Dosen Pengampu:
Mokhamad Ali Musyaffa, Lc., M.Pd.
Disusun oleh:
Devina Puspita Sari (22051029)
Mayada Firdausy (22051006)
M. Arif Prayoga (22051013)
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Makalah.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Cara Menghormati Nabi....................................................................2
B. Membaca Shalawat Nabi...................................................................4
C. Memperingati Maulid Nabi...............................................................9
D. Syafa’at Nabi.......................................................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................18
B. Saran....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW berperan sebagai wasilah
yang melancarkan do’a umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah
satu rahasia do’a atau sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga
banyak yang bertanya kenapa nabi malah dido’akan umatnya? Untuk
itulah jika kita berdo’a kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu
bersholawat kepada Nabi SAW, karena do’a kita akan lebih terkabul dari
pada tidak berwasilah melalui bersholawat.
Sholawat itu tanda cinta pada Rasulluah, tanda terima kasih yang tak
terhingga, karena itu kitab isa bertauhid mengenal Allah Azza wa Jalla.
Semoga kita dikumpulkan dalam panji junjungan kita Nabi Muhammad al
Musthofa Saw dan semoga dengan membaca Sholawat ini kitab isa
mendapatkan Syafa’at-Nya.
B. Rumusan Makalah
a. Bagaimana Cara Menghormati Nabi?
b. Bagaimana Membaca Shalawat Nabi?
c. Bagaimana Cara Memperingati Maulid Nabi?
d. Apa aitu Syafa’at Nabi?
C. Tujuan Makalah
a. Untuk Mengetahui Cara Menghormati Nabi
b. Untuk Mengetahui Cara Membaca Shalawat Nabi
c. Untuk Mengetahui Cara Memperingati Maulid Nabi
d. Untuk Mengetahui Beberapa Syafa’at Nabi
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
Al- A’zami. Sejarah teks Al- Qur’an dari wahyu sampai komplikasi, Penerbit Gema Insani:
Jakarta. cet. Kedua, 2006.
v
dengan rasa hormat. Hindari penggunaan nama beliau tanpa panggilan
kehormatan, seperti "Nabi Muhammad SAW" atau "Rasulullah. Upayakan
untuk menghadiri majelis ilmu. Majelis ilmu adalah pertemuan atau
ceramah keagamaan di mana Anda dapat belajar lebih banyak tentang
kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Menghadiri acara-acara
semacam itu adalah bentuk penghormatan.2
2
Abduh, Muhammad. Risalah Tauhid. P.T. Bulan Bintang: Jakarta. cet. Kesepuluh, 1996.
3
Al- Abrasyi, Athiyah. Biografi Muhammad. Penerbit Darul Hikmah: Jogjakarta, 2014.
4
Adnan, Taufik. Neomodernisme Islam Fazlur Rahman. Bandung: Mizan. cet. Keempat, 1992.
vi
B. Membaca Shalawat Nabi
SHALAWAT (صلوات, sholawat atau selawat) secara bahasa artinya
"permohonan kepada Tuhan; doa; doa kepada Allah SWT untuk Nabi
Muhammad Saw beserta keluarga dan sahabatnya".Shalawat adalah wujud
keimanan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan
Allah (Rasulullah).Ucapan atau bacaan shalawat "standar" adalah
"Allohumma sholli 'ala Muhammad" ( )َالَّلُهَّم َص ِّل َع ٰل ى ُم َح َّم ٍدyang artinya "Ya
Allah berilah keselamatan kepada Muhammad" atau "Allahumma shalli
'ala Muhammad wa'alaa aali Muhammad" ( َو َع َلى آِل ُم َح َّم ٍد، )الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّم ٍد
yang artinya "Ya Allah berilah keselamatan kepada Muhammad dan
kepada keluarga Muhammad".Umat Islam setidaknya membaca sholawat
tiap kali sholat lima waktu, yaitu dalam doa tahiyat atau tasyahud akhir.5
Bunyi Shalawar, sebagai berikut:
، َو َباِرْك َع َلى ُم َح َّم ٍد، َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْبَر اِهيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهيَم، َو َع َلى آِل ُم َح َّم ٍد، الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّم ٍد
ِإَّنَك َح ِم يٌد َمِج يدَمِج ي، َو َع َلى آِل ِإْبَر اِهيَم، َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى ِإْبَر اِهيَم، َو َع َلى آِل ُم َح َّم ٍد
6
Al- Mubarakfury, Syaik Syafiyyurrahman, Perjalanan Hidup Rasul yang Agung Muhammad Saw.,
Penerbit Darul Haq: Jakarta. cet. Kesepuluh, 2008.
vii
Pengertian Shalawat
viii
dalam Al-Qur'an, diawali dengan keterangan Allah SWT dan para
malaikat bahkan senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad
Saw.
ِإَّن َهَّللا َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ۚ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْسِليًم ا
8
Assa’idi, Sa’dullah. Pemahaman Tematik Al-Qur’an Menurut Fazlur Rahman.Penerbit Pustaka
Pelajar: Yogyakarta. cet. Pertama, 2013.
ix
Bacaan sholawat yang paling ringkas yang sesuai dalil-dalil
yang shahih, yaitu Allahumma shallii wa sallim ‘alaa nabiyyinaa
Muhammad. Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan
salam kepada Nabi kami Muhammad).
الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّم ٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى (ِإْبَر اِهيَم َو َع َلى) آِل ِإْبَر اِهيَم ِإَّنَك َح ِم يٌد َمِج يٌد
َو َباِرْك ) َع َلى ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّم ٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى (ِإْبَر اِهيَم َو َع َلى) آِل:الَّلُهَّم َباِرْك (ِفي ِرَو اَيٍة
ِإْبَر اِهيَم ِإَّنَك َح ِم يٌد َمِج يٌد
x
Maha Mulia. Ya, Allah. Berilah berkah (tambahan kebaikan) kepada
Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau
telah memberi berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. [HR Bukhari,
Muslim, dan lainnya)Termasuk shalawat yang disyari’atkan, yaitu
shalawat yang biasa diucapkan dan ditulis oleh Salafush Shalih.
Dengan membaca shalawat, apa yang kita niatkan lebih mudah terkabul
dan terwujud. Amin Ya Rabbal 'Alamin. Wallahu a'lam bish-shawabi.
10
Jamaruddin, Ade. Epistimologi Ilmu-ilmu Al- Qur’an. Perum. Kota Mas Asri No.2 Cimahi:
Bandung. cet. Pertama, 2011.
xi
bahwa perayaan Maulid Nabi sudah dilakukan oleh masyarakat
muslim sejak tahun kedua Hijriah. Catatan tersebut merujuk pada
Nuruddin Ali dalam kitabnya Wafa'ul Wafa bi Akhbar Darul
Mustafa. Dalam catatan tersebut dijelaskan bahwa seorang bernama
Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul
Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah dan
memerintahkan penduduk mengadakan perayaan kelahiran Nabi
Muhammad di Masjid Nabawi. Dari Madinah, Khaizuran juga
menyambangi Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada
penduduk Makkah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad.
Sementara itu, berbeda dengan Madinah, di Makkah
Khaizuran memerintahkan kepada penduduk untuk merayakan
Maulid di rumah-rumah mereka.Khaizuran merupakan sosok
berpengaruh selama masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti
Abbasiyah, yaitu pada masa Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-
Abbas (suami), Khalifah al-Hadi dan Khalifah al-Rasyid
(putra).Karena pengaruh besarnya tersebut, Khaizuran mampu
menggerakkan masyarakat Muslim di Arab. Hal ini dilakukan agar
teladan, ajaran, dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad SAW
bisa terus menginspirasi warga Arab dan umat Islam pada
umumnya.
Pada masa Dinasti Abbasiyah, pembaruan pemikiran
memang banyak terjadi di semua sektor kehidupan, dari
perkembangan ilmu-ilmu umum, arsitektur, hingga situs-situs
sejarah. Khaizuran merupakan salah satu sosok yang mempunyai
perhatian besar terhadap Nabi Muhammad SAW beserta situs-situs
sejarah peninggalan Nabi.Termasuk memprakarsai penghormatan
terhadap kelahiran Rasulullah SAW. Muhammad diyakini lahir
pada 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah (570 Masehi). Namun dalam
catatan Muhammad Husain Haekal dalam Sejarah Hidup
Muhammad (2006), ada juga pendapat-pendapat lain yang
xii
menyatakan bahwa Nabi lahir lima belas tahun sebelum peristiwa
gajah. Ada juga yang mengatakan ia dilahirkan beberapa hari atau
beberapa bulan dan bahkan juga beberapa tahun sesudah Tahun
Gajah. Ada yang menaksir tiga puluh tahun dan ada juga yang
menaksir sampai tujuh puluh tahun. Di Jazirah Arab, masa sebelum
Islam didakwahkan Nabi Muhammad SAW itu disebut sebagai
zaman Jahiliyah atau masa ketidaktahuan, sesat, atau bodoh.11
Tradisi Maulid Nabi Di Indonesia
Dari situs resmi Nahdlatul Ulama, momentum kelahiran
Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awwal diperingati oleh
Muslim di seluruh dunia dengan perayaan Maulid. Tak terkecuali
di Indonesia, peringatan Maulid Nabi SAW dilakukan dengan
berbagai tradisi. Masyarakat Jawa misalnya, merayakan Maulid
dengan membaca Manakib Nabi Muhammad dalam Kitab Maulid
Barzanji, Maulid Simtud Dhurar, Diba', Saroful Anam, Burdah,
dan lain-lain. Usai membaca Manakib Nabi Muhammad, biasanya
masyarakat menyantap makanan bersama-sama yang disediakan
secara gotong royong oleh warga.
11
Fachrurozie, Doddy, Riwayat Nabi Muhammad Saw dan Tempat-tempat Suci Agama Islam.
Penerbit Angkasa: Bandung. cet.Pertama, 2000.
xiii
Maudu Lompoa berarti Maulid Besar atau lebih dikenal
sebagai puncak peringatan maulid. Dalam perayaan ini, warga
mengarak replika perahu Pinisi yang dihias beraneka ragam kain
sarung dan dipamerkan di tepi sungai. Salah satu daerah yang
terkenal dalam perayaan ini ialah Desa Cikoang, Kecamatan
Laikang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Setelah
dipamerkan, replika perahu sepanjang lima meter tersebut diangkat
dan diarak warga keliling desa. Sepanjang acara, tabuhan gendang
atau seni musik Gandrang Bulo khas masyarakat lokal terus
terdengar. Di dalam perahu, disimpan makanan nasi ketan khas
Makassar atau biasa disebut Songkolo dan dihias telur berwarna-
warni. Sajian makanan ini melambangkan bahtera yang membawa
berkah bagi masyarakat Cikoang.
12
Gulen, Fethullah. Kehidupan Rasul Allah Muhammad Saw. PT. Raja Grafindo: Jakarta. cet.
Pertama, 2002.
xiv
Terdapat beberapa dalil syar'i terkait dengan peringatan
Maulid Nabi dari Al-Qur'an dan Hadits. Di antaranya adalah
firman Allah dalam QS. Yunus ayat 58 yang artinya, "Katakanlah,
dengan anugerah Allah dan rahmatNya (Nabi Muhammad SAW)
hendaklah mereka menyambut dengan senang gembira." Menurut
Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani, bergembira
dengan adanya Nabi Muhammad SAW ialah dianjurkan
berdasarkan firman Allah SWT pada surat Yunus ayat 58 ini.
[Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Hasani, Ikhraj wa Ta'liq Fi
Mukhtashar Sirah An-Nabawiyah, hal 6-7].
Dalam kitab Fathul Bari karangan al- Hafidz Ibnu Hajar al-
Asqolani, diceritakan pula bahwa Abu Lahab mendapatkan
keringanan siksa tiap hari Senin karena dia gembira atas kelahiran
Rasulullah. Ini membuktikan bahwa bergembira dengan kelahiran
Rasulullah memberikan manfaat yang sangat besar, bahkan orang
kafirpun dapat merasakannya. [Ibnu Hajar, Fathul Bari, Juz 11, hal
431]. Riwayat senada juga ditulis dalam beberapa kitab hadits, di
antaranya Shohih Bukhori, Sunan Baihaqi al-Kubra dan Syi`bul
Iman. [Maktabah Syamilah, Shahih Bukhari, Juz 7, hal 9, Sunan
Baihaqi al-Kubra, Juz 7, hal 9, Syi`bul Iman, Juz 1, hal 443].
وإَّياكم ومحدثات األمور؛ فإَّن كَّل محدثة بدعة وكل بدعة ضاللة
xv
Artinya: Berhati-hatilah kalian dari sesuatu yang baru, karena
setiap hal yang baru adalah bid`ah dan setipa bid`ah adalah sesat".
[HR. Ahmad No 17184].
Pemahaman hadits ini bisa salah, apabila tidak dikaitkan dengan Hadits
yang lain, yaitu:
xvi
ayat Al-Qur'an, berdoa bersama dan kadang diisi dengan ceramah
agama yang mana perbuatan-perbuatan semacam ini sesuai dengan
tuntunan Al-Qur'an maupun Hadits. Dan lafadz لQQ كpada hadits
tentang bid`ah di atas adalah lafadz umum yang ditakhsis.
Artinya: Dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup itu dari air.
(QS al-Anbiya': 30).
D. Syafaat Nabi
Tidak semua orang pantas mendapatkan syafaat. Hanya orang yang
memenuhi syarat yang bisa mendapatkan syafaat di akhirat. Allah
mengabarkan keadaan mereka ini dalam firman-Nya,
“Tidaklah bermanfaat bagi mereka syafaat para pemberi syafaat.” (QS. Al
Muddatstsir: 48).
xvii
Syafaat adalah menjadi perantara bagi yang lain untuk
mendapatkan manfaat atau menolak mudarat. Misalnya syafaat untuk
mendatangkan kebaikan, syafaat Rasulullah SAW bagi penduduk surga
agar mereka memasukinya. Allah memberikan karunia kepada seorang
yang ikhlas, mengampuninya melalui perantaraan doa orang yang diberi
izin memberi syafaat, dalam rangka memuliakannya. Jadi, syafaat adalah
karunia dan keutamaan yang Allah berikan bagi yang diberi
syafaat.Syafaat itu hanya ada pada Allah dan akan berhasil apabila Ia
mengizinkannya. Hal ini sebagaimana tercantum dalam firmanNya, “Dan
berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang
yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang
bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa’atpun selain
daripada Allah, agar mereka bertakwa”. (QS. Al An’am: 51).13
Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa para malaikat, para nabi, dan
orang-orang beriman akan memberikan syafaat. Rasulullah SAW
bersabda: “Malaikat memberikan syafaat, para nabi dan kaum mukminin
13
Husain, Muhammad Haekal. Sejarah Hidup Muhammad. diterbitkan oleh PT. Pustaka Litera
AntarNusa: Bogor Baru. cet. Ketigabelas, 1992.
xviii
memberi syafaat, tidak ada lagi kecuali Dzat Yang Paling Penyayang….”
(Shahih Muslim, hadits no. 302).
Allah berfirman :
“Tidak ada yang memberikan syafaat di sisi Allah kecuali dengan izin-
Nya.” (QS. Al Baqarah: 255).
“Mereka tidak akan memberi syafaat kecuali bagi orang yang diridhai-
Nya.” (QS. Al Anbiya’: 28).
Siapa saja orang-orang yang akan mendapat syafaat di hari kiamat?
1. Pemimpin yang adil.
2. Pemuda yang banyak beribadah kepada Allah.
3. Orang yang hatinya terikat dengan masjidesar.
4. Dua orang atau Lebih yang saling menyayangi karena Allah.
5. Lelaki yang diajak berzina namun menolaknya.
6. Orang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi.
7. Orang yang selalu berzikir.14
14
‘Iyad, Qadi Ibn Musa Al- Yahsubi.Keagungan Kekasih Allah Muhammad Saw. PT. Raja Grafindo
Persada. cet.Pertama, 2002.
xix
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makna sholawat secara umum adalah pernyatan kasih dan cinta.
Setiap orang yang berakal dan berilmu, pastilah mewajibkan dirinya
memperbanyak sholawat Nabi SAW. Mengapa? Tiada kasih dan cinta
yang melebihi kasih dan cinta Nabi SAW kepada umat manusia
Begitu pentingnya membaca sholawat nabi bagi manusia, hingga
Sayyidina Syech Zainal ‘Abidin mengatakan: ciri ahlus sunnah wal
jama’ah ialah banyak membaca sholawat nabi.
Maulid menurut bahasa adalah kelahiran. Sedangkan yang
dimaksud dengan peringatan Maulid Nabi adalah berkumpul untuk
mendengarkan sirah beliau dan mendengarkan pujian-pujian tentang
diri beliau, juga memberi makan orang-orang yang hadir,memuliakan
orang-orang fakir dan orang-orang yang membutuhkan, serta
menggembirakan hati orang-orang yang mencintai beliau.
Munculnya Maulid Nabi adalah pada masa Daulah Fatimiyyun
sekitar abad tiga Hijriyah. Hukum maulid nabi ada yang yang
mengatakan bid’ah, karena ketika kita kembali kepada Al Qur’an
ternyata tidak ada satu ayat pun yang memerintahkannya, demikian
pula di dalam As Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidak pernah melakukannya atau memerintahkannya.
Ulama masa kini manfaatkan momen Maulid, untuk menyegarkan
kembali memori kita terhadap manusia yang amat suci disisi RobNya
yakni Nabi Muhammad SAW, para ulama memberitakan kembali
pribadi, perjuangan dan ahlak beliau kepada umat Islam agar tumbuh
kekaguman disanubari berharap mencontoh pribadi seagungnya
manusia bukan mencontoh tokoh-tokoh kafir. Terlebih lagi tiada
larangan memperingati kelahiran beliau dengan maksud yang ma’ruf
yakni agar umat lebih mengenalnya.
xx
B. Saran
Saran kepada teman-teman agar memperbanyak sholawat karena
telah di nash dalam Al Qur’an surah Al Ahzab Ayat 56 yang
memerintahkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Perintah
Membaca Selawat menurut Hadits "Barang siapa yang bersholawat
kepadaku (Muhammad) satu kali saja, maka aku akan bersholawat
kepadanya sepuluh kali"
Dibolehkan bagi kita untuk memperingati hari kelahiran rasul
dengan cara melakukan syukur berupa membaca Qur’an, memberi
makan fakir miskin, menceritakan keutamaan dan kebaikan Rasulullah
yang bisa menggerakkan hati untuk berbuat baik dan amal sholih.
xxi
DAFTAR PUSTAKA
xxii
Husain, Muhammad Haekal. Sejarah Hidup Muhammad. diterbitkan oleh PT.
Pustaka Litera AntarNusa: Bogor Baru. cet. Ketigabelas, 1992.
‘Iyad, Qadi Ibn Musa Al- Yahsubi.Keagungan Kekasih Allah M uhammad Saw.
PT. Raja Grafindo Persada. cet.Pertama, 2002.
xxiii