juga ada.
Dengan penuh keyakinan ia tidak merasa putus asa
datang lagi menghadap Syekh sambil menangis menjerit-
jerit, mohon supaya anaknya itu hidup lagi.
Sejenak kemudian Syekh menundukkan kepalanya
dan tegak kembali sambil berkata: "Sekarang tidak salah
lagi, pasti anakmu saat ini juga sudah berada di rumah".
Dengan penuh harap ia pulang menuju rumahnya,
dan setibanya di rumah ternyata anaknya dengan selamat
hidup kembali berkat karomah Syekh Abdul Qodir.
Menghadapi peristiwa ini, Syekh Abdul Qodir
bermunajat mengadukan halnya kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa sambil menumpahkan isi hatinya: "Sungguh
saya merasa malu, Ya Alloh, oleh seorang perempuan
sampai tiga kali ia mengadukan hal anaknya. Apa latar

- 62 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
belakangnya, dan apa pula hikmah dari segala rahasia
keterlambatan ini ?".
Allah SWT menjawab: "Semua ucapan dan janjimu
kepada perempuan itu, kesemuanya itu benar tidak salah.
Dan untuk diketahui pada waktu pertama kamu
mengatakan pada perempuan itu bahwa anaknya sumah
berada di rumah, waktu itu malaikat baru mengumpulkan
tulang belulangnya yang berserakan, dan untuk perkataan
dan janjimu yang keduakalinya, juga tidak salah, karena
waktu itu seluruh anggota tubuhnya baru utuh kembali
dan dihidupkan, dan ketigakalinya pada waktu
perempuan itu tiba di rumahnya, si anak itu baru diangkat
dari dasar laut dan dikembalikan kerumahnya".
Kemudian Syekh mengadu lagi pada Tuhan : "Ya
Alloh, Engkau menciptakan makhluk penghuni dunia yang
berlimpah ruah banyaknya dan beraneka ragam jenisnya,
hal itu sangat mudah bagi-Mu, hanya sekilas lintas dan
sepatah kata saja sudah terwujud, demikian pula halnya
pada waktu mengumpulkan makhluk-Mu di Padang
Mahsyar hanya dalam tempo yang singkat sudah
berkumpul, dibandingkan dengan hanya seorang anak
yang saya mohonkan sampai ia terlambat dan cukup
makan waktu yang lama, apa pula hikmahnya Ya Alloh?".

- 63 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Ketika itu Alloh bersabda: "Wahai Abdul Qodir, kamu
jangan merasa sakit hati, sekarang kamu silakan minta
pasti Kuberi".
Dengan spontan Syekh merebahkan kepalanya
bersujud syukur sambil berkata: "Engkau Kholiq pencipta
semua makhluq, dan saya makhluk yang diciptakan oleh-
Mu, semuanya juga pemberian-Mu, rasa syukur yang
tiada terhingga saya ucapkan atas segala anugerah-Mu
yang kuterima".
Lalu Alloh memberi hadiah kehormatan kepada
Syekh dan bersabda: "Barang siapa melihatmu pada hari
Jum'at, ia akan Ku-jadikan wali, dan kalau kamu melihat
ketanah tentu akan jadi emas".
Syekh berkata lagi: "Ya Alloh, semua anugerah
pemberian-MU itu rasanya kurang bermanfaat bagiku,
saya mohon karunia-Mu yang lebih bermanfaat dan lebih
mulia setelah saya meninggal dunia".
Allah SWT berfirman: "Namamu dibuat seperti
nama-Ku pada imbalan pahalanya. Barang siapa
menyebut namamu, pahalanya sama dengan orang yang
menyebut Nama-KU".

- 64 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
16. MANQOBAH KEENAMBELAS : SYEKH ABDUL QODIR
MENGHIDUPKAN ORANG YANG SUDAH MATI DALAM
KUBUR

Dalam kitab Asrorut Tholibin diriwayatkan Syekh


Abdul Qodir pada waktu melewati suatu tempat, beliau
bertemu dengan seorang umat Islam sedang hangat
bersilat lidah, berdebat dengan seorang umat Nasrani.
Setelah beliau mengadakan penelitian dan
pemeriksaan yang seksama apa yang menjadi sebab
sehingga terjadi perdebatan yang sengit itu, kata seorang
Muslim: "Sebenarnya kami sedang membanggakan Nabi
kami masing-masing, siapa di antara Nabi kami yang
paling baik, dan saya berkata padanya Nabi Muhammad-
lah Nabi yang paling utama". Kata orang Nasrani: "Nabi
Isa-lah yamg paling sempurna".
Syekh bertanya kepada orang Nasrani: "Apa yang
menjadi dasar dan apa pula dalilnya kamu mengatakan
bahwa Nabi Isa-lah lebih sempurna dari Nabi lainnya".
Lalu orang Nasrani itu menjawab: "Nabi Isa
mempunyai keistimewaan, beliu menghidupkan kembali
orang yang sudah mati".

- 65 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Syekh melanjutkan lagi pertanyaannya: "Apakah kamu
tahu aku ini bukan Nabi, aku hanya sekedar pengikut dan
penganut agama Nabi Muhammad SAW ?".
Kata orang Nasrani: "Ya benar, saya tahu".
Lebih jauh Syekh berkata lagi: "Kalau kiranya aku bisa
menghidupkan kembali orang yang sudah mati, apakah
kamu bersedia untuk percaya dan beriman kepada agama
Nabi Muhammad SAW ?".
"Baik, saya mau beriman kepada agama Islam",
jawab orang Nasrani itu. "Kalau begitu, mari kita mencari
kuburan".
Setelah mereka menemukan sebuah kuburan dan
kebetulan kuburan itu sudah tua, sudah berusia lima
ratus tahun, lalu Syekh mengulangi lagi pertanyaannya:
"Nabi Isa kalau akan menghidupkan orang yang sudah
mati bagaimana caranya ?".
Orang Nasrani menjawab: "Beliau cukup
mengucapkan QUM BIIDZNILLAH (Bangun kamu dengan
Izin Allah)".
"Nah sekarang kamu perhatikan dan dengarkan baik-
baik !", kata Syekh, lalu beliau menghadap pada kuburan
tadi sambil mengucapkan: "QUM BIIDZNII (Bangun kamu
dengan izinku)".

- 66 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Mendengar ucapan itu orang Nasrani tercengang
keheranan, belum habis herannya, kuburan terbelah dua,
keluar mayat dari dalamnya. Mayat itu keluar sambil
bernyanyi. Konon pada waktu hidupnya mayat itu
seorang penyanyi. Menyaksikan peristiwa aneh tersebut,
ketika itu juga, orang Nasrani berubah keyakinannya dan
beriman masuk Agama Islam.

17. MANQOBAH KE TUJUH BELAS :


SYEKH ABDUL QODIR MEREBUT RUH DARI MALAKUL
MAUT

Abu Abas Ahmad Rifa'i meriwayatkan , ada seorang


pelayan Syekh Abdul Qodir meninggal dunia, kemudian
isterinya datang menghadap beliau mengadukan halnya
sambil menangis. Maka terbitlah belas kasihan dalam hati
beliau karena ratap tangis itu. Lalu pada sore harinya
terbanglah beliau ke angkasa mengejar malaikat maut
yang sedang kelangit membawa keranjang maknawi
penuh berisi ruh-ruh manusia dan baru selesai tugasnya
mencabut nyawa orang pada hari itu.
Kemudian beliau meminta kepada malaikat maut
supaya menyerahkan kepada beliau nyawa muridnya atau
mengembalikan nyawa tersebut pada badannya semula.

- 67 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Permintaan itu ditolak oleh malaikat maut. Karena
penolakan itu, beliau merebut dan menarik keranjang
maknawi, maka tumpahlah semua nyawa yang ada dalam
keranjang, nyawa-nyawa itu pun kembali ke jasadnya
masing-masing.
Menghadapi peristiwa ini malaikat dengan segera
mengadukan halnya kepada Tuhan Yang Maha Esa : "Ya
Alloh, Engkau mengetahui tentang kekasih-Mu dan wali-
Mu Abdul Qodir.
Alloh bersabda : "Memang benar, Abdul Qodir itu
kekasih-Ku, karena tadi nyawa pelayannya tidak kamu
berikan, akibatnya seluruh ruh itu terlepas, dan sekarang
kamu menyesal karena kamu tidak memberikannya.
allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana
waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan.

18. MANQOBAH KE DELAPAN BELAS :


BERKAT KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR BAYI
PEREMPUAN MENJADI BAYI LAKI-LAKI

Syekh Hawad Al-Qodiri meriwayatkan, ada seorang


laki-laki datang menghadap Syekh Abdul Qodir dengan
permohonan ingin memperoleh anak laki-laki karena

- 68 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Syekh tempat berlindungnya orang banyak, dan do'anya
selalu di terima Alloh SWT.
Kata Syekh : "Permohonanmu itu wajar-wajar saja,
nanti juga kamu akan memperoleh anak laki-laki".
Mendengar pernyataan yang menggembirakan itu
setiap hari ia selalu hadir di madrosah majelis ta'lim Syekh
Abdul Qodir.
Beberapa hari kemudian isterinya melahirkan anak
bayi perempuan, lalu dengan segera ia membawa bayi itu
menghadap Syekh, sambil menyerahkan bayinya ia
berkata diiringi keluhan: "Dari dahulu saya selalu
mengharap ingin memperoleh anak lelaki, namun
kenyataannya kini bayi perempuan, bukan bayi laki-laki".
Kata Syekh : "Segera balut burit bayimu itu dan bawa
pulang, nanti juga kamu akan memperoleh bayi laki-laki".
Kemudian dibalutnya bayi itu dengan pemburitan lalu
diemban dibawa pulang.
Setibanya di rumah lalu dibuka pembebat bayinya,
dan dengan diliputi rasa bahagia si mungil bayi itu
menjadi bayi laki-laki berkat karomah Syekh Abdul Qodir
dan seijin Alloh
Yang Maha Kuasa.

- 69 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
allohummansyur 'alaihi rohmatau waridhwana
waamiddana bi asrorihi fii kulli waqti wamakaan.

19. MANQOBAH KESEMBILAN BELAS :


DISELAMATKANNYA ORANG YANG FASIQ KARENA
MENJAWAB SYEKH ABDUL QODIR KEPADA MALAIKAT
MUNKAR NAKIR

Diceritakan pada zaman Syekh Abdul Qodir ada


orang yang fasiq, tetapi sangat mahabbah/mencintai
Syekh Abdul Qodir. Setelah orang itu meninggal,
kemudian di dalam kubur ditanya oleh Malaikat Munkar
Nakir. Jawaban orang tersebut hanyalah Abdul Qodir.
Kemudian datanglah sebuah jawaban dari Alloh: "Wahai
Munkar Nakir, orang itu memang betul-betul fasiq, dan
harus disiksa, tetapi karena dia sangat mahabbah
/mencintai kepada kekasih-Ku maka diampuni oleh-Ku.

- 70 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
20. MANQOBAH KEDUAPULUH :
SEEKOR BURUNG PIPIT TERBANG DIATAS KEPALA SYEKH
ABDUL QODIR, LALU JATUH DAN MATI.

Sebagian dari karomah Syekh Abdul Qodir sedang


berwudhu, tiba-tiba beliau dikotori oleh seekor burung
pipit yang sedang terbang diatas kepala beliau, kemudian
Syekh mengangkat kepala dan dilihatnya burung pipit itu,
maka jatuhlah burung itu dan mati.
Kemudian pakaian yang sedang beliau pakai yang
dikotori tadi lalu dicucinya dan disedekahkan sebab
kematian seekor burung pipit, beliau berkata : "Kalau
sekiranya kami berdosa karena matinya seekor burung
pipit, maka kain ini sebagai kifaratnya".

21. MANQOBAH KEDUA PULUH SATU :


SYEKH ABDUL QODIR MENGUSAP BURUNG ELANG YANG
TERPUTUS KEPALANYA DAN TERBANG KEMBALI

Diriwayatkan sebagian dari karomah Syekh Abdul


Qodir, pada suatu hari Syekh Abdul Qodir sedang
mengadakan pengajian di hadapan murid-muridnya di
madrosah yang beliau pimpin. Waktu itu keadaan cuaca
- 71 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
sangat buruk angin berhembus dengan kencangnya, tiba-
tiba muncul seekor burung elang melewati atap
madrosah dengan suara yang keras hingar bingar
mengganggu orang yang hadir dimajelis pengajian, maka
beliau berkata: "Wahai angin, potonglah kepalanya !".
Lalu angin bertiup dengan kencangnya memotong kepala
burung elang sehingga terpisah dari badannya dan jatuh
dihadapan Syekh.

Kemudian beliau turun dari kursinya mengambil


bangkai burung elang itu dan meletakkannya di atas
tangan beliau, diusapnya burung itu dengan membaca
Doa. Tiba-tiba burung elang hidup kembali kemudian
terbang lagi dengan ijin Alloh SWT, dan hal ini disaksikan
oleh segenap jama'ah pengajian.

22. MANQOBAH KE DUA PULUH DUA : SYEKH ABDUL


QODIR TIAP TAHUN MEMBEBASKAN HAMBA SAHAYA
DARI PERBUDAKAN, SERTA NILAI BUSANA

Pada sebagian kitab manaqib meriwayatkan bahwa


Syekh Abdul Qodir tiap hari raya sudah menjadi tradisi
beliau membeli beberapa hamba sahaya untu
dimerdekakan dari belenggu perbudakan. Setelah

- 72 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
dimerdekakan demi membina kemantapan lebih lanjut
Syekh mewusulkan mereka kepada Alloh SWT.
Syekh Abdul Qodir bila berpakaian, beliau memakai
pakaian yang serba indah, bagus dan mahal harganya.
Nilai kainnya harga perkilonya (0, 6888 M) seharga 10
dinar, dan tutup kepalanya seharga 70 ribu dinar.
Terompahnya untuk alas kaki yang beliau pakai
bertaburan intan berlian dan jamrud. Paku terompahnya
terbuat dari perak, namun pakaian yang serba mewah
dan indah itu bila ada orang yang memerlukannya saat itu
juga beliau berikan.
alloohummansyur 'alaihi rohmataw waridlwaanaa
wa amiddanaa bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

23. MANQOBAH YANG KEDUA PULUH TIGA : SYEKH


ABDUL QODIR MENERIMA MAKANAN YANG TURUN
DARI LANGIT

Diriwayatkan, pada waktu Syekh Abdul Qodir sedang


berkhalwat selama empat puluh hari lamanya, beliau
bermaksud demgan niat yang kuat, yaitu tidak akan
minum dan makan berupa makanan dunia, terkecuali
kalau makanan itu turun dari langit, dan air untuk minum
pada waktu berbuka puasa.

- 73 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Tinggal dua puluh hari lagi menuju hari yang
keempat puluh, terbukalah langit-langit atap rumahnya.
Dikala itu datang seorang laki-laki membawa wadah
tempat buah-buahan yang dipegang dengan kedua belah
tangannya yang berisikan aneka ragam buah-buahan yang
langka adanya, rupanya bagus serta mengagumkan mata.
Lalu dihidangkan kepada Syekh, beliau berkata : "Ini
makanan dari mana ?" Sang pembawa tadi menjawab:
"Ini dari alam malakut dan jamuan ini untuk Syekh".
Syekh menjawab: "Jauhkan wadah itu dari pandanganku,
karena emas dan perak diharamkan oleh Rosululloh
SAW". Kemudian wadah yang terbuat dari emas dan
perak itu dibawa kembali.
Pada waktu akan berbuka puasa datang berkunjung
malaikat sambil berkata: "Wahai Abdul Qodir, ini jamuan
dari Allah SWT". Disodorkan baki yang penuh diisi
makanan, lalu beliau terima dan beliau makan bersama-
sama dengan para pelayannya.

- 74 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
24. MANQOBAH KEDUA PULUH EMPAT : MASYARAKAT
YANG MENDERITA PENYAKIT THO'UN/KOLERA SEMBUH
DENGAN RUMPUT DAN AIR MADROSAH SYEKH

Para ulama meriwayatkan, pernah terjadi pada


zaman Syekh Abdul Qodir telah berjangkit wabah
penyakit tho'un / kolera sehingga ratusan ribu orang yang
meninggal dunia.
Berduyun-duyun masyarakat datang minta
pertolongan kepada Syekh, beliau mengumukan kepada
masyarakat : "Barang siapa yang memakan rerumputan
yang tumbuh di sekitar madrosahku, Alloh akan
menyembuhkan penyakit yang diderita masyarakat".
Karena terlalu banyak yang sakit dan rerumputan
sebagai obat penangkal tidak cukup malah sudah habis,
lalu Syekh mengumumkan lagi : "Barang siapa yang
meminum air madrosahku akan disembuhkan Alloh
SWT."
Mendengar pengumuman itu, para penderita
penyakit, mereka beramai-ramai minum air yang ada di
sekitar madrosah Syaikh, seketika itu juga mereka
menjadi sembuh kembali, sehat wal'afiat. Penyakit tho'un
yang mengganas segera lenyap.

- 75 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
25. MANQOBAH KEDUA PULUH LIMA : TULANG
BELULANG AYAM HIDUP KEMBALI BERKAT KAROMAH
SYEKH ABDUL QODIR

Diriwayatkan, ada seorang perempuan datang


menghadap Syekh Abdul Qodir mengantarkan anaknya
untuk berguru pada Syekh, untuk mempelajari ilmu suluk,
Syekh memerintahkan agar si anak harus belajar dengan
tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan ditempatkan di
ruang kholwat.
Beberapa hari kemudian si ibu selaku orangtua
murid datang menengok anaknya dan dilihat tubuh
anaknya itu menjadi kurus, makannya hanya roti kering
dan gandum. Si ibu kemudian masuk keruang Syekh dan
melihat di hadapannya tulang-tulang sisa makanan daging
ayam yang sudah bersih. Ibu itu berkata :"Menurut
penglihatan saya Tuan Syekh makan dengan makanan
yang serba enak. Sedang anak saya badannya kurus
karena makanannya hanya bubur gandum dan roti kering,
untuk hal itu apa maknanya sehingga ada perbedaan?".
Mendengar pertanyaan itu lalu Syekh meletakkan
tangannya di atas tulang-belulang ayam sambil bekata :
“QUUMII BI IDZNILLAHI TA'ALA ALLADZI YUHYIL
'IDZOMA WA HIYA ROMIIM” (berdirilah dengan idzin

- 76 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Alloh yang menghidupkan tulang belulang yang sudah
hancur).
Lalu berdirilah tulang-belulang itu menjadi ayam
kembali sambil berkokok :
(“Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan
Allah, Syekh Abdul Qodir kekasih Allah”).
Syekh berkata pula kepada orang tua anak itu:
"Kalau anakmu dapat berbuat seperti ini, maka ia boleh
makan seenaknya asal yang halal".
Ibu itu merasa malu oleh Syekh dan mohon maaf
atas prasangka yang buruk. Dengan keyakinan yang bulat,
ibu itu menyerahkan anaknya kepada Syekh untuk dididik.

26. MANQOBAH KEDUAPULUH ENAM: ANJING PENJAGA


ISTAL SYEKH ABDUL QODIR MEMBUNUH SEEKOR
HARIMAU

Diriwayatkan, bahwa Syekh Ahmad Zandah bila


berkunjung bersilaturrohmi kepada para waliyulloh, ia
selalu menunggang seekor harimau, dan bagi pribumi
yang dikunjunginya harus menyediakan seekor sapi untuk
pangan harimaunya.

- 77 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Pada waktu ia berkunjung kepada Syekh Abdul
Qodir, dimintanya seekor sapi yang digunakan sebagai
penarik timba air setiap harinya, karena kebetulan sapi itu
yang dilihatnya.
Sementara harimau sedang mengintai sapi yang
menjadi mangsanya, tidak diketahui sebelumnya bahwa
di situ ada seekor anjing galak penjaga istal kuda
kepunyaan Syekh, tiba-tiba anjing itu menyerang,
menerkam harimau dan digigitnya hingga mati. Ahmad
Zandah terkejut, timbul perasaan malu pada dirinya,
dengan merendahkan diri dan sikap hormat segera ia
menghadap Syekh lalu mencium tangan beliau.
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

27. MANQOBAH KE DUAPULUH TUJUH : SYEKH ABDU


QODIR MEMBELI EMPAT PULUH EKOR KUDA UNTUK
CADANGAN OBAT ORANG SAKIT

Diriwayatkan, ada seseorang yang bertempat tinggal


di suatu tempat agak jauh dari kota baghdad. Terbetik
berita yang sampai kepadanya tentang kemasyhuran
Syekh Abdul Qodir, ia bermaksud akan berziarah

- 78 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
berkunjung ke rumah Syekh karena terdorong rasa
mahabbah.
Setiba di kota Baghdad, ia tercengang keheran-
heranan melihat bangunan istal kuda kepunyaan Syekh
sangat megah dan bagus, papan lantai istalnya dibuat dari
emas dan perak,pelananya dibuat dari sutra dewangga
yang indah warnanya, kudanya ada 40 ekor semuanya
bagus dan mulus sehingga kebagusannya tidak ada tolok
bandingannya.
Terlintas dalam hatinya prasangka yang kurang baik,
bisikkan hatinya berbicara: "Konon dikatakan orang ia
seorang wali, tetapi mengapa kenyataannya jauh berbeda
sekali ?. Ia seorang penggemar pencinta dunia. di mana
ada seorang wali yang cenderung mencintai dunia ?.
Sikap prilaku semacam begini tidak pantas diberikan gelar
waliyulloh (Kekasih Alloh)".
Semula ia ingin bertemu dengan Syekh. seketika itu
juga dibatalkan niatnya tadi, lalu ia bertamu kepada
seseorang di kota itu.
Selang beberapa hari kemudian ia jatuh sakit, dan
penyakitnya sangat parah, tidak ada seorang dokterpun di
kota itu yang mampu mengobati penyakitnya. Kebetulan
ada seorang ulama ahli hikmah, ia memberi petunjuk,
katanya: "Menurut diagnosa penyakitnya itu sangat
canggih, sulit untuk bisa sembuh, kecuali kalau diobati
- 79 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
dengan terapi hati kuda sebanyak empat puluh hati kuda,
baru bisa sembuh, dengan persyaratan kudanya harus
memiliki, mempunyai sifat dan bentuk khas tertentu."
Di antara mereka ada yang memperhatikan, dan
menyarankan segera menghubungi Syekh, "Karena
beliaulah yang memiliki beberapa ekor kuda dan
mempunyai sifat bentuk khas yang diperlukan itu.
Mintalah kepada beliau pertolongan dan bantuannya.
Beliau seorang dermawan dan suka memberi
pertolongan."
Di waktu mereka menghadap Syekh, dengan suka
rela beliau mengabulkan permintaan mereka, setiap
harinya disembelih seekor kuda untuk diambil hatinya,
sehingga kuda yang empat puluh ekor itu habis
semuanya.
Dengan pengobatan empat puluh hati kuda,
sembuhlah orang itu dari penyakitnya, ia sembuh sehat
seperti sedia kala. Dengan rasa syukur yang tiada
hentinya diiringi rasa malu, ia datang menghadap Syekh
untuk mohon ampunannya.
Syekh berkata: "Untuk dikatahui olehmu, bahwa
sejumlah ekor kuda yang ku beli itu sebenarnya cadangan
dan bagian untukmu, karena aku tahu bahwa kamu akan
mendapat musibah menderita penyakit parah yang tidak
ada obatnya kecuali harus dengan empat puluh kerat hati
- 80 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
kuda. Aku tahu maksudmu, semula kamu datang
berziarah kepadaku semata-mata didorong rasa cinta
kepadaku, namun waktu itu kamu berprasangka buruk,
dan kau tidak tahu hal yang sebenarnya sehingga kamu
bertamu kepada orang lain."
Setelah mendengar penjelasan itu, ia merasa banyak
bersalah dan segera ia bertobat, lalu Syekh meluruskan
dan memantapkan keyakinannya.
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

28. MANQOBAH KEDUA PULUH DELAPAN : JIN DAN


SYETAN DIBAWAH KEKUASAAN SYEKH ABDUL QODIR

Diriwayatkan, pada waktu Nabi Sulaiman a.s.


memusatkan perhatian pada renungannya, terlintas
dalam hati beliau kekhawatiran terhadap ummat nanti di
akhir zaman. Kekhawatiran dari gangguan jin dan
kenakalan syaithan yang demikian jahatnya dengan
perbuatan yang tidak sopan.
Tiba-tiba terdengar suara dari alam ghaib, sabda
Alloh : "Kamu jangan khawatir, sebab nanti akan lahir
Nabi penghabisan yaitu Muhammad SAW. Diantara salah

- 81 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
seorang anak cucunya ada yang bernama Abdul Qodir, ia
akan diberi kekuasaan menguasai jin dan syethan, tidak
ada jin dan syetan yang tidak tunduk kepadanya."
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

29. MANQOBAH KEDUA PULUH SEMBILAN :


MENGAMPUNINYA RAJA JIN KEPADA ORANG YANG
TELAH MEMBUNUH ANAKNYA

Ulama Baghdad meriwayatkan, bahwa di Baghdad


ada seorang ulama', seusai sholat Jum'at berangkatlah ia
diiringi para santri-santrinya berziarah kepemakaman.
Ditengah perjalanan ia menemukan seekor ular hitam
yang sedang melata. Dipukulnya ular itu dengan tongkat
sampai mati. Setelah ular dibunuh langsung saja alam
sekitar daerah itu diliputi kabut kelam dan menjadi gelap.
Para santrinya tambah terkejut karena gurunya
mendadak hilang.
Mereka berusaha mencari ditiap-tiap tempat namun
tidak ditemukan. Tiba-tiba gurunya muncul kembali
dengan pakaian serba baru. Mereka heran, dan segera
menghampiri gurunya sambil menanyakan kejadian yang

- 82 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
dialaminya. Kemudian diceritakannya bahwa asal
kejadian itu begini permulaannya:
"Tadi waktu cuaca gelap, aku dibawa oleh Jin menuju
sebuah pulau. Lalu aku dibawa menyelam kedasar laut
menuju suatu daerah kerajaan jin, dan aku dihadapkan
kepada sang raja jin. Pada waktu aku bertemu, ia sedang
berdiri di atas singgasana mahligai kerajaannya”.
Dihadapannya membujur sesosok mayat di atas
panca persada yang sangat indah bentuknya. Kepala
mayat itu pecah, darah mengalir dari tubuhnya. Sejurus
kemudian sang raja jin bertanya kepada pengawalnya
yang membawa aku: "Siapa orang yang kau bawa itu?".
Para pengawalnya menjawab : "Inilah orang yang
telah membunuh putera tuanku raja".
Lalu raja jin menatap tajam padaku dengan muka
marah. Wajahnya merah padam, dengan geramnya raja
jin menghardikku: "Mengapa kamu membunuh anakku
yang tidak berdosa? Bukankah kamu lebih tahu tentang
dosanya membunuh, padahal kamu katanya seorang
ulama' yang mengetahui masalah-masalah hokum ?", Dia
berkata dengan suara lantang muka berang menakutkan.
Segera aku menjawab menolak tuduhan itu:
"Perkara membunuh anakmu aku tolak, apalagi yang
namanya membunuh, bertemu

- 83 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
mukapun aku belum pernah."
Raja jin menjawab: "Kamu tidak bisa menolak, ini
buktinya, para saksinya juga banyak !".
Lalu dengan tegas tuduhan itu kusanggah: "Tidak,
tidak bisa, semuanya bohong, itu fitnah semata!".
Para saksi jin mengusulkan supaya raja memeriksa
darah yang melekat diujung tongkatnya. Lalu sang raja
bertanya: "Itu darah apa yang ada ditongkatmu?".
Aku menjawab: "Darah ini bekas cipratan darah ular
yang kubunuh".
Raja jin berkata dengan geramnya: "Kamu manusia
yang paling bodoh. Kalau kamu tidak tahu ular itu
anakku!".
Dikala itu, aku bingung tidak bisa menjawab lagi,
sehingga aku pusing, bumi dan langit terasa sempit
karena sulit mencari jalan pemecahannya.
Raja jin melirik kepada seorang hakim selaku
aparatnya seraya berkata: "Manusia ini sudah mengakui
kesalahannya, ia telah membunuh anakku, kamu harus
segera memutuskan hukumannya yaitu ia harus
dibunuh!".
Setelah jatuh keputusan, aku diserahkan kepada
seorang algojo. Pada waktu kepalaku akan dipancung,

- 84 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
algojo sedang mengayunkan pedangnya kearah leherku,
tiba-tiba muncul seorang laki-laki tampan bercahaya
sambil berseru: "Berhenti ! Sekali-kali jangan kau bunuh
orang ini, ia murid Syekh Abdul Qodir", sambil matanya
menatap raja jin dengan sorotan tajam. Lalu ia berkata:
"Coba apa jawabanmu kepada Syekh kalau beliau marah
padamu karena membunuh muridnya ?".
Raja jin melirik ke arahku sambil berkata: "Karena
aku menghormati dan memuliakan Syekh, dosamu yang
begitu besar kuampuni, dan kamu bebas dari hukuman.
Tetapi sebelum kau pulang, kamu harus jadi imam sholat
untuk menyembahyangkan mayat anakku almarhum dan
bacakan istighfar mohon diampuni dosanya".
Setelah selesai menyembahyangkan, pada waktu
pulang aku diberi hadiah pakaian bagus dan diantarkan
ketempat semula tadi".
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

- 85 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
30. MANQOBAH KETIGA PULUH : BERKAT KAROMAH
SYEKH ABDUL QODIR BISA MENOLAK GANGGUAN JIN
DAN ORANG JAHAT

Syekh Jalal al-Bukhori meriwayatkan, barang siapa


diganggu atau kemasukan jin supaya dibacakan ketelinga
orang itu bacaan : "Ya hadhrotas Syaikh Quthubul 'alamiin
Muhyiddin Abdul Qodir al-Jailaniy".
Insya Alloh ia akan sembuh dan barangsiapa merasa
takut dari gangguan orang jahat atau musuh, maka ambil
segenggam tanah hitam dan baca nama Syekh Abdul
Qodir pada tanah itu lalu sebarkan kearah yang ditakuti,
insya Alloh akan terpelihara dari kejahatan.
Barang siapa yang mendapat kesusahan hidup, lalu
ia bertawassul kepada Syekh Abdul Qodir, Alloh akan
mengganti kesusahan dengan kesenangan, dan kesulitan
dengan kemudahan.
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

- 86 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
31. MANQOBAH KETIGA PULUH SATU : SYEKH ABDUL
QODIR BERZIARAH KE MAKAM ROSULULLOH SAW DAN
MENCIUM TANGAN BELIAU

Pada waktu Syekh Abdul Qodir berziarah ke pusara


Rosululloh SAW di Madinah Munawwaroh, setibanya di
Madinah langsung beliau masuk ke ruang pusara
Rosululloh SAW. yaitu "ruang yang mulia" (hujroh
syarifah).
Selama empat puluh hari beliau berdiri di hadapan
pusara Rosululloh SAW. Kedua tangannya diletakkan pada
dadanya sambil bermunajat mengharap rahmat-Nya,
menumpahkan isi hati nuraninya dengan makna bait
dibawah ini :
“dzunubi kamaujil bahri bal hiya aktsaru kamitslil
jibalis Syummi bal hiya akbaru walakinnaha 'indal karimi
idza'afaa janahum minal bu'uudhi bal hiya ashghoru”
(Besar dosaku seperti gulungan ombak dilaut bahkan
lebih banyak. Tinggi setinggi puncak gunung syam bahkan
lebih tinggi lagi. Namun bila daku Kau ampuni, ringan
dosaku seringan sayap nyamuk, kecil bahkan sekecil amat
sangat).
Lalu beliau meneruskan munajat pengharapannya
dengan bait dibawah ini: “fii halatil bu'di ruuhii kuntu

- 87 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
ursiluhaa tuqobbilul ardho 'anni wahya naibaatii
wahadzihi naubatul asybaahi qod hadhorot famdud
yamiinaka kai tuhzho bihaa syafatii” (Kala jauh dari
kekasih, kau utus roh pengganti diri, ulurkan tanganmu
kini kasih, kan kukecup sepuas hati untuk terima syafaat
kekasih).
Selesai beliau meluapkan isi hati nuraninya, tangan
Rosululloh SAW yang mulia terulur keluar lalu dipegang,
diciumnya sepuas hati, dan diletakkan pada ubun-ubun
kepala Syekh.
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

32. MANQOBAH KETIGA PULUH DUA: SYEKH ABDUL


QODIR BERBUKA PUASA DI RUMAH MURID-MURIDNYA
PADA SATU WAKTU YANG BERSAMAAN

Diriwayatkan pada suatu hari di bulan Romadhon,


Syekh Abdul Qodir diundang berbuka puasa oleh murid-
muridnya sebanyak tujuh puluh orang di rumahnya
masing-masing. Mereka berkeinginan agar Syekh berbuka
puasa dirumahnya. Mereka tidak mengetahui bahwa
diantara mereka masing-masing mengundang Syekh
untuk berbuka puasa pada waktu yang bersamaan.

- 88 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Tiba waktunya berbuka puasa bertepatan Syekh
berbuka puasa di rumah beliau, detik itu pula rumah
muridnya yang tujuhpuluh orang itu masing-masing
dikunjunginya dan berbuka puasa tepat dalam waktu
yang bersamaan.
Peristiwa ini di kota Baghdad sudah masyhur
terkenal di kalangan masyarakat, dan sudah menjadi bibir
masyarakat dalam setiap pembicaraan dan pertemuan.
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

33. MANQOBAH KETIGAPULUH TIGA :


MENYELAMATKAN SEORANG PEREMPUAN MURIDNYA
SYEKH ABDUL QODIR DARI KHIANATNYA SEORANG
LELAKI FASIK

Diriwayatkan, di kota Baghdad ada seorang wanita


rupawan wajahnya cantik dam manis sedap dipandang
mata.
Sebelum ia masuk jama'ah murid Syekh Abdul Qodir,
ada seorang lelaki fasik, hidung belang, dan tuna susila.
Dia menaruh cinta mengharap pada wanita itu, namun
cintanya tidak dibalas. Cintanya bertepuk sebelah tangan.

- 89 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Si lelaki jahat itu berusaha mencari jalan untuk
melaksanakan niat jahatnya itu.
Pada suatu hari, wanita itu berangkat menuju
sebuah gua pada suatu gunung untuk berkholwat,
beruzlah yakni mengasingkan diri dengan tujuan ibadah.
Tidak diketahui sebelumnya, bahwa ia sedan diintai dan
diikuti dari belakang oleh silelaki perayu wanita itu.
Ketika wanita itu tiba dan akan masuk kedalam gua,
silelaki jahat itu berusaha dengan sekuat tenaga akan
masuk kedalam gua memperkosa kehormatan wanita itu.
Sebaliknya, sang wanita berusaha menghindar dari nafsu
angkara murka kejahatan silelaki itu sambil berteriak-
teriak memanggil-manggil nama Syekh Abdul Qodir: "Ya
Syekh Tsaqolein, Ya Ghoutsal A'dhom, Ya Syekh Abdul
Qodir, tolonglah saya!", demikian ratap wanita
bertawassul dan beristighotsah minta pertolongan.
Di kala itu Syekh sedang mengambil air wudhu untuk
melaksanakan sholat di madrosah, lalu dilepas bakiaknya.
Sepasang bakiak itu dipegang Syekh lalu dilemparkan
kearah gua dan tepat sekali mengenai sasaran kepala
lelaki jahat itu, di kala laki-laki jahat itu akan melakukan
aksinya, bertubi-tubi sepasang bakiak memukul,
menampar laki-laki itu dengan pukulan-pukulan yang
mematikan. Dan seketika itu juga ia mati.

- 90 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Sang wanita segera mengambil sepasang bakiak milik
Syekh, gurunya. Kemudian iamengucapkan terimakasih
atas pertolongannya, lalu bakiak itu diserahkan sambil
melaporkan peristiwa yang dialaminya kepada Syekh dan
juga kepada khalayak yang mengerumuninya.
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

34. MANQOBAH KETIGA PULUH EMPAT: SYEKH ABDUL


QODIR MEMBERIKAN PERTOLONGAN KEPADA SEORANG
WALI YANG TELAH DILEPAS PANGKAT KEWALIANNYA

Diriwayatkan, pada zaman Syekh Abdul Qodir, ada


seorang wali yang telah dilepas pangkat kewaliannya. Ia
minta pertolongan kepada rekan-rekannya sesama wali
memohon kepada Alloh SWT. agar ia dapat diangkat
kembali mendapatkan pangkat kewaliannya.
Wali rekannya itu berkata : "Saya sudah berusaha
berdo'a memohon kepada Alloh SWT. agar dapat
diangkat kembali pangkat kewalianmu, bahkan menurut
anggapan saya persoalan ini tidak diterima oleh Alloh
SWT., dan saya dianjurkan sebaiknya meminta
pertolongan dan syafa'at Syekh, supaya beliau berdo'a

- 91 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
memohon kepada Alloh SWT. agar dapat dikembalikan
pangkat kewalianmu itu".
Kemudian Syekh dapat menerima usulan mereka,
lalu beliau berdo'a, sementara itu datang sabda Alloh:
"Sudah banyak para wali yang berdo'a mereka mohon
supaya dikembalikan lagi pangkat seorang wali yang
sudah dicopot itu. Untuk hal ini kamu jangan minta
syafaat baginya".
Mendengar sabda itu lalu Syekh mengambil sajadah
berangkat menuju suatu lapangan.
Pada waktu beliau akan melangkahkan kaki,
terdengar ada yang memanggil dari alam ghaib : "Wahai
Ghoutsul A'dhom Abdul Qodir, bagi orang itu dan seribu
orang yang senasib dengan dia, Ku ampuni dosanya".
Dan langkah kaki yang kedua terdengar lagi suara
yang bersabda: "Bagi orang itu dan duaribu orang yang
senasib dengan dia".
Dan pada waktu akan memijakkan langkah kaki yang
ketiga kembali terdengar: "Bagi dia dan tigaribu orang
yang senasib dengan dia, dosanya Ku ampuni, disebabkan
karena pangkat kewalianmu dan kedudukanmu".
Syekh mengucapkan terimakasih kepada Alloh SWT.
atas anugerah yang telah diterima.

- 92 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Berkat karomah dan syafaat Syekh, wali yang dilepas
pangkatnya itu dapat diterima kembali.
alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana
waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan.

35. MANQOBAH KETIGAPULUH LIMA : SYEKH AHMAD


KANJI MENJADI MURID SYEKH ABDUL QODIR ATAS
PETUNJUK GURUNYA

Diriwayatkan, pada suatu hari Syekh Ahmad Kanji


sedang mengambil air wudhu, terlintas dalam hatinya
bahwa Thorekat Syekh Abdul Qodir itu lebih disukai
daripada thorekat-thorekat lainnya.
Gurunya yaitu Syekh Abi Ishaq Maghribi mengetahui
pula apa yang terlintas dalam hati muridnya, lalu beliau
bertanya : "Apakah kamu mengetahui tentang kedudukan
Syekh Abdul Qodir?". Dijawab oleh Syekh Ahmad Kanji :
"Saya tidak tahu". Lalu gurunya menjelaskan: "Perlu
diketahui bahwa Syekh Abdul Qodir itu memiliki duabelas
sifat-sifat kemuliaan”.
Kalau lautan dijadikan tintanya, dan pepohonan
dijadikan penanya, manusia, malaikat, dan jin sebagai

- 93 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
penulisnya, maka tidak akan mampu menuliskan sifat-
sifat jatidiri yang dimiliki beliau itu".
Mendengar penjelasan dari gurunya itu, ia makin
bertambah mahabbah kecintaannya kepada Syekh Abdul
Qodir.

36. MANQOBAH KETIGA PULUH ENAM ; SYEKH AHMAD


KANJI MENJUNJUNG KAYU BAKAR DIATAS KEPALANYA

Syekh Ahmad Kanji pekerjaannya adalah mencari


kayu bakar untuk memasak roti bagi faqir-faqir. Setelah
mengenakan mahkota dari Syekh Abdul Qodir, gurunya
berkata : "Sekarang engkau tidak layak mencari kayu
bakar, sebab kepalamu telah dimahkotai dengan mahkota
yang mulia".
Lalu Syekh Ahmad Kanji memohon ijin dari gurunya
untuk mencari kayu bakar. Ujar gurunya: "Ya kalau kamu
ngotot, silakan saja". Iapun berangkat ke gunung
memgumpulkan kayu bakar dan diikat. Waktu akan
diangkat kekepalanya, kayu bakar itu melayang diatas
kepala Syekh Ahmad Kanji kira-kira sehasta dari
kepalanya.

- 94 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Lantas Syekh Ahmad Kanji pulang kepada gurunya.
Ikatan kayu bakar terus melayang mengikuti Syekh
Ahmad. Setibanya ditempat gurunya yaitu Syekh Abi
Ishaq Maghribi, gurunya berkata : "Nah, Syekh Ahmad,
tadi kataku bagaimana kepalamu tidak pantas dipakai
membawa kayu bakar, sebab sudah ditempati mahkota
dan sorban yang mulia. Sejak kini, sudahlah jangan
mencari kayu bakar. Engkau oleh Sayyid Abdul Qodir
sudah ditunjukkan dalam pangkat Rijalulloh”.

37. MANQOBAH KETIGA PULUHTUJUH ; BERKAT DO'A


SYEKH ABDUL QODIR SEORANG PEREMPUAN
MEMPUNYAI TUJUH ANAK LAKI-LAKI

Dalam kitab Muntakhob Jawahiril Qolaid


diriwayatkan, ada seorang
perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir
maksudnya ia mohon do'a restu dan karomah Syekh agar
ia dikaruniai seorang anak yang menjadi dambaan hati
buah pelerai lara. Lalu Syaikh melihat tulisannya di Lauhil
Mahfudz, ternyata bagi perempuan itu tidak ada tulisan
akan mempunyai anak. Disaat itu pula Syekh berdo'a
kepada Alloh Yang Maha Berkuasa agar perempuan itu
diberi dua orang anak.

- 95 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Selesai beliau berdo'a terdengar sabda Alloh :
"Bukankah kamu sudah melihat di Lauhil Mahfudz bahwa
seorang anakpun tidak ada tulisannya bagi perempuan
itu, dan sekarang malah kamu minta dua orang anak ?"
Syekh berkata lagi : "Saya mohon tiga anak". Dikala itu
datang lagi sabda Alloh : "Kamu sudah melihat di Lauhil
Mahfudz ia tidak ada lukisannya seorang anakpun, kini
kamu minta tiga anak". Syekh berkata lagi: "Ya Alloh saya
mohon empat orang anak".
Demikian seterusnya permohonan Syekh bertambah
meningkat sampai pada permoho nan tujuh orang anak.
Pada waktu sampai batas tujuh orang anak, datang sabda
Alloh "Sekarang sudah cukup, jangan lebih dari tujuh, dan
permohonan itu Ku-terima".
Atas anugerah karunia itu lalu beliau bersujud dan
bersyukur kepada Allah SWT. Kemudian Syekh mencomot
segumpal tanah, dan sedikit dari tanah itu diberikan
kepada perempuan itu. Dengan mengharap barokahnya
lalu perempuan itu membuat liontin mata kalung dari
tanah itu yang dilapisi perak.
Beberapa hari kemudian perempuan itu hamil, dan
sampai masa sembilan bulan ia melahirkan bayi kembar
siam tujuh bayi laki-laki semuanya dalam keadaan sehat
dan selamat.

- 96 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Kian hari bayi itu menjadi besar dan meningkat
menjadi anak-anak dewasa. Beberapa tahun kemudian,
keyakinan perempuan itu menjadi berubah. Tercetus
dalam bisikan hati perempuan itu prasangka buruk
terhadap Syekh. Ia berkata sambil memegang perhiasan
liontin mata kalung yang dipakai "Untuk apa gunanya
tanah ini tiap hari selalu bergantung dibawah leherku,
sekarang aku sudah punya anak, untuk apalagi kalung ini
kupakai, tidak ada gunanya". Seusai ia berkata dalam hati
nuraninya dengan spontanitas ketujuh anaknya itu mati.
Melihat kejadian yang tidak terduga itu segera
perempuan itu
berangkat menghadap Syekh sambil menangis tersedu-
sedu dan bertobat mohon ampunannya karena jauh
sebelumnya sudah berprasangka buruk kepada Syekh.
Menerima pengaduan dan keluhan itu, Syekh
berkata "Sekarang juga kamu cepat pulang, dan apa yang
menjadi niat dan harapanmu itu akan diterima juga
nanti". Setibanya dirumah dengan penuh cemas ternyata
anaknya yang sudah mati, semuanya hidup kembali.

- 97 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
38. MANQOBAH KETIGAPULUH DELAPAN ; SYEKH ABDUL
QODIR MENYELAMATKAN MURIDNYA DARI SIKSAAN
MALAIKAT MUNKAR WA NAKIR

Diriwayatkan, Syekh Abdul Qodir mempunyai murid


yang bodoh dan buta agama, namun ia menaruh cinta,
rindu, kepada gurunya yaitu Syekh Abdul Qodir. Pada
waktu ia mati ditanya dialam kubur oleh malaikat Munkar
Nakir: "Apa agamamu, siapa Tuhanmu dan siapa Nabimu?
"Simayat menjawab : "Saya tidak tahu, yang saya ketahui
hanya guruku Syekh Abdul Qodir, beliaulah yang sangat
kucintai".
Mayat itu selalu memanggil-manggil Syekh Abdul
Qodir, sehingga malaikat Munkar Nakir merasa bingung
menghadapi kejadian ini, lalu hal ini diajukan kepada
Alloh SWT. : "Ya Alloh, Engkau Maha Mengetahui tentang
jawaban mayat hambaMU ini, untuk hal itu saya serahkan
kepadaMu". Alloh bersabda : "Beri siksaan dia
sebagaimana mestinya".
Pada waktu malaikat Munkar Nakir akan
melaksanakan siksaan sebagaimana perintah Alloh SWT.,
tiba-tiba Syekh Abdul Qodir muncul sambil berkata :
"Wahai malaikat Munkar Nakir, mayat muridku jangan
disiksa karena dia waktu hidupnya termasuk orang yang
bodoh, dan tidak tahu tentang agama, yang dia ketahui
- 98 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
hanyalah aku ini". Lalu Syekh melanjutkan
pembicaraannya : "Akulah yang yang akan memberi
jawaban terhadap segala pertanyaan yang kalian akan
tanyakan, nah sekarang mau menanyakan masalah apa ?"
Untuk kedua kalinya kejadian ini malaikat Munkar
Nakir bertambah bingung dan dengan segera dilaporkan
kepada Alloh SWT. Alloh bersabda sebagaimana tadi :
"Siksa dia sebagaimana mestinya!" Setelah malaikat itu
menerima perintah dari Alloh lalu diambilnya godam,
ketika mayat akan disiksa, tiba-tiba Syekh menghadang
dan menggagalkan serta merebut godam dari tangan
malaikat Munkar Nakir lalu dilemparkan”, beliau berkata :
"Semuanya minggir! Demi panasnya kecintaanku yang
membara dalam batinku kepada Alloh, siapapun juga
tidak ada yang menandingiku. Ingat, kalau mayat muridku
disiksa, surga dan neraka semuanya akan kubakar” (
artinya dalam surga tidak akan senang dan dineraka tidak
akan susah ).
Ketika itu datang sabda Alloh : "Sekarang Ku ampuni
dosa mayat orang itu, jangan kamu siksa, disebabkan
karena kekasihku Abdul Qodir Aku menanggung rindu
padanya, dan lebarkan pula kubur mayat orang itu !".

- 99 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
39. MANQOBAH KETIGAPULUH SEMBILAN ;

Setiap Datang Tahun Baru, Memberitahu Kepada


Syaikh Abdul Qodir Peristiwa Yang Akan Terjadi Pada
Tahun Itu.
Diriwayatkan di dalam kitab "Bahjatul Asror" bahwa
Syaikh ‘Abdul Qodir pada suatu saat terbang melayang-
layang diatas ribuan manusia di majlis pengajian yang
beliau pimpin, beliau Bersabda:
"Tiada terbit matahari melainkan mengucapkan
salam kepadaku, pada setiap datang tahun selalu
memberi salam kepadaku, dan memberitahukan yang
akan terjadi pada tahun itu. Pada setiap datang bulan,
memberi salam kepadaku dan Menceritakan apa yang
terjadi pada bulan itu. Demikian Pula setiap datang
minggu dan hari, minggu dan hari itu memberi salam
kepadaku dan memberitahukan yang akan terjadi pada
minggu dan hari itu.
Demi Dzat Allah Yang Maha Mulia, orang-orang yang
suka dan duka semuanya itu diberitahukan kepadaku.
Pandangan mataku selalu di Lauhil Mahfud dan aku
tenggelam dalam lautan Ilmu Alloh dan lautan
musyahadah, akulah yang menjadi Hujjah Alloh, akulah
yang menjadi pengganti Rosululloh saw. Akulah yang

- 100 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
menjadi pewarisnya dibumi. Manusia ada gurunya,
malaikat ada gurunya, jin ada gurunya, aku guru
semuanya.

40. MANQOBAH KEEMPAT PULUH ; ABDUL QODIR


DIBERI BUKU UNTUK MENCATAT MURID-MURIDNYA
SAMPAI HARI KIAMAT

Diriwayatkan di dalam kitab "Bahjatul Asror", Syaikh


Abdul Qodir pernah berkata: “Aku diberi sebuah buku
yang luasnya sejauh mata memandang untuk menuliskan
nama-nama muridku sampai hari kiamat. Semua murid
itu telah Alloh berikan Kepadaku dan telah menjadi
milikku. Aku pernah bertanya Kepada malaikat Malik,
“Apakah ada dalam neraka, muridku dan sahabat-ku ?”
Malaikat Malik menjawab: “ tidak ada”.
Syaikh berkata: "Aku bersumpah, demi kemuliaan
Tuhanku. Tanganku atas murid-muridku seperti langit
menutup bumi. Andaikan murid-muridku itu buruk, maka
akulah yang baik. Dan aku bersumpah, demi Keagungan
dan Kemuliaan Tuhanku, dua telapak kakiku tidak akan
bergeser dihadapan Tuhan kecuali sudah mendapat
keputusan bahwa aku bersama-sama muridku yang
masuk surga”.

- 101 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Lebih lanjut beliau bersabda: Tanganku tidak akan
lepas dari kepala murid muridku, walaupun aku sedang
ada di timur dan muridku ada di barat, lalu muridku itu
tersingkap auratnya, maka tanganku akan segera
menutupinya.
Demi Keagungan dan Kemuliaan Tuhanku, pada hari
kiamat aku akan berdiri tegak di hadapan gerbang pintu
neraka, sekali lagi aku tidak akan bergeser sebelum
muridku masuk surge karena Alloh Yang Maha Kuasa
telah menjanjikanku bahwa murid-muridku tidak akan
dimasukan ke dalam neraka.
Barang siapa yang berguru serta mahabbah
kepadaku, pasti aku menghadap kepadanya, bahwa
mereka dan Malaikat Munkar Nakir telah berjanji
kepadaku, bahwa mereka tidak akan menakut-nakuti
murid-muridku.”

41. MANQOBAH KEEMPAT PULUH SATU ; SALAH


SEORANG MURID ABDUL QODIR TIDAK MERASA LAPAR
DAN HAUS SETELAH MENGHISAP JARI TANGAN SYEKH
ABDUL QODIR

Syekh Arif Abu Muhammad Syawir As-Sibti berkata:


"Pada suatu hari saya berangkat menuju Baghdad

- 102 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
berziarah kepada Syekh Abdul Qodir, lalu saya membantu
beliau beberapa hari lamanya. Pada waktu saya akan
pulang, lebih dahulu saya menghadap guruku Syekh
untuk mohon diri. Beliau berkata padaku: "Silahkan kamu
pergi, aku do'akan semoga kamu selamat di perjalanan
dan selamat sampai di tempat tujuan."
Kemudian beliau mengulurkan tangannya menyuruh
padaku supaya jari tangannya dihisap. Lalu kuhisap jari
tangan beliau itu. Beliau berwasiat kepadaku: "Agar nanti
di perjalanan jangan meminta-minta." Setelah saya pamit,
berangkatlah saya menuju mesir.
Berkat karomah Syekh, di perjalanan saya tidak
pernah merasa lapar atau haus, juga tidak mengurangi
kekuatan fisik, dengan selamat tidak kurang suatu apapun
sampailah saya di kampung halaman".

42. MANQOBAH KEEMPAT PULUH DUA ; SYEKH SON'ANI


KARENA TIDAK TAAT KEPADA SYEKH ABDUL QODIR
NASIBNYA MENJADI PENGGEMBALA BABI

Pada waktu Syekh Abdul Qodir menerima sabda


Rosululloh saw, bahwa telapak kaki beliau bakal memijak
pundak-pundak para waliyulloh, sabda Rosululloh itu

- 103 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
diumumkan dan disebarkan kepada seluru para wali, baik
yang hadir maupun yang tidak hadir/raib.
Mendengar pengumuman itu, mereka para
waliyulloh menghadap syekh, dan mereka meletakkan
kaki beliau di atas pundaknya masing-masing karena
menghormati dan mengagungkannya, kecuali sorang wali
namanya Syekh Son'ani, ia berkata: "Saya juga cinta
mahabbah kepada Syekh, tetapi untuk diinjak pundakku
nanti dahulu, dan rasanya tidak perlu." Ucapan Syekh
Son'ani itu terdengar oleh Syekh, dan beliau berkata:
"Telapak kakiku akan menginjak pundaknya si
penggembala babi". Tidak berapa lama kemudian, Syekh
Son'ani berangkat berziarah menuju kota Mekkah diiringi
sampai ratusan santri-santrinya.
Takdir tidak bisa ditolak, demikianlah ketentuan
Tuhan Yang Maha Kuasa berlaku bagi hambanya. Pada
waktu Syekh Son'ani berjalan melewati sebuah kampung
yang penduduknya mayoritas menganut agama nasroni,
kebetulan ia melihat sebuah kedai, penjual warung itu
seorang perempuan beragama nasroni penjual minuman
keras.
Keistimewaan perempuan itu pandai menarik para
pembeli karena wajahnya cantik tiada bandingnya,
badannya mulus dan mantap, mendebarkan hati para

- 104 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
pemuda. Konon tiada seorang lelakipun yang tidak
terpikat olehnya.
Demikian pula Syekh Son'ani, melihat kecantikan
perempuan itu terpesona sehingga luluh hatinya, hilang
rasa malu pada dirinya, wibawanya jatuh di hadapan
santri-santri pengiringnya, sehingga dengan senang hati ia
rela menyerahkan dirinya untuk menjadi pelayan
perempuan itu. Dengan suka rela serta sungguh-sungguh
ia mau bekerja, dan pekerjaan apapun ia kerjakan demi
untuk menyenangkan perempuan cantik itu.
Pada suatu hari perempuan itu menyuruh Syekh
Son'ani menggembalakan babi piaraannya, memangku
anak babi yang masih kecil agar jangan sampai terinjak
induknya. Ia tidak merasa hina disuruh menggembala
babi itu, malah merasa bangga dan gembira diperintah
kekasihnya itu.
Melihat kejadian itu, seluruh santri-santri
pengiringnya itu mereka pulang meninggalkan gurunya,
karena secara menyolok Syekh Son'ani gurunya itu telah
mencemarkan dan menodai agama.
Masih tinggal dua orang, yaitu Syekh Fariduddin dan
Syekh Mahmud Maghribi. Kedua santri itu berunding
mencari jalan pemecahan musibah yang menimpa pada
gurunya. Hasil perumusannya mereka berpendapat
bahwa: "Musibah ini harus diperbaiki dari sumbernya dan
- 105 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
ditelusuri sebab akibatnya, kemungkinan karena tidak
adanya loyalitas murid terhadap gurunya dan kata
bertuah yang dikatakan Syekh Abdul Qodir kepada Syekh
Son'ani, maka untuk hal ini saya akan menghadap yang
mulia Syekh".
Kata Syekh Fariduddn: "Kamu Syekh Mahmud tinggal
disini." Kemudian Syekh Fariduddin berangkat menuju
kota Baghdad, setibanya di kota itu lalu ia mencari
pekerjaan berat dan hina, akhirnya terpaksa pekerjaan itu
diterima dan dikerjakan, yaitu membuang kotoran dari
kakus.
Pada suatu hari Syekh mengetahui dan menyaksikan
Syekh Fariduddin sedang bekerja berat yaitu sedang
menjunjung wadah yang penuh dengan kotoran dan pada
saat itu turunlah hujan dengan derasnya sehingga wadah
kotoran itu penuh dengan air hujan melimpah dan
membasahi badan Syekh Fariduddin.
Memperhatikan beban berat yang dipikul Syekh
Fariduddin, Syekh
merasa iba hatinya, lalu beliau memanggil Syekh
Fariduddin dan menanyakan namanya. Setelah Syekh
Fariduddin memperkenalkan diri, dan ia juga teman
Syekh Son'ani, Syekh bertanya lagi: "Kamu sebenarnya
mau apa? Dan silahkan mau minta apa?".

- 106 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Dijawab oleh Syekh Fariduddin: "Kiranya yang
bertanya lebih arif bijaksana, lebih mengetahui maksud
saya sebenarnya". Syekh berkata: "Kamu mendapat
maqom, yakni kedudukan yang lebih tinggi, dan juga
gurumu kuampuni".
Kata Syekh Fariduddin: "Tidak ada kedudukan yang
lebih tinggi selain diampuni dosa guruku". Kata Syekh:
"Memang benar, gurumu telah kuampuni karena
kedudukanmu itu". Bertepatan dengan saat memberi
ampun, detik itu pula Syekh Son'ani siuman sadar kembali
dari kelalaiannya, lalu ia membaca istighfar, dan ketika itu
juga hatinya menjadi berubah tertanam dan berkembang
perasaan cinta, rindu mahabbah pada Syekh, dan segera
ia berangkat menuju kota Baghdad dengan kebulatan
tekad yang kuat akan bertobat kepada Syekh.
Demikian pula tidak kurang pentingnya perempuan
cantik yang beragama nasroni itu dan juga kekasih Syekh
Son'ani ikut terbawa bersama Syekh Son'ani berziarah
dengan keyakinan yang kuat akan masuk agama islam
berikrar di hadapan Syekh.

- 107 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
43. MANQOBAH KEEMPAT PULUH TIGA ; SYEKH ABDUL
QODIR DUDUK DI ATAS SEJADAH MELAYANG-LAYANG DI
ATAS SUNGAI DAJLAH

Syekh Sahal bin Abdullah At-Tastari di kala


mukasyafah berkata: "Pada suatu hari masyarakat
Baghdad merasa kehilangan Syekh Abdul Qodir, mereka
sibuk mencari di mana Syekh itu berada. Setelah diadakan
pencarian yang seksama, diketemukan beliau sedang
duduk di atas air sungai Dajlah, beliau dikerumuni
berbagai jenis ikan menciumi tangan dan kaki beliau".
Kata Syekh Sahal: "Saya tidak merasa bosan melihat
keajaiban beraneka jenis ikan dengan nuansa beraneka
warna dan dengan gerakan gaya yang berbeda pula,
sehingga tidak terasa sampai datang waktu dzuhur. Di
kala itu saya melihat sajadah warnanya hijau disulam
dengan benang emas dan perak bermotifkan tulisan dua
baris, baris pertama:
'Alaa Inna Auliyaa Alloohi La Khofun 'Alaihim
Walaahum Yahzanun’
(Sesungguhnya para kekasih Alloh itu mereka tidak
merasa takut dan bagi mereka tidak merasa sedih duka
nestapa).
Dan baris kedua dengan tulisan:

- 108 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
‘Salaamun 'Alaikum Ahlal Baiti Innahu Hamiidun
Majiid’
(Keselamatan dan kesejahteraan tetap bagimu sekalian
wahai Ahli Bait Nabawi, sesungguhnya Alloh Maha
Terpuji, Maha Agung).
Sajadah itu terhampar melayang di atas sungai
Dajlah, lalu Syekh duduk di atas sajadah itu. Tidak lama
kemudian datang rombongan kawula muda rata-rata
tubuhnya tegap semampai, wajahnya tampan, ganteng
ceria penuh wibawa mengiringkan seorang pria yang
kegantengan dan kharismanya melebihi dari yang lainnya.
Di hadapan mereka terhampar sejadah, dengan serempak
mereka berdiri menghormati Syekh dengan sopan santun
dan rasa khidmat seolah-olah mereka terkendali dengan
kewibawaan beliau. Lalu Syekh berdiri untuk
melaksanakan sholat berjama'ah, beliau menjadi imam
dan yang lainnya menjadi makmum, termasuk para wali
Baghdad.
Di kala Syekh mengucapkan takbir, para malaikat
pemangku 'arasy dengan serempak pula mengucapkan
takbir. Di waktu membaca tasbih, seluruh malaikat yang
di langit mengikuti membaca tasbih. Pada waktu beliau
membaca tahmid keluar dari mulut Syekh sinar cahaya
memancar menjulang ke atas.

- 109 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Seusai melaksanakan sholat, lalu beliau membaca
do'a:
‘Allohuma Innii As Aluka Bihaqqi Jaddil Nabiyyika
Wakhiyarotika Min Kholkika Alla Taqbado Ruuha Muriidii
Wa Muriidatan Lii Illa 'Alaa Toobati’ (Ya Alloh, aku mohon
pada-Mu dengan bertawassul pada kakek moyangku Nabi
Muhammad saw pilihan-Mu dan makhluk-Mu. Semoga
Engkau Ya Alloh, jangan merenggut nyawa muridku baik
pria maupun wanita sebelum mereka itu bertobat lebih
dahulu pada-Mu).
Seluruh Malaikat membaca amin atas doa itu,
demikian pula seluruh kaum muslimin yang hadir. Di kala
itu datang hatif dari alam gaib, firman Alloh: "Wahai
Abdul Qodir, bergembiralah, karena doamu telah Ku
terima".

44. MANQOBAH KEEMPAT PULUH EMPAT ; BERKAT


SYAFAAT SYEKH ABDUL QODIR, WALI YANG MARDUD
(DITOLAK) DAPAT DITERIMA KEMBALI MENJADI WAI
MAQBUL (DITERIMA)

Diriwayatkan dalam kitab Malfudhul Ghoyyatsiyyah


pada zaman Syekh Abdul Qodir ada seorang wali yang
dikeluarkan, dilepas oleh Alloh dari pangkatkewaliannya.

- 110 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Umumnya masyarakat telah mengetahui tentang
ditolaknya wali tersebut oleh Alloh, telah tercatat dari
daftar waliyulloh. Namun ia berusaha dengan sekuat
tenaga, dengan didukung oleh semangat juang tinggi,
minta bantuan dan syafaat rekaan-rekannya.
Sebanyak tiga ratus enam puluh wali, merasakan
rasa solidaritas mengajukan permohonan kepada Alloh
agar ia dapat diangkat kembali dan diterima disisi-Nya.
Merasakan nasib malang yang diderita rekannya itu,
seluruh wali yang tiga ratus enampuluh orang itu mereka
bersama-sama bermunajat mengadukan halnya, berdo’a
memohon kepada Alloh supaya rekannya wali yang
dilepas itu diangkat kembali menjadi waliyulloh. Namun
dari seluruh permohonan mereka itu, tidakada
seorangpun do’anya yang diterima Alloh.
Maka untuk meyakinkan lagi para waliyyulloh itu
masing-masing melihat ketentuan suratan yang tertulis di
Lauhil Mahfudz, ternyata tampak dengan jelas tertulis
bahwa wali rekannya itu sudah disatukan dengan
kelompok orang-orang celaka.
Atas kesepakatan bersama dianjurkan supaya ia
dengan segera menghadap Syekh Abdul Qodir untuk
memohon syafaatnya. Lalu dengan merendahkan diri ia
menghadap Syekh, beliau berkata: “Mari sini lebih dekat
lagi, sesungguhnya Alloh telah mencopot pangkat
- 111 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
kewalianmu. Mudah-mudahan aku bisa mengusahakan,
dan menjadikan agar kamu dapat diterima kembali
menjadi waliyulloh dengan ijin Alloh".
Kemudian Syekh berdo’a kepada Alloh, mohon
supaya wali yang ditolak itu dapat diangkat kembali,
diterima menjadi waliyulloh.
Dikala itu datang hatif dari Yang Maha Kuasa:
“Wahai Abdul Qodir, ada tiga ratus enam puluh orang
wali mereka berdo’a minta pertolongan untuk wali yang
Ku tolak itu, dan tidak seorang pun do’a permohonannya
yang Ku terima, sebab wali itu telah tertulis di Lohmahfud
termasuk orang yang celaka”.
Syekh menjawab: ”Ya Alloh, apa halangannya,
Engkau Maha Kuasa, siapa yang ditolak, Engkau dapat
menolaknya, demikian pula siapa yang diterima Engkau
bisa saja menerimanya, dan mengapa lidahku Engkau
jadikan supaya aku bisa menyanggupi orang, bahwa ia
dapat diterima bila Engkau telah memutuskan dan
menjadikan orang itu ditolak”.
Kemudian dating hatip, Alloh bersabda: ”Wahai
Abdul Qodir, sekarang silahkan siapa yang dianggap
olehmu ditolak akan Ku tolak, dan Aku serahkan padamu
dengan tugas untuk mengangkat dan memberhentikan
dari pangkat kewalian”.

- 112 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Lalu syekh berkata kepada wali mardud itu: ”Segera
kamu membersihkan diri, mandi tobat, karena
kedudukanmu sekarang sudah di angkat kembali menjadi
waliyyulloh.

45. MANQOBAH KEEMPAT PULUH LIMA ; SYEKH ABDUL


QODIR MENYELAMATKAN MURIDNYA DARI API DUNIA
DAN AKHIRAT

Syekh Miyan Udhmatulloh dari golongan Imam


Ulama Arifin berkata: "Di negeriku Burhaniyun, saya
bertetangga dengan seorang kaya. Ia beragama Hindu
penyembah api (agni), namun ia sangat rindu cinta
kepada Syekh Abdul Qodir. Setiap tahun diundang para
pejabat pemerintah, para ulama, dan tidak terkecuali
para fakir miskin untuk berpesta bersuka ria, makan
bersama di rumahnya. Untuk lebih semarak lagi,
rumahnya dihiasi dengan dekorasi yang beraneka ragam
wama keindahannya, ditaburi dengan bunga-bunga yang
harum semerbak serta minyak yang harum mewangi.
Tujuan diadakan pesta itu semata-mata terdorong
rasa cinta mahabah kepada Syekh, malah ia merasa
bangga mengaku menjadi muridnya. Rupanya ajal telah
tiba baginya, dan setiap jiwa harus merasakan mati. Pada

- 113 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
waktu mati, keluarganya merawat mayat itu sesuai
dengan keyakinannya, yaitu tata cara agama Hindu, si
mayat harus dibakar. Timbul keanehan, di luar kebiasaan
sosok mayat itu tidak hangus terbakar menjadi abu,
bahkan sehelai rambutpun tidak lenyap dimakan api.
Akhirnya keluarganya sepakat bahwa mayat itu lebih baik
dihanyutkan ke sungai.
Menghadapi kejadian ini, di negeri tersebut berdiam
seorang wali. Pada malam harinya ia bermimpi dikunjungi
Syekh. Beliau berpesan: "Mayat orang Hindu yang
te•rapung-apung dihanyutkan air itu ialah muridku, dan
ia telah diberi nama Sa‘dulIah, supaya ia segera diangkat
dari sungai dan dikubur sebagaimana mestinya menurut
kewajiban dan ketentuan agama Islam, karena ia seorang
muslim. Mengapa sosok mayat itu tidak lenyap dimakan
api sehingga api tidak mempan untuk membakarnya? Hal
ini tiada lain karena Alloh telah berjanji padaku bahwa
Alloh tidak akan membakar murid-muridku baik dari api
dunia maupun api neraka.

- 114 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
46. MANQOBAH KEEMPAT PULUH ENAM ;
KEBERADAAN, PERWUJUDAN, SYEKH ABDUL QODIR
ADALAH WUJUD NABI MUHAMMAD SAW

Syekh Abdul Qodir berkata: "Haadzal Wujuud


Wujuudu Jaddi La WujuuduAbdul Qodir
(Keberadaan/perwujudanku ini adalah wujud kakek
moyangku Nabi Muhammad SAW. bukan wujud Abdul
Qodir)".
Para ulama meriwayatkan bahwa pada suatu hari,
Syekh berangkat pulang menuju rumah beliau. Di
belakang beliau diikuti sang putra Abdul Jabbar.
Sesampainya di rumah, Abdul Jabbar tidak melihat bahwa
ayahnya itu berada di rumah, lalu ditanyakan kepada
ibunya, "Tadi saya berjalan mengikuti ayah ke sini, pada
waktu sampai di ambang pintu, saya tidak melihat ayah
masuk ke dalam rumah".
Ibunya berkata: "Sebenamya ayahmu itu sudah lima
belas hari tidak pulang-pulang ke rumah".
Lalu Abdul Jabbar berangkat menuju tempat
berkhalwat ayahnya, terlihat pintunya terkunci, ia
berkeyakinan pasti ayahnya itu ada di ruang khalwat. Di
ambang pintu ruang khalwat lama ia menunggu sampai
tengah malam.

- 115 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Pada pertengahan malam, baru pintu ruang khalwat
itu dibuka oleh Syekh sambil beliau berkata: "Menurut
penglihatan orang banyak, ayah berangkat menuju
rumah, padahal masuk ke ruang khalwat ini, sama seperti
penglihatanmu tadi".
Kemudian Abdul Jabbar bertanya kepada ayahnya:
"Rosululloh bila beliau qodo hajat atau buang air kecil,
seketika itu juga bumi menghisapnya sehingga tidak ada
bekasnya. Keringatnya harum semerbak seharum minyak
kasturi, dan lalat pun enggan hinggap pada badan beliau.
Semua yang saya sebut terbukti khususiah, keistimewaan
itu sekarang ada pada ayah".
Syekh menjawab "Sesungguhnya Abdul Qodir telah
fana secara konstan pada kelestarian diri kakek
moyangnya, Nabi Muhammad SAW."
Lalu Abdul Jabbar berkata lagi: "Nabi Muhammad
bila beliau berjalan biasanya dipayungi awan berarak,
rasanya tidak ada salahnya ayah juga kalau berjalan
dipayungi awan ?".
Beliau menjawab: "Hal itu sengaja kita tinggalkan,
jangan sampai nanti disangka menjadi Nabi".

- 116 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
47. MANQOBAH KEEMPAT PULUH TUJUH ; SYEKH
ABDUL QODIR DIGODA SYETAN

Diriwayatkan, bahwa pada suatu hari syetan


menghadap Syekh Abdul Qodir, memperkenalkan diri
sebagai Jibril, dan berkata bahwa ia membawa buroq dari
Alloh dan mengundangnya untuk menghadap Alloh di
langit tertinggi. Syekh segera menjawab bahwa si
pembicara tiada lain syetan si iblis, karena baik buroq
maupun Jibril tiada akan turun ke dunia selain turun
kepada Nabi Muhammad SAW.
Syetan masih punya cara lain, katanya : "Baik Abdul
Qodir, engkau telah menyelamatkan diri dengan keluasan
ilmumu".
"Enyahlah !", bentak Syekh, "Jangan kau goda aku,
dan bukan karena ilmuku, tapi karena rahmat Alloh, aku
selamat dari perangkapmu".
Ketika Syekh sedang di rimba belantara, tanpa
makan dan minum untuk waktu yang lama, awan
menggumpal di angkasa, dan turunlah hujan. Syekh
meredakan dahaganya dengan curahan hujan itu.
Muncullah sosok terang di cakrawala dan berseru:
"Akulah Tuhanmu, kini kuhalalkan bagimu segala yang
haram".

- 117 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Syekh berkata: "Aku berlindung kepada Alloh dari
godaan syetan yang terkutuk".
Sosok itupun berubah menjadi awan, dan terdengar
berkata: "Dengan ilmumu dan rahmat Alloh, engkau
selamat dari tipuanku, padahal aku telah menggoda dan
menyesatkan tujuh puluh orang yang sedang menuntut
ilmu Ketauhidan".
Lalu muridnya bertanya tentang kesigapan Syekh
dalam mengenal bahwa ia syetan. Jawaban beliau dengan
pernyataan yang menghalalkan segala yang haram yang
membuatnya tahu. sebab peryataan semacam itu tentu
bukan dari Alloh.

48. MANQOBAH KEEMPAT PULUH DELAPAN ; SYEKH


ABDUL QODIR MENAMPAR SYETAN

Pada suatu hari, Syekh Abdul Qodir didatangi syetan,


sosok tubuhnya buruk menjijikan, pakaiannya compang-
camping dan badannya bau busuk, lalu ia berucap: "Saya
datang jauh-jauh untuk menghadapmu semata-mata
dengan maksud menjadi pelayan Syekh. Semoga saya
dapat diterima".

- 118 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Permintaannya itu diacuhkan Syekh, lalu ditampar
mukanya, seketika itu juga ia menghilang tanpa bekas.
Saat muncul lagi, ia membawa obor yang menyala,
maksudnya ingin membakar Syekh.
Lalu beliau mengambil pedang dan ketika akan
dilepas, ia kabur terbirit-birit. Tidak lama kemudian ia
datang lagi sambil menangis pura-pura minta ampun
tidak akan menggoda lagi, padahal diam-diam ia
memperlihatkan peralatan untuk menggoda manusia.
Syekh berkata: "Enyah kamu !. Berkali-kali kamu datang
lagi menggodaku, dan aku tidak akan terpedaya dengan
rayuan gombalmu".
Lalu dengan cepat beliau merampas alat-alat itu dari
tangan syetan dan diredamnya. Akibat kegagalan
usahanya, syetan itu kabur.

49. MANQOBAH KEEMPAT PULUH SEMBILAN ; RAJA


BAGHDAD MEMBERI HADIAH UANG KEPADA SYEKH
ABDUL QODIR, UANG ITU BERUBAH MENJADI DARAH

Diriwayatkan, raja Baghdad yang bernama Yusup bin


Abi Mudhoffar memberi hadiah kepada Syekh Abdul
Qodir berupa sepuluh pundi-pundi uang yang diantarkan
oleh sepuluh kawula pengawalnya, namun hadiah itu

- 119 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
tidak diterima Syekh. Akhirnya raja itu sendiri terjun
datang kepada Syekh sambil berkata: "Saya sengaja
datang ke sini untuk memberi hadiah bagi Syekh berupa
sepuluh pundi uang, jangan sampai tidak diterima".
Lalu Syekh mengambil dua pundi sambil dipijit-pijit
pundi uang itu dengan tangan beliau, tiba-tiba
terpancarlah darah dari pundi uang itu mengalir keluar.
Syekh berkata: "Coba lihat pundi itu isinya bukan
uang melainkan darah manusia melulu, hasil dari
pemerasan manusia terhadap manusia, bagaimana
mungkin saya harus menerima hadiah ini?".
Menyaksikan kejadian itu, sang raja merasa malu
tersipu-sipu.
Syekh berkata: "Dengan adanya peristiwa ini, demi
dzat keagungan Alloh, kalau sekiranya nasab
keturunannya, silsilahnya tidak sampai menyambung
kepada Rosululloh SAW. pasti darah ini akan mengalir
menjadi sungai, dan darah itu nantinya akan mengalir ke
rumahnya".

- 120 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
50. MANQOBAH KELIMA PULUH ; SYEKH ABDUL QODIR
DIMINTA MEMBERIKAN BUAH APEL OLEH RAJA
BAGHDAD BUKAN PADA MUSIM BERBUAH

Diriwayatkan, pada suatu hari raja Baghdad datang


berkunjung kerumah Syekh Abdul Qodir dengan maksud
meminta karomah beliau untuk ketentraman hatinya.
Syekh berkata: "Kiranya apa saja yang perlu saya
bantu ?".
Dijawab oleh sang raja, "Saya minta buah apel".
Sedangkan pada waktu itu, buah apel belum musimnya
berbuah. Lalu tangan beliau diangkat ke atas, pada waktu
diturunkan kembali tangannya menggenggam buah apel,
yang sebuah diberikan kepada raja, dan yang sebelah lagi
dibelah oleh beliau sendiri.
Pada waktu sang raja membelah dan mengupas apel
ternyata di dalamnya penuh dengan ulat-ulat (belatung)
yang menjijikan. Lalu raja bertanya, "Mengapa buah apel
ini penuh dengan belatung ?". Syekh menjawab "Yah,
karena buah itu telah dipegang oleh tangan kotor
kedurhakaan".
Mendengar penjelasan dari Syekh, raja terkejut lalu
dibacanya istighfar, kemudian ia bertobat di hadapan

- 121 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Syekh. Untuk perkembangan selanjutnya, raja Bagdad itu
menjadi mitra Syekh sampai ia mangkat.

51. MANQOBAH KELIMA PULUH SATU ; WASIAT SYEKH


ABDUL QODIR KEPADA PUTRANYA ABDUL ROZAK

Syekh Abdul Qodir telah berwasiat kepada putranya


yang bernama Abdul Rozak. Beberapa wasiatnya di
antaranya :
"Wahai anakku, semoga Alloh senantiasa
melimpahkan taufik dan hidayahNya bagimu dan segenap
kaum muslimin. Wahai Ananda, ayah berwasiat
bertakwalah kepada Alloh, pegang syara’ dan laksanakan
dengan sebaik-baiknya dan pelihara pula batas-batas
agama. Ketahuilah bahwa thorekatku dibangun
berdasarkan al-Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW”.
Hendaknya kamu berjiwa bersih, dermawan, murah
hati, dan suka memberi pertolongan kepada orang lain
dengan jalan kebaikan. Kamu jangan bersikap tegar hati
atau berlaku tidak sopan. Sebaiknya kamu bersikap sabar
dan tabah menghadapi segala ujian dan cobaan, serta
musibah yang dihadapimu.

- 122 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Hendaknya kamu bersikap suka mengampuni
kesalahan orang lain, dan bersikap hormat pada sesama
ikhwan dan semua fakir miskin. Jaga dan pelihara olehmu
kehormatan guru-guru, dan berbuat baiklah jika kamu
bertemu dengan orang lain, beri nasihat yang baik bagi
orang-orang besar tingkat kedudukannya, demikian pula
bagi masyarakat kecil di bawahmu.
Jangan dibiasakan suka berbantah-bantahan dengan
orang lain, kecuali dalam masalah agama. Ketahuilah
bahwa hakikat kemiskinan secara agama berupa ketidak
butuhan akan ciptaan, semisal diri. Tasawuf dicapai lewat
kelaparan dan pantangan dari hal-hal yang disukai dan
dihalalkan, dan pribadi yang bersikap tidak banyak bicara
apalagi besar mulut.
Jika kamu berhadapan dengan orang miskin, jangan
berpintar diri. Jangan dimulai dengan ilmu, sebab unjuk
ilmu membuatnya tak senang, dan ia akan jauh darimu.
Sebaliknya, hendaklah dimulai dengan kasih sayang,
bersikap lembut karena kelembutan membuatnya senang
dan lebih dekat padamu.
Tasawuf itu dibangun di atas kerangka landasan yang
kokoh pada delapan hal yakni :
1) kedermawanan; 2) rido / pasrah, merasa senang
menghadapi kegetiran qodo dan qodar; 3) sabar; 4)
isyarat /memberi petunjuk; 5) mengembara /
- 123 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
melanglangbuana; 6) berbusana wool/bulu; 7) pelintas
rimba belantara / rimbawan; dan 8) fakir / bersahaja,
sederhana.
Kedelapan Nilai Moral itu telah dimiliki oleh :
1) kedermawanan Nabi Ibrahim as;
2) keridoan, kepasrahan Nabi Ishak as;
3) kesabaran Nabi Ayub as;
4) isyaratnya Nabi Zakaria as;
5) berlanglangbuana seperti Nabi Yusuf as;
6) berbusana wool seperti Nabi Yahya as;
7) rimbawannya Nabi Isa as; dan
8) kefakiran, kesederhanaan Nabi Muhammad SAW.
Bila kamu berkumpul bersama-sama dengan orang
kaya, perlihatkan kegagahan dan keberanianmu, namun
sebaliknya perlihatkan kerendahan hati bila kamu
berkumpul dan bergaul dengan orang miskin.
Hendaknya kamu mengikhlaskan diri dalam setiap
laku perbuatan, dan kegiatan. Seharusnya
bermudawamah dzikrullah, artinya tiada putus-putusnya
mengingat Alloh. Kamu jangan berprasangka buruk
kepada Alloh dalam segala situasi dan kondisi apapun.

- 124 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Demikian pula harus berserah diri kepada Alloh dalam
segala tindak perbuatan.
Jangan menggantungkan diri kepada orang lain,
percayalah kepada kemampuan dirimu sendiri, baik
terhadap keluarga maupun teman sejawat. Layani, dan
selalu perhatikan para fakir miskin, terutama dalam tiga
hal yakni: Pertama; bersikap tawadu (merendahkan diri);
Kedua; berbudi pekerti yang baik dan mulia, dan Ketiga;
kebeningan hati, dan mengekang hawa nafsu, agar kelak
kamu menjadi hidup.
Perhatikan olehmu, bahwa yang paling dekat kepada
Alloh ialah orang yang berbudi•pekerti yang luhur. Dan
amal yang paling utama, ialah memelihara hati dari
melirik kepada yang lain, selain hanya kepada Alloh saja.
Bila kamu bergaul bersama orang miskin berwasiatlah
dengan jalan kebenaran dan kesabaran.
Tentang masalah dunia, kiranya cukup bagimu dua hal:
Pertama bergaul dengan orang miskin, Kedua
menghormati wali. Selain dari pada Alloh, segala sesuatu
itu jangan dipandang cukup, menyerang di bawahmu
adalah pengecut, berlagak gagah terhadap sesama,
adalah lemah, dan berlaku sombong kepada orang yang
lebih tinggi kedudukannya, menunjukkan ketidaksopanan.

- 125 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Ketahuilah, bahwa Tasawuf dan fakir merupakan dwi
tunggal kebenaran yang hakiki, bukan bercanda atau
main-main. Oleh karena itu jangan dicampur dengan
bercanda. Sekianlah wasiat ayahanda padamu. Semoga
Alloh senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya
padamu dan pada murid-muridku atau siapapun yang
mendengar wasiat yang disampaikan ini, semoga dapat
mengamalkannya dengan diiringi keagungan dan syafaat
jungjungan kita Nabi Muhammad SAW., Amin Ya Robbal
‘alamin.

52. MANQOBAH KELIMA PULUH DUA ; PRAKTEK SHOLAT


HAJAT DAN TAWASUL KEPADA SYEKH ABDUL QODIR

Dalam kitab Bahjatul Asror, Syekh Abdul Qodlr


Jaelani menerangkan: "Barang siapa yang bertawasul
minta pertolongan kepadaku dalam kesusahan hidup,
akan dihilangkan kesusahan itu.
Barang siapa memanggil namaku (istigosah) dalam
kesulitan akan diberi kegembiraan. Dan barang siapa yang
bertawasul kepadaku untuk keperluan hidup akan
dihasilkan maksudnya".
Barang siapa yang sholat sunat Hajat dua rokaat.
pada tiap rokaat setelah membaca Fatihah lalu membaca

- 126 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
surat lkhlas sebanyak sebelas kali, jadi dalam dua rokaat
itu sebanyak dua puluh dua kali surat al-ikhlas.
Setelah mengucapkan salam terakhir, lalu bersujud
dan mengucapkan do’a permohonan:
1. Minta diampuni dari segala dosa kesalahan;
2. Mengucapkan rasa terima kasih atas nikmat yang telah
diterima;
3. Memohon semoga dihasilkan segala maksud/ cita-cita
yang baik.
Setelah usai berdoa lalu berdiri menghadap ke kota
Bagdad, dari kita menghadap ke arah barat daya, lalu
langkahkan kaki selangkah-selangkah, dan pada setiap
langkah disebut maksudnya dan disebut pula nama Syekh
Abdul Qodir Jaelani, Insya Allah akan dihasilkan
maksudnya.
Bacaan tiap langkah :
Langkah ke-l :

ِ‫ِاْلاْي اَلِن‬
ْ ‫نِعْب ُدِالْ اقاَر‬
‫خُِمىِالديْ ا‬
ُ ‫ِشْي‬
‫اَي ا‬
"Ya, Syekh Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

- 127 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Langkah ke-2 :

ِ‫ِاْلاْي اَلِن‬
ْ ‫ُِمىِالديْنِ اعْب ُدِالْ اقاَر‬
ُ ‫ِسي ْد‬
‫اَي ا‬
"Ya, Sayyida Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-3 :

ِ‫ِاْلاْي اَلن‬
ْ ‫نِعْب ُدِالْ اقاَر‬
‫ُِمىِالديْ ا‬
ُ ‫ِم ْواَل اَن‬
‫اَي ا‬
"Ya, Maulana MuhyiddinAbduI Qodir Jailani"

Langkah ke-4 :

ِ‫ِاْلاْي اَلن‬
ْ ‫نِعْب ُدِالْ اِقاَر‬
‫ُِمىِالديْ ا‬
ُ ‫َِم ُد ْوٌم‬
ْ‫اَي ا‬
"Ya, Makhduma Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-5 :

ِ‫ِاْلاْي اَلن‬
ْ ‫نِعْب ُدِالْ اقاَر‬
‫ُِمىِالديْ ا‬
ُ ‫ِخ ااو اج ْه‬
‫اَي ا‬
"Ya, Khowajah Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

- 128 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Langkah ke-6 :

ِ‫اْلاْي اَلن‬
ْ ِ‫نِعْب ُدِالْ اقاَر‬
‫ُِميِالديْ ا‬
ُ ُ‫ِش ْا‬
‫اَي ا‬
"Ya, Syaah Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-7 :

ِ‫نِعْب ُدِاْل اقاَرِا ْْلاْي اَلِن‬


‫ُِمىِالديْ ا‬
ُ‫س‬ ‫َِر ا‬
‫اَي ا‬
"Ya, Darrisa Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-8 :

ِ‫ِاْلاْي اَلِن‬
ْ ‫نِعْب ُدِالْ اقاَر‬
‫ُِمىِالديْ ا‬
ُ‫ب‬ ‫اَيِقُطْ ا‬
"Ya, Qutba Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

Langkah ke-9 :

ِ‫ِاْلاْي اَلِن‬
ْ ‫نِعْب ُدِالْ اقاَر‬
‫ُِمىِالديْ ا‬
ُ ‫ِسْلطاا ان‬
ُ ‫اَي‬
"Ya, Sulthona Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani"

- 129 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Langkah ke-10 :

ِ‫نِعْب ُدِالْ اقاَرِا ْْلاْي اَلِن‬


‫ُِمىِالديْ ا‬
ُ‫ث‬ ‫اَيِ اَ ْو ا‬
"Ya, Gaotsa Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani "

Langkahke-ll :

ِ‫َلِن‬
ِ‫ِاْلاْي ا‬
ْ ‫نِعْب ُدِالْ اقاَر‬
‫ُِمىِالديْ ا‬
ُ ‫ِالس ااَات‬
َّ ‫ِسي اد‬
‫اَي ا‬
"Ya, Sayyidas Saadaati Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani" •
Lalu ditutup dengan doa :

ِ‫ت‬
‫ِِالْ ُك ُّل اِوانْ ا‬
‫ِِالْ ُك ُّلِاِوالاْي ا‬
‫ِِالْ ُك ُّل اِومْن ا‬ ‫اللَّ ُه َّمِلا ا‬
‫ِِالْ ُك ُّل اِوب ا‬
ِ‫ي‬
‫ِالراْحِ ْ ا‬
َّ ‫َِيِأ ْار اح ام‬
‫ِا‬ ‫الْ ُك ُّل اِوُك ُّلِالْ ُكلِبار ْْحات ا‬
‘Allohumma lakal kullu, wa bikal kullu, wa minkal
kullu, wa ilaikalkullu, wa antal kullu, wa kullul kulli,
birohmatika ya, arhamarrohimiin’.

- 130 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Kemudian membaca:

ِ‫ِنِف‬
ْ َْ ‫يِاَثْ ْن اِِوا ْمد‬
‫ِشِْي اخِالثَّ اقل ْ ا‬
‫ِعبا ْيدِهللاِاَثْنَِب ْذنِهللا اِواَي ا‬
ُ ‫اَي‬
ِ‫ِح اوائج‬
‫ضاء ا‬
‫قا ا‬
‘Ya ubaidalloh agisnii bi idznilah wa yasyaikhos
sakolain agisnii waamdidniifi qo doi hawaaiji’.

*Dalam praktek melangkah hendaknya disesuaikan


dengan situasi tempat.
Sholat sunnat Hajat ini sebaiknya dilaksanakan setiap
malam sebelum tidur atau setelah sholat Isya, yang
diawali sholat Lisyukril Wudu (sholat sunnat Tohur),
sholat Mutlak, sholat Istikhoroh, lalu sholat sunnat Hajat
seperti di atas.

- 131 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
53. MANQOBAH KELIMA PULUH TIGA ; SYEKH ABDUL
QODIR WAFAT

Menjelang akhir hayat Syekh, malaikat Izroil datang


mengunjungi Syekh di kala matahari akan terbenam ke
peraduannya. Malaikat Izroil itu datang membawa surat
dari Alloh SWT. Buat Syekh dengan alamat sebagai
berikut :

ِ‫بِم انِالْ ُمحبِا اٰلِالْ ام ْحبُ ْوب‬


ُ ‫ِه اذاِالْ ام ْكتُ ْو‬
‫ياص ُل ا‬
"Yashilu Hadzal Maktuubu Minal Muhibbi Ilal
Mahbubi"
(Surat ini dari Dzat Yang Maha Pengasih
disampaikan kepada wali yang dikasihi).
Kemudian surat tersebut diterima oleh putranya
yang bernama Sayyid Abdul Wahab, setelah diterima,
masuklah dia bersama malaikat Izroil, sebelum surat
dihaturkan kepada Syekh, beliau sudah mengerti
bahwasanya beliau akan pindah ke alam 'uluwi,alam
tinggi yakni meninggal dunia.
Syekh berkata kepada putra—putranya. "Jangan
terlalu dekat, supaya menggeser agak jauh, karena
lahiriahnya aku bersama-sama dengan kamu, sedang
batiniahnya aku bersama dengan selain kamu, dan

- 132 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
supaya diperluas ruang ini, karena hadir selain
daripadamu, tunjukkan sopan santunmu. Siang dan
malam harinya, tak henti-hentinya beliau mengucapkan :

ِ‫ِعِلا َّي‬
‫بِهللاُ ا‬
‫ِبا ا‬
‫ِ ْ اِولا ُك ْم ا‬
ْ ُ‫ِهللا‬
ِ ‫ِ اَ افار‬,ُ‫ِِوار ْْحاةُِهللا اِوبااراكاتُه‬
‫ِالس اَل ُم ا‬
َّ ‫او اعلاْي ُك ُم‬
ِ‫ي‬
‫ِم ْوَِع ْ ا‬
‫او اعلاْي ُك ْمِِب ْسمِهللاِ اَ ْْ ا‬
"Wa 'alaikus Salam Warahmatullahi wabarakatuh
Gofarollohu Lii Walakum, Taa-ballahu alaiyya wa alaikum.
Bismillahi gaeri Muu-di-'ina".
Dan membaca

ِ‫ِالس اَل ُم‬


َّ ‫اِو اعلاْي ُك ُم‬
‫اِرفْ ًق ا‬
ِ ‫ِعلاْي ُك ْمِِرفْ ًق‬
‫ِاَلاَّولِاذًاِاج ُئ ا‬
ْ ‫ِصف‬
‫او ْاَ ُخلُْواِف ا‬
ِ‫اج ُئِالاْي ُك ْم‬
"Wadkhuluu fi shaffi-l awwali. Idzan ajii-u Ilaikum. Rifqon
Rifqon Wa 'alaikumussalaam Ajiu Ilaikum".
Dan dibaca :

ِ‫ِاِلا ُّق اِو اس اكارةُِالْ ام ْوت‬


ْ ُُ‫ق ُفواِا ابا‬
"Qifuu Ataa—hul Haqqu Wa Sakaratul Mauti".
Beliau berpesan: "Jangan ada yang menanyakan apapun
kepadaku, karena aku sedang bolak-balik dalam lautan
ilmunya Allah".

- 133 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Lalu dibacakan :

ِ‫ت‬
ُ ‫شِالْ اف ْو‬ ِ‫ِسْب احاناهُ اِوتا اع ااٰل اِوالْ ُم ْحيِالَّذ ْي اَِل ا‬
‫ِيْ ا‬ ُ ُ‫تِب اَلِالاهاِاََّلِهللا‬
ُ ‫ا ْستا اعْن‬
ُِ‫ِسْب احاناه‬ُ ُ‫َِِلِالاهاِاََّلِهللا‬ ‫ِم ْنِتا اعَُّنَزازَِبلْ ُق ْد ارة اِوقا ْهرِعبااََُِبلْ ام ْوت ا‬
‫ُسْب احا ان ا‬
ِ‫ِم ْنِتا اعَُّنَزازَِبلْ ُق ْد ارة اِوقا ْهر‬
‫ِسْب احا ان ا‬
ُ ‫ت‬ُ ‫شِالْغا ْو‬ ‫ِِوالْ ُم ْحيِالَّذ ْي اَِل ا‬
‫ِيْ ا‬ ‫اوتا اع ااٰل ا‬
.ُ‫لل‬ ُ ُ‫َِِلِالاِهاِاََّلِهللا‬
ِ ‫ُِِما َّم ٌد اِر ُس ْو ُلِهللاِتا اعَُّنَزازِتا اعَُّنَزازِاللُِاللُِا‬ ‫ت ا‬ ‫عبااََُِبلْ ام ْو ا‬
"Ista'antu Bi Laa ilaaha illallohu, Subhanahuu
Wata'ala Wal Muhyil-ladzi Laa Yakhsyal Fautu. Subhaana
Man taaz-zaza Bil Qudrati Waqahri ’Ibaa-dihi Bil Mauti La
Ilaa-ha Illallohu, Subhaa-nahu Wata'alaa Walhayyil-ladzi
La Yakhsal gautsu, Subhaana Man taaz-zaza Bil Qudrotika
Waqohri 'ibaa-dahu Bil Mauti Laa ilaa-ha illallohu
Muhammadur Rosulullohil Taaz-zaza. Ta‘az—zaza Allohu,
Allohu, Allohu".
Terdengar suaranya nyaring. lalu suara lembut tidak
terdengar lagi, dan meninggallah Ridwanallahu ‘Anhu.
Syekh wafat pada malam Senin ba‘da lsya. pada tanggal
11 Rabi'u1Akhir tahun 561 Hijriyah (1166 Masehi ) pada
usia 91 tahun.

- 134 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
54. MANQOBAH KELIMA PULUH EMPAT : SYEKH ABDUL
QODIR BERTEMU DENGAN WALI PEMBIMBING SYEKH
HAMAD WALI BESAR PADA ZAMANNYA BELIAU

Selama belajar di Bagdad, karena sedemikian jujur


dan murah hati, beliau mesti tabah menderita. Berkat
bakat dan kesalehannya, beliau cepat menguasai ilmu
pada masa itu. Beliau membuktikan diri sebagai ahli
hukum terbesar di masanya. Tetapi kerinduan rohaniah
yang mendalam dalam gelisah ingin mewujudkan diri.
Bahkan dalam masa mudanya tenggelam dalam belajar.
Beliau gemar mujahadah yakni penyaksian langsung akan
segala kekuasaan dan keadilan Alloh melalui mata
hatinya.
Beliau sering berpuasa dan tidak mau meminta
makanan dari seseorang, meski harus pergi berhari—hari
tanpa makan. Di Bagdad beliau sering menjumpai orang-
orang yang berpikir secara rohaniah dan bergaul dengan
mereka.
Dalam masa pencarian inilah beliau bertemu dengan
Syekh Hamad, seorang penjual sirup yang merupakan wali
besar pada zamannya. Lambat laun wali ini menjadi
pembimbing rohani Syekh Abdul Qodir. Syekh Hamad
adalah seorang wali yang sangat keras, karenanya
diperlakukan sedemikian keras sufi yang sedang tumbuh
- 135 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
ini. Namun calon Ghaots ini menerima semua ini sebagai
koreksi bagi kecacatan rohaninya.

55. MANQOBAH KELIMA PULUH LIMA : SYEKH ABDUL


QODIR DENGAN LATIHAN-LATIHAN ROHANINYA

Setelah menyelesaikan studinya, beliau kian keras


terhadap dirinya. Beliau mulai mematangkan diri dari
semua kebutuhan dan kesenangan hidup. Waktu dan
tenaganya tercurah pada sholat dan membaca al-Qur‘an.
Sholat demikian menyita waktunya sehingga beliau sering
sholat Subuh tanpa berwudu lagi karena belum batal.

Diriwayatkan pula, beliau kerap kali tamat membaca


al-Qur'an dalam satu malam. Selama latihan rohaninya
ini, dihindarinya berhubungan dengan manusia, sehingga
beliau tidak bertemu atau berbicara dengan seorang pun.
Bila ingin berjalan-jalan, beliau berkeliling padang pasir.
Akhirnya beliau tinggalkan Bagdad dan menetap di
Syutsar, l2 hari perjalanan dari Bagdad. Selama sebelas
tahun beliau menutup diri dari keramaian dunia. Akhir
masa ini menandai berakhirnya latihannya. Beliau

- 136 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
menerima Nur yang dicarinya. Dari sifat kehewanannya
kini telah digantikan oleh wujud mulianya.

56. MANQOBAH KELIMA PULUH ENAM : SYEKH ABDUL


QODIR MELAKSANAKAN KEGIATAN IBADAHNYA DAN
WIRID YANG BELIAU BACA

Diriwayatkan, para ulama menerangkan bahwa


Syekh Abdul Qodir mempunyai murid yang tetap
sebanyak enam puluh orang. Mereka belajar tiap hari,
bagi mereka yang tidak mempunyai pena Syekh memberi
hadiah baginya, dan mereka yang ingin mempunyai
sejarah silsilah guru, beliau sendiri yang menulisnya.
Apabila beliau batal dari wudu, beliau melaksanakan
mandi wajib pengganti wudu. Pernah terjadi pada suatu
malam beliau menderita sakit perut, sampai lima puluh
kalau beliau bolak-balik pergi ke kakus untuk qodo hajat,
dan setiap balik itu selalu beliau melaksanakan mandi
wajib.
Adakalanya beliau langsung sendiri pergi ke pasar
berbelanja untuk makanan fakir miskin, hal ini kalau
terlihat pelayannya sedang istirahat. Syekh tidak merasa
canggung bekerja seperti menumbuk, memasak makanan
lalu membagikannya kepada fakir miskin.

- 137 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Syekh sangat menghormati para penziarah yang
datang berkunjung kepada beliau. Jarang sekali beliau
makan daging atau makan makanan yang serba enak dan
mewah. Pribadi beliau sangat tawadu, ikhlas lillahi ta’ala.
Beliau sering berbelanja ke pasar untuk memenuhi
keperluan dan permintaan keinginan anak-anak. Karomah
beliau jarang diperlihatkan atau dipamerkan kepada
umum, malah seringkali disembunyikan.
Pernah beliau berkata: "Barang siapa yang
memperlihatkan, memamerkan karomah, tiada lain ia
hanya mengharapkan duniawiyahnya saja, kecuali kalau
diperintah Alloh, atau karena motivasi hikmah". Pada
setiap hari beliau melaksanakan sholat sunnat seribu
rokaat banyaknya, yang dibaca surat Mujammil, Surat
Rohman. Bila membaca surat Al-lkhlas sekurang-
kurangnya dibaca seratus kali.
Setiap melaksanakan sholat fardu diakhiri dengan
khatarn al-Qur'an. Tiap malam beliau membaca Asma
Arbainiyyah enam ratus kali banyaknya, demikian pula
pada siang harinya. Seusai sholat Duha, sholat Asar, dan
ba’da sholat Tahajud beliau membaea doa Saefi, lalu
beliau membaca Sholawat Kubro, Asmaul Husna. Asmaun
Nabawi, dan setiap bacaan sebanyak seribu kali.

- 138 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
57. MANQOBAH KELIMA PULUH TUJUH ; SYEKH
NAQSYABANDI MENERIMA TALKIN ZIKIR ISMUDZAT
DARI SYEKH ABDUL QODIR

Syekh Abdullah Al Balko meriwayatkan dalam kitab


Khawariqul Ahtab Fi Ma'rifatil Akhtob pada bab kedua
puluh lima: "Saya menerima berita dari Khowajaki
Sarmasat, ia mendengar pembicaraan guru-guru (para
Syekh Kamilin) yang bertempat tinggal di negara Bukhori,
mereka menceritakan bahwa Syekh Abdul Qodir Ghaotsal
'Adhom pada suatu hari beliau berdiri diatas pagu, loteng
sebuah rumah menghadap ke arah kawasan Bukhoro.
Disana beliau bersama-sama dengan jamaah ikhwan,
beliau mencium wangi kemuliaan, lalu Syekh berkata:
"Nanti sepeninggalku, pada masa seratus lima puluh tujuh
tahun yang akan datang, akan lahir seorang anak lelaki
Qolandi Muhamadi, nama lengkapnya Syekh Bahauddin
Muhammad An-Naqsyabandi. Dia akan memperoleh
limpahan nikmat keistimewaanku", dan hal ini terbukti
seperti apa yang dikatakan Syekh.
Diriwayatkan pula, pada waktu Syekh Naqsyabandi
setelah beliau menerima baiat pentalkinan dari gurunya
As-Sayyid Amir Kulal, gurunya memerintahkan kepada
Syekh Naqsyabandi agar thorekatnya itu dihayati dengan

- 139 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
sungguh-sungguh, dengan menguatkan ingatannya
kepada lsmul 'Adhom.
Dirasakan oleh beliau bahwa Ismu Dzat itu masih
labil, belum mantap dalam hatinya, sehingga timbul rasa
cemas, lalu berangkatlah menuju suatu lapangan,
kebetulan di sana beliau bertemu dengan Nabi Khidir a.s.
Setelah disambut dengan ucapan salam, Nabi Khidir a.s.
berkata: "Wahai Bahauddin, sesungguhnya Ismu Dzat itu
telah sampai padaku, telah kuperoleh dari Syekh Abdul
Qodir, oleh karena itu saya anjurkan padamu agar kami
bertawajjuh rabithoh kepada Syekh Abdul Qodir untuk
memperoleh keberkahannya".
Pada malam harinya, Syekh Bahauddin mimpi
bertemu dengan Syekh Abdul Qodir, langsung beliau
memberi isyarat dengan jari tangan kanannya ke arah
dada Syekh Bahauddin, lalu beliau mencap mentalkin
lsmul 'Adhom itu pada hatinya.
Setelah ditalkin, terasa kemantapan dan bisa
menghayati sesuatu yang dicemaskan tadi. Keesokan
harinya telah dikenal di kalangan masyarakat di tempat
itu hal yang telah dialami Syekh Bahauddin, lalu mereka
menanyakannya. Syekh Bahauddin menjawab:
"Sesungguhnya ini suatu pelimpahan dari segala
kelimpahan suatu inayah, pada malam keberkahan itu,
saya telah memperoleh limpahan kenikmatan dari

- 140 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
Gaotsal 'Adhom dan pada malam itu saya melihat
bertambahnya peningkatan kondisi mental
kerohanianku".
Pada masa itu telah mashur di kalangan masyarakat
dan para wali bahwa Syekh Bahauddin telah dicap
Ismudzat pada hatinya oleh Syekh Abdul Qodir. Demikian
pula halnya Syekh Abdul Qodir mencap, mentalkin lsmul
'Adhom (Ismu Dzat) pada hati murid-muridnya.
Kemudian banyak para wali yang datang berkunjung
kepada Syekh Bahauddin, mereka menanyakan tentang
pandangannya atas perkataan Syekh Abdul Qodir:
"Qodamii ‘Alaa Roqobati Kulli Waliyulloh". Syekh
Bahauddin menjawab "Sesungguhnya menurut
pandanganku beliau itu bukan hanya sekedar memijak
pundak, tapi "’Alaa ‘aeni au ’alaa Bashirotti (Memijak
pada mataku atau pada mata hati nuraniku)".

- 141 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
‫‪DOA MANAQIB‬‬

‫ِالرََّبنِ‬
‫صفيااءِقُطْب َّ‬
‫ِاَلا ْ‬
‫ِاَلا ْوليااء اِوِقُ ْد اوة ْ‬
‫ِس ْلطاان ْ‬
‫ضارة ُ‬
‫ِح ا‬
‫ا اٰل ا‬
‫ِاْلاْي اَلنِ‬
‫ِعْب ُدِالْ اقاَر ْ‬
‫‪ِ,‬السيدِالشَّْي ْخ ا‬
‫ِالص ام ادان َّ‬
‫اوالْغا ْوث َّ‬
‫ُِما َّم ٍدِ‬
‫اِوام ْواَل اَن ُ‬
‫ىِسيد اَن اِو احبْيبنا ا‬
‫ِعلا ا‬ ‫"الْ افاِتاةُ"ِاللَّ ُه َّم ا‬
‫ِصل اِو اسل ْم ا‬
‫ِاِلُ ْس اَنِ‬
‫ِ ْ‬ ‫ي‪ِ.‬الل ُه َّمَِبا َْساائ ا‬
‫يِام ْ ا‬
‫ص احابهِا ْْجاعِ ْ ا‬
‫او اعلاىِاله اِوا ْ‬
‫ِعْبدِالْ اقاَرِالْ ُم ْجتا اَبِ‬
‫ِ ا‬‫ىِوَبا َْسااء اِولي ا‬
‫صطااف ا‬
‫ِِالْ ُم ْ‬
‫اوَبا َْسااءِنابي ا‬
‫ِِ‬
‫ِ اِواُمابَّت ا‬
‫اه ادت ا‬ ‫ش‬ ‫ِم‬‫ن‬‫ِع‬ ‫َن‬ ‫د‬ ‫اع‬ ‫ٍ‬
‫ا‬
‫ُْ ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ُ‬ ‫ص ُا‬
‫ب‬ ‫ِي‬‫ف‬ ‫طاه ْرِقُلُ ْوبانااِم ْنِ ُكل اِو ْ‬
‫اِص ُد ْواراَن اِوياس ْرِبااِاُُم ْواراَنِ‬
‫اعة اِو اشر ْحِبا ُ‬
‫اْلا ام ا‬
‫ىِالسنَّةِِ او ْ‬
‫اِعلا ُّ‬
‫اوامْت نا ا‬
‫اِوا َْف ْرِبااِذُنُ ْوبانا ااواقْضِ‬
‫فِبااِ َُ ُم ْوامنا ا‬
‫اِوا ْكش ْ‬
‫اَِهُْوامنا ا‬
‫اوفار ْجِبا ُ‬
‫اِوتا اقبَّ ْلِبااِتا ْوباتا نااِ‬
‫اِوبال ْغِبااِا امالانا ا‬
‫صل ْحِبااِا ْح اوالانا ا‬
‫اِوا ْ‬
‫اَِيُ ْونانا ا‬
‫با ُ‬
‫يِ‬
‫اج اع ْلنااِبااِم انِالْ ُمتَّبع ْ ا‬
‫اِو ْ‬
‫اِح َّجتا نا ا‬
‫ص ْرِبا ُ‬
‫اِوانْ ُ‬
‫اِح ْوباتا نا ا‬
‫اوا َْش ْلِبا ا‬
‫يِِبا احبَّتهِالْ ُم ْهتاديْ انِبا ْديه اِوس ْ اْته اِوتا اوفَّنااِ‬
‫ِِالْ ُمتَّصف ْ ا‬
‫ل اشريْ اعةِنابي ا‬
‫اح ُش ْراَنِف ُِزْمارتهِ‬
‫اعته اِو ْ‬
‫ِش اف ا‬
‫ض ال ا‬
‫ِِترْمنااِفا ْ‬
‫ىِسنَّته اِواَل اْ‬
‫اِعلا ُ‬
‫با ا‬
‫‪- 142 -‬‬
‫‪KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB‬‬
‫َِيِ‬
‫ص احابهِالْيام ْي ا‬
‫ي اِوا ْ‬
‫ِالسابق ْ ا‬
‫ي اِوا ْشيااعه َّ‬
‫اواتْ بااعهِالْغُرِالْ ُم اح َّجل ْ ا‬
‫اِخلا ْقتاِنااِلاهُ اِواَلِتا ْشغُْلِنااِِبااِ‬
‫ي‪ِ.‬الل ُه َّمِافْرَْ اَِنِل ام ا‬ ‫ِالراْح ْ ا‬
‫ا ْر اح ام َّ‬
‫ِ اِواَلتُ اعذبِْنااِاِواَْن ُِنِ‬
‫ِِترْمِنااِاِواَْن ُِنِِنا ْسالُ ا‬
‫تِِلانااِبه اِواَل اْ‬ ‫تا اكلَّ ْف ا‬
‫ِْجْيِ ِ‬ ‫ِشرِالْف اَت اِو اعافِنااِم ْن ا‬ ‫ِاعص ْمِنااِم ْن ا‬ ‫ِنا ْستاِ ْغفُراك‪ِ.‬الل ُه َّم ْ‬
‫ِاِل ْقدِ‬
‫صل ْحِمِنَّاِ اماِظا اِهار اِواماِباطا ان اِوناقِقُِِلُِْوباِنااِم ان ْ‬ ‫الْم احن اِوا ْ‬
‫ٍ‬
‫ِِم ْنِ‬ ‫ِعلاْيِنااِتاباا اعةًَِلا احد‪ِ.‬الل ُه َّمِا ََِّنِِنا ْساِلُ ا‬ ‫َِت اع ْل ا‬
‫اِلا اسدِِ اواَل اْ‬ ‫اِو ْ‬
‫ِوِنا ْستا ْغفُراكِم ْنِ ُكل اِماِ‬ ‫ِش ٍر اِماِتا ْعلا ُم اِ‬
‫ِِم ْن ا‬ ‫ِوناِ ُع ْوذُب ا‬‫اخ ٍْْ اِماِتا ْعلا ُم اِ‬
‫ِع ََّل ُمِالْغُيُ ْوب‪ِ.‬اللُّ ُِه َّمِناِوْرَِبلْع ْلمِ‬ ‫ت ا‬ ‫ِِتا ْعلا ُم اِواَلنا ْعلا ُم اِوانْ ا‬‫تا ْعلا ُمِانَّ ا‬
‫صِم انِالْف اَتِسَِّراَِنِ‬ ‫ِِبا اِداناِنااِ او اخل ْ‬‫اعت ا‬ ‫استا ْع ام ْلِبطا ا‬ ‫قُِِلُِْوباِنااِاِو ْ‬
‫اوا ِْشتاغ ْلَِب َْل ْعتباارِف ْكِراَِنِ اوقِنااِ اشَّر اِو اساوسِالشَّْيطاا اِنِ اواج ْراَِنِمْنهُِ‬
‫ِعلاْيِنااِ ُس ْلطاا ٌِن‪.‬‬
‫ْحا ُنِ اح ََّّت اَِلِيا ُك ْو انِلاهُ ا‬
‫اَي اِر ِْ‬

‫الّت اكِل اسيئ اِماِتا ْعلا ُمِ‬


‫ِاَلا ْخ اذَِبا ْح اسن اِماتا ْعلا ُم اِو َِّْ‬
‫ِ ْ‬ ‫الل ُه َّمِا ََِّنِِنا ْسالُ ا‬
‫ِِالتَّ اك ُّف الَِبلرْز اِوالُُّنَزْه ادِفِالْ اك افاف اِوالْ ام ْخار اجَِبلْبا ياانِ‬
‫اِوِنا ْسالُ ا‬

‫‪- 143 -‬‬


‫‪KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB‬‬
‫ِح َّج ٍة اِوالْ اع ْد الِفِ‬
‫ُ‬ ‫ل‬‫ك‬‫ُ‬ ‫ِ‬‫ِف‬‫اب‬
‫و‬ ‫ا‬ ‫لص‬
‫َّ‬ ‫َِب‬‫ح‬ ‫ل‬
‫ا‬ ‫ف‬
‫ا‬ ‫ل‬
‫ْ‬ ‫ا‬
‫ِو‬‫ة‬‫ِشب ه ٍ‬
‫م ْنِ ُكل ُ ْ ا ا ا‬
‫صاَِفِ‬
‫َّسلْي امِعْن ادِنُُُنَزْولِالْ اقمااء اِو ْاَلقْت ا‬
‫اِوالت ْ‬
‫ْ ا‬ ‫ضب اِوالر ا‬
‫الْغا ا‬
‫اْ ِفِالْ اق ْول اِوالْف ْعل اِوالص ْد ِفِا َْلاُْنَزلِ‬ ‫الْ اف ْقر اِوالْغنااء اِوالت اَّو ُ‬
‫اْلاد‪ِ.‬الل ُه َّمِا َّنِِلانااِذُنُ ْوًَبِفْي اماِباْي ناِنااِ اوباْيِِنا ا‬
‫ِ اِوذُنُ ْوًَبِفْي اماِباْي ناِنااِ‬ ‫اِو ْ‬
‫ِِمْن اهاِفاا َْف ْرُُ اِواماِ اكا انِمْن اهاِ‬
‫ِ‪ِ.‬الل ُه َّم اِماِ اكا انِلا ا‬
‫ِخ ْلق ا‬
‫ي ا‬‫اوباْ ا‬
‫صلَّىِ‬
‫ِ اِواس ُِالْ ام ْغفارة اِو ا‬ ‫ِِانَّ ا‬
‫ضل ا‬ ‫ِعِنَّاِ اوا َْنِنااِب اف ْ‬
‫ِِفاتا اح َّم ْلهُ ا‬
‫ْلاْلق ا‬
‫اِلا ْم ُدِ‬
‫ي اِو ْ‬ ‫ع‬ ‫ْج‬ ‫ا‬ ‫ِ‬‫ه‬ ‫اب‬ ‫ح‬‫ص‬ ‫ا‬‫ِو‬ ‫ه‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫ىِ‬ ‫ل‬ ‫ِ‬
‫ع‬ ‫ُِم َّم ٍ‬
‫ا ْا‬ ‫ْ‬ ‫ا ْا‬ ‫ا‬ ‫ِخ ْلقه ُا ا ا‬
‫ِو‬ ‫د‬ ‫ىِخ ْْ ا‬ ‫ِعلا ا‬ ‫هللاُ ا‬
‫ي‪ِ .‬‬ ‫لل اِربِالْ اعالام ْ اِ‬

‫ِ‬

‫ِ‬

‫ِ‬

‫ِ‬

‫ِ‬
‫‪- 144 -‬‬
‫‪KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB‬‬
SHOLAWAT BANI HASYIM

‫ُِما َّم ٍد اِو اِعلاىِآله اِو اسل ْمِتا ْسلْي ًما‬


ُ ‫ِعلاىِالنََّبِا َْلااَشى‬ ‫اللَّ ُه َّم ا‬
‫ِصل ا‬
Allaahumma shalli ‘alan-nabiyil Haasyimiyyi
Muhammadiw wa’alaa aalihi wa sallim tasliiman

Artinya : “Ya Allah, Berikanlah rahmat serta salam kepada


seorang nabi keturunan Bangsawan Hasyim, yakni
Muhammad beserta keluarganya, semogalah tetap
selamat dan sejahtera”.

- 145 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
DAFTAR MADZAS CABANG PONPES DZIKIR AL FATH

(Majlis Dzikir Aurod dan Sholawat Al Fath)

MADZAS PUSAT : PONPES DZIKIR AL FATH


Pimpinan : Prof. DR. KH. Muhammad Fajar
Laksana, SE., CQM., MM., Ph.D
Pusat Informasi : 0815-6340-0699 (Hardi Soenarto)
0858-6133-9744 (Ipan M. Hanipan)
Alamat : Jl. Merbabu Perum Gading Kencana
Asri Blok G.5 RT009/ RW015 Kelurahan Karangtengah,
Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi. Kode Pos
43121.

1. Madzas Cab. Kalapanunggal


• Pimpinan : Ust. Harun Arassyid
• No. HP : 0857-2300-6453
• Alamat Lengkap : Kp. Pasir Awi RT11/ RW03
Kecamatan Kalapa Nunggal Kabupaten Sukabumi

- 146 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
2. Madzas Cab. Cibadak
• Pimpinan : Ust. Jalaludin
• No. HP : 0857-9447-3274
• Alamat Lengkap : Kp.Genteng RT 02/05 Desa batu
Nunggal kecamatan cibadak kabupaten sukabumi

3. Madzas Cab. Parakan Salak


• Pimpinan : Ust. Ujang Muhidin S.Kom
• No. HP : 0838-1908-7306
• Alamat Lengkap : Kp. Cisarua Rt 03/04. Desa
Bojonglongok, Kec. Parakansalak, Kab. Sukabumi

4. Madzas Cab. Bhayangkara


• Pimpinan :
Tabib H.M. Ishak Munawar AM. S.Pd.I.
• No. HP : 0857-9733-4533
• Alamat Lengkap : Jl. Gotong royong Gg.
Pembangunan No. 5 RT O3 RW 05 Kel. Gunung Puyuh
Kec. Gunung Puyuh Kota Sukabumi

- 147 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
5. Madzas Cab. Cibeureum
• Pimpinan : Ust. Apendi Sulaeman S.Ag
• No. HP : 0858-6159-7850
• Alamat Lengkap : Jl. R.A. Kosasih Gg.H. Junaedi
RT.01/RW19 Desa. Sukaraja Kec. Sukaraja Kab. Sukabumi

6. Madzas Cab. Kabandungan


• Pimpinan : Ust. Yusup Maulana
• No. HP : 0857-9490-7480
• Alamat Lengkap : Kp. Tangkolo RT.03/RW.01
Desa. Tugubandung Kecamatan Kabandungan , Kab.
Sukabumi

7. Madzas Cab. Cipanas - Cianjur


• Pimpinan : Ust. Sufyan Tsawrye
• No. HP : 0811-117-611
• Alamat Lengkap : Kp. Guling Munding RT
04/RW01 Desa Cibanteng, Sukaresmi – Cianjur

- 148 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
8. Madzas Cab. Cidahu
• Pimpinan : Ust. Ajid
• No. HP : 0858-6158-6662
• Alamat Lengkap : Kp. Legoknyenang RT.
07/RW.05 Desa Cidahu Kec Cidahu Kab Sukabumi

9. Madzas Cab. Bogor


• Pimpinan : H. Hoerudin
• No. HP :-
• Alamat Lengkap : Kp.Parung Banteng Rt
04/01 no 110 Kel.Katulampa Kec Kota Bogor Timur Kota
Bogor Sukabumi

10. Madzas Cab. Hayatul Qur'an Karamat


• Pimpinan : KH. M. Jayadi Seteja
• No.Hp : 0858-6334-4277.
• Alamat : Jl terusan karamat gotong
royong rt 03/11 kel kec gunung puyuh kota smi.

- 149 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
11. Madzas Cab. Banten
• Pimpinan : Ust. Aden Sunandar
• No. HP : 0817-569-990
• Alamat Lengkap : Komp jerang baru permai
jalan cendana 3 no 2 kel karang asem kec cibeber kota
cilegon banten

12. Madzas Cab. Limbangan


• Pimpinan : Ust. Rohili, S.Pd.I
• No. HP : 0856-5962-7083
• Alamat Lengkap : Jl. Goalpara Perum Pesona
Limbangan Blok C6 No.1 Jl. Pisang Kab. Sukabumi

13. Madzas Cab. Rajamandala


• Pimpinan : Ust. Kikim Lukman Hakim
• No. HP : 0878-2339-6777
• Alamat Lengkap : Jl. Raya Cipatat No.280
Kp.WR Tiwu RT.01/RW.16 Cipatat, Bandung Barat.

- 150 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB
CATATAN:

- 151 -
KITAB PEDOMAN UPACARA AMALIYAH MANAQIB

Anda mungkin juga menyukai